MAKALAH DASAR DASAR PERILAKU KELOMPOK (1)

KATA PENGANTAR
Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah memberikan rahmat,hidayah,
serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Dasar-Dasar Perilaku
Kelompok. Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi
dengan Dosen Pengampu Dr.Arnis Budi Susanto,SE.,M.Si. . Dalam menyajikan Makalah ini
kami sengaja menjelaskan secara praktis dan pokok-pokoknya saja, namun demikian
pembahasanya diusahakan cukup mendalam.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat kekurangan. Seiring perkembangan
zaman globalisasi ini. Seperti pepatah mengatakan yang tidak pernah using “Tiada gading yang
tak retak”, oleh karna itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami terima.
Harapan kami, kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-pihak yang
memerluhkan. Terimakasih kami sampaikan kepada pihak pihak turut serta dalam mendukung
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................
Daftar isi ...............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan ...................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Mendefinisakan dan Mengklasifikasikan Kelompok ...........................................
2.2 Tahap-tahap Perkembangan Kelompok................................................................
2.3 Hal-hal Mengenai Kelompok:Peran,Norma,Status,Ukuran,dan Kekohesifan .....
2.4 Kekohesifan………...............................................................................................
2.5 Pengambilan Keputusan Kelompok......................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................
3.2 Saran

...............................................................................................................

Daftar Pustaka ......................................................................................................

..

BAB I
PENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia dalam berbagai
kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok
merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak ditemui kelompokkelompok seperti ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu
organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kercenderungannya untuk mencari keakraban
dalam kelompok – kelompok tertentu. Di mulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang
dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa dan berapakali adanya kesamaan
kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain, dan mulailah mereka
berkelompok dalam organisasi tertentu.
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan
adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan membentuk
prilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah atau
diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok merupakan bagian dari kehidupan
manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok
merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Hal ini akan saling bersinergi manakala aktifitas
akan bersentuhan satu sama lain dalam membentuk satu capaian yang di inginkan bersama.
Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi
prilaku individu dalam satu kondisi organisasi. Perilaku organisasi adalah lebih dari sekedar
kumpulan logika dari perilaku individu. Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan
aktivitas dalam kelompok,


1.2

Rumusan Masalah.
1.

Apa Pengertian Kelompok?

2.

Apa Saja Klasifikasi Kelompok?

3.

Apa Saja Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok?

4.

Apa Saja Hal-Hal Mengenai Kelompok?


5.
1.3

Bagaimana Cara dalam Pengambilan Keputusan Kelompok?

Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Kelompok.
2. Mengetahui Klasifikasi Kelompok.
3. Mengetahui Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok.
4. Mengetahui Hal-Hal Mengenai Kelompok.
5. Mengetahui Pengambilan Keputusan Kelompok.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelompok
Pengertian Kelompok menurut beberapa ahli, diantaranya:
a.

Menurut Schermerhorn, Kelompok adalah Suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang

bekerja dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuan umum

b.

Menurut Greenberg dan Baron, kelompok adalah Sekumpulan dua individu atau lebih yang
saling berinteraksi dengan pola hubungan yang tetap dan saling berbagi tujuan, dan menganggap
mereka sebagai suatu kelompok

c.

Menurut Kreitner dan Kinicki, kelompok adalah Sekumpulan orang dengan keahlian yang
beragam, dimana mereka sepakat dalam suatu kegunanaan, tujuan dan pendekatan.
Sehingga dapat didefinisikan bahwa kelompok adalah dua individu atau lebih yang
berinteraksi dan saling ketergantungan untuk mencapai tujuan tertentu.Kelompok dapat berupa
kelompok formal dan nonformal.
Secara formal kelompok adalah kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi dan
penugasan kerjanya berdasarkan penunjuk penugasan kerja.Sebaliknya kelompok informal
adalah perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal maupun organisasional.

2.2 Klasifikasi Kelompok

Sebelum kita mengetahui lebih jauh mengenai perilaku kelompok dalam organisasi
sebaiknya kita tahu dan mengerti terlebih dahulu apa pengertian kelompok itu sendiri. Suatu
organisasi dapat didirikan oleh sedikitnya dua orang. Kelompok yang terdiri atas hanya dua
orang saja disebut dyads dan yang terdiri atas tiga orang saja disebut tryads.
Didalam suatu keompok belum tentu para anggota mempunyai atribut (sifat-sifat, ciri-ciri)
yang sama. Para anggota kelompok yang mempunyai kesamaan atribut disebut cohort. Jadi
kelompok adalah dua orang atau lebih berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk
mencapai tujuan tertentu.
Kelompok dapat dibedakan ke dalam berbagai macam, tergantung pada sudut, pensifatan,
tugas, atau pandangan:

1.

Kelompok formal (formal group), adalah kelompok yang sengaja dibentuk dengan keputusan
manager melalui bagan organisasi untuk menyelesaikan suatu keputusan manager melalui bagan
organisasi untuk menyelesaikan suatu tugas secara efisien dan efektif.

2.

Kelompok informal (informal group), adalah kelompok yang tidak dibentuk secara formal

melalui struktur organisasi, yang muncul karena adanya kebutuhan akan kontak sosial.

3.

Kelompok komando (command group), adalah bagian dari kelompok formal. Kelompok
komando memiliki definisi yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan
melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi.

4. Kelompok tugas (task group), adalah suatu kelompok yang bekerja sama untuk menyelesaikan
suatu tugas atau proyek tertentu. Kelompok tugas juga termasuk bagian dari kelompok komando.
5.

Kelompok persahabatan, merupakan bagian dari kelompok informal. Kelompok ini terbentuk
karena adanya kesamaan-kesamaan tentang suatu hal.

6.

Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang
sama. Kelompok ini juga termasuk kedalam kelompok informal.
Namun secara garis besar kelompok itu hanya terbagi menjadi 2 saja, yaitu kelompok

formal dan kelompok informal.

A. Kelompok Formal
Kelompok formal ada dalam setiap organisasi. Kelompok formal (formal group) adalah
suatu sub unit organisasi yang resmi yang didirikan dengan anggaran dasar organisasi atau
dengan surat keputusan manajer. Contoh kelompok formal: kelompok kerja, panitia, departemen
kecil, dan tim proyek. Tujuan kelompok formal: peraturan-peraturan, keanggotaan, pemilihan
pemimpin biasanya ditentukan oleh organisasi dalam ketentuan-ketentuan atau perintah
organisasi ini.
Kelompok formal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok komando (command group) dan
kelompok tugas (task group). Di perguruan tinggi misalnya, biro-biro, fakultas-fakultas dan unitunit lainnya yang ada di lingkungan suatu perguruan tinggi atau departemen yang ada dalam
perusahaan.
Anggota kelompok tugas biasanya berasal dari berbagai unit dalam organisasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan akan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas atau proyek tersebut. Panitia penerimaan mahasiswa baru, panitia ujian
semester, panitia wisuda, dan lain-lain yang dilakukan oleh perguruan tinggi atau satuan tugas

yang dibentuk oleh manajer perusahaan untuk mengendalikan/menurunkan biaya operasional
sebesar 10% misalnya contoh dari kelompok tugas.
B. Kelompok Informal

Kelompok informal (informal group) juga dapat ditemukan dalam setiap organisasi.
Kelompok-kelompok ini berkembang menyimpang dari rancangan organisasi yang ditetapkan
secara resmi dan kelompok informal hidup sebagai subkultur yang relatif berkuasa atau dominan
dalam organisasi. Ada kelompok informal yang terdiri dari para manajer disamping kelompokkelompok informal yang terdiri dari para pekerja non-pengawas.
Kelompok informal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok persahabatan dan kelompok
kepentingan. Kelompok persahabatan terbentuk karena adanya kesamaan-kesamaan tentang
suatu hal, seperti kesamaan hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang, pandangan
politik dan lain sebagainya.
Kelompok kepentingan, yaitu kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang
sama. Sasaran jenis kelompok ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi tetapi semata-mata
untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.
Kelompok-kelompok informal memenuhi bermacam-macam kebutuhan para pekerja.
Keanggotaan dalam kelompok informal memberikan kesempatan untuk memuaskan kebutuhan–
kebutuhan sosial, seperti: berkawan, kasih-sayang serta pembinaan atau pendidikan.
Fungsi khusus kelompok informal yang penting adalah pengaturan perilaku sosial dan
kerja. Meskipun beberapa norma aktivitas sosial diciptakan oleh organisasi dan oleh kebudayaan
luar, namun terdapat kebutuhan untuk mengoperasikan norma-norma tersebut dalam situasi
kerja.
Pentingnya kelompok-kelompok informal sebagai sumber pengaruh atas perilaku dan
pelaksanaan kerja pekerja telah dipertunjukan dalam studi Hawthorne tahun 1930-an. Salah satu

diantara studi tersebut (Bank Wiring Room), sekelompok laki-laki yang memasang kabel dan
menyorder panel telepon diteliti dalam kurun waktu beberapa bulan.

2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi mereka.
Kita menyebut model ini model lima tahap perkembangan kelompok. Meskipun riset

mengindikasikan bahwa tidak semua kelompok mengikuti pola ini, model tersebut adalah sebuah
kerangka kerja yang berguna untuk memahami perkembangan kelompok. Dalam bagian ini, kita
mendeskripsikan model umum yang terdiri atas lima tahap tersebut dan sebuah model alternatid
untuk kelompok – kelompok sementara dengan tenggar waktu.
Seperti diperlihatkan pada gambar model lima tahap perkembangan kelompok (five – stage
– group – development – model) menyebutkan karakteristik perkembangan kelompok dalam lima
tahap yang berbeda pembentukan, timbulnya konflik, normalisasi, hasil berupa kinerja, dan
pembubarannya?
1) Tahap Pembentukan (forming)
Memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepemimpinan kel
mpok tersebut. Para anggotanya “menguji kedalam air” untuk menentukan jenis – jenis perilaku
yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka
sebagai bagian dari kelompok.

2) Tahap Timbulnya Konflik (Strorming)
Satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok
tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang diterapkan kelompok tersebut
terhadap setiap individu. Lebih jauh lagi, terdapat konflik atas siapa yang akan mengendalikan
kelompok tersebut. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif kelas atas
kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
3) Tahap Normalisasi
Tahap ketiga ini adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok
tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang kuat akan
identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming stage) ini selesai ketika
struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian
ekspektasi definisi yang benar atas perilaku anggota.
4) Tahap Performing (Berkinerja)

Pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah
berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.
5) Tahap Adjourning Stage (Pembubaran)
Untuk kelompok – kelompok kerja yang permanen, berkinerja adalah tahap terakhir dalam
perkembangan mereka. Tetapi, untuk komisi, tim, angkatan tugas sementara, dan kelompok kelompok kerja yang mempunyai tugas yang terbatas untuk dilakukan, terdapat tahap
pembubaran. Dalam tahap ini, kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya.
Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya,
perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas. Respons dari anggota kelompok
dalam tahap ini bervariasi. Beberapa merasa gembira, bersenang – senang dalam persahabatan
dan pertemanan yang didapatkan selama kehidupan kelompok kerja tersebut.
Kebanyakan orang yang menginterprestasikan model lima tahap tersebut berasumsi bahwa
sebuah kelompok menjadi semakin efektif seiring kelompok tersebut bergerak melalui empat
tahap. Meskipun asumsi ini mungkin secara benar, apa yang membuat sebuah kelompok efektif
adalah lebih kompleks dari yang dikenali oleh model ini. Di bawah kondisi tertentu, konflik
tingkat tinggi mungkin baik untuk kinerja kelompok yang tinggi. Jadi kita dapat mengharap
untuk menemukan situasi di mana kelompok – kelompo itu dalam tahap II berpenampilan lebih
baik dibandingkan mereka yang berada pada Tahap III dan IV. Dengan cara serupa, kelompo –
kelompok tidak selalu beproses dengan jelas dari satu tahap ke tahap selanjutnya. Kadang –
kadang, pada kenyataannya, beberapa tahapan berjalan pada waktu yang bersamaan, seperti
kelompok yang mengalami konflik dan tampilan waktu yang sama. Bahkan suatu kelompok
terkadang mundur ke tahap sebelumnya. Jadi, pendukung yang paling kuat dari model ini
sekalipun tidak mengasumsikan bahwa semua kelompok mengikuti proses lima tahap secara
tepat atau bahwa tahap IV selalu yang paling diinginkan.
Masalah lainnya dari model lima tahap, terkait pemahaman perilaku yang berhubungan
dengan pekerjaan, adalah penelitian atas awak kokpit dalam sebuah pesawat terbang menemukan
bahwa, dalam 10 menit, tiga orang yang tidak saling mengenal yang ditugaskan untuk terbang
bersama untuk pertama kali menjadi sebuah kelompok yang sangat cepat ini adalah konteks
organisasional yang kuat yang melingkupi tugas dari awak kokpit. Konteks ini memberikan

atauran, definisi tugas, informasi, dan sumber – sumber daya yang diperlukan bagi kelompok
tersebut untuk tampil. Mereka tidak butuh untuk mengembangkan sumber daya, memecahkan
konflik, dan menentukan norma – norma seperti yang diramalkan model lima tahap.
2.4 Hal-hal Mengenai Kelompok:Peran,Norma,Status,Ukuran,dan Kekohesifan
1. Peran
Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki
posisi tertentu dalam unit sosial tertentu. Pemahaman perilaku peran secara dramatis akan
disederhanakan jika masing-masing dari kita memilih satu peran dan memainkannya secara
teratur dan konsisten.


Identitas peran. Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang konsisten dengan peran dan
menciptakan identitas peran. Orang mempunyai kemampuan untuk dengan cepat beralih peran
bila mereka menyadari bahwa situasi dan tuntutannya jelas-jelas membutuhkan perubahan besar.



Persepsi Peran. Pandangan seseorang mengenai bagaimana seseorang seharusnya bertindak
dalam situasi tertentu disebut persepsi peran. Berdasarkan penafsiran atas bagaimana kita
meyakini bagaimana seharusnya perilaku kita, kita terlibat ke dalam tipe-tipe perilaku tertentu.



Pengharapan Peran. Pengharapan peran didefinisikan sebagai bagaimana orang lain meyakini
apa seharusnya tindakan anda dalam situasi tertentu. Bagaimana anda berprilaku, sebagian besar
ditentukan oleh peran yang didefinisikan dalam konteks tindakan anda.



Konflik Peran. Bila individu dihadapkan pada pengharapan peran yang berlainan, akibatnya
adalah konflik peran. Konflik ini muncul bila individu menemukan bahwa patuh pada tuntutan
satu peran menyebabkan dirinya kesulitan mematuhi tuntutan peran lain. Dalam keadaaan
ekstrem, itu akan mencakup situasi di mana dua atau lebih pengharapan peran saling berlawanan.

2. Norma
Semua kelompok telah menegakkan norma, yaitu standar perilaku yang dapat diterima yang
digunakan bersama oleh anggota kelompok. Norma ini memberitahu para anggota apa yang
seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu. Dari titik pandang
individu, norma itu mengatakan apa yang diharapkan dari anda dalam situasi tertentu. Bila
disepakati dan diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai alat untuk mempengaruhi
perilaku anggota kelompok dengan pengawasan eksternal yang minimal. Norma berbada di
antara kelompok-kelompok, komunitas dan masyarakat, tetapi semuanya mempunyai norma.

3. Status
Yaitu posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan ke kelompok atau
anggota kelompok oleh orang lain.


Status dan Norma. Telah ditunjukkan bahwa status mempunyai beberapa pengaruh yang
menarik terhadap kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian. Orang-orang berstatus-tinggi
juga lebih mampu bertahan terhadap tekanan konformitas dari rekan sekerja mereka
dibandingkan dengan status lebih-rendah. Individu yang dinilai tinggi oleh kelompok kerja tetapi
tidak banyak memerlukan atau mempedulikan imbalan sosial yang diberikan oleh kelompok
secara khusus akan mampu memperhatikan secara minimal norma-norma konformitas.



Kesetaraan Status. Penting bagi anggota kelompok untuk meyakini bahwa hierarki status itu
setara. Jika dipersepsikan adanya kesetaraan, terciptalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam
berbagai jenis perilaku korektif.



Status dan Budaya. Pentingnya status bervariasi di antara berbagai budaya. Prancis misalnya,
sangat sadar status. Selain itu, negara-negara berlainan mengenai kriteria yang menciptakan
status. Pesannya di sini adalah untuk memastikan bahwa anda memahami siapa dan apa yang
menentukan status bila berinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda dari budaya anda.

4. Ukuran.
Apakah ukuran kelompok mempengaruhi perilaku keseluruhan kelompok itu? Jawaban atas
pertanyaan itu adalah “Ya” definitif, tetapi efeknya bergantung pada variabel bergantung mana
yang anda perhatikan.
Bukti-bukti misalnya menunjukkan, misalnya, bahwa kelompok kecil lebih cepat
menyelesaikan tugas daripada kelompok besar. Tetapi jika kelompok itu bekerja dalam
pemecahan masalah, kelompok besar secara konsisten mendapat nilai yang lebih baik daripada
kelompok yang kecil.
5. Kekohesifan
Tingkat dimana para anggota kelompoksaling tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk
tinggal didalam kelompok tersebut.Berbagai penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa
hubungan kekohesifan dan produktivitas bergantung pada norma-norma terkait kinerja yang
ditetapkan oleh kelompok.
2.5 Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok

Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat membuat keputusan tak
terprogram, yaitu:


Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu sebab kelompok memiliki
pengetahuan lebih banyak dibandingkan individu.

 Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan merangsang
pencarian lebih luas diberbagai area fungsional di organisasi.
 Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut pandang lebih
unggul dibanding individu.


Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya menghasilkan
penerimaan resiko lebih besar dibanding individu. Keputusan kelompok juga biasanya lebih
dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi bersama.



Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya dilakukan
oleh seorang saja manajer. Individu bertanggungjawab untuk implementasi keputusan kelompok.
Menurut Mansoer (1989:69) ada beberapa kelebihan keputusan kelompok dibandingkan
dengan keputusan individual, antara lain:

1.

Informasi yang lengkap lebih mungkin diadakan. Dalam kelompok terhimpun banyak
pengalaman dan pandangan daripada seorang.

2. Banyak alternatif yang muncul, karena kelompok mempunyai informasi banyak dalam jumlah
dan ragamnya dan dapat mengidentifikasi lebih banyak kemungkinan. Lebih-lebih lagi kelompok
itu terdiri atas berbagai keahlian dan latar belakang pengalaman.
3. Keputusan kelompok lebih berterima. Hal ini disebabkan karena keputusan kelompok lebih
menelaah banyak pandangan dan pendapat, sehingga keputusannya lebih besar kemungkinan
mendapat persetujuan lebih dari banyak orang.
4. Meningkatkan kesempatan terlaksananya hak orang banyak. Keputusan kelompok lebih sesuai
dengan hak demokrasi. Mengingat banyak kesempatan oleh manajer untuk mengambil keputusan
sendiri, maka mengambil kebijaksanaan untuk memberi kesempatan kepada orang lain yang ahli
untuk turut mengambil kebagian dalam pengambilan keputusan, adalah merupakan upaya
meningkatkan legistimasi orang lain.
Selain memiliki kelebihan, pengambilan keputusan secara kelompok juga tidak lepas dari
beberapa kelemahan, di antaranya adalah:

1. Memakan waktu. Keputusan kelompok diperoleh dari hasil diskusi yang panjang, banyak waktu
dipakai untuk rapat-rapat, sedangkan pengambilan keputusan sendiri oleh manajer bisa diambil
dalam waktu singkat, tepat pada saat masalahnya timbul.
2. Dominasi minoritas. Tidak mungkin dalam satu kelompokterwakili semua kepentingan dalam
organissi dan seringkali hanya terdiri atas segelintir orang saja. Kesempatan ini oleh para
anggota kelompok sering digunakan untuk memenangkan kepentingan orang-orangtertentu
dalam organisasinya yang sengaja atau tidak sengaja diwakilinya. Ada kecenderungan dia
mendominasi kepentingan orang terbanyak.
3. Tekanan untuk menyesuaikan. Dalam kelompok ada saja golongan yang mempunyai pengaruh
dan menekan kelompok untuk menyesuaikan diri dengan kehendaknya.
4. Tanggung jawab tersamar. Pada keputusan individual jelas siapa yang bertanggung jawab, tapi
pada keputusan kelompok dari mereka (para anggota) tidak bisa dimintai pertanggung jawaban
perorangan. Tanggung jawab perorangan luluh dalam tanggung jawab bersama.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku kelompok merupakan respon – respon anggota kelompok terhadap struktur sosial
kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi
maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan
kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan
mengenai awal mula terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja
maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri mereka
sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling
berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan
dalam suatu periode waktu.

3.2 Saran
Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah organisasi baik
itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi dengan keadaan organisasi tersebut
dan hanya mempertahankan prilaku yang baik saja sewaktu berada dalam kelompok ke dalam
organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Winahyuningsih,Panca. Perilaku Organisasi. 2017
http://anthoposthink02.blogspot.co.id/2014/02/makalah-prilaku-organisasi.html. (22 Maret 2017)
https://prezi.com/w7ggvyyvxoqq/pondasi-perilaku-kelompok-dan-kerjasam-tim-kerja/. (22
Maret 2017)
http://lukmancoroners.blogspot.co.id/2010/06/kelompok-dan-tim-kerja.html. (25 Maret 2017)
http://hanifsky.blogspot.co.id/2012/04/alasan-alasan-terbentuknya-suatu.html. (25 Maret 2017)
http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-kelompok.html.
Maret 2017)

(28