sejarah perkembangan Islam Di nusantara.

PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA
(Indonesia)
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata kuliah Sejarah pemikiran Tasawuf di indonesia
Semester 1
Dosen : Drs. Adnan , M.Ag.
DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 :
Muhamad Sufyan Tsauri NIM : 1171040099
Dinella Irawati Fajrin

NIM : 1171040032

Fauziah Indah Pahlevi

NIM : 1171040045

Kelas : II A TP


JURUSAN TASAWUF DAN PSIKOTERAPI

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW dan para sahabat dari dulu, sekarang hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada Bapak : Drs. Adnan , M.Ag. yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA” karena telah
menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dan kewajiban kami sebagai
mahasiswa.
Dalam makalah ini Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan

kesalahan, “Bahwa tidak ada gading yang tak retak dan bukanlah gading kalau
tidak retak” oleh karena itu dengan segala kerendahan hati mohon kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis berserah diri. Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan member manfaat bagi semua. Amin,
Ya Rabal ‘Alamiin.

Bandung , 21 Februari 2018
Penulis

Kelompok 2

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I.


i
ii

PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.

Latar Belakang .................................................................. 1
Batasan Masalah .................................................................
Perumusan Masalah ............................................................ 2
Tujuan .................................................................................
Manfaat ............................................................................... 2
Metode penyusunan .... .......................................................
2

BAB II.


PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian

Perkembangan

Islam

Di

3
3

Nusantara .......................
2.2. Perkembangan Islam di Nusantara .........................................
2.3. Wilayah Perkembangan Islam Di Indonesia ..........................

4


2.4. Peranan Islam dalam hal kebudayaan di Nusantara ..............

4

2.5.Tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebaran Islam di

5

nusantara.................................................................................. 8
BAB IV.

PENUTUP
1.1.
1.2.

Kesimpulan ......................................................................
Saran .................................................................................

9


DAFTAR PUSTAKA
14
14
iii
2

3

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sepeninggal Nabi Muhammad saw., agama Islam terus menyebar ke
seluruh penjuru dunia dengan dipimpin oleh khalifah – khalifah. Islam terus
menyebar ke benua – benua Afrika, Asia, bahkan sampai Eropa. Bahkan, agama
Islam pernah jaya di benua Eropa tepatnya di Adalusia, Spayol di bawah khalifah
Salahudin Al-Ayyubi.
Maka sebelum Islam datang ke Indonesia berbagai agama dan kepercayaan
seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha sudah banyak dianut oleh bangsa
Indonesia bahkan beberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan –

kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan
Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan
sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah – wilayah tersebut dapat diterima
dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip – prinsip perdamaian,
persamaan antar manusia, menghilangkan perbudkann dan yang paling penting
juga adalah masuk kedalam Islam sangatlah mudah hanya dengan membaca dua
kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Islam berkembang sangat pesat diantaranya di berbagai wilayah di
Nusantara yang mula – mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra
dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing – masing
kerajaan kedua kerajaan tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu
kerajaan Perlak dan Samudra Pasai. Dari tanah Sumatra Islam menyebar ke pulau
Jawa dengan disampaikan oleh ulama – ulama yang dikenal dengan sebutan wali
songo.
Ketika Islam datang, sebenarnya kepulauan Nusantara sudah mempunyai
peradaban yang bersumber kebudayaan asli pengaruh dari peradaban HinduBudha dari India, yang penyebaran pengaruhnya tidak merata. Di Jawa telah

1

mendalam, di Sumatra merupakan lapisa tipis, sedang di pulau – pulau lain belum

terjadi. Walaupun demikian Islam dapat cepat menyebar.
1.2. Batasan Masalah
Masalah yang diangkat dalam makalah ini terlalu luas jika dibahas secara
menyeluruh. Maka dari itu agar masalah tidak melebar kemana-mana Kami hanya
mencantumkan pembahasan yang berhubungan dengan Perkembangan Islam di
Nusantara , kebudayaan yang di bawa islam , Tokoh yang berjasa dalam
perkembangan islam.

1.3. RumusanMasalah
Maka makalah akan membahas perihal yang berkaitan dengan:
1.
2.
3.
4.
5.

Apa Yang dimaksud dengan perkembangan Islam di Nusantara ?
Kapan Perkembangan islam di Nusanatara itu berlangsung ?
Dimana saja perkembangan Islam di Nusantara ?
Apa peranan islam dalam hal kebudayaan di Nusantara ?

Siapa Saja tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam di Nusantara ?

1.4. Tujuan Masalah
Tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Perkembangan Islam di Nusantara
2. Untuk mengetahui perkembangan islam di Nusantara
3. Untuk mengetahui wilayah perkembangan islam di Nusantara
4. Untuk mengetahui peranan islam dalam hal kebudayaan di Nusantara
5. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam
di Nusantara

2

1.5. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah Perkembangan Islam Di Nusantara adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian Perkembangan Islam di Nusantara
2.
3.
4.
5.


Dapat mengetahui perkembangan islam di Nusantara
Dapat mengetahui wilayah perkembangan islam di Nusantara
Dapat mengetahui Peranan islam dalam hal kebudayaan di Nusantara
Dapat mengetahui Tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam
di Nusantara

1.6. Metode penyusunan
Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah : Metode Studi Pustaka.
Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan mencari referensireferensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi dapat
diperoleh dari buku-buku .

3

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perkembangan Islam Di Nusantara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berkembang ialah menjadi
bertambah sempurna tentang pribadi, pikiran, pengetahuan dan sebagainya1.
Sedangkan Islam yaitu agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.,

yang berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan ke dunia melalui
wahyu Allah swt2. Artinya perkembangan Islam di Indonesia yakni ajaran Islam
yang ada di Indonesia menjadi semakin bertambah sempurna baik tentang pribadi,
pikiran, pengetahuan dan sebagainya.
2.2 Perkembangan islam di Nusantara

Banyak teori yang menjelaskan tentang kedatangan islam ke nusantara
diataranya teori Arab , persia , india , cina , dan turki . dengan kesimpulan
masuknya islam secara individual sudah terjadi sejak abad pertaa hijriah atau 7/8
Masehi seperti banyak bukti yang disuguhkan oleh Crawfurd , Keijzer, Niemann ,
de Hollander , J.C. van Leur, T.W. Arnold , dan lain-lain . mereka menggagas
teorinya dari penemuan dan argumentasi yang ditemukan dari sumber-sumber
klasik Arab dan Cina.3
Kedatangan Islam ke Nusantara telah berproses melalui beberapa tahapan :
dari “Individuals”(Pribadi-pribadi) ke “Community” (Kelompok, komunal) ke
“Society”(Masyarakat), ke “State” (Negara-negara kerajaan) dan terakhir
membentuk “Majority”(Mayoritas).sejak Abad 15 Masehi Ketika penyebaran
telah menyentuh seluruh kepulauan Nusantara ,Islam kemudian muncul menjadi
1 KBBI (Luring).
2 Ibid.
3 Masa kedatangan Islam (kemungkinan sudah terjadi sejak abad ke-7 sampai dengan abad ke-8
Masehi); masa penyebaran Islam (mulai abad ke-13 sampai dengan abad ke-16 Masehi, Islam
menyebar ke berbagai penjuru pulau di Nusantara); masa perkembangan Islam (mulai abad ke-15
Masehi dan seterusnya melalui kerajaan-kerajaan Islam).,Hasbullah, M . Islam dan transformasi
masyarakat Nusantara. (Depok: Kencana 2017). hlm. 11

4

agama yang paling penting di Asia Tenggara

dan mengubur puing-puing

kebudayaan India ke sudut-sudut sejarah4
2.3 Wilayah Perkembangan Islam Di Indonesia
Setelah masuknya Islam ke Indonesia melalui perdagangan yang
mengikuti jalur-jalur pelayaran dan perdagangan, perkembangan islam di
Indonesia dapat dibagi menjadi tiga fase. (1) Singgahnya pedagang-pedagang
Islam di pelabuhan-pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita luar negeri,
terutama Cina, (2) Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah
kepulauan Indonesia. Sumbernya, di samping berita-berita asing, juga makammakam Islam, dan (3) Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.5

1. Sumatera
Sumatera bagian Utara letaknya di tepi Selat Malaka adalah tempat lalu
lintas kapal-kapal dagang dari India ke Cina maka dari itu Sumatera bagian Utara
adalah daerah pertama yang dimasuki Islam, tepatnya di Pasai yang kemudian
pada daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Samudra
Pasai.
Kemunculannya sebagai kerajaan Islam diperkirakan mulai awal atau
pertengahan abad ke-13 M, sebagai hasil dari proses Islamisasi daerah-daerah
pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang Muslim sejak abad ke-7, ke-8
M, dan seterusnya.6

2. Jawa
4 Ibid hlm. 21
5 Taufik Abdullah, “Sejarah Umat Islam Indonesia”, dalam Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 193.
6 Uka Tjandrasasmita, “Sejarah Nasional Indonesia III”, dalam Ibid., hlm. 205.

5

Menjelang akhir abad ke-15 M, perkembangan Islam di Jawa seiring
dengan kemunduran Majapahit yang memberi peluang untuk membangun pusatpusat kekuasaan yang independen. Kerajaan pertama Islam di Jawa adalah
Kerajaan Demak. Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta, Wali Songo
bersepakat mengangkat Raden Patah menjadi raja pertama kerajaan Demak,
kerajaan Islam pertama di Jawa, dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdurahman
Panembahab Palembang Sayidin Panatagama.7
Banten dan Kalimantan Selatanpun diislamkan oleh Demak. Kemudian
Banten meluaskan agama Islam ke Sumatera Selatan, terutama di Lampung.
Palembang pada waktu itu sudah lebih dahulu menjadi Islam berkat kegiatan Gede
ing Suro dari Surabaya.8
3. Kalimantan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya
krisis kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu.
Ketika Raja Sukarama merasa sudah hampir tiba ajalnya, ia berwasiat, agar
menggantikannya nanti adalah cucunya Raden Samudera, akan tetapi keempat
anak Raja Sukarama tentu tidak terima dengan wasiat tersebut. Setelah Raja
Sukarama wafat, jabatan dipegang oleh anak tertua yaitu Pangeran Mangkubumi
yang kemudian dibunuh oleh pegawai istana yang berhasil dihasut oleh Pangeran
Tumanggung, maka Pangeran Mangkubumi menjadi raja Daha.
Sementara itu Pangeran Samudera berkelana ke wilayah muara dan
menghasilkan kekuatan perlawanan untuk membalas pamannya sendiri. Pangeran
Samudera meminta bantuan kepada Kerajaan Demak, Sultan Demak bersedia
membantu asal Pangeran Samudera nanti masuk Islam. Dalam peperangan itu
Pangeran Samudera mendapatkan kemenangan dan sesuai janjinya ia masuk Islam
beserta kerabat kraton dan penduduk Banjar menyatakan diri masuk Islam.
Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1526 M.
7 Taufik Abdullah, “Sejarah Umat Islam Indonesia”, dalam op. cit., hlm. 211.
8 A. Daliman, Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia, (Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2012), hlm. 41.

6

4. Maluku
Kepulauan Maluku terkenal dengan penghasil rempah-rempah, sehingga
menjadi daya tarik pedagang asing, tak terkecuali pedagang muslim dari
Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Hal ini menyebabkan perkembangan dakwah
Islam di kepulauan Maluku ini. Islam mencapai kepulauan Maluku pada
pertengahan terakhir abad ke-15 M. Sekitar tahun 1460, Raja Ternate memeluk
agama Islam. Nama raja itu adalah Vongi Tidore.9
5. Sulawesi
Islam mulai masuk ke Sulawesi pada awal abad ke-17 M. Kerajaan GowaTallo, kerajaan kembar yang saling berbatasan, biasanya disebut kerajaan
Makassar. Kerajaan ini terletak di semenanjung Barat Daya pulau Sulawesi, yang
merupakan daerah transit sangat strategis.10
Sejak Gowa-Tallo tampil sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini
menjalin hubungan baik dengan Ternate yang telah menerima Islam dari
Gresik/Giri. Dibawah pemerintahan Sultan Babullah, Ternate mengadakan
perjanjian persahabatan dengan Gowa-Tallo. Ketika itulah, raja Ternate mengajak
penguasa Gowa-Tallo untuk menganut agama Islam, tetapi gagal. Setelah Datu’ Ri
Bandang datang ke kerajaan Gowa-Tallo, agama Islam mulai masuk ke kerajaan
ini.11
Penyebaran Islam itu berlangsung sesuai dengan tradisi yang telah lama
diterima oleh para raja. Tradisi yang mengharuskan seorang raja memberitahukan
“hal baik” kepada yang lain. Karena itu, kerajaan Gowa-Tallo menyampaikan
“pesan islam” kepada raja-raja lain.12

9 Uka Tjandrasasmita, “Sejarah Nasional Indonesia III”, dalam Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam, op. cit., hlm. 222.
10 ibid, hlm. 223.
11 Taufik Abdullah, “Sejarah Umat Islam Indonesia”, dalam Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam, op. cit., hlm. 211.
12 Uka Tjandrasasmita, “Sejarah Nasional Indonesia III”, dalam Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam, op. cit., hlm. 224.

7

2.4 Peranan Islam dalam hal kebudayaan di Nusantara
Berdasarkan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia, dapat
diketahui bahwa umat Islam berperanan besar dalam kehidupan berbudaya. Hal
itu dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk peninggalan budayanya, antara
lain:
1. Dalam bentuk masjid yang umumnya merupakan perpaduan kebudayaan
Islam dengan kebudayaan setempat. Masjid yang terbesar di wilayah
Indonesia adalah

masjid Demak di Demak (Jawa Tengah), masjid

Indraputra di Aceh, Masjid Sunan Kudus di Kudus (Jawa Tengah), dan
Masjid Sunan Ampel di Ampel (Jawa Timur).13
2. Dalam bentuk Keraton, seperti Keraton Kaibon di Banten, Kasepuhan
Cirebon di Cirebon (Jawa Barat), Keraton Solo di Solo, dan Keraton
Kasultanan di Yogyakarta.14
3. Dalam bentuk Makam, seperti makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik
(Jawa Timur), komplek makan di masjid Demak, makam Islam di Tallo,
makam Sunan Bayat di Klaten (Jawa Tengah), makam Sunan Kudus di
Kudus, makam Sunan Kalijaga, makam Sunan Muria, dan makam Sunan
Bonang.15
4. Dalam bentuk Benteng, seperti yang terdapat di Banten.16
5.
6. Dalam bentuk karya sastra. Hasil karya sastra peninggalan sejarah Islam
umumnya terdiri dari beberapa bentuk seperti suluk, babad, kitab dan seni,
pertunjukan, serta hikayat. Di antara karya sastra ini adalah: 1) Karya
sastra berupa syair (Syair Perahu oleh Hamzah Fansuri), syair sejarah
13 Marzuki. “Pembelajaran Pendidikan agama Islam 3”. Surakarta: Mediatama, 2005. Hlm.144
14 Ibid. Hlm.145
15 Ibid. Hlm.145
16 Ibid. Hlm.146

8

(Syair Kompeni Walanda), syair perang Banjarmasin, syair fiksi Syair Ken
Tambunan, Ikan terubuk, dan Syair Abdul Muluk). 2) Kitab, yang memuat
ajaran budi pekerti (nitisastra), Niti Sruti, Kitab Manik Maya, Kitab Anbia
Astabrata, Kitab Susana Sunu, dan Kitab tentang pemerintahan. 3)
Hikayat, yang memuat hikayat raja-raja Pasai, Hikayat Bayan Budiman,
Hikayat Bakhtiar, dan Hikayat Jauhar Manikam. 4) Bidang seni, yaitu seni
pertunjukan wayang kulit, seni aksara tulisan ArabMelayu (tak memakai
harakat), seni kaligrafi, seni pahat, seni ukir (masjid yang diukir di Jepara
(Jawa Tengah) pada dinding depan masjid Mantingan). 5) Akulturasi dan
asimilasi kebudayaan, antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan
masyarakat setempat.17
7.
2.5 Tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebaran Islam Di nusantara
Diantara Penyebar islam yang berpengaruh diantaranya Wali Songo Wali
songo atau wali sanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada
abad ke-14. Mereka tinggal ditiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu
Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah,
dan Cirebon di Jawa Barat. Wali sanga adalah kelompok syiar dakwah Islam
(mubaligh) yang kerap juga disebut dengan Waliyullah atau ‘wakil Allah’. Adapun
kata songo atau sanga berasal dari bahasa Jawa yang berarti sembilan. Sehingga
wali songo berarti wali sembilan. Para wali ini juga memiliki gelar “sunan”.
Sunan berasal dari kata Susuhunan yang artinya “yang dijunjung tinggi” atau
panutan masyarakat setempat. Ada juga yang mengatakan Sunan berasal dari kata
Suhu Nan, artinya Guru Besar atau orang yang berilmu tinggi.18

Diantara para wali songo itu ialah sebagai berikut :
1. Maulana Malik Ibrahim Maulana
17 Ibid. Hlm.146-147
18 Khalil, Muhammad . Buku Siswa Sejarah peradaban Islam 3. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Madrasah , 2016. hlm. 53

9

Ibrahim adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad SAW. Ia disebut juga
Sunan Gresik, atau Sunan Tandhes, atau Mursyid Akbar Thariqat Wali Songo.Ia
diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Dalam Babad
Tanah Jawi versi Meinsma disebutkan istilah Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah
orang Jawa terhadap kata As-Samarqandy. Dalam cerita rakyat, ada yang menyebutnya
Kakek Bantal. Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang
mendakwahkan Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan
banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan
di akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat yang
tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun pondokan tempat
belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya
terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur. 19

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-22 dari Nabi
Muhammad SAW. Menurut riwayat, ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dari
seorang putri Champa yang bernama Dewi Condrowulan binti Raja Champa Terakhir dari
Dinasti Ming. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya.
Pesantrennya bertempat di Ampel Denta, Surabaya, dan merupakan salah satu pusat
penyebaran Sejarah agama Islam tertua di Jawa. Ia menikah dengan Dewi Condrowati
yang bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja dan menikah
juga dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning.20
3. Sunan Giri (Raden Paku)
Sunan Giri atau Raden Paku lahir pada tahun 1412 M. Ia memerintah kerajaan
Giri kurang lebih 20 tahun. Sewaktu memerintah Giri Kedaton beliau bergelar Prabu
Satmata. Pengaruh Sunan Giri sangat besar terhadap kerajaan Islam di Jawa maupun di
luar Jawa. Sebagi buktinya adalah adanya kebiasaan bahwa apabila seorang hendak
dinobatkan menjadi raja haruslah mendapat pengesahan dari Sunan Giri. 21

4. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)

19 Ibid Hlm.56
20 Ibid Hlm.58-59
21 Ibid Hlm.60

10

Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari
Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri Adipati
Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk
menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah
suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih sering dilantunkan sampai sekarang.
Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang, yang
sering dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden di Belanda menyimpan sebuah
karya sastra bahasa Jawa berjudul Het Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut
G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung
ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525. Ia dimakamkan di daerah
Tuban, Jawa Timur.22
5. Sunan Drajat Sunan Drajat
adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi
Muhammad. Nama asli Sunan Drajad adalah Raden Qosim, beliau putera Sunan Ampel
dengan Dewi Condrowati dan merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim atau Sunan
Bonang. Sunan Drajat terkenal dengan kegiatan sosialnya. dialah wali yang memelopori
penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada
masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan
kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan agama Islam. Pesantren Sunan Drajat
dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat,
Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang Macapat Pangkur disebutkan sebagai
ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan
Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat wafat pada 1522. 23
6. Sunan Kudus Sunan Kudus
adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil
atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti
Sunan Ampel. Nama asli beliau adalah Ja’far as-Shadiq. Sunan Kudus adalah keturunan
ke-24 dari Nabi Muhammad. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang
besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasehat
Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di
kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya
ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan.
22 Ibid Hlm.61
23 Ibid Hlm.63

11

Sejarah Peradaban Islam Kurikulum 2013 65 Salah satu peninggalannya yang terkenal
ialah Masjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam.
Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.24
7. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta
atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syaikh Subakir). Ia adalah murid
Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana
untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk
Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu
riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq,
menikahi juga Syarifah Zainab binti Syaikh Siti Jenar dan Ratu Kano Kediri binti Raja
Kediri.25
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga, dari istrinya
yang bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria menikah dengan Dewi
Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi Sunan Muria adalah adik ipar dari Sunan Kudus.
Nama Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau
menggunakan cara halus, ibarat mengail ikan tidak sampai membuat airnya keruh. Itulah
cara yang ditempuh untuk menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria. Tempat
tinggal beliau di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo. Letaknya di
sebelah utara kota Kudus. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, pelaut
dan rakyat jelata. Beliau satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan
dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan beliau pula yang
menciptakan tembang Sinom dan Kinanti.26
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah
Umdatuddin putra Ali Nurul Alam putra Syaikh Husain Jamaluddin Akbar. Dari pihak
ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri
Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah
dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya
yang bernama Maulana Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan
24 Ibid Hlm. 64-65
25 Ibid Hlm. 66
26 Ibid Hlm. 67

12

menyebarkan agama Islam di Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya
Kesultanan Banten. Dalam usia yang begitu muda Syarif Hidayatullah ditinggal wafat
oleh ayahnya. Ia ditunjuk untuk menggantikan kedudukannya sebagai Raja Mesir, tapi
anak yang masih berusia dua puluh tahun itu tidak mau. Dia dan ibunya bermaksud
pulang ke tanah Jawa berdakwah di Jawa Barat. Kedudukan ayahnya itu kemudian
diberikan kepada adiknya yaitu Syarif Nurullah. 27
Setelah walisongo bershasil menyebarkan islam di nusantara ada juga Ulama
Penyebar Islam Pasca Wali Songo . Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak
dapat dilepas dari peran aktif para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima dengan
baik dikalangan masyarakat. Di antara Ulama penyebar ajaran Islam Pasca Wali Songo
tersebut adalah sebagai berikut28:


Hamzah Fansuri



Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari



Syaikh Muhammad Yusuf al-Makassari



Syaikh Abdus Shamad al-Palimbani



Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani



Syaikh Kholil, Bangkalan Madura



KH Shaleh Darat



KH Ahmad Dahlan



KH. M. Hasyim Asy’ari

BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
27 Ibid Hlm. 68
28 Ibid Hlm. 72-92

13

Setelah Islam datang ke Indonesia banyak perubahan-perubahan yang
terjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai dan
tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua
masyarakat memiliki derajat yang sama.
Islam juga membawa perubahan-perubahan baik di bidang politik, ekonomi dan
agama. Dan membawa rahmat bagi masyarakat Nusantara
3.2. Saran
Sejarah islam sangat penting di pelajari , sebagai seorang muslim kita harus
tahu sejarah islam itu sendiri agar tidak terjadi kesalah fahaman dan kekeliruan dalam
beragama kareana banyak sekali musuh islam yang mempelintirkan sejarah

14

DAFTAR PUSTAKA
Daliman, A. Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia,.
yogyakarta: Ombak, 2012.
Hasbullah, Moeflich. Islam dan transformasi masyarakat Nusantara. Depok:
KENCANA, 2017.
KBBI. t.thn.
Khalil, Muhammad . Buku Siswa Sejarah peradaban Islam 3. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Madrasah , 2016.
Marzuki. Pembelajaran Pendidikan agama Islam 3. Surakarta: Mediatama, 2005.
Taufik, Abdullah. Sejarah Umat Islam Indonesia. yogyakarta: Yatim Badri, 2005.
Tjandrasasmita, Uji. “Sejarah Nasional Indonesia III”. yogyakarta: Badri Yatim, 2005.

3