Jokowi Resmi Izinkan Orang Asing Miliki

Jokowi Resmi Izinkan Orang Asing Miliki
Rumah di Indonesia
By Zulfi Suhendra
on 13 Jan 2016 at 17:30 WIB
2.3mShares
/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Sebelum mulai menyewakan properti pribadi Anda, -rumah, apartemen, ruko- rupanya ada
beberapa langkah yang harus dipersiapkan secara matang.
Liputan6.com, Jakarta - Kini orang asing boleh memiliki rumah di Indonesia. Presiden Joko

Widodo pada 22 Desember 2015 telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 103
Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang
Berkedudukan di Indonesia.
Langkah ini diambil pemerintah untuk lebih memberikan kepastian hukum atas pemilikan rumah
tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia.

Setara: Pemerintah Wajib Tindak Tegas
Perusahaan Pembakar Lahan
By Oscar Ferri
on 01 Nov 2015 at 14:22 WIB
78Shares
/







Facebook

Twitter
Google+
Email
Copy Link

Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)
Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Setara Institute, Muhammad Raziv Barokah menilai tidak ada
penyebab tunggal yang menyebabkan kabut asap terjadi. Namun, ada sejumlah pemicu utama
kenapa kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap tetap terjadi.
Salah satu pemicunya adalah minimnya penegakkan hukum terhadap raksasa korporasi
perkebunan oleh pemerintah pusat. Hal itu juga tentu membuat raksasa pekerbenan menjadi
arogan dan kerap tidak patuh pada peraturan.
"Penindakan pelanggaran yang dilakukan korporasi perkebunan cenderung tak terdengar,
sehingga mereka cenderung tidak mengindahkan teguran aparat," ucap Raziv di kantor Setara
Institute, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (1/11/2015).
Pemicu lainnya, lanjut dia, adalah regulasi yang sumir dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, termasuk peraturan turunan
lainnya.

 Home

 News
 Peristiwa

Menhan: Bela Negara untuk Revolusi Mental
By Oscar Ferri
on 22 Okt 2015 at 11:55 WIB
14Shares
/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link


Menteri Pertahanan Jenderal TNI Purnawirawan Ryamizard Ryacudu (tengah) memberikan
sejumlah keterangan pada awak media usai penyematan brevet dan baret kehormatan di
Kesatrian Marinir, Cilandak, Jakarta (9/12/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pembentukan Kader Bela Negara resmi dibuka oleh Menteri
Pertahanan Ryamizard Ryacudu hari ini. Sebanyak 4.500 orang mengikuti kegiatan ini di 45
kabupaten/kota.
Dalam sambutannya, Ryamizard mengatakan bela negara ini bukan tanggung jawab Kemenhan
semata. Tetapi juga seluruh sumber daya di Indonesia. Sebab, bela negara ini diawali dengan
rasa cinta pada tanah air.
"Tiap warga negara wajib dan ikut serta dalam bela negara. Upaya bela negara juga merupakan
kehormatan warga negara yang didasari rasa kesadaran dan tanggung jawab," kata Ryamizard di
Badan Pendidikan Kilat (Badiklat) Kemenhan, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2015).
Ryamizard mengatakan, bela negara juga diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran dan sikap
menjunjung tinggi negara. Karena itu, diharapkan para kader dapat terbangun karakter yang
disiplin dan kompak dalam kerja sama.

DPR Pertanyakan Rencana Menhan Rekrut
100 Juta Kader Bela Negara
By Taufiqurrohman

on 12 Okt 2015 at 15:39 WIB
28Shares
/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Pertemuan antara PT. BNI (Persero) Tbk dengan Kabadiklat Kemhan, Jakarta, Rabu (7/10/2015).
BNI ingin menggelar Diklat Bela Negara untuk mendidik pegawai BNI mempunyai rasa
nasionalisme seperti prajurit TNI. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi I DPR Tubagus (TB) Hasanuddin mempertanyakan
rencana Menterian Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu yang merekrut 100 juta kader bela

negara se-Indonesia. Rencana itu akan dimulai pada akhir 2015.
"Rasanya sulit untuk dimengerti (rekrut 100 juta kader bela negara). Pertama, dilihat dari
targetnya ini berarti 10 juta orang per tahun atau 833.000 orang per bulan. Jumlah ini sangat
fantastis dibandingkan dengan sarana pelatihan yang dimiliki Badiklat (Badan Pendidikan dan
Latihan ) Kemhan yang hanya mampu menampung 600 orang saja," kata Hasanuddin di Gedung
DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/10/2015).
Kedua, lanjut dia, dasar hukum tentang Bela Negara ini belum lengkap. Sebab bela negara baru
ada dalam UUD 1945 Pasal 30 ayat 1 yakni tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan negara. Kemudian dalam ayat 5-nya dijelaskan bahwa syarat-syarat ke
ikut sertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan UU.

89% Warga Miskin RI Berhak Jadi
Penerima Bantuan Iuran BPJS

By Ilyas Istianur Praditya
on 10 Jul 2013 at 15:15 WIB
19Shares
/







Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Komisi IX DPR mempertanyakan keputusan emerintah yang hanya menetapkan Penerima
Bantuan Iuran (PBI) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebanyak 86,4 juta orang.
Padahal jumlah masyarakat miskin di tanah air yang tercatat dalam data resmi mencapai 96,7
juta jiwa. Artinya hanya sebanyak 89,34% saja warga miskin yang berhak menerima dana
bantuan iuran tersebut.
"Saya masih perlu mempertanyakan kepada Kementrian Keuangan, penerima iuran mengapa
hanya 86,4 juta padahal data penduduk miskin yang tercatat adalah sebesar 96,7 juta jiwa," ujar
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Endang Agustini Syarwan Hamid, di
Ruang Rapat Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (10/7/2013).
Dalam rapat kali ini hadir Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar, Menteri Kesehatan,

Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), PT Askes, serta Kementrian PPN/Bappenas. Agenda

rapat membahas mengenai perkembangan pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) pada 1 Januari 2014.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Mahendra menjelaskan, data PBI yang digunakan didasarkan
pada kebijakan Kementrian Keuangan (Kemenkeu) yang mengalihkan bantuan untuk masyarakat
kurang mampu melalui program lainnya demi menjaga stabilitas fiskal negara.

Adnan Buyung: Setiap Warga Wajib Tolak
RUU Ormas
By Widji Ananta
on 30 Jun 2013 at 16:54 WIB
18Shares
/







Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Kritik tajam terus diarahkan kepada Rancangan Undang-Undang Ormas (RUU Ormas) yang
akan disahkan pada tanggal 2 Juli 2013. Advokat senior Adnan Buyung Nasution menilai
masyarakat wajib mencurigai seluruh kekuasaan negara.
"Setiap kekuasaan negara harus dicurigai, wajib hukumnya. Karena kekuasaan negara bisa
dengan sewenang-wenang menindas rakyat, misalnya melalui RUU Ormas ini," kata Adnan
Buyung Nasution dalam diskusi 'Menolak RUU Ormas, Menolak Hegemoni Negara', di kantor
LBH, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2013).
Pria berambut putih ini menjelaskan, pengesahan RUU Orams ini akan mencederai hak-hak
konstisional warga. Terutama saat warga memperluas wilayah dalam berkumpul dan berserikat.
"Jadi setiap masyarakat Indonesia harus menyatakan penolakan terhadap pengesahan RUU
Ormas ini," tegas Adnan yang mengenakan Polo Shirt berwarna biru tua dengan motif garis putih
ini.

Korsel Beri Penghargaan pada 32

Tokoh Indonesia
By Arie Mega Prastiwi

on 11 Des 2015 at 12:20 WIB

250Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link


Dubes Korsel untuk Indonesia, Cho Taiyong berpose saat Ramah Tamah
dengan para jurnalis, Jakarta, Kamis (10/12/2015). Cho Taiyong berterimakasih
kepada para jurnalis yang memperkenalkan kebudayaan Korea di Indonesia.
(Liputan6.com/ Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - "Art is a lie", seni adalah sebuah
acara bertajuk 'Terbang Bersama Menuju Masa Depan' juga
dihidangkan makanan tradisonal Korea Selatan: tteokbokki, bulgogi,
gimbab, kimchi, japchae, dan aneka kudapan kue beras manis
atau tteok..
Penghargaan pada Tokoh Indonesia

Dalam kesempatan tersebut, Korsel juga memberikan penghargaan
kepada 32 tokoh Indonesia atas kontribusinya mendekatkan
hubungan dua negara.
"Kami memberi penghargaan kepada mereka yang membantu
memperkenalkan budaya Korsel di Indonesia," kata Dubes Cho
Taiyoung.
Termasuk yang mendapat penghargaan adalah artis, Sandra Dewi;
perancang adi busana, Harry Darsono; dosen dan sekaligus orang
yang membidani lahirnya jurusan Sastra Korea di Universitas
Indonesia, Ibnu Wahyudi.
"Acara ini bertujuan untuk mempromosikan pertukaran budaya antara
Indonesia danKorsel. Kita perlu mengenal satu sama lain secara lebih
dekat," ujar Dubes Cho.
Dubes yang terkenal sebagai 'Singing ambassador' memberi kejutan
kepada para undangan yang hadir, dengan membawakan lagu 'Satu
Nusa Satu Bangsa' dengan penuh penghayatan.

Menhub: Transportasi Nasional Akan
Terintegrasi
By Liputan6

on 13 Okt 2011 at 19:17 WIB

13Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Liputan6.com, Jakarta: Sistem transportasi nasional bidang
infrastruktur antarmoda angkutan darat, laut, udara dan kereta api
akan terus diupayakan agar pada tahun-tahun mendatang terintegrasi
secara regional dan nasional. Sementara pada 2013 akan selesai
jalur ganda Lintas Utara Jawa yang menelan dana Rp 8 triliun.
"Seluruh pemangku kepentingan di sektor perhubungan harus

berkomitmen untuk merealisasikan program sistem transportasi
nasional, sehingga pada tiga tahun mendatang akan terjadi integrasi
antarmoda," ujar Menteri Perhubungan Freddy Numberi di Jakarta,
Kamis (13/10).
Karena itu, Freddy meminta agar semua pihak bersinergi dan tidak
sibuk mempertentangkan konsep dan strategi. Khususnya demi
mewujudkan sistem transportasi nasional yang andal yang
berorientasi pada keselamatan dan pelayanan publik.

Cara Menhan Cegah Masyarakat Ikut
Gafatar
By Putu Merta Surya Putra

on 12 Jan 2016 at 16:57 WIB

10Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Menhan Ryamizard Ryacudu saat menghadiri Rapim Kemhan RI Tahun 2016,
Jakarta, Selasa (12/1/2016). Rapat membahas tentang meningkatkan sistem
pertahanan negara dan kemandirian industri pertahanan. (Liputan6.com/Johan
Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu
meminta masyarakat agar tetap tenang meski Organisasi Gerakan
Fajar Nusantara (Gafatar) merajalela di Tanah Air. Sebab TNI sudah
menyiapkan antisipasi agar masyarakat tak dipengaruhi oleh
organisasi yang diduga aliran sesat itu.
"Antisipasi sudah jajaran TNI semua gerak dari Sabang sampai
Merauke ada orang-orang Babinsa. Angkatan darat
wajib waspada sudah ada perintah dari Pak Kasad (Jenderal
Mulyono)," ujar Ryamizard Ryacudu di kantornya, Jakarta, Selasa

(12/1/2016).
Bukan hanya itu, Ryamizard pun menilai, dengan mengadopsi nilainilai Pancasila, bisa mencegah aliran sesat yang muncul di
masyarakat. Apalagi, saat ini seluruh Kodam sudah mengadakan
program Bela Negara.

Bela Negara, Musisi Rock Luncurkan
`Indonesia Kita`
By Hernowo Anggie

on 21 Des 2015 at 02:00 WIB

18Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Para musisi yang tergabung di album 'Indonesia Kita' di antaranya, Renny
Djajusman, Jelly Tobing, Dewa Budjana, Roy Jeconiah, Ivanka dll.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah musisi rock Indonesia bergabung
untuk merilis album bertajuk 'Indonesia Kita'. Lagu-lagu di album
tersebut menjadi wujud apresiasi dalam menjalankan program bela
negara.
Para musisi yang tergabung dalam album 'Indonesia Kita' di
antaranya, Renny Djayusman, Jelly Tobing, Dewa Budjana, Roy
Jeconiah, Ivanka 'Slank', Mel Shandy, Candil, Ita Purnamasari, Grass
Rock dan masih banyak lagi.
BACA JUGA



Musisi Senior Terlibat Almanak Musik Indonesia Satu Dekade



Katy Perry Musisi Terkaya 2015



5 Musisi Luar Negeri Ini Kepincut Lagu-lagu Indonesia

"Kurang lebih ada sekitar 60 musisi yang bergabung untuk
mempersembahkan mini album Indonesia Kita. Ini bukti nyata kalau
para musisi juga siap bela negara, baik dengan karya dan
pengabdian," ucap Renny Djajusman saat ditemui di Kementerian
Pertahanan Republik Indonesia, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Modal Indonesia Agar Jadi Bangsa
Besar Menurut JK
By Audrey Santoso

on 19 Des 2015 at 11:28 WIB

14Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Wakil Presiden RI, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla saat wawancara khusus
dengan Tim Liputan6.com, Jakarta, Senin (19/10/2015). (Liputan6.com/Herman
Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka peringatan Hari Bela
Negara ke-67 tahun, Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin mengajak
seluruh masyarakat Indonesia memaknai perjuangan bangsa.
Ia mengatakan, perjuangan para pahlawan untuk mendirikan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat diteruskan
dengan perjuangan masyarakat, dalam membesarkan nama bangsa
dan membela negara.
"Para pejuang telah berjuang mengorbankan jiwa raga untuk
membela Tanah Air dari penjajah. Bela negara saat ini tidak hanya
dilakukan dengan senjata. Semua anak bangsa harus bergerak untuk
bela negara," kata JK saat menjadi Inspektur Upacara di Hari Bela
Negara ke-67 di Lapangan Silang Selatan Monas, Jakarta Pusat,
Sabtu (19/12/2015).
Menurut JK, salah satu modal bangsa Indonesia untuk menjadi
negara yang besar di mata internasional adalah kemajemukannya.
BACA JUGA



Jusuf Kalla Peringati Hari Bela Negara di Monas



Menhan Ryamizard: Perang ke Depan Perang Cuci Otak



Ketum PBNU: Bela Negara Bisa Kikis Terorisme

"Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dahsyat bila kita
bisa menjaganya dengan baik," imbuh JK.

Oleh sebab itu, JK mengimbau kepada masyarakat untuk menjunjung
tinggi rasapersatuan, meski terlahir dari suku, adat dan bahasa yang
berbeda. Ia yakin semua tantangan dan ancaman terhadap bangsa ini
dapat teratasi jika ada kebersamaan antar masyarakat.
"Saya mengajak seluruh bangsa membangun kebersamaan dan
persatuan. Mari membangun sinergi meski kita berasal dari latar
belakang berbeda," ujar JK

Hadapi 2 Peristiwa Besar,
Masyarakat RI Harus Ubah Pola Pikir
By Fiki Ariyanti

on 25 Nov 2015 at 13:41 WIB

12Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Ratusan peti kemas di area JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Mendag Thomas T. Lembong memproyeksikan, kinerja ekspor hingga akhir
tahun akan turun 14% dan impor turun 17% secara year on year. (Liputan6.com/
Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dihadapkan pada dua peristiwa
bersejarah yang menuntut perubahan pola pikir masyarakat. Pertama
adalah Trans Pacific Partnership (TPP) dan kedua, dikukuhkannya
mata uang renminbi atau Yuan sebagai mata uang Internasional oleh
International Moneter Fund (IMF).
Demikian diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas
Lembong usai menghadiri Forum Indonesia Economic Forum di Hotel
Shangrila Jakarta, Rabu (25/11/2015). "TPP dan Renminbi adalah
dua peristiwa yang sangat dahsyat. Kita perlu mengubah pola pikir

dan memanfaatkan momentum perkembangan bersejarah ini,"
tegasnya.
Menurut Lembong, TPP atau Kemitraan Trans-Pasifik mengubah
secara total peta perdagangan dan peta geopolitis dunia. Hanya saja
untuk memasuki babak tersebut, pemerintah Indonesia lebih dulu
menggelar perjanjian perdagangan (trade agreement) dengan Uni
Eropa.
Sedangkan peristiwa kedua, lanjutnya, mengenai pengumuman
Renminbi atau Yuan China sebagai mata uang dunia ke-5, selain
Dolar Amerika Serikat, Yen Jepang, Euro dan Poundsterling.
Pengukuhan ini akan dilakukan oleh lembaga internasional, IMF pada
30 November 2015.

Membangun NKRI yang Kuat,
Amanat Para Pahlawan
By Liputan6

on 13 Nov 2013 at 09:35 WIB

15Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Citizen6, Jakarta: HUT TNI yang ke-68 lalu tentu menjadi momentum
merefleksikan diri bagi para prajurit bahwa masyarakat Indonesia
merupakan ibu kandung yang telah melahirkan dan membentuk jiwa
patriotisme TNI. Memberikan kekuatan dengan kesadaran bahwa TNI
selalu siap berjuang dan mengabdikan diri sekuat tenaga dan
profesional untuk kepentingan rakyat Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari kemanunggalan TNI dan rakyat yang
terbangun dalam jiwa bangsa atas rasa senasib sepenanggungan
guna meraih dan mewujudkan cita-cita bangsa. Selain itu, berbagai
tatanan nilai yang melandasi setiap perjuangan TNI yakni Sumpah
Prajurit, Sapta Marga, Delapan Wajib TNI, dan Sebelas Azas
kepemimpinan merupakan simbol kekuatan bahwa TNI akan selalu
mengabdikan diri kepada rakyat.
Setidaknya TNI memiliki 2 prinsip dasar yaitu prinsip hak sejarah
(birthright principle) dan prinsip kompetensi (competence principle).
Prinsip hak sejarah didasarkan pada suatu interpretasi sejarah bahwa
militer berperan besar dalam sejarah pembentukan bangsa dan siap
berkorban untuk mewujudkan dan mempertahankan negara.
Sedangkan, prinsip kompetensi menjelaskan militer merupakan
institusi terbaik yang dimiliki negara untuk mempertahankan dan
mencapai kepentingan nasional.
Dengan demikian, berdasarkan prinsip hak sejarah dan prinsip
kompetensi tersebut, maka TNI sejak awal memiliki wujud
profesionalismenya sendiri, yang dirumuskan berdasarkan sistem nilai

yang terpadu sesuai abstraksi semangat kejuangan, patriotisme dan
nasionalisme para pendiri (The founding Fathers) bangsa.
Pengalaman sejarah yang dilewati oleh TNI dan rakyat Indonesia
dalam perjuangan meraih kemerdekaan merupakan alasan logis
terjadinya perbedaan mendasar mengenai visi, profesionalisme TNI.
Sebagai institusi yang lahir dari kancah perjuangan bersama rakyat,
profesionalisme TNI tidak semata-mata diukur dari keahlian
(expertise), tanggung jawab (responsibility) dan jiwa korsa
(corporateness atau spirit de corps) yang terbatas di lingkungan
komunitas militer semata, sehingga menjadi institusi yang eksklusif,
hidup terpisah dengan rakyatnya.

Semangat Kepahlawanan Sumber Kekutan
Hadapi Era Global
By Liputan6
on 12 Nov 2014 at 17:06 WIB

11Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Apakah anda mengenal para pahlawan yang berada dalam mata uang? Yuk kita intip sedikit
informasi tentang mereka (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Era globalisasi merupakan tantangan sekaligus ancaman untuk
eksistensi sebuah bangsa. Respon positif merupakan kekuatan agar tidak mengubur
identitas dan segala potensi bangsa.
“Eksistensi sebuah negara tidak terlepas dari pilar-pilar kebangsaan yang terbangun
dari nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakatnya,” kata Menteri Sosial Khofifah
Indar Parawanasa saat pertemuan dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SeIndonesia di Gedung Konvensi TMPNU Kalibata, Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Kandungan Pancasila dan UUD 1945 terlihat jelas pilar-pilar kebangsaan sebagai
penjabaran dari ideologi negara. Penetapan UUD 1945 (18 Agustus 1945), sebagai UU
dasar negara yang didalamnya nilai-nilai 5 sila dalam Pancasila merupakan deklarasi
dari karakter bangsa Indonesia.
“Penjabaran dari nilai-nilai tersebut secara implementatif memiliki karakter
kepejuangan, mengemban tugas melindungi bangsa dan negara,” ujarnya.

Nilai kepahlawanan bukan bentuk pasif dari tradisi, melainkan proses aktualisasi yang
dinamis dalam interaksi sejarah yang panjang. Proses interaksi menjadikan eksistensi
warga negara sebagai penentu kuat dan tidaknya identitas bangsa.
“Inilah arti strategis nilai-nilai kepahlawanan sebagai penyaring, sekaligus landasan
Indonesia dalam percaturan global. Pembekalan pelestarian nilai kepahlawanan
disosialisasikan mulai dari para siswa-siswi sekolah,” terangnya.

Firman Golkar: Pengadilan HAM di
Belanda Bisa Bikin Sakit Hati
By Gerardus Septian Kalis

on 13 Nov 2015 at 16:26 WIB

14Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo
mengatakan, pemerintah Belanda harus mampu mengendalikan aksi
dan tindakan sekelompok masyarakat Negeri Kincir Angin yang
mengajukan International People's Tribunal atau Pengadilan Rakyat
International untuk menyidangkan kasus pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) di Indonesia pada tahun 1965.
"Hal tersebut (pengadilan HAM) merupakan aktivitas yang mengadaada dan akan merugikan hubungan baik kedua negara yang sudah
dibangun sekian lama, dan dapat menimbulkan kesakithatian," ucap
Firman lewat keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (13/11/2015).
Menurut politikus Partai Golkar ini, pengadilan HAM ini harus disadari
pemerintah Belanda bahwa Indonesia adalah negara yang sudah

merdeka dan berdaulat, sehingga mampu menyelesaikan
permasalahannya sendiri.
"Kalau kita bicara dalam konteks pelanggaran HAM selama 3,5 abad,
berapa jumlah pelanggaran HAM yang dilakukan bangsa Belanda
kepada rakyat Indonesia? Berapa rakyat yang telah dibunuh, disuruh
kerja paksa, ditindas harus menyerahkan upeti kepada pemerintah
penjajah Belanda saat itu?" tutur Firman yang juga Wakil Ketua
Badan Legislasi (Baleg) DPR.

Peran Intelijen Semakin Dibutuhkan
Hadapi Ancaman Asimetris
By Liputan6

on 23 Nov 2013 at 14:27 WIB

17Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Citizen6, Jakarta: Tindakan penyadapan yang dilakukan oleh
Australia dan Amerika melalui kedutaan besarnya di Indonesia
sebagai tindakan yang sangat melanggar etika diplomasi. Bagi kita
penyadapan ini kan merupakan suatu pelecehan terhadap
persahabatan antara kedua negara yang seharusnya saling
menghormati. Karena kita negara bersahabat dan bertetangga.
Indonesia adalah bangsa yang besar, baik dari luas wilayah maupun
jumlah penduduknya, letak geografisnya juga amat strategis.
Indonesia tumbuh sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah
Amerika Serikat dan India. Belum lagi dinamika di Tanah Air tak
jarang menjadi perhatian dunia internasional dan banyak kepentingan
asing di negeri ini seperti penanam modal asing atau perwakilan
asing. Kondisi geopolitik dan geostrategis seperti itu tak heran bila
menjadikan Indonesia sebagai sasaran penyadapan bagi pihak asing
yang memiliki berbagai kepentingan di Indonesia.

Memaknai Sumpah Pemuda 2013
By Liputan6

on 26 Okt 2013 at 09:57 WIB

11Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Citizen6, Jakarta: Pemuda ujung tombak menuju bangsa yang
merdeka, bersatu, berdaulat dan sejahtera. Dalam sejarah peradaban
bangsa, pemuda merupakan aset bangsa yang sangat mahal dan tak

ternilai harganya. Kemajuan atau kehancuran bangsa dan negara
banyak tergantung pada kaum mudanya sebagai agent of
change (agen perubahan). Pada setiap perkembangan dan
pergantian peradaban selalu ada darah muda yang mempeloporinya.
Bung Karno dalam pidatonya yang berapi-api dan semangat membara
mengatakan,"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang
pemuda dapat mengubah dunia."
Soekarno Penyambung Lidah rakyat Indonesia Beri aku 1000 orang
tua, niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya Beri aku 10 pemuda,
niscaya akan kuguncangkan dunia
Tidak bisa dielakkan bahwa masa depan bangsa dan negara
Indonesia ini terletak di tangan generasi muda. Inilah generasi yang
akan menjawab berbagai tantangan di masa depan dengan berbagai
komplesitasnya. Pemuda merupakan salah satu elemen bangsa yang
selalu menjadi garda depan dalam menghadapi berbagai persoalan
bersama. Dalam sejarahnya, fakta menunjukkan bahwa pemuda
adalah elemen utama yang melahirkan momen-momen penting dalam
sejarah peradaban manusia dari masa yang lampau hingga ke masa
yang kini.tidak hanya di Indonesia di berbagai negarapun pemuda
selalu menjadi tokoh utama perubahan bangsa.

 Home
 News
 Liputan Khusus

Bela Negara di Era Facebook
By Taufiqurrohman

on 19 Okt 2015 at 22:09 WIB

2.6kShares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Para pelajar ikut hadir dalam memperingati upacara Hari Bela Negara, Jakarta
(19/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Lontaran rencana program bela negara tak
hanya menuai polemik pro-kontra kosong. Sejumlah pihak memberi
catatan bagaimana program ini sebaiknya dijalankan. Dari berbagai
keterangan, terangkum pemahaman bahwa bela negara bukan hanya
soal angkat senjata.
Ketua Majelis Permusyawarakatan Rakyat Zulkifli Hasan mengaku
menerima konsep tersebut, namun ia meminta teknis
pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan zaman. Ia
menjamin pihaknya siap bekerjasama dengan pemerintah mendukung
program bela negara.

"Bela negara itu penting sekali. Karena apa? Karena persaudaraan
bangsa itu mulai jauh, saling sikut. Kadang kita seperti bermusuhan,
saling mengkhianati. Roh persaudaraan mulai luntur, " jelas usai
menghadiri Milad ke-57 Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jumat
(16/10/2018).
"Nanti teknisnya kita bicarakan. Harus menyesuaikan zaman
sekarang, bukan seperti yang dulu-dulu. Anak-anak sekarang kan
sudah main Facebook, Twitter, beda dengan dulu," ujarnya.
Segendang sepenarian, Presiden Joko Widodo Kepala Negara
mengatakan pendekatan pemahaman bela negara saat ini yaitu
bagaimana mengubah pola pikir dari semula berpandangan pesimistis
menjadi optimistis.

Menteri Agraria: Warga Kalijodo
Berhak Atas Tanahnya
By Silvanus Alvin

on 19 Feb 2016 at 13:23 WIB

844Shares

/



Facebook
Twitter





Google+
Email
Copy Link

Sejumlah warga memasang spanduk berisi tuntutannya di Jalan Kepanduan II
atau pintu masuk Kalijodo. (Liputan6.com/Putu Merta Putra Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry
Mursyidan Baldan mengatakan, tanah di kawasan Kalijodo,
Penjaringan, Jakarta Utara, merupakan milik negara. Namun di sisi
lain, warga yang tinggal di sana memiliki hak atas tanahnya.
"Ini kan prosesnya ada pembiaran lama, jadi mereka sudah punya
keberhakan, adat, sertifikat," kata Ferry di Kantor Wakil Presiden,
Jakarta, Jumat (19/2/2016).
Oleh karena itu, Ferry meminta agar Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama atau Ahok mempertimbangkan faktor keberhakan
tanah warga Kalijodo.
"Kan proses pembiaran yang cukup lama ini yang harus kita
pertimbangkan menjadi faktor mereka punya keberhakan," ujar Ferry.
Warga Kalijodo menolak penertiban. Mereka berdalih tidak bisa
direlokasi karena memiliki sertifikat rumah serta telah membayar
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (PBB-P2).
BACA JUGA



Ahok: Tak Apa-apa Warga Kalijodo Demo, Terus Mau Ngapain?



Warga Kalijodo Geruduk Gedung DPRD DKI Jakarta



Krishna Murti: Kalijodo Itu Daerah Tak Beradab

Ratusan warga Kalijodo berunjuk rasa di depan gedung DPRD DKI
Jakarta. Mereka meminta dewan berbicara kepada Ahok agar
menunda penertiban Kalijodo.
"Enggak apa-apa demo. Depan juga demo, semua demo. Terus mau
ngapain? Kamu mau dialog 2 tahun, 20 tahun sama saja kok," kata
Ahok di Balai Kota.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengutarakan rencananya
menertibkan berbagai kawasan secara besar-besaran. Terlebih,
kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta terus menerus
berkurang.
Selama ini, pencapaian tertinggi RTH di Jakarta hanya 10% dari
kewajiban 33%. Sekarang justru terus turun hingga di bawah 10%. Itu
disebabkan karena satu ruang terbuka hijau bisa sudah dikuasai
warga ilegal yang terus beranak pinak hingga menutupi semua
kawasan hijau.
"Ya tugas saya melaksanakan konstitusi, masih ingat enggak dulu
kampanye orang marahin saya, saya taat sama ayat konstitusi, ribut
orang," Ahok menandaskan.

 Home
 News
 Peristiwa

HKTI Siap Fasilitasi Eks Gafatar
yang Ingin Terus Bertani
By Putu Merta Surya Putra

on 28 Jan 2016 at 14:27 WIB

17Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Mahyudin menegaskan, dengan keluarnya SK menkumham tak ada lagi HKTI
versi munas lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan anggota Gerakan Fajar
Nusantara (Gafatar) yang telah dipulangkan dari Kalimantan, masih
ingin melakukan transmigrasi dan melakukan aktivitas bertani. Ini
sesuai dengan program kerja mereka.
Terkait hal itu, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengaku
akan memfasilitasi eks anggota Gafatar yang ingin bertani. Karena
sebagai warga Indonesia, mereka memiliki hak dan kewajiban yang
sama dengan warga lainnya.
"Harusnya diterima. Mereka warga negara Indonesia juga. Dan saya
kira, kalau musim berganti, manusia juga berubah," ujar Ketum
HKTI Mahyudin di Jakarta, Kamis (28/1/2016).

BACA JUGA



Wakil Ketua MPR Mahyudin Terima SK HKTI dari Menkumham



Persatukan Keluarga Eks Gafatar Jadi Prioritas Mensos Khofifah



Polisi Kaji Laporan Dugaan Penistaan Agama oleh Gafatar

Wakil Ketua MPR itu pun mengatakan, jangan ada yang
mendiskreditkan para eks Gafatar serta menjauhi mereka. Masyarakat
juga diimbau agar memaafkan mereka.
"Saat tuhan maha pengampun, masa kita tidak bisa memaafkan
orang saat kembali ke jalan yang benar," kata dia.
Politikus Golkar itupun juga meminta agar masyarakat tidak
memberikan stigma bahwa mereka sebagai orang sesat, terutama
bagi yang ingin bertani kembali.
"Jangan lantas dicap mereka (eks Gafatar) sebagai orang sesat.
Jangan begitu cara pikiran kita," ujar dia.
HKTI mengukuhkan kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional periode
2015-2020. Ketua HKTI Mahyudin pun berjanji dan meminta para
pengurus untuk memakmurkan petani dan pedesaan.
"Untuk memakmurkan petani dan pedesaan demi kejayaan nusa
bangsa, berdasarkan Pancasila. Dengan ini saya kukuhkan Dewan
Pimpinan Nasional HKTI periode 2015-2020," ujar Mahyudin.

Pertanyakan Surat Tugas,
Pengendara Motor Ini Malah
Dilaporkan
By Sulung Lahitani Mardinata

on 02 Jan 2016 at 15:44 WIB

186Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Kamu Harus Tahu, Razia Polisi Baru Sah Kalau Memenuhi 5 Hal Ini | via:
kaskus.co.id

Citizen6, Jakarta Aksi arogan polisi masih sering terjadi. Seorang
pengendara motor bernama Joni Hermawan dilaporkan ke Sat
Reskrim Polres Tanah Datar karena mempertanyakan surat perintah
tugas dalam sebuah razia di Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera
Barat. Joni dilaporkan oleh Kasat Lantas Polres Tanah Datar, Iptu
Avani Erliansyah atas kasus dugaan melawan polisi.
BACA JUGA



Artis Berinisial VA Ditangkap Polisi di Malam Tahun Baru?



Ledakan Depan Rumah Ridwan Kamil, Polisi Akan Periksa CCTV

Joni yang tak terima dengan perlakuan tersebut, membeberkan fakta
sebenarnya razia tersebut. Menurut Joni dalam kronologi yang ia tulis,
awalnya pada 24 Desember 2015 ia dihentikan oleh salah seorang
polwan yang sedang melakukan razia. Joni merasa kaget karena tidak
melihat Plang Pemeriksaan yang seharusnya dipasang sebelum
lokasi razia. Ia pun mempertanyakan legalitas razia tersebut.
Belakangan, terjadi debat sengit antara Joni dengan Kasat Lantas
Polres Tanah Datar. Baik Joni maupun pihak polisi sama-sama
merekam peristiwa tersebut. Awalnya Joni memilih untuk berdamai
dengan pihak kepolisian untuk tidak mengunggah video razia tersebut
ke sosial media. Akan tetapi alangkah kagetnya Joni saat ia
dilaporkan atas dugaan tindak pidana oleh Kasat Lantas Polres Tanah
Datar.

Berikut kronologi selengkapnya sebagaimana yang ditulis Joni
dalam akun Facebook miliknya.
'Cemen, seorang Kasat Lantas melaporkan saya ke Sat Reskrim':
Kepada seluruh nitizen mohon do'a dan dukungannya, serta mohon
menilai kasus ini secara objektif. Terkait sikap kritis saya akhir-akhir
ini terhadap Polantas, kali ini patut diduga ada upaya kriminalisasi
terhadap saya.
Peristiwa terjadi Kamis 24 Desember 2015 Pukul 10:00 WIB. Saya
yang saat itu melintas di Jl. Picuran 7 Batusangkar tiba-tiba di
hentikan oleh salah seorang petugas Polwan dari Sat Lantas Polres
Tanah Datar yang katanya saat itu sedang melakukan razia
kendaraan. Saya yang tidak mengetahui saat itu sedang ada razia
merasa kaget, pasalnya tidak ada tanda razia seperti Plang
Pemeriksaan yang seharusnya di pasang 100 M sebelum lokasi razia,
sontak saya protes lalu mempertanyakan mengenai legalitas razia tsb
kepada petugas yang menghentikan saya itu, petugas tersebut lalu
memanggil komandannya yang belakangan di ketahui beliau
merupakan Kasat Lantas Polres Tanah Datar dengan nama IPTU
Avani Erliansyah. Beliau lalu menanyakan apa dasar saya
menanyakan Surat Perintah Tugas (sprint) beliau, saya bilang
amanah undang-undang yaitu PP No 42 Tahun 1993 Pasal 13-14
serta PP No.80 tahun 2012 Pasal 15 (ayat) 1-3. Namun beliau
menafsirkan PP itu dengan pemahamannya sendiri dan bersikukuh
menolak menunjukan sprint yang sebenarnya merupakan hak

pengendara untuk mengetahuinya, serta ngotot ingin menilang saya
karena tidak mau menunjukan SIM dan STNK.
Sempat terjadi perdebatan sengit antara saya dengan beliau,
akhirnya beliau meminta salah seorang anggotanya untuk merekam
saya, sayapun tidak tinggal diam lantas mengeluarkan gadget dari
dalam tas dan juga ikut merekam aksi beliau. Beliau memerintahkan
anggotanya untuk menerbitkan surat tilang dan hendak menyita
kendaraan saya, namun saya menolak menerima dan
menandatangani surat tilang tsb, sampai akhirnya beliau tidak jadi
menyita kendaraan saya.
Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi jika anggota yang melaksanakan
tugas di lapangan bersikap arif dan menyadari akan hak dan
kewajiban masing-masing, mereka boleh menuntut haknya jika telah
memenuhi kewajibannya yang merupakan hak bagi pengendara,
salah sarunya yaitu menunjukan sprint.
Tadinya saya ingin memberikan reward dan apresiasi yang sebesarbesarnya pada IPTU Avani Erliansyah atas sikap persuasif beliau,
bisa mengontrol emosi serta jauh dari sikap pongah dan arogan
dengan tidak akan mengunggah video ini ke socmed walaupun beliau
telah mengkebiri hak saya dengan menolak menunjukan sprint,
bahkan salah seorang anggotanya telah membawakan sprints itu
namun ketika anggota tsb hendak memperlihatkannya ke saya beliau
malah melarangnya.
Tapi hari ini apresiasi itu saya tarik kembali bagitu saya tahu bahwa
beliau telah bertindak semena-mena dengan melaporkan saya ke Sat

Reskrim Polres Tanah Datar atas tuduhan DUGAAN TINDAK
PIDANA TIDAK MENURUTI PERINTAH PETUGAS KEPOLISIAN
PADA SAAT MELAKSANAKAN DINAS KEPOLISIAN dan hari ini
saya diminta hadir menghadap Kasat Reskrim. Walaupun kurang
elegan seorang Kasat Lantas melaporkan masyarakat sipil seperti
saya, namun saya tetap menghargai hak beliau untuk melaporkan
saya. Tapi sebagai warga negara saya juga punya hak untuk
melaporkan beliau ke Div Propam terkait banyaknya ketentuan yang
beliau langgar pada saat melakukan razia, mulai dari tidak adanya
Plang Pemeriksaan (plang pemeriksaan tidak terpasang
sebagaimana mestinya), tidak mau menunjukan sprint yang
merupakan hak pengendara, serta tindakan kesemena-menaan
beliau terhadap saya dengan melaporkan saya.
Sekali lagi, sebenarnya saya tidak ingin mengunggah video ini ke
socmed atas pertimbangan :
1. Demi menjaga marwah dan nama baik Tanah Datar (walaupun
saya berdomisili di Bukittinggi namun saya adalah putra asli Tanah
Datar)
2. Sikap IPTU Avani yang sangan kondusif dalam menghadapi saya
3. Saya sangat menghormati Kasi Propam Polres Tanah Datar karena
saya mempunyai kedekatan emosional yang erat dengan beliau
(bahkan saya sudah anggap beliau seperti kakak saya sendiri).
Namun karena IPTU Avani telah bertindak semena-mena terhadap
saya dengan melaporkan saya, maka dengan terpaksa saya unggah
video ini ke publik biar masyarakat bisa menilai secara objektif.

Mohon dukungan moril pada netizen semua, untuk mengawal kasus
ini hingga tuntas.

Bela Negara = Wajib Militer?
By Putu Merta Surya Putra

on 19 Okt 2015 at 22:00 WIB

13.5kShares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Bendera Merah Putih berukuran besar berkibar di Tugu Monas, Jakarta
(19/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah rapat tertutup digelar Komisi I
Dewan Perwakilan Rakyat bersama Menteri Pertahanan Ryamizard
Ryacudu di gedung parlemen, Senin (19/10/2015). Panglima TNI
Jenderal Gatot Nurmantyo beserta petinggi TNI lain juga turut hadir.
Mereka membahas rencana program yang belakangan populer: bela
negara.
Usai rapat Ryamizard tak memberikan penjelasan rinci. Dia hanya
menegaskan bela negara merupakan hal yang penting untuk
diterapkan kepada rakyat Indonesia. "Yang penting kamu cinta nggak
sama negara? Itu bela negara," kata Ryamizard.
Dia juga menegaskan tidak perlu undang-undang khusus untuk
program tersebut. Menurut dia, payung hukum program bela negara
adalah konstitusi. "Undang-undang ada UUD. Hak dan kewajiban
membela negara," ujar dia.
Sebelumnya, Ryamizard melontarkan rencana akan meluncurkan
program bela negara, di Istana Negara, Senin 12 Oktober lalu.
Seturut program itu, Kementerian Pertahanan berencana merekrut
100 juta kader bela negara se-Indonesia.
Rencana itu akan dimulai pada akhir 2015. Program tersebut nantinya
wajib diikuti oleh seluruh warga negara.

Seperti dijelaskan melalui situs resmi Kementerian Pertahanan,
Kemhan bersama beberapa kementerian / lembaga terkait juga
sepakat membentuk kader-kader bela negara di kabupaten/kota di
seluruh Indonesia. Kader bela negara diharapkan mampu menjadi
komponen daya tangkal bangsa dalam mendukung pertahanan
negara.
Program ini disebut untuk mendukung program Revolusi Mental
pemerintahan Kabinet Kerja. Kemhan melalui Badan Pendidikan dan
Pelatihan (Badiklat) Kemhan akan membentuk Pusat Pendidikan dan
Pelatihan (Pusdiklat) Bela Negara.
Nantinya, kesepakatan tersebut tertuang dalam Memorandum of
Understanding (MoU) tentang Pembentukan Kader Bela Negara di
Kabupaten/Kota yang ditandatangani antara Kemhan bersama
Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Pedayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi.
Selain itu juga dengan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Kementerian Riset dan Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, Kementerian Agama, Kementerian Pemuda dan
Olahraga, Polri, TNI, dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Atlet Binaraga Ade Rai didaulat menjadi pemimpin upacara Hari Bela
Negara di Lapangan Silang Monas, Jakarta (19/12/2014).
(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Alhasil, rencana program bela negara pun menuai pro kontra.
Anggota Komisi I DPR Ahmad Muzani mengatakan pihaknya terkejut
mendengar rencana tersebut.
"Di bidang sistem pertahanan saat ini yang belum cukup mantap
adalah doktrin pertahanan kita, ada pergeseran dari pemerintahan
yang dahulu dan sekarang, yang dahulu adalah meminimalkan
permusuhan dan menghilangkan potensi peperangan," ujarnya di
gedung DPR, Senayan, Kamis (15/10/2015).

Politisi Partai Gerindra itu menyarankan, di tengah situasi
pertumbuhan ekonomi yang sedang sulit, sebaiknya anggaran bela
negara ini digunakan untuk memperkuat perekonomian.
"Bela negara dimaksudkan untuk memperkuat posisi rakyat yang
secara ekonomi lemah. Kekuatan negara itu ada di rakyatnya, tapi
ketika rakyat menganggur, makan kurang, daya beli rendah, maka
negara itu akan lemah," ujarnya.

Mengenal Wajib Militer dari Berbagai
Negara
By Sulung Lahitani Mardinata

on 05 Nov 2015 at 09:41 WIB

13Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Kangin `Super Junior` dan personel BOYFRIEND telah menyiapkan diri lahir dan
batin mengikuti wajib militer.

Citizen6, Jakarta Wajib militer atau seringkali disingkat sebagai wamil
adalah kewajiban bagi seorang warga negara berusia muda, biasanya
antara 18 - 27 tahun untuk menyandang senjata dan menjadi anggota
tentara dan mengikuti pendidikan militer guna meningkatkan
ketangguhan dan kedisiplinan seorang itu sendiri. Wamil biasanya
diadakan guna untuk meningkatkan kedisiplinan, ketangguhan,
kebranian dan kemandirian seorang itu dan biasanya diadakan wajib
untuk pria lelaki. Yang harus wamil biasanya adalah warga pria.
Pada masa kini, wamil tergolong kontroversial, karena adanya
penolakan, terutama untuk melayani pemerintahan yang tidak disukai
oleh beberapa pihak, perang yang tidak populer (contoh: Perang
Vietnam), dan tergolong pelanggaran terhadap hak individual. Orang-

orang yang masuk wamil dapat menghindarinya, terkadang dengan
meninggalkan negaranya.
Berikut ini daftar negara yang melaksanakan Wajib Militer:
1. Mesir
Dengan jangka waktu Wajib Militer selama 12 sampai 30 bulan. Wajib
Militer di Mesir diwajibkan bagi warga negara yang berusia 18 sampai
30 tahun. Selain itu, untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran
yang ada. Pemerintah Mesir tidak mengizinkan Warga Negaranya
yang berumur kurang dari 25 tahun berpergian ke luar negeri tanpa
persetujuan Kementerian Ketahanan dan Keamanan.
2. Republik Cina (Taiwan)
Pada Republik Taiwan sudah ditetapkan sejak tahun 1949. Tetapi
pada tahun 2007, masa Wajib Militer di Taiwan dipotong menjadi lebih
pendek menjadi 14 bulan.
3. Korea Selatan
Berbeda dengan Wajib Militer pada umumnya, di Korea Selatan wajib
militer diperbolehkan dengan jangkauan umur 18-35 tahun. Jangka
waktu Wajib Militer pun lebih lama, yaitu 24 bulan.
4. Malaysia
biasa disebut Program Latihan Khidmat Negara (PLKN) di Malaysia,
program ini dilaksanakan untuk Pria yang berumur 18 tahun ke atas.

Dengan jangka waktu pendek (3 bulan). Program ini dicanangkan
pemerintah Malaysia sejak Desember 2003.
Selengkapnya, baca langsung di sini
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa
dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi
di Forum Liputan6

Alasan Yusril Jadi Kuasa Hukum
Dirut Pelindo II RJ Lino
By Luqman Rimadi

on 19 Des 2015 at 14:01 WIB

19Shares

/






Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link

Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra saat
menggelar konferensi pers di Kantor PBB, Jakarta Selatan, Senin (26/10/2015).
PBB memberikan tanggapan mengenai kinerja setahun pemerintahan JokowiJK. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Yusril Ihza Mahendra menawarkan diri
sebagai kuasa hukum Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino yang baru
saja ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Alasannya, setiap warga negara memiliki hak untuk
dibela.
"Kami berkeyakinan bahwa tugas kami sebagai advokat adalah lebih
kurang sama dengan polisi, jaksa, hakim dan KPK," kata Yusril dalam
pesan singkatnya, di Jakarta, Sabtu (19/12/20115).

Menurut dia, KPK yang mewakili negara berwewenang menyatakan
seseorang sebagai tersangka pelaku tindak pidana. Jika cukup bukti,
KPK juga berwewenang menuntutnya ke pengadilan.
"Dalam proses seperti itu kedudukan negara dan warganya seimbang.
Ini adalah inti dari doktrin negara hukum. Aparatur negara wajib
menegakkan hukum dengan benar dan adil (due process of law) tidak
boleh sembarangan apalagi sewenang-wenang," ujar dia.
BACA JUGA



Dirut Pelindo II RJ Lino Jadi Tersangka, Ini Komentar JK



Buwas Puas RJ Lino Jadi Tersangka Kasus Pelindo II



Buwas: Jika Saya Kabareskrim, Tak Butuh Lama Tersangkakan RJ

Lino

Sementara sebagai advokat, kata Yusril, dirinya berkewajiban
mengawal semua proses hukum itu. Agar hak-hak tersangka tetap
terjamin dan kewenangan negara dijalankan oleh aparatnya secara
adil dan proporsional.
Begitu juga, kata dia, dalam menggunakan landasan hukum dan
pengumpulan alat bukti, advokat akan bersikap kritis apakah landasan
dan argumentasi hukum yang digunakan aparatnya tepat dan apakah
alat bukti cukup dan relevan dengan perkara atau tidak.
"Semua ini bermuara pada satu tujuan yakni penegakan hukum yang

benar dan adil agar prosesnya berjalan dengan benar dan adil pula
sehingga hukum tegak dengan seadil-adilnya," ujar dia.