Globalisasi Teknologi Eksplorasi Minyak kelapa
Globalisasi Teknologi, Eksplorasi Minyak Mentah
dan Kemiskinan pada Masyarakat Pesisir
Paper Kemiskinan dan Pembangunan Sosial
Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Kemiskinan dan Pembangunan
Sosial yang diampu Dra. Agnes Sunartiningsih, M.Si. & Dr.Hempri Suyatna, M.Si.
Mukhammad Fatkhullah
16/404184/PSP/05857
JURUSAN PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Kemiskinan dan Pembangunan
Sosial yang diampu: Dra. Agnes Sunartiningsih,M.Si. & Dr.Hempri Suyatna, M.Si.
Globalisasi Teknologi, Eksplorasi Minyak Mentah,
dan Kemiskinan pada Masyarakat Pesisir
Mukhammad Fatkhullah
16/404184/PSP/05857
Ringkasan
Globalisasi teknologi membawa kemungkinan Negara berkembang seperti Indonesia untuk
memaksimalkan kegiatan eksplorasi terhadap sumberdaya alam. Salah satu usaha tersebut
adalah pada sektor pertambangan minyak. Tujuannya jelas, yaitu untuk meningkatkan
pertumbuhan dan mempercepat pembangunan di segala bidang. Namun dalam prosesnya,
kegiatan tersebut ternyata membutuhkan banyak hal untuk dikorbankan. Tak hanya
lingkungan, namun juga masyarakat lokal khususnya masyarakat pesisir yang tak hanya
berhadapan dengan kemiskinan, namun kondisi yang membuat mereka semakin dan lebih
miskin dari kondisi asalnya. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana peran
pemerintah dan perusahaan terhadap kondisi tersebut? Apakah globalisasi yang ada kemudian
hanya sekedar diterima tanpa mempertimbangkan berbagai dampak dan konsekuensi yang
ditimbulkannya? Usaha seperti apa yang mungkin diwujudkan untuk tetap mempertahankan
pertumbuhan tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat pesisir? Pertanyaan-pertanyaan
tersebut akan dijawab pada paper ini.
Pendahuluan
Globalisasi
globalisasi, atau dalam hal ini mengalami
merupakan
menyebaran
perluasan makna. Tak hanya pada taraf
informasi secara mengglobal, atau dalam
hal
ini
menyeluruh.
persebaran
Menghilangkan
kita
antar pulau, wilayah, bahkan Negara. Pada
melihat
bagaimana
persebaran
persaingan tenaga kerja dalam suatu Negara
hanya sebatas pada tataran informasi.
Indonesia misalnya, tak hanya terjadi antar
Namun seiring berjalannya waktu, konsep
sendiri
juga
informasi, dan globalisasi kini membuat
awalnya, konsep globalisasi didefinisikan
itu
namun
teknologi, bahkan sumberdaya manusia jika
berbagai batasan dan tabir-tabir penghalang
globalisasi
informasi,
masyarakat Indonesia sendiri, namun juga
mengalami
1
pada masyarakat Cina dan warga Negara
Harapannya, tentunya dengan adanya
asing yang kini bebas untuk bersaing
globalisasi dalam bidang teknologi yang
mendapatkan pekerjaan di Indonesia dalam
terwujud melalui eksplorasi sumber daya
naungan MEA yang merupakan salah satu
alam melalui teknologi yang diimpor dari
produk globalisasi itu sendiri.
luar1 dapat mewujudkan efektifitas dan
efisiensi dalam menggali setiap sumber
Namun, dari berbagai segi dan aspek
daya alam yang berkaitan. Namun, hal
globalisasi itu sendiri, selain informasi,
tersebut akan menjadi masalah ketika
dampak yang paling bisa dilihat yang
dalam
kemudian menimbulkan dampak-dampak
Percepatan
justru menyebabkan kemiskinan khususnya
persebaran
pada
teknologi, sepertihalnya gadget dan internet
informasi secara mengglobal. Meskipun,
dalam hal ini, teknologi tidak hanya
terhadap
kegiatan
dan
didapatkan
daerah
pemasukan
yang
maupun
pusat
dan penggunaan teknologi
tersebut berpotensi mengurangi pendapatan
termasuk
dan
teknologi yang digunakan untuk melakukan
eksplorasi
pendapatan
globalisasi
luas seperti teknologi bio kimia, teknologi
konstruksi,
dimana
meningkat secara drastis, namun ketika
diartikan secara sempit, namun juga secara
urusan
masyarakat
eksplorasi tersebut dilakukan. Meskipun
misalnya, juga mendorong persebaran
untuk
penggunaan
teknologi melalu kerangka globalisasi ini
beruntun lainnya adalah globalisasi pada
teknologi.
pelaksanaannya
kesejahteraan
dari
masyarakat
setempat, harusnya pemerintah memiliki
potensi-potensi
inisiatif dan pertimbangan yang lebih
kelautan yang dimiliki oleh suatu Negara.
matang apakah harus tetap melanjutkan
Dimana, teknologi itu sendiri merupakan
ataukah menghentikan proses eksplorasi
hasil dari globalisasi dan untuk itu,
sumberdaya alam melalui teknologi yang
eksplorasi secara mengglobal pada setiap
kini telah dilakukan secara mengglobal.
sudut wilayah suatu Negara, dalam hal ini
Oleh karena itu, paper ini memaparkan
Indonesia merupakan salah satu bentuk dari
sebuah permasalahan yang kini mengglobal
globalisasi teknologi.
akibat globalisasi itu sendiri. Globalisasi,
bagaimanapun juga mendorong percepatan
1
proses eksplorasi yang dimaksudkan melalui
teknologi. Jadi globalisasi yang dilakukan di
Indonesia, merupakan bagian dari globalisasi yang
sedang terjadi pada tataran atau lingkup yang lebih
luas.
Karena meskipun konsep globalisasi dalam artian
ini didefinisikan sebagai suatu kegiatan Negara
untuk mengekplorasi potensinya, dalam sisi yang
lain juga dapat diartikan sebagai eksploitasi pada
pemilik teknologi pada Negara-negara pasar yang
membutuhkan teknologi serupa untuk membantu
2
perubahan pada setiap segi dan dimensi
Globalisasi Teknologi:
Pendorong Eksplorasi &
Eksploitasi
kehidupan bernegara. Termasuk bagaimana
Negara
melakukan
eksplorasi
dan
pemanfaatan sumberdaya alam. Namun
Seiring berkembangnya teknologi dan
penggunaan dan pemanfaatan globalisasi
menyebarnya muatan globalisasi, yang
sebagai instrument untuk mengadakan dan
didalamnya pertukaran teknologi antara
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Negara maju dengan Negara berkembang
melalui peningkatan pendapatan perkapita
menjadi kian mudah atau bahkan tidak ada
yang
melalui
batasan sama sekali. Hal ini, tentu dalam
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya
beberapa aspek dapat menjadi sebuah
alam2
praktiknya
potensi. Pasalnya, eksplorasi pada tiap-tiap
keresahan,
sumberdaya yang dimiliki oleh Negara
masyarakat
berkembang, khususnya Indonesia yang
penduduk asli dari pekerjaan aslinya, tradisi
memang terkenal dan dikenal dengan
dan budaya, serta penghindupannya selama
kekayaan
sumberdayanya
diharapkan
ini. Sehingga, konsep globalisasi teknologi
mampu
meningkatkan
pendapatan
sebagai instrument pembangunan untuk
perkapita
melalui
mewujudkan
masyarakat
ataupun eksploitasi pada sumber-sumber
kemudian menjadi suatu hal yang patut
alam baik yang terperbaharui maupun tidak
dipertanyakan mengingat hal tersebut justru
terperbaharui.
hanya
bisa
yang
justru
menimbulkan
termasuk
terwujud
dalam
kesulitan,
pengasingan
kesejahteraan
menodai konsep kesejahteraan karena
kegiatan
eksplorasi
Masalah yang muncul kemudian, adalah
dalam pelaksanaan dan realitasnya, untuk
ketika
mencapai
dampak kepada masyarakat dan lingkugan
hal
tersebut,
kesejahteraan
sebagian masyarakat pun dikorbankan.
sekitar.
kegiatan
tersebut
Misalkan
saja,
memberikan
eksplorasi
sumberdaya minyak mentah di lautan.
Dalam kasus yang ada, permasalahan tak
hanya seputar berkurang dan hilangnya
mata pencaharian masyarakat pesisir yang
diakibatkan oleh kebocoran limbah3 dan
2
Asumsi ini didapat dari berbagai pendekatan
bahwasanya, Negara berkembang hanya bisa
mengggunakan dan menjual sumber daya alamnya
untuk melakukan pembangunan. Akibatnya, Negara
berkembang dalam kebanyakan kasus menjadi
kambing hitam atas berbagai kerusakan lingkungan,
yang dalam proses awalnya juga dilakukan dan
dicontohkan oleh Negara maju sebagai awal dan
batu pijakan bagi mereka untuk berdiri pada
posisinya saat ini.
3
Seperti pada kasus PT. Gold Water, limbah yang
dihasilkan dari usaha pada sektor pertambangan
3
tumpahan minyak (Sulistyono, 2015) yang
berkembang. Dalam prosesnya, perusahaan
kemudian membuat ekosistem dan biota
bersama
yang ada di laut sekitar instalasi perusahaan
program CSR mencoba untuk menggeser
tidak
kehidupan masyarakat di peisisr ini jauh
mampu
lagi
menopang
dan
dengan
dari
yang hidup pada garis pantai yang ada pada
Mungkin, pada garis pantai yang lain atau
sekitar
bahkan pada daerah pegunungan.
pertambangan
Meskipun
konsep
wawasan
lingkungan
minyak.
sustainability
kini
terjadi
meskipun
maju
menggunakan
yang
aslinya.
Pemerintah & Perusahaan:
Tanggung Jawab Sosial pada
Masyarakat
begitu
Meskipun
teknologi super modern yang diimport dari
Negara-negara
tempat
dan
digalakkan, sayangnya hal tersebut masih
kerap
dan
melalui
memberikan penghidupan pada nelayan
area
komunitas
pemerintah
secara
fisik
perusahaan
beserta pemerintah turut serta untuk
diklaim
memberikan solusi bagi permasalahan yang
merupakan kiblat dari konsep keberlanjutan
dialami oleh nelayan yang berangsur-
lingkungan.
angsur dan mau tida-mau harus kehilangan
Pada tataran yang lebih ekstrim, juga
penghidupannya
di
lautan
dengan
contoh kasus yang lebih parah, masyarakat
memindahkan komunitas dan kehidupan
pesisir bahkan tak lagi diberikan tempat dan
mereka dari yang semula tinggal di pesisir
4
tercerabut hak hidupnya karena aktivitas
untuk mencari ikan ke daerah pegunungan
dan operasional dari pertambangan minyak
atau
itu sendiri. Kegiatan nelayan, dengan
melakukan pekerjaan darat lainnya, namun
semakin
yang
hal tersebut dirasa kurang mewakili apa
didapatnya dari laut, membuat mereka
yang kemudian di sebut sebagai konsep
harus bekerja ekstra dan berkeliaran di
tanggung jawab.
minimnya
penghasilan
perbukitan
untuk
bertani
dan
5
sekitar area pertambangan. Namun, bagi
perusahaan
kegiatan
tersebut
Tidak hanya pada perusahaan, namun
kerap
juga pemerintah. Faktanya, pergeseran
mengganggu operasional perusahaan. Ada
kehidupan dari pesisir yang bekerja dengan
beberapa kekhawatiran yang kemudian
kemiskinan, bahkan pemerintah daerah harus
merugi triliyunan rupiah akibat hilangnya
pemasukan dari sektor perikanan (Kompas, 2003).
5
Meskipun area tersebut dari dulu adalah area
tempat asli dari para nelayan ini untuk mencari ikan,
dan itu merupakan suatu hal yang lumrah bagi
mereka untuk mencari penghidupan di sana.
minyak bumi mencemari lingkungan dan menuai
protes dari warga. Sehingga, kegiatan usaha tidak
bisa dilakukan dengan maksimal (Metro Prabu,
2013).
44
Pada kasus yang terjadi di riau, usaha budidaya
masyarakat yang ada di sana berpotensi untuk
tergusur
oleh
aktivitas
transportasi
dan
pertambangan.
Tidak
hanya
menyebabkan
4
mencari ikan menuju kehidupan darat yang
Sayangnya, kerangka berpikir yang
kental dengan pertanian bukanlah suatu hal
sedemikian rupa kemudian membawa kita
yang sederhana. Ada perubahan kebiasaan,
kepada sebuah pertanyaan. Untuk siapakah
pola dan cara berpikir, bahkan perubahan
pembangunan
budaya yang memerlukan adaptasi tidak
digadang-gadang
dalam satu atau dua bulan saja, bahkan bisa
kesejahteraan masyarakat? Atau dalam hal
bertahun-tahun.
ini kesejahteraan seperti apakah yang
dimaksud?
Hal inilah, yang kemudian menjadi salah
dalam
memungkinkan
melakukan
terhadap
hal
eksplorasi
dan
sumber-sumber
pada
diperparah
masyarakat.
dengan
yang
pertumbuhan
ekonomi
masyarakat
adalah
beserta
kesejahteraan
aktor-aktor
yang
bahkan pemangku kebijakan yang telah
memiliki
tinggi.6
hubungan
khusus
dan
menggunakan serangkaian regulasi dan
Sehingga, tak heran jika dalam hal ini
kesejahteraan
untuk
itu investor, top level manajer, owner, atau
pencapaian
yang
besar
memiliki kepentingan didalamnya. Apakah
paradigma
pada
Negara
dimaksud
perusahaan
ini
pembangunan yang masih bertumpu dan
menitikberatkan
lebih
mungkin kesejahteraan yang lebih besar
yang
Hal
mencapai
kecil sepertihalnya komunitas pesisir, maka
eksploitasi
sayangnya tidak sepenuhnya memberikan
kebaikan
meningkatkan
untuk
yang
yang
mengorbankan kesejahteraan masyarakat
untuk
alam
dapat
mengharuskan
teknologi
pemerintah
pertumbuhan
Jika
kesejahteraan
satu penyebab munculnya kemiskinan.
Globalisasi
dan
kekuatannya untuk mendukung usaha para
pesisir
pelaku tersebut. Salah satunya, dalam hal
diibaratkan sebagai sebuah pengorbanan
ini bisa kita lihat adalah pada penggeseran
yang harus dilakukan guna mencapai dan
masyarakat pesisir menuju masyarakat
mewujudkan kesejahteraan yang lebih luas.
pegunungan
yang
Memaknai Kesejahteraan: Untuk Siapakah
menghilangkan
Itu?
pencaharian
tak
sumber-sumber
masyarakat,
namun
hanya
mata
juga
memiskinkan mereka karena perlu adanya
6
secara
bertahun-tahun
telah
memberikan
sumbangan besar terhadap penderitaan masyarakat
daerah Sumatra yang secara langsung terkena
dampak asap kabut berkepanjangan. Konsekuensi
lainnya juga kerap ditemukan, dalam kasus yang
diangkat oleh penulis, eksplorasi minyak mentah
membuat masyarakat pesisis tergeser. Tidak hanya
secara fisik, namun juga kebiasaan, mata
pencaharian, bahkan budaya (Al-Rodhan, 2006).
Sayangnya pencapaian pertumbuhan yang tinggi
khususnya pada Negara berkembang hanya bisa
diwujudkan dengan melakukan eksplorasi dan
eksploitasi besar-besaran terhadap sumber-sumber
alam yang dalam prosesnya tak jarang ditemukan
dampak berupa kerusakan lingkungan. Misalkan
dalam usaha pengembangan dan peningkatan
produksi kelapa sawit, pembakaran hutan diperlukan
untuk menambah lahan produktif kelapa sawit, yang
5
usaha ekstra untuk melakukan adaptasi
telah diyakini dan mendarah daging pada
terhadap lingkungan sosial budaya yang
kehidupan mereka.
baru dan hal tersebut tak semudah yang
Selain itu, pemerintah juga memiliki
dibayangkan.
tanggung jawab tak hanya terbatas pada
penyusunan aturan dan regulasi atas apa
Memulai Sinergitas:
Pemerintah, Perusahaan dan
Masyarakat
yang dilakukan oleh perusahaan. Lebih dari
itu, pemerintah memiliki tanggung jawab
unk memastikan kedua komponen dalam
Perusahaan, pada dasarnya merupakan
sebuah lembaga ekonomi yang diciptakan
negaranya,
untuk
kondisi
perusahaan dapat berjalan dengan sinergis.
kesejahteraan. Oleh karenanya, setiap
Sehingga, berbagai konflik dan gesekan
usaha baik yang dilakukan oleh perusahaan
bisa diminimalisir, juga permasalahan
ataupun dengan bentuan Negara harusnya
seperti kemiskinan pada masyarakat pesisir
tidak pernah menggunakan kesejahteraan
yang diakibatkan oleh usaha eksplorasi
sekelompok
minyak mentah dapat diatasi dengan suatu
mencapai
suatu
komunitas
sebagai
yaitu
masyarakat
dan
kondisi yang sinergis.
pengorbanan atas apapun yang kemudian
disebut dengan pencapaian yang lebih
Kesimpulan
besar. Meskipun, dalam prosesnya itu
Globalisasi
dibutuhkan, setidaknya keduanya benarbenar
memiliki
komitmen
dan berbagai kendala pada penyebaran
Berdasarkan kasus yang diangkat di atas,
budaya,
serta
Paradigma
pembangunan
pemikiran.
yang
masih
bertumpu pada peningkatan pertumbuhan
sekedar
ekonomi membuat Negara berkembang
memindahkan masyarakat secara fisik,
seperti Indonesia mau tak-mau harus
namun juga memberikan jaminan melalui
melakukan
serangkaian pelatihan, pengawasan, atau
terhadap sumber daya yang dimilikinya.
bahkan memikirkan solusi lain yang dapat
Globalisasi teknologi memungkinan hal
memberdayakan masyarakat pesisir agar
tersebut, yaitu dengan melakukan impor
tetap bisa hidup tanpa harus mengubah cara
terhadap berbagai teknologi dan tenaga ahli
pandang dan cara hidupnya yang selama ini
yang didatangkan dari Negara-negara yang
jawab
perusahaan
teknologi,
memiliki
tanggung
ini
sebatas
globalisasi menghilangkan batasan-batasan
ini masyarakat pesisir.
hal
hanya
penyebaran informasi, namun lebih jauh
untuk
mempertahankan kesejahteraan dalam hal
dalam
tak
tak
hanya
eksplorasi
dan
dikata merupakan Negara maju.
6
eksploitasi
Sayangnya, hal tersebut kebanyakan
perusahaan dan masyarakat, namun juga
menimbulkan konsekuensi. Tak hanya pada
antar ketiga elemen, yaitu perusahaan,
lingkungan melalui limbah, kelalaian, serta
masyarakat, juga pemerintah. Perusahaan,
kecelakaan yang kerap kali terjadi, namun
hendaknya memiliki komintmen untuk
juga secara sosial ketika masyarakat daerah
menjamin
pesisir kerap menjadi korban, bahkan
masyarakat pesisir agar berbagai kegiatan
kehilangan sumber-sumber pendapatan dan
usahanya
tempat untuk berlayar yang selama ini telah
kemiskinan yang telah ada. Sebaliknya,
menjadi teriroti berdasarkan adat dan
pemerintah memiliki tanggung jawab untuk
kebiasaan.
melaksanakan
Lagi-lagi,
paradigm
sumber-sumber
tidak
malah
peraturan
pendapatan
memperparah
perundang-
pembangunan yang masih bertumpu pada
undangan
pertumbuhan
menjamin kegiatan tersebut telah terlaksana
membuat
kesejahteraan
komunitas pesisir menjadi korban untuk
dengan
CSR
dan
dengan baik.
mendapatkan dan mewujudkan konsep
Sehingga, globalisasi teknologi dalam
kesejahteraan yang (katanya) lebih besar
hal ini tidak hanya menimbulkan dampak
lagi.
Memahami
terkait
negatif, namun dapat dikelola melalui
kasus
tersebut
sebagai
usaha yang lebih proaktif dan prokreatif,
sebuah gesekan yang mampu mendorong
tujuannya
perpecahan antar elemen, maka dalam hal
kesejahteraan bagi semua pihak.
yaitu
untuk
mencapai
ini diperlukan sinergitas tak hanya antar
Referensi
Al-Rodhan, R. N. G. S., 2006. Definitions of Globalization: A Comprehensive Overview and
a Proposed Definition.. Program on the Geopolitical Implications of Globalization and
Transnational Security.
Kompas, 2003. Usaha Budidaya Tergusur Tambang. Edisi 26 November. p. 23.
Metro Prabu, 2013. Limbah Minyak PT. Gold Water Cemari Lingkungan. [Online]
Available at: http://www.posmetroprabu.com/2013/03/limbah-minyak-gold-watercemari.html
[Accessed 20 03 2017].
7
Purwatiningsih, A. & Masykur, 2012. Eksplorasi dan Eksploitasi Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi di Lautan Natuna Bagian Utara Laut Yuridikasi Nasional Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kepulauan Natuna. Jurnal Reformasi,,
2(2), pp. 59-67.
Sulistyono, 2015. Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut pada Kegiatan
Industri Migas dan Metode Penanggulangannya. Forum Teknologi, 3(1), pp. 49-57.
Sulistyono, S. M. M., 2012. Kajian Dampak Tumpahan Minyak dari Kegiatan Operasi Kilang
Minyak Terhadap Kualitas Air dan Tanah (Studi Kasus Kilang Minyak Pusdiklat Migas
Cepu). Kajian Dampak Tumpahan Minyak, 4(2), pp. 23-34.
8
dan Kemiskinan pada Masyarakat Pesisir
Paper Kemiskinan dan Pembangunan Sosial
Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Kemiskinan dan Pembangunan
Sosial yang diampu Dra. Agnes Sunartiningsih, M.Si. & Dr.Hempri Suyatna, M.Si.
Mukhammad Fatkhullah
16/404184/PSP/05857
JURUSAN PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Kemiskinan dan Pembangunan
Sosial yang diampu: Dra. Agnes Sunartiningsih,M.Si. & Dr.Hempri Suyatna, M.Si.
Globalisasi Teknologi, Eksplorasi Minyak Mentah,
dan Kemiskinan pada Masyarakat Pesisir
Mukhammad Fatkhullah
16/404184/PSP/05857
Ringkasan
Globalisasi teknologi membawa kemungkinan Negara berkembang seperti Indonesia untuk
memaksimalkan kegiatan eksplorasi terhadap sumberdaya alam. Salah satu usaha tersebut
adalah pada sektor pertambangan minyak. Tujuannya jelas, yaitu untuk meningkatkan
pertumbuhan dan mempercepat pembangunan di segala bidang. Namun dalam prosesnya,
kegiatan tersebut ternyata membutuhkan banyak hal untuk dikorbankan. Tak hanya
lingkungan, namun juga masyarakat lokal khususnya masyarakat pesisir yang tak hanya
berhadapan dengan kemiskinan, namun kondisi yang membuat mereka semakin dan lebih
miskin dari kondisi asalnya. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana peran
pemerintah dan perusahaan terhadap kondisi tersebut? Apakah globalisasi yang ada kemudian
hanya sekedar diterima tanpa mempertimbangkan berbagai dampak dan konsekuensi yang
ditimbulkannya? Usaha seperti apa yang mungkin diwujudkan untuk tetap mempertahankan
pertumbuhan tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat pesisir? Pertanyaan-pertanyaan
tersebut akan dijawab pada paper ini.
Pendahuluan
Globalisasi
globalisasi, atau dalam hal ini mengalami
merupakan
menyebaran
perluasan makna. Tak hanya pada taraf
informasi secara mengglobal, atau dalam
hal
ini
menyeluruh.
persebaran
Menghilangkan
kita
antar pulau, wilayah, bahkan Negara. Pada
melihat
bagaimana
persebaran
persaingan tenaga kerja dalam suatu Negara
hanya sebatas pada tataran informasi.
Indonesia misalnya, tak hanya terjadi antar
Namun seiring berjalannya waktu, konsep
sendiri
juga
informasi, dan globalisasi kini membuat
awalnya, konsep globalisasi didefinisikan
itu
namun
teknologi, bahkan sumberdaya manusia jika
berbagai batasan dan tabir-tabir penghalang
globalisasi
informasi,
masyarakat Indonesia sendiri, namun juga
mengalami
1
pada masyarakat Cina dan warga Negara
Harapannya, tentunya dengan adanya
asing yang kini bebas untuk bersaing
globalisasi dalam bidang teknologi yang
mendapatkan pekerjaan di Indonesia dalam
terwujud melalui eksplorasi sumber daya
naungan MEA yang merupakan salah satu
alam melalui teknologi yang diimpor dari
produk globalisasi itu sendiri.
luar1 dapat mewujudkan efektifitas dan
efisiensi dalam menggali setiap sumber
Namun, dari berbagai segi dan aspek
daya alam yang berkaitan. Namun, hal
globalisasi itu sendiri, selain informasi,
tersebut akan menjadi masalah ketika
dampak yang paling bisa dilihat yang
dalam
kemudian menimbulkan dampak-dampak
Percepatan
justru menyebabkan kemiskinan khususnya
persebaran
pada
teknologi, sepertihalnya gadget dan internet
informasi secara mengglobal. Meskipun,
dalam hal ini, teknologi tidak hanya
terhadap
kegiatan
dan
didapatkan
daerah
pemasukan
yang
maupun
pusat
dan penggunaan teknologi
tersebut berpotensi mengurangi pendapatan
termasuk
dan
teknologi yang digunakan untuk melakukan
eksplorasi
pendapatan
globalisasi
luas seperti teknologi bio kimia, teknologi
konstruksi,
dimana
meningkat secara drastis, namun ketika
diartikan secara sempit, namun juga secara
urusan
masyarakat
eksplorasi tersebut dilakukan. Meskipun
misalnya, juga mendorong persebaran
untuk
penggunaan
teknologi melalu kerangka globalisasi ini
beruntun lainnya adalah globalisasi pada
teknologi.
pelaksanaannya
kesejahteraan
dari
masyarakat
setempat, harusnya pemerintah memiliki
potensi-potensi
inisiatif dan pertimbangan yang lebih
kelautan yang dimiliki oleh suatu Negara.
matang apakah harus tetap melanjutkan
Dimana, teknologi itu sendiri merupakan
ataukah menghentikan proses eksplorasi
hasil dari globalisasi dan untuk itu,
sumberdaya alam melalui teknologi yang
eksplorasi secara mengglobal pada setiap
kini telah dilakukan secara mengglobal.
sudut wilayah suatu Negara, dalam hal ini
Oleh karena itu, paper ini memaparkan
Indonesia merupakan salah satu bentuk dari
sebuah permasalahan yang kini mengglobal
globalisasi teknologi.
akibat globalisasi itu sendiri. Globalisasi,
bagaimanapun juga mendorong percepatan
1
proses eksplorasi yang dimaksudkan melalui
teknologi. Jadi globalisasi yang dilakukan di
Indonesia, merupakan bagian dari globalisasi yang
sedang terjadi pada tataran atau lingkup yang lebih
luas.
Karena meskipun konsep globalisasi dalam artian
ini didefinisikan sebagai suatu kegiatan Negara
untuk mengekplorasi potensinya, dalam sisi yang
lain juga dapat diartikan sebagai eksploitasi pada
pemilik teknologi pada Negara-negara pasar yang
membutuhkan teknologi serupa untuk membantu
2
perubahan pada setiap segi dan dimensi
Globalisasi Teknologi:
Pendorong Eksplorasi &
Eksploitasi
kehidupan bernegara. Termasuk bagaimana
Negara
melakukan
eksplorasi
dan
pemanfaatan sumberdaya alam. Namun
Seiring berkembangnya teknologi dan
penggunaan dan pemanfaatan globalisasi
menyebarnya muatan globalisasi, yang
sebagai instrument untuk mengadakan dan
didalamnya pertukaran teknologi antara
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Negara maju dengan Negara berkembang
melalui peningkatan pendapatan perkapita
menjadi kian mudah atau bahkan tidak ada
yang
melalui
batasan sama sekali. Hal ini, tentu dalam
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya
beberapa aspek dapat menjadi sebuah
alam2
praktiknya
potensi. Pasalnya, eksplorasi pada tiap-tiap
keresahan,
sumberdaya yang dimiliki oleh Negara
masyarakat
berkembang, khususnya Indonesia yang
penduduk asli dari pekerjaan aslinya, tradisi
memang terkenal dan dikenal dengan
dan budaya, serta penghindupannya selama
kekayaan
sumberdayanya
diharapkan
ini. Sehingga, konsep globalisasi teknologi
mampu
meningkatkan
pendapatan
sebagai instrument pembangunan untuk
perkapita
melalui
mewujudkan
masyarakat
ataupun eksploitasi pada sumber-sumber
kemudian menjadi suatu hal yang patut
alam baik yang terperbaharui maupun tidak
dipertanyakan mengingat hal tersebut justru
terperbaharui.
hanya
bisa
yang
justru
menimbulkan
termasuk
terwujud
dalam
kesulitan,
pengasingan
kesejahteraan
menodai konsep kesejahteraan karena
kegiatan
eksplorasi
Masalah yang muncul kemudian, adalah
dalam pelaksanaan dan realitasnya, untuk
ketika
mencapai
dampak kepada masyarakat dan lingkugan
hal
tersebut,
kesejahteraan
sebagian masyarakat pun dikorbankan.
sekitar.
kegiatan
tersebut
Misalkan
saja,
memberikan
eksplorasi
sumberdaya minyak mentah di lautan.
Dalam kasus yang ada, permasalahan tak
hanya seputar berkurang dan hilangnya
mata pencaharian masyarakat pesisir yang
diakibatkan oleh kebocoran limbah3 dan
2
Asumsi ini didapat dari berbagai pendekatan
bahwasanya, Negara berkembang hanya bisa
mengggunakan dan menjual sumber daya alamnya
untuk melakukan pembangunan. Akibatnya, Negara
berkembang dalam kebanyakan kasus menjadi
kambing hitam atas berbagai kerusakan lingkungan,
yang dalam proses awalnya juga dilakukan dan
dicontohkan oleh Negara maju sebagai awal dan
batu pijakan bagi mereka untuk berdiri pada
posisinya saat ini.
3
Seperti pada kasus PT. Gold Water, limbah yang
dihasilkan dari usaha pada sektor pertambangan
3
tumpahan minyak (Sulistyono, 2015) yang
berkembang. Dalam prosesnya, perusahaan
kemudian membuat ekosistem dan biota
bersama
yang ada di laut sekitar instalasi perusahaan
program CSR mencoba untuk menggeser
tidak
kehidupan masyarakat di peisisr ini jauh
mampu
lagi
menopang
dan
dengan
dari
yang hidup pada garis pantai yang ada pada
Mungkin, pada garis pantai yang lain atau
sekitar
bahkan pada daerah pegunungan.
pertambangan
Meskipun
konsep
wawasan
lingkungan
minyak.
sustainability
kini
terjadi
meskipun
maju
menggunakan
yang
aslinya.
Pemerintah & Perusahaan:
Tanggung Jawab Sosial pada
Masyarakat
begitu
Meskipun
teknologi super modern yang diimport dari
Negara-negara
tempat
dan
digalakkan, sayangnya hal tersebut masih
kerap
dan
melalui
memberikan penghidupan pada nelayan
area
komunitas
pemerintah
secara
fisik
perusahaan
beserta pemerintah turut serta untuk
diklaim
memberikan solusi bagi permasalahan yang
merupakan kiblat dari konsep keberlanjutan
dialami oleh nelayan yang berangsur-
lingkungan.
angsur dan mau tida-mau harus kehilangan
Pada tataran yang lebih ekstrim, juga
penghidupannya
di
lautan
dengan
contoh kasus yang lebih parah, masyarakat
memindahkan komunitas dan kehidupan
pesisir bahkan tak lagi diberikan tempat dan
mereka dari yang semula tinggal di pesisir
4
tercerabut hak hidupnya karena aktivitas
untuk mencari ikan ke daerah pegunungan
dan operasional dari pertambangan minyak
atau
itu sendiri. Kegiatan nelayan, dengan
melakukan pekerjaan darat lainnya, namun
semakin
yang
hal tersebut dirasa kurang mewakili apa
didapatnya dari laut, membuat mereka
yang kemudian di sebut sebagai konsep
harus bekerja ekstra dan berkeliaran di
tanggung jawab.
minimnya
penghasilan
perbukitan
untuk
bertani
dan
5
sekitar area pertambangan. Namun, bagi
perusahaan
kegiatan
tersebut
Tidak hanya pada perusahaan, namun
kerap
juga pemerintah. Faktanya, pergeseran
mengganggu operasional perusahaan. Ada
kehidupan dari pesisir yang bekerja dengan
beberapa kekhawatiran yang kemudian
kemiskinan, bahkan pemerintah daerah harus
merugi triliyunan rupiah akibat hilangnya
pemasukan dari sektor perikanan (Kompas, 2003).
5
Meskipun area tersebut dari dulu adalah area
tempat asli dari para nelayan ini untuk mencari ikan,
dan itu merupakan suatu hal yang lumrah bagi
mereka untuk mencari penghidupan di sana.
minyak bumi mencemari lingkungan dan menuai
protes dari warga. Sehingga, kegiatan usaha tidak
bisa dilakukan dengan maksimal (Metro Prabu,
2013).
44
Pada kasus yang terjadi di riau, usaha budidaya
masyarakat yang ada di sana berpotensi untuk
tergusur
oleh
aktivitas
transportasi
dan
pertambangan.
Tidak
hanya
menyebabkan
4
mencari ikan menuju kehidupan darat yang
Sayangnya, kerangka berpikir yang
kental dengan pertanian bukanlah suatu hal
sedemikian rupa kemudian membawa kita
yang sederhana. Ada perubahan kebiasaan,
kepada sebuah pertanyaan. Untuk siapakah
pola dan cara berpikir, bahkan perubahan
pembangunan
budaya yang memerlukan adaptasi tidak
digadang-gadang
dalam satu atau dua bulan saja, bahkan bisa
kesejahteraan masyarakat? Atau dalam hal
bertahun-tahun.
ini kesejahteraan seperti apakah yang
dimaksud?
Hal inilah, yang kemudian menjadi salah
dalam
memungkinkan
melakukan
terhadap
hal
eksplorasi
dan
sumber-sumber
pada
diperparah
masyarakat.
dengan
yang
pertumbuhan
ekonomi
masyarakat
adalah
beserta
kesejahteraan
aktor-aktor
yang
bahkan pemangku kebijakan yang telah
memiliki
tinggi.6
hubungan
khusus
dan
menggunakan serangkaian regulasi dan
Sehingga, tak heran jika dalam hal ini
kesejahteraan
untuk
itu investor, top level manajer, owner, atau
pencapaian
yang
besar
memiliki kepentingan didalamnya. Apakah
paradigma
pada
Negara
dimaksud
perusahaan
ini
pembangunan yang masih bertumpu dan
menitikberatkan
lebih
mungkin kesejahteraan yang lebih besar
yang
Hal
mencapai
kecil sepertihalnya komunitas pesisir, maka
eksploitasi
sayangnya tidak sepenuhnya memberikan
kebaikan
meningkatkan
untuk
yang
yang
mengorbankan kesejahteraan masyarakat
untuk
alam
dapat
mengharuskan
teknologi
pemerintah
pertumbuhan
Jika
kesejahteraan
satu penyebab munculnya kemiskinan.
Globalisasi
dan
kekuatannya untuk mendukung usaha para
pesisir
pelaku tersebut. Salah satunya, dalam hal
diibaratkan sebagai sebuah pengorbanan
ini bisa kita lihat adalah pada penggeseran
yang harus dilakukan guna mencapai dan
masyarakat pesisir menuju masyarakat
mewujudkan kesejahteraan yang lebih luas.
pegunungan
yang
Memaknai Kesejahteraan: Untuk Siapakah
menghilangkan
Itu?
pencaharian
tak
sumber-sumber
masyarakat,
namun
hanya
mata
juga
memiskinkan mereka karena perlu adanya
6
secara
bertahun-tahun
telah
memberikan
sumbangan besar terhadap penderitaan masyarakat
daerah Sumatra yang secara langsung terkena
dampak asap kabut berkepanjangan. Konsekuensi
lainnya juga kerap ditemukan, dalam kasus yang
diangkat oleh penulis, eksplorasi minyak mentah
membuat masyarakat pesisis tergeser. Tidak hanya
secara fisik, namun juga kebiasaan, mata
pencaharian, bahkan budaya (Al-Rodhan, 2006).
Sayangnya pencapaian pertumbuhan yang tinggi
khususnya pada Negara berkembang hanya bisa
diwujudkan dengan melakukan eksplorasi dan
eksploitasi besar-besaran terhadap sumber-sumber
alam yang dalam prosesnya tak jarang ditemukan
dampak berupa kerusakan lingkungan. Misalkan
dalam usaha pengembangan dan peningkatan
produksi kelapa sawit, pembakaran hutan diperlukan
untuk menambah lahan produktif kelapa sawit, yang
5
usaha ekstra untuk melakukan adaptasi
telah diyakini dan mendarah daging pada
terhadap lingkungan sosial budaya yang
kehidupan mereka.
baru dan hal tersebut tak semudah yang
Selain itu, pemerintah juga memiliki
dibayangkan.
tanggung jawab tak hanya terbatas pada
penyusunan aturan dan regulasi atas apa
Memulai Sinergitas:
Pemerintah, Perusahaan dan
Masyarakat
yang dilakukan oleh perusahaan. Lebih dari
itu, pemerintah memiliki tanggung jawab
unk memastikan kedua komponen dalam
Perusahaan, pada dasarnya merupakan
sebuah lembaga ekonomi yang diciptakan
negaranya,
untuk
kondisi
perusahaan dapat berjalan dengan sinergis.
kesejahteraan. Oleh karenanya, setiap
Sehingga, berbagai konflik dan gesekan
usaha baik yang dilakukan oleh perusahaan
bisa diminimalisir, juga permasalahan
ataupun dengan bentuan Negara harusnya
seperti kemiskinan pada masyarakat pesisir
tidak pernah menggunakan kesejahteraan
yang diakibatkan oleh usaha eksplorasi
sekelompok
minyak mentah dapat diatasi dengan suatu
mencapai
suatu
komunitas
sebagai
yaitu
masyarakat
dan
kondisi yang sinergis.
pengorbanan atas apapun yang kemudian
disebut dengan pencapaian yang lebih
Kesimpulan
besar. Meskipun, dalam prosesnya itu
Globalisasi
dibutuhkan, setidaknya keduanya benarbenar
memiliki
komitmen
dan berbagai kendala pada penyebaran
Berdasarkan kasus yang diangkat di atas,
budaya,
serta
Paradigma
pembangunan
pemikiran.
yang
masih
bertumpu pada peningkatan pertumbuhan
sekedar
ekonomi membuat Negara berkembang
memindahkan masyarakat secara fisik,
seperti Indonesia mau tak-mau harus
namun juga memberikan jaminan melalui
melakukan
serangkaian pelatihan, pengawasan, atau
terhadap sumber daya yang dimilikinya.
bahkan memikirkan solusi lain yang dapat
Globalisasi teknologi memungkinan hal
memberdayakan masyarakat pesisir agar
tersebut, yaitu dengan melakukan impor
tetap bisa hidup tanpa harus mengubah cara
terhadap berbagai teknologi dan tenaga ahli
pandang dan cara hidupnya yang selama ini
yang didatangkan dari Negara-negara yang
jawab
perusahaan
teknologi,
memiliki
tanggung
ini
sebatas
globalisasi menghilangkan batasan-batasan
ini masyarakat pesisir.
hal
hanya
penyebaran informasi, namun lebih jauh
untuk
mempertahankan kesejahteraan dalam hal
dalam
tak
tak
hanya
eksplorasi
dan
dikata merupakan Negara maju.
6
eksploitasi
Sayangnya, hal tersebut kebanyakan
perusahaan dan masyarakat, namun juga
menimbulkan konsekuensi. Tak hanya pada
antar ketiga elemen, yaitu perusahaan,
lingkungan melalui limbah, kelalaian, serta
masyarakat, juga pemerintah. Perusahaan,
kecelakaan yang kerap kali terjadi, namun
hendaknya memiliki komintmen untuk
juga secara sosial ketika masyarakat daerah
menjamin
pesisir kerap menjadi korban, bahkan
masyarakat pesisir agar berbagai kegiatan
kehilangan sumber-sumber pendapatan dan
usahanya
tempat untuk berlayar yang selama ini telah
kemiskinan yang telah ada. Sebaliknya,
menjadi teriroti berdasarkan adat dan
pemerintah memiliki tanggung jawab untuk
kebiasaan.
melaksanakan
Lagi-lagi,
paradigm
sumber-sumber
tidak
malah
peraturan
pendapatan
memperparah
perundang-
pembangunan yang masih bertumpu pada
undangan
pertumbuhan
menjamin kegiatan tersebut telah terlaksana
membuat
kesejahteraan
komunitas pesisir menjadi korban untuk
dengan
CSR
dan
dengan baik.
mendapatkan dan mewujudkan konsep
Sehingga, globalisasi teknologi dalam
kesejahteraan yang (katanya) lebih besar
hal ini tidak hanya menimbulkan dampak
lagi.
Memahami
terkait
negatif, namun dapat dikelola melalui
kasus
tersebut
sebagai
usaha yang lebih proaktif dan prokreatif,
sebuah gesekan yang mampu mendorong
tujuannya
perpecahan antar elemen, maka dalam hal
kesejahteraan bagi semua pihak.
yaitu
untuk
mencapai
ini diperlukan sinergitas tak hanya antar
Referensi
Al-Rodhan, R. N. G. S., 2006. Definitions of Globalization: A Comprehensive Overview and
a Proposed Definition.. Program on the Geopolitical Implications of Globalization and
Transnational Security.
Kompas, 2003. Usaha Budidaya Tergusur Tambang. Edisi 26 November. p. 23.
Metro Prabu, 2013. Limbah Minyak PT. Gold Water Cemari Lingkungan. [Online]
Available at: http://www.posmetroprabu.com/2013/03/limbah-minyak-gold-watercemari.html
[Accessed 20 03 2017].
7
Purwatiningsih, A. & Masykur, 2012. Eksplorasi dan Eksploitasi Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi di Lautan Natuna Bagian Utara Laut Yuridikasi Nasional Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kepulauan Natuna. Jurnal Reformasi,,
2(2), pp. 59-67.
Sulistyono, 2015. Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut pada Kegiatan
Industri Migas dan Metode Penanggulangannya. Forum Teknologi, 3(1), pp. 49-57.
Sulistyono, S. M. M., 2012. Kajian Dampak Tumpahan Minyak dari Kegiatan Operasi Kilang
Minyak Terhadap Kualitas Air dan Tanah (Studi Kasus Kilang Minyak Pusdiklat Migas
Cepu). Kajian Dampak Tumpahan Minyak, 4(2), pp. 23-34.
8