T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (Studi Kinerja Pegawai Non Akademik) T2 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Persaingan di dunia pendidikan saat ini cukup
ketat, termasuk di tingkat Pendidikan Tinggi. Hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya jumlah Perguruan
Tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta. Data
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
menunjukkan

bahwa

saat

ini

terdapat

100


Perguruan Tinggi Negeri yang berbentuk Universitas
(dalam

bentuk

Sekolah

Tinggi,

Akademi,

dan

Politeknik) serta ada 3.078 Perguruan Tinggi Swasta
yang

tersebar

di


seluruh

Indonesia

(www.kompasiana.com).
Keberadaan
menuntut

perguruan

adanya

pemerintah,

untuk

fungsi
dapat


tinggi

di

Indonesia

pengawasan
menjamin

dari
semua

perguruan tinggi dapat melaksanakan tugas, pokok,
dan

fungsinya

tersebut

diatur


sebagai
dalam

pendidikan
peraturan

tinggi.

Hal

perundangan

tentang pendidikan tinggi yang ada. Salah satu
peraturan

tersebut

adalah


Peraturan

Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

1

Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tersebut
bertujuan untuk: (a) Menjamin tercapainya tujuan
pendidikan tinggi yang berperan strategis dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menerapkan nilai
humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan
bangsa Indonesia yang berkelanjutan; (b) Menjamin
agar pembelajaran pada program studi, penelitian,
dan


pengabdian

kepada

masyarakat

yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
mencapai
ditetapkan

mutu
dalam

sesuai

dengan


Standar

kriteria

Nasional

yang

Pendidikan

Tinggi; dan (c) Mendorong agar perguruan tinggi di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia mencapai mutu pembelajaran, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat melampaui
kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan (pasal 3:1).
Dari sekian perguruan tinggi yang ada di
Indonesia, belum banyak Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang
terakreditasi institusi. Ketua Asosiasi Perguruan

Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) mengatakan bahwa
2

dari 3.151 Perguruan Tinggi di Indonesia, yang
terakreditasi institusi baru 120 Perguruan Tinggi
(Kompas, 21 Januari 2014).
Universitas

Kristen

Satya

Wacana

(UKSW)

Salatiga termasuk salah satu perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi institusi B dua kali
berturut-turut.


Untuk

itu

UKSW

perlu

meningkatkan mutu pendidikan agar memperoleh
peringkat akreditasi yang lebih tinggi, minimal
mampu

mempertahankan

status

akreditasi

institusi B.
Data


Kemendikbud

(versi

4

International

Colleges Universities/4ICU, Juli 2013) menunjukkan,
dari 100 Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia,
Universitas Kristen Satya Wacana menempati urutan
ke-63 pada tahun 2013, dan meningkat menjadi
urutan ke-59 pada tahun 2014. (www.4icu.org). Di
bidang

teknologi

dan


informasi,

UKSW

juga

mempunyai prestasi yang baik. Hal ini terbukti pada
tahun 2014 UKSW mendapat peringkat ke-7 untuk
katagori PTS dan peringkat ke-17 untuk katagori
umum (PTN dan PTS) dalam Telkom Smart Campus
Award

(TESCA)

yang

diadakan

oleh

PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk. bekerjasama dengan
Dirjen

Perguruan

Tinggi

(DIKTI)

Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, Dewan Teknologi dan
3

Komunikasi Nasional (DETIKNAS) serta Asosiasi
Perguruan

Tinggi

Pemeringkatan

ini

Ilmu
di

Komputer
lakukan

(APTIKOM).

terhadap

565

perguruan tinggi (Suara Merdeka, 11 Juli 2014).
Fenomena

tersebut

menggambarkan

adanya

persaingan yang semakin ketat di bidang pendidikan
tinggi. Persaingan yang ketat menuntut perguruan
tinggi untuk mempersiapkan diri dengan tantangan
global,

supaya

dapat

bertahan

seiring

dengan

tuntutan dan perkembangan jaman. Tjiptono F. dan
Diana A. (2003), dalam bukunya Total Quality
Management mengatakan bahwa salah satu kunci
sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah
kemampuan

untuk

memenuhi

atau

melampaui

standar-standar yang berlaku.
Salah satu standar yang paling penting adalah
ISO

9000

yang

dihasilkan

oleh

International

Organization for Standardization di Jenewa, Swiss.
ISO

9000

adalah

sekumpulan

standar

sistem

kualitas universal yang memberikan rerangka yang
sama bagi jaminan kualitas yang dapat digunakan
diseluruh dunia (Tjiptono F. dan Diana A. 2003).
Salah satu prinsip dalam ISO yaitu pemenuhan
kepuasan

pelanggan.

Dengan

mengutamakan

kepuasan pelanggan maka sebuah organisasi telah

4

menerapkan salah satu dari delapan prinsip total
quality management, yaitu fokus kepada pelanggan.
Organisasi
pelanggan

yang

menerapkan

menurut

Gasperz

prinsip

fokus

(2013)

akan

memperoleh beberapa manfaat pokok, yaitu: (1)
Meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar, yang
diperoleh melalui tanggapan-tanggapan yang cepat
dan

fleksibel;

penggunaan
menuju

(2)

Meningkatkan

sumber-sumber

peningkatan

Meningkatkan

daya

kepuasan

loyalitas

efektivitas
organisasi

pelanggan;

pelanggan

yang

(3)
akan

memimpin pada percepatan perkembangan bisnis
melalui pengulangan-pengulangan transaksi.
Lebih

lanjut

Gasperz

penerapan

fokus

organisasi

menuju:

menjelaskan,

pelanggan
(1)

akan

pencarian

dengan

membawa

kembali

dan

pemahaman kebutuhan serta ekspektasi pelanggan;
(2) jaminan bahwa tujuan-tujuan organisasi terkait
langsung

dengan

pelanggan;

(3)

kebutuhan

penciptaan

dan

ekspektasi

komunikasi

tentang

kebutuhan dan ekspektasi pelanggan ke seluruh
anggota

organisasi;

(4)

pengukuran

kepuasan

pelanggan dan tindakan-tindakan pada hasil-hasil;
(5)

pengelolaan

sistematik

berkaitan

dengan

hubungan pelanggan; (6) jaminan suatu pendekatan
berimbang antara memuaskan pelanggan dan pihak5

pihak lain yang berkepentingan (seperti pemilik,
karyawan, pemasok, lembaga keuangan, masyarakat
lokal, masyarakat secara keseluruhan).
Berdasarkan wawancara awal dengan Wakil
Manajemen

Mutu

(WMM),

untuk

meningkatkan

mutu pelayanan, Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW) Salatiga menerapkan Sistem Manajemen
Mutu (SMM) ISO 9001:2008 di beberapa unit kerja
atau bagian di bawah Rektorat sejak tahun 2009,
dan tersertifikasi oleh badan akreditasi SAI Global
pada tahun 2011. Namun demikian tidak semua
unit kerja/bagian di UKSW menerapkan SMM ISO
9001:2008.
Sebanyak

12

Unit

kerja/bagian

yang

menerapkan SMM ISO 9001:2008, meliputi: (1) Biro
Administrasi Akademik (BAA); (2) Pusat Penjaminan
Mutu Akademik (PPMA); (3) Biro Akuntansi dan
Keuangan (BAK); (4) Biro Kemahasiswaan; (5) Biro
Promosi dan Hubungan Luar (BPHL); (6) Biro Pusat
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BP3M); (7)
Perpustakaan Universitas; (8) Biro Teknologi dan
Sistem

Informasi

Development

(BTSI);

(HRD);

(10)

(9)

Human

Keamanan

Resources
Kertertiban

Kampus (K3); (11) Biro Manejemen Kampus (BMK);
dan (12) Rektorat.

6

Lembaga pendidikan yang menerapkan SMM
ISO akan mendapatkan keuntungan dan manfaat.
Salah satu keuntungan bagi lembaga pendidikan
menerapkan SMM ISO adalah lembaga-lembaga
tersebut akan mengupayakan kedisiplinan untuk
menspesifikasikan dan mendokumentasikan sistem
mutu mereka dengan mendapatkan akreditasi dari
fihak ketiga (Sallis, 2011). Hampir sama dengan
pendapat tersebut, Gaspersz (2003) menjelaskan
manfaat penerapan ISO 9001 yaitu meningkatkan
kepercayaan

dan

kepuasan

pelanggan

melalui

jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematik,
proses

dokumentasi

kebijakan,

prosedur,

dan

instruksi yang berkaitan dengan kualitas telah
direncanakan

dengan

baik.

Sebagai

lembaga

pendidikan, implementasi ISO 9001:2008 UKSW
diharapkan dapat memperoleh manfaat tersebut.
Implementasi SMM ISO 9001:2008 tentu tidak
terlepas dari sumber daya manusia yang ada.
Sumber daya manusia di suatu organisasi adalah
pegawai/karyawan di unit kerja atau bagian yang
terlibat

langsung

9001:2008.

dalam

Implementasi

penerapan

SMM

SMM

9001:2008

ISO

ISO

mempunyai pengaruh di unit kerja atau bagian yang
menerapkannya,

salah

satunya

adalah

kinerja

pegawai. Menurut Sinambela (2012), kinerja adalah
7

pelaksanaan

suatu

pekerjaan

sesuai

dengan

tanggungjawabnya sehingga dapat mencapai hasil
sesuai

dengan

yang

diharapkan.

Lebih

lanjut

dijelaskan yang dimaksud dengan kinerja individu
yaitu

kemampuan

individu

dalam

melakukan

sesuatu dengan keahlian tertentu.
Pendapat

tersebut

senada

dengan

Stephen

Robbins yang mengemukakan bahwa kinerja adalah
sebagai hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang
dilakukan individu dibandingkan dengan kriteria
yang

telah

ditetapkan

bersama

(Robbin

dalam

Sinambela 2012). Dengan membandingkan hasil
pekerjaan yang dilakukan dengan kriteria yang telah
ditetapkan

maka

dapat

mengetahui

kinerja

seseorang dalam pekerjaannya.
Dalam

kaitan

implementasi

ISO

dan

pengaruhnya terhadap kinerja pegawai, Prabowo
(2009) mengemukakan bahwa penerapan SMM ISO
9001:2008 dalam pemenuhan persyaratan produk
dapat dipengaruhi baik secara langsung maupun
tidak langsung oleh hasil kerja dari pelaksana
pekerjaan.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan

pelaksana pekerjaan adalah pegawai. Pelaksana
pekerjaan di UKSW adalah para pegawai akademik
dan non akademik atau sering disebut juga sebagai
pegawai dosen dan non dosen.
8

Implementasi SMM ISO 9001:2008 mempunyai
dampak

terhadap

kinerja

pegawai.

Hal

ini

ditunjukkan dari hasil penelitian Rahmawaty, (2010)
bahwa

terdapat

pengaruh

positif

signifikan

penerapan SMM ISO 9001:2000 terhadap kinerja
organisasi. Hal ini senada dengan hasil penelitian
Pamungkas, (2008) yang menyatakan bahwa secara
parsial sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai

Sekretariat

Daerah

Pemerintah

Kota

Malang; dan secara simultan SMM ISO 9001:2008
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai

Sekretariat

Daerah

Pemerintah

Kota

Malang; lingkungan kerja yang paling dominan
pengaruhnya terhadap kinerja.
Berbeda dengan hasil penelitian tersebut diatas,
hasil

penelitian

Budiarti,

(2013)

menunjukkan

bahwa kinerja pelayanan dokter gigi puskesmas
yang pernah menerapkan SMM ISO 9001 lebih
rendah dibanding kinerja pelayanan puskemas yang
belum menerapkan SMM ISO 9001. Dari beberapa
hasil

penelitian

tersebut

menunjukkan

adanya

perbedaan dimana penelitian yang satu menyatakan
bahwa

terdapat

pengaruh

positif

signifikan

penerapan SMM ISO 9001:2008 dengan kinerja,
sedangkan penelitian yang lain menyatakan kinerja
9

pelayanan yang pernah menerapkan SMM ISO
9001:2008 lebih rendah dibanding kinerja yang
belum pernah menerapkannya.
Oleh karena itu berdasarkan pengamatan awal
atau studi pendahuluan yang dilakukan penulis
terhadap implementasi SMM ISO 9001:2008 di
beberapa

unit

kerja/bagian

di

UKSW

Salatiga

terlihat sama dengan unit kerja lain yang tidak
menerapkannya. Demikian juga dengan dampak
terhadap kinerja karyawan belum terlihat secara
nyata. Kinerja karyawan di unit kerja/bagian yang
menerapkan SMM ISO 9001:2008 terlihat sama atau
tidak berbeda dengan karyawan lain yang tidak
menerapkan SMM tersebut.
Dalam implementasi SMM ISO 9001:2008,
mensyaratkan adanya sasaran mutu yang akan di
capai setiap tahunnya oleh setiap unit kerja/bagian
yang

menerapkannya.

Sasaran

mutu

yang

ditetapkan oleh masing-masing unit/bagian yang
menerapkan

ISO 9001:2008

di

UKSW

berbeda

antara satu unit kerja dengan yang lainnya. Data
sasaran mutu tahun 2012-2013 dari masing-masing
unit kerja/bagian yang berhasil dihimpun oleh
penulis seperti yang disajikan dalam tabel 1.1.

10

Tabel 1.1 Rekapitulasi Sasaran Mutu
No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Sasaran Mutu
Tahun 2012
(Kepuasan Pelanggan)

Unit/Bagian

BAA
PERPUSTAKAAN
PPMA
BMK
BAK
BTSI
BIKEM
K3
BPHL
REKTORAT
HRD
BP3M

Ketercapaian
Tahun 2013
(Kepuasan Pelanggan)

71.67%
82,57%
4
3.3
3.75
3.57
3.5
3.4
3.75
2.69
3.5
3.28
3.5
3.74
3.75
3.2
Kenaikan Maru 2% Kenaikan Maru 13%
4.5
Pelaks. Pelatihan Pegawai
Pengajuan Poposal
Penghitungan BKD 3 hari
Penghitungan BKD 5 hari

Sumber: WMM, 2014 (Diolah oleh penulis)

Data pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa
sasaran mutu yang ditetapkan dari masing-masing
unit kerja dan tingkat pencapaiannya bervariasi.
Artinya

bervariasi

dari

segi

sasaran

mutunya,

ukuran pencapaiannya (kualitatif & kuantitatif) dan
juga tingkat pencapainnya. Ada yang disajikan
dalam bentuk angka dan prosentase tetapi ada yang
disajikan dalam bentuk naratif/deskriptif.

Dari

tingkat pencapaiannya ada unit kerja yang melebihi
sasaran mutu yang telah ditetapkan yaitu BAA,
BIKEM,

BPHL

dan

BP3M

dan

sisanya

tidak

mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan.
Dilihat dari tingkat pencapaian sasaran mutu, dari
12

unit

kerja/bagian

yang

berhasil

mencapai/

melebihi sasaran mutu hanya 4 unit kerja/bagian
yaitu BAA, BIKEM, BPHL, dan BP3M.
11

Dari data tersebut terdapat ketidaksesuaian
antara harapan dengan kenyataan, yaitu pada tahun
2013

ada

berhasil

tujuh

unit

mencapai

kerja/bagian

sasaran

mutu

yang

tidak

yang

telah

ditetapkan. Ketidakketercapaian sasaran mutu pada
unit kerja/bagian tersebut bisa disebabkan oleh
berbagai hal yang berbeda antara unit kerja satu
dengan yang lainnya.
Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen
Mutu (WMM) berkaitan dengan implementasi SMM
ISO 9001:2008 di UKSW Salatiga menjelaskan
bahwa secara umum pelaksanaan berjalan dengan
baik,

hal

ini

ditunjukkan

dengan

didapatnya

sertifikasi oleh badan yang berwenang. Namun
demikian masih terdapat unit kerja/bagian yang
tidak menerapkan semua prosedur yang sudah ada.
Misalnya
Development

pada

bagian

(HRD)

pada

Human
saat

Resources

dilakukan

audit

eksternal masih terdapat tiga temuan Standard
Operating Procedure (SOP) yang belum dilaksanakan
secara konsisten. Hal ini menunjukkan adanya
ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan
yang ada.
Dalam

hal

pembiayaan

yang

dikeluarkan

untuk implementasi ISO dari persiapan hingga
sertifikasi SMM ISO 9001:2008 tergolong mahal.
12

Biaya tersebut meliputi persiapan, jasa konsultan,
hingga mendapatkan sertifikasi dari badan yang
berwenang. Untuk itu penulis memandang perlu
untuk dilakukan evaluasi terhadap implementasi
SMM ISO 9001:2008 di UKSW Salatiga.
Evaluasi Implementasi SMM ISO 9001:2008 di
UKSW Salatiga menggunakan Discrepancy Model.
Dari segi istilah, Discrepancy berarti “kesenjangan”.
Discrepancy Model ini dikembangkan oleh

Malcom

Provus, yang menekankan pada pandangan adanya
kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Dalam
model

ini,

evaluasi

program

dilakukan

untuk

mengetahui atau mengukur besarnya kesenjangan
yang ada pada setiap komponen. Selain itu model ini
menekankan pada kesenjangan yang sebetulnya
merupakan persyaratan umum bagi semua kegiatan
evaluasi, yaitu mengukur perbedaan antara yang
seharusnya di capai dengan yang sudah riil dicapai.
SMM ISO 9001:2008 di implementasikan di
dua belas unit kerja atau bagian di UKSW sejak
tahun 2009 dan tersertifikasi tahun 2011. Selama
implementasi
penelitian

tersebut

tentang

penerapannya

belum

evaluasi

terhadap

pernah
dan

kinerja

juga

dilakukan
dampak

pegawai

non

akademik. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
13

“Evaluasi Implementasi Sistem Manejemen Mutu ISO
9001:2008 di UKSW Salatiga (Studi Kinerja Pegawai
Non Akademik)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana

definisi

implementasi

SMM

ISO

9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari persepsi
pelaksana

layanan

maupun

pengelola

sistem

manajemen mutu?
2. Bagaimana

instalasi

implementasi

SMM

ISO

9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari persepsi
pelaksana

layanan

maupun

pengelola

sistem

manajemen mutu?
3. Bagaimana

proses

implementasi

SMM

ISO

9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari persepsi
pelaksana

layanan

maupun

pengelola

sistem

manajemen mutu?
4. Bagaimana

produk

implementasi

SMM

ISO

9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari persepsi
pelaksana

layanan

maupun

pengelola

sistem

manajemen mutu?
5. Bagaimana biaya-manfaat implementasi SMM ISO
9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari persepsi
14

pelaksana

layanan

maupun

pengelola

sistem

manajemen mutu?
6. Bagaimana
9001:2008

dampak
terhadap

implementasi
kinerja

SMM

pegawai

ISO
non

akademik di Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui

definisi

implementasi

SMM

ISO

9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari persepsi
pelaksana layanan maupun pengelola sistem
manajemen mutu.
2. Mengetahui instalasi implementasi SMM ISO
9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari persepsi
pelaksana layanan maupun pengelola sistem
manajemen mutu.
3. Mengetahui

proses

implementasi

SMM

ISO

9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari persepsi
pelaksana layanan maupun pengelola sistem
manajemen mutu.
4. Mengetahui

produk

implementasi

SMM

ISO

9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari persepsi
pelaksana layanan maupun pengelola sistem
manajemen mutu.

15

5. Mengetahui biaya-manfaat implementasi SMM
ISO 9001:2008 di UKSW Salatiga dilihat dari
persepsi pelaksana layanan maupun pengelola
sistem manajemen mutu.
6. Menganalisis dampak implementasi SMM ISO
9001:2008

terhadap

kinerja

pegawai

non

akademik di Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan kajian dan kontribusi
tentang implementasi SMM ISO 9001:2008 di
UKSW Salatiga dilihat dari persepsi pelaksana
layanan maupun pengelola sistem manajemen
mutu

berdasarkan

evaluasi

discrepancy.

Penelitian ini akan memberikan informasi tentang
sistem manajemen mutu yang dapat diterapkan di
lembaga pendidikan tinggi untuk peningkatan
kepuasan pelanggan. Selain itu juga sebagai
bahan kajian tentang

implementasi SMM ISO

9001:2008

kinerja

terhadap

pegawai

non

16

akademik di Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.

2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan masukan dan evaluasi bagi Rektor dan
para Pembantu Rektor serta para Pimpinan Unit
kerja untuk penentuan kebijakan di masa yang
akan datang. Selain itu juga sebagai bahan
evaluasi pimpinan unit atau bagian dan bagi
pegawai

non

kinerjanya.

akademik

Bagi

Rektor, serta

Rektor

untuk
dan

meningkatkan

para

Pembantu

para Pimpinan Unit kerja dapat

dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan
kinerja pegawai non akademik.

17

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25