T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bimbingan Kelompok Motivasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Pemasaran SMKN 1 Demak T2 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Negeri
1
Demak
merupakan sekolah menengah kejuruan negeri pertama di
Demak. SMKN 1 Demak merupakan SMK terbesar di kota
Wali. Sekolah tersebut memiliki lima bidang peminatan yaitu
Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Multimedia,
dan Busana Butik. Jurusan Pemasaran merupakan salah satu
jurusan yang kurang banyak diminati calon peserta didik
baru. Kurangnya minat calon peserta didik dikarenakan
adanya asumsi masyarakat, bahwa setelah lulus SMK jurusan
Pemasaran hanya akan bekerja menjadi pedagang atau sales
yang terkesan tidak berkelas.
Sehingga persaingan menjadi peserta didik di jurusan
Pemasaran yang tidak ketat. Sehingga banyak calon peserta
didik yang memiliki nilai prestasi akademik yang kurang baik
yang diterima di jurusan ini. Bahkan untuk memenuhi kuota
di
jurusan Pemasaran, para calon peserta didik yang tidak
diterima di jurusan yang lain dianjurkan untuk masuk
dijurusan Pemasaran. Hasil prapenelitian tentang motivasi
belajar siswa jurusan pemasaran kelas XI SMKN 1 Demak
dilaporkan pada Tabel 1.1
1
TABEL 1.1
MOTIVASI BELAJAR
NO
KATEGORI
f
%
1
Sangat Tinggi
2
5
2
Tinggi
11
25
3
Sedang
17
39
4
Rendah
12
27
5
Sangat Rendah
2
5
44
100
JUMLAH
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat ditemukan bahwa ada 32%
siswa mempunyai motivasi belajar kategori rendah dan
sangat. Motivasi belajar rendah dan sangat rendah perlu
ditingkatkan agar menjadi motivasi belajar yang tinggi dan
dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
Dari informasi yang diterima dalam proses belajar
mengajar
masih
menunjukkan
dijumpai
adanya
sikap
motivasi
dan
belajar
perilaku
rendah.
yang
Hal
ini
ditunjukkan dengan siswa mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
kurang tepat waktu dalam pengumpulannya, kurang tekun
dalam mengerjakan tugas, kurang adanya keinginan untuk
melakukan kegiatan, kurang adanya harapan atau cita-cita,
dan kurang adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam diri
untuk belajar dengan giat dan semangat. Dalam menuntut
ilmu di Sekolah Menengah kejuruan dibutuhkan motivasi
belajar yang tinggi karena didalam materi yang disampaikan
di SMK tidak hanya teori saja yang harus dikuasai namun
diharuskan mengetahui dan mahir dalam praktik atau
2
penerapannya. Hal ini sesuai dengan selogan nasional yaitu
“SMK BISA!!!”, dimana setiap siswa harus mampu menguasai
teori dan praktik pada masing-masing bidang keahlian. Untuk
menguasai teori dan praktik yang diajarkan, siswa diharuskan
memiliki
motivasi
belajar
yang
tinggi,
sehingga
dapat
menguasai materi dan dapat dinyatakan lulus dari SMK.
Motivasi belajar yang tinggi merupakan satu potensi dan
modal dasar bagi peserta didik dalam mencapai tujuan baik
dalam belajar atau dalam kehidupan sehari-hari. Apabila
motivasi rendah, maka sangat mungkin hasil belajar yang
diterima juga rendah. Motivasi merasal dari bahasa latin
movere yang artinya bergerak. Ide gerakan ini tercermin dalam
ide-ide tentang motivasi sebagai sesuatu yang kita dapatkan,
kita pertahankan, dan membantu kita menyelesaikanj tugastugas (Pintrich dan Schunk, 2008 :4). Menurut ahli-ahli
psikologi, pada diri seseorang terdapat penentu perilaku, yang
bekerja untuk mempengaruhi perilaku. Faktor penentu yang
dimaksud adalah motivasi atau daya penggerak perilaku
manusia.
Peraturan
Republik
menteri
Indonesia
pendidikan
Nomor
111
dan
Tahun
kebudayaan
2014
pasal
1
menyebutkan bahwa Bimbingan dan konseling adalah upaya
sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram
yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling
untuk
memfasilitasi
didik/konseli
untuk
kehidupannya.
Dari
mencapai
Peraturan
perkembangan
peserta
kemandirian
dalam
menteri
pendidikan
dan
kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 diatas dapat
diartikan bahwa bimbingan dan konseling memiliki tugas
untuk membantu peserta didik dalam upaya mencapai
kemandirian dalam mengarungi kehidupan selanjutnya yaitu
3
pada masa perkembangan berikutnya (Permendikbud 111
Tentang Bimbingan dan Konseling pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah).
Pada Pasal 6 ayat 2 menjelaskan bidang layanan
bimbingan dan konseling mencakup: a) bidang Layanan
Pribadi, b) Bidang Layanan Belajar, c) Bidang layanan Sosial,
dan d) Bidang Layanan Karir. Dari keempat bidang layanan
tersebut tercantum dalam program tahunan dan semester
dengan mempertimbangkan komposisi serta alokasi waktu
layanan baik didalam maupun di luar kelas.
Program Layanan bimbingan kelompok belum maksimal
dalam
pelaksanaannya.
konseling,
bimbingan
Di
dalam
kelompok
program
hanya
bimbingan
hadir
sebagai
pelengkap dan belum terlaksana dengan baik. Bilapun
dilaksanakan
guru
bimbingan
konseling
tidak
dapat
menjalankan sesuai dengan prosedur yang ada. Bimbingan
kelompok hanya sekedar diskusi dan hampir mirip seperti
layanan klasikal yang diikuti oleh beberapa siswa saja.
Hasil PTBK dari Endang Sampurnawati (2013) dari
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Veteran Semarang menjelaskan
bahwa
Motivasi
merupakan
faktor
yang
penting
dalam
kegiatan belajar. Motivasi akan membuat siswa belajar dengan
giat. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Motivasi dapat berperan dalam penguatan
belajar apabila anak yang belajar dihadapkan pada suatu
masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat
dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
Tujuan
penelitian
Sampurnawati
adalah
mengetahui
efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di SMK Perintis 29 Semarang. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian tindakan bimbingan dan
4
konseling (PTBK). Hasil prasurvey menunjukan bahwa: (1)
layanan bimbingan kelompok di SMK Perintis 29 Semarang
belum sesuai dengan ketentuan formal pelaksanaan layanan;
(2) tingkat motivasi belajar beberapa siswa di SMK Perintis 29
Semarang masih rendah. Oleh karena itu diperlukan strategi
khusus dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok secara ideal sesuai
dengan
ketentuan
formal
pelaksanaan
layanan.
Hasil
pelaksanaan tindakan menunjukan motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan. Rata-rata skor sebelum pelaksanaan
tindakan adalah 56% (kategori rendah), pasca siklus 1 adalah
74% (kategori tinggi), dan pasca siklus 2 adalah 84 (kategori
tinggi).
Peningkatan
skor
tersebut
membuktikan
bahwa
layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa di SMK Perintis 29 Semarang.
Bimbingan kelompok motivasi belajar dipandang perlu
karena proses penyampaian pesan dari pemimpin kelompok
atau guru BK ke anggota kelompok diharapkan lebih baik.
Hasil belajar akan lebih bermakna, kongkret, serta mendorong
anggota kelompok meningkatkan motivasi belajarnya. Maksud
dari bimbingan kelompok motivasi belajar adalah bimbingan
kelompok dengan menggunakan tema motivasi belajar. Dalam
bimbingan kelompok ini interaksi antar anggota kelompok
merupakan sesuatu yang khas, yang tidak mungkin ada pada
layanan individual. Dengan interaksi intensif dan dinamika
kelompok selama layanan, diharapkan tujuan-tujuan layanan
dapat tercapai secara maksimal. Karena Bimbingan kelompok
dapat meningkatkan motivasi belajar, maka motivasi belajar
siswa SMKN 1 Demak akan ditingkatkan dengan pemberian
layanan Bimbingan Kelompok dengan tema “Motivasi Belajar”,
maka peneliti mengangkat judul “melalui bimbingan kelompok
5
motivasi belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas XI Pemasaran SMKN 1 Demak”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “apakah
bimbingan kelompok motivasi belajar dapat meningkatkan
secara signifikan motivasi belajar siswa kelas XI PM SMKN 1
Demak?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui signifikansi peningkatan motivasi belajar siswa
melalui pemberian Bimbingan Kelompok motivasi belajar
kepada siswa kelas XI PM SMKN 1 Demak.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis:
Bila bimbingan kelompok tidak meningkatkan secara
signifikan motivasi belajar, maka hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian Sampurnawati (2013).
1.4.2 Manfaat Praktis:
Hasil penelitian ini diharap dapat memberi masukan
bagi sekolah dan dinas pendidikan dalam membuat kebijakan
untuk peningkatan motivasi belajar siswa.
1.5 Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini tersusun dalam lima bab. Bab satu
merupakan
latar
belakang,
rumusan
6
masalah,
tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan
sebagai dasar pelaksanaan penelitian ini.
Bab dua tinjauan pustaka dimana menjelaskan variabel
tergantung yaitu motivasi belajar yaitu tentang pengertian
motivasi
belajar,
dan
peningkatan
motivasi
belajar.
Selanjutnya pada bab dua menjelaskan variabel bebas yaitu
Bimbingan
Kelompok
meliputi
pengertian
Bimbingan
kelompok, tujuan Bimbingan kelompok, komponen Bimbingan
kelompok, bidang-bidang Bimbingan kelompok. Pada bab dua
juga mencantumkan penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian
ini,
kerangka
berfikir
penulis
dan
hipotesis
penelitian.
Bab tiga metode penelitian yang berisikan rancangan
penelitian, subjek penelitian, intrumen penelitian, dan analisis
data.
Bab empat hasil dan pembahasan penelitian. Hasil
penelitian
berisikan
analisis
deskriptif
subjek,
analisis
deskriptif, analisis uji beda. Pada subbab pembahasan,
merupakan
penjelasan
hasil
penelitian
yang
telah
dilaksanakan.
Bab lima kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi
Kepala Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan, dan peneliti
selanjutnya.
7
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Negeri
1
Demak
merupakan sekolah menengah kejuruan negeri pertama di
Demak. SMKN 1 Demak merupakan SMK terbesar di kota
Wali. Sekolah tersebut memiliki lima bidang peminatan yaitu
Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Multimedia,
dan Busana Butik. Jurusan Pemasaran merupakan salah satu
jurusan yang kurang banyak diminati calon peserta didik
baru. Kurangnya minat calon peserta didik dikarenakan
adanya asumsi masyarakat, bahwa setelah lulus SMK jurusan
Pemasaran hanya akan bekerja menjadi pedagang atau sales
yang terkesan tidak berkelas.
Sehingga persaingan menjadi peserta didik di jurusan
Pemasaran yang tidak ketat. Sehingga banyak calon peserta
didik yang memiliki nilai prestasi akademik yang kurang baik
yang diterima di jurusan ini. Bahkan untuk memenuhi kuota
di
jurusan Pemasaran, para calon peserta didik yang tidak
diterima di jurusan yang lain dianjurkan untuk masuk
dijurusan Pemasaran. Hasil prapenelitian tentang motivasi
belajar siswa jurusan pemasaran kelas XI SMKN 1 Demak
dilaporkan pada Tabel 1.1
1
TABEL 1.1
MOTIVASI BELAJAR
NO
KATEGORI
f
%
1
Sangat Tinggi
2
5
2
Tinggi
11
25
3
Sedang
17
39
4
Rendah
12
27
5
Sangat Rendah
2
5
44
100
JUMLAH
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat ditemukan bahwa ada 32%
siswa mempunyai motivasi belajar kategori rendah dan
sangat. Motivasi belajar rendah dan sangat rendah perlu
ditingkatkan agar menjadi motivasi belajar yang tinggi dan
dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
Dari informasi yang diterima dalam proses belajar
mengajar
masih
menunjukkan
dijumpai
adanya
sikap
motivasi
dan
belajar
perilaku
rendah.
yang
Hal
ini
ditunjukkan dengan siswa mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
kurang tepat waktu dalam pengumpulannya, kurang tekun
dalam mengerjakan tugas, kurang adanya keinginan untuk
melakukan kegiatan, kurang adanya harapan atau cita-cita,
dan kurang adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam diri
untuk belajar dengan giat dan semangat. Dalam menuntut
ilmu di Sekolah Menengah kejuruan dibutuhkan motivasi
belajar yang tinggi karena didalam materi yang disampaikan
di SMK tidak hanya teori saja yang harus dikuasai namun
diharuskan mengetahui dan mahir dalam praktik atau
2
penerapannya. Hal ini sesuai dengan selogan nasional yaitu
“SMK BISA!!!”, dimana setiap siswa harus mampu menguasai
teori dan praktik pada masing-masing bidang keahlian. Untuk
menguasai teori dan praktik yang diajarkan, siswa diharuskan
memiliki
motivasi
belajar
yang
tinggi,
sehingga
dapat
menguasai materi dan dapat dinyatakan lulus dari SMK.
Motivasi belajar yang tinggi merupakan satu potensi dan
modal dasar bagi peserta didik dalam mencapai tujuan baik
dalam belajar atau dalam kehidupan sehari-hari. Apabila
motivasi rendah, maka sangat mungkin hasil belajar yang
diterima juga rendah. Motivasi merasal dari bahasa latin
movere yang artinya bergerak. Ide gerakan ini tercermin dalam
ide-ide tentang motivasi sebagai sesuatu yang kita dapatkan,
kita pertahankan, dan membantu kita menyelesaikanj tugastugas (Pintrich dan Schunk, 2008 :4). Menurut ahli-ahli
psikologi, pada diri seseorang terdapat penentu perilaku, yang
bekerja untuk mempengaruhi perilaku. Faktor penentu yang
dimaksud adalah motivasi atau daya penggerak perilaku
manusia.
Peraturan
Republik
menteri
Indonesia
pendidikan
Nomor
111
dan
Tahun
kebudayaan
2014
pasal
1
menyebutkan bahwa Bimbingan dan konseling adalah upaya
sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram
yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling
untuk
memfasilitasi
didik/konseli
untuk
kehidupannya.
Dari
mencapai
Peraturan
perkembangan
peserta
kemandirian
dalam
menteri
pendidikan
dan
kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 diatas dapat
diartikan bahwa bimbingan dan konseling memiliki tugas
untuk membantu peserta didik dalam upaya mencapai
kemandirian dalam mengarungi kehidupan selanjutnya yaitu
3
pada masa perkembangan berikutnya (Permendikbud 111
Tentang Bimbingan dan Konseling pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah).
Pada Pasal 6 ayat 2 menjelaskan bidang layanan
bimbingan dan konseling mencakup: a) bidang Layanan
Pribadi, b) Bidang Layanan Belajar, c) Bidang layanan Sosial,
dan d) Bidang Layanan Karir. Dari keempat bidang layanan
tersebut tercantum dalam program tahunan dan semester
dengan mempertimbangkan komposisi serta alokasi waktu
layanan baik didalam maupun di luar kelas.
Program Layanan bimbingan kelompok belum maksimal
dalam
pelaksanaannya.
konseling,
bimbingan
Di
dalam
kelompok
program
hanya
bimbingan
hadir
sebagai
pelengkap dan belum terlaksana dengan baik. Bilapun
dilaksanakan
guru
bimbingan
konseling
tidak
dapat
menjalankan sesuai dengan prosedur yang ada. Bimbingan
kelompok hanya sekedar diskusi dan hampir mirip seperti
layanan klasikal yang diikuti oleh beberapa siswa saja.
Hasil PTBK dari Endang Sampurnawati (2013) dari
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Veteran Semarang menjelaskan
bahwa
Motivasi
merupakan
faktor
yang
penting
dalam
kegiatan belajar. Motivasi akan membuat siswa belajar dengan
giat. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Motivasi dapat berperan dalam penguatan
belajar apabila anak yang belajar dihadapkan pada suatu
masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat
dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
Tujuan
penelitian
Sampurnawati
adalah
mengetahui
efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di SMK Perintis 29 Semarang. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian tindakan bimbingan dan
4
konseling (PTBK). Hasil prasurvey menunjukan bahwa: (1)
layanan bimbingan kelompok di SMK Perintis 29 Semarang
belum sesuai dengan ketentuan formal pelaksanaan layanan;
(2) tingkat motivasi belajar beberapa siswa di SMK Perintis 29
Semarang masih rendah. Oleh karena itu diperlukan strategi
khusus dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok secara ideal sesuai
dengan
ketentuan
formal
pelaksanaan
layanan.
Hasil
pelaksanaan tindakan menunjukan motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan. Rata-rata skor sebelum pelaksanaan
tindakan adalah 56% (kategori rendah), pasca siklus 1 adalah
74% (kategori tinggi), dan pasca siklus 2 adalah 84 (kategori
tinggi).
Peningkatan
skor
tersebut
membuktikan
bahwa
layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa di SMK Perintis 29 Semarang.
Bimbingan kelompok motivasi belajar dipandang perlu
karena proses penyampaian pesan dari pemimpin kelompok
atau guru BK ke anggota kelompok diharapkan lebih baik.
Hasil belajar akan lebih bermakna, kongkret, serta mendorong
anggota kelompok meningkatkan motivasi belajarnya. Maksud
dari bimbingan kelompok motivasi belajar adalah bimbingan
kelompok dengan menggunakan tema motivasi belajar. Dalam
bimbingan kelompok ini interaksi antar anggota kelompok
merupakan sesuatu yang khas, yang tidak mungkin ada pada
layanan individual. Dengan interaksi intensif dan dinamika
kelompok selama layanan, diharapkan tujuan-tujuan layanan
dapat tercapai secara maksimal. Karena Bimbingan kelompok
dapat meningkatkan motivasi belajar, maka motivasi belajar
siswa SMKN 1 Demak akan ditingkatkan dengan pemberian
layanan Bimbingan Kelompok dengan tema “Motivasi Belajar”,
maka peneliti mengangkat judul “melalui bimbingan kelompok
5
motivasi belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas XI Pemasaran SMKN 1 Demak”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “apakah
bimbingan kelompok motivasi belajar dapat meningkatkan
secara signifikan motivasi belajar siswa kelas XI PM SMKN 1
Demak?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui signifikansi peningkatan motivasi belajar siswa
melalui pemberian Bimbingan Kelompok motivasi belajar
kepada siswa kelas XI PM SMKN 1 Demak.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis:
Bila bimbingan kelompok tidak meningkatkan secara
signifikan motivasi belajar, maka hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian Sampurnawati (2013).
1.4.2 Manfaat Praktis:
Hasil penelitian ini diharap dapat memberi masukan
bagi sekolah dan dinas pendidikan dalam membuat kebijakan
untuk peningkatan motivasi belajar siswa.
1.5 Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini tersusun dalam lima bab. Bab satu
merupakan
latar
belakang,
rumusan
6
masalah,
tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan
sebagai dasar pelaksanaan penelitian ini.
Bab dua tinjauan pustaka dimana menjelaskan variabel
tergantung yaitu motivasi belajar yaitu tentang pengertian
motivasi
belajar,
dan
peningkatan
motivasi
belajar.
Selanjutnya pada bab dua menjelaskan variabel bebas yaitu
Bimbingan
Kelompok
meliputi
pengertian
Bimbingan
kelompok, tujuan Bimbingan kelompok, komponen Bimbingan
kelompok, bidang-bidang Bimbingan kelompok. Pada bab dua
juga mencantumkan penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian
ini,
kerangka
berfikir
penulis
dan
hipotesis
penelitian.
Bab tiga metode penelitian yang berisikan rancangan
penelitian, subjek penelitian, intrumen penelitian, dan analisis
data.
Bab empat hasil dan pembahasan penelitian. Hasil
penelitian
berisikan
analisis
deskriptif
subjek,
analisis
deskriptif, analisis uji beda. Pada subbab pembahasan,
merupakan
penjelasan
hasil
penelitian
yang
telah
dilaksanakan.
Bab lima kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi
Kepala Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan, dan peneliti
selanjutnya.
7