Batasan Tujuan Cara menulis tujuan

AL-GHAZW AL-FIKRI
Ikhwan Matondang

Defenisi
Al-ghazw al-fikri adalah perang pemikiran, kebudayaan, mental, dan konsep yang dilakukan
secara teratur dan terancang dengan baik, sistematis, dan berkesinambungan (oleh kekuatan
non-Islam terhadap ummat Islam). Al-ghazw al-fikri merupakan bentuk perang alternatif
selain peperangan fisik.
Tujuan
Al-ghazw al-fikri bertujuan merubah ummat Islam (agama, fikrah, kepribadian, mental, gaya
hidup, tingkah laku) sesuai dengan kehendak pelaku al-ghazw al-fikri sehingga kekuatan
ummat Islam bisa dilemahkan, dikalahkan, dan dikendalikan.
Pelaku
Yahudi, Nashrani, Majusi, Musyrikin, Manafiqin, Kafirin, Atheis (Non-Muslim) serta person
dan kalangan tertentu dari komunitas muslim sendiri yang secara sadar atau tidak telah
mendukung dan turut serta dalam perang pemikiran terhadap ummat Islam.
Sarana
 Media Massa, Percetakan
 Hiburan, Olah raga
 Pendidikan
 Lembaga dan kegiatan ekonomi

 Lembaga, Organisasi, Yayasan sosial dan lain-lain
Akibat dan Hasil al-Ghazw al-Fikr
 Kehancuran ‘aqidah (murtad, atau tercabut dari ‘aqidah Islamiyah yang benar)
 Kehancuran pemikiran (warna ke-Islaman dalam fikrah, ilmu, wawasan, konsep, cara
pandang, dan lainnya semakin pudar).
 Kegaulauan identitas pribadi (Islam tinggal sebagai simbol formal, sedangkan secara
substansial dan material telah keluar dari Islam).
 Kerusakan akhlaq ( Perilaku kaum muslimin sudah jauh dari nilai-nilai Islam).
 Al-Walâ` li al-Kâfirîn (kesetiaan, kepatuhan, kekaguman, idola, rujukan, dan minta
perlindungan kepada orang-orang kafir).
Ruang Lingkup dan Bentuk Kegiatan
Arena perang pemikiran mencakup segala aspek kehidupan: ideologi, politik, ekonomi,
militer, kebudayaan, pendidikan, dan sebagainya. Sedangkan implementasinya dapat terwujud
dalam kegiatan-kegiatan berikut:
1

 Kristenisasi (al-tanshîriyah ‫ريِة‬
‫ )الت تن ن ر‬dan bentuk pemurtadan ummat Islam lainnya.
‫صيِ ر‬
 Orientalisme (al-istisyrâqiyah ‫)السإتشششراقيِة‬: Mayoritas orientalis berusaha

mempelajari Islam dengan tujuan menciptakan citra negatif dan mencari peluang yang
dapat digunakan untuk melemahkan Islam dan ummat Islam.
 Sekularisme (al-‘ilmâniyah ‫)العلمانيِة‬. Paham “pemisahan dan mengusiran” agama dari
ranah publik. Sebenarnya, sekularisme lahir di Barat akibat ketegangan antara gereja, raja,
dan rakyat di mana raja dan rakyat tidak puas dengan dominasi gereja yang ternyata
membawa kemunduran. Paham ini kemudian diperkenalkan dan “dipaksanakan” kepada
ummat Islam, padahal ketegangan semacam itu hampir tidak ditemukan pada ummat Islam.
Dari paham sekularisme, maka lahirlah gerakan penghapusan kekhalifahan, penolakan
syariat Islam, larangan jilbab, demokrasi ala Barat, nasionalisme, dan lain-lain.
 Isu HAM (human rights/ ‫ )حقوق النسان‬dalam perspektif Barat yang bertumpu
kepada kepentingan manusia individual (antropocentris) dan kebebasan tak terbatas. Dari
isu HAM lahirlah gerakan tahrîr al-mar`ah (emansipasi wanita dan isu gender dalam
konteks yang berlebihan), pornografi dan pornoaksi, kebolehan pernikahan beda agama,
seks bebas, kesamaan bagian warisan antara laki-laki dan perempuan, dan lain-lain.
Gagasan yang (Relatif) Baru
 Inklusivisme, yaitu pandangan bahwa kebenaran dan jalan selamat hanya terdapat dalam
satu agama tertentu, akan tetapi orang yang tidak menganut agama tersebut bisa juga
selamat asal dia hidup sesuai dengan ajaran dan ketentuan agama yang benar tersebut.
 Pluralisme, yaitu pandangan bahwa kebenaran dan jalan selamat bukanlah monopoli
agama tertentu saja. Semua agama pada hakekatnya memiliki kebenaran dan jalan selamat.

Oleh sebab itu, dengan menjalankan ajaran agama masing-masing secara baik, dapat
mengantarkan orang kepada keselamatan.
Dua gagasan ini sedang gencar dikampanyekan kepada komunitas muslim. Untuk mendukung
berkembangnya gagasan tersebut, ada dua langkah yang ditempuh.
Pertama, memberikan image negatif kepada muslim yang tidak setuju dengan gagasan
inklusivisme dan pluralisme agama, seperti dengan memberi label eksklusivisme (pemahaman
bahwa agama yang benar dan membawa selamat cuma satu. Agama lain, meskipun ada
mengandung kebenaran dan bisa membuat orang berakhlaq baik, tetap tidak bisa menjadi
jalan selamat). Label lain yang biasanya diberikan adalah tidak toleran, egois, fundamental,
radikal, teroris, dan sebagainya.
Kedua, menciptakan pemahaman ajaran-ajaran Islam yang “ramah dan akomodatif” kepada
non-muslim. Dalam konteks inilah barangkali munculnya upaya menggugat ketentuan hukum
Islam yang melarang pernikahan beda agama, waris beda agama, berpatisipasi dalam hari
besar agama lain, mengucapkan salam kepada non-muslim, dan sebagainya.
2

Nikah Beda Agama

‫ل‬
‫ر ل‬

‫م ن‬
‫حتتىَّ حيي ن‬
‫م ن‬
‫خي نييةر‬
‫ة ل‬
‫من ليي ة‬
‫ميي ة‬
‫ؤ ك‬
‫ؤ ك‬
‫كاَ ك‬
‫ت ل‬
‫ول ل ت لن نك ك ح‬
‫م ت‬
‫ة ح‬
‫ول ل‬
‫حوُا ال ن ح‬
‫ن ل‬
‫ل‬
‫ش ك‬
‫ل‬

‫ن‬
‫ل‬
‫م ن‬
‫م ن‬
َّ‫حت تييى‬
‫شيي‬
‫شيي‬
‫وُ أ ن‬
‫ر ك‬
‫رك ل ة‬
‫ك‬
‫ن ل‬
‫ول ل ت حن نك ك ح‬
‫ع ل‬
‫كي ل‬
‫ميي ن‬
‫حييوُا ال ح‬
‫جب لت نك حيي ن‬
‫ن ح‬
‫م ل‬

‫وليي ن‬
‫ة ل‬
‫ك‬
‫ك‬
‫ح‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ل‬
‫جب ل ح‬
‫م أولئ كيي ل‬
‫م ن‬
‫يح ن‬
‫م ن‬
‫ك‬
‫ن ل‬
‫وُ أ ن‬
‫خي نييةر ك‬
‫ؤ ك‬
‫ؤ ك‬

‫ع ل‬
‫ر ة‬
‫ول ل‬
‫ميي ن‬
‫م ة‬
‫كي ن‬
‫ن ح‬
‫عب ندة ح‬
‫ولي ن‬
‫ك ل‬
‫محنوُا ل‬
‫شي ك‬
‫ه‬
‫م ن‬
‫ه ي لييدن ح‬
‫ي لدن ح‬
‫غ ك‬
‫ة ب كييإ كذنن ك ك‬
‫فييلر ك‬
‫جن تيي ك‬

‫عوُ ل‬
‫عوُ إ كل لييىَّ ال ن ل‬
‫وال ن ل‬
‫والل تيي ح‬
‫ة ل‬
‫ر ل‬
‫ن إ كللىَّ التناَ ك‬
‫ن‬
‫ن ل‬
‫ءالياَت ك ك‬
‫م ي لت لذلك تحرو ل‬
‫س لل ل‬
‫عل ت ح‬
‫وي حب لي ي ح‬
‫ه ن‬
‫ل‬
‫ه كللتناَ ك‬
Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan

orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik dari orang musyrik
walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran.(QS al-Baqarah/2: 221)

‫م ن‬
‫ن‬
‫ن ال تيي ك‬
‫ت ك‬
‫ملناَ ك‬
‫ؤ ك‬
‫ت ك‬
‫م ن‬
‫م ن‬
‫صييلناَ ح‬
‫صلناَ ح‬
‫ذي ل‬
‫ميي ل‬

‫م ل‬
‫وال ن ح‬
‫ن ال ن ح‬
‫وال ن ح‬
‫ح ل‬
‫ح ل‬
‫ت ل‬
‫ ل‬...
‫ح‬
‫ح‬
‫ن ل‬
‫م إك ل‬
‫ن‬
‫جييوُلر ح‬
‫مييوُ ح‬
‫ذا ل‬
‫ح ك‬
‫ب ك‬
‫م ن‬
‫نأ ح‬

‫أوحتوُا ال نك كلتاَ ل‬
‫صييكني ل‬
‫ه ت‬
‫ه ت‬
‫م ن‬
‫ن ح‬
‫ءات لي نت ح ح‬
‫قب نل كك ح ن‬
‫ل‬
.... ‫ن‬
‫ذيِ أ ل ن‬
‫مت ت ك‬
‫ف ك‬
‫ساَ ك‬
‫خ ك‬
‫خ ل‬
‫م ل‬
‫حي ل‬
‫ول ل ح‬
‫غي نلر ح‬
‫دا ة‬
‫ن ل‬
… (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga
kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita
yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab
sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan
maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula)
menjadikannya gundik-gundik.…(QS al-Mâ`idah/5:5).
Berdasarkan kedua ayat ini, mayoritas ulama berpendapat: boleh laki-laki muslim
menikah dengan ahl al-kitab (wanita baik-baik dari Yahudi dan Nashrani), tetapi haram
wanita muslimah menikah dengan laki-laki non-muslim.

Pendapat “baru” yang diperkenalkan adalah boleh juga wanita muslimah menikah
dengan laki-laki ahl al-kitab dan non-muslim lainnya dengan alasan.
Pertama, kata musyrik pada 2:221 tidak mencakup ahl al-kitab karena Allah membedakan
antara musyrik dan ahl al-kitab seperti pada ayat:


‫ل‬
‫ن كل ل‬
‫م ن‬
‫ن‬
‫ن أل ن‬
‫ر ك‬
‫فحروا ك‬
‫وُدد ال ت ك‬
‫نأ ن‬
‫كي ل‬
‫م ن‬
‫ذي ل‬
‫ول ل ال ن ح‬
‫ل‬
‫ل ال نك كلتاَ ك‬
‫ب ل‬
‫ه ك‬
‫ماَ ي ل ل‬
‫ش ك‬
‫ل‬
‫ح‬
‫ح‬
‫ي حن لتز ل‬
.... ‫م‬
‫ن ل‬
‫ل ل‬
‫ر ك‬
‫م ك‬
‫م ن‬
‫م ن‬
‫ن لرب يك ن‬
‫علي نك ن‬
‫خي ن ة‬

3

Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada
menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu…
(QS al-Baqarah/2: 105)
Kedua, kata musyrik pada ayat 2:221 bermakna musyrik Arab. Sekarang musyrik Arab tidak
ada lagi (pendapat Iman al-Thabarî). Ketiga, ayat 2:221 turun ketika terjadi permusuhan
hebat antara muslimin dan musyikin Arab sehingga perlu ekstra hati-hati dalam membina
hubungan sosial. Jadi musyrik pada ayat itu adalah orang-orang memerangi Islam.
Wallahu a’lam

‫ن‬
‫ت‬
‫ذوُا ب ر ت‬
‫خشش ن‬
‫م‬
‫طان تشش ة‬
‫من نششوا ل ت ت تت ل ر‬
‫ة ر‬
‫تيِاأيِ يتها ال لشش ر‬
‫ن ن‬
‫م ل ت يِ تششأنلون تك ن ن‬
‫دوُن رك نشش ن‬
‫ن تءا ت‬
‫مشش ن‬
‫ذيِ ت‬
‫خبششال ة وُدوُا مششا ع تن رتششم قتششد بششدت ال نبغنضششانء مشش ت‬
ِ‫فششي‬
‫مششا ت ن ن‬
‫خ ر‬
‫ن ت ت ر ت ت‬
‫ت ت‬
‫م وُت ت‬
‫واه رهر ن‬
‫ي ن‬
‫ت ي ت‬
‫ن أفنشش ت‬
‫ر ن‬
‫صدوُرهن ت‬
‫ن‬
‫م ت تعن ر‬
‫م التيِا ر‬
‫قنلو ت‬
‫ت إر ن‬
‫ن ك نن نت ن ن‬
‫م أك نب تنر قتد ن ب تيِ للنا ل تك ن ن‬
‫ن ن ن ن‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi
teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena)
mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.
Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian
dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih
besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami),
jika kamu memahaminya QS Âli ‘Imrân/3: 118).
Nabi saw bersabda: “Sungguh kalian akan mengikuti jalan-jalan orang-orang
sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jika mereka
masuk ke lubang biawak, kalian akan mengikuti juga.” Kami bertanya: ‘Wahai Rasulallah,
orang Yahudi dan Nashranikah (yang diikuti tersebut)?’. Nabi saw menjawab: “Siapa
lagi.” (H.R. al-Bukhârî dan Muslim).

4