Kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII A MTS Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok

(1)

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA

KELAS VII A MTS AL JAMHURIYAH KECAMATAN

CINERE, KOTA DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Ali Maulana NIM 1811013000033

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

Nama Nim Jurusan Alamat

Ali Maulana 1811013000033

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jl.Raya Gandul No.3 RT.004/001 Kelurahan Gandulo Kecamatan Cinere, Kota Depok

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yarLg berjudul Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbinsan dosen:

Nama Pembimbing : Mahmudah FitriyahrZA'N.IP.d

NIP. :197012L52009122001

JurusarVProgram Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta,Desember 2014

Igg-Yrs"rx.{3\?-4,


(3)

Wawancara Siswa Kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok disusun oleh Ali Maulana NIM. 1811013000033, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Desember 2014

Yang mengesahkan, Dosen Pembimbing


(4)

Wawancara Siswa Kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok disusun oleh Ali Maulana NIM. I 81 1013000033, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 29 Desember 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S-l (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta, Desember 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Prodi PBSI) Tanggal

Dra. Hindun. M.Pd.

NIP: 19701215 200912 2001

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Prodi PBSI) Dona Aii Kurnia. MA.

NIP: 19840409201101 101 5 Penguji I

Makvun Subuki. M.Hum N I ! : 1 9 8 0 0 3 0 5 2 0 0 9 0 1 1 0 1 5 Penguji II

Ahmad Bahtiar. M.Hum NIP: 19760118 200912 1001 .'

gtnvtatri flO16

9 Jctnuan &ff

5 Ja.nuaci

Acts

K$'

i1

r*t'

€,5:r


(5)

iii ABSTRAK

Ali Maulana (NIM: 1811013000033). Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok.

Kata Kunci : Kemampuan Menulis, Karangan Deskripsi dan Teks Wawancara

Penenilitan ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis terutama menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik memberikan tugas menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara kepada siswa. Instrumen yang digunakan adalah petunjuk dan batasan menulis deskripsi. Objek penelitian ini adalah karangan siswa yang dinilai dari aspek subtansi dan kebahasaan. Aspek subtansi terdiri atas Penggambaran objek, kemampuan menyusun organisasi dan kesesuaian dengan teks wawancara. Aspek kebahasaan terdiri atas kemampuan diksi, penggunaan kalimat efektif dan ejaan. Sumber data yang penelitian ini adalah siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah sebanyak 30 orang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan mereka dalam menulis karangan deskripsi tersebut masih kurang. Hal tersebut dilihat dari segi persentase, siswa memperoleh nilai pada kategori sangat baik tidak ada, kategori baik 2 orang atau 6%, kategori cukup 9 orang atau 30%, kategori kurang 16 orang atau 53% dan kategori sangat kurang 3 atau 3%. Dengan demikian kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok tergolong kurang.


(6)

iv ABSTRACT

Ali Maulana (NIM: 1811013000033). The Ability in Writing Descriptive Text based on Interview Text of First A Grade Students Junior High School at Al Jamhuriyah, Cinere Depok.

Keywords : Ability in Writing, Descriptive Text, Interview Text

The objective of this research is to describe the students’ ability in writing especially descriptive writing based on the interview text. The method used in this research is descriptive qualitative method and technique used by giving the assignment to write a descriptive text based on the iterview to students. The instruments of this research is a hint and limitation of writing descriptive text. The object of this research is students’ writing which scored from its substance and literature aspects. The substance consists of description of charakter, ability to construct a descriptive text chronologically and suitability with the interview text. The literature aspect consists of the ability in diction, affective sentence and spelling. The data source in this research is 30 first grade students of Junior High school at Al Jamhuriyah. The result of this study shows that students’ ability in writing descriptive text is still low. It can be seen from the data analysis, there are no students who get the best score in best level , 2 students or 6% in good level, 9 students or 30% in good enough level, 16 students or 53% in low level and 3 student or 3% in very less. Thus, the ability in writing descriptive text based on the interview text in first grade students of Junnior High school at Al Jamhhuriyah, Cinere Depok is still low.


(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, kemudahan dan kelancaran serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat waktu.

Penulisan skripsi ini ditujukuan untuk memenuhi tugas akhir yang telah disyaratkan dalam memperoleh gelar S-1 di UIN (Universitas Negeri Islam) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan skripsi ini diantaranya kepada: 1. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Hindun, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA., M.Pd. Pembimbing dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kepala Sekolah dan Guru bidang studi Bahasa Indonesia di MTs. Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok, yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.

6. Ibunda dan ayahanda tercinta, Lilis binti Sulaeman dan H.Madawih Bin H.Jamhur yang telah memberikan banyak dukungan moril dan do’a restu dalam masa perkuliahan.

7. Bapak Mertua dan Ibu Mertua, yang selalu memberikan bantuan semangat untuk cepatnya terselesaikan penelitian ini.

8. Istri ku tercinta Riska Wulansari dan putraku yang tersayang Muhammad Nizar Ali pengobat lelah dan penyemangat hidupku.


(8)

vi

9. Kakakku tercinta Syahrul Amin, almh. Lia Dahlia, dan adik-adikku yang tercinta semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kita semua. 10. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

sahabat-sahabatku sukses selalu untuk kalian dan terima kasih kalian selalu memberikan semangat kepada saya.

Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang terbaik dari apa yang telah diberikan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis.

Jakarta, Desember 2014


(9)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRAC ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat... 5

BAB II TINJAUAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Menulis ... 7

2. Jenis Pengembangan Tulisan... 9

3. Pengertian Karangan Deskripsi ... 14

4. Pembelajaran Menulis ... 19

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Metode Penelitian ... 30


(10)

viii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31 F. Teknik Pengolahan Data ... 34 G. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 37 B. Hasil Analisis Data ... 42

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 66 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis ... 22

Tabel 3.1 Rincian Populasi ... 31

Tabel 3.2 Aspek Substansi ... 34

Tabel 3.3 Aspek Kebahasaan ... 34

Tabel 3.4 Kualifikasi Nilai ... 36

Tabel 4.1 Data Kemampuan Siswa Menulis Karangan ... 42

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi ... 43

Tabel 4.3 Data Kemampuan Menggambarkan Tokoh ... 46

Tabel 4.4 Data Kemampuan Menyusun Organisasi ... 48

Tabel 4.5 Data Kemampuan Kesesuaian dengan Teks Wawancara ... 50

Tabel 4.6 Data Kemampuan Pilihan Diksi ... 53

Tabel 4.7 Data Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif ... 57


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Siswa ... 69

Lampiran 2 Lembar Wawancara ... 70

Lampiran 5 Teks Wawancara ... 71

Lampiran 6 Instrumen Penilaian Menulis Deskripsi ... 72

Lampiran 7 Data Hasil Kemampuan Siswa ... 73


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh seseorang, selain keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Menulis, seperti ketiga keterampilan berbahasa lainya, merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pelatihan dan keterampilan khusus agar menghasilkan gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, jelas dan menarik.

Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara tertulis. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis, menuntut gagasan yang logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata dengan menarik.1

Keterampilan menulis sangat penting dikuasai seseorang terutama siswa, karena menulis dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan seseorang secara tidak langsung, dengan menulis seorang siswa diharapkan dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan, baik fiksi dan non fiksi. Peck dan Schulz menyatakan bahwa tujuan menulis adalah (1). untuk membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan mencipakan situasi-situasi dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiatan penulis, (2). mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisan, (3). mengajar para siswa menggunakan bantuk yang tepat dalam ekspresi tulis dan mengambarkan pertumbuhan bertahan dalam menulis dengan cara membantu para

1

Henry Guntur T, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:Penerbit Angkasa, 2008), Cet.II h. 9


(14)

siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas.2

Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan. Kegiatan pengembangan pembelajaran menulis menurut Purwo dapat dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi paragraf.3 Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mareka.

Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif sehingga keterampilan ini tidak datang dengan sendirinya akan tetapi membutuhkan latihan dan kebiasaan yang berkesinambungan. Minimnya pelajaran kemampuan menulis siswa, kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran yang bersifat membaca dan pengetahuan tentang bahasa ataupun sastra saja. Guru tidak mengajarkan bagaimana cara menulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Seringkali ditemukan berbagai kendala dalam kemampuan menulis di kalangan siswa. Seperti keterampilan siswa MTs masih rendah, hal ini terlihat masih banyak siswa mendapat nilai yang kurang memuaskan. Pada umumnya karangan yang dibuat oleh siswa memuat hanya setengah halaman kertas ujian yang disediakan. Susunannya terlihat tidak teratur sehingga menampakan penalaran yang kurang logis, terdapat banyak kesalahan pemakaian bahasa yang meliputi ejaan, diksi, kalimat dan paragrap. Ada juga siswa yang belum memahami karangan deskripsi dengan baik. Faktor-faktor tersebut di atas terjadi karena minat menulis dikalangan siswa masih rendah, kurangnya motivasi untuk menulis dan kurangnya sarana prasarana atau buku bacaan di sekolah.

Untuk mengetahui kemampuan menulis siswa adalah melalui tes. Tes dapat divariasikan dalam berbagai bentuk tulisan. Tekniknya dapat disajikan data verbal,

2 Ibid,.


(15)

gambar, tabel, teks, peta, bagan. Dari data-data itu, siswa diminta untuk menulis sebuah karangan. Media pembelajaran seharusnya dapat meningkatkan itensitas pengajaran menulis. Dengan media pembelajaran, pengajaran akan semakin bergairah, menarik dan mempermudah proses belajar mengajar.

Teks wawancara dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran menulis, karena pada hakikatnya teks wawancara adalah bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab secara tertulis yang diperoleh dari kegiatan wawancara. Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang narasumber.

Menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara merupakan kegiatan mengubah teks wawancara menjadi karangan deskripsi. Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelas jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri4. Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya.

Keterampilan menulis deskripsi menjadi satu keterampilan berbahasa yang sulit untuk dikuasai. Hal ini disebabkan adanya dua unsur yang harus dikuasai oleh penulis, yaitu unsur subtansi seperti menggambarkan tokoh, organisasi dan kesesuaian dengan teks wawancara, serta unsur kebahasaan seperti diksi, kalimat efektif dan ejaan.

Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Dalam pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang 3 Bambang Kaswanti P, Pragmatik di dalam “Pengajaran Bahasa Indonesia”, dalam Muljanto Sumardi (ed.), Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), Cet.II, hal. 130

4 Suparno Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h. 4.6.


(16)

menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam upaya meningkatkan prestasi mengarang siswa adalah media teks wawancara. Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan karangan deskripsi akan membantu siswa untuk menggambarkan tokoh. Kegiatan seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat.

Berdasarkan hal di atas penelitian ini berusaha mengukur kemampuan menulis siswa melalui kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawacara.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan menulis siswa MTs dianggap masih rendah 2. Siswa belum mampu membuat karangan deskripsi dengan baik 3. Minat menulis siswa masih rendah

4. Pemahaman EYD siswa rendah

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar tingkat kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan


(17)

teks wawancara siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok ?

E. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok.

F. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua hal tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai perbandingan bagi guru dalam mengetahui kemampuan menulis siswa

b. Sebagai bahan referensi bagi guru untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa.

c. Menambah khasanah konsep tentang penyebab kelemahan siswa dalam membuat karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Guru dapat mengevaluasi penyebab kelemahan siswa dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara.

b. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa.


(18)

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengetahui kemampuan menulis siswa.

d. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui penyebab kelemahan siswa dalam menulis karangan deskripsi berdasaarkan teks wawancara siswa.


(19)

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Menulis

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.1 Menurut Finoza menulis merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu.2 Sebagai perbandingan, di sini dikutipkan pendapat Widyamartaya dan Sudiarti bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.3

Semua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis.

Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang

1 Henry Guntur T, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:Penerbit Angkasa, 2008), Cet.II h. 22

2 Lamudin, Finoza,Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Insan Mulia,2004), Cet.I h. 234 3Ibid.,


(20)

keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi.

Jadi, sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam kegiatan menulis, yaitu (1) penguasaan bahasa tulis yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosakata, diksi, struktur kalimat, paragraf, ejaan, dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

Bahasa merupakan sarana komunikasi. Penulis harus menguasai bahasa yang digunakan untuk menulis. Jika dia menulis dalam bahasa Indonesia, dia harus menguasai bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya dengan baik dan benar. Bahasa yang baik adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Hal ini biasanya berhubungan dengan nilai rasa. Seseorang mungkin saja menguasai bahasa lisan secara fasih, namun sulit menguasai bahasa tulis dengan baik karena beda ragamnya. Orang yang menguasai bahasa Indonesia ragam lisan belum tentu dapat menggunakan ragam tulis dengan baik. Adapun bahasa yang benar


(21)

adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang ada. Bahasa yang benar harus menggunakan tata bahasa, sistem ejaan, artikulasi, dan kalimat yang sesuai dengan aturan bahasa.4

Mengacu pada pendapat di atas, menulis bukan hanya sekedar menuliskan apa yang diucapkan (membahasa tuliskan dari bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi sedemikian rupa, sehingga terjadi suatu kegiatan komunikasi tidak langsung antara penulis dan pembaca. Seseorang dapat dikatakan telah terampil menulis, jika tujuan penulisannya sama dengan yang dipahami oleh pembaca.

2. Jenis Pengembangan Tulisan

Morris dalam Tarigan mengklasifikasikan tulisan menjadi empat jenis yaitu eksposisi, argumentasi, deskripsi dan narasi.5

a. Eksposisi

Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya adalah mengklarifikasikan, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Dengan menulis bergaya eksposisi, penulis mencoba untuk memberi informasi dan petunjuk atau suatu hal kepada pembaca. Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan paragraf seperti dengan memberikan contoh, proses, sebab-akibat, klarifikasi, definisi, analisis, komparasi, dan kontras. Terkadang untuk memperjelas uraian, eksposisi dapat dilengkapi dengan grafik, gambar, atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja.6 Menurut Semi eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan

4

Ramlan A.G dan Mahmudah Fitriyah ZA, Disiplin Berbahasa Indonesia , (Jakarta, FITK Press, 2011), Cet.I, Hal.6

5

Tarigan., op. cit., h.28

6


(22)

informasi tentang sesuatu. Sebagian besar tulisan narasi adalah berbentuk eksposisi. Kadang-kadang tulisan berbentuk eksposisi bila terjurus ke suatu cara tertentu akan disebut deskripsi atau argumentasi.7

Tulisan eksposisi dapat disebut argumentasi bila tulisan tersebut memiliki kecenderungan untuk lebih menekankan pembuktian dari proses penalaran, mempengaruhi pembaca dengan data lengkap, dan ingin mengubah pemikiran pembaca agar menerima pendapat penulis. Tulisan eksposisi mencoba memberikan informasi dan petunjuk kepada pembaca. Eksposisi menggunakan cara dengan mengembangkan paragrap seperti memberikan contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi dan analisi. Gaya penyampaiannya cenderung bersifat informatif, artinya penulis juga memberikan penjelasan untuk gagasan, sehingga pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang sesuatu yang dimaksudkan dari gagasan tersebut.

Pemberian informasi penjelasan melalui karangan ekposisi hanya bersifat menguraikan dan memberi pengenalan lanjutan bagi pembaca dan bukan merupakan suatu pembuktian. Penggunaan bahasa dalam karangan ini tidak dipengaruhi oleh unsur subjektifitas dan emosional. Penulis hanya menjelaskan apa adanya dan tidak membubui dengan kata-kata yang menarik minat dan emosi pembaca. Penggunaan kosakata cenderung bermakna denotatif.

Jenis karangan ekposisi dapat berupa kisah perjalanan, pemaparan suatu peristiwa atau kejadian, bentuk struktur dan tugas organisasi atau laporan kegiatan. Untuk memperjelas uraian, karangan ini dapat dilengkapi dengan grafik atau gambar.

7


(23)

b. Deskripsi

Semi menyatakan bahwa deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sentivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut.8 Menurut Kunjana Rahardi deskripsi yakni melukiskan atau menggambarkan apa saja yang dilihat di depan mata penulisnya. Jadi tulisan ini bersifat loyal terhadap tata ruang atau tata letak objek yang dituliskan itu.9

Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang. Supaya karangan ini sesuai dengan penulisannya, diperlukan suatu pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis. Penulis ditutut memotret hal atau benda seobjektif mungkin sesuai.

c. Argumentasi

Keraf menyatakan bahwa argumentasi adalah tulisan yang bertujuan mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis.10 Ciri-ciri pengembangan karangan argumentasi sekaligus merupakan juga ciri pembeda dengan ekposisi adalah sebagai berikut.

1) bertujuan menyakinkan orang lain (ekposisi memberi informasi);

8

Ibid., h. 42

9

Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang (Jakarta: Penerbit Erlanggga, 2009), h. 166

10


(24)

2) berusaha membuktikan suatu penyataan atau pokok persoalan (ekposisi hanya menjelaskan);

3) menggugah pendapat pembaca (ekposisi meyerahkan keputusan kepada pembaca); dan

4) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian (ekposisi menggunakan fakta sebagai alat mengkongkretkan)11

Berdasarkan pendapat di atas, argumentasi merupakan karangan yang berusaha menjelaskan suatu masalah dengan menyajikan alasan-alasan. Ketika mengembangan karangan ini, Penulis harus menganalisis dan menjelaskan suatu masalah secara terperinci dan mendalam, alasan-alasan yang dikemukakan harus didukung dengan bukti-bukti yang menyakinkan. Dengan kata lain, argumen adalah suatu proses benalar.

Pengarang dapat dapat menggunakan penalarannya dengan metode deduktif induktif. Deduktif merupakan metode benalar yang bergerak dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal-hal-hal atau pernyataan yang bersifat khusus. Sebaliknya, induktif adalah metode benalar yang dimulai dengan mengemukakan penyatan yang bersifat khusus kemudian diiringi dengan kesimpulan umum. Pengarang dapat mengajukan penalarannya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat ke sebab, sebab ke akibat, dan pola-pola deduktif ke induktif.

Argumentasi dan ekposisi merupakan bentuk atau jenis tulisan yang paling banyak digunakan di dalam tulisan-tulisan ilmiah. Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data atau fakta sebagai alasan atau bukti. Dalam karangan ini, pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan merupakan penyokong opini tersebut.


(25)

d. Narasi

Narasi berasal dari kata to narrate, yang berarti bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi. Narasi bisa saja dimulai dari peristiwa di tengah atau paling belakangan sehingga memunculkan alur yang flashback. Menurut Mudrajat narasi bisa bergaya sudut pandang orang pertama sehingga terasa subjektivitas pengarangnya, atau orang ketiga yang kan terasa sangat objektif. Narasi sering kali digabungkan dengan deskripsi dan berfungsi sebagai eksposisi atau persuasi12. Finoza menyatakan bahwa narasi berusaha menciptakan, megisahkan, merangkaikan, tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuh peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.13 Menurut Semi narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu.14 Selajutnya, Keraf mengatakan karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain, narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha mengambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.15

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat kita simpulkan, secara sederhana narasi merupakan cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam suatu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.

12 Mudrajat Kuncoro, Mahir Menulis, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), Cet.I, h.77 13 Lamudin, Finoza,Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Insan Mulia,2004), Cet.I h. 244 14 M. Atar, Semi, Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya, 1990), h. 32


(26)

3. Pengertian Karangan Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari kata latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelasjelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya.

Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. Tulisan deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca dan memberi identitas atau informasi mengenai objek tertentu sehingga pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objeknya tadi.

Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas dari apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba, tetapi juga yang dapat dirasa oleh hati dan pikir, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, kasih, dan haru. Begitu pula suasana yang timbul dari suatu peristiwa, seperti suasana mencekam, teriknya panas matahari, serta keromantisan purnama. Pendeknya, deskripsi merupakan suatu upaya untuk melukiskan sesuatu dengan kata-kata untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca

Cara supaya kita dapat melukiskan sesuatu sehidup-hidupnya.

a. Melatih diri mengamati sesuatu. Segala sesuatu yang disekeliling kita dapat kita amati, laba-laba yang bekerja membuat sarang, rumput ilalang yang bergoyang diterpa angin dan lain sebagainya.

b. Melukiskan bagian-bagian yang penting sedetail mungkin. Jika kita melukiskan betapa mengerikianya tersesat di hutan, maka situasi yang dihutan


(27)

c. dapat menimbulkan kengerian itu harus dilukiskan selengkaplengkapnya sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang tersesat di hutan.

Untuk mencapai tujuan deskripsi itu penulis dituntut untuk mampu memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra inderawi dan suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang dideskripsikan harus tersaji secara gamblang, hidup, dan tepat. Sebagai contoh, seseorang mengatakan malam purnama indah sekali. Pernyataan itu mengungkapkan indera penglihatan serta suasana hati orang itu menyerap keadaan malam dengan ciri dan sifat khusus indah. Meskipun demikian, pernyataan itu masih terlalu umum dan kasar karena belum mampu menciptakan kesan, interpretasi, dan gambaran konkret mengenai keindahan malam purnama. Mengapa malam itu disebut purnama? Mengapa malam itu menjadi indah? Oleh karena itu, penulis deskripsi yang baik akan menghindari metafor, kiasan, atau kata-kata konotatif, akan sangat menentukan kekenyalan nuansa makna dari sebuah pemerian.

Dengan demikian dalam menggarap deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan memilih detail khas yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian.16

Karangan deskripsi adalah karangan yang menimbulkan kesan adanya pelukisan atau penggambaran tentang sesuatu. Deskripsi berkaitan erat dengan pancaindera. Pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasa apa yang dilukiskan penulisnya. Jadi karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang

16 Sabarti Akhadiah, dkk., Menulis 1, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001), h. 7.30


(28)

lain. Misalnya suasana kampung yang begitu damai, tentram dan saling menolong. Dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi.

A. Ciri-ciri Karangan Deskripsi

Ciri penanda deskripsi menurut Semi adalah17 :

1. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.

2. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca.

3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah

4. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang objeknya pada umumnya benda, alam, wrna, dan manusia.

5. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan uang.

B. Macam-macam Deskripsi

Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatannya dan perasaannya kepada pembaca melalui tulisan.

1. Deskripsi ekspositorik

Melalui deskripsi ekspositorik, penulis hanya ingin memberitahukan, memperhatikan, atau memperdengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada atau tidak adanya kesan pembaca tidak menjadi masalah bagi penulis. Deskripsi ekspositorik bertujuan menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada

17


(29)

pembaca. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang formal dan lugas.

2. Deskripsi artistik (impresionistik)

Deskripsi impresionistik adalah deskripsi yang mengarah kepada pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan langsung dengan objek yang disampaikan, dengan jalan menciptakan sugesti dan impresi melalui keterampilan penyampaian dengan gaya yang memikat dan pilihan kata yang menggugah. Deskripsi ini berusaha menciptakan suatu penghayatan terhadap objek melalui imajinasi pembaca.18

Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, penulis harus dapat menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk itu penulis dituntut untuk dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan pembaca.

Berdasarkan kategori yang lazim, karangan deskripsi dipilih atas dua kategori, yakni karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat.

a. Deskripsi Orang

Kerumitan manusia tidak hanya struktur atomi dan morfologi tubuh,tetapi juga karena akal budi dan jiwa yang dimilikinya. Hal ini akan menyulitkan seseorang menghasilkan deskripsi yang memuaskan. Seseorang yang bersungguh-sungguh membuat deskripsi tentang seorang tokoh, harus mengetahui ciri utama sang tokoh seperti tingkah laku, bentuk tubuh, watak, penampilan, dan sebagainya. Seseorang yang bertampang gagah, berparas menarik, belum tentu memiliki watak dan moral yang baik. Sebaliknya, seseorang yang berwajah seram bertingkah laku kasar, mungkin memiliki hati yang baik.


(30)

b. Deskripsi Tempat

Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat, semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut.

C. Pendekatan Deskripsi

Pendekatan dalam pendeskripsian dapat dibedakan atas pendekatan realistis, pendekatan impresionistis, dan pendekatan menurut sikap penulis.

a. Pendekatan Realistis

Dalam pendekatan realistis penulis berusaha agar deskripsi yang dibuatnya itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, seobjektif mungkin. Perincianperincian perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain dilukiskan sedemikian rupa, sehingga tampak seperti dipotret atau sesuai dengan aslinya. Walaupun demikian, tidak ada sebuah deskripsi yang persis sama dengan keadaan yang sebenarnya, atau seperti yang dapat dilihat dengan mata. Gambaran kesibukan sebuah stasiun pada saat kereta api datang dan ada yang akan berangkat, tidak akan sama persis seperti aslinya walaupun penulis sudah berusaha mengamati dan menggambarkan keadaan dengan secermat-cermatnya.

b. Pendekatan Impresionistis

Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif sesuai dengan impresi penulis.19 Penulis berusaha menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan yang diperolehnya, yang bersifat

19 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia “Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa”, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 241.


(31)

subjektif. Penulis menonjolkan pilihannya dan interpretasinya. Penulis menyeleksi secara cermat bagian-bagian yang diperlukan untuk dideskripsikan. Kemudian, baru berusaha menginterpretasikannya. Fakta-fakta yang dipilih oleh penulis harus dihubungkan dengan efek yang ingin ditampakan. Fakta-fakta ini dijalin dan diikat dengan pandangan-pandangan subjektif si penulis.

c. Pendekatan Menurut Sikap Penulis

Pendekatan ini sangat tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta pembaca deskripsinya. Dalam menguraikan sebuah persoalan,penulis mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan atau keadaan, atau penulis menginginkan agar pembaca juga harus merasakan bahwa persoalan yang tengah dihadapi merupakan masalah yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan sebuah perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya.

Penulis harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai menulis. Semua detail harus dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin dihasilkan. Perincian yang tidak ada kaitannya dan menimbulkan keragu-raguan pada pembaca, harus disingkirkan penulis dapat memilih misalnya salah satu sikap seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau sikap yang ironis.

4. Pembelajaran Menulis

Belajar dan mengajar merupakan dua istilah dalam dunia pendidikan yang sangat populer. Kedua istilah itu mengacu kepada suatu proses yang terjadi dalam suatu rangkaian unsur yang saling terkait. Belajar berarti berusaha agar memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik


(32)

pad seluruh siswa. Menurut Burton mengajar adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dam motivasi kepada siswa agar terjadi proses belajar.20

Bagaimanapun bentuknya, proses belajar mengajar harus diarahkan untuk mencapai hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai kemanusiannya. Olah karena itu pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Lebih khusus kompetensi menulis siswa pada tingkatan menengah adalah siswa dapat menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks.21

Untuk mencapai kompetensi di atas, segala sesuatu harus diupayakan sedemikan rupa sehingga proses belajar mengajar menulis tersebut lebih bermafaat. Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengelolaan proses belajar mengajar menulis. Hal itu meliputi materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

a. Tujuan Pembelajaran Menulis

Secara umum tujuan pembelajaran menulis adalah siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan22. Oleh karena itu, tujuan proses belajar mengajar menulis hendaknya selalu diarahkan kepada kegiatan terampil menulis. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dalam perencanaan pengajarannya harus memperhatikan poin-poin tertentu yang dapat memudahkannya mencapai

20

Asep Henryy Hermawan Dkk, “Teori Mengajar”, dalam Mohammad Ali (ed), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung: Imperial Bakti Utama, 2009), h. 75.

21

Depag, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah ( Jakarta: Depag, 2005), h. 86 22 Ibid., h. 96


(33)

tujuan tersebut. Jadi, latihan menulis dengan segala dinamikanya merupakan kunci utama keberhasilan.

Siswa harus dibiasakan menulis. Hasil tulisan tersebut didiskusikan, sehingga mereka mengetahui kelemahan dan keunggulannya. Berdasarkan hal tersebut diputuskan lah suatu tindak lanjut yang mengarah kepada keterampilan menulis siswa. Sekalipun tujuan pengajaran adalah terampil, bukan berarti aspek yang lain (pengetahuan dan sikap) diabaikan. Artinya, di akhir proses belajar mengajar hendaknya siswa terampil menulis dan mengerti dengan kaidah-kaidah menulis.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan, khususnya proses belajar mengajar menulis. Penetapan dan pengelolaan perencanaan, proses, evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran merupakan hal utama yang harus dikelola dengan tepat.

b. Metode Pembelajaran Menulis

Metode pengajaran merupakan cara mengajar pengajar dalam proses belajar mengajar yang dibina. Metode pembelajaran sangat beraneka ragam. Dengan memperhatikan apakah suatu metode pembelajaran cocok untuk mengajarkan materi tertentu, guru dapat memilih metode pembelajran yang efektif yang mengantrakan siswa mencapai tujuan. Metode latihan dan praktek merupakan dua metode yang ampuh untuk pembelajaran menulis.

Dalam pembelajaran menulis meningkatkan kemampuan hasil belajar dapat dicapai melalui latihan dan praktek. Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan sedangkan praktek biasanya dilakukan suatu kegiatan yang sebenarnya, sehingga memberi pengalaman belajar bersifat langsung.23

23


(34)

Selain itu, pengajar hendaknya juga mengetahui pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran menulis. Untuk lebih jelas mengenai model atau pendekatan pembelajaran menulis kita perhatikan perbedaan antara pendekatan tradisional dan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran menulis sebagaimana dikemukakan oleh Tompkins pada tabel berikut ini.24

Tabel 2.1

Model/Pendekatan Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis NO KOMPONE

N

PENDEKATAN TRADISIONAL

PENDEKATAN PROSES 1. Pilihan Topik Tugas menulis kreatif

yang spesifik diberikan oleh pengajar.

Pembelajar memilih topik sendiri, atau topik-topik yang diambil dari bidang studi lain.

2. Pembelajaran Pengajar hanya sedikit atau tidak memberikan pelajaran.

Pembelajar diharapkan menulis sebaik-baiknya.

Pengajar mengajar pembelajar mengenai proses menulis dan mengenai bentuk-bentuk tulisan.

3. Fokus Berfokus pada tulisan yang sudah jadi.

Berfokus pada proses yang digunakan

pembelajar ketika menulis 4. Rasa

Memiliki

Pembelajar menulis untuk pengajar dan kurang merasa memiliki tulisan sendiri.

Pembelajar merasa memiliki tulisan sendiri.

5. Pembaca Pengajar merupakan pembaca utama.

Pembelajar menulis untuk pembaca yang

sesungguhnya.

24

Novi Resmini, Dkk, Membaca Dan Menulis di SD : Teori dan Pengajarannya, (Bandung:Penerbit UPI Press, 2006).Cet.I, h. 241


(35)

6. Kerja Sama Hanya sedikit atau tidak ada kerja sama.

Pembelajar menulis dengan bekerja sama dan berbagi tulisan yang dihasilkan masing-masing dengan teman-teman satu kelompok/kelas.

7. Draft Pembelajar menulis draft tunggal dan harus

memusatkan pada isi sekaligus segi mekanik (ejaan, tanda baca, tata tulis).

Pembelajar menulis draft kasar (outline) untuk menuangkan gagasan dan kemudian merevisi dan menyunting draft ini sebelum membuat hasil akhir.

8. Kesalahan Mekanik

Pembelajar dituntut untuk menghasilkan tulisan yang bebas dari kesalahan.

Pembelajar mengoreksi kesalahan sebanyak-banyaknya selama menyunting, tetapi tekanannya lebih besar pada isi daripada segi mekanik.

9. Peran Pengajar

Pengajar memberikan tugas menulis dan menilainya jika tulisan sudah jadi

Pengajar mengajarkan cara menulis dan memberikan balikan selama pembelajar merevisi dan

mengedit/menyunting. 10. Waktu Pembelajar

menyelesaikan tulisan dalam satu jam

pelajaran.

Pembelajar mungkin menghabiskan waktu tidak hanya satu jam pelajaran untuk

mengerjakan setiap tugas menulis

11. Evaluasi Pengajar mengevaluasi kualitas tulisan setelah tulisan selesai disusun.

Pengajar memberikan balikan selama pembelajar menulis, sehingga pembelajar dapat memanfaatkannya untuk memperbaiki tulisannya. Evaluasi berfokus pada proses dan hasil.


(36)

Berdasarkan kedua pendekatan pengajaran menulis seperti tertera pada tabel 2.1, dapat diketahui kelemahan dan keunggulannya. Pada pendekatan tradisional, pengajar memberikan topik tulisan dan setelah siswa mengerjakan tugas tersebut selama satu jam pelajaran, pengajar mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dievaluasi. Dengan model pembelajaran seperti ini, biasanya hanya sedikit saja siswa yang dapat menghasilkan tulisan yang baik. Sebagian besar siswa biasanya hanya menghasilkan tulisan yang kurang baik.

Menyadari terhadap kenyataan yang tidak menguntungkan bagi upaya pengembangan keterampilan menulis bagi siswa seperti digambarkan di atas, selayaknya dapat diterapkan model atau pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran menulis. Untuk itu, terlebih dahulu perlu diketahui proses kreatif dalam menulis.

c. Evaluasi Pembelajaran Menulis

Nitko dan Brookkhart mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa.25 Penilaian merupakan upaya pengumpulan informasi untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi berbahasa dan bersastra Indonesia yang sudah dicapai oleh siswa setelah beberapa tatap muka di kelas, pada tenggah semester, akhir semester, atau akhir tahun. Adapun aspek penilaian mencakup tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor), Ketiga aspek ini meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, baik yang berkaitan dengan bahasa maupun sastra Indonesia.26

Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat (1) mengetahui tingkat ketahuan dan keterampilan menulis siswa, (2) mengetahui keberhasilan proses

25 Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 2


(37)

belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan (3) menentukan kebijakan selanjutnya.

Evaluasi pembelajaran menulis meliputi kemampuan siswa mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa yang tepat. Dengan kata lain, penilaian yang dilakukan dalam tes menulis mempertimbangakan kesesuaian judul, penataan, gagasan, paragraf, diksi, ejaan, tanda baca, dan bahasa dalam kaitanya dengan konteks dan isi. Aspek-aspek ini tidak dinilai sekaligus, melainkan melaui proses dan secara bertahap sebagaimana telah ditentukan dalam kurikulum yang berlaku.

Evaluasi menulis dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur tes menulis. Tes menulis dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain, pendekatan diskret, pendekatan integrati dan pendekatan pragmatik atau pendekatan komunikatif. 27 Tes menulis dengan pendekatan diskret dilakukan dengan pemisahan aspek kemampuan, seperti tes ejaan dan tanda baca, tes tata bahasa, tes menyusun kalimat, tes menyusun paragraf, dan sebagainya. Tes menulis dengan pendekatan integratif dilakukan dengan cara menyatukan semua apek kemampuan menulis; siswa membuat tulisan secara utuh. Tes menulis dengan endekatan pragmatik atau komunikatif menekankan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis, baik dari kejelasan dalam mengemukakan gagasan, pilihan kata, organisasi paragraf, keterbacaan teks, dan sebagainya.

d. Teks Wawancara sebagai Salah Satu Media Pembelajaran Menulis

Kata Media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara

harfiahnya berarti ‘tengah’, ‘pengantar’, atau ‘perantara’. Jadi media

27

Sri Wahyuni dan Abd.Syukur, Asesmen Pembelajaran Bahasa, (bandung: penerbit Refika Aditama, 2012), Cet.I, Hal,37


(38)

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.28

Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan oleh siswa atau guru untuk menunjang proses belajar mengajar. Media dan proses penggunaanya mungkin jarang terpikirkan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran seharusnya dapat meningkatkan itensitas pengajaran menulis. Dengan media pembelajaran, pengajaran akan semakin bergairah, menarik dan mempermudah proses belajar mengajar.

Teks wawancara dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran menulis, karena pada hakikatnya, wawancara merupakan tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai sesuatu hal untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditanyangkan pada layar televisi.29 Dengan kata lain, teks wawancara bukan lagi hal yang asing dalam lingkungan siswa.

Teks wawancara adalah bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab secara tertulis yang diperoleh dari kegiatan. Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang narasumber.

Menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara merupakan kegiatan mengubah teks wawancara menjadi karangan deskripsi. Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelas jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau

28 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 8.

29


(39)

mengalaminya sendiri.30 Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskannya.

Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan karangan deskripsi akan membantu siswa untuk menggambarkan tokoh secara rinci. Kegiatan seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat.

3. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sunarti (2013) dengan judul

Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Siswa Kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2012/2013.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil penelitiannya adalah bahwa kemampuan siswa menulis karangan narasi melalui media gambar berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 70,78 %.

Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu keduanya sama meneliti kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi namun terdapat perbedaan yaitu penelitian diatas dalam melihat kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan media gambar sedangkan penulis berdasarkan teks wawancara.31

30 Suparno Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h. 4.6.

31

Dewi Sunarti, Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2012/2013, (Tanjungpinang, 2012)


(40)

Penelitan yang dilakukan oleh Harmaya Erviana (2013), mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan judul “Kemahiran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitannya adalah . dapat ditentukan skor rata-rata siswa dalam menulis karangan narasi yaitu 70,05% dengan kualifikasi baik dan tingkat keberhasilan pembelajaran berhasil.

Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu keduanya sama meneliti kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi namun terdapat perbedaan yaitu penelitian diatas dalam melihat kemampuan menulis karangan narasi tidak menggunkan media sedangkan penulis menggunakan media berupa teks wawancara.32

Penelitian Arief Wijaya Mahasiswa PBSI Universitas Maritim Raja Ali Haji dengan judul “Kemahiran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Madinah Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian diatas dihasilkan 18 siswa memperoleh nilai dengan persentasi ketercapaian belajar 65-84% termasuk kategori baik. 15 siswa memperoleh nilai dengan persentase ketercapaian belajar 55-64% termasuk kategori cukup baik. 43 siswa memperoleh nilai dengan persentase ketercapaian belajar 0-54% termasuk kategori kurang baik. Skor rata-rata seluruh siswa dalam menulis karangan narasi menunjukan kurang baik.33

Penelitian tersebut diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu keduanya sama meneliti kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi namun terdapat perbedaan yaitu penelitian diatas dalam melihat

32

Harmava Elviana, Kemahiran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran 2012/2013, (Bintan, 2012)

33

Arief Wijaya, Kemahiran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Madinah Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2012/2013, (Tanjungpinang, 2012)


(41)

kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pritidak menggunkan media sedangkan penulis menggunakan media berupa teks wawancara.

Dari ketiga hasil penelitian terdahulu seperti dipaparkan di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi siswa. Akan tetapi dari ketiga penelitian tersebut terdapat perbedaan yaitu pada media yang digunakan.


(42)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah MTs Al Jamhuriyah Cinere, Depok, Beralamat di Jalan Raya Gandul No.28 RT.001/006 Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, Kota Depok. Objek penelitian ini adalah Karangan deskripsi siswa MTs Al Jamhuriyah Cinere Depok. Penelitian ini dilakukan pada semester ke dua Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII A yang berjumlah 30 Siswa.

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif . Lexy mengatakan sumber data penelitian deskriptif kualitatif yakni data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.1 Mukhtar menyatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.2

Dalam penelitian dengan metode ini, peneliti akan dilibatkan dalam situasi dan fenomena yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya Offset, 2013) h. 11

2 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskrpftif Kualitatif, Cet. Pertama (Ciputat: Referensi (GP PressGroup, 2013) h. 10


(43)

berusaha menginterprestasikan fakta yang relevan secara menyeluruh. Oleh karena itu, analisis kualitatif fokusnya pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan seringkali melukiskannya dalam bentuk kata-kata dari pada bentuk angka.3

D. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Cinere, Kota Depok. Jumlah populasi seluruhnya adalah 30 siswa. Adapun rincian populasi tersebut dapat dilihat berikut ini.

Tabel 3.1 Rincian Populasi

No Kelas Jumlah Siswa

1. Laki-laki 12

2. Perempuan 18

Jumlah 30

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian sangat diperlukan. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara dan studi dokumenter.

a. Observasi (Pengamatan)

Pengamatan adalah kegiatan untuk mengenali setiap gejala dan indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh tindakan maupun akibat sampingannya. Observasi diperlukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dari sekolah. Beberapa hal yang

3 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 257.


(44)

dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut. (1) pengambilan data di sekolah, (2) melihat dan merekam pembelajaran yang berlangsung di kelas, (c) mengadakan kerjasama dengan kolaborator.

b. Wawancara

Wawancara digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi-informasi penting, yang terjadi sebelum tindakan. Adapun tujuan wanwancara menurut Tarigan adalah untuk memperoleh atau menjaring informasi dengan percakapan aktual dengan subjek atau pembahan (informan).4 Dalam penelitian pengajaran dan pembelajaran bahasa wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemahiran berbahasa para pembelajar. Oleh karena itu penulis melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan. Materi wawancara adalah mendiskusikan pembelajaran keterampilan menulis. Hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa keterampilan menulis siswa rendah, hal ini terlihat dari siswa memiliki minat yang kurang dan cepat bosan dalam kegiatan menulis. Mereka selalu mengeluh ketika diberi tugas untuk menulis karangan dengan alasan bahwa menulis karangan itu tidak mudah.5

c. Dokumentasi (Teks Deskripsi)

Tes dilakukan terhadap subjek penelitian. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik. Bentuk tes yang dilakukan berupa penugasan menulis deskripsi. Selanjutnya peneliti menggunakan metode simak dengan teknik catat. Metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik catat yaitu pencatatan yang dilakukan pada kartu

4 Henri Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Pengajaran dan Pembejaran

Bahasa, (Bandung, Penerbit Angkasa, 2009) h. 160


(45)

data yang dilanjutkan dengan klasifikasi.6 Penulis mengambil metode ini kerena, peneliti menggunakan objek penelitiannya adalah bahasa tulis yaitu teks deskripsi.

Sebagaimana diungkapkan Maksun “apabila peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, dalam penyadapan itu peneliti hanya dapat menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiaannya dari penggunaan bahasa secara tertulis tersebut.7 Dalam mengumpulkan data, peneliti memulai dengan melakukan menyimak dan membaca karangan deskripsi siswa secara cermat, sehingga mengetahui kesalahan berbahasa Indonesia yang ada dalam karangan, dengan kartu data.

Di dalam penelitian ini teknik pengumpulan data didapatkan dengan cara memberi tugas menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara dengan waktu yang telah ditentukan (90 menit). Instrumen yang digunakan adalah teks wawancara. Teks wawancara tersebut dikembangkan menjadi karangan deskripsi. Teks wawancara yang telah diubah menjadi karangan deskripsi diberi penilaian berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan. Aspek penilaian tersebut dibagi atas dua jenis, yaitu aspek substansi dan aspek kebahasaan. Burhanudin mengatakan penilaian terhadap hasil karangan peserta didik sebaiknya juga menggunakan rubrik penilaian yang mencangkup komponen isi dan bahan masing-masing dengan sub komponennya.8 Adapun rincian aspek ini adalah sebagai berikut :

6 Maksun, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Ed. Rev. h. 93 7 Ibid,.

8

Burhanudin Nurgiantoro, Penilian Pembelajaran Berbahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BFEE, 2012) Cet. ke-3 h. 439


(46)

Tabel 3.2 Aspek substansi

No. Aspek Penilaian Skor

maksimum

Skor siswa

1. Penggambaran Tokoh 25

2. Organisasi 20

2. Keseuaian dengan teks wawancara 5

Jumlah 50

Tabel 3.3 Aspek kebahasaan

No. Aspek Penilaian Skor

maksimum

Skor siswa

1. Diksi 20

2. Kalimat Efektif 25

3. Ejaan 5

Jumlah 50

2. Teknik Pengolahan Data

Sesuai dengan metode yang telah dilakukan, prosedur pengolahan data ditempuh melalui sejumlah tahapan, yaitu

1) memeriksa karangan siswa berdasarkan aspek penilaian yang telah ditentukan;

2) memberikan skor pada aspek yang diperiksa sesuai dengan ketentuan penskoran yang telah ditetapkan. kemudian, skor yang diperoleh oleh setiap siswa dihitung sebagai nilai kemampuan siswa yang bersangkutan;


(47)

3) merekap data penilain yang diperoleh siswa untuk setiap aspek yang diteliti; dan

4) menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa pada setiap aspek yang diteliti, kemudian mencari nilai rata-ratanya.

3. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik sederhana. Hal ini bertujuan untuk mencari

1) tingkat penguasan rata-rata setiap aspek yang ditentukan;

2) tingkat penguasaan rata-rata keseluruhan aspek yang diteliti, untuk mencari nilai rata-rata keseluruhan aspek yang diteliti, menggunakan rumus sebagai berikut.9

Keterangan: Mx = mean (nilai rata-rata) ∑Xi = jumlah seluruh data

N = jumlah data

Setelah diperoleh nilai rata-rata, langkah selanjutnya adalah menentukan klasifikasi penilaian dengan menggunakan skala yaitu, sebagai berikut:

9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2011), h.,81

N

X


(48)

Tabel 3.4 Kualifikasi nilai

No. Kualifikasi Skor

1. sangat baik 85-100

2. baik 70-84

3. cukup 55-69

4. kurang 40-54


(49)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

1. Sejarah Singkat

Berawal dari Madrasah Diniyah dengan wakaf dari alm. H.Jamhur bin H Limun. Madrasah Diniyah tersebut diresmikan menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tahun 1980. Tingginya apresiasi masyarakat terhadap madrasah ini menggugah hati pendirinya untuk mendirikan sekolah dengan jenjang yang lebih tinggi yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) sekolah sederajat dengan Sekolah Menegah Pertama (SMP) yaitu Tahun 1987. Sebelumnya H. Muhayar telah mendirikan sebuah yayasan bernama Yayasan Pendidikan Islam Al Jamhuriyah dengan akte notaris Ny. Sri Hastuti Tjahjadi, SH nomor 4 tanggal 1 September 1987.

Madrasah Tsanawiyah ini diberikan nama MTs Al Jamhuriyah sama seperti nama yayasan tersebut. Madrasah ini berlokasi di tempat yang sangat nyaman dan strategis yaitu beralamat di Jalan Raya Gandul No. 28 Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, kota Depok. Madrasah yang mulai beroperasi pada tahun 1987 mendapat izin operasional dari Departemen Agama Propinsi Jawa Barat dengan nomor Wi/I/HK 008/374/1994 tanggal 11 Nopember 1994.

2. Profil

NSM : 121232760032 NPSN : 20279701

Nama Sekolah : MTs Al Jamhuriyah Status : Swasta

Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Al Jamhuriyahi Alamat : Jl. Raya Gandul No. 28


(50)

Kelurahan : Gandul Kecamatan : Cinere

Kota : Depok

Kode Pos : 16512

Akte Yayasan : Nomor : 8 Tahun 2008 Tanggal : 11 Desember 2008

Notaris : NY. TOETY JUNIARTO, SH Tahun Didirikan : 1987

Nomor SK Pendirian : 4 Tahun Beroperasi : 1987

Izin Operasional : dwi MTs 3894 Akreditasi Sekolah : Jenjang : A

Tanggal : 28 Oktober 2011

Lembaga yang Mengeluarkan SK : BAN-SN Nomor SK Akreditasi : 200692/ BAPS/MX /2011

Nama Kepala Sekolah : H. Usman HT Tel./Fax : 021 753 2220

Web. : http://www.mtsaljamhuriyah.sch.id

E-mail : mts_aljamhuriyah@yahoo.com

3. Visi dan Misi

Visi dan misi di MTs. Al Jamhuriyah Depok adalah sebagai berikut :

a. V I S I

Menjadi Madrasah yang unggul dalam mutu berlandaskan iman dan taqwa


(51)

Indikator Visi

 Unggul dalam proses pembelajaran dan bimbingan

 Unggul dalam pengembangan potensi siswa

 Unggul dalam suasana akrab, ramah, santun dan agamis b. M I S I

1) Melakukan inovasi dalam pengembangan Kurikulum;

2) meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional serta berkompeten;

3) menerapkan PAIKEM dalam proses pembelajaran

4) mengoptimalkan pemanfaatan IPTEK dalam proses pembelajaran;

5) melengkapi sarana, prasarana dan media pembelajaran;

6) mendorong dan membantu setiap siswa mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal;

7) menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan mendorong pengamalan ibadah bagi setiap warga madrasah dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan taqwa dan meningkatkan pendayagunaan potensi sekolah dan lingkungan.

4. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan Pendidikan di MTs. Al Jamhuriyah Depok adalah sebagai berikut :

1) Melayani masyarakat sekitar khususnya usia Pendidikan Dasar dalam hal pendidikan formal (umum dan agama)

2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dengan pembuatan KTSP yang inovatif


(52)

3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seluruh warga sekolah. 4) Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan melalui

pendidikan dan pelatihan secara intensif.

5) Mengoptimalkan kualitas pembelajaran secara intensif

6) Menumbuhkembangkan daya kreatif dan inovatif pendidik dan siswa dalam proses pembelajaran

7) Membina penegakan disiplin seluruh warga sekolah.

8) Menyalurkan minat dan bakat siswa dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler ( olahraga,seni budaya,LDK dan daur ulang )

9) Menyediakan pelayanan konseling khususnya pendidikan, keagamaan dan sosial untuk siswa dan orang tua siswa.

10) Mengupayakan pemenuhan kebutuhan secara bertahap sarana prasarana baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya

11) Menjalin hubungan kerjasama antara sekolah, masyarakat dan instansi lain.

12) Menata lingkungan yang asri dan nyaman, serta bermanfaat multi fungsi bagi warga sekolah.

13) Membudayakan penerapan 7 K di lingkungan madrasah

5. Keadaan Guru

No Nama Guru L/P Jabatan Mata Pelajaran

1 H.Usman HT L Kepala Madrasah -

2 Dra.Hj.Masiti P Guru Al Qur’an Hadits


(53)

4 Hasan Zainal A L Guru B.Sunda

5 Satibi L Guru BK

6 Mahyuddin L Guru Penjaskes

7 Afrizon,S.Ti L Guru IPA

8 Drs.H.Madalih L Guru SKI

9 H.Muhammad L Guru B.Arab

10 Drs.H.Masturo L Guru B.Arab

11 Mascicih,S.Ag P Guru IPS

12 H.Murtanih L Guru IPA

13 H.Mas’ud,S.Sos.I L Guru Fiqih

14 Zainuddin,S.Ag L Guru Aqidah Akhlak

15 Nurjaya,S.Ag L Guru PKn

16 Ali Maulana L Guru Bahasa Indonesia

17 Jumoro,S.Pd L Guru B.Indonesia

18 Zulkahfi L Guru MTK

19 H.Abd.Hafidz L Guru BTQ

20 Marsonah P Guru IPS,MTK

21 Wahyuningsih P Guru Bahasa Inggris

6. Keadaan Siswa

Tahun Pelajaran

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Siswa Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel


(54)

B. Deskripsi Data

Data penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere Kota Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara. Penilaian terhadap data penelitian ini meliputi aspek substansi dan aspek kebahasaan. Skor aspek substansi adalah 50 yang terdiri atas skor pengambaran tokoh 25, skor organisasi 20 dan kesesuaian dengan teks wawancara 5. Adapun skor untuk aspek kebahasaan adalah 50 yang terdiri diksi 20, kalimat efektif 25 dan ejaan 5.

Data penelitian disajikan atau diklasifikasikan dalam tabel. Adapun nilai-nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan mengembangkan karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1

Data Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Berdasarkan Teks Wawancara

No Nama

Aspek Penilaian

Jumlah

Subtansi Kebahasaan

1 2 3 4 5 6

1 NZ 16 14 5 15 16 4 70

2 RK 10 9 2 11 10 2 44

3 AD 12 12 3 9 16 3 55

4 NN 13 13 5 10 14 2 57

5 AG 13 13 4 11 14 2 57

6 AA 9 9 3 10 15 3 49

7 AS 9 9 2 9 13 2 44

8 FR 11 10 3 9 13 3 49

9 AD 12 10 2 10 13 3 50

10 NS 15 15 4 9 11 3 33

11 SS 15 15 3 14 16 4 35

12 NH 13 13 3 11 14 3 51

13 NR 12 10 3 7 9 3 49

14 RA 11 11 3 8 8 3 45

15 OF 9 9 2 7 9 2 57

16 AK 12 12 3 10 10 2 55

17 WH 9 9 2 8 9 2 67

18 HA 10 9 3 7 10 3 57

19 MS 7 7 3 8 9 2 36


(55)

21 VA 14 13 5 12 16 3 63

22 RH 12 12 4 11 15 3 57

23 MA 9 8 2 10 9 2 40

24 AT 11 10 3 9 9 2 44

25 MN 11 10 3 8 9 2 43

26 EH 9 9 3 8 10 3 42

27 LF 12 13 3 10 15 3 56

28 SM 11 12 3 9 9 2 46

29 AD 12 9 2 8 7 2 40

30 AF 16 15 5 15 15 4 70

Jumlah 347 332 94 292 359 81 1505

Keterangan Tabel :

1. Penggambaran Objek 2. Organisasi

3. Kesesuaian dengan teks wawancara 4. Diksi

5. Kalimat Efektif 6. Ejaan

Data penelitian tersebut kemudian diolah dengan mengunakan teknik stastistik. Pengolahan data yang berupa nilai mentah kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas VII A berdasarkan teks wawancara dilakukan dengan menyusun tabel distribusi frekuensi dan menghitung nilai rata-rata (mean). Pengolahan data tersebut dilakukan sebagai berikut.

1. Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan data nilai kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas VII berdasarkan teks wawancara, apabila dilihat persentase siswa dalam sebaran nilai klasifikasi Burhan adalah sebagai berikut.


(56)

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

No

Nilai

Frekuensi Presentase Kualitatif Kuantitatif

1. Sangat Baik 85-100

2. Baik 70-84 2 6 %

3. Cukup 55-69 9 30 %

4. Kurang 40-54 16 53 %

5. Sangat kurang ≤39 3 10 %

Jumlah 30 100%

2. Menentukan Nilai Rata-rata (Mean)

Nilai rata-rata kemampuan siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Cinere, Kota Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara adalah sebagai berikut :

Jadi, kemampuan rata-rata siswa kelas VII MTs Al Jamhuriyah Cinere Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara adalah 50,17 dan dibulatkan menjadi 50. Apabila nilai rata-rata ini dimasukkan ke dalam klasifikasi nilai menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara, nilai rata-rata (mean) tersebut termasuk kategori kurang. Dengan kata lain, mereka

50 17 , 50

30 1505

  

 

X X X

n Xi X


(57)

belum mampu menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara dengan baik.

Gambaran di atas merupakan kemampuan mereka secara umum. Adapun gambaran kemampuan secara khusus atau berdasarkan aspek penilaian tertentu adalah sebagai berikut.

3. Gambaran Kemampuan Siswa Secara Khusus

Kemampuan siswa MTs Al Jamhuriyah Cinere Depok menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara dapat dianalisis secara khusus. Secara khusus kemampuan itu diklasifikasikan atas aspek substansi dan aspek kebahasaan. Aspek substansi terdiri atas kemampuan menggambarkan tokoh, kemampuan menyusun organisasi dan kemampuan menyesuaikan dengan teks wawancara. Sedangkan aspek kebahasaan meliputi kemampuan menggunakan diksi, kalimat efektif, dan ejaan. Untuk mengetahui persentase rata pada setiap aspek penilaian, setiap nilai rata-rata aspek tersebut dibagikan dengan skor maksimal lalu dikalikan dengan seratus.

a. Kemampuan Menggambarkan Tokoh

Kemampuan siswa kelas VII A MTs Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok pada aspek subtansi mengambarkan tokoh dinyatakan dengan skor. Kemampuan ini dinilai dari Isi karangan menggambarkan tokoh dengan rinci atau sedetail-detailnya sehingga pembaca seolah-olah bisa merasakan secara nyata apa yang dirasakan penulisnya.

Adapun nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara pada aspek ini adalah sebagai berikut.


(58)

Tabel 4.3

Data Kemampuan Menggambarkan Tokoh

No Nama Nilai Keterangan

1 NZ 16

2 RK 10

3 AD 12

4 NN 13

5 AG 13

6 AA 9

7 AS 9

8 FR 11

9 AD 12

10 NS 15

11 SS 15

12 NH 13

13 NR 12

14 RA 11

15 OF 9

16 AK 12

17 WH 9

18 HA 10

19 MS 7

20 FA 12

21 VA 14

22 RH 12

23 MA 9

24 AT 11

25 MN 11

26 EH 9

27 LF 12

28 SM 11

29 AD 12

30 AF 16


(1)

68

Peck dan Schulz dalam Tarigan. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:Penerbit Angkasa, 2008.

Rahardi, Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang. Jakarta, Erlangga, 2009.

Rasyid, Harun dan Mansyur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wahana Prima, 2009.

Resmini, Novi dkk. Membaca Dan Menulis di SD : Teori dan Pengajarannya. Bandung:Penerbit UPI Press, 2006.

Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima, 2009. Semi, M. Atar. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya, 1990.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 2011.

Sumardi, Muljanto (ed). Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.

Syaodih, Nana, S. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.

Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008.

__________________. Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa, 2009.

Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama, 2012.


(2)

Nama

NIM

UJI REFERENSI

; ALI MAULANA

:801111300011

Judul Skripsi : Kcmampuan Menulis Karangan Deskripsi berdasarkan Teks Wavrancara Sisrva Kelas

VII

I\{Ts

Al

Jamhuriyah Cinere, Depok.

,.s

i'!r;J ';..i9: .; -d*

Kajian Bahasa:

S t rirkt Lr r

interua l,

[)enrakaian darr

Pem.'laiarrrr

Pengarrtar

St:ii sti k

Pe rd id ilan

3erbaga i

?: r,dekrrr:r :3 . e lr'l

?: r ea.ia ra rr

3a-:sa carr )i:::3

lsi. rr gkat

Abdul Chaer

PT. Rineka Cipta,

J akarta.

2001

A nas

S ud ijono

Sumardi(ed)

Pustaka

S inar ll arapa n.Ja

k a rta.

Cet.ke-l

tsI\SP

PT.

B inatarna Raya.

J a k arta,

2 006

BFEE.

4)s

PT. Raja

C rafindo

Persada,Jak arta. 20 I I

'

u.',^'


(3)

/--:

,::*uru,lr{#fi

7 .

Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas Balai Pustaka, Jakarta, 2008

3 l 24

8 . Argumentasi

dan Narasi Goris Keraf

Gramedia, Jakatla, 2 0 1 0

l l , 1 2 , 1 6 , 1 7 , 2 0

12,

1 ) 1 4 , 1 4 , 1 6

W

' / /'7v

9 . Penilaian Hasil Belajar

Harun Rasyid dan Mansur

CV.Wahan a Prima, Bandung, 2009

2 7 , 2 8 ) ) ) 7

1 0 .

M e n u l i s Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Henry Guntur Tarigan Angkasa, Bandung, C e t . I I , Bandung

l , Z o I 5

1 1 1

9

1 l

Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset

Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Henry Guntur Tarigan Angkasa, Bandung, 2009 8 31 12. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang Kunjana Rahardi Erlangga, Jakafta, 2009

9 l l

W

1 3 .

Komposisi Bahasa Indonesia Lamudin Finoza Insan Mulia, Cet. 1, Jakarta, 2004

1 4

7 , 7 , 1 3

1 4 . Manajemen

Penelitian

Suharsimi Arikunto

Rineka Cipta, Cet. 7, Jakarta, 2 0 0 5

6 J U

1 5 . Menulis Secara Populer

I s m a i l Marahimin

D u n i a Pustaka Jaya, CeL 9, Jakarta, 2010

l 0 l l


(4)

l;"*-"

" *

t ,

'

*y

Penelitian Kualitatif

Moleong Rosdakarya

Offset, 2013

t 7 . Menulis Efektif M.Atar Semi

Angkasa Rayt, Padang, I 990

7 , 8 , 1 5 , 1 8 , 1 9 , 2 1

1 0 , l l , 1 3 , 1 5 , 1 5 , 1 6

1 8 .

Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekhniknya

Mahsun

Raja Grafindo Persada, 2005

3 , 8 2 9 , 3 2

1 9 . Mahir Menulis Mudrajat Kuncoro

Erlangga, C e t . I ,

Jakarta, 2009

6 , 1 3 9 , 1 3

20.

Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif

Muktar

Press Group, Cet. I, Ciputat, 2013

2 2 8

2L Metode

Pembelajaran

SLrmiati dan ASra

Wacana Prima, Bandung,

z5

2 0

2 2 .

Metode Penelitian Pendidikan

Nana Syaodih S

PT. Remaja Rosdakarya , Bandung,

2 0 r 0

7 3 0

2 5 .

Disiplin Berbahasa Indonesia

Ramlan A b d u l G o n i dan

Mahmudah Fitriyah, ZA

FTIK Press, Jakarta, 2011


(5)

:l.a:..a,:

g

ry91

einiiu:*l*;-,

*!*' o "

'Tr,:fl€lG

r"4H

ffitr

24. Teori Mengajar Asep Henry

dkk

Imperial Bakti Utama, Bandung, 2009

22 l 8

2 5 . Membaca dan Menulis di SD

Novi R e s m i n i

UPI Press, C e t . I , Bandung, 2006

26 2 0

W

26.

Assesmen Pembelajaran Bahasa

Sri Wahyuni

Refika Aditama, Bandung, 2012

2 9 L )

27.

Media

Pembelajaran Sebuah

Pendekatan Baru

Y u d i M u n a d i

Gaung Persada Press, Jakarta, 2012

3 0 ^,^L 1

Mengetahui, Pembimbing Skripsi,


(6)

ALI MAULANA, nama kecil ALI, lahir di Bogor , 25 Agustus 1987 dari pasangan H. Ahmad Madawih dan Lilis. Lulus Sekolah Dasar Negeri Limo 02 Tahun (1999), melajutkan sekolah di MTs. Al Jamhuriyah, Cinere (2002), melanjutkan pendidikan di MA Miftahul Umam, Pondok Labu, Jakarta Selatan (2005). Menikah tahun 2011 dengan RISKA WULANSARI, mempunyai buah hati MUHAMMAD NIZAR ALI (2 Tahun).

Selama duduk di bangku MA, penulis aktif dalam beberapa organisasi, pernah menjabat sebagai Ketua OSIS tahun 2003/2004 dan pernah menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) MA Jakarta Selatan.

Karir sebagai guru dimulai dari Tahun 2005 yaitu sebagai staf Tata Usaha di MTs Al Jamhuriyah dan menjadi guru di Tahun 2010 sampai saat ini. Minat terhadap dunia pendidikan memang sudah dari kecil, karena orang tua terutama bapak adalah seorang guru. Penulis aktif dalam beberapa organisasi diantaranya menjadi sekretaris FKA LPM (Forum Komunikasi Antar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Kecamatan Cinere dari Tahun 2011 s.d 2014 dan sekretaris LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) Kecamatan Cinere dari Tahun 2012-2013.

Pengalaman lain penulis yaitu beberapa kali menjadi PPS (Panitia Pemungutan Suara) tingkat Kelurahan Gandul sejak Tahun 2009 dan terakhir pada Pemilu Legislatif serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 kemarin.

Data Pribadi Penulis :

Nama : ALI MAULANA

Alamat : Jl. Raya Gandul No.3 Kel. Gandul, Kec. Cinere, Kota Depok Telp/HP : 0878 8396 7357

Email : alie924@gmail.com


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA SMA TARUNA MANDIRI PAMULANG – TANGERANG SELATAN

0 4 115

Peningkatan Menulis Teks Berita Dengan Media Rekaman Wawancara Pada Siswa Kelas Vii Smp Islamiyah Sawangan Depok

0 4 229

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi Siswa Kelas VII-5 MTs Hidayatul Umam, Cinere, Depok

0 5 174

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 11 59

Pengaruh media film animasi terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII MTs Hidayatul Umam Cinere Depok Tahun Pelajaran 2014/2015

0 7 121

KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT TEKS DESKRIPSI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR Kemampuan Siswa dalam Membuat Teks Deskripsi Berdasarkan Media Gambar.

0 4 12

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII SMP Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Media Teks Wawancara Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Sjarbini Gesi Sragen Tahun A

0 1 15

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Media Teks Wawancara Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Sjarbini Gesi Sragen Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 7

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII SMP Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Media Teks Wawancara Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Sjarbini Gesi Sragen Tahun A

0 2 17

ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 KUTASARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 0 14