Pengaruh pemberian reward terhadap hasil belajar bahasa indonesia pada materi menulis puisi siswa kelas V MI Al-Muawanatul Khaeriyah Jakarta Barat
SISWA KELAS V MI AL-MUAWANATUL KHAERIYAH JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelai Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Dian Utami Ningsih 109018300008
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
i
Dian Utami Ningsih (109018300008). Judul Skripsi “ Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Materi Menulis Puisi Siswa Kelas V MI Muawanatul Khaeriyah Jakarta Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di MI Muawanatul Khaeriyah Jakarta Barat Tahun Ajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian Non-Randomize Control Group Posttest Design. Sampel penelitian yang pertama berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen dan 30 siswa untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan tes yang berbentuk soal uraian. Analisis data proses kedua kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil t-hitung 33,165 dan t-tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,000, maka t-hitung > t-tabel. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh pemberian reward pada kelas eksperimen terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.
(6)
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga, dan sahabatnya.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifai’I, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil., dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, ilmu, semangat, dan arahan yang amat bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi
4. Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd., dosen pembimbing yang telah memberi masukan, ilmu, semangat, dan arahan yang amat bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Seluruh staf dan dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah.
6. Bapak Subandi S.Pd.I., selaku kepala MI Al- Muawanatul Khaeriyah, Jakarta Barat yang telah memberikan izin serta bimbingan, dan masukan selama penelitian.
7. Para siswa dan siswi MI Al- Muawanatul Khaeriyah khususnya VA dan VB yang selama ini telah banyak membantu selama proses penelitian berlangsung. 8. Teristimewa kepada Ayahandaku tercinta H. Atma Wijaya dan Ibundaku tercinta Hj. Sunengsih yang tidak henti-hentinya memberikan do’a,
(7)
9. Adik-adikku tersayang Muhammad Arya Gumilang, Muhammad Arya Kamandanu, dan Putri Larasati yang selalu memberi semangat dan mendoakan selama penulisan skripsi ini.
10.Sahabat-sahabat tersayang Faizah dan Euis Siti Aisyah yang selalu memberikan semangat serta tempat berkeluh kesah.
11.Teman-teman PGMI Angkatan 2009 yang telah memberikan semangat dan pengaruh positif dalam menyusun skripsi ini.
12.Adik-adik kelas PGMI yang telah membantu, memberi semangat dan mendoakan selama penulisan skripsi ini.
13.Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik alumni Daar el- Qolam angkatan 34 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mengajarkan dan memberikan semangat penulis dalam menyusun skripsi
14.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta, April 2014
(8)
iv LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Perumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 5
1. Hakekat Reward dalam Pendidikan ... 5
a. Pengertian Reward ... 5
b. Prinsip-prinsip Reward ... 6
c. Tujuan Reward ... 7
d. Bentuk-bentuk Reward ... 8
(9)
v
b. Pengertian Hasil Belajar ... 11
c. Teori-teori Belajar ... 11
d. Macam-macam Belajar ... 13
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13
3. Pengertian Menulis ... 18
a. Pengertian Puisi... 19
b. Pengertian Bahasa ... 21
c. Fungsi Bahasa Indonesia ... 22
d. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 22
B.Penelitian Yang Relevan ... 23
C.Kerangka Berpikir ... 25
D.Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
B. Metode dan Desain Penelitian ... 27
C. Populasi dan Sampel ... 28
D. Variabel Penelitian ... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
F. Validitas ... 31
G. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum MI Al-Muawanatul Khaeriyah ... 34
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Muawanatul Khaeriyah ... 34
2. Visi dan Misi MI Al-Muawanatul Khaeriyah ... 34
(10)
vi
C. Deskripsi Data ... 51
D. Analisis Data ... 56
1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 56
a. Uji Normalitas Posttest ... 56
b. Uji Homogenitas Posttest ... 57
E. Pengajuan Hipotesis ... 57
F. Pembahasan ... 59
BAB V PENUTUP A.Simpulan... 61
B.Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN
(11)
vii
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 28
Tabel 3.2 Rubrik Kemampuan Menulis Puisi ... 29
Tabel 4.1 Profil Guru MI Al-Muawanatul Khaeriyah... 35
Tabel 4.2 Data Siswa MI Al-Muawanatul Khaeriyah ... 36
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana MI Al-Muawanatul Khaeriyah ... 37
Tabel 4.8 Daftar Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ... 38
Tabel 4.9 Daftar Nilai Posttest Kelompok Kontrol ... 39
Tabel 4.10. Deskripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 51
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Eksperimen ... 52
Tabel 4.12 Dekripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Control... 53
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kontrol ... 54
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56
Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol ... 57
(12)
viii
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok
Eksperimen ... 52 Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok
(13)
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan salah satu kebutuhan umat manusia, terutama sekali peserta didik. Dengan belajar anak akan memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupannya. Belajar akan berjalan dengan baik, apabila semua orang yang terlibat di dalamnya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, terutama sekali peserta didik. Karena disamping obyek, peserta didik juga berperan sebagai subyek dalam belajar. Maka dari itu dalam hal belajar dibutuhkan sikap timbal balik antara guru dan peserta didik.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok, ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. Adapun pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu/kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Dalam pendidikan saat ini, guru seringkali mendapatkan kesulitan dalam pembelajaran berlangsung karena tidak ada yang membuat semangat dalam pembelajaran tersebut. hal ini menyebabkan kurang aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran, apalagi pada pelajaran yang dianggapnya sulit. Oleh karena itu, seorang pendidik harus bisa membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan semangat belajar dalam diri siswa. Berdasarkan observasi terdahulu yang dilakukan peneliti di MI Al-Muawanatul Khaeriyah Jakarta Barat terekam bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa merasa bosan dan jenuh pada pelajaran tersebut. Sehingga hasil dari pembelajaran guru kepada siswa mata pelajaran bahasa Indonesia belum maksimal. Adapun masalah yang ada pada diri siswa serta motivasi yang rendah pun suatu hal yang mengakibatkan mereka merasa
(14)
sulit belajar sehingga tingkat penguasaan hasil belajar pun berbeda-beda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Terlalu banyak materi maupun jam pelajaran yang diberikan juga dapat menyebabkan kejenuhan pada siswa.
Untuk meningkatkan motivasi belajar pada pelajaran bahasa Indonesia pada siswa perlu dicarikan solusi untuk mengatasi berbagai kesulitan siswa seperti kejenuhan pada saat belajar bahasa Indonesia. Guru harus mencari strategi atau inisiatif agar siswa dapat tertarik atau lebih bersemangat untuk mempelajari bahasa Indonesia. Salah satu cara yang dapat mendorong dan merangsang anak untuk lebih semangat dan bersungguh-sungguh dalam belajar yaitu dengan memberikan reward pada saat proses belajar mengajar berlangsung agar terwujud apa yang kita harapkan yakni dengan pelajaran bahasa indonesia.
Tidak semua reward yang diberikan harus berupa hadiah berupa barang ataupun uang, adapun reward bisa berupa pujian guru kepada muridnya akan memberikan semangat untuk belajar. Reward merupakan sesuatu yang menyenangkan dan digemari oleh anak-anak. Reward diberikan kepada siapa saja yang memenuhi harapan yakni memperoleh keberhasilan atau prestasi yang baik.
Siswa yang memiliki semangat dalam belajar kemungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik pula artinya semakin tinggi semangatnya, semakin tinggi intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang diperolehnya.
Pemberian reward guru kepada siswa dalam proses pembelajaran sebagai salah satu syarat pencapaian hasil belajar siswa. hal tersebut merupakan prakondisi yang harus ada pada diri sendiri dalam usaha untuk memotivasi siswa dalam belajar. Adanya pemberian reward dapat mendorong siswa untuk belajar, yang selanjutnya berimplikasi pada hasil belajar. Hal ini berarti bahwa adanya pengaruh penerapan reward terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
(15)
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dalam penelitian ini menetapkan judul penelitian “Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Materi Menulis Puisi Siswa Kelas V MI Al-Muawanatul Khairiyah Jakarta Barat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut;
1. Pemberian reward oleh guru dalam KBM masih kurang. 2. Reward belum menjadi strategi pembelajaran.
3. Sarana dan prasana yang kurang memadai. 4. Dukungan belajar yang kurang dari orang tua.
5. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang rendah.
C. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian skripsi ini dibatasi pada reward yang belum menjadi strategi pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang rendah. Hasil belajar Bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini ialah pemberian reward pada materi menulis puisi siswa kelas V MI Al-Muawanatul Khaeriyah semester II tahun pelajaran 2013/2014.
D. Perumusan Masalah
“Apakah ada pengaruh pemberian reward terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada materi menulis puisi siswa kelas V MI Al- Muawanatul Khairiyah Jakarta Barat?”
(16)
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian reward terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada materi menulis puisi siswa kelas V MI Al-Muawanatul Khairiyah Jakarta Barat.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Manfaat bagi guru adalah agar guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta dapat meningkatkan kekurangan guru dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat bagi siswa adalah agar siswa dapat belajar dengan menyenangkan dan mendapat pengalaman baru. Siswa akan lebih aktif dan termotivasi untuk belajar.
3. Manfaat bagi sekolah, diharapkan sekolah dapat menjadi lebih maju karena siswa dan guru sama-sama mempunyai kompetensi yang tinggi dalam pembelajaran.
4. Manfaat bagi peneliti, penerapan reward ini, akan mempermudah peneliti dalam mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
(17)
A. Kajian Teori
1. Hakekat Reward dalam Pendidikan
a. Pengertian Reward
Reward (ganjaran) merupakan suatu bentuk teori penguatan positif yang bersumber dari teori behavioristik. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar adalah merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil dari interaksi antara stimulus dan respon.
Ganjaran menurut bahasa, berasal dari bahasa inggris reward yang berarti penghargaan atau hadiah.1 Sedangkan reward menurut istilah ada beberapa hal, diantaranya : Menurut Ngalim Purwanto reward adalah alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya pekerjaannya mendapat penghargaan.2
Menurut Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa reward adalah salah satu alat pendidikan. Sebagai alat yang mempunyai arti penting dalam pembinaan watak anak didik.3
Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa reward adalah suatu segala sesuatu yang berupa penghargaan yang menyenangkan perasaan yang diberikan kepada siswa karena hasil baik dalam proses pendidikannya dengan tujuan agar senantiasa melakukan pekerjaan yang baik dan terpuji.
1
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia,1996), h. 485
2
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 182
3
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis (PT. Rineka Cipta , 2005), h. 193
(18)
Peranan reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor aksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini berdasarkan atas berbagai pertimbangan logis,diantaranya reward ini dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa. Manusia selalu mempunyai cita-cita, harapan, dan keinginan.Inilah yang dimanfaatkan oleh metode reward. Maka dengan metode ini seseorang mengerjakan perbuatan baik atau mencapai suatu prestasi yang tertentu diberikan suatu reward yang menarik sebagai imbalan.
Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Untuk itu, reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan kebenarannya demi meningkatkan motivasi belajar siswa. Maksud dari pendidik memberikan reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar lebih baik.4
Jadi, siswa akan lebih giat belajar karena dengan adanya reward tersebut siswa menjadi termotivasi untuk selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Oleh karena itulah penting kiranya metode reward ini diterapkan di sekolah.
b. Prinsip-prinsip Reward
Dalam pemberian reward ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh orang tua maupun guru. Prinsip-prinsip itu menurut Lukman bin Ma’sa adalah sebagai berikut.
1) Penilaian didasarkanpada „perilaku’ dan pelaku 2) Pemberian reward harus ada batasnya
3) Reward berupa perhatian
4) Dimusyawarahkan kesepakatannya 5) Distandarkan pada proses, bukan hasil
4
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 182
(19)
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, bahwasanya Pemberian reward sudah pasti diberikan kepada peserta didik. hanya saja persoalannya, anak didik yang bagaimana yang harus mendapatkan reward. Reward tidak mesti diberikan kepada anak didik yang pandai dikelasnya, tetapi juga diberikan anak didik yang kurang pandai jika ia telah menunjukan prestasi belajar yang lebih baik dari sebelumnya (melihat perilakunya).
Guru harus memiliki tahapan dari yang sifatnya reward ringan (pujian) sampai reward yang sifatnya materi, dan juga memiliki batasan dalam pemberian reward agar siswanya tidak beranggapan bahwa reward itu adalah upah bagi mereka yang telah berbuat baik atau berprestasi.
c. Tujuan Reward
Mengenai masalah reward, penulis membahas tentang tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward. Hal ini dimaksudkan, agar dalam berbuat sesuatu bukan karena perbuatan semata-mata, namun ada sesuatu yang harus dicapai dengan perbuatannya, karena dengan adanya bertujuan akan memberi arah dalam melangkah.
Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih mengembangkan dan mengoptimalkan motivasi yang bersifat intrinsik dan motivasi ektrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan reward itu, juga diharapkan dapat membangun suatu hubungan yang positif antara guru dan siswa, karena reward itu adalah bagian daripada penjelmaan dari rasa cinta kasih sayang seorang guru kepada siswa.
Jadi, maksud dari reward itu yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, tetapi dengan hasil yang dicapai siswa, guru bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada siswa.
Seperti halnya telah disinggung diatas, bahwa reward disamping merupakan alat pendidikan represif yang menyenangkan, reward juga dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa belajar lebih baik lagi.
(20)
d. Bentuk-bentuk Reward
Reward adalah metode yang bersifat positif terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar. Reward yang diberikan kepada siswa ada berbagai macam bentuk. Secar garis besar Reward dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1) Pujian
Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling mudah dilakukan. Pujian dapat berupa kata-kata, seperti: baik,bagus, bagussekali dan sebagainya.tetapi juga dapat berupa kata-kata yang berupa sugesti.
2) Penghormatan
Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkn dan ditampilkan dihadapan temantemannya. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu.
Jadi, yang dimaksud dengan hadiah disini adalah reward yang berbentuk pemberian berupa barang. reward yang berupa pemberian barang ini disebut juga reward materiil. Yaitu hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah,seperti pensil, penggaris, buku dan lain sebagainya.
3) Tanda Penghargaan
Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang -barang tersebut, sepertihalnya pada hadiah. Melainkan, tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau “nilai kenang”nya. Oleh karena itu reward atau tanda penghargaan ini disebut juga reward simbolis. Reward simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat.
Dari keempat macam reward tersebut diatas dalam penerapannya seorang guru dapat memilih bentuk macam-macam reward yang cocok dewngan siswa dan disesuaikan denan situasi dan kondisi, baik situasi dan
(21)
kondisi siswa atau situasi dan kondisi keuangan, bila hal itu menyangkut masalah keuangan.
Dalam memberikan reward seorang guru hendaknya dapat mengetahui siapa yang berhak mendapatkan reward, seorang guru harus selalu ingat akan maksud reward dari pemberian reward itu. Seorang siswa yang pada suatu ketika menunjukkan hasil dari biasanya, mungkin sangat baik diberi reward. Dalam hal ini seorang guru hendaklah bijaksana jangan sampai reward menimbulkan iri hati pada siswa yang lain yang merasa dirinya lebih pandai, tetapi tidak mendapatkan reward.
e. Syarat-syarat Reward
Jika diperhatikan, ternyata pemberian reward itu tidak mudah. Kapan waktunya, kepada siapa, dan bagaimana bentuknya bukanlah soal yang mudah. Tetapi sebagai pedoman dalam reward, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh pendidik :
1) Untuk memberi reward yang pedagogis perlu sekali guru mengenal betul-betul muridnya dan tahu mengahargai dengan tepat.
2) Reward yang diberikan kepada anak janganlah hendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi anak lain yang merasa pekerjaannya juga lebih baik, tetapi tidak mendapatkan reward.
3) Memberikan reward hendaknya hemat.
4) Janganlah memberikan reward menjanjikan lebih dahulu sebelum anak-anak menunjukan prestasi kerjanya apalagi bagi reward yang diberikan seluruh kelas.
5) pendidik harus hati-hati memberikan reward, jangan sampai reward yang diberikan kepada anak-anak diterimanya sebagai upah dari jerih payah yang telah dilakukan.5
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa dalam pemberian reward harus bersifat mendidik dan harus disertai dengan pertimbangan-pertimbangan apakah reward yang diberikan kepada anak didik sesuai dengan perbuatan baik yang telah dilakukannya atau prestasi yag telah dicapainya, sehingga tidak menimbulkan kecemburuan diantara anak didik yang lain.
Disamping itu, dalam memberikan reward, guru harus bijaksana. jangan selalu diberitahukan dulu, sebab bila tidak, maka pemberian reward
5
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 184
(22)
dengan tujuan untuk menggairahkan anak didik bisa dijadikan oleh anak didik sebagai”upah” atas jerih payahnya dalambelajar. Hal inilah seharusnya tidak terjadi dalam dunia pendidikan. Upah adalah sesuatu yang mempunyai nilai sebagai “ganti rugi’ dari suatu pekerjaan atau jasa.6 Jadi dengan kata lain bahwa upah itu merupakan imbalan atas suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atas pekerjaan orang lain yang memerintahkannya.
Bila reward menjadi upah, maka peserta didik akan selalu tergantung pada upah dalam menyelesaika pekerjaan. Boleh jadi, peserta didik mau mengerjakan perintah guru bila itu mendapatkan upah dari guru. Apabila syarat-syarat reward dalam pendidikan telah dilaksanakan sebaik-baiknya maka tujuan dari pemberian reward akan mudah untuk dicapai.
2. Hakekat Hasil Belajar a. Pengertian Belajar
Terdapat berbagai macam tafsiran tentang belajar, psikologi daya berpendapat bahwa belajar adalah melatih daya-daya yang dimiliki oleh manusia. Romine berpendapat bahwa “learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing”. Pandangan terakhir berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. Definisi-definisi lain berpendapat bahwa :
1) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavior changes, actual maupun potensial).
2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru (dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit).
3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Belajar merupakan usaha sadar seseorng untuk mendapatkan suatu hasil yang ingin dicapainya, dengan melakukan perubahan-perubahan yang memerlukan suatu proses demi mencapai suatu tujuan.
6
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 182
(23)
b. Pengertian Hasil Belajar
Kegiatan belajar sesungguhnya dilakukan oleh semua makhluk yang hidup, mulai dari bentuk kehidupan yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
Prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai. Prestasi adalah daya penggerak yang memotivasi semangat seseorang, karena kebutuhan berprestasi mendorong seseorang mengembangkan kreatifitas dan pengaktualan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai hasil yang makasimal.
Dan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.7 Suatu hasil belajar siswa yang diperoleh dengan usaha yang maksimal untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan. Sehingga suatu hasil yang diperoleh oleh seseorang merupakan sebuah prestasi yang di capai.
c. Teori – Teori Belajar
Setiap teori belajar sangat banyak dan beraneka ragam, maka setiap teori belajar di rumuskan berdasarkan kajian tetang perilaku individu dalam proses belajar. Kajian itu pada intinya menyangkut dua hal, yaitu:
1) Konsep yang menggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan potensial (daya-daya), seperti menalar, mengingat, mengkhayal, yang dapat dikemabangkan dengan latihan.
2) Konsep yang menggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energy yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam merespon sistem energy lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa.8
7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001) h. 22
8
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (Jakarta : Gaung Persada Press. 2012) h.21
(24)
Dalam psikologi belajar kita akan mengenal beberapa aliran yang masing-masing mempunyai konsep tersendiri tentang belajar. Beberapa teori tersebut, yaitu:
a) Teori Koneksionisme
Teori ini berdasarkan pandangan psikologi behaviorisme. Doktrin pokok dari teori ini adalah hubungan antara stimulus dan respon. Pada umunya teori koneksionisme berpandangan bahwa lingkungan mempengaruhi kelakuan belajar individu, sedangkan kelakukan motivasi bersifat mekanisme.
b) Pembiasaan klasik
Pembiasaan klasik berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1984-1936), seorang ilmuan besar Rusia, pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadi refleks baru.
c) Pembiasaan perilaku respon
Jika timbulnya tingkah laku operant diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut meningkat. Atau sebaliknya jika timbulnya tingkah laku operant yang telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah.9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi itu didasarkan oleh adanya hubungan antara stimulus dan respon yang akan menghasilkan suatu refleks baru.
9
Oemar Hamalik. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2009) h. 106-108
(25)
d. Macam-macam Belajar
Baik tidaknya hasil belajar individu tergantung kepada bermacam-macam faktor, antara lain :
1) Faktor yang ada pada diri sendiri yang disebut faktor individual, seperti pertumbuhan dan kematangan, keserdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, seperti keluarga, guru, alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, linkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Menurut Alisuf belajar dapat disimpulkan ke dalam beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar sebagai berikut:10
a) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.
b) Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperolah perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada.
c) Peilaku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif).
d) Perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri.
Sehingga suatu hasil belajar sangat bergantung pada perubahan tingkah laku seseorang dalam mencapai hasil yang diinginkan. Dengan melakukan usaha demi usaha.
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Faktor Intern
a) Faktor Jasmaniah Faktor Kesehatan
10
(26)
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang dara ataupun ada gangguan-gangguan lainnya.
Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat dapat berupa buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh, dan lai-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga tergangu. Jika ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus11.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor itu adalah :12
Intelegensi
Intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda atau hal) atau sekumpulan objek. Agar siswa dapat dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya. Minat
11
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya ( Jakarta : PT Rineka Cipta. 2010) h. 54
12
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya ( Jakarta : PT Rineka Cipta. 2010) h. 55
(27)
Minat adalah kecenderungan yang tetap untu memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Bakat
Bakat adalah kemampuan untk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih. Bakat itu sangat mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa dengan bakatny, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih biat dalam belajarnya itu.
Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif titu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong .
Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam perumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untu itu diperhatikan latihan-latihan dan pelajarannya.
Kesiapan
Kesiapan adalah kesedian untuk memberi respon atau bereaksi. Keaedian itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
(28)
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan baik secara jasmani dan rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagi berikut :
Tidur yang cukup. Istirahat yang cukup.
Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja. Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan
peredaran dara.
Rekreasi dan ibada yang teratur.
Oleh raga secara teratur, dan mengimbangi dengan makanan yang memnuhi syarat kesehatan.
2) Faktor-faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, yaitu13 : a) Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan, udara, dan sebagainya. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara kurang tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi di dalam ruang cukup mendukung untuk bernafas lega.
Seringkali guru dan para siswa yang belajar di dalam kelas merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada persis di depan kelas tersbut, apalagi obrolan itu diiringi dengan gelak tawa yang keras dan teriakan. Karena itu sekolah hendaknya didirikan dlam lingkungan yang kondusif untuk belajar.
13
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru ( Jakarta : Gauhng Persada Press. 2012) h. 32
(29)
b) Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaannya dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Faktor-faktor ini besar pengaruhnya pada proses dan hasil belajar. Klasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar14, yaitu :
c) Faktor-faktor nonsosial dalam belajar
Kelompok faktor-faktor ini boleh diakatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperi misalnya : keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, atau malam), tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis-manulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran).
d) Faktor-faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak mengganggu belajar.
e) Faktor-faktor fisiologis dalam belajar
Faktor-faktor fisiologis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Keadaan jasmani pada umunya
Keadaan jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya dari pada yang tidak lelah.
14
(30)
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi pancaindera.
Berfungsinya panca indra merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem persekolahan, pancaindera itu memegang peranan penting dalam belajar, yang termasuk pancanindera pinting itu adalah mata dan telinga.
Faktor-faktor psikologi dalam belajar
` Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untu belajar itu adalah :
Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
Adanya ganajaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
3. Pengertian Menulis
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
(31)
orang lain.15 Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi seperti saat ini, menulis juga bisa dilakukan dengan menggunakan komputer atau laptop. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.16
a. Pengertian Puisi
Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Banyak orang menganggap bahwa menulis puisi merupakan suatu bakat, sehingga orang yang tidak mempunyai bakat tidak akan bisa menulis puisi. Anggapan seperti ini tidak sepenuhnya benar. Seseorang bisa saja terampil menulis puisi karena giat belajar dan berlatih karena sesungguhnya menulis puisi merupakan sebuah keterampilan. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, dan bermakna kias. Puisi merupakan hasil ungkapan perasaan penyair yang dituangkan melalui kata-kata/bahasa yang sengaja dipilih penyair. Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Shahnon Ahmad dalam Pradopo mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut:
1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungan, dan sebagainya.
2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu dengan memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol
15
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), h. 4
16
(32)
adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.17
Dari definisi-definisi di atas terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad menyimpulkan bahwa “Pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur”.18
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.19 Puisi secara umum terdiri dari 6 unsur, yaitu: tema, imajinasi, amanat, nada, suasana, dan perasaan.
Salah satu jenis puisi baru yang yang masih bertahan hingga sekarang adalah puisi bebas. Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh bait, jumlah suku kata, dalam setiap baris dan persajakan. Menurut Djago Tarigan, ”Puisi bebas adalah bentuk puisi yang muncul pada zaman baru
17
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian puisi : analisis strata norma dan analisis struktural dan semiotik. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993), h.6
18
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian puisi : analisis strata norma dan analisis struktural dan semiotik. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993), h..7
19Pengertian-macam-macam-dan-contoh-puisi
-503626, 2013/10/23
(33)
yaitu tahun 1945.”20
Oleh karena itu puisi bentuk ini sangat mementingkan isi dan mempergunakan kata-kata yang singkat serta menggambarkan hal-hal yang nyata atau realistis yang tidak mengikuti pola-pola puisi lama. Struktur yang membangun puisi ada dua, yaitu: struktur fisik dan struktur batin.21 Struktur fisik adalah baris-baris puisi yang bersama-sama membangun bait-bait dalam puisi. Sedangkan struktur batin struktur yang berada di dalam struktur fisik puisi. Adapun struktur fisik puisi itu meliputi: diksi, pengimajian, majas, rima, dan tipografi. Sedangkan struktur batin puisinya, meliputi: tema, perasaan, dan amanat.
b. Pengertian Bahasa
Kridalaksana dan Kentjono dalam Ramlan A. Ghani dan Mahmudah Fitriyah menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.22
Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian “bahasa” ke dalam tiga batasan, yaitu: 1) sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer, pen) dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran; 2) perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, daerah, negara, dan sebagainya); 3) percakapan (perkataan) yang baik, sopan santun, dan tingkah laku yang baik. Semua bahasa sama rumitnya. Hal ini merupakan bagian dari kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memakai bahasa tersebut.
Dari beberapa pengertian tentang bahasa, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat
20
Djago Tarigan, dkk., Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h. 11 .27.
21
Heru kurniawan, Sastra Anak, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 93. 22
Ramlan A. Ghani dan Mahmudah Fitirah, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 1
(34)
dipakai oleh sekelompok masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat. Secara umum fungsi bahasa ada tiga yaitu alat komunikasi, alat ekspresi, dan alat berpikir.Bahasa melambangkan pikiran, perasaan, bahkan tingkah laku seseorang.23
c. Fungsi Bahasa Indonesia
Dalam kedudukan bahasa sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Secara umum fungsi bahasa sebagai alat komunikasi: lisan maupun tulis. Santoso, dkk. berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut: fungsi informasi, fungsi ekspresi diri, fungsi adaptasi dan integrasi, fungsi kontrol social.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi khusus, yaitu: (1) Bahasa resmi kenegaraan; (2) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan; (3) Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah; (4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai sebuah pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa, baik lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa tersebut secara khusus merupakan kemahiran berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pembelajaran bahasa Indonesia memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik agar mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis sesuai dengan kaidah ketatabahasaan Indonesia.24 Pembelajaran bahasa Indonesia di SD memiliki fungsi yang cukup penting bagi siswa.
23
Ramlan A. Ghani dan Mahmudah Fitirah, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 2-3
24
Nanang Heryanto, Model-Pembelajaran-Kooperatif-Tipe,
(35)
“Adapun fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD menurut Novi Resmini, dkk yaitu: (1) Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa; (2) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya; (3) Sarana peningkatan pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni; (4) Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konteks untuk berbagai keperluan dan berbagai masalah; (5) Sarana pengembangan kemampuan intelektual (penalaran).”25
Dari beberapa penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Inonesia merupakan sarana yang baik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain, baik dalam keadaan formal maupun informal.
B. Penelitian yang Relevan
Penerapan Metode Reward Dalam Meningkatan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI NU miftahul Huda Jabung Malang, Muhammad Nurul Huda Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Pada penelitian ini dilaksanakan di MI NU Miftahul Huda Di Jabung Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif berbentuk PTK. Pada penelitian ini, akan berpacu pada PTK. Pengolahan datanya menggunakan kuantitatif deskriptif. Data yang di peroleh menggunakan kuantitatif dengan teknik prosentase ( P = ) kemudian di deskripsikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah terlaksana, metode reward terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketika metode reward di terapkan dalam belajar siswa terlihat sangat serius dan antusis terhadap tugas yang diberikan. Siswa yang mulanya terlihat kurang serius dalam belajar menjadi lebih semangat dalam belajar. Peneliti melihat
25
Nanang Heryanto, Model-Pembelajaran-Kooperatif-Tipe,
(36)
banyak perubahan yang dialami oleh siswa ketika mereka belajar dengan menggunakan metode reward dengan metode yang lainnya. Besarnya tingkatnya motivasi yang dimiliki siswa menunjang keberhasilan dalam pelajarannya, terutama pada nilai yang dicapai dalam pembelajaran tersebut.
Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMPN 1 Ciampea , Siti Nurjanah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Karimiyah Sawangan Depok.. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMPN 1 Ciampea diketahui bahwa terdapat pengaruh yang nyata antara penerapan reward terhadap prestasi belajar siswa. Penerapan reward memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 76,5% dan sisanya sebesar 23,5% prestasi belajar siswa ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Dan dari hasil perhitungan, analisa dan interprestasi data dapat diketahui adanya korelasi positif dan signifikan antara penerapan reward dengan prestasi belajar siswa di SMPN 1 ciampea kecamatan ciampea kabupaten bogor. Hal ini pun dapat diketahui melalui kesimpulan dari hipotesa di atas bahwa semakin tinggi skor variabel penerapan reward akan diikuti pula dengan tingginya skor prestasi belajar siwa.
(37)
C. Kerangka Berpikir
Berikut ini akan dikembangkan/dirumuskan kerangka berpikir yang menjadi landasan pengembangan/ study penelitian.
Input Proses Output
Feedback
Dari hasil pengamatan terhadap kondisi nyata siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia maka diketahui beberapa masalah yaitu : Kurangnya pemberian reward oleh guru dalam KBM, belum banyaknya guru menerapkan reward, reward belum menjadi strategi pembelajaran, reward belum menjadi kebijakan sekolah, terbatasnya sarana dan prasarana, kurangnya dukungan belajar dari orang tua, rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kendala Peneliti :
1. Pemberian reward oleh guru dalam KBM masih kurang.
2. Reward belum menjadi strategi pembelajaran. 3. Sarana dan prasana
yang kurang memadai. 4. Dukungan belajar dari
orangtua yang kurang. 5. Hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang rendah. Masalah : Reward belum menjadi strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia Solusi : Diperlukan
1. Pelatihan kreativitas guru untuk
meningkatkan hasil belajar.
2. Penggunaan metode pembelajaran yang variatif.
3. Perlunya penerapan metode reward
untuk meningkatkan hasil belajar siswa 4. Pelaksanaan evaluasi
penerapan reward secara berkala.
Harapan : Dengan penerapan
reward yang tepat dapat meningkatnya motivasi sehingga tercapainya hasil belajar siswa yang diinginksn.
(38)
Dari hasil penelitian ini diharapkan tercapainya peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan penerapan reward dan punishment yang tepat.
Membandingkan keadaan nyata dengan hasil/harapan pembelajaran Bahasa Indonesia maka diketahui adanya permasalahan yakni reward belum menjadi strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar .
Untuk menyelesaikan masalah diatas maka perlu dicarikan solusinya yaitu dengan melakukan pelatihan kreativitas guru untuk membangkitkan hasil belajar, penggunaan metode pembelajaran yang variatif, perlunya penerapan reward dan punishment untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dan melakukan evaluasi penerapan reward dan punishment secara berkala dan tetap.
D. Hipotesis Penelitian
Dari uraian kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat ditarik hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:
Pemberian reward diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada materi menulis puisi siswa kelas V MI Al-Muawanatul Khaeriyah Jakarta Barat.
(39)
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Muawanatul Khaeriyah Kec. Tambora Jakarta Barat, pada siswa kelas V Adapun waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Februari sampai Maret semester genap tahun pelajaran 2013-2014.
B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuasi-eksperimen (quasi experiment), yaitu penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol penuh. Penelitian eksperimen ini dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu yang menggunakan pemberian reward dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan pemberian reward. Penggunaan metode quasi-eksperimen dalam penelitian ini dievaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar setelah diterapkan pemberian reward dengan yang tanpa diterapkan pemberian reward.
2. Desain Penelitian
Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah Non-Randimize Control Group Postest Design. Untuk pelaksanaan penelitian ini diperlukan 2 kelompok kelas, yaitu:
1) Kelas eksperimen adalah kelompok siswa yang diajarkan dengan pemberian reward.
2) Kelas kontrol adalah kelompok siswa yang diajar tanpa pemberian reward.
(40)
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Treatment Test
Eksperimen Pemberian Reward (XE) Hasil Belajar (Y) Kontrol Tanpa Pemberian Reward (Xp) Hasil Belajar (Y)
Keterangan :
XE : Treatment yang dilakukan di kelas eksperimen, yaitu penerapan pembelajaran dengan pemberian reward
Xp : Treatment yang dilakukan di kelas control, yaitu pembelajaran tanpa pemberian reward
Y : Tes Akhir
C. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah MI Al- Muawanatul Khaeriyah kelas V semester genap Tahun pelajaran 2013-2014. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.1 Sampel ini diambil dari populasi terjangkau dengan teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dari guru dan kepala sekolah. Penentun sampel dilakukan dengan memilih dua kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatanyang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.2 Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu:
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 173.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, ( Bandung : Alfabeta, 2009) h.38
(41)
1. Variabel Idependen (bebas)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.3 Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian reward.
2. Variabel Dependen (terikat)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.4 Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah: hasil belajar Bahasa Indonesia siswa tentang puisi. Hasil belajar Bahasa Indonesia tentang puisi yang dinyatakan dengan skor hasil tes.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui teknik instrumen tes. Instrumen berbentuk tes tertulis berupa soal uraian.
Instrumen tes adalah memberikan tes akhir (Posttest) setelah selesai mengikuti program pembelajaran, dengan menggunakan tes soal uraian. Di kedua kelas eksperimen dengan soal yang sama.
Tabel 3.2
Rubrik Kemampuan Menulis Puisi Aspek
yang
dinilai Tingkatan Skor Skor
Ide/ Gagasan
Skor 30
Jika di kembangkan secara orisinil (dengan menuangkan ide sendiri) dan berbeda dari puisi yang dijadikan model. Skor 20
Jika kembangkan cukup orisinil (dengan menggunakan ide sendiri), Tetapi masih memiliki titik kesamaan dengan puisi yang dijadikan model.
Skor 15
Di kembangkan kurang orisinil dan masih mirip dengan puisi yang dijadikan model.
3
Ibid., hal. 39 4Ibid.,
(42)
Skor 10
Tidak dapat dikembangkan dengan ide sendiri, sehingga masih persis sama dengan puisi yang dijadikan model.
Pilihan Kata (diksi)
Skor 30
Mampu menghadirkan pilihan kata yang tepat dan relevan dengan tema puisi yang dikembangkan.
Skor 20
Cukup mampu mengahdirkan pilihan kata yang tepat dan relevan dengan tema puisi yang dikembangkan
Skor 15
Kurang mampu menghadirkan pilihan kata yang tepat dan relevan dengan tema puisi yang dikembangkan.
Skor 10
Tidak mampu menghadirkan pilihan kata yang tepat dan relevan dengan tema puisi yang dikembangkan
Rima
Skor 40
Mampu menciptakan rima yang menarik dengan bunyi bahasa yang indah serta relevan dengan tema puisi yang dikembangkan.
Skor 30
Cukup mampu menciptakan rima yang menarik dengan bunyi bahasa yang indah, sehingga puisinya cukup menarik didengar.
Skor 20
Kurang mampu menciptakan rima yang menarik dengan bunyi bahasa yang indah, sehingga kurang sedap didengar ketikadibacakan
Skor 10
Tidak mampu menciptakan rima yang menarik dengan bunyi bahasa yang indah, sehingga tidak sedap didengar ketika dibacakan.
Jumlah
Sumber : Hidayat, Model Rancangan Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Lingkungan (Pertanian) Dengan Teknik Pancingan Kata Kunci, (http://dhayesamantha.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefault vmlo.html), diakses tanggal 15 Oktober 2013.
(43)
F. Validitas
Arikunto dalam Ridwan mengatakan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau keshahihan suatu alat ukur. Sementara Sugiyono mengatakan jika instrument dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga instrument itu dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian ini instumen yang digunakan adalah tes menulis puisi. Oleh karena itu, validitas yang digunakan adalah pengujian validitas konstruksi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus.5
Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara meminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Dalam hal ini, ahli yang diminta pendapatnya adalah Dindin Ridwanudin, M.Pd sebagai dosen bidang pembelajaran Bahasa Indonesia dan Nafia Wafiqni, M.Pd selaku dosen prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah sebagai dosen pembimbing.
G. Teknik Analisis Data
Hasil data postes dianalisis melalui tiga tahap, yaitu tahap deskripsi data, tahap uji normalitas, tahap uji homogenitas dan uji hipotesis:
a. Tahap Deskripsi Data
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat distribusi data postes dari hasil statistik deskriptif mengunakan program SPSS 16,0 for windows.
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) cet. 9, h. 67
(44)
b. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi norma atau tidak. Jadi uji normalitas pada dasarnya melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data yang berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar devisiasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah signifikan untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0,05 berarti berdistribusi normal dengan menggunakan program SPSS 16,0 for windows.
c. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis One Way Anova. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Uji homogenitas menggunakan uji levenet. Kriterianya adalah signifikan untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0,05 berarti variansi pada tiap kelompok sama (homogen) dengan menggunakan program SPSS 16,0 for windows.
d. Uji Hipotesis.
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan uji t. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian Reward terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan yang tidak diberikan reward. Pengujian yang dilakukan sebelum analisis Paired-Samples T Test yaitu yaitu uji asumsi varian (uji levene’s) yaitu untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda. Setelah uji asumsi varian kemudian dilakukan uji Paired-Samples T Test, untuk pengambilan keputusan dapat dilihat setelah dilakukan analisa datayaitu:
(45)
Jika Signifikan > 0,05 maka Ho diterima Jika Signifikan < 0,05 maka Ho ditolak
Taraf signifikan uji sampel bebas Paired-Samples T Test adalah 0,05 sedangkan convidence interval 95%.
Uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampelnya. Populasi yang diuji adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol dari skor hasil postes. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H1 : nilai rata-rata eksperimen < nilai rata-rata kontrol.
Artinya bahwa, terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap rata-rata hasil belajar siswa pembelajarannya dengan memberikan reward. Interpretasi hasil signifikannya
Probabilitas = di bawah 0,05 maka hasilnya signifikan Probabilitas = di atas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan
Nilai rata-rata kedua kelompok, mana signifikansi (2-tailed) di bawah 0,05 maka hasilnya signifikan atau hipotesis diterima, sebaliknya bila signifikansi (2-tailed) lebih tinggi dari probabilitas di atas 0,05 maka hasilnya tidak signifikanhipotesis ditolak.
(46)
34
A.Gambaran Umum MI Al-Muawanatul Khaeriyah
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Muawanatul Khaeriyah
MI Al-Muawanatul Khaeriyah (AMK ) merupakan lembaga pendidikan swasta yang bernaung di bawah pembinaan Kementrian Agama Republik Indonesia ( Kemenag ). Madrasah ini berdiri pada tahun 1968 di bawah Yayasan Jamiatul Islamiyah dengan Ketua Yayasan Bapak Ahmad Damsyik.
MI Al-Muawanatul Khaeriyah (AMK) beberapa waktu lalu mengalami pergantian Kepala Sekolah dan pada saat ini kepala sekolahnya adalah Bapak D. Subandi, S.Pd.I. Tujuan pendirian MI Al-Muawanatul Khaeriyah (AMK) yaitu untuk ikut serta membangun masyarakat dalam bidang intelektual yang berciri khas Agama Islam.
MI Al-Muawanatul Khaeriyah (AMK) terletak dijalan Krendang Selatan 1 No. 1 RT.006 RW 06 Kelurahan Krendang Kecamatan Tambora, Kotamadya Jakarta Barat. Madrasah ini berada ditempat yang strategis berdekatan dengan kantor kelurahan Krendang dan perumahannya berpenduduk cukup padat, sehingga aktivitas belajar siswa tidak terganggu oleh bising kendaraan.
2. Visi dan Misi MI Al-Muawanatul Khaeriyah
Adapun Visi dan Misi MI Al-Muawanatul Khaeriyah (AMK) adalah : a. Visi
“Unggul dalam kecerdasan berlandaskan iman, taqwa serta akhlak mulia.”
b. Misi
1) Meningkatkan kecerdasan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
2) Memiliki kecakapan, kepribadian, dan keterampilan sebagai persiapan untuk jenjang pendidikan selanjutnya.
(47)
3) Memahami, mengamalkan dan meneladani prinsip-prinsip iman,taqwa dan akhlaktul karimah.
3. Profil Guru MI Al-Muawanatul Khaeriyah ( AMK )
MI Al-Muawanatul Khaeriyah memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 10 orang terdiri dari 3orang PNS dan 7 orang tenaga honorer. Diliat dari latar belakang pendidikan 6 orang berpendidikan S1 dan 2 orang lulusan SLTA.
Tabel 4.1
Profil Guru MI Al-Muawanatul Khaeriyah
No Nama L/P Jabatan Latar Belakang
Pendidikan 1. D. Subandi,S.Pd.I L Kepala
Sekolah
S1 UNMA
2. Udju Sutisna L Guru PGA JAKARTA
3. Nurhidayati, S.Pd.I P Guru S1 UIN 4. Erma Shofariyanti, S.Pd.I P Guru S1 5. Atik Nurhayati, S.Pd.I P Guru S1 UIN
6. Mansyur. KS L Guru PGA FLORES
7. Nurlela,S.Pd.I P Guru S1 UMJ
8. Siti Badriyah P Guru Daar El- Qolam
9. Wahyu Sunarya, S.Pd L TU S1-MP UIN
10. Siti Hasanah P Penjaga Sekolah
SMP
(48)
4. Data Siswa MI A-Muawanatul Khaeriyah (AMK)
Dilihat dari latar belakang siswa MI Al- Muawanatul Khaeriyah tersebut berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah dan sebagian besar pekerjaan orang tua murid sebagai buruh dengan latar belakang orang tua mereka lulusan SD berjumlah 10%, SMP berjumlah 30%, tetapi ada juga yang berpendidikan SMA berjumlah 40% dan ada beberapa juga yang berpendidikan Sarjana berjumlah 20%. Rombongan belajar MI-Al Muawanatul Khaeriyah Tahun Pelajaran 2013/2014 berjumlah 203 orang terdiri dari kelas I s.d VI. Adapun rinciannya sebagai berikut.
Tabel 4.2
Data Siswa MI Al- Muawanatul Khaeriyah
No. Kelas Jumlah
1. I/A 25
2. I/B 25
3. II 24
4. III 29
5. IV 23
6. VA 30
7. VB 30
8. VI 17
JUMLAH 203
(49)
5. Sarana dan Prasarana MI Al-Muawanatul Khaeriyah (AMK)
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana MI Al-Muawanatul Khaeriyah
No. Sarana Jumlah Keterangan
1. Ruang Belajar 7 Cukup Baik
2. Perpustakaan 1 Kurang Baik
3. Ruang Guru ( Kantor ) 1 Baik
5. Ruang Kepala Sekolah merangkap Tata Usaha ( TU )
1 Baik
6. Kantin 1 Cukup Baik
7. WC. Guru 1 Cukup Baik
8. WC. Murid 1 Kurang Baik
9. Lapangan Olah Raga 1 Cukup Baik
Sumber : Profil MI Al-Muawanatul Khaeriyah Tahun 2013
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muawanatul Khaeriyah Kec. Tambora, Jakarta Barat sebanyak 4 kali pertemuan terhadap dua kelompok siswa di kelas V, yaitu kelas VA sebagai kelas Eksperimen dan kelas VB sebagai kelas Kontrol. Sampel yang digunakan sebanyak 60 siswa, 30 siswa di kelas kontrol dan 30 di kelas eksperimen. Kelas VB sebagai kelas kontrol melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa diterapkan pemberian reward dan kelas VA sebagai kelas eksperimen dengan diterapkan pemberian reward.
(50)
Materi yang diajarkan adalah pengertian rima, membuat puisi dengan memanfaatkan benda-benda sekitar sekolah dan materi yang diajarkan tersebut tergabung dalam materi pokok menulis puisi. Dan untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia, diberikan tes akhir dalam pembelajaran (posttest) kepada kedua kelompok kelas.
Instrumen penelitian adalah tes berbentuk uraian yang telah melalui proses validasi. Kedua kelas diteliti yaitu kelas VB sebagai kelas kontrol yang tanpa diterapkan pemberian reward dan kelas VA sebagai kelas eksperimen dengan diterapkan pemberian reward diberikan tes soal tentang menulis puisi yang sama. Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui perbedaan hasil belajar kemampuan menulis puisi Bahasa Indonesia dari kedua kelas tersebut.
Berikut akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitungan akhir. Data pada penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes yang telah diberikan kepada siswa MI Al- Muawanatul Khaeriyyah Kec. Tambora Jakarta Barat, berupa data hasil tes menulis puisi yang dilaksanakan sesudah pembelajaran (posttest).
Tabel 4.8
Daftar Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
No. Nama Ide Gagasan Diksi Rima Jumlah
1 AA 20 20 30 70
2 AB 20 30 40 90
3 AC 20 20 20 60
4 AD 20 30 30 80
5 AF 20 20 30 70
6 AE 15 15 20 50
7 AG 20 30 30 80
8 BB 20 30 30 80
9 BC 15 30 30 75
10 BE 15 30 30 75
11 BF 15 15 40 70
(51)
13 BK 20 30 20 90
14 CC 15 15 20 50
15 CR 20 20 20 60
16 CT 20 30 40 90
17 CS 20 30 40 90
18 CL 15 10 20 45
19 TA 15 20 30 65
20 TR 15 20 20 55
21 TG 15 10 20 45
22 RK 20 20 30 70
23 MT 15 20 30 65
24 MD 15 30 30 75
25 MS 15 30 40 85
26 AR 20 30 30 80
27 EL 15 15 20 50
28 AL 20 20 30 70
29 GM 15 30 40 85
30 CQ 10 15 20 45
Berdasarkan tabel diatas yaitu dapat dilihat bahwa nilai posstest pada kelas eksperimen nilai terrendah yaitu 50 dan nilai tertingginya yaitu 90 sedangkan rata-rata nilai dikelas tersebut yaitu 70. Dan dari data yang di dapat perbedaaan nilai tersebut terjadi karena adanya perbedaan kemampuan pada siswa dan peningkatan nilai juga karena adanya faktor yang mempengaruhi motivasi mereka sehingga hasil belajar pun meningkat adapun siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata karena kurangnya kemampuan berfikir sehingga pemberian reward yang diberikan guru tidak berpengaruh
Tabel 4.9
Daftar Nilai Posttest Kelompok Kontrol No. Nama Ide Gagasan Diksi Rima Jumlah
1 AA 15 20 30 65
2 AB 15 10 20 45
3 AC 15 15 20 50
4 AD 10 10 10 30
5 AF 15 30 30 75
6 AE 15 20 30 65
(52)
8 BB 15 15 20 50
9 BC 15 20 30 65
10 BE 10 10 10 30
11 BF 15 15 20 50
12 BT 15 10 20 45
13 BK 15 30 40 85
14 CC 20 30 30 80
15 CR 20 20 20 60
16 CT 20 20 30 70
17 CS 15 20 30 65
18 CL 15 30 30 75
19 TA 15 30 30 75
20 TR 20 20 20 60
21 TG 15 30 40 85
22 RK 15 30 40 85
23 MT 15 20 30 65
24 MD 20 30 30 80
25 MS 20 30 40 90
26 AR 15 20 30 65
27 EL 15 20 30 65
28 AL 15 30 30 75
29 GM 15 30 30 75
30 RN 15 20 20 55
Berdasarkan tabel diatas yaitu dapat dilihat bahwa nilai posstest pada kelas kontrol nilai terrendah yaitu 45 dan nilai tertingginya yaitu 90 sedangkan rata-rata nilai dikelas tersebut yaitu 65. Dan dari data yang di dapat perbedaaan nilai tersebut terjadi karena adanya perbedaan kemampuan pada siswa dan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata terjadi karena tidak adanya faktor yang mempengaruhi motivasi pada diri siswa.
(53)
Hasil posttest kelas eksperimen.
Keterangan ; Ide gagasan : 20 Diksi : 20 Rima : 30
(54)
Keterangan ; Ide gagasan : 20 Diksi : 30 Rima : 40
(55)
Keterangan ; Ide gagasan : 20 Diksi : 20 Rima : 20
(56)
Keterangan ; Ide gagasan : 20 Diksi : 30 Rima : 30
(57)
Keterangan ; Ide gagasan : 20 Diksi : 20 Rima : 30
(58)
Hasil posttest kelas kontrol.
Keterangan : Ide gagasan : 15 Diksi : 20 Rima : 30
(59)
Keterangan ; Ide gagasan : 15 Diksi : 10 Rima : 20
(60)
Keterngan ;
Ide gagasan : 15 Diksi : 15 Rima : 20
(61)
Keterangan ; Ide gagasan : 10 Diksi : 10 Rima : 10
(62)
Keterangan ; Ide gagasan ;15 Diksi : 30 Rima : 30
(63)
C. Deskripsi Data
Nilai yang diperoleh siswa dari posttest yang dilakukan terhadap kelompok eksperimen dapat ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Deskripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkana tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa hasil posttest kelompok eksperimen diperoleh data sebanyak 30 dengan jumlah 2100. Nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 70,00 dengan varians 222,414 dan standar deviasi sebesar 1,49135E1. Nilai tertinggi dikelas eksperimen adalah 90,00 dan nilai terendahnya yaitu 45,00. Nilai tengah pada eksperimen adalah 70,00 dan modus pada data posttest kelompok eksperimen yaitu 70,00.
Data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
N Valid 30
Missing 0
Mean 70.0000
Median 70.0000
Mode 70.00
Std. Deviation 1.49135E1 Variance 222.414
Range 45.00
Minimum 45.00
Maximum 90.00
(64)
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Eksperimen Nilai Frekuensi Frekuensi %
45 3 10.0
50 3 20.0
55 1 23.3
60 2 30.0
65 2 36.7
70 6 56.7
75 2 63.3
80 4 76.7
85 2 83.3
90 5 100.0
Total 30
Gambar 4.1
Histrogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
0 1 2 3 4 5 6
50 55 60 65 70 75 80 85 90
Berdasarkan Tabel 4.11 dan Histogram 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil posttest kelompok eksperimen yaitu siswa yang mendapat kan nilai 50 berjumlah 3 orang, yang mendapatkan nilai 55 ada 1 orang , yang
(65)
mendapatkan nilai 60 berjumlah 2 orang , yang mendapatkan nilai 70 berjumlah 6 orang , yang mendapatkan nilai 75 berjumlah 2 orang , yang mendapatkan nilai 80 berjumlah 4 orang , yang mendapatkan nilai 85 berjumlah 2 orang dan yang mendapatkan nilai 90 berjumlah 5 orang. Dan dari gambar histogram diatas dapat disimpulkan bahwasanya perbedaan tinggi rendahnya nilai terjadi karena adanya faktor perbedaan kemampuan daya tangkap serta pemberian reward yang berpengaruh pada motivasi siswa sehingga hasil belajar pun meningkat atau sebaliknya.
Tabel 4.12
Deskripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Control
N Valid 30
Missing 0
Mean 64.6667
Median 65.0000
Mode 65.00
Std. Deviation 1.54213E1 Variance 237.816
Range 60.00
Minimum 30.00
Maximum 90.00
Sum 1940.00
Berdasarkana tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa hasil posttest kelompok Control diperoleh data sebanyak 30 dengan jumlah 1940. Nilai rata-rata posttest kelompok control adalah 64,6667 dengan varians 237,816 dan standar deviasi sebesar 1,54213E1. Nilai tertinggi dikelas control adalah 90,00 dan nilai terendahnya yaitu 30,00. Nilai tengah pada kelas control adalah 65,0000 dan modus pada data posttest kelompok control yaitu 65,00
(1)
Nama
Kelas
HarilTanggal
:rrfi
.
zidan
INSTRUMEN PENELTTIAN POSI:TESTKELOMPOK
EI(SPERIMEN
DAN
KELOMPOK EI(SPERIMEN
Buatlah sebuah
puisi
bebas dengan ketentuan sebagai berikut:l.
Tema puisi bebas.2-
Berilahjudul
yangsesuai dengan terna I3.
Gmakanlah kata-kata yang tepatlD
e.g
a-K
w
(2)
Narna Kelas
FlariiTanggal
vhaAteroh
INSTRUMEN
PENMLTTTAN
PO,TTTESTKELOMPOK
EKSPERIMEN I}AN KELOMPOK
EI$PERIMEN
bs
Buatlall sebuahpuisi
behs
dengan ketenhran sebagai berikut:t.
Terna puisiffi.
2.
Berilahjudul
yang sesuai dengan tema I3.
Gunakanlah kata-kata yang tepat!*wan
(3)
73'
Tgl. Terbit
No. Revisi
SURAT
PERMOHONAN
IZIN
PENELITIAT.I
No. Dokumen FITK.FR.AKD-067
'l Maret 2010
01
1t1
KEMENTERIAN AGAMA
UIN
JAKARTA
FITK
Jl. k. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FORM (FR)
Nomor:
Un.01lF1lTl.022l
12014Lamp.
:
Outline/Propcsal
Hal
:Permohonan
lzin
Penelitian
Kepada Yth.
Kepala
Sekolah
.Ml
Al-Muawanatul
Khaeriyah
diTempat
Assalamu'alaikum wr.wb
Dengan
hormat
kami
sampaikan
bahwa,Nama
Nim
Jurusan
Semester
Judul
Skripsi
Tembusan:
1.
Dekan
FITK
2.
Pembantu Dekan
Bidang Akademik
3.
Mahasiswa yang bersangkutan
Jakarta,'1
0 Februari 2014
:
Dian Utami
Ningsih
:
109018300008
:
Pendidikan
Madrasah lbtidaiyah
:X
(sepuluh
):
Pengaruh
Pemberian Reward
Terhadap
Hasil
Belajar
Bahasa lndonesia Pada Materi
Puisi
Siswa Kelas V Ml
Al-Muawanatul Khaeriyah
adalah benar
mahasiswa Fakultas
llmu
Tarbiyah
dan
Keguruan
UIN
Jakarta
yang sedang
menyusun
skripsi,
dan
akan
mengadaka penelitian
(
riset
)
di
instasi/sekolah? madrasah yang
Saudara pimpin.
Untuk
itu
kami
mohon Sudara dapat
mengizinkan mahasiswa
tersebut
,melaksanakan penelitian yang
dimaksud.
Atas
perhatian
dan kerjasama
Saudara, kami
ucapkan terima
kasih.
Wassalamu'ataikum
wr.wb.
a.n.
Dekan
Kajur PGMI
oQp\,
Dr. Fauzan, MA
(4)
,*avwl
twEA*,
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA FITK
J!. t.. H. Juanda No 95 Cipulal 15412 lndonesia
Nomor I-arnpiran Perihal Nama
NIM
.lurusan/Prodi Sentester 'Iembusan:l.
Dosen Penasehat AkademikDian Utami Ningsih
r 0901 8300008
KI/PGMI
VIII
(Delapan)EERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
: Istirnewa
: Satu berkas Proposal
: Bimbingan Skripsi Kepada Yth.
Ka. Subbag Akadernik
&
Kernahasiswaan Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan diTempat
A s s al amu' alai kum wr. w b.
Yang bertanda tangan di bawah ini
Jakart4 5 Februari 2013
Dengan ini mengajukan permohonan srirat bimbingan skripsi. sebagai salah
satu syarat rnenyelesaikan program s-1 (strata 1)
urN
Sy,arif HidayatullahJakarta. Adapun
judul
skripsi yang diajukan adalah:PENERAPAN
METODE
REWARD
DALAM
MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR
BAHASA INDONESIA
KELAS
III
MI
RA
I'DHATUL MUTA'ALLIMIN JAKARTA
SELATA}{
Dosen Pembimbing Skripqi yang diusulkan:Pembimbing
I
Pembirnbing
II
Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan proposal.
Dernikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaihim u,i. wb.
Pemohon,
ft{.Pf,f*
Dian Utami Ningsih NIM.109018300008FORM (FR) Tgl.
Terbit :
1 Maret 2010,t*l.i
il:<ls
urusan Kependidil%n Isl
Zakaria,M.
30 198503 1 002
i*
r.\4-\q\i
(5)
Terdaftar Pada :
DinasP&PDKI JakartaNo
MADRASAH
IBTIDAIYAH
AL-MUAIIIANATUL KHAERIYATI
(AII{K)
Jalan Krendang Selatan l/1, Kecamatan Tambora JAKARTA BARAT 11260
NSM . 112317440121 - Tetp. (02i) 6329286, 68824895
6/MD/PP ll/69, Kanwil Depag DKt Jakarta No. 23lD 3tlll 3t314l74,lzin Pend. p & p DKI No.06S/SD/JB/il1/75
SURAT
KETERANGAN
Nomor : MI.09.04. 15 lPP.07 1395 12014
Yang beilanda
tangandibawah
ini ,
Kepala
MadrasahIbtidaiyah Al-Muawanatul
Khaeriyahlakarta Barat menerangkan bahwa :
Nama
Nim
Program Studi Semester
: Dian Utami Ningsih
:
109018300008: Pendidikan Guru Madarasah Ibtidaiyah (
PGMI )
:X(sepuluh)
Adalah benar telah melaksanakan penelitian
di
MI
Al-Muawanatul
Khaeriyah Jakarta Barat daritanggal... Februari
2014
s.d tanggal...
Februari 2014 dalamrargka
PenulisanSkripsi
yangberjudul:
"
Pengaruh Pemberian
Reward Terhadap Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Pada
Materi
Menulis Puisi
Siswa KelasV
MI
Al-Muawanatul
Khaeriyah
Jakarta
Barat$
,Demikian
surat
keteranganini
diberikan,
untuk
dat
diketahui
da
dipergunaka sebpgaimana mestinya.I
I
(6)
RIWAYAT
PENULIS
Penulis bemama lengkap
Dian
utami
Ningsih adalah MahasiswaUIN
syarif
Hidayatullah Jakartajurusan
PendidikanGuru
Madrasah lbtidaiyah. Tempat dan tanggal lahirdi
Jakarta 13 Maret 1991. Penulis bertempat tinggal dijalan lrrendang selatan 2 rfi5/07 no 16 kel. krendang kec. tambora Jakarta Barat.
Penulis
menempuhpendidikan
di rK
Sa'adatuddarain (1996-1997).Mela4jutkan pendidikan sekolah Dasar
di
sDI
sa'adatuddaratn {1997-zoo3).Melanjutkan pendidikannya menengah pertamanya