LOMBA KICAU BURUNG SEBAGAI ATRAKSI PARIW

LOMBA KICAU BURUNG SEBAGAI ATRAKSI PARIWISATA
UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN
DI KOTA BEKASI
Heikal1), S.W.E. Siswokartono 2), dan A. Setiadi3)
1)

Alumni Program Studi S2 Manajemen Pariwisata, STIEPARI Semarang
2)
Pembimbing I, Dosen Program Pascasarjana STIEPARI Semarang
3)
Pembimbing II, Dosen Program Pascasarjana STIEPARI Semarang

ABSTRAK
Lomba Kicau Burung sebagai Atraksi Pariwisata untuk Meningkatkan Kunjungan Wisata di Kota
Bekasi.
Penelitian
ini
adalah
deskriptif
kualitatif,
dilakukan

terhadap
para
pengunjung lomba kicau burung dengan tehnik wawancara. Tujuan Penelitian ini adalah untuk: 1)
mengenal lomba kicau burung 2) mengetahui siapa saja pengunjung lomba kicau burung 3) mengetahui
faktor-faktor apa saja yang membuat orang datang berkunjung ke lomba kicau burung 4) mengetahui apa
saja yang dilakukan para pengunjung saat berada di lomba kicau burung 5) mengetahui secara umum
pengelolaan lomba kicau burung. Hasil penelitian menunjukan lomba kicau burung merupakan atraksi
pariwisata yang menarik dan banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Pengunjung lomba kicau burung
beragam, tidak hanya peserta lomba dan keluarganya, panitia lomba, juri, SPG, MC, sponsor, media
namun juga pedagang, pemerintah, partai politik dan para kicaumania sendiri. Terdapat berbagai motivasi
berkunjung ke lomba kicau burung, diantaranya gengsi, hadiah, popularitas, silaturahim, meliput berita,
mendapatkan penghasilan dan mendukung anggota keluarga. Para pengunjung lomba kicau burung
melakukan berbagai kegiatan mulai dari ikut lomba dan berbelanja, sambil menikmati hiburan dengan
tontonan lomba kicau burung. Pengelolaan lomba kicau burung dilakukan oleh panitia penyelenggara
dari 6 organisasi, yaitu PBI, BnR, Ronggolawe, Silobur, Rajawali dan Indojaya Nusantara mulai dari
tingkat kecamatan hingga nasional.
Kata kunci: lomba kicau burung, atraksi pariwisata, kunjungan wisatawan, Kota Bekasi

ABSTRACT
Bird Chirping Competition as Tourism Attraction to Increase Tourists Visit in Bekasi City. This

research is qualitative descriptive, conducted on visitors in bird chirping competition by interview. The
aim of this study are to: 1) describe the bird chirping competition 2) describe visitors type in the event 3)
define visitors motivation 4) describe what visitors do while in the event 5) know generally how to
manage bird chirping competition. The study result showed that birds chirping competition is an
interesting tourism attraction and there are ma ny parties involved in it. The visitors are various, not only
competition participants and their families, competition committee, jury, sales promotion girls, master of
ceremony, sponsors, media but also merchants, political party, government agencies and kicaumania
themselves. There are various motivations to visit the event, including prestige, prizes, popularity,
friendship, media coverage, getting income and support family members. The visitors perform various
activities ranging from participating in the competition and shopping, while enjoying the entertainment
by watching birds chirping competition. The management of bird chirping competition are conducted by
organizing committee from 6 organizations, namely PBI, BnR, Ronggolawe, Silobur, Rajawali and
Indojaya Nusantara from sub district level to national one.
Keywords: bird chirping competition, tourist attractions, tourist visits, Bekasi City

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan keindahan alamnya menjadi daya
tarik tersendiri bagi para wisatawan. Tidak hanya para wisatawan nusantara, namun wisatawan
mancanegara pun mengakuinya. Sejak 2016, Indonesia telah melaksanakan kebijakan bebas visa
bagi 169 negara (Kemlu, 2017). Sepanjang tahun 2016, tercatat 12.023.971 orang wisatawan
mancanegara berkunjung ke Indonesia (BPS, 2017). Pendapatan devisa negara dari sektor
pariwisata tercatat mencapai 11.3 milyar dolar Amerika Serikat (Zuhriyah, 2017). Pengeluaran
rata-rata wisatawan mancanegara ketika mengunjungi Indonesia adalah 1.208 dolar Amerika
Serikat. Pengeluaran terkecil adalah dari wisatawan Singapura yaitu 659 dolar Amerika Serikat
dan terbesar berasal dari wisatawan Arab Saudi yaitu 2.241 dolar Amerika Serikat. Masa tinggal
rata-rata wisatawan mancanegara adalah 8,5 hari, dengan masa tinggal tersingkat yaitu 4 hari
adalah wisatawan asal Singapura dan masa tinggal terlama yaitu 16 hari adalah wisatawan asal
Belgia, Perancis, Belanda, Swedia dan Swiss (BPS, 2017). Wisatawan mancanegara terbanyak
berasal dari China dengan 1,42 juta orang atau 13,96% dari wisatawan asing yang berkunjung ke
Indonesia di tahun 2016 (Agus, 2017).
Sepanjang tahun 2016, kontribusi PDB Nasional dari sektor Pariwisata mencapai 11,5 persen
atau 172,8 triliun rupiah. Hal ini menunjukan perkembangan yang pesat bila dibandingkan
dengan tahun 2010, dimana kontribusi sektor pariwisata hanya 3 persen atau 78,83 triliun rupiah.
Kini, pariwisata telah menjadi lapangan pekerjaan bagi 12 juta orang (Yahya, 2016). 1 dari 11
lapangan kerja baru merupakan sektor pariwisata (Kemlu, 2017). Sektor Pariwisata Nasional
telah terbukti “tahan banting” terhadap krisis ekonomi 1997-1998 dan 2008, terhadap

ketidakpastian ekonomi dunia dan terhadap kelesuan perekonomian global (Hidayat, 2015).
Wisatawan nusantara melakukan rata-rata 2 kali perjalanan wisata dalam 1 tahun dengan
pengeluaran rata-rata 711 ribu rupiah setiap melakukan perjalanan wisata di Indonesia (BPS,
2016). Jumlah wisatawan asal Indonesia yang berwisata ke luar negeri pun mengalami
peningkatan. Kebijakan penghapusan fiskal di tahun 2011 meningkatkan pertumbuhan
wisatawan asal Indonesia untuk melakukan perjalanan wisata ke luar negeri. Pengeluaran ratarata wisatawan asal Indonesia setiap melakukan perjalanan wisata ke luar negeri adalah 912
dolar Amerika Serikat (Kemenpar, 2016). Wisatawan Indonesia memiliki beberapa kebutuhan
umum yaitu pemandu berbahasa Indonesia, waktu belanja, bus yang nyaman, makanan halal,
saus sambal dan kecap manis serta makanan favorit adalah berupa masakan yang digoreng dan
bertekstur garing (Agmasari, 2016). Wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar negeri
2

mencapai 8 juta orang, sedangkan yang melakukan perjalanan ke destinasi domestik mencapai
260 juta orang (Poerwanto, 2016). Biaya perjalanan yang mahal menjadi kendala bagi wisatawan
domestik mengunjungi destinasi wisata di Indonesia (Noviyanti, 2014).
Atraksi wisata yang menarik dan terjangkau adalah solusi untuk menarik wisatawan
(Andayani, 2014). Di Indonesia, segmen pasar special interest tourism belum banyak digarap.
Salah satu atraksi wisata minat khusus (hobi) yang belakangan ini populer adalah lomba kicau
burung. Lomba kicau burung telah berkembang menjadi suatu industri sendiri dan banyak
digemari masyarakat Indonesia. Para pelaku di industri ini tidak terbatas hanya pada peserta

lomba namun juga panitia penyelenggara lomba, juri, media, penggemar merawat burung,
penjual pakan dan obat-obatan serta penjual peralatan seperti sangkar burung dan peralatan
lainnya.
Minat untuk meneliti lomba kicau burung ini berasal dari 4 kejadian atau peristiwa yang
menyangkut lomba kicau burung. Peristiwa pertama adalah sebuah kejadian saat melakukan
perjalanan pulang kantor di lalu lintas dengan mengendarai sepeda motor. Malam itu seorang
wanita duduk dibonceng sepeda motor dengan memegang sebuah sangkar burung di sisi
kanannya. Suatu ketika karena rem mendadak motor tersebut bertabrakan dengan kendaraan
motor yang berada di depannya dan sepeda motor beserta kedua penumpangnya tersebut terjatuh.
Penulis sempat berhenti karena tepat berada di belakangnya. Dengan segera wanita tersebut
bangkit terbangun dan yang dicarinya terlebih dahulu adalah burung dan sangkarnya
dibandingkan mencari suaminya yang mengendarai motor. Kejadian ini membuat peneliti
terheran-heran karena apa yang terlihat dari perilaku wanita ini, burung di dalam sangkar
tersebut jauh lebih penting baginya.
Kejadian kedua adalah ketika dalam perjalanan pulang dari Surabaya dengan menggunakan
moda transportasi kereta api listrik dari stasiun Pasar Turi Surabaya menuju Stasiun Pasar Senen
Jakarta. Penulis bersebelahan dan berhadapan dengan 3 orang juri yang naik kereta api dari
stasiun Cepu, Jawa Tengah dan turun di stasiun Bekasi. Awalnya hanya membicarakan peran
internet dan bisnis online di Indonesia. Namun akhirnya bercerita tentang lomba kicau burung
dan peran mereka sebagai juri dari komunitas kicaumania (pemilik hobi burung berkicau).

Mereka menceritakan perkembangan burung kicau hingga prestige (gengsi) dari memenangkan
lomba kicau burung.
Kejadian ketiga adalah kala berada di sebuah acara arisan dengan teman SMA, seorang
teman mengeluhkan kelakuan suaminya yang selalu menghabiskan uang untuk memenuhi
hobinya, yaitu membeli dan memelihara burung kicau. Bahkan sampai tidak menyempatkan

3

waktu ikut membersihkan rumah maupun bermain dengan anak-anaknya dan lebih senang
bermain dengan burung-burung peliharaannya serta mengikuti lomba kicau burung.
Peristiwa keempat adalah memiliki seorang rekan kerja di kantor yang tinggal di Kota
Bekasi. Dia selalu didukung istrinya dalam menjalankan hobinya yaitu memelihara burung
berkicau, mengikuti lomba dan latihan bersama kicau burung. Bahkan sang kicaumania tersebut
sempat menjadi juara nasional dan seringkali memenangkan lomba, membawa pulang hadiah
uang, piala serta piagam penghargaan. Bahkan kegiatan lain yang dilakukannya terkait
kicaumania menghasilkan uang. Bertolak belakang dengan peristiwa ketiga. Keempat kejadian

tersebut memiliki sebuah benang merah, yaitu lomba kicau burung.
Awalnya ingin dilakukan penelitian terhadap lomba kicau burung di Indonesia dan Asia,
namun karena keterbatasan waktu dan biaya dalam melakukan penelitian, maka disarankan

untuk mempersempit penelitian dan memilih suatu lokasi saja dan wilayah yang dipilih menjadi
lokasi penelitian adalah Kota Bekasi. Sepanjang bulan November 2013 tercatat lebih dari 400
lomba dan kontes di semua wilayah Indonesia (Tamini, 2014). Menariknya, dalam suatu ajang
lomba di Kota Bekasi diikuti oleh lebih dari 2.100 peserta (Yan, 2016). Pendukungnya pun riuh
bak pendukung sepakbola (Batubara, 2016). Kota Bekasi memiliki komunitas pemilik hobi
burung berkicau bernama Bersatu Burung Berkicau Bekasi atau disingkat menjadi B4 dengan
182,380 anggota di Facebook. Pertumbuhan anggotanya mencapai 8,669 dalam 1 bulan (Agustus
2017) atau rata-rata 307 orang dalam 1 hari (Arga, 2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Lomba Kicau Burung Sebagai Atraksi Pariwisata Untuk Meningkatkan Kunjungan
Wisata Di Kota Bekasi”.
Fokus Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini akan difokuskan atau
dikerucutkan pada bagaimana lomba kicau burung dapat menjadi suatu atraksi wisata dan
peranannya dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Bekasi.

Perumusan Masalah
Rumusan masalah umum dalam penelitian adalah sebagai berikut;
1. Bagaimana lomba kicau burung dapat menjadi atraksi wisata?
2. Bagaimana lomba kicau burung dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Bekasi?


4

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Mengenal lomba kicau burung.
2. Mengetahui siapa saja pengunjung lomba kicau burung.
3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat orang datang berkunjung ke lomba kicau
burung.
4. Mengetahui apa saja yang dilakukan para pengunjung saat berada di lomba kicau burung.
5. Mengetahui secara umum pengelolaan lomba kicau burung.

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian

Permasalahan

Pemecahan

Output


PROPOSAL PENELITIAN
data awal, pustaka,
metode penelitian

Kondisi
obyek
saat ini

FOKUS
PENELITIAN

PENELITIAN
LAPANGAN
wawancara,
observasi lapangan

TESIS
analisa, strategi
dan metode

pengembangan

Gambar 1. Desain Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Bekasi. Terdapat Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi di
Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Bekasi dibentuk pada tanggal

15 Agustus 1950 dengan

mengganti nama Kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi. Sedangkan Kota Bekasi
merupakan pemekaran dari Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981 dengan 4 kecamatan di dalamnya. Empat
kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan
Bekasi Selatan dan Kecamatan Bekasi Barat. Secara astronomi, Kota Bekasi terletak di antara
5

106º48’28” - 107º27’29” BT dan 6º10’6” - 6º30’6” LS. Kondisi alam Kota Bekasi merupakan
daerah dataran dengan kemiringan di antara 0–2 % dan ketinggian di antara 11–81 mdpl. Kota
Bekasi sendiri berbatasan langsung dengan ibukota negara yaitu Jakarta, Provinsi DKI Jakarta di

sebelah Barat, Kabupaten Bogor di sebelah Selatan dan Kabupaten Bekasi di sebelah Utara dan
Timur. Kota Bekasi memiliki luas 210,49 km2, dengan jumlah penduduk di tahun 2016 sebanyak
2.803.283 jiwa dari 737.292 Keluarga. Hal ini menjadikan Kota Bekasi sebagai salah satu kota
terpadat di Indonesia dengan kepadatan penduduk 13.318 jiwa/km2. Kota Bekasi kini memiliki
12 kecamatan, yaitu; Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Jatisampurna, Kecamatan Pondok
Melati, Kecamatan Jati Asih, Kecamatan Bantargebang, Kecamatan Mustikajaya, Kecamatan
Bekasi Timur, Kecamatan Rawa Lumbu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat,
Kecamatan Medan Satria dan Kecamatan Bekasi Utara. Di bidang pariwisata, terdapat 10 hotel
berbintang dan 26 hotel non bintang (melati) di Kota Bekasi. Belum ada hotel berbintang lima di
Kota Bekasi dan hingga kini tercatat hanya ada 7 hotel berbintang empat di Kota Bekasi yaitu
Hotel Aston Imperial, Hotel Harris Bekasi, Hotel Amarossa Grande, Hotel Horison Ultima
Bekasi, Hotel Grand Win, Hotel Santika Premiere Bekasi dan Hotel Merapi Merbabu Bekasi.
(BPS Kota Bekasi, 2017)
Teknik Cuplikan
Sampel dalam penelitian kualitatif adalah situasi sosial, yang terdiri dari tiga elemen, yaitu
tempat, pelaku, dan aktivitas yang saling berinteraksi. Berikut adalah gambar situasi sosial
lomba kicau burung. Data diambil melalui observasi dan wawancara dengan teknik purposive
(sengaja memilih). Sampel yang diambil adalah pengunjung lomba kicau burung, di antaranya
adalah peserta lomba kicau burung yang telah menang di berbagai lomba kicau burung sebagai
informan utama, juri, dan pengunjung lomba kicau burung lainnya. Juara dipilih sebagai orang
yang dianggap paling mengerti karena telah terbukti memenangkan lomba dan paling tahu
mengenai data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Tempat/
Lokasi Lomba Kicau Burung

Pengunjung

Aktivitas/
Perlombaan Kicau Burung

Gambar 2.Situasi Sosial Lomba Kicau Burung

6

Jenis dan Sumber Data
Sebagai kelengkapan dari penelitian ini, peneliti memperoleh informasi, data dan petunjuk
dengan menggunakan beberapa sumber (data Primer dan data Sekunder). Data yang digunakan
di dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu;
1. melalui wawancara dengan kicaumania .
2. dokumentasi dari forum kicaumania di media sosial.
3. foto atau dokumentasi langsung dari peneliti.
4. media baik berupa cetak maupun online seperti web, blog dan portal komunikasi kicaumania .

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara, observasi dan studi
pustaka. Untuk mendapatkan informasi lebih akurat dilakukan wawancara secara mendalam
(deep interview) dengan ahli lomba kicau burung. Ahli yang dimaksudkan di sini adalah bukan
pengamat namun pelaku yang telah menggeluti dunia burung kicau dan memiliki prestasi di
ajang lomba kicau burung. Narasumber yang dipilih adalah Adhy Suprapto, 30 tahun, pria
berumah tangga yang tinggal di Kecamatan Bekasi Utara. Pak Adhy telah memelihara burung
sejak usia 5 tahun dan sudah aktif di ajang lomba kicau burung selama 10 tahun dengan berbagai
prestasi mulai dari tingkat kecamatan, kota/kabupaten, regional, propinsi bahkan nasional sejak
tahun 2007. Burung kicau gacoan beliau adalah seekor burung kacer bernama Upin. Banyak
dokumentasi di media sosial Facebook dan Youtube serta pencarian di mesin pencari Google
dengan melakukan pengetikan “Upin kacer Adhy Bekasi”.
Variabel dan Definisi Konsep
Tabel 1 Variabel dan Definisi Konsep
No
1

2

Variabel

Definisi Konsep

Rujukan

Lomba

Burung kicau memiliki prestise dan income bagi pelaku

Tamimi (2014)

kicau

tataniaga burung dan pedagang penyedia kebutuhan

burung

burung kicau (pakan, dan aksesoris).

Atraksi

Atraksi wisata merupakan segala sesuatu, baik berupa Andayani

wisata

tempat maupun kegiatan yang dapat menarik wisatawan (2014).
atau pengunjung untuk datang.

3

Wisatawan

wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. UU No. 10
Sedangkan wisata sendiri adalah kegiatan
yang dilakukan oleh

seseorang

atau

perjalanan tahun 2009
sekelompok tentang
7

orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan Kepariwisataan
rekreasi, pengembangan

pribadi,

atau

mempelajari (Pemerintah

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam RI)
jangka waktu sementara.
Sumber: Hasil telaah rujukan

Validitas Data
Digunakan metode tringulasi sumber, dengan cara membandingkan informasi yang didapat
dengan berbagai pendekatan yang berbeda. Informasi yang didapat ditanyakan lagi pada orang
yang sama dalam waktu berbeda, atau ditanyakan lagi ke informan lain. Semua jawaban dicatat
dan dibandingkan kesesuaianmya.
Teknik Analisa Data
Analisa data kualitatif dilakukan melalui cara induktif atau membesar menuju didapatnya
suatu konsep. Informasi dari informan utama diambil esensi nya, lalu diberi label kategori.
Demikian sehingga akan didapat banyak label, kemudian dicari hubungan antar informasi
tersebut unyuk menemukan makna yang lebih abstrak (STIEPARI, 2013).
Pengumpulan data

Reduksi data

Penyajian data

Penarikan kesimpulan
dan verifikasi data

Gambar 3. Teknik Analisa Data
Reduksi Data
Informasi yang banyak terkumpul kemudian diringkas dan dipilih informasi yamg ada
hubungan dengan tujuan penelitian.

Display Data
Informasi disajikan untuk melihat gambaran bagian - bagian dan keseluruhan proses
penelitian. Penyajian dalam bentuk tabel berurutan akan lebih mudah dalam mengikuti pokok
permasalahan penelitian.

8

Simpulan dan Verifikasi Data
Verifikasi dilakukan untuk mencari makna dari data yang disampaikan dengan mencari
hubungan, persamaan, atau perbedaan. Simpulan untuk melihat kesesuaian antara informasi yang
didapat dengan konsep - konsep dasar dalam penelitian. Verifikasi dilakukan agar penilaian
kesesuaian informasi tersebut mendekati tepat dan obyektif, misal dengan cara diskusi antaraa
peneliti dengan orang lain dalam kesejajaran sebagaimana lazimnya teman akrab.

Alur Penelitian
Penelitian ini secara umum dibagi menjadi 2 bagian. Bagian 1 (Proposal) dan Bagian 2
(Pengumpulan Data). Bagian 1 memiliki alur 7 tahap sebagai berikut:
Tahap 1: Mencari ide penelitian.
Tahap 2: Mencari informasi terkait lomba kicau burung.
Tahap 3: Menetapkan dan menyampaikan judul penelitian
Tahap 4: Menyusun proposal penelitian.
Tahap 5: Mengkaji teori, penelitian terdahulu, kerangka teoretis
Tahap 6 : Memilih metode penelitian, data dan pengumpulannya
Tahap 7: Menyusun pedoman wawancara
Sementara Bagian 2 memiliki alur 5 tahap seperti berikut ini:
Tahap 8 : Melaksanakan wawancara dengan para informan
Tahap 9 : Mencatat hasil wawancara dalam buku catatan
Tahap 10 : Merapikan jawaban - jawaban wawancara apa adanya
Tahap 11 : Menyimpulkan esensi hasil wawancara
Tahap 12 : Menyusun laporan dan menuangkan dalam bentuk tesis

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Obyek Penelitian
Lomba kicau burung di Indonesia berdasarkan tingkat atau level nya dibagi menjadi 4 kelas;
(a) kelas Kecamatan atau atihan bersama; (b) kelas Kota atau Kabupaten; (c) kelas Propinsi dan
(d) Nasional. Adapun burung yang paling sering dilombakan terbagi menjadi 3 kelompok besar
(fighter , semi fighter dan non fighter ) dengan 11 jenis burung di dalamnya. Kelompok fighter
terdiri dari burung-burung yang bisa berkicau ketika ada lawannya yaitu burung jenis kacer,
burung jenis murai batu dan burung jenis kolibri (gambar 4).
9

Gambar 4.burung kacer, murai batu dan kolibri (kiri-kanan).
Kelompok semi fighter terdiri dari burung-burung yang bisa berkicau tanpa ada lawan,
namun berkicau lebih hebat ketika ada lawannya yaitu burung jenis kenari, burung jenis cucak
hijau, burung jenis cucak jenggot dan burung jenis beranjangan (gambar 5).

Gambar 5. Burung kenari, cucak hijau, cucak jenggot dan beranjangan (kiri-kanan).
Kelompok non fighter terdiri dari burung-burung yang bisa berkicau tanpa ada lawan, yaitu
burung jenis anis merah, burung jenis anis kembang, burung jenis pleci dan burung jenis
lovebird (gambar 6).

Gambar 6. Burung anis merah, anis kembang, pleci dan lovebird (kiri-kanan).

Deskripsi Hasil Temuan
Kota Bekasi memiliki perkembangan kicaumania yang pesat karena di kota ini banyak juara
lomba dan kicaumania tinggal di kota ini, tingkat kejenuhan warga Kota Bekasi tinggi, mencari
hiburan yang mudah dan murah di lomba kicau burung. Di Kota Bekasi terdapat lebih dari 20
gantangan (latihan bersama) setiap harinya. Paling banyak terdapat di Kecamatan Bekasi Utara
(10 gantangan), Kecamatan Bekasi Selatan (5 gantangan) dan sisanya di kecamatan lainnya.
10

Lomba kicau burung tidak memerlukan banyak fasilitas dan pengunjungnya menjadikan
perjalanan sebagai pengalaman tersendiri. Hal ini terlihat dari perilaku para pengunjung (juri,
dan peserta lomba) yang kerap menceritakan kisah dan perjalanan mengikuti lomba di nusantara
selain diskusi soal burung peliharaan. Tidak sedikit uang berputar di dalam suatu ajang lomba
kicau burung. Dari segi hadiah, sudah merupakan daya tarik tersendiri.

Musium Rekor

Indonesia (MURI) mencatat sebuah berhadiah total 3 milyar rupiah di tahun 2012 (Turut, 2012).
Saat ini ramai kicaumania lebih banyak dimotivasi oleh ikut trend, mencari keuntungan, mencari
hiburan, bukan sekedar hobi.
Lomba kicau burung pun kini telah menjadi suatu atraksi yang dapat menarik pengunjung
dalam jumlah besar. Omah Kebon suatu tempat konvensi yang terletak di Jalan Pekayon Raya
Bekasi menggelar lomba dan pameran burung berkicau saat melakukan pembukaan (grand
launching) pada 1 Oktober 2017. Penyelenggaraan atraksi ini merupakan kerjasama dengan

organisasi penggemar burung kicau BnR dengan 5 kelas yang diperlombakan yaitu PJ2, Pitstop,
Omah Kebon, Wijaya dan Linggo’s (kelas utama) dengan hadiah untuk juara pertama mulai dari
400 ribu rupiah hingga 2 juta rupiah dan bonus 1 juta rupiah, piala dan piagam penghargaan.
Biaya keikutsertaan yang dikenakan bagi peserta lomba mulai dari 30 ribu rupiah hingga 150
ribu rupiah. Menurut pengunjung yang juga menjadi peserta lomba menilai lokasi lomba di
Omah Kebon sangat nyaman, sejuk, tenang, dan asri. Panitia juga menyediakan aneka doorprize
menarik, antara lain liburan ke Bali berupa tiket pesawat pulang pergi dan menginap di hotel
selama 3 hari 2 malam, sangkar buatan Oriq Jaya, sepeda, kipas angin, dan hadiah lainnya
Perkembangan teknologi dan komunikasi atau yang lebih dikenal dengan ICT ( Internet
Communication Technology) telah mendorong kicaumania ke ranah online juga. Informasi

seputar jadwal dan dokumentasi lomba kini muncul di Youtube, Facebook, lama web BnR,
Ronggolawe. Bahkan kini kicaumania dapat menikmati informasi dan tanya jawab dari aplikasi

yang bisa diunduh dari Google Play bagi pengguna smartphone Android dan mengunduh dari
App Store bagi pengguna gadget Apple . Tidak hanya berhenti di sini, kicau burung juara lomba

pun sudah tersedia dalam bentuk aplikasi dari kedua situs terssebut termasuk juga dalam bentuk
format motion picture experts group audio layer3 atau lebih dikenal dengan mp3 dan bisa
digunakan sebagai nada derring maupun nada panggilan. Penjualan peralatan, pakan dan burung
kicau sendiri pun kini bias dilakukan melalui mal virtual seperti Tokopedia , OLX, Matahari Mall
dan Bukalapak. Produknya pun kini merambah hingga ke kaos, topi dan celana bergambar
burung maupun salah satu burung juara lomba kicau.

11

Mengoleksi burung tidak hanya sekedar hobi, namun juga sebagai status sosial (gengsi),
tradisi dan romantisme yang menghadirkan suasana pegunungan atau pedesaan serta kenikmatan
bila mendengarkan kicauannya. Memelihara burung kicauan ibarat rokok atau candu. Semakin
rajin mengikuti lomba, semakin besar keinginan memiliki burung bagus. Jika sudah demikian,
harga burung seringkali menjadi nomor kesekian. Memelihara burung dan memberikannya
makan secara rutin (2 kali sehari, pagi dan sore) dapat mengenal dan memahami perilaku
burung. Tahu kapan ingin dimandikan, sakit (batuk-batuk). Untuk burung tipe fighter lebih
gemar memakan jangkrik hidup dibandingkan biji-bijian atau pakan buatan pabrik. Para
kicaumania sendiri menyukai burung tangkapan alam ketimbang burung hasil penangkaran atau
breeding (dicirikan dengan mengenakan ring di salah satu kakinya), karena adanya mitos

kepercayaan bahwa hasil alam itu lebih kuat dan kicauannya bagus. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Pak Adhy, ternyata sejak burung kacer gacoan beliau yang bernama Upin
sangat dikenal sebagai juara lintas panitia penyelenggara atau juara lintas

event

organizer (EO) untuk kelas burung kicau kacer. Di tahun 2015 bersama Upin, beliau meraih

peringkat 15 nasional di Piala Ronggolawe lalu menjadi peringkat 7 nasional untuk kelas burung
jenis kacer . Di tahun 2016, mereka bertarung di ajang lomba kicau burung nasional BnR yaitu
piala Presiden dan meraih peringkat 2 nasional. Beliau hanya kalah sedikit poin alias tipis
dengan juara nasional. Masih di tahun yang sama meraih pula peringkat 2 nasional di ajang piala
Radja yang diselenggarakan oleh PBI. Duet ini pun sempat terjun ajang lomba kicau nasional
piala Pasundan yang dilaksanakan di Bandung oleh Rajawali di tahun 2017 ini dan menempati
peringkat 12 nasional. Kemudian di ajang regional beliau meraih juara 1 bersama untuk burung
kicau jenis kacer bersama Upin. Di ajang nasional yang diselenggarakan oleh Silobur di Jakarta
yaitu piala Indojaya Upin menempati peringkat 3 nasional. Dengan segudang prestasinya di
ajang nasional, Upin pun sering menyabet beberapa penghargaan sekaligus di dalam suatu lomba
tingkat kecamatan atau kota/kabupaten.
Berdasarkan penuturan Pak Adhy, maka 6 organisasi kicaumania memiliki perlombaan kicau
burungnya masing-masing mulai dari tingkat kecamatan hingga tingkat nasional. Organisasi
kicaumania dan perlombaan kicau burung nasionalnya. Beberapa panitia (EO) lomba tingkat
kota, propinsi atau nasional, juri penilai berlisensi dari EO tersebut, mensyaratkan menggunakan
pakan dan aksesoris (kandang) yang dikeluarkan oleh EO tersebut. Hal ini juga merupakan ajang
promosi produk dari penyelenggara lomba. Selain mendapatkan pemasukan dari tiket
kepesertaan lomba (kapasitas 70 gantangan untuk setiap kategori), penyelenggara lomba
mendapatkan penjualan produk dan pemasukan dari sponsor lainnya. Untuk lomba yang
diadakan oleh PBI mendapat respon paling tinggi diantara kicau mania. Hal ini lebih karena
12

apresiasi terhadap organisasi burung tertua di Indonesia ini yang berdiri sejak tahun 1973. Selain
itu, gengsi dan juga agar dikenal menjadi faktor berikutnya karena banyak kicaumania senior dan
level nasional hadir dan unjuk gigi di sini, meskipun tiket dan hadiah lomba tidak sefantastis
lomba yang diadakan BnR.

Tabel 2. Organisasi Penyelenggara Lomba Kicau Burung
Organisasi

Perlombaan Kicau Burung Nasional

PBI

Piala Radja,

Diselenggarakan 1 tahun 3 kali,

(Pelestari Burung Indonesia)

Piala Paku Alam

Tiket = Rp. 700,000,Hadiah utama = Rp. 7.000.000-

BnR

Piala Presiden

(Boy and Rot)

Diselenggarakan 2 tahun 1 kali.
Tiket = Rp. 3.500.000
Hadiah utama = Avanza

BnR Awards

Diselenggarakan 1 tahun 1 kali
Tiket = Rp. 5.000.000
Hadiah utama = Avanza

Ronggolawe

Piala

Diselenggarakan 1 tahun 1 kali.

Ronggolawe,

Tiket = Rp. 750.000

Piala Panglima

Hadiah utama = Rp. 20.000.000

Silobur

Piala HUT Kicau Diselenggarakan 1 tahun 1 kali.

(Sistem Lomba Burung)

Mania

Tiket = Rp. 300.000
Hadiah utama = Rp. 3.000.000

Rajawali

Piala Pasundan

Diselenggarakan 1 tahun 1 kali.

(Bandung)

Tiket = Rp. 500.000
hadiah utama = Rp. 5.000.000

Indojaya Nusantara

Piala Indojaya

Diselenggarakan 2 tahun 1 kali.
Tiket = Rp. 300.000
hadiah utama = Rp. 900.000

Sumber: Hasil penelitian
Secara umum, penilaian terhadap suara kicau burung dinilai dari; (1) durasi atau lama burung
berkicau; (2) irama lagu; (3) volume suara; (4) kerapihan atau penampilan. Para juri juga
memiliki istilah tersendiri.Misalnya terkait penampilan adalah galak nyemplung, gaya teler , gaya
pinguin, gaya doyong, dan nabrak jeruji. Sedangkan untuk suara terdapat istilah tembakannya
13

cililin, kompor beleduk, gereja tarung , ngobra rol tembak. Karena ajang ini sarat dengan ajang

adu gengsi, ada juga peserta yang melakukan praktik yang tidak wajar seperti memberikan janjijanji (palsu) kemenangan, mmberi hadiah TV 32” kepada setiap juri, memakaikan susuk kepada
burung kicau, menggunakan balck magic, roh halus, jin, menggunakan dupa dan nyanyi-nyanian
yang dapat membuat burung lawan sakit atau takut sehingga tidak dapat berkicau dan kalah.
Selain itu faktor kedekatan dengan juri juga dapat memberikan penilaian yang tidak adil.
Burungnya tidak bagus bagus amat, malah selalu menjadi juara di setiap lomba yang diadakan
oleh EO tersebut. Namun saat ikut kejuaraan yang diadakan EO lain, kalah telak. Kelihaian kicau
burung terbukti ketika telah dapat mengikuti lomba kicau dan menjadi juara lintas EO, seperti
Upin Kacer milik Adhy Suprapto dari Kecamatan Bekasi Utara yang ditakuti kicaumania lain
mulai dari Cilegon hingga Surabaya.
Pembahasan
Lomba Kicau Burung

Lomba kicau burung esensinya merupakan ajang adu gengsi, melalui kontes kicau burung
peliharaan milik seseorang. Tidak hanya sekedar berusaha untuk mendapatkan hadiah atau
keuntungan ekonomis dari uang hadiah namun juga peringkat juara punya nilai jual sendiri
dalam meningkatkan nilai burung kicau dan pamornya di kalangan kicaumania . Lomba kicau
burung bukan hanya sekedar ajang berkumpulkumpul, berbagi dan bertukar informasi seputar
tips dan trik memelihara burung kicau. Atraksi ini bila dimanfaatkan dengan baik dapat memiliki
dampak ke sektor pariwisata, ekonomi dan bahkan politik (suara), mulai dari lomba tingkat
kecamatan, kota/kabupaten, propinsi bahkan nasional. Lomba kicau burung juga meningkatkan
jumlah wisatawan secara langsung yang mengunjungi atraksi ini dan yang tidak langsung seperti
sanak keluarga yang mendampingi kicau mania sambil berwisata ke destinasi yang tidak jauh
dari lokasi lomba.

Pengunjung Lomba Kicau Burung

Tempat perlombaan kicau burung sendiri merupakan sebuah atraksi wisata yang dapat
dinikmat para pengunjungnya. Untuk ajang lomba besar secara umum pengunjung menyukai bila
memiliki tempat perlombaan yang nyaman, areal lahan parkir yang luas, ada taman bermain
untuk anak-anak karena umumnya pengunjungnya keluarga. Tidak sedikit pula peserta lomba
membawa sanak keluarga ke arena lomba untuk unjuk gengsi, rekreasi bersama keluarga dan
edukasi terhadap keluarga (anak) tentang hobi orangtuanya. Pengunjung yang berasal dari luar

14

kota mengandalkan rumah sanak keluarga, rumah teman, hotel (melati) yang dekat lokasi lomba
atau tempat dengan kemudahan akses menuju lokasi lomba dari stasiun kereta api, terminal bus.

Tabel 3. Pengunjung Lomba Kicau Burung dan Motivasinya
Ragam
Pengunjung
Peserta Lomba

Motivasi Pengunjung

Kebutuhan
Maslow

Adu gengsi kicauan burung peliharaannya (prestise )

Aktualisasi diri

Menaikan harga burung sebagai juara lomba

Penghargaan

Mendapatkan hadiah lomba dan sponsor

Keamanan

Silaturahim dengan rekan kicaumania

Kepemilikan

Menikmati hiburan

Keamanan

Mendukung anggota keluarga

Kepemilikan

Panitia (EO)

Mendapatkan keuntungan

Keamanan

Juri

Mendapatkan penghasilan

Keamanan

SPG

Mendapatkan penghasilan

Keamanan

MC

Mendapatkan penghasilan

Keamanan

Menjadi lebih dikenal dan menaikan tarif

Penghargaan

Sponsor

Mendapatkan keuntungan

Keamanan

Media

Mencari berita, liputan, wawancara

Keamanan

Kicaumania

Menonton lomba (hiburan)

Keamanan

Membeli burung dari peserta/juara

Penghargaan

Membeli pakan dan aksesoris

Keamanan

Menjual burung peliharaan

Keamanan

Pedagang

Mendapatkan keuntungan

Keamanan

Pemerintah

Membina hubungan

Kepemilikan

Partai Politik

Mencari dukungan suara

Kepemilikan

Keluarga

Sumber: Hasil penelitian
Saat observasi dan wawancara di lapangan, tidak ditemukan pengunjung yang datang dengan
motivasi memenuhi kebutuhan mendasar (fisiologis), karena pada dasarnya sudah terpenuhi.
Untuk ajang lomba tingkat kecamatan (latihan bersama) sempat dijumpai pemulung dan
pengemis, namun namun tidak melakukan kegiatan meminta-minta untuk mendapatkan makanan
atau minuman. Kebanyakan orang membeli secara impulsif, atau atas dorongan yang muncul

15

tiba-tiba (Wilopo, 2010). Hal ini terlihat saat berada di ajang lomba yang sarat adu gengsi ini dan
merupakan ajang yang tepat untuk melakukan promosi produk.
Peneliti kesulitan mengetahui pengelolaan lomba kicau burung skala besar, maka mencoba
mempelajarinya di level kecamatan (latihan bersama atau latber). Dari narasumber, didapatkan
bahwa untuk melakukan usaha atau menjadi EO latihan bersama tetap (setiap hari) diperlukan
modal sekitar 40 juta rupiah. Pengeluaran ini digunakan untuk sewa lahan, membeli tenda dan
gantang (tempat menggantung burung untuk dilombakan), membeli kursi yang digunakan untuk

mencapai gantang, pembelian meja dan kursi juri, membuat pagar pembatas, honor juri dan
pembuatan piagam serta sertifikat, biaya koordinasi dengan pihak RT, RW, Kepala Desa atau
Lurah, Babinsa dan Camat. Pemasukan didapatkan dari tiket peserta. Keuntungan mengadakan
latihan bersama setiap harinya berkisar di antara 1,5 hingga 4 juta rupiah. Lomba tingkat
kecamatan (latihan bareng) tidak ada sponsor, namun akan diramaikan oleh warga sekitar yang
menikmati hiburan ini, pedagang asongan dan jual beli burung di antara kicaumania .

PENUTUP

Simpulan
1) Lomba kicau burung merupakan atraksi pariwisata yang menarik dan banyak pihak yang
terlibat di dalamnya..
2) Pengunjung lomba kicau burung beragam tidak hanya peserta lomba dan keluarganya,
panitia lomba, juri, SPG, MC sponsor, media namun juga pedagang, pemerintah partai politik
dan para kicaumania sendiri.
3) Terdapat berbagai motivasi berkunjung ke lomba kicau burung, diantaranya prestise , hadiah,
popularitas, silaturahim, meliput mendapatkan penghasilan dan mendukung anggota
keluarga.
4) Para pengunjung lomba kicau burung melakukan berbagai kegiatan mulai dari ikut lomba
dan berbelanja, sambil menikmati hiburan dengan tontonan lomba kicau burung.
5) Pengelolaan lomba kicau burung dilakukan olah panitia penyelenggara dari salah satu dari 6
organisasi, yaitu PBI, BnR, Ronggolawe, Silobur, Rajawali dan Indojaya Nusantara.
Saran
1) Bagi Pemerintah, lomba kicau burung dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi
kemiskinan dan menekan angka pengangguran di Indonesia.
16

2) Bagi pengelola destinasi wisata, lomba kicau burung menjadi fenomenal belakangan ini dan
sebagai sebuah atraksi wisata yang dapat meningkatkan kunjungan wisata. Pengunjungnya
beragam dengan berbagai motivasi dan aktivitas yang dapat dilakukan di ajang yang sarat
beradu gengsi ini.
3) Bagi wisatawan, kini berwisata tidak harus mahal dan menguras uang banyak. Wisatawan
dapat menikmati suasananya dan romantika seperti berada di alam pedesaan dengan
berkunjung ke lomba kicau burung meskipun masih berada di tengah kota.
Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk wilayah Bekasi dan selama waktu penelitian, dapat
menjadi berbeda apabila dilakukan di tempat lain maupun dengan waktu yang berbeda.
Keterbatasan Penelitian dan Riset Berikutnya
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu penelitian ini berupa studi kasus dan
obyek penelitian ini hanya di wilayah Kota Bekasi. Perkembangan atraksi wisata lomba kicau
burung di Indonesia tidak bisa digambarkan melalui penelitian ini. Keterbatasan hasil penelitian
ini belum dapat dibuktikan dengan respon dari komunitas, penggemar maupun stakeholder lain
dari lomba kicau burung.
Untuk penelitian berikutnya disarankan menggunakan metode kuantitatif untuk mendapatkan
respons dengan menggunakan kuesioner. Selain itu penelitian kualitatif serupa dapat dilakukan
di wilayah lain di Indonesia atau dalam skala yang lebih luas tidak hanya di Bekasi. Tidak semua
burung dilombakan dari kicaunya, ada juga dilombakan karena keindahannya, contohnya
Perkutut. Saat melakukan telaah pustaka, ditemukan adanya perkumpulan penghobi Persatuan
Pelestarian Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) telah berdiri di Surabaya sejak 1957. Pembeli
burung banyak dari WNA asal Malaysia, Singapura maupun Bangkok (Thailand), datang ke
Kota Surabaya dan belanja sepasang burung perkutut dengan harga mencapai puluhan juta
rupiah.

DAFTAR RUJUKAN
Agmasari. 6 Kebutuhan wisatawan Indonesia saat Liburan ke Luar Negeri. Kompas. 28
Desember

2016.

(Online).

http://amp/kompas.com/travel/read

Diakses

pada:

21

April

2017.

Link:

/2016/12/28/201000327/6.kebutuhan

.

wisatawan.indonesia.saat.liburan.ke.luar.negeri
17

Agus, R. Kunjungan Wisman 2016 Lebihi Target 12 Juta Orang. 18 Febuari 2017. Diakses pada
1

Juni

2017.

(Online).

Link:

http://industri.bisnis.com/read/20170218

/12/

629896/kunjungan-wisman-2016-lebihi-target-12-juta-orang
Arga, T.Q. Berita B4. Laman facebook B4-Bersatu Burung Berkicau Bekasi. 21 Agustus 2017.
(Online). Diakses pada 1 Oktober 2017.
Andayani, N.L.H. 2014. Manajemen Pemasaran Pariwisata. Graha Ilmu.Yogyakarta. Cetakan
pertama. 86 halaman.
Badan Pusat Statistik. 201 7. Konsep dan Definisi Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara.
(Online). Di akses pada 1 Oktober 2017. Link: http://www.bps.go.id
Badan Pusat Statistik. 2016. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara menurut pintu masuk
dan kebangsaan. Desember 2016.
Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. 2017. Kota Bekasi Dalam Angka. BPS Kota Bekasi. Bekasi.
360 halaman.
Batubara, H. Bak pertandingan sepakbola, lomba kicaumania juga riuh suporter: Ayo, suit suit!.
(Online). 14 Mei 2016. Diakses pada 1 Mei 2017. Link: http://news.detik.com
/berita/3126384/bak-pertandingan-sepakbola-lombakicau-mania-juga-riuh-suporter-ayosuit-suit
Hidayat, A.S. 2015. Persiapan Sektor Pariwisata Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015. LIPI. Jakarta. Cetakan pertama. 202 halaman.
Kementrian Pariwisata RI. 2016. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata Tahun
2015. Biro Perencanaan dan Keuangan Kementrian Pariwisata RI. Jakarta. 147 halaman.
Kementrian Luar Negeri RI. Naik 15 Persen, UNWTO Apresiasi Peningkatan Jumlah Turis
Internasional ke Indonesia. 24 Februari 2017. Diakses pada 1 Oktober 2017. (Online).
Link: https://www.kemlu.go.id/id/ berita/ berita-perwakilan / pages / UNWTO-apresiasipeningkatan-jumlah-turisinternasional-ke-indonesia-tahun-2016-yang-mencapai-12.023juta%2cnaik15%2c54 persen.aspx.
Noviyanti, S. Biaya perjalanan jadi kendala wisnus jlajahi Indonesia. 8 September 2014.
Kompas.com. (Online). Link: http://kompas.com/AFmVRE
Pemerintah Republik Indonesia. Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Poerwanto, E. Wisatawan Indonesia ke Luar Negeri Tembus 8 Juta Orang. 14 Mei 2016.
Bisniswisata.co.id. (Online). Diakses pada 12 Juni 2017. Link: http:// bisniswisata.co.id/
2016-wisatawan-indonesia-ke-luar-negeritembus-8-juta-orang/
STIEPARI. 2013. Pedoman Penyusunan Tesis. Program Pascasarjana STIEPARI. Semarang. 86
halaman.
18

Tamimi, M.A. 2014. Analisa Sosial Ekonomi Dan Tataniaga Burung Kicau Di Kabupaten
Jember. Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi. Universitas
Jember. Skripsi. 76 halaman.
Turut, R. 2012. Memelihara 42 Burung Ocehan Populer. Penebar Swadaya. Depok. Cetakan
ketiga. 138 halaman.
Wilopo, T.H. 2010. 101 Tips Kilat Menjual Apa Saja Kepada Siapa Saja. Media Pressindo.
Yogyakarta. 192 halaman.
Yahya, A. 2016. Kinerja Kementrian Pariwisata. materi disampaikan dalam jumpa pers di
Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta
Pusat, Rabu (21/12/2016).
Yan. Lomba Burung Berkicau Piala Bekasi Raya Tembus 2100 Peserta. 17 November 2016.
(Online). Diakses pada 1 Mei 2017. Link: http://www.mediaronggolawe.com/lombaburung-berkicau-piala-bekasi-raya-tembus-2100-peserta-daftar-juara.html.
Zuhriyah, D.A. 2019, Industri Pariwisata Sumbang Devisa US$24 Miliar. 1 Oktober 2017.
(Online). Diakses pada 17 Otober 2017. Link: m.bisnis.com/travelling.read/20171001/
224/ 700115/2019-indus.

19