BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Pengertian Profitabilitas - Analisis Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profitabilitas

2.1.1 Pengertian Profitabilitas

  Tujuan akhir yang ingin dicapai sebahagian perusahaan adalah

  • – memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping tujuan tujuan yang lain. Dengan memperoleh laba yang maksimal, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik dan karyawan, meningkatkan mutu produk serta melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam prektiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas.

  Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Serta menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan tot al aktiva maupun modal sendiri”.

  . Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat

  dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi atau maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan.

2.1.2 Rasio Profitabilitas

  Menurut Kasmir (2008:196) “rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio profitabilitas ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

  Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya dilakukan pengukuran ini adalah untuk memperlihatkan perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan.

  Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah manajemen telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, manajemen dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode tertentu ataupun sebaliknya. Oleh karena itu, rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen. Rasio profitabilitas yang dipakai dalam penelelitian ini, adalah:

2.1.2.1 Return on Equity (ROE)

  Menurut Kasmir (2008:204) “hasil pengembalian ekuitas atau Retun on Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”. Return on Equity ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Rasio ini digunakan sebagai indikator ataupun sumber informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dilihat dari return yang diterima oleh investor.

  Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin meningkatkan ROE. Maka semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik. ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal sendiri (ekuitas) yang berasal dari setoran pemilik, laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan.

  Return on Equity (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Contoh perhitungan nya adalah PT.Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki laba bersih sebesar 83.376.000.000 serta ekuitas sebesar 209.122.000.000, maka rasio Return on Equity PT. Akhasa Wira International Tbk adalah sebesar:

  Return on Equity PT.Akhasa Wira International Tbk pada

  tahun 2012 sebesar 0,4 ini mengalami kenaikan dari tahun 2011 sebesar 0,21, hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan meningkat.

2.2 Leverage Keuangan

2.2.1 Pengertian Leverage

  Untuk menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang seharusnya. Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang. Dana juga dibutuhkan untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha atau investasi baru. Artinya didalam perusahaan harus selalu tersedia dana dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat yang dibutuhkan.

  Untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana, perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana yang digunakan. Pemilihan sumber dana ini tergantung dari tujuan, syarat-syarat keuntungan dan kemampuan perusahaan. Pada umumnya sumber dana dapat diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman baik dari bank atau lembaga keuangan lainnya.

  Sumber dana modal sendiri memiliki kelebihan yaitu mudah diperoleh dan beban pengembalian yang relatif lama, kekurangan modal sendiri yaitu jumlah yang relatif terbatas. Sedangkan dalam perolahan dana melalui modal pinjaman, memiliki kelebihan yaitu jumlah yang relatif tidak terbatas, dan memiliki kekurangan yaitu persyaratan untuk memperoleh modal pinjaman relatif sulit.

  Karena masing

  • – masing sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangan, maka perlu dilakukan kombinasi dari masing
  • – masing sumber dana dan harus dipertimbangkan agar tidak membebani perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kombinasi dari sumber dana dikenal dengan nama rasio penggunaan dana pinjaman atau dikenal dengan rasio leverage (solvabilitas).

2.2.2 Manfaat Rasio Leverage

  Beberapa manfaat rasio leverage adalah untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya, untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal, untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva, untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapatsekian kalinya modal sendiri dan untuk menganalisis atau mengukur berapa bagaian dari setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

2.2.3 Jenis-Jenis Rasio Leverage

  Pada umumnya penggunaan rasio leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan, perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing

  • – masing jenis rasio

  leverage yang ada. Beberapa jenis rasio levrage yang sering

  digunakan oleh perusahaan, yaitu:

2.2.3.1 Debt to Equity Ratio

  Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan

  untuk menilai utang dengan ekuitas. Rumus untuk mencari debt

  to equity ratio adalah:

  Contoh perhitungan debt to equity ratio, PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki total utang sebesar Rp. 179.972.000.000 serta memiliki ekuitas Rp.

  209.122.000.000, maka Debt to Equity Ratio PT Akhasa Wira International Tbk adalah sebesar:

  Debt to Equity Ratio PT Akhasa Wira International Tbk

  sebesar 0,86 ini mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 1,51. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah risiko pembayaran utang oleh perusahaan.

2.2.3.2 Debt to Asset Ratio (debt ratio)

  Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perandingan antara total utang dengan total aktiva.

  Rumus untuk mencari debt ratio adalah: Contoh perhitungan Debt to Asset Ratio, PT Akhasa

  Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki total debt sebesar 179.972.000.000 dan memiliki total asset sebesar 389.094.000.000, maka Debt to Asset Ratio PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 adalah:

  Debt to asset PT Akhasa Wira International Tbk sebesar 0,46 pada tahun 2012 ini mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva.

  2.2.3.3 Long Term Debt to Equity Ratio Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio utang

  jangka panjang dengan modal sendiri. Rumus untuk mencari

  Long Term Debt to Equity Ratio adalah:

  Contoh perhitungan Long Term Debt to Equity Ratio, PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki utang jangka panjang Rp. 81.348.000.000 serta memiliki ekuitas Rp.

  Rp. 209.122.000.000, maka Long Term Debt to Equity Ratio PT Akhasa Wira International Tbk tahun 2012 adalah:

  Long Term Debt to Equity PT Akhasa Wira International

  Tbk pada ahun 2012 sebesar 0,38 ini mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 0,91. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan ekuitas untuk dijadikan jaminan atas utang jangka panjang semakin besar.

  2.2.3.4 Tangible Asset Debt Coverage Tangible Asset Debt Coverage merupakan rasio yang

  digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.

2.2.3.5 Fixeds change coverage

  Fixed Charged to Coverage adalah rasio yang

  menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi biaya pendanaan tetap, seperti bunga dan sewa.

2.2.4 Rasio Leverage

  Menurut Kasmir (2008: 151) “rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang”. Pengertian rasio leverage dalam arti yang luas, leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

  Menurut Fred Wetson, “rasio leverage memiliki tiga implikasi yaitu kreditor mengharapkan ekuitas sebagai marjin keamanan, pemilik memperoleh manfaat dengan pengadaan dana melalui utang, serta bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari dana yang dipinjam dibanding dengan bunga yang dibayar maka pemilik mendapat pengembalian yang lebih besar”. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

2.2.4.1 Debt to Asset Ratio (DAR)

  Debt to Total Aseet Ratio merupakan rasio utang yang

  digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Apabila Debt to Asset Ratio tinggi, pendanaan dengan utang semakin banyak , maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman. Namun apabila Debt to Asset Ratio rendah, maka semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Maka rumus mencari debt ratio adalah:

  Contoh perhitungan Debt to Asset Ratio, PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki total Debt sebesar 179.972.000.000 dan memiliki total Asset sebesar 389.094.000.000, maka Debt to Asset Rsatio PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 adalah:

  Debt to Asset PT Akhasa Wira International Tbk sebesar 0,46 pada tahun 2012 ini mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva.

2.2.4.2 Debt to Equity Ratio (DER)

  Debt to Equity Ratio merupakan rasio rasio yang

  digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Menurut

  Brigham dan Houston (2006:107) “Rasio total hutang terhadap total ekuitas, yang pada umumnya disebut Debt To

  Total Equity Ratio (DER), untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang.

  Rasio DER ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang dengan ekuitas. Debt to Equity Ratio berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

  Semakin besar DER, maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan.

  Dan apabila Debt to Equity Ratio rendah, maka akan semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian.

  Setiap perusahaan memiliki Debt to Equity Ratio yang berbeda

  • –beda sesuai dengan karakteristik bisni masing-masing perusahaan. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio ynag lebih tinggi dari rasio kas yang kurang stabil. Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio adalah:
Contoh perhitungan Debt to Equity Ratio, PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki total utang sebesar Rp.179.972.000.000 serta memiliki ekuitas Rp.209.122.000.000, maka Debt to Equity Ratio PT Akhasa Wira International Tbk adalah sebesar:

  Debt to Equity Ratio PT Akhasa Wira International Tbk

  sebesar 0,86 ini mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 1,51. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah risiko pembayaran utang oleh perusahaan.

2.3 Working Capital to Total Asset

  Working Capital to Total Asset Ratio (WCTA) adalah rasio yang

  digunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto). Working Capital to Total Asset Ratio dapat diukur dengan rumus berikut:

  Contoh perhitungan Working Capital to Total Asset, PT Akhasa Wira International Tbk pada thun 2012 memiliki modal kerja bersih sebesar Rp.

  92.865.000.000 serta memiliki total aktiva sebesar 389.094.000.000, maka

  Working Capital to Total Asset PT Akhasa Wira International Tbk pada

  tahun 2012 adalah sebesar:

  Working Capital to Total Asset PT Akhasa Wira International Tbk

  sebesar 0,23 pada tahun 2012 ini mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebebsar 0,169. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perolehan aktiva dengan menggunakan modal kerja bersih meningkat.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

  No Nama

  Peneliti Judul

  Variabel yang digunakan Hasil penelitian

  Beberapa penelitian terdahulu yang dapat ditelaah adalah sebagai berikut :

  Pengaruh Modal Kerja dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

  Equity multiplier

  (Debt) , Total

  Asset Turnover

  (TATO), Firm

  Size (Fs) dan BI rate , Return on Equity(ROE)

  Debt, TATO dan Fs berpengaruh positif dan BIrate berpengaruh negatif terhadap ROE

  1 Lestari (2011)

  2 tina Pengaruh Leverage Leverage

  Return On Equity (2011) Keuangan terhadap ( ROE), Leverage Keuangan,

  Profitabilitas pada Keuangan (DER), Perputaran Perusahaan Logam Perputaran Total Total Aktiva, dan Sejenisnya Aktiva, Ukuran Ukuran Yang Terdaftar di Perusahaan dan Perusahaan, dan Bursa Efek Suku Bunga BI Suku Bunga Indonesia Bank Indonesia

  Tidak Berpengaruh Signifikan Baik Secara Parsial Maupun Simultan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

  3 Pengaruh Leverage Debt to Total Leverage

  Sinabang Keuangan Terhadap Assets (DAR) , Keuangan,

  (2012) Profitabilitas pada Debt to Total Perputaran Perusahaan Tekstil Equity (DER), Total Aktiva dan Garmen yang Total Assets T i d a k Terdaftar di Bursa Turnover, dan Berpengaruh Efek Indonesia Return On Signifikan Baik Equity Secara Parsial.

  Secara Simultan b e r p e n g a r u h terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1. Endang Lestari (2011)

  Judul penelitian adalah Pengaruh Modal Kerja dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah Equity

  Multiplier (Debt) , Total Asset Turnover (TATO), Firm Size (Fs) dan BI Rate . Sedangkan variabel dependennya adalah Return on Equity

  (ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt, TATO dan Fs berpengaruh positif terhadap ROE dan BIrate berpengaruh negatif terhadap ROE.

  2.tina (2011) Judul Penelitian adalah Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap

  Profitabilitas pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah

  

Leverage Keuangan (DER), perputaran total aktiva, ukuran

  perusahaan dan Suku Bunga BI. Sedangkan variabel dependennya (ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

  Return on Equity

  Leverage keuangan, perputaran total aktiva, ukuran perusahaan dan suku bunga Bank Indonesia secara simultan tida berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

  3. inabang (2012)

  Judul penelitian adalah Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap

  Profitabilitas pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah

  Debt to Total Assets (DAR) , Debt to Total Equity (DER), Total Assets Turnover. Sedangkan variabel depdnden yang digunakan

  adalah Return on Equity (ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Leverage keuangan (Debt to Total Assets dan Debt to Total

  Equity ) dan perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) secara

  simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Return On

  Equity ) sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansi F sebesar 0,002 < 0,05.

2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.5.1 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual (kerangka teoritis) merupakan landasan dari keseluruhan proses penelitian. Secara logis mengembangkan, menguraikan, dan menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi antar variabel yang diperlukan unutk menjawab masalah penelitian.

  Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis yang membangun konsep setiap variabel penelitian ini, maka dapat disajikan kerangka konseptual pada gambar 2.1 berikut: Debt To Total Equity (DER) H1

  (X 1 )

  1 Return On Equity

  (X 2 )

  Debt To Total Asset (DAR) H2

  (ROE) (Y1)

  2 H3

  (X 3 )

  Working Capital To Asset

  2 Gambar 2.1

  Kerangka Konseptual

  Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab akibat). Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu Debt To Asset Ratio (X

  1 ), Debt To Equity Ratio (X 2 ), Working Capital to Asset Ratio (X 3 )

  diasumsikan akan mempengaruhi variabel dependen yang telah ditentukan yaitu Return on Equity (Y).

  Rasio leverage adalah untuk kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut saat itu di likuidasi, dengan kata lain berati kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang- hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Tinggi rendah leverage keuangan dapat mempengaruhi tingkat pencapaian profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya yang ditimbulkan oleh hutang (cost of debt

  • – kd ) lebih kecil daripada
biaya modal sendiri (cost of equity

  • – ke ), maka sumber dana yang

  berasal dari pinjaman atau hutang akan lebih efektif dalam mengahasilkan laba (meningkatkan ROE)

  Working Capital to Total Asset Ratio (WCTA) berguna untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto).

2.5.2 Hipotesis Penelitian

  Menurut Murti dan Salamah (2005:32), “Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan sementara yang diungkapkan secara deklaratif”. Pernyataan atau dugaan diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu:

  H1 : Leverage keuangan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  H2 : Working capital to asset berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  H2 : Leverage Keuangan, working capital to asset berpengaruh

  secara simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 98 90

Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 86

Efek Intellectual Capital dan Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 6 7

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan - Pengaruh Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Operasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal - Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 19

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Profitabilitas 2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas - Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas - Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indones

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas - Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Pada Periode 2010-2012

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas - Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Serta Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Intellectual Capital Industri Keuangan di Bursa Efek Indonesia

0 0 17