BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang manusia dalam suatu masyarakat, sering menderita kerugian akibat

  suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barang- barangnya dicuri, tabrakan, mendapat kecelakaan dalam perjalanan di darat, di

   laut, dan di udara, tanah dengan penuh tanaman kebanjiran air bah.

  Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari risiko, baik menyangkut jiwa maupun harta benda. Munculnya risiko mengenai bentuk dan kapan risiko itu terjadi tidak dapat diduga sebelumnya. Terhadap risiko yang muncul seseorang bisa menghindari, menghadapi, mengalihkan, maupun membaginya terhadap orang atau lembaga lain. Konsep pengalihan risiko (risk transfering) dan pembagian risiko (risk sharing) inilah yang melahirkan lembaga pertanggungan, atau yang lebih dikenal dengan asuransi. Dalam konteks Indonesia, mengenai lembaga pertanggungan (asuransi) sudah diatur sejak sebelum kemerdekaan, yaitu dalam Burgerlijke Wetboek (BW) atau lebih kita kenal dengan Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Kemudian secara khusus mengenai

   pertanggungan, diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD).

  Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) dalam Pasal 246 menyebutkan bahwa : “ Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, 1 2 Djoko Prakoso, Hukum Asuransi Indonesia, PT. Asdi Mahakarya, Jakarta, 2004, hal. 13 Khotibul Umam, Memahami & Memilih Produk Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang

   mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu”.

  Kehidupan dan kegiatan manusia, pada hakikatnya mengandung berbagai hal yang menunjukkan sifat hakiki dari kehidupan itu sendiri. Sifat hakiki yang dimaksud adalah suatu sifat tidak kekal yang selalu menyertai kehidupan dan kegiatan manusia pada umumnya.

  Keadaan tidak kekal tersebut mengakibatkan adanya suatu keadaan yang tidak dapat diduga terlebih dahulu secara tepat sebelumnya. Sehingga dengan demikian keadaan tersebut akan memberikan rasa yang tidak pasti pula. Keadaan yang tidak pasti terhadap setiap kemungkinan yang terjadi, baik dalam bentuk atau peristiwa yang belum tentu terjadi, akan menimbulkan rasa tidak aman yang umumnya disebut risiko.

  Dengan adanya akal budi, manusia berupaya untuk menanggulangi rasa tidak aman tersebut menjadi rasa aman, serta bergerak dari kondisi yang tidak pasti menjadi suatu kepastian. Usaha dan upaya manusia untuk menghindari dan melimpahkan risikonya kepada pihak lain itulah yang merupakan cikal bakal dari

3 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan.

  perasuransian (perusahaan asuransi) yang dikelola sebagai suatu kegiatan

   ekonomi.

  Pengangkutan mempunyai peranan yang sangat luas dan penting untuk pembangunan ekonomi bangsa. Dapat dilakukan melalui udara, laut dan darat untuk mengangkut orang dan barang. Perkembangan peradaban manusia, khususnya dalam bidang teknologi telah membawa peradaban manusia ke dalam

   suatu sistem transportasi yang lebih maju dibandingkan dengan era sebelumnya.

  Seiring dengan perkembangan era globalisasi dewasa ini, sarana transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya. Kekhawatiran terhadap ketidakpastian (uncertainty) menimbulkan kebutuhan terhadap perlindungan asuransi, ketidakpastian yang mengandung resiko yang dapat menjadi ancaman bagi siapapun melahirkan kebutuhan untuk mengatasi resiko kerugian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Resiko yang dihadapi dapat bersumber dari bencana alam, kelalaian, ketidakmampuan ataupun dari sebab-sebab lainnya yang tidak diduga sebelumnya, meskipun demikian tidak semua orang membeli asuransi dan tidak semua resiko diasuransikan. Bagi masyarakat umum, selain menghindarkan resiko, mencegah resiko dan menahan resiko yang dihadapi pada masa kini maupun di masa depan, asuransi merupakan suatu bentuk penyebaran

  4 Sri Redjeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta, 2001, hal. 3. 5 Sinta Uli, Pengangkutan : Suatu tinjauan Hukum Multmoda Transport, Angkutan Laut, Angkutan Darat, dan Angkutan Udara, USU press, Medan, 2006, hal : 1 resiko yang dimiliki walaupun lebih tepat disebut sebagai bentuk pengalihan

   resiko.

  Kini banyak sekali jenis asuransi yang berkembang dalam masyarakat, secara umum asuransi memang suatu cara untuk menangani atau mengantisipasi risiko-risiko di dalam hidup. Pada dasarnya, asuransi terdiri dari asuransi kerugian, asuransi jiwa, asuransi sosial, dan asuransi varia yang diatur dalam

   berbagai undang-undang.

  Khususnya asuransi sosial, asuransi ini diwajibkan oleh undang-undang dan diatur dengan undang-undang, bukan berdasarkan perjanjian, dimana asuransi sosial termasuk sebagai jenis Asuransi Wajib (Compulsory Insurance) yang mana pihak penyelenggaranya adalah pemerintah yang didelegasikan kepada Badan Usaha Milik Negara, yang mana dananya dihimpun dari masyarakat dan

  

digunakan untuk kepentingan masyarakat.

  Asuransi sosial di Indonesia pada umumnya meliputi bidang jaminan keselamatan angkutan umum, keselamatan kerja, dan pemeliharaan kesehatan.

  Program asuransi sosial diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara sesuai ketentuan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992. Perundang- undangan yang mengatur asuransi sosial diantaranya asuransi sosial kecelakaan

  6 7 Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal. 45-47

Tuti Rastuti, Aspek Hukum Perjanjian Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011, hal. 15 penumpang dan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan, asuransi sosial tenaga kerja,

  

dan asuransi sosial pemeliharan kesehatan.

  Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan diatur dalam Undang- undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, Lembaran Negara Nomor 138 Tahun 1964, mulai berlaku 31 Desember 1964. Undang-undang ini dilaksanakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 yang mulai berlaku 10 April 1965. Undang-Undang ini beserta peraturan pelaksanaanya merupakan dasar berlakunya Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan termasuk jenis asuransi wajib

  

  (Compulsory Insurance), dikatakan asuransi wajib karena : a.

  Berlakunya Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ini diwajibkan oleh undang-undang, bukan berdasarkan perjanjian.

  b.

  Pihak penyelenggara asuransi ini adalah pemerintah yang didelegasikan kepada Badan Usaha Milik Negara (Pasal 5 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964) c. Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan bermotif perlindungan masyarakat

  (social security), yang dananya dihimpun dari masyarakat yang diancam bahaya lalu lintas jalan.

  d.

  Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat, tetapi belum digunakan sebagai dana kecelakaan lalu lintas jalan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui program investasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan lalu lintas jalan pada Pasal 1 sub b, menyebutkan bahwa dana kecelakaan lalu lintas jalan ialah dana yang terhimpun dari sumbangan wajib yang dipungut dari para pemilik atau perusahaaan alat angkutan

  99 Mohammad Mustaqim, Asuransi Sosial dalam http://staff.ui.ac.id/, diakses tanggal 22 Juni 2012, pukul, 08:15 wib. 10 Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, lalu lintas jalan dan yang disediakaan untuk menutup akibat kerugian karena kecelakaan lalu lintas jalan korban atau ahli waris yang bersangkutan.

  Penyelenggaraan asuransi sosial biasanya merupakan suatu organisasi dibawah wewenang dan pengawasan negara. Jadi dalam hal ini negara berkedudukan sebagai penanggung sekaligus sebagai penguasa dan pengelola dana. Dengan demikian fungsi sosial dari asuransi nampak jelas, yaitu di satu pihak asuransi ini menuju ke satu sistem jaminan sosial, yaitu untuk kesejahteraan masyarakat dan di lain pihak dana yang terkumpul dan yang dikuasai negara itu akan kembali lagi kepada masyarakat. Tujuan asuransi sosial itu terutama untuk menjamin terlindunginya kebutuhan akan jaminan sosial bagi masyarakat luas.

  Oleh karena itu yang menjadi atau berposisi sebagai tertanggung tentu saja

   masyarakat luas atau anggota golongan masyarakat luas.

  Di dalam penyelenggaraan Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ini pelaksanaannya oleh pemerintah Indonesia diberikan kepada PT Jasa Raharja (Persero) yang di dirikan pada tanggal 28 Februari 1981 sebagai hasil pengalihan perusahaan yang semula dikenal sebagai perusahaan umum (perum) asuransi kerugian Jasa Raharja, yang mana dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor

  34 Tahun 1964 juga menerangkan bahwa, “pengurusan dan penguasaan dana dilakukan oleh suatu Perusahaan Negara yang ditunjuk oleh Menteri khusus untuk itu”. Tujuan didirikannya PT. Jasa Raharja (Persero) ialah untuk turut membangun ekonomi nasional dalam lapangan perasuransian kerugian sesuai dengan ekonomi 11 Ngadina, Asuransi Sosial dalam http://eprints.undip.ac.id/, diakses tanggal 22 Juni 2012, terpimpin dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur,

   materiil dan spiritual.

  PT. Jasa Raharja (Persero) memiliki visi menjadi perusahaan terkemuka di bidang asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat, dan mempunyai misi bakti kepada masyarakat dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat, bakti kepada negara dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik Negara, bakti kepada perusahaan dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan perusahaan, dan bakti kepada lingkungan dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan

   kelestarian lingkungan.

  PT. Jasa Raharja (Persero) sangatlah penting peran dan tanggung jawabnya dalam upaya memberikan jaminan dan perlindungan terhadap korban/ahli waris korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya, baik yang meninggal dunia, luka berat ataupun ringan akan tetap mendapatkan santunan. PT. Jasa Raharja (Persero) adalah lembaga yang bergerak di bidang asuransi berdasarkan undang-undang dan Peraturan Pemerintah, dalam kegiatannya yaitu menerima iuran dan sumbangan 12 Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara

  Asuransi Kerugian Jasa Raharja 13 Visi dan Misi Jasa Raharja dalam http://www.jasaraharja.co.id/ di akses tanggal, 10-10-2012, pukul, 15:33 wajib dari pemilik/pengusaha angkutan lalu lintas jalan dan penumpang angkutan umum serta menyalurkannya kembali melalui santunan asuransi jasa raharja.

  PT. Jasa Raharja (Persero) tidak hanya menerima iuran dan sumbangan wajib saja, tetapi PT. Jasa Raharja juga mempunyai peran dan tanggung jawab untuk memberikan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui santunan Asuransi, yang mana ketentuan dan pelaksanaanya telah diatur didalam perundang-undangan, dimana salah satunya yaitu memberikan dan menyalurkan santunan Asuransi terhadap korban kecelakaan lalu lintas jalan,yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan yang diberikan kepada korban ataupun ahli waris korban jika meninggal dunia.

  Jadi, jika melihat tugas yang diberikan oleh Pemerintah kepada PT. Jasa Raharja (Persero), dapat disimpulkan bahwa PT. Jasa Raharja (Persero) mempunyai peran dan tanggung jawab yang sangat penting dalam memberikan dan menyalurkan santunan Asuransi terhadap korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya, sesuai dengan misi pokoknya untuk mewujudkan pemberian jaminan sosial kepada masyarakat yang menjadi korban dari kecelakaan lalu lintas, sebagai penumpang kendaraan/alat angkutan umum maupun bukan sebagai penumpang ( korban kecelakaan lalu lintas jalan ).

  Dapat disimpulkan bahwa asuransi sosial tidak lain merupakan suatu perwujudan penyelenggaraan jaminan sosial (sosial security). Artinya bahwa terhadap segala kemungkinan terjadinya suatu kerugian diluar kemampuan anggota masyarakat sendiri, karena kemungkinan kerugian itu disebabkan oleh hal-hal di luar kemampuannya serta tidak biasa ditanggulangi sendiri, maka wajiblah segera diambil alih. Pengambilan alihan itu tentu saja untuk pemberian

   jaminan sosial kepada anggota masyarakat.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan alasan pemilihan judul dan uraian latar belakang , maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan dikemukakan dalam skripsi ini, yaitu: 1.

  Bagaimanakah peran dan tanggung jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam memberikan santunan terhadap korban apabila terjadi kecelakaan lalu lintas jalan? 2. Bagaimanakah proses pengajuan klaim dan mekanisme pelaksanaan pemberian santunan yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) bagi korban kecelakaan lalu lintas jalan? 3. Resiko-resiko apa saja yang tidak ditanggung oleh PT. Jasa Raharja

  (Persero) dalam memberikan santunan terhadap korbab kecelakaan lalu lintas jalan tersebut?

  C. Tujuan Penulisan

  Adapun tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir penulis dan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada 14 Sri Redjeki Hartono, Op.Cit., hal. 32 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Namun berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah : 1.

  Untuk mengetahui sejauh mana peran dan tanggung jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam memberikan santunan asuransi terhadap korban kecelakaan lalu lintas jalan.

  2. Untuk mengetahui bagaimanakah proses pengajuan klaim dan mekanisme pelaksanaan pemberian santunan yang dilakukan PT. Jasa Raharja (Persero) bagi korban kecelakaan lalu lintas jalan.

3. Untuk mengetahui resiko-resiko yang tidak ditanggung oleh PT. Jasa

  Raharja (Persero) dalam memberikan santunan asuransi terhadap korban kecelakaan lalu lintas.

D. Manfaat Penulisan

  Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis a.

  Diharapkan dapat memberikaan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya terhadap ilmu pengetahuan hukum.

  b.

  Diharapkan dapat memberikan referensi untuk pengembangan penelitian terhadap Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

  c.

  Dapat memberikan gambaran tentang santunan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

  2. a.

  Untuk mengembangkan pola pikir dan mengetahui kemampuan penulis untuk menetapkan ilmu yang diperoleh b.

  Untuk memberikan masukan bagi pihak yang bersangkutan tentang manfaat dari Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas

E. Metode Penelitian

  Istilah “metodologi” berasal dari kata “metode” yang berarti “jalan ke”; namun demikian, menurut kebiasaan metode dirumuskan, dengan kemungkinan- kemungkinan, sebagai berikut:

   1.

  Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian, 2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan, 3. Cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur.

  Terhadap pengertian metodologi, biasanya diberikan arti-arti, sebagai berikut:

   1.

  Logika dari penelitian ilmiah, 2. Studi terhadap prosedur dan teknik penelitian, 3. Suatu sistim dari prosedur dan teknik penelitian.

  Untuk memperoleh data dalam penulisan skripsi ini, metode penelitian hukum yang digunakan penulis meliputi:

1. Yuridis Normatif (penelitian perpustakaan/library research)

  Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menunjukkan perpustakaan sebagai tempat dilaksanakannya suatu penelitian. Sebenarnya suatu penelitian mutlak menggunakan kepustakaan sebagai sumber data sekunder. Di tempat inilah 15 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-PRESS, Jakrta, 2008, hal. 5 diperoleh hasil-hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang sangat berguna bagi mereka yang sedang melaksanakan penelitian. Peneliti dapat memilih dan menelaah bahan-bahan kepustakaan hukum yang diperlukan guna dapat

   memecahkan dan menjawab permasalahan pada penelitian yang dilaksanakan.

2. Yuridis Empiris (penelitian lapangan/field research)

  Penelitian ini menunjukkan lapangan atau kancah adalah tempat para peneliti untuk mendapatkan data primer. Peneliti tidak seyogianya tidak hanya mencukupkan data sekunder yang telah diperoleh dari kepustakaan. Kelengkapan

   data sangat menentukan hasil penelitian yang diperoleh.

  Adapun metode penelitian lapangan (yuridis empiris) penulis lakukan dengan metode wawancara yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan pimpinan atau staf di PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat untuk mendapatkan informasi yang akurat, nyata, dan benar.

  Berdasarkan fokus penelitiannya, penelitian hukum dibagi lagi menjadi beberapa jenis , Abdulkadir Muhammad dalam bukunya membagi penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris yang di bagi berdasarkan fokus penelitiannya. Lebih lanjut penjelasan mengenai jenis penelitian tersebut sebagai

  

  berikut : a.

  Penelitian hukum normatif (normative law research) menggunakan studi kasus hukum normatif berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji rancangan undang-undang, pokok kajiannya adalah hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang berlaku dalam masyarakat dan menjadi acuan perilaku setiap orang, sehingga penelitian hukum normatif berfokus pada inventarisasi hukum positif, asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum dalam perkara in concreto, sistematik hukum, taraf sinkronisasi hukum, perbandingan hukum, dan sejarah hukum.

  b.

  Penelitian hukum empiris menggunakan studi kasus hukum empiris berupa perilaku hukum masyarakat, pokok kajiannya adalah hukum yang dikonsepkan sebagai perilaku nyata (actual behavior) sebagai gejala sosial yang sifatnya tidak tertulis, yang dialami setiap orang dalam hubungan hidup bermasyarakat. Sumber data penelitian hukum empiris tidak bertolak pada hukum positif tertulis, melainkan hasil observasi di lokasi penelitian.

F. Keaslian Penulisan

  Berdasarkan penulusuran yang dilakukan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara, belum pernah ada penulisan mengenai “Peran dan Tanggung 17 Tampil Anshari Siregar,Metodologi Penelitian Hukum Penulisan Skripsi, Pustaka Bangsa

  Press, Medan, 2005, hal.21 18 Ibid. 19 hal. 21

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti,

2004, hal. 52

  Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)”. Penulisan ini dibuat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai peran dan tanggung jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam memberikan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan, dan untuk mengetahui proses pengajuan klaim dan pelaksanaannya serta hal-hal pengecualiaan yang dilakukan di dalam pemberian dana santunan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan.

  Penulisan ini disusun berdasarkan literatur-literatur dan data-data yang berkaitan dengan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, karena itu keaslian penulisan ini terjamin adanya, kalaupun ada pendapat ataupun kutipan-kutipan dalam penulisan ini semata-mata adalah sebagai faktor pendukung dan pelengkap dalam penulisan yang sangat diperlukan didalam penyempurnaan penulisan ini. Oleh karena itu penulisan ini merupakan asli hasil karya penulis sendiri.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam memudahkan serta memahami pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat rancangan sistematika yang memuat tentang beberapa pokok bahasan yang kemudian diuraikan menjadi beberapa bagian yang lebih khusus (sub-sub pokok bahasan). Secara sistematis skripsi ini terbaagi atas 5 (lima) bab dan masing-masing bab terbagi lagi menjadi beberapa sub bab, dengan uraian sebagai berikut:

  Bab I (Pendahuluan), berisi mengenai hal-hal yang bersifat umum, yaitu mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan.

  Bab II (Asuransi Pada Umumnya), berisi tentang Asuransi pada umumnya, yang dimulai dari pengertian asuransi, syarat-syarat asuransi, jenis-jenis asuransi, prinsip-prinsip asuransi, serta tujuan dan manfaat asuransi.

  Bab III (Tinjauan Umum Tentang PT. Jasa Raharja (Persero) dan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagai Asuransi Sosial), dipaparkan tentang PT. Jasa Raharja (Persero) beserta tugas dan fungsinya, tentang asuransi sosial dan jenis-jenis sosial, serta mengenai asuransi kecelakaan lalu lintas jalan sebagai asuransi sosial.

  Bab IV (Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, akan dibahas seluruh rangkaian teoritis dari bab-bab sebelumnya yang dirangkai dengan data-data yang didapat di dalam praktek atau lapangn, yaitu pada PT.Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat. Di dalamnya dibahas mengenai peran dan tanggung jawab PT. Jasa Raharja (PerserO) dalam pemberian asuransi kecelakaan lalu lintas jalan, proses pengajuan klaim dan mekanisme pelaksanaan, serta resiko-resiko yang tidak ditanggung oleh PT. Jasa Raharja (Persero) di dalam pemberian asuransi kecelakaan lalu lintas jalan.

  Bab V (Kesimpulan dan Saran), berisi tentang kesimpulan dari uraian- uraian yang telah di bahas dalam bab-bab sebelumnya dan sekaligus memberikan beberapa saran-saran yang dianggap perlu yang berhububungan dengan penulisan skripsi ini.

Dokumen yang terkait

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

2 53 98

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

8 76 98

Pelaksanaan Asuransi Sosial Pada PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan Terhadap Korban Kecelakaan Penumpang Dalam Lalu Lintas Pengangkutan Darat

2 114 77

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

2 106 122

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 1 11

BAB II ASURANSI PADA UMUMNYA A. Pengertian Asuransi - Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 15

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 8

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 11

BAB III TINJAUAN TERHADAP PT. JASA RAHARJA DAN ASURANSI KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN SEBAGAI ASURANSI SOSIAL A. PT. Jasa Raharja (Persero) beserta Tugas dan Fungsinya - Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi

0 0 37