BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Perbankan Yang Listing Di BEI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Sejalan dengan perekonomian, banyak perusahaan termasuk perusahaan

  perbankan melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modalnya dalam rangka pengembangan usahanya. Permodalan bagi industri perbankan sangat penting karena merupakan motor penggerak bagi kegiatan usaha bank. Besar kecilnya modal bank sangat berpengaruh terhadap kemampuan bank tersebut dalam melaksanakan kegiatan operasinya.

  Dunia perbankan merupakan bagian terpenting dalam perekonomian Indonesia sebagai salah satu pelaku utama dalam pasar uang. Setelah krisis moneter tahun 1997 silam, perbankan di indonesia sudah mulai bergairah kembali.

  Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa saham khususnya di sektor perbankan. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh e- bursa.com, 2 0ktober2013, terdapat 36 perusahaan perbankan tercatat yang melakukan penawaran saham perdananya di BEI (Bursa Efek Indonesia),

  Secara historis, pasar modal telah lahir sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah ada sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Indonesia memiliki 2 bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang masing-masing dijalankan oleh perseroan terbatas yang kemudian bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Oktober 2007.

  Melalui penggabungan ini diharapkan menjadikan semakin banyaknya pilihan investasi karena tidak ada lagi perbedaan antara pasa BEJ dan BES dikarenakan produk yang ditawarkan berada dalam satu pasar yaitu pasar BEI. Keuntungan dari penggabungan ini diharapkan memberikan peluang bagi peruahaan untuk berdagang dipasar modal dimana biaya pencatatan menjadi lebih murah karena hanya mencatat saham secara single listing dan sudah terakreditasi di BEI, dan semua jenis produk investasi sudah tersedia sehingga memudahkan bagi para investor memilih produk yang mereka inginkan. Namun resiko yang ditimbulkan juga semakin besar. Dikarenakan semakin besar suatu bursa, jumlah pemain nakal juga akan semakin banyak.

  Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

  Perkembangan perusahaan perbankan yang go public yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 11 bank dengan nilai DER masing-masing yang dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1 DER Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2010-2012

  10.04

  9.43

  9.11

  7.74

  8 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

  5.47

  5.35

  4.93

  9 Bank Mega Tbk

  9.63

  8.33

  7.50

  10 Bank NISP OCBC Tbk

  7.59

  8.07

  7.84

  11 Bank Pan Indonesia Tbk

  7.07

  6.85

  7.43 Rata-rata 8.124 7.794 7.191 Sumbefek Indonesia.

  Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata DER perusahaan berada diatas satu. Rata-rata DER untuk tahun 2010 sebesar 8.124, tahun 2011 sebesar 7.794, serta tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 7.191. Hal ini menggambarkan perusahaan industri perbankan yang listing di BEI mempunyai proporsi hutang yang lebih besar dibandingkan modal sendiri. Dengan adanya proporsi hutang yang lebih besar, maka perusahaan yang mempunyai DER lebih dari satu akan memiliki resiko bisnis yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki DER kurang dari satu.

  7 Bank CIMB Niaga Tbk

  7.81

  No Nama Perusahaan DER Th 2010 Th 2011 Th 2012

  6.49

  1 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk

  9.97

  9.96

  9.86

  2 Bank Central Asia Tbk

  8.14

  7.90

  7.11

  3 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

  7.59

  9.93

  6.65

  4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

  10.02

  8.43

  7.49

  5 Bank Danamon Indonesia Tbk

  5.63

  4.63

  4.22

  6 Bank Mandiri (Persero) Tbk

  Dengan nilai DER yang berada diatas satu berarti perusahaan memiliki jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri dan hal ini tidak sesuai dengan teori struktur modal yang optimal dimana seharusnya jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar daripada modal sendiri. Sementara itu kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan modalnya ke dalam bentuk investasi pada perusahaan yang mempunyai DER tertentu yang besarnya kurang dari satu. Karena jika DER lebih besar dari satu berarti risiko yang ditanggung oleh investor menjadi meningkat. Namun demikian jika kegiatan atau proyek yang dilakukan manajemen memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari biaya modalnya justru akan memberikan keuntungan yang lebih tinggi juga bagi perusahaan.

  Pada perusahaan perbankan rata-rata mempunyai tingkat DER yang tinggi, hal ini dikarenakan karakteristik dari bank itu sendiri adalah mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito maupun pinjaman dari pihak lain dan Bank Indonesia. Sementara ekuitas bank tersebut diperoleh dari modal disetor dan laba bank itu sendiri. Dengan jumlah hutang yang tinggi harus didukung dengan modal sendiri dikarenakan bank harus mengcover resiko ketidakpastian akan tingkat keuntungan yang didapat, karena sewaktu – waktu dapat terjadi penarikan dana yang besar dari nasabah

  Struktur modal pada perusahaan sangat penting dalam rangka membiayai aktivitas operasional perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001), saat kita menghitung biaya modal rata-rata tertimbang untuk digunakan dalam penganggaran modal, dapat diasumsikan bahwa perusahaan mempunyai struktur modal tertentu. Akan tetapi, struktur modal yang optimal dapat berubah sewaktu- waktu, perubahan ini dapat mempengaruhi tingka resiko dan biaya dari setiap jenis modal, yang pada gilirannya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Resiko yang semakin tinggi cenderung menurunkan harga saham, akan tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham. Menurut Brigham dan Houston (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, antara lain : stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengawasan, sifat manajemen, sikap kreditur dan konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.

  Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio (DER).

  Rasio DER menunjukan tingkat resiko perusahaan dimana semakin tinggi rasio DER, maka semakin tinggi resiko perusahaan, karena pendanaan dari hutang besar pula. Cara menghitungnya yaitu total utang dibagi total modal. Tentunya jika jumlahnya lebih kecil dari modalnya, alias DER-nya dibawah 1.

  Pertumbuhan aktiva dijadikan variabel independen yang mempengaruhi struktur modal.Dalam perusahaan, struktur aktiva menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan perusahaan.

  Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditur)terhadap perusahaan, maka proporsi hutang akan semakin lebih besar dari pada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang, 1997).

  PER dijadikan variabel independen yang mempengaruhi struktur modal didasarkan atas logika teori dari Robert Ang (1997), yang menyatakan bahwa peningkatan PER akan berampak semakin menarik perhatian para calon kreditor. Semakin meningkatnya perhatian calon kreitor terhadap perusahaan, maka sangat dimungkinkan jumlah hutang akan semakin meningkat. Peningkatan jumlah utang yang lebih besar dari modal sendiri akan meningkatkan debt ratio.

  ROA dijadikan variabel independen yang mempengaruhi struktur modal yang mengemukakan bahwa perusahaan yang tingkat pengembalian investasinya yang tinggi akan menggunakan hutang yang kecil. Namun demikian meningkatnya ROA akan meningkatkan daya tarik pihak investor dan kreditor, dan jika kreditor semakin tertarik untuk menanamkan modalnya kedalam perusahaan, sangat dimungkinkan DER juga semakin meningkat (Hsien & Chi, 2003).

  Ukuran perusahaan dijadikan variabel indepenen yang mempengaruhi struktur modal.Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan (Saidi, 2004). Menurut Riyanto (2001) perusahaan yang lebih besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan, kecenderungan untuk memakai dana eksternal juga semakin besar. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan kecenderungan untuk menggunakan hutang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dananya daripada perusahaan kecil.

  Dari beberapa penelitian terdahulu masih terjadi perbedaan hasil penelitian (research gap) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal.

  Penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan aktiva, price earning ratio, return on asset, dan ukuran perusahaan. Dengan adanya hal tersebut tentunya akan membantu penulis dalam hal analisis untuk menentukan bank yang terbaik yang listing diBEI.

  Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dan bertitik tolak pada uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ANALISIS FAKTOR –

  

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA

PERBANKAN YANG LISTING DI BEI”.

1.2 Perumusan Masalah.

  Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penyusunan ini penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan, yakni: 1.

  Bagaimana pengaruh pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  2. Bagaimana pengaruh price earning ratio terhadap struktur modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  3. Bagaimana pengaruh return on asset terhadap struktur modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  1.3. Tujuan Penelitian.

  Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini maka tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Menganalisis pengaruh pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  2. Menganalisis pengaruhprice earning ratio terhadap struktur modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  3. Menganalisis pengaruh return on asset terhadap struktur modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  4. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  1.4. Manfaat Penelitian.

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan dapat dijadikan bahan referensi berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam hal penentuan kebijakan struktur modal, dan dapat menunjukan pengaruh faktor – faktor tersebut terhadap kebijakan pendanaan bagi perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

  2. Bagi investor dapat memberikan masukan dalam rangka pengambilan keputusan investasi atas saham – saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indinesia.

  3. Bagi akademisi dan peneliti diharapkan penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan struktur modal bagi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Perbankan Yang Listing Di BEI

1 44 75

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Suatu Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar di BEI

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Komite Manajemen Risiko Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014

0 0 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Market Value Pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka. 2.1.1. Teori Struktur Modal. - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Perbankan Yang Listing Di BEI

0 0 19