BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem - Kualitas Sitem Informasi, Kualitas Informasi, Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Sistem

  Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat sebagai suatu komponen yang menyeluruh bukan pada subsistem atau satu subsistem, dengan berintegrasinya subsistem akan mengefisiensikan proses dengan mengurangi pengulangan (duplikat) data yang tidak perlu, penyimpanan, pelaporan dan proses-proses lainnya.

  Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.

  Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian- bagian sistem. Suatu sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen atau subsistem. Suatu sistem mempunyai karakteristik tau sifat-sifat yang tertentu yaitu mempunyai komponen- komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran dan sasaran atau tujuan. Elemen-elemen sebuah sistem menurut Hall (2001:5) mengemukakan “sebuah sistem adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (Interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

2.1.2. Pengertian Sistem Informasi

  Informasi berarti hasil suatu proses yang terorganisasi, memiliki arti dan berguna bagi orang yang menerimanya. Ada kalanya dibedakan antara data dan informasi. Data berarti fakta acak yang diterima sebagai masukan atau input pada suatu sistem informasi. Data biasanya menunjukkan suatu observasi atau penguluran terhadap suatu kegiatan yang penting bagi suatu sistem informasi. Data yang sudah diproses menjadi informasi digunakan oleh pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik.

  Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi. Sistem informasi adalah sekumpulan

  

hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang

  diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

  Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output, baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.

  Secara umum sistem informasi yang diimplementasikan dalam suatu organisasi seharusnya memudahkan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterpretasikan data. Implementasi sistem informasi meliputi input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengontrolan.

  Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Informasi merupakan bagian penting dalam penerapan suatu sistem dalam suatu organisasi. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain adalah fleksibel, efektif dan efisien. Suatu organisasi memerlukan keberadaan sistem informasi yang relevan, tepat dan akurat sehingga dapat digunakan dalam mengambil keputusan. Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang saling berhubungan yang membentuk suatu komponen yang di dalamnya mencakup input-proses- output yang berhubungan dengan pengolahan informasi (data yang telah diolah sehingga lebih berguna bagi user). Suatu sistem informasi merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari- hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung pemecahan masalah dan kebutuhan pembuat keputusan manajemen dan para pengguna.

  Dalam memenuhi kebutuhan berbagai informasi baik bagi pihak manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan maka disusun suatu sistem yang dapat mengumpulkan berbagai data yang diperlukan untuk diolah menjadi informasi. Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi. Perkembangan ini mengakibatkan perubahan beberapa istilah dan teknik yang digunakan. Jika sebelumnya pemrosesan data akuntansi disebut dengan sistem akuntansi, maka sekarang relevan dengan sebutan Sistem Informasi Akuntansi. Perubahan ini berkaitan erat dengan penerapan teknologi pengolahan data yang lebih efisien dan dapat mengolah informasi yang lebih banyak. Perkembangan teknologi komputer sangat mempengaruhi cara kerja akuntansi dalam mengolah transaksi menjadi informasi. Pada masa sekarang ini sistem informasi yang didasarkan pada komputer dikenal dengan istilah Sistem Informasi Akuntansi.

2.1.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

  Organisasi sangat tergantung pada sistem informasi agar selalu dapat kompetitif. Informasi merupakan sumber daya (resources) yang arti pentingnya sama dengan pabrik dan peralatan. Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.

  Menurut Bodnar dan Hoopwood (2003:1) bahwa “sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber-sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi”.

  Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi yang dihasilkan melalui sistem informasi akuntansi kemudian dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam suatu organisasi. Sistem informasi akuntansi dapat diterapkan secara manual maupun terkomputerisasi. Keberhasilan pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang telah dirancang sangat dipengaruhi oleh faktor desain sistem yang mencerminkan adanya pemisahan tanggung jawab fungsional yang tepat dan sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik. Sistem informasi akuntansi digunakan dalam suatu organisasi untuk mengidentifikasi, menganalisa, menyimpan, merangkum, dan menyampaikan informasi ekonomi yang relevan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak eksternal maupun pihak internal organisasi. Sistem informasi akuntansi yang diterapkan dalam suatu organisasi harus sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Sistem informasi akuntansi dapat lebih mudah diterapkan dengan adanya teknologi informasi.

  Romney dan Steinbart (2004 :473) menyatakan bahwa “sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggungjawab untuk (1) Persiapan informasi keuangan, (2) Informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan”.

  Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahwa sistem informasi akuntasi itu mempunyai unsur, yaitu: a.

  Sumber daya, merupakan media yang menjadikan sebuah data, seperti manusia atau peralatan/mesin.

  b.

  Pemrosesan, merupakan media yang mengolah data dari input menjadi output. Pemrosesanlah yang mengubah data menjadi informasi.

  c.

  Informasi, merupakan hasil akhir dari pemrosesan suatu sistem. Informasi ini berbentuk dalam suatu format yang berisikan keterangan-keterangan yang dibutuhkan manajemen.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem pemrosesan yang menghasilkan keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan menggunkan masukan input (data atau transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen. Dalam pelaksanaannya sistem informasi akuntansi menerima input, disebut transaksi yang kemudian dikonversi melalui berbagai proses menjadi output yang akan didistribusikan kepada pemakai informasi.

  Dalam sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan saja, data non keuangan juga diikutsertakan karena dalam pengambilan keputusan tidak hanya informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non keuangan tentang suatu kondisi dan keadaan juga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

  

2.1.4. Model Keperilakuan dalam Penggunaan Teknologi Sistem

Informasi

  Keperilakuan merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Tanggapan atau reaksi individu dapat bersifat mendukung atau menentang rangsangan tersebut. Apabila rangsangan diberikan terus menerus, maka individu secara perlahan maupun cepat akan beradaptasi dengan rangsangan tersebut. Teknologi didefinisikan sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas mereka. Alat tersebut dapat berupa perangkat lunak maupun perangkat keras. Sistem Informasi (SI) merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Dengan kata lain, Teknologi Sistem Informasi (TSI) merupakan alat yang terdiri dari seperangkat komponen yang terkait dengan informasi dalam rangka mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Keperilakuan dalam penggunaan TSI merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap seperangkat komponen yang terkait dengan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi.

  Aspek keperilakuan dalam implementasi teknologi informasi juga berkaitan dengan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi yang diterapkan. Teori penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi informasi disebut Technology Acceptance Model (TAM). Beberapa model telah dibangun untuk menganalisa dan memahami faktor-faktor diterimanya penggunaan teknologi informasi.

  Technology Acceptance Model (TAM) awalnya dikembangkan

  Davis (1988:319-340) yang merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian sistem informasi karena model ini lebih sederhana dan mudah diterapkan. Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan tersebut lebih spesifik pada Theory of

  

Reasoned Action (TRA) dalam menerangkan dan memprediksi perilaku

  pengguna teknologi informasi. Model tersebut kemudian digunakan untuk menjelaskan adopsi teknologi pada penggunaan software. Menurut Davis (1988:319-340), Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang digunakan untuk memprediksi penerimaan pengguna terhadap teknologi berdasarkan dua variabel, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived

usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use).

  Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem, maka akan dapat meningkatkan kinerja pengguna tersebut. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa kedua variabel Technology Acceptance Model (TAM) tersebut dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna bahwa alasan pengguna dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi informasi menyebabkan tindakan pengguna tersebut dapat menerima penggunaan teknologi informasi.

  Sumber: The DeLone McLean Model Of Information System Success (Journal of Management Information, Vol.19, No. 4: 9-30) System Use

  Quality Individual Organizational Impact Impact Information User

  Quality Satisfaction Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) menurut DeLone dan McLean

2.1.5. Kualitas Sistem Informasi dan Kualitas Informasi

  Kualitas sistem dapat diartikan bahwa karakteristik kualitas yang diinginkan pengguna dari sistem informasi itu sendiri. Asumsi dasar model multidimensional kesuksesan sistem informasi dapat dijelaskan dalam tiga level yang berbeda yaitu tingkat teknikal, semantik, dan keefektifan sistem. Tingkat teknikal dari komunikasi sebagai keakuratan dan keefisienan sistem komunikasi yang menghasilkan suatu informasi.

  Tingkat semantik merupakan kesuksesan informasi dalam menyampaikan maksud atau arti yang diharapkan. Tingkat keefektivan merupakan efek informasi pada penerima.

  Dalam model kesuksesan DeLone dan McLean, kualitas sistem mengukur kesuksesan teknikal, kualitas informasi mengukur kesuksesan semantik, dan pengunaan sistem, kepuasan pengguna, individual impact dan organizational impact mengukur kesuksesan keefektifan.

  DeLone dan McLean (1992:60-95) mengasumsikan bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi, secara individual dan bersama-sama, mempengaruhi kepuasan pengguna dan penggunaannya. Kualitas sistem informasi dan kualitas informasi dalam penelitian ini dilihat dari sudut pandang persepsi pengguna (user). Penggunaan dan kepuasan pengguna menjadi timbal balik saling terkait, dan dianggap langsung memiliki dampak individu, yang kemudian dampak individu ini mempengaruhi organisasi. Dengan kata lain, sistem informasi yang berkualitas yang memenuhi keandalan akan dapat memuaskan pengguna sistem informasi dan mengoptimalkan kinerja pengguna dan organisasinya sehingga perilaku pengguna akan mendukung teknologi tersebut. Kualitas sistem memerlukan indikator untuk mengukur seberapa besar kualitas dari sistem informasi. Indikator kualitas sistem diwujudkan dalam seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut.

  Ease of use (Kemudahan Penggunaan) a.

  Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Davis mengungkapkan kemudahan yang dipersepsikan adalah tingkatan dimana seseorang percaya bahwa pengunaan suatu sistem tertentu dapat menjadikan orang tersebut bebas dari usaha (free of effort). Bebas dari usaha yang dimaksudkan adalah saat seseorang menggunakan sistem, ia hanya memerlukan sedikit waktu untuk mempelajari sistem tersebut karena sistem tersebut sederhana, tidak rumit, dan mudah dipahami, sudah dikenal (familiar). Kemudahan penggunaan dalam konteks ini bukan saja kemudahan untuk mempelajari dan menggunakan suatu sistem tetapi juga mengacu pada kemudahan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas dimana pemakaian suatu sistem akan semakin memudahkan seseorang dalam bekerja dibanding mengerjakan secara manual. Pengguna sistem informasi mempercayai bahwa sistem informasi yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya sebagai karakteristik kemudahan penggunaan.

  Response Time (Kecepatan Akses) b.

  Kecepatan akses merupakan salah satu indikator kualitas sistem informasi. Jika akses sistem informasi memiliki kecepatan yang optimal maka layak dikatakan bahwa sistem informasi yang diterapkan memiliki kualitas yang baik. Kecepatan akses akan meningkatkan kepuasan pengguna dalam menggunakan sistem informasi.

  Reliability (Keandalan Sistem) c.

  Sistem informasi yang berkualitas adalah sistem informasi yang dapat diandalkan. Jika sistem tersebut dapat diandalkan maka sistem informasi tersebut layak digunakan. Keandalan sistem informasi dalam konteks ini adalah ketahanan sistem informasi dari kerusakan dan kesalahan. Keandalan sistem informasi ini juga dapat dilihat dari sistem informasi yang melayani kebutuhan pengguna tanpa adanya masalah yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem informasi.

  Flexibility (Fleksibilitas) d.

  Fleksibilitas suatu sistem informasi menunjukkan bahwa sistem informasi yang diterapkan tersebut memiliki kualitas yang baik. Fleksibilitas yang dimaksud adalah kemampuan sistem informasi dalam melakukan perubahan-perubahan kaitannya dengan memenuhi kebutuhan pengguna. Pengguna akan merasa lebih puas menggunakan suatu sistem informasi jika sistem tersebut fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pengguna.

  e.

  Security (Keamanan)

  Suatu sistem informasi dapat dikatakan baik jika keamanan sistem tersebut dapat diandalkan. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang aman disimpan oleh suatu sistem informasi. Data pengguna ini harus terjaga kerahasiaannya dengan cara data disimpan oleh sistem informasi sehingga pihak lain tidak dapat mengakses data pengguna secara bebas. Jika data pengguna dapat disimpan secara aman maka akan memperkecil kesempatan pihak lain untuk menyalahgunakan data pengguna sistem informasi.

2.1.6. Kepuasan Penguna Sistem Informasi

  Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal. Kepuasan pengguna akan mempengaruhi niat untuk menggunakan sistem informasi dan penggunaan aktual. Kepuasan pengguna merupakan perasaan bersih dari senang atau tidak senang dalam menerima sistem informasi dari keseluruhan manfaat yang diharapkan seseorang dimana perasaan tersebut dihasilkan dari interaksi dengan sistem informasi.

  Tiap pengguna mempunyai seperangkat manfaat yang diharapkan atau aspirasi untuk sistem informasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan perluasan dimana sistem dapat memenuhi atau gagal memenuhi aspirasi, pengguna mungkin lebih atau kurang puas. Sebuah sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan meningkatkan kepuasan pengguna. Hal ini diwujudkan dengan kecenderungan peningkatan penggunaan sistem informasi tersebut. Sebaliknya, jika sistem informasi tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna maka kepuasan pengguna tidak akan meningkat dan penggunaan lebih lanjut akan dihindari.

  Kepuasan pengguna ini berhubungan dengan kesuksesan kualitas sistem informasi dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi. Keduanya diasumsikan dapat mempengaruhi kepuasan pengguna sistem informasi. Semakin baik kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan maka kepuasan pengguna atas sistem informasi tersebut juga akan semakin meningkat. Sistem informasi dapat diandalkan apabila memiliki kualitas sistem dan kualitas informasi yang baik dan mampu memberikan kepuasan pada pemakainya. Kegagalan suatu sistem informasi mungkin karena ketidakmampuan suatu SI memenuhi harapan pemakai. Jika pengguna sistem informasi percaya bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang digunakan adalah baik, mereka akan puas menggunakan sistem tersebut. Kepuasan pengguna sistem ini juga dapat berpengaruh terhadap individual impact.

  Jika pengguna sering memakai sistem informasi maka semakin banyak tingkat pembelajaran (degree of learning) yang didapat dari sistem informasi, peningkatan derajat pembelajaran ini merupakan salah satu indikator bahwa terdapat pengaruh keberadaan sistem terhadap kualitas pengguna (individual impact). Individual impact merupakan suatu indikasi bahwa sistem informasi telah memberikan pengguna lebih memahami konteks keputusan, telah memperbaiki keputusan produktivitas, telah menghasilkan perubahan dalam aktivitas pengguna, atau telah mengubah keputusan persepsi mengenai pentingnya atau kegunaan dari sistem informasi. Keberadaan sistem informasi baru akan menjadi stimulus bagi individu dalam organisasi untuk bekerja dengan baik. Dampak individu ini secara kolektif dapat berakibat pada kinerja organisasional (organizational

  

impact). Dampak organisasional ini terlihat dari distribusi informasi yang

  lebih cepat. Jika sistem informasi yang diterapkan baik dari segi kualitas sistem maupun kualitas informasi yang dihasilkan maka dapat menurunkan biaya distribusi informasi melalui penyederhanaan struktur organisasi. Distribusi informasi yang lebih baik dapat mempermudah dalam proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

  2.2. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian No. Judul dan Tahun Variabel Hasil Penelitian Penelitian

  1. Pengaruh Istianingsih Kualitas Kualitas sistem Kualitas Sistem dan Wijanto Sistem berpengaruh terhadap Informasi, (2007). Informasi, Perceived Usefulnes,

  No. Judul Penelitian dan Tahun Penelitian Variabel Hasil Penelitian

  Perceved Usefulness, dan Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi.

  

Perceived

Usefulness,

  dan Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi. kualitas informasi berpengaruh terhadap

  Perceived Usefulnes,

  kualitas sistem berpengaruh terhadap kepuasan pengguna, dan Perceived

  Usefulnes

  berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.

  2. Dampak Kualitas Produk Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna sistem informasi keuangan Daerah Kota Jogjakarta.

  Aryo Pradikto (2008)

  Kualitas produk informasi dan kedwiartian, peran konflik, Kepuasan kerja pengguna sistem informasi.

  Kualitas produk informasi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja, peran kedwiartian mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja pengguna 32ystem informasi, dan kualitas produk

  No. Judul Penelitian dan Tahun Penelitian Variabel Hasil Penelitian

  3. Ambiguitas Peran sebagai Variable Moderator Terhadap Hubungan antara Kualitas Sistem Informasi dan Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi.

  Gomar Wirahutama (2010)

  Kualitas sistem informasi, Ambiguitas peran dan kepuasan pengguna akhir. informasi mempunyai pengaruh terhadap peran kedwiartian pada organisasi.

  Interaksi antara Kualitas Sistem Informasi terhadap kepuasan pengguna sistem informasi berpengaruh positif, ambiguitas peran berpengaruh terhadap interaksi antara kualitas sistem informasi dengan kepuasan pengguna.

  2.3. Kerangka Konseptual

  Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah tentang kualitas sistem informasi dan kualitas informasi (variabel independent) terhadap kepuasan pengguna akhir (variabel dependent).

  Kualitas Sistem Informasi

  Kepuasan Pengguna Sistem Informasi

  Kualitas Informasi

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

  2.4. Hipotesis

2.4.1. Kualitas Sistem Informasi dan Kepuasan Pengguna

  Kualitas sistem informasi merupakan karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri. Kualitas sistem informasi juga didefinisikan sebagai perceived ease of use yang merupakan tingkat seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Hal ini memperlihatkan bahwa jika pemakai sistem informasi merasa bahwa menggunakan sistem tersebut mudah, mereka tidak memerlukan effort banyak untuk menggunakannya, sehingga mereka akan lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal lain yang kemungkinan akan meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Dalam pengujiannya terdahulu menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara sistem Quality dan User Satisfaction. Pengujian empiris lain mengenai hubungan antara kualitas sistem informasi dan kepuasan pengguna dilakukan pada lingkungan dimana user adalah juga merupakan

  

developer suatu sistem. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, mereka

  menyimpulkan bahwa ternyata terdapat hubungan positif antara sistem

  

quality dengan user satisfaction apabila user tersebut tidak merangkap

  sebagai developer sistem. Kesimpulan berikutnya dari pengujian mereka adalah bahwa ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

  

sistem quality dengan user satisfaction apabila user merangkap sebagai

developer sistem.

  Ukuran kepuasan pemakai pada sistem komputer dicerminkan oleh kualitas sistem yang dimiliki. Apabila kualitas sistem informasi baik menurut persepsi pemakianya, maka mereka akan cenderung merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Semakin tinggi kualitas sistem informasi yang digunakan, diprediksi akan berpengaruh terhadap semakin tingginua tingkat kepuasan pengguna akhir sistem informasi tersebut.

  Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menghipotesakan dalam, hipotesa dua bahwa semakin tinggi kuoalitas paket program aplikasi (software) akuntansi yang digunakan, akan meningkatkan kepuasan pemakai menurut mereka.

  H1: Kualitas sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.

2.4.2. Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna

  Kualitas informasi merupakan kualitas output yang berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan.

  Beberapa dimensi untuk menilai mengenai kualitas informasi ini adalah:

  

authenticity, accuracy, completeness, uniqueness (nonredudancy),

timeliness, relevance, comprehensibility, precision, conciceness, dan

informativeness. Semakin baik kualitas informasi, akan semakin tepat pula

  keputusan yang diambil. Apabila informasi yang dihasilkan tidak berkualitas, maka akan berpengaruh negatif pada kepuasan pemakai.

  Pengujian lain yang telah dilakukan yakni pengujian mengenai pengaruh dari kualitas informasi ini terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.

  Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa kualitas informasi berhubungan positif dengan kepuasan pengguna akhir sistem informasi.

  Pengguna sistem informasi tentunya berharap bahwa dengan menggunakan sistem tersebut mereka akan memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Karakteristik informasi yang dihasilkan suatu sistem informasi tertentu, dapat saja berbeda dengan informasi dari sistem informasi yang lain. Sistem informasi yang mampu menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan, dan relevan serta memenuhi kreiteria dan ukuran lain tentang kualitas informasi, akan berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya. Semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan statu sistem informasi, diprediksi akan berpengaruh terhadap semakin tingginya kepuasan pengguna akhir statu sistem informasi.

  

H2: Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna sistem informasi akuntansi.

Dokumen yang terkait

Kualitas Sitem Informasi, Kualitas Informasi, Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi

3 31 80

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Kepuasan Nasabah 2.1.1.1. Pengertian Kepuasan Nasabah - Pengaruh Nilai Nasabah, Kualitas Pelayanan, Deposito Mudharabah dan Atribut Produk Syariah Terhadap Kepuasan Nasabah ( Studi Kasus Pada Bank Syariah

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Bank - Analisis Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perbankan (2007-2012)

0 1 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Profitabilitas - Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Hasil Pemeriksaan - Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Sistem 2.1.1.1. Pengertian Sistem - Analisa Sistem Informasi Akuntasi Persediaan secara Terkomputerisasi pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Perubahan Struktural - Analisis Transformasi Struktural Perekonomian di Kota Pematang Siantar

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas Pelayanan Keperawatan 2.1.1. Pengertian Kualitas - Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP. H. Adam Malik Medan

0 15 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Jasa - Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT. Pos Indonesia Cabang Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

0 6 22

I. KUALITAS SISTEM INFORMASI - Kualitas Sitem Informasi, Kualitas Informasi, Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi

0 0 17