S PGSD 1206088 Chapter3

(1)

26 Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tindakan Kelas

1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tiandakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan. (Trianto, 2010, hlm. 13).

Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki suatu masalah yang ada pada kelas tersebut dengan tujuan perubahan.

2. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian dari Kemmis dan Taggart. Model penelitian Kemmis dan Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen tindakan dan observasi dijadikan satu kesatuan karena proses observasi dan tindakan bisa dilaksanakan secara bersamaan. Kemmis (dalam Trianto, 2010, hlm. 30) menyatakan bahwa dalam perencanaannya menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan asar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Adapun skema dapat digambarkan sebagai berikut :


(2)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Desain Penelitian Kemmis & Taggart B. Partisipan, Tempat dan Waktu Penelitian

1. Partisipan

Partisipan penelitian ini adalah siswa kelas V di salahsatu SDN di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, yang berjumlah 31 siswa, yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 18 orang perumpuan. Siswa tersebut berasal dari keluarga berekonomi beragam dari keluarga menengah dan menengah ke atas. Pada umumnya mereka termasuk siswa aktif dan senang bermain seperti siswa pada umumnya di umur 11 tahun.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukajadi kota Bandung. SDN ini memiliki letak yang strategis dan dapat dijangkau dengan mudah karena terletak di jalan utama kota Bandung. Keadaan sekolah juga cukup menunjang untuk pelaksanaan proses pembelajaran, karena sekolah ini memiliki beberapa alat penunjang seperti laboratorium kesenian, lapangan sekolah yang luas, alat-alat peraga untuk mempermudah pembelajaran serta perpustakaan yang menunjang minat anak-anak untuk membaca di lingkungan sekolah.

Observasi Perencanaan

Refleksi Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan


(3)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret Sampai bulan Mei 2016. Pada bulan Maret, peneliti mengadakan pengamatan pada proses pembelajaran siswa. Pada bulan Maret peneliti juga menyusun proposal penelitian dan pada bulan April sampai dengan Mei peneliti melakukan penelitian dan mulai untuk menyusun laporan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan proses pembelajaran. Penelitian ini juga bersamaan dengan peneliti melaksanakan program pengenalan lapangangan persekolahan (PLP).

C. Prosedur Administratif Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja sama pada diri siswa di kelas V dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT (Numbered Head Together). Pada penelitian kali ini peneliti akan mengajar mata pelajaran IPA dengan rencana pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya dan juga dengan kompetensi dasar berikutnya mendeskripsikan perlunya penghematan air serta kompetensi selanjutnya jika capaian dalam penelitian ini belum tercapai. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan sekaligus observasi, dan refleksi sesuai dengan model penelitian yang telah dipilih yaitu model penelitian dari Kemmis dan Taggart, dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan (Plan)

Setelah peneliti menemukan masalah, peneliti kemudian merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan, meliputi :

1) Membuat RPP yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Totegher)

2) Membuat lembar kerja kelompok

3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa 4) Menyiapkan lembar observasi indikator kerja sama

5) Menyiapkan media yang relevan dengan materi yang akan dipelajari


(4)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap pelaksanaan atau tindakan ini adalah melaksanakan apa yang sudah direncanakan pada yahap perencanaan. Pelaksanaan pembelajaran ini disesuaikan dengan model pembelajaran kooperati tipe NHT (Numbered Head Together), yaitu tahap pertama guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok heterogen, tahap kedua siswa dibagikan nomor kepala, tahap ketiga siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, tahap keempat guru memanggil siswa sesuai dengan nomor pada kepala siswa untuk menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusinya, dan tahap kelima guru dan siswa memberikan kesimpulan mengenai materi yang dipelajari.

Tahap pertama adalah tahapan membagi siswa kedalam beberapa kelompok secara heterogen. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan melihat kemampuan akademis siswa, jadi pada setiap kelompok akan terdapat siswa yang memiliki kemampuan akademis yang berbeda-beda.

Tahap kedua adalah pembagian nomor kepala untuk digunakan oleh setiap siswa pada saat proses pembelajaran. Penggunaan nomor kepala ini menjadi ciri khas dalam model pembelajaran NHT (Numbered Head Together).

Tahap ketiga adalah tahapan diskusi masalah, pada tahapan ini guru memberikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompoknya dan lembar kerja kelompok ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus didiskusikan oleh setiap kelompoknya.

Tahap keempat adalah tahapan pemanggilan nomor sesuai nomor kepala yang sudah dikenakan oleh setiap siswa. Pada tahapan ini guru memanggil secara acak nomor siswa, pemanggilan nomor ini bertujuan untuk mengecek sejauh mana diskusi yang dilakukan oleh siswa. Setelah siswa dipanggil siswa tersebut diberikan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan lembar kerja kelompok yang sudah dikerjakan oleh siswa pada tahap diskusi masalah.

Tahap kelima adalah tahapan menyimpulkan masalah. Pada tahapan ini guru bersama dengan siswa menyimpulkan masalah atau pembelajaran yang sudah dipelajari pada siklus I.


(5)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pengamatan ini meliputi mengamati tentang bagaimana tingkat kerja sama pada siswa dan bagaimana proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numberd Head Together).

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini peneliti mengevaluasi bagaiamana proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Menguraikan tentang analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi disesuaikan dengan hasil pengamatan yang didapatkan dari siklus sebelumnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan (Plan)

Setelah peneliti melakukan refleksi pada pertemuan siklus I pada hasil lembar observasi dan hasil pengolahan data. Rencana tindakan pada siklus II tidak jauh beda dengan siklus I, yaitu :

1) Membuat RPP yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Totegher)

2) Membuat lembar kerja kelompok

3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa 4) Menyiapkan lembar observasi indikator kerja sama

5) Menyiapkan media yang relevan dengan materi yang akan dipelajari.

b. Pelaksanaan (Act)

Pelaksanaan pada siklus II sama dengan pelaksanaan pada siklus I yang membedakan dengan siklus I adalah materi yang dipelajari. Pada saat siklus I materi yang dipelajari adalah mengenai daur air pada siklus II materi yang akan dipelajari adalah penghematan air. Tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut :


(6)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap pertama adalah tahapan membagi siswa kedalam beberapa kelompok secara heterogen. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan melihat kemampuan akademis siswa, jadi pada setiap kelompok akan terdapat siswa yang memiliki kemampuan akademis yang berbeda-beda.

Tahap kedua adalah pembagian nomor kepala untuk digunakan oleh setiap siswa pada saat proses pembelajaran. Penggunaan nomor kepala ini menjadi ciri khas dalam model pembelajaran NHT (Numbered Head Together).

Tahap ketiga adalah tahapan diskusi masalah, pada tahapan ini guru memberikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompoknya dan lembar kerja kelompok ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus didiskusikan oleh setiap kelompoknya.

Tahap keempat adalah tahapan pemanggilan nomor sesuai nomor kepala yang sudah dikenakan oleh setiap siswa. Pada tahapan ini guru memanggil secara acak nomor siswa, pemanggilan nomor ini bertujuan untuk mengecek sejauh mana diskusi yang dilakukan oleh siswa. Setelah siswa dipanggil siswa tersebut diberikan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan lembar kerja kelompok yang sudah dikerjakan oleh siswa pada tahap diskusi masalah.

Tahap kelima adalah tahapan menyimpulkan masalah. Pada tahapan ini guru bersama dengan siswa menyimpulkan masalah atau pembelajaran yang sudah dipelajari pada siklus I.

c. Observasi (Observation)

Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pengamatan ini meliputi mengamati tentang bagaimana tingkat kerja sama pada siswa dan bagaimana proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numberd Head Together).

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti mengevaluasi bagaiamana proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Menguraikan tentang analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Pada siklus berikutnya, perencanaan


(7)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

direvisi disesuaikan dengan hasil pengamatan yang didapatkan dari siklus sebelumnya.

D. Prosedur Substansif Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan dan dijadikan sebagaia acuan untuk guru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran dan disusun pada setiap siklus yang akan dilaksanakan. RPP ini berisi kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajran dan kegiatan pembelajaran atau langkah pembelajaran. RPP ini akan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together).

b. Bahan Ajar

Bahan ajar memuat materi yang akan disampaikan dan diajarkan ketika kegiatan pembelajaran dan media yang harus digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi.

c. Lembar Kerja Kelompok

Lembar kerja kelompok ini dibuat untuk dikerjakan dengan kelompok masing-masing dan dapat dijadikan acuan sebagai tolak ukur tingkatan kerja sama pada siswa.

d. Kepala bernomor

Kepala bernomor ini digunakan untuk menandai setiap siswa agar pada saat evaluasi guru dapat memanggil siswa sesuai dengan nomornya masing-masing. Kepala bernomor ini juga mencari ciri khas dalam model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together).

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

Selain instrumen pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan instrumen pengungkap data, yang dijabarkan dalam tabel 3.1 data dan pengungkap data sebagai berikut :


(8)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Data dan Pengungkap Data

Rumusan Masalah

Data yang akan diungkap

Alat Pengungkap

Data Lampiran

Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

kooperartif tipe

NHT (Numbered Head Together)

dalam

pembelajaran IPA pada siswa kelas V A Sekolah Dasar ?

Aktivitas guru sesuai dengan

langkah kooperatif tipe

NHT (Numbered Head Together)

Lembar observasi aktivitas guru

Halaman 120 dan 134 Catatan

Lapangan

Aktivitas siswa sesuai dengan

langkah kooperatif tipe

NHT (Numbered Head Together)

Lembar Observasi aktivitas siswa

Catatan Lapangan

Bagaimana peningkatan kemampuan kerja sama siswa dengan

menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe

NHT(Numbered Head Together) ?

Kemampuan Kerja Sama Lembar observasi kemampuan kerja sama


(9)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Lembar Observasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)

Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Lembar observasi kemampuan kerja sama

Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana kerja sama dalam diri siswa pada kelompoknya. Tujuan dari lembar observasi ini adalah untuk mengetahui peningkatan kerja sama siswa pada setiap siklusnya. Indikator kerja sama yang digunakan oleh peneliti adalah kemampuan kooperatif tingkat awal yang diperinci dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Kerja Sama

NO Indikator Aspek yang diamati

1 Menghargai Kontribusi Menghargai pendapat teman 2 Mengambil Giliran Berpandapat dalam kelompok

3 Berada dalam kelompok

a. Tidak membicarakan hal selain materi yang didiskusikan b. Tidak egois dalam kelompok 4 Berada dalam tugas Mengerjakan tugas secara

bersama-sama 5 Menyelesaikan tugas

dalam waktunya

Menyelesaikan tugas dalam atau tepat waktu

6 Menghormati perbedaan individu

Tidak membeda-bedakan teman kelompok


(10)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini akan disesuaikan dengan rumusan masalah yang sudah ditetapkan, diantaranya :

1. Data Pelaksanakan Pembelajaran

Data yang akang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa, yang kemudian data tersebut dijabarkan dalam bentuk deskriptif yang berfungsi untuk menunjukan keterkaitan antara suatu variabel yang menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dimengerti.

Proses pengolahan data dalam bentuk deskriptif atau pengolahan data kualitatif dapat dijabarkan dalam beberapa tahapan berikut :

a. Reduksi data (data Reduction), dalam tahapan ini peneliti melakukan pemilihan data dan pemusatan terhadap data yang telah diperoleh. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok , memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya.

b. Penyajian data (data display) dalam tahapan ini data yang diperoleh dikelompokan sesuai dengan keperluan. Dalam penelitian ini pengelompokan data tersebut disajikan dalam bentuk diaram.

c. Verifikasi (verification) dalam tahap ini menurut Mile dan Hubberman kesimpulan yang diambil adalah kesimpulan yang berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2012, hlm. 91-99).

Sedangkan penggunaan data kuantitatif digunakan untuk menghitung prosentase dari keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Penghitungan keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan “ya” dan “tidak” dan berikut kategori dari keterlaksanaan proses pembelajaran :


(11)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Proses Pembelajaran

Persentase (%) Kriteria

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

0-39 Kurang Sekali

Sumber : (Arikunto, S. 2009, hlm. 245) Untuk menghitung prosentase dari proses pembelajaran

menggunakan rumus, dibawah ini

Sumber : (Arikunto, S. 2009, hlm. 245)

2. Data Peningkatan Kemampuan Kerja Sama

Pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang berupa angka hasil dari lembar observasi kemampuan kerja sama siswa. Pengolahan data menggunakan kuantitatif ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif prosentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013, hlm. 207)

Adapun rumus untuk menghitung prosentase adalah, sebagai berikut: % = x 100%

% = nilai prosentase/hasil n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor yang diharapkan (Ali, 1985, hlm 184).

Sedangkan untuk pengolahan data kualitatif menggunakan analisis deskriptif. Adapun analisis ini digunakan untuk menganalisis data berkaitan dengan meningkatnya kemampuan kerja sama siswa kemudian dideskripsikan. Analisis deskriftif/kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk mengetahui


(12)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran peningkatan kemampuan kerja sama siswa melalui pembelajaran kelompok.

Dari data analisis tersebut ditentukan kategori kemampuan kerja sama sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Kemampuan Kerja Sama Jumlah Skala Penilaian Indikator Keterangan

42 % Rendah

57-71 % Sedang

% Tinggi


(1)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

direvisi disesuaikan dengan hasil pengamatan yang didapatkan dari siklus sebelumnya.

D. Prosedur Substansif Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan dan dijadikan sebagaia acuan untuk guru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran dan disusun pada setiap siklus yang akan dilaksanakan. RPP ini berisi kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajran dan kegiatan pembelajaran atau langkah pembelajaran. RPP ini akan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together).

b. Bahan Ajar

Bahan ajar memuat materi yang akan disampaikan dan diajarkan ketika kegiatan pembelajaran dan media yang harus digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi.

c. Lembar Kerja Kelompok

Lembar kerja kelompok ini dibuat untuk dikerjakan dengan kelompok masing-masing dan dapat dijadikan acuan sebagai tolak ukur tingkatan kerja sama pada siswa.

d. Kepala bernomor

Kepala bernomor ini digunakan untuk menandai setiap siswa agar pada saat evaluasi guru dapat memanggil siswa sesuai dengan nomornya masing-masing. Kepala bernomor ini juga mencari ciri khas dalam model pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together).

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

Selain instrumen pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan instrumen pengungkap data, yang dijabarkan dalam tabel 3.1 data dan pengungkap data sebagai berikut :


(2)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Data dan Pengungkap Data Rumusan

Masalah

Data yang akan diungkap

Alat Pengungkap

Data Lampiran

Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

kooperartif tipe NHT (Numbered Head Together) dalam

pembelajaran IPA pada siswa kelas V A Sekolah Dasar ?

Aktivitas guru sesuai dengan

langkah kooperatif tipe NHT (Numbered

Head Together)

Lembar observasi aktivitas guru

Halaman 120 dan 134 Catatan

Lapangan

Aktivitas siswa sesuai dengan

langkah kooperatif tipe NHT (Numbered

Head Together)

Lembar Observasi aktivitas siswa

Catatan Lapangan Bagaimana

peningkatan kemampuan kerja sama siswa dengan

menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) ?

Kemampuan Kerja Sama Lembar observasi kemampuan kerja sama


(3)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Lembar Observasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)

Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Lembar observasi kemampuan kerja sama

Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana kerja sama dalam diri siswa pada kelompoknya. Tujuan dari lembar observasi ini adalah untuk mengetahui peningkatan kerja sama siswa pada setiap siklusnya. Indikator kerja sama yang digunakan oleh peneliti adalah kemampuan kooperatif tingkat awal yang diperinci dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Kerja Sama

NO Indikator Aspek yang diamati

1 Menghargai Kontribusi Menghargai pendapat teman 2 Mengambil Giliran Berpandapat dalam kelompok

3 Berada dalam kelompok

a. Tidak membicarakan hal selain materi yang didiskusikan b. Tidak egois dalam kelompok 4 Berada dalam tugas Mengerjakan tugas secara

bersama-sama 5 Menyelesaikan tugas

dalam waktunya

Menyelesaikan tugas dalam atau tepat waktu

6 Menghormati

perbedaan individu

Tidak membeda-bedakan teman kelompok


(4)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini akan disesuaikan dengan rumusan masalah yang sudah ditetapkan, diantaranya :

1. Data Pelaksanakan Pembelajaran

Data yang akang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa, yang kemudian data tersebut dijabarkan dalam bentuk deskriptif yang berfungsi untuk menunjukan keterkaitan antara suatu variabel yang menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dimengerti.

Proses pengolahan data dalam bentuk deskriptif atau pengolahan data kualitatif dapat dijabarkan dalam beberapa tahapan berikut :

a. Reduksi data (data Reduction), dalam tahapan ini peneliti melakukan pemilihan data dan pemusatan terhadap data yang telah diperoleh. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok , memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya.

b. Penyajian data (data display) dalam tahapan ini data yang diperoleh dikelompokan sesuai dengan keperluan. Dalam penelitian ini pengelompokan data tersebut disajikan dalam bentuk diaram.

c. Verifikasi (verification) dalam tahap ini menurut Mile dan Hubberman kesimpulan yang diambil adalah kesimpulan yang berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2012, hlm. 91-99).

Sedangkan penggunaan data kuantitatif digunakan untuk menghitung prosentase dari keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Penghitungan keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan “ya” dan “tidak” dan berikut kategori dari keterlaksanaan proses pembelajaran :


(5)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Proses Pembelajaran

Persentase (%) Kriteria

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

0-39 Kurang Sekali

Sumber : (Arikunto, S. 2009, hlm. 245) Untuk menghitung prosentase dari proses pembelajaran

menggunakan rumus, dibawah ini

Sumber : (Arikunto, S. 2009, hlm. 245)

2. Data Peningkatan Kemampuan Kerja Sama

Pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang berupa angka hasil dari lembar observasi kemampuan kerja sama siswa. Pengolahan data menggunakan kuantitatif ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif prosentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013, hlm. 207)

Adapun rumus untuk menghitung prosentase adalah, sebagai berikut: % = x 100%

% = nilai prosentase/hasil n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor yang diharapkan (Ali, 1985, hlm 184).

Sedangkan untuk pengolahan data kualitatif menggunakan analisis deskriptif. Adapun analisis ini digunakan untuk menganalisis data berkaitan dengan meningkatnya kemampuan kerja sama siswa kemudian dideskripsikan. Analisis deskriftif/kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk mengetahui


(6)

Taufiq Muhamad Yusuf, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran peningkatan kemampuan kerja sama siswa melalui pembelajaran kelompok.

Dari data analisis tersebut ditentukan kategori kemampuan kerja sama sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Kemampuan Kerja Sama

Jumlah Skala Penilaian Indikator Keterangan

42 % Rendah

57-71 % Sedang

% Tinggi