S SDT 1005699 Chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan uraian-uraian data yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajran seni tari bagi narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II
B Tasikmalaya berjalan efektif walaupun ada beberapa kendala yang telah diutarakan
sebelumnya, dari hasil wawancara di akhir pembelajaran juga memberikan kejelasan bagaimana
hasil pembelajaran seni tari yang dirasakan manfaatnya oleh narapidana yang mengikutinya,
dan menurut staf pegawai pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan yang sepakat dengan
pentingnya pembelajaran tersebut. Pembelajaran seni tari dianggap sangat penting dan
berkontribusi besar dalam proses pembinaan kepribadian dan kemandirian Warga Binaan
Pemasyarakatan atau narapidana. Berdasarkan hasil penilaian pembelajaran seni tari mengenai 3
Kompetensi penilaian yaitu Aspek Kognitif, aspek Afektif dan aspek Psikomotor pada
narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, didapatkan hasil
yaitu penilaian keseluruhan dari para narapidana mencapai nilai rata-rata 77,4 untuk Aspek
Kognitif atau pengetahuan tari, nilai rata-rata 79 untuk Aspek Afektif atau sikap dan nilai ratarata 78,8 untuk Aspek Psikomotor atau keterampilan menari.
Berdasarkan analisis hasil pembelajaran menimbulkan sikap apresiatif terhadap materi
pembelajaran seni tari yang disampaikan oleh pengajar, sikap disiplin dan kepercayaan diri
dalam mengutarakan pendapat, menirukan serta menciptakan gerak sendiri, dan mengikuti
kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran dan timbul semangat baru untuk menambah wawasan

dan menggali kembali potensi seni yang dimiliki oleh masing-masin individu dan kelompok
narapidana, serta narapidana mempunyai keterampilan di bidang tari dan mengetahui cara
mengolah tubuhnya sebagai media utama dalam gerak
B. Saran
Saran dari peneliti sekaligus pengajar dalam proses pembelajaran seni tari bagi
Narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya adalah sebagai
berikut:
1. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya:
Demi pembinaan kepribadian dan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan atau
narapidana alangkah baiknya pembinaan dalam bentuk pembelajaran seni tari dijadikan
program kerja pembinaan yang rutin dan diikuti narapidana perempuan yang berpotensi baik
dalam hal tersebut.

2. Bagi Narapidana perempuan di LP Kelas II B Tasikmalaya:
Hanna Rosiana H, 2015
PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B
TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memperbaiki keadaan dalam tekanan pidana dan tekanan-tekanan lainnya dalam

masa pidana alangkah baiknya bila narapidana perempuan membuat kegiatan agar sibuk dalam
hal-hal positif yang bisa bermanfaat dan mengobati ketegangan atau tekanan akibat
permasalahan yang dimiliki. Pembelajaran dari pembinaan-pembinaan yang dilaksanakan
diharapkan diikuti dengan baik dan senang hati, begitupun bila ingin mengajukan program baru
seperti pengajuan pengadaan pembinaan kepribadian dan kemandirian di bidang seni termasuk
seni tari. Pembinaan-pembinaan tersebut termasuk dalam bentuk pembelajaran seni tari akan
berperan dalam mengembalikankepercayaan diri dari narapidana, sikap optimis terhadap
sesuatu dan kehidupan, serta kerja sama dan komunikasi baik yang secara tidak bertahap dilatih
dalam proses pembelajran, hal tersebut akan menambah kualitas seseorang narapidana yang
akan siap menghadapi masa pidana dan kembali hidup dengan baik serta bermanfaat di
masyarakat ketika masa pidananya berakhir.

Hanna Rosiana H, 2015
PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B
TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu