S SM 1102980 Chapter3

(1)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana dan struktur dalam penelitian yang digunakan untuk mendapatkan bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Definisi lain dari desain penelitian adalah rencana atau rancangan penelitian yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan. Berikut adalah susunan rencana penelitian dalam meneliti Permainan Gitar Illo Djerr dalam Musik Keroncong Tugu pada

Orkes Krontjong Toegoe (OKT).

Bagan 3.1 Desain Penelitian

(Sumber: Recky Dramawan, 2015) Keterangan : --- = Berhubungan

= Berkelanjutan Studi Awal

Tahap Perencanaan

Pelaksanaan Penelitian

Analisis

Penyusunan Laporan Penelitian


(2)

Desain penelitian diatas dijabarkan sebagai berikut.

Permainan alat musik Keroncong Tugu memiliki beberapa perbedaan dan keunikan, salah satunya adalah pada permainan gitarnya. Permainan gitar pada Keroncong Tugu memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi melodis dan fungsi ritmis. Pada fungsi melodis, gitar memainkan pola kontramelodi. Artinya gitar memainkan permainan melodi yang berfungsi untuk menebalkan melodi vocal dan akor tertentu dengan mengikuti tangga nada dan lompatan sedikit naik turun (diatonic) serta uraian akor (arpeggio). Selain itu gitar pada keroncong Tugu juga memiliki fungsi ritmik, yaitu untuk mengiringi sebuah lagu dan sifatnya perkusif. Hal ini kembali lagi pada salah satu fungsi sesungguhnya keroncong ini, yaitu digunakan untuk pesta rakyat atau pesta dansa. Dengan gitar yang berfungsi untuk menebalkan irama keroncong Tugu, maka kesan bunyi untuk mengiringi pesta rakyat seperti tari-tarian atau nyanyi-nyanyian akan semakin kuat. Selain lagu-lagu berirama riang sebagai pengiring pesta rakyat, fungsi ritmis pada gitar juga sangat menunjang pembentukan irama pada lagu-lagu lambat, contohnya beberapa lagu peribadatan di gereja. Dengan irama yang kuat, maka lagu-lagu tersebut terasa lebih ajeg dan lebih dan membawa kekhusyuan kepada para jemaatnya. Tentu saja temuan ini membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang permainan gitar keroncong sebagai bahan referensi dalam dunia keroncong di Indonesia.

Setelah peneliti mendapatkan data dari studi awal penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan penelitian. Beberapa hal yang yang perlu disiapkan sebelum penelitian adalah narasumber, waktu pelaksanaan penelitian, tempat pelaksanaan penelitian, observasi, dan wawancara yang disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan oleh peneliti. Selain itu, pada tahap ini juga peneliti merencanakan dan membuat bahan observasi dan mencari studi literatur yang relavan dengan penelitian.

Tahap pelaksanaan adalah tahap penerapan perencanaan penelitian yang sudah dibuat sebelumnya. Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan


(3)

mendapatkan gambaran umum khususnya mengenai permainan gitar pada Keroncong Tugu. Peneliti juga melakukan pengamatan data-data dokumentasi seperti rekaman audio maupun audio visual OKT, khususnya lagu-lagu keroncong yang alat musik gitarnya dimainkan oleh Illo Djeer, baik dari internet, VCD rekaman, maupun sumber lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai permainan gitar Illo Djeer. Selain itu peneliti mencoba mendatangi kediaman keluarga Illo Djeer yang berada di daerah Depok dan mengikuti beberapa kegiatan yang dilakukan Illo Djeer untuk mengetahui lebih dalam sosok Illo Djeer. Peneliti memfokuskan kegiatan penelitian kepada pengenalan dan pemahaman sosok Illo Djeer, keluarga dan kondisi lingkungan sosial sekitarnya baik pada saat ini maupun dimasa yang sudah lampau. Selanjutnya peneliti mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan permainan gitar Keroncong Tugu juga pengalaman hidup musikal nonmusikal yang mempengaruhi pembentukan permainan gitar Illo Djeer. Hal ini dilakukan dengan melakukan kegiatan wawancara kepada Illo Djeer selaku subjek utama penelitian, sekaligus beberpa narasumber pendukung yaitu seniman keroncong Tugu, seperti Andre Juan Michiels, Sartje Margaretha Michiels, Arthur James Michiels, Milthon Augustin Michiels, dan Nicolaus Payung Ola, Arend Michiels dan Usman Ufredo Quinto.

Setelah pelaksanaan penelitian, peneliti menemukan banyak temuan dilapangan. Temuan tersebut kemudian dinalisis dan disusun menjadi suatu bentuk laporan hasil penelitian (Skripsi).

Penelitian ini dilakaukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Nasution (2003, hlm. 14) Pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan prilaku nyata. Metode deskriptif dilakukan berdasarkan pengalaman empiris yang didapat dan melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya yang memperhatikan karakteristik, kualitas, keterkaitan antara kegiatan. Metode


(4)

ini sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan tingkah laku manusia.

Penelitian deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang bersifat ilmiah ataupun tanpa rekayasa. Untuk itu, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data yang diperlukan sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis, menggambarkan serta mendeskripsikan data secara sistematis dan akurat. Data yang dianalisis berupa data yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan seperti informasi lisan, tulisan, dokumentasi berupa rekaman yang menginformasikan permainan gitar Illo Djeer serta proses pembentukan karakter bermain gitarnya. Semua data diolah secara kualitatif, kemudian dianalisis dengan tujuan untuk mengurai masalah yang berhubungan dengan penelitian. Selanjutnya diverifikasi dan diambil kesimpulan sesuai kebutuhan penelitian.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Foto 3.1 Illo Djeer

(Sumber : Dokumentasi Narasumber)

Yang menjadi partisipan dalam penelitian ini yaitu Illo Djeer dengan nama lengkap Ignatius Loyola Djjer. Anak dari pasangan Petrus Djeer dan Berneadetha


(5)

Flores Sabtu, 7 September 1974 adalah pemain gitar keroncong pada Orkes Krontjong Toegoe. Beliau menghabiskan masa kecil hingga remaja di daerah Flores, Nusa Tenggara Timur. Barulah ketika menginjak dewasa, beliau tinggal di Jakarta sebagai mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Pendidikan Indonesia. Berbekal pengalaman musik Illo Djeer selama tinggal di Flores yang cukup banyak, membawa Illo Djeer bergabung dengan OKT. Saat ini Illo Djeer telah menikah dengan Edeltrudis Ros Da Lima Jenarut yang juga merupakan keturunan Flores dan telah dikaruniai seorang gadis kecil bernama Maria Petsa Sae Djeer.

Penelitian dilakukan di beberapa lokasi, diantaranya Kampung Tugu Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta, Palais Hotel Dago Kota Bandung, Jl. Nusa Indah Pancoran Mas Depok dan Kantor Walikota Kota Solo. Sebagai salah satu bentuk hasil tradisi nenek moyang masyarakat Tugu, kerap kali musik Keroncong Tugu digunakan untuk mengiringi ibadah masyaraat Tugu di gereja, juga untuk mengiringi acara-acara tradisi masyarakat Tugu. Jadi, meskipun secara umum musik keroncong sudah mendapat predikat musik nasional, bagi masyarakat Kampung Tugu, musik keroncong adalah musik tradisi nenek moyang mereka yang harus tetap dijaga identitas keasliannya. Selain itu tempat lain yang digunakan untuk penelitian adalah kediaman Illo Djeer sendiri dan keluarga yang berada di sekitar Depok. Hal ini bertujuan untuk memperdalam keseharian sosok Illo Djeer.

C. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah melalui kegiatan observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literature.

1. Observasi

Menurut Arikunto (2006, hlm. 223) observasi adalah semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur dan mencatat. Maka observasi dalam penelitian ini merupakan suatu teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan jalan


(6)

melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlagsung di lokasi penelitian.

Observasi dilakukan di kediaman Illo Djeer dan di Kampung Tugu. Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Rincian data observasi

No Waktu Observasi Hasil Observasi

1 Selasa,

21 April 2015

Observasi pertama dilakukan di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta . Dari observasi ini peneliti melakukan pengamatan awal terhadap permainan gitar Illo Djeer yang akan diangkat menjadi bahan penelitian.

2 Minggu, 26 April 2015

Pada observasi kedua peneliti mengamati aspek-aspek musikal permainan gitar Illo Djeer bersama

OKT pada acara perayaan 60 tahun KAA di Jl. Ir. H.

Juanda Dago, Bandung. 3 Kamis,

13 Agustus 2015

Pada observasi ketiga yang dilakukan di kediaman Illo Djeer di Jl. Nusa Indah, Pancoran Mas, Depok, peneliti berkenalan dengan keluarga Illo Djeer dan mengamati kegiatan dan kebiasaan Illo Djeer bersama keluarga.

4 Kamis, 24 September 2015

Pada kegiatan yang dilakukan di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta, peneliti melakukan observasi terakhir melalui pengamatan interaksi Illo Djeer dengan semua personel OKT.

2. Wawancara

Rohidi mengungkapkan bahwa “wawancara adalah suatu teknik yang


(7)

terjadi dimasa lampau maupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir di tempat

kejadian itu” (2007, hlm. 208). Dalam penelitian ini, wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data untuk studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, juga untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Melalui wawancara diperoleh data-data untuk melengkapi pembahasan yang tidak didapatkan melalui observasi. Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara informal, sebagaimana diungkapkan oleh Moleong.

Wawancara pembicaraan informal dipandang perlu dilakukan berkaitan dengan peneliti yang terlibat dan berperan sebagai objek yang diteliti. Wawancara pembicaraan informal, yaitu bergantung kepada spontanitas pewawancara dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. Hubungan pewawancara dengan yang diwawancarai adalah dalam suasana biasa dan wajar. Pertanyaan dan jawaban berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. (1994, hlm. 135)

Jadi, aktifitas wawancara dilakukan dalam suasana yang informal, untuk menimbukkan rasa nyaman pada narasumber sendiri. Adapun jenis pertanyaan yang digunakan merupakan pertanyaan-pertanyaan tidak terstruktur atau pertanyaan terbuka. Pertanyaan berkembang sesuai kondisi di lapangan dengan tetap mengutamakan pertanyaan inti.

Foto 3.2

Peneliti sedang melakukan kegiatan wawancara dengan Illo Djeer (Sumber : Recky Darmawan, 2015)


(8)

Selain kepada Illo Djeer, peneliti juga melakukan wawancara kepada seluruh personel OKT, yaitu Andre Juan Michiels, Saartje Margaretha Michiels, Arthur James Michiels, Milthon Augustin Michiels, Arend Michiels, Nicolaus Payung Ola dan Usman Ufredo Quinto.

Tabel 3.2

Rincian data Wawancara

No Waktu Wawancara Hasil Wawancara

1 Selasa,

21 April 2015

Wawancara pertama dilakukan oleh peneliti di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data-data mendasar seperti pengalaman musik Illo Djeer dalam bermain gitar, baik musik secara umum maupun musik keroncong. Penulis juga meperoleh data tentang genre-genre musik yang disukai oleh beliau.

2 Minggu, 26 April 2015

Dari wawancara ini peneliti memperoleh data-data yang bersifat musical, yaitu aspek irama , harmoni, melodi dan teknik yang dimainkan oleh Illo Djeer pada permainan gitarnya bersama OKT. Peneliti melakukan wawancara di Palais Hotel Dago Kota Bandung.

3 Kamis,

13 Agustus 2015

Pada kegiatan wawancara ketiga yang dilakukan di kediaman Illo Djeer di Jl. Nusa Indah, Pancoran Mas, Depok, peneliti mendapatkan data-data yang bersifat non musical, yaitu latar belakang sosial dan budaya Illo Djeer.

3 Kamis, 24 September 2015

Kegiatan wawancara ini dilakukan di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data mengenai sosok Illo Djeer secara lebih dalam, baik dari aspek musical maupun non musikal berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seluruh personel OKT.

3. Studi Literatur


(9)

karya dari Koentjaraningrat (1986) menjelaskan tentang pengantar Ilmu Antropologi, Harmunah (1996) yang menjelaskan tentang musik keroncong secara umum, Victor Ganap (2001, 2011) yang menjelaskan tentang Keroncong Tugu, Galih Sutresna (2012) dalam penelitiannya mengenai fungsi flute pada musik Keroncong dan Orkes Krontjong Toegoe dan Orkes Krontjong Toegoe, Pinta Resty Ayunda (2013) meneliti tentang gaya menyanyi Sartje Margareha Michiel pada grup musik Orkes Krontjong Toegoe.

4. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil wawancara dan observasi. Badudu dalam Hartini (2009, hlm. 53) mengartikan dokumentasi adalah semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan sebagai bukti pelaksanaan suatu kegiatan. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa photo maupun rekaman audio visual dari aktivitas selama penelitian berlangsung.

D. Analisis Data

Gray dan Malins dalam Rohidi mengungkapkan bahwa “analisis bukan

merupakan tahap akhir dari proses penelitian. Analsisi senantiasa berjalan seiring dengan pengumpulan dan penelusuran data (2007, hlm. 230).

Sugiyono (2012, hlm. 244) bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, pencatatan lapangan, kategori menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan maupun kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan adaptasi dari Sugiyono (2012, hlm. 334) analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga alur:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Kegiatan Reduksi data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan analisis. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yaitu suatu proses pemilihan-pemilihan, mengatur serta menyederhanakan data melalui seleksi yang


(10)

ketat, melalui ringkasan atau uraian yang ringkas, menggolongkannya kedalam satu pola yang lebih luas. Data dari hasil wawancara, dan observasi peneliti dengan Illo Djeer, rekaman audio, tampilan audio visual dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sehingga tidak semua data dimasukan kedalam laporan penelitian.

2. Display data (Penyajian Data)

Pada tahap ini data yang telah dipilah-pilah diorganisasikan dalam kategori tertentu agar memperoleh gambaran secara utuh. Penyajian data dilakukan dengan cara penyampaian informasi berdasarkan data yang dimiliki dan disusun secara runtut dan baik dalam bentuk naratif, sehingga mudah dipahami.. Adapun hasil observasi dan wawancara di lapangan diubah kedalam bentuk tulisan yang terbagi dalam dua sub materi yaitu yang berkaitan dengan permainan gitar Illo Djeer dan aspek musical nonmusikal yang membentuk karakter permainan Illo Djeer, khususnya dalam permainan keroncong pada Orkes

Krontjong Toegoe.

3. Conclusion Drawing (Verifikasi Data)

Setelah dilakukan penyajian data, tahap selanjutnya adalah verifikasi data. Melalui tahap ini peneliti ingin melihat kebenaran hasil analisis untuk melahirkan simpulan yang dapat dipercaya. Penarikan kesimpulan dimana peneliti melakukannya selama penelitian berlangsung dengan cara menelaah ulang catatan-catatan lapangan dan mendiskusikannya dengan narasumber pada pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini peneliti meninjau ulang keabsahan data dan kebenaran data berdasarkan sumber-sumber yang didapatkan, baik dari narasumber, dokumentasi, maupun personel Orkes Krontjong Toegoe lainnya yang berkaitan dengan bahasan penelitian.


(1)

Flores Sabtu, 7 September 1974 adalah pemain gitar keroncong pada Orkes Krontjong Toegoe. Beliau menghabiskan masa kecil hingga remaja di daerah Flores, Nusa Tenggara Timur. Barulah ketika menginjak dewasa, beliau tinggal di Jakarta sebagai mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Pendidikan Indonesia. Berbekal pengalaman musik Illo Djeer selama tinggal di Flores yang cukup banyak, membawa Illo Djeer bergabung dengan OKT. Saat ini Illo Djeer telah menikah dengan Edeltrudis Ros Da Lima Jenarut yang juga merupakan keturunan Flores dan telah dikaruniai seorang gadis kecil bernama Maria Petsa Sae Djeer.

Penelitian dilakukan di beberapa lokasi, diantaranya Kampung Tugu Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta, Palais Hotel Dago Kota Bandung, Jl. Nusa Indah Pancoran Mas Depok dan Kantor Walikota Kota Solo. Sebagai salah satu bentuk hasil tradisi nenek moyang masyarakat Tugu, kerap kali musik Keroncong Tugu digunakan untuk mengiringi ibadah masyaraat Tugu di gereja, juga untuk mengiringi acara-acara tradisi masyarakat Tugu. Jadi, meskipun secara umum musik keroncong sudah mendapat predikat musik nasional, bagi masyarakat Kampung Tugu, musik keroncong adalah musik tradisi nenek moyang mereka yang harus tetap dijaga identitas keasliannya. Selain itu tempat lain yang digunakan untuk penelitian adalah kediaman Illo Djeer sendiri dan keluarga yang berada di sekitar Depok. Hal ini bertujuan untuk memperdalam keseharian sosok Illo Djeer.

C. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah melalui kegiatan observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literature.

1. Observasi

Menurut Arikunto (2006, hlm. 223) observasi adalah semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur dan mencatat. Maka observasi dalam penelitian ini merupakan suatu teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan jalan


(2)

melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlagsung di lokasi penelitian.

Observasi dilakukan di kediaman Illo Djeer dan di Kampung Tugu. Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Rincian data observasi

No Waktu Observasi Hasil Observasi

1 Selasa,

21 April 2015

Observasi pertama dilakukan di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta . Dari observasi ini peneliti melakukan pengamatan awal terhadap permainan gitar Illo Djeer yang akan diangkat menjadi bahan penelitian.

2 Minggu, 26 April 2015

Pada observasi kedua peneliti mengamati aspek-aspek musikal permainan gitar Illo Djeer bersama OKT pada acara perayaan 60 tahun KAA di Jl. Ir. H. Juanda Dago, Bandung.

3 Kamis,

13 Agustus 2015

Pada observasi ketiga yang dilakukan di kediaman Illo Djeer di Jl. Nusa Indah, Pancoran Mas, Depok, peneliti berkenalan dengan keluarga Illo Djeer dan mengamati kegiatan dan kebiasaan Illo Djeer bersama keluarga.

4 Kamis, 24 September 2015

Pada kegiatan yang dilakukan di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta, peneliti melakukan observasi terakhir melalui pengamatan interaksi Illo Djeer dengan semua personel OKT.

2. Wawancara

Rohidi mengungkapkan bahwa “wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang kejadian yang oleh peneliti tidak dapat diamati sendiri secara langsung, baik karena tindakan atau peristiwa yang


(3)

terjadi dimasa lampau maupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir di tempat kejadian itu” (2007, hlm. 208). Dalam penelitian ini, wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, juga untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Melalui wawancara diperoleh data-data untuk melengkapi pembahasan yang tidak didapatkan melalui observasi. Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara informal, sebagaimana diungkapkan oleh Moleong.

Wawancara pembicaraan informal dipandang perlu dilakukan berkaitan dengan peneliti yang terlibat dan berperan sebagai objek yang diteliti. Wawancara pembicaraan informal, yaitu bergantung kepada spontanitas pewawancara dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. Hubungan pewawancara dengan yang diwawancarai adalah dalam suasana biasa dan wajar. Pertanyaan dan jawaban berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. (1994, hlm. 135)

Jadi, aktifitas wawancara dilakukan dalam suasana yang informal, untuk menimbukkan rasa nyaman pada narasumber sendiri. Adapun jenis pertanyaan yang digunakan merupakan pertanyaan-pertanyaan tidak terstruktur atau pertanyaan terbuka. Pertanyaan berkembang sesuai kondisi di lapangan dengan tetap mengutamakan pertanyaan inti.

Foto 3.2

Peneliti sedang melakukan kegiatan wawancara dengan Illo Djeer (Sumber : Recky Darmawan, 2015)


(4)

Selain kepada Illo Djeer, peneliti juga melakukan wawancara kepada seluruh personel OKT, yaitu Andre Juan Michiels, Saartje Margaretha Michiels, Arthur James Michiels, Milthon Augustin Michiels, Arend Michiels, Nicolaus Payung Ola dan Usman Ufredo Quinto.

Tabel 3.2

Rincian data Wawancara

No Waktu Wawancara Hasil Wawancara

1 Selasa,

21 April 2015

Wawancara pertama dilakukan oleh peneliti di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data-data mendasar seperti pengalaman musik Illo Djeer dalam bermain gitar, baik musik secara umum maupun musik keroncong. Penulis juga meperoleh data tentang genre-genre musik yang disukai oleh beliau.

2 Minggu, 26 April 2015

Dari wawancara ini peneliti memperoleh data-data yang bersifat musical, yaitu aspek irama , harmoni, melodi dan teknik yang dimainkan oleh Illo Djeer pada permainan gitarnya bersama OKT. Peneliti melakukan wawancara di Palais Hotel Dago Kota Bandung.

3 Kamis,

13 Agustus 2015

Pada kegiatan wawancara ketiga yang dilakukan di kediaman Illo Djeer di Jl. Nusa Indah, Pancoran Mas, Depok, peneliti mendapatkan data-data yang bersifat non musical, yaitu latar belakang sosial dan budaya Illo Djeer.

3 Kamis, 24 September 2015

Kegiatan wawancara ini dilakukan di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data mengenai sosok Illo Djeer secara lebih dalam, baik dari aspek musical maupun non musikal berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seluruh personel OKT.

3. Studi Literatur

Kajian tentang musik keroncong telah banyak dilakukan oleh para peneliti, bebrapa literatur yang digunakan peneliti dalam penelitian ini diantaranya


(5)

karya-karya dari Koentjaraningrat (1986) menjelaskan tentang pengantar Ilmu Antropologi, Harmunah (1996) yang menjelaskan tentang musik keroncong secara umum, Victor Ganap (2001, 2011) yang menjelaskan tentang Keroncong Tugu, Galih Sutresna (2012) dalam penelitiannya mengenai fungsi flute pada musik Keroncong dan Orkes Krontjong Toegoe dan Orkes Krontjong Toegoe, Pinta Resty Ayunda (2013) meneliti tentang gaya menyanyi Sartje Margareha Michiel pada grup musik Orkes Krontjong Toegoe.

4. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil wawancara dan observasi. Badudu dalam Hartini (2009, hlm. 53) mengartikan dokumentasi adalah semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan sebagai bukti pelaksanaan suatu kegiatan. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa photo maupun rekaman audio visual dari aktivitas selama penelitian berlangsung.

D. Analisis Data

Gray dan Malins dalam Rohidi mengungkapkan bahwa “analisis bukan merupakan tahap akhir dari proses penelitian. Analsisi senantiasa berjalan seiring dengan pengumpulan dan penelusuran data (2007, hlm. 230).

Sugiyono (2012, hlm. 244) bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, pencatatan lapangan, kategori menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan maupun kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan adaptasi dari Sugiyono (2012, hlm. 334) analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga alur:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Kegiatan Reduksi data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan analisis. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yaitu suatu proses pemilihan-pemilihan, mengatur serta menyederhanakan data melalui seleksi yang


(6)

ketat, melalui ringkasan atau uraian yang ringkas, menggolongkannya kedalam satu pola yang lebih luas. Data dari hasil wawancara, dan observasi peneliti dengan Illo Djeer, rekaman audio, tampilan audio visual dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sehingga tidak semua data dimasukan kedalam laporan penelitian.

2. Display data (Penyajian Data)

Pada tahap ini data yang telah dipilah-pilah diorganisasikan dalam kategori tertentu agar memperoleh gambaran secara utuh. Penyajian data dilakukan dengan cara penyampaian informasi berdasarkan data yang dimiliki dan disusun secara runtut dan baik dalam bentuk naratif, sehingga mudah dipahami.. Adapun hasil observasi dan wawancara di lapangan diubah kedalam bentuk tulisan yang terbagi dalam dua sub materi yaitu yang berkaitan dengan permainan gitar Illo Djeer dan aspek musical nonmusikal yang membentuk karakter permainan Illo Djeer, khususnya dalam permainan keroncong pada Orkes Krontjong Toegoe.

3. Conclusion Drawing (Verifikasi Data)

Setelah dilakukan penyajian data, tahap selanjutnya adalah verifikasi data. Melalui tahap ini peneliti ingin melihat kebenaran hasil analisis untuk melahirkan simpulan yang dapat dipercaya. Penarikan kesimpulan dimana peneliti melakukannya selama penelitian berlangsung dengan cara menelaah ulang catatan-catatan lapangan dan mendiskusikannya dengan narasumber pada pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini peneliti meninjau ulang keabsahan data dan kebenaran data berdasarkan sumber-sumber yang didapatkan, baik dari narasumber, dokumentasi, maupun personel Orkes Krontjong Toegoe lainnya yang berkaitan dengan bahasan penelitian.