reformasi birokrasi CUPLIKAN HASIL SURVEY TIM ITB UNPAD UNTUK PENYUSUNAN RENSTRA DPR RI 2010 2015 1442914702

(1)

(2)

PROFIL ANGGOTA DPR RI


(3)

Prosentase Anggota DPR RI 2009-2014

Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

194 35% 13 2% 43 8% 33 6% 265 49% SMA Diploma S1 S2 S3


(4)

Prosentase Anggota DPR RI 2009-2014

Berdasarkan Jenis Kelamin

Perempuan

17.66%

Laki-laki


(5)

Prosentase Anggota DPR RI 2009-2014 Berdasarkan

Tempat Tinggal

Selain Jakarta dan Jawa Barat

31.90% Jakarta

47.2%

Jawa Barat 20.9%


(6)

Prosentase Anggota DPR RI 2009-2014

Berdasarkan Pekerjaan Sebelum Menjabat

Anggota Dewan Periode Sebelumnya 31% Lain-lain 10% Artis 1% Pegawai Swasta 35% PNS 8% Pensiunan 2% Wirausaha 13%


(7)

Prosentase Anggota DPR RI 2009-2014

Berdasarkan Kelompok Umur

Dibawah 30 2.4%

31 s.d. 40 18.6% Di atas 61

12.4%

51 s.d. 60 25.6%

41 s.d. 50 41.0%


(8)

Prosentase Anggota DPR RI 2009-2014

Berdasarkan Status Perkawinan

509 94%

10 2%

21 4%


(9)

Prosentase Anggota DPR RI 2009-2014 Berdasarkan Jumlah

Tanggungan Keluarga

20.70% 26.37% 17.95% 7.33% 9.71% 3.30% 2.38% 0.92% 0.37% 0.18% 0.55% 9.89% 0.18% 0.18%

0 Orang 1 Orang 2 Orang 3 Orang 4 Orang 5 Orang 6 Orang 7 Orang 8 Orang 9 Orang 10 Orang 11 Orang 12 Orang 13 Orang


(10)

Prosentase Anggota DPR RI 2009-2014

Berdasarkan Agama

0.90% 2.34%

1.44%2.34%

9.01% 83.96%

Islam

Kristen Protestan Katolik

Hindu Budha


(11)

PANDANGAN DPR RI

TENTANG DUKUNGAN


(12)

SETJEN DPR RI dan Unsur-unsurnya Sudah Memberikan

Dukungan Memuaskan Bagi Anggota Dalam Melaksanakan

Tugas-tugas Legislatifnya

29.69%

28.65%

36.98%

2.08%

2.60%


(13)

Pandangan Positif Anggota terhadap SETJEN

DPR RI

15.92%

4.48%

1.99%

1.99%

5.47%

Dukungan SDM sangat Membantu Pemberian Informasi Sudah Baik

Administrasi dijalankan dengan baik dan penuh tanggung jawab Dukungan Teknis sudah membantu


(14)

Pandangan Negatif Anggota terhadap SETJEN

DPR RI berkaitan dengan SDM

6.47% 5.47% 3.98% 2.99% 1.99% 1.99% 1.49% 0.50% 1.00% SDM Fungsional Kurang cepat dalam merespon

Dukungan Tenaga Ahli dan SETJEN kurang memuaskan Peningkatan disiplin dan kinerja

Kuantitas Tenaga Ahli yang kurang

Kurang komunikasi, sinergi, dan kooperatif Kurang Profesional

Belum bertanggung jawab

Pendidikan AsPri dan Tenaga ahli tidak jadi standar perekrutan Perlu pembidangan TA legislasi, TA budgeting, TA pengawasan


(15)

Pandangan Negatif Anggota terhadap SETJEN

berkaitan dengan Anggaran-Administrasi-Informasi

5.47%

3.48%

0.50%

Administrasi dan informasi masih kurang dan belum transparan

Anggaran kurang transparan


(16)

Pandangan Negatif Anggota terhadap SETJEN

berkaitan dengan Rapat dan Sidang

1.49%

1.49%

2.49%

1.49%

2.49%

Bahan, Referensi, laporan untuk rapat kurang mendukung

Dokumen terlambat diantar

Hasil-hasil rapat susah di Akses

Agenda acara yang selalu mendadak

Jadwal rapat sering bentrok


(17)

Pandangan Negatif Anggota Terhadap SETJEN

berkaitan dengan Prasarana dan Sarana

5.97%

1.49% 1.00%

0.50% 0.50%

Kurangnya Kelengkapan alat kantor, sarana informasi dan fasilitas lain Akses IT (Internet) dan telepon lambat

PAMDAL tidak sigap antisipasi tamu tak diundang (security per lemah) Pemasangan TV Parlemen di ruang Anggota belum terpenuhi


(18)

Tingkat Kesetujuan Anggota Dewan Terhadap

Pembentukan Lembaga Inspektorat Jenderal di DPR

RI

42.42%

34.34% 4.55%

4.04%

14.65% Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Netral

Setuju


(19)

Tingkat Kesetujuan Anggota Dewan Terhadapo

Pensetaraan Kedudukan Inspektorat Jenderal dengan

Sekretariat Jenderal di DPR

6.70% 37.11%

28.35%

4.12%

23.71% Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Netral

Setuju


(20)

Tingkat Kesetujuan Anggota Dewan Terhadap Fungsi

BFK Dalam Membantu Kinerja Anggota DPR

12.31% 51.28%

2.05%

2.05%

32.31%

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Netral Setuju


(21)

Posisi BFK di DPR RI Menurut Anggota Dewan

26.92%

6.04% 67.03%


(22)

PANDANGAN FRAKSI

TERHADAP SEKRETARIAT

JENDERAL


(23)

Fraksi DEMOKRAT

Harus ada badan otonom yang mengurus anggaran yang

bertanggung jawab ke BURT

Sekjen mengurus administrasi dan sekretariat

pendukung fraksi dan AKD saja

LAN tidak jalan, menyulitkan komunikasi elektronik.

Percuma beli komputer canggih.

Ada permainan proyek di Setjen, sehingga Anggota

minta fasilitas langsung disorot negatif oleh media


(24)

Fraksi GOLKAR

SEKJEN lemah karena pembagian tugasnya tidak jelas,

persiapan jelek dalam mendukung rapat paripurna,

tidak cepat menanggapi kebutuhan fraksi

SEKJEN tidak mempunyai wibawa

Kesulitan mengurus perpanjangan dukungan listrik dan

AC saat berkegiatan di malam hari

SETJEN tidak punya jadwal kerja

SETJEN tidaj tahu mana yang teknis atau administratif

Perpustakaan ketinggalan jaman

Sekjen harus tahu dan mampu menggerakkan SDM dan

Sarpras untuk peningkatan kinerja Dewan


(25)

Fraksi PDI-P

 Pengelolaan dan penyelenggaraan website bersifat mandiri Fraksi/ Anggota, artinya tidak ada dukungan dana dan tenaga kepakaran dari Setjen

 Terkait dengan tugas Pelaporan Kinerja Anggota oleh Fraksi, sudah semestinya kalau Setjen memberikan dukungan dan fasilitas.

Pengembangan layanan informasi kepada publik yang dilakukan oleh Fraksi semestinya bisa menggunakan dana publik/ APBN, bukan

mengandalkan iuran dari Anggota.

 Dari skala 1-5, Setjen dinilai 2.

 Setjen dinilai suka lancang, yaitu tanpa diskusi dengan Pimpinan DPR sudah mengambil keputusan sendiri untuk masalah-masalah yang sebenarnya menyangkut Anggota (dan Tenaga Ahli)

 Perlu diberlakukan sistem Pegawai Parlemen , sistem tungal, supaaya

tidak ada perbedaan antara PNS dengan non-PNS saat mereka berkerja mendukung Anggota.

 Perlu Auditor. Bentuk tidak harus Inspektorat Jenderal. Dikhawatirkan kalau PNS lagi, maka kurang efektif.


(26)

Fraksi PKS

 Hubungan BURT, Setjen dengan Fraksi dirasakan kurang nyambung .

Keberadaan Sekretariat Fraksi yang diisi oleh staff Setjen kurang dirasakan manfaatnya oleh Fraksi sebagaimana semestinya sebuah sekretariat. Untuk menutupi kekurangan tersebut, PKS

mengembangkan dukungan administrasi mandiri yang bertumpu pada Aspri dan Tenaga Ahli anggota dan Tenaga Ahli Fraksi.

 Gedung DPR nantinya yang akan diwujudkan melalui Grand Design

harus bersifat Landmark Nasional. Kebanggaan bangsa dan menjadi

icon Indonesia

 Sekretariat Jenderal sangat lambat dalam memberikan pelayanan

kepada Fraksi. Sekretariat Fraksi tidak bisa diandalkan. Dicontohkan, untuk bisa pinjam Vacuum Cleaner guna membersihkan ruangan

anggota dari Fraksi harus menunggu 1 semester. Tidak jelas apakah

Vacuum cleaner tersebut hanya 1 untuk 1 gedung sehingga harus antri atau bagaimana.


(27)

Fraksi PAN

Perlu diatur mekanisme kegiatan rapat sehingga

tidak tumpang tindih (overlapping)

Renstra DPR sebaiknya sebagai pionir sehingga

dapat diikuti oleh lembaga lainnya.


(28)

Fraksi PKB

 Telepon sebelum jam 16.00 sudah diputus. Padahal anggota masih berkerja dan kadang sampai malam.

 Perangkat pendukung kerja (ATK, dll) tidak jelas bagaimana mendapatkannya.

 Televisi, dispenser beli sendiri, tidak disediakan oleh sekretariat

 Tidak ada kejelasan jatah/ anggaran ATK untuk Anggota dan Fraksi

 Ada setoran dari Anggota ke Fraksi. Tetapi jumlah akumulatifnya masih kurang untuk mendanai kebutuhan Fraksi dalam kerangka Citra DPR. Dibutuhkan dana dari Setjen/ negara untuk meliput pengeluaran yang bersifat publik, seperti pengembangan website


(29)

Fraksi PPP

 Perlu mobil/ kendaraan operasional untuk fraksi. Saat ini ada, tetapi dipakai oleh Sekretariat fraksi yang notabene adalah PNS dari Setjen. Mobil fraksi bisa disesuaikan dengan jumlah anggotanya.

 Ruangan/ gedung harus memperhitungkan fasilitas pendukung

 Pamdal harus memberlakukan setiap orang yang masuk ke gedung DPR secara sama. Hanya perlu dibuat pintu khusus bagi Anggota sehingga bisa lebih lancar. Atau dibuat pemisahan antara Anggota dengan ta,u biasa

 Proses anggaran belum jelas. Malah disebutkan belum mapan. Fasilitas mesin

fotocopy tidak ada. Sekretariat Fraksi tidak bisa memberikan kejelasan anggaran ATK/ Alat Tulis Kantor untuk Fraksi, Anggota, dstnya

 Setjen seharusnya memberi sarapan/ makanan kecil (tugas anggota sangat berat, setidaknya bisa memberi semangat kalau pagi-pagi ada sarapan di meja)

 Perlu ada kegiatan pemberdayaan untuk Aspri oleh Setjen sehingga

kemampuan Aspri dalam mendukung kerja anggota Dewan bisa optimal, khususnya di bidang administrasi, keuangan, dan informasi internal di lingkungan komplek DPR.


(30)

Fraksi GERINDRA

Suasana Setjen tidak kondusif

Sekjen terlalu dominan

Kita tidak ingin meninggalkan Setjen

Standar staf ahli tidak mungkin mengacu kriteria Sekjen. 80 %

kriteria diserahkan ke partai

Dengan kondisi tenaga ahli sekarang, visi-misi renstra terlalu

muluk

Sekjen perlu humas handal untuk menangkis pandangan

negatif masyarakat


(31)

Fraksi HANURA

Setjen seharusnya menyediakan ruang rapat untuk fraksi

HANURA menolak pembuatan gedung baru

Setjen kelihatannya hanya

main

proyek

.

Tidak

memprioritaskan kebutuhan utama anggota/ fraksi

(malah mengganti sofa

tidak penting

dibanding

menyediakan jaringan internet).

Kemampuan Setjen saat ini sangat tidak memuaskan


(32)

(1)

Fraksi PAN

Perlu diatur mekanisme kegiatan rapat sehingga

tidak tumpang tindih (overlapping)

Renstra DPR sebaiknya sebagai pionir sehingga

dapat diikuti oleh lembaga lainnya.


(2)

Fraksi PKB

Telepon sebelum jam 16.00 sudah diputus. Padahal anggota masih

berkerja dan kadang sampai malam.

Perangkat pendukung kerja (ATK, dll) tidak jelas bagaimana

mendapatkannya.

Televisi, dispenser beli sendiri, tidak disediakan oleh sekretariat

Tidak ada kejelasan jatah/ anggaran ATK untuk Anggota dan Fraksi

Ada setoran dari Anggota ke Fraksi. Tetapi jumlah akumulatifnya

masih kurang untuk mendanai kebutuhan Fraksi dalam kerangka

Citra DPR. Dibutuhkan dana dari Setjen/ negara untuk meliput

pengeluaran yang bersifat publik, seperti pengembangan website


(3)

Fraksi PPP

 Perlu mobil/ kendaraan operasional untuk fraksi. Saat ini ada, tetapi dipakai oleh Sekretariat fraksi yang notabene adalah PNS dari Setjen. Mobil fraksi bisa disesuaikan dengan jumlah anggotanya.

 Ruangan/ gedung harus memperhitungkan fasilitas pendukung

 Pamdal harus memberlakukan setiap orang yang masuk ke gedung DPR secara sama. Hanya perlu dibuat pintu khusus bagi Anggota sehingga bisa lebih lancar. Atau dibuat pemisahan antara Anggota dengan ta,u biasa

 Proses anggaran belum jelas. Malah disebutkan belum mapan. Fasilitas mesin fotocopy tidak ada. Sekretariat Fraksi tidak bisa memberikan kejelasan

anggaran ATK/ Alat Tulis Kantor untuk Fraksi, Anggota, dstnya

 Setjen seharusnya memberi sarapan/ makanan kecil (tugas anggota sangat berat, setidaknya bisa memberi semangat kalau pagi-pagi ada sarapan di meja)

 Perlu ada kegiatan pemberdayaan untuk Aspri oleh Setjen sehingga

kemampuan Aspri dalam mendukung kerja anggota Dewan bisa optimal, khususnya di bidang administrasi, keuangan, dan informasi internal di lingkungan komplek DPR.


(4)

Fraksi GERINDRA

Suasana Setjen tidak kondusif

Sekjen terlalu dominan

Kita tidak ingin meninggalkan Setjen

Standar staf ahli tidak mungkin mengacu kriteria Sekjen. 80 %

kriteria diserahkan ke partai

Dengan kondisi tenaga ahli sekarang, visi-misi renstra terlalu

muluk

Sekjen perlu humas handal untuk menangkis pandangan

negatif masyarakat


(5)

Fraksi HANURA

Setjen seharusnya menyediakan ruang rapat untuk fraksi

HANURA menolak pembuatan gedung baru

Setjen kelihatannya hanya

main

proyek

.

Tidak

memprioritaskan kebutuhan utama anggota/ fraksi

(malah mengganti sofa

tidak penting

dibanding

menyediakan jaringan internet).

Kemampuan Setjen saat ini sangat tidak memuaskan


(6)