Imateralisasi Jaminan Benda Dalam Bentuk Cash Collateral Sebagai Jaminan Proyek Infra Struktur Melalui Mekanisme Swift.

IMATERALISASI JAMINAN BENDA DALAM BENTUK CASH COLLAT ERAL
SEBAGAI JAMINAN PROYEK INFRA STRUKTUR
MELALUI MEKANISME SWIFT
Tarsisius Murwaj i
Fakul t as Hukum Uni versit as Padj adj aran, Bandung
mt arsisius@yahoo. co. id

ABST RACT
The const r uct ion of inf r ast r uct ur e pr oj ect s r equir e l ar ge expenses, such as f or highway f unding r equir ed f r om 2 t o 270 t r il l ion r upiah. The cost f or t he pr oj ect l oan is
usual l y der ived f r om int er nat ional banks. Legal issues, among ot her s: we do not
guar ant ee t he l egal syst em conduci ve t o use in l ar ge f inanci ng; corpor at e body and
banking inst it ut ions we consider ed t o be of int er nat ional standar d, and our l e-gal
syst em is r egar ded as t he count r y r isk. The ot her hand many peopl e of Indonesia
who have col l at er al mat er ial , usual l y pur e gol d (pr ecious met al s) t hat have been
diimat er ial i zat ion and incl uded in t he account s of f or eign banks, such as UBS in
Swit zer l and, HSBC in London and Hong Kong, and Bar cl ays Bank i n London. Such guar ant ees may be used as t he basis of t he issuance of bank guar ant ees and t hr ough
t he mechanism of Societ y Wor l dwide Int er bank Financial Tel ecommunicat ions
(SWIFT) can be used as l oan col l at er al banks in Indonesi a.
Key wor ds: bank guar ant y, SWIFT, secur it y l aw, int er nat ional banki ng syst em
ABSTRAK
Pembangunan proyek-proyek inf rast rukt ur memerl ukan biaya besar, misal nya unt uk

pembiayaan j al an t ol diperl ukan bi aya mul ai 2 sampai 270 t ril i un rupiah. Biaya unt uk
proyek t ersebut biasanya berasal dari pinj aman bank-bank int ernasional . Permasal ahan hukumnya ant ara l ain: si st em hukum j aminan kit a t idak kondusi f unt uk dipakai
dal am pembiayaan besar; badan hukum dan l embaga perbankan kit a di anggap t idak
berst andar int ernasional ; dan sist em hukum kit a dianggap sebagai count r y r isk. Pada
sisi l ai n banyak orang Indonesia yang mempunyai j ami nan benda, biasanya emas
murni (l ogam mul ia) yang sudah diimat erial isasi dan dimasukkan dal am rekening
bank-bank asing sebagai cash col l at er al , misal nya UBS di Swi ss, HSBC di London dan
Hongkong dan Barcl ay Bank di London. Jaminan t ersebut dapat dij adikan dasar
penerbit an bank i nst r ument , misal nya bank garansi. Melal ui mekani sme Societ y

Wor l dwide Int er bank Financial Tel l ecomunicat ion (SWIFT) cash col l at er al t ersebut

dapat dij adikan j aminan kredit nominal besar pada bank-bank di Indonesia unt uk
pembangunan inf rast rukt ur.
Kat a kunci: bank garansi, SWIFT, hukum j ami nan, sist em perbankan int ernasional

Pendahuluan
Pembangunan inf rast rukt ur, sepert i j al an, pel abuhan dan bandara, membut uhkan bi aya besar. Sebagai cont oh
unt uk pembangunan j al an tol yang pal ing pendek saj a, yait u ruas Tol Soreang-Pasirkoj a (Seroj a), sepanj ang 12 km
yang menghubungkan pi nt u gerbang Tol

Pasirkoj a-Soreang (Ruas Tol Padal arangCil eunyi) dibut uhkan bi aya 2 t ril iun rupiah dan unt uk proyek ruas j al an t ol
yang panj ang misal kan Ruas Tol Sel at
Sunda sepanj ang 29 KM dibut uhkan 270
t ril iun rupiah.
Dal am rangka pengurusan izin pengel ol aan j al an t ol di Kement erian Pekerj aan Umum, perusahaan yang akan
mengaj ukan permohonan izin pengel ol aan j al an t ol harus t erl ebi h dahul u menunj ukkan rekening yang membukt ikan
ket ersediaan dana yang diperl ukan unt uk pembiayaan j al an t ol yang dimohon
izin pengel ol aannya. Dana sebesar it u
hanya dapat diperol eh dari bank besar
secara sindikasi at au l embaga pembiayaan int ernasional . Cal on pengel ol a j al an t ol, unt uk mendapat kan perset uj uan
pendanaan t ersebut , harus memil iki j aminan kebendaan yang nil ainya l ebi h
besar, yait u 120-140% dari dana yang diaj ukan. Dapat dipast ikan bahwa perusahaan-perusahaan nasional t idak memil iki j aminan kebendaan t ersebut ka-

rena j aminan yang mereka mil iki berupa: kendaraan, t anah at au deposit o nil ai sangat kecil . Sebagai akibat hokumnya, pengel ol aan j al an t ol sebagi an besar j at uh ke t angan perusahaan asi ng
yang memang memil iki dana dan j aminan yang besar.
Sebagai bukt i dari akibat hukum
ket ert inggal an hukum j aminan nasional
yang masih bersandar pada sist em hukum j aminan kol oni al Bel anda, pada saat ini t erdapat 32 izin pembangunan
dan pengel ol aan j al an t ol di Indonesi a
yang sudah dimil iki ol eh perusahaanperusahaan inf rast rukt ur nasional bai k

swast a maupun BUMN sej ak t ahun 1996
sampai sekarang macet (t erbengkal ai),
karena t idak ada sumber dananya. Ket iadaan sumber dana t ersebut dikarenakan perusahaa-perusahaan t ersebut t idak mempunyai j aminan yang besar unt uk keperl uan pembiayaan proyek yang
dananya dari l uar negeri. Permasal ahan
ini apabil a t idak segera dicarikan sol usinya, maka dal am wakt u dekat , kesel uruhan proyek tol t ersebut akan segera
diambil al ih ol eh perusahaan asing,
yang berart i perekonomian nasional kit a
akan di kuasai ol eh pihak asing. Hukum
Jaminan yang berl aku di Indonesia pada
saat ini , yait u UU Hak Tanggungan, UU
Fidusia dan perat uran t ent ang gadai,
hanya mengat ur sebat as j aminan yang

berupa t anah, rumah dan barang yang
nil ainya kecil . Dengan demikian Hukum

invest asi asi ng dapat dibenarkan, wal aupun merupakan j al an t erakhir. Pe-

Jaminan di Indonesia harus dieval uasi ,


ranan j al an t ol dal am peni ngkat an eko-

direvisi dan dikembangkan, sehingga dapat dij adikan dasar hukum unt uk j amin-

nomi sangat pent ing, karena set iap manusia mempunyai hak unt uk hidup dan

an yang nil ainya besar.

unt uk mel angsungkan kehidupannya me-

Dal am rangka pembangunan inf rast rukt ur t erut ama j al an t ol , pemberian

merl ukan j aminan perl i ndungan at as
hak-hak ekonomi, sosial dan kebudaya-

kemudahan pel ayanan dan/ at au perizin-

anya dal am rangka menegakkan mart a-

an dal am invest asi memang sangat baik

munt uk menunj ang pert umbuhan inves-

bat kemanusiaan (human dignit y) . Dal am hal ini t erdapat 3 aspek yang men-

t asi pada khususnya dan pert umbuhan

dasari pent ingnya memperhat ikan dan

ekonomi pada umumnya. Bagi Indonesia, sebagai negara yang sedang ber-

mel indungi mart abat kemanusiaan, yait u kesat uan manusi a (human int egr it y),

kembang dan pada saat ini sedang bang-

kebebasan (f r eedom) dan keadil an (e-

kit dari krisis ekonomi, masuknya invest asi t erut ama asing merupakan suat u

qual it y). 3
Pada era gl obal isasi, pemanf aat an

invest asi asi ng arus direncanakan secara
bij aksana dan memperhat ikan aspek hukum dan ekonomi secara seksama. Gl obal isasi memberikan kesempat an sekal igus ket impangan. Fakt a menunj ukkan
bahwa gl obal isasi dal am 40 t ahun t erakhir i ni t el ah mel ahi rkan ket impangan
yang t inggi ant ara negara maj u dan negara berkembang. Ket impangan ini menimbul kan masal ah kemiskinan yang sangat dahsyat t erut ama di negara-negara
dunia ket iga. Perdagangan int ernasional
dal am kerangka WTO yang t adinya diharapkan menj adi sarana penghapusan kemiskinan t idak menunj ukkan hasil yang
memenuhi harapan t ersebut 4

keniscayaan 1.
Sej al an dengan diberl akukan UU
No. 22 Tahun 1999, Pemerint ah Daerah
memil iki pel uang yang l el uasa guna memungkinkan di rumuskannya kebijakankebij akan yang dapat disesuaikan dengan sit uasi, kondisi dan t unt ut an perkembangan penyel enggaraan pemerint ah daerah, t ent u dengan memperhat i kan pri nsip-prinsip pemerint ahan nyang
baik sert a perat uaran perundangan-undangan yang aspirat if 2. Berdasarkan ket ent uan UU t ersebut

di at as pemba-

ngunan inf rast rukt ur dapat dit ingkat kan
bukan hanya di t i ngkat pusat , mel ainkan di daerah-daerah.
Pembangunan inf rast rukt ur, t erut ama j al an t ol , yang memperguna-kan
1


2

Ida Nurlinda, “Pengaturan Hak Atas Tanah Dalam UU No. 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman Moda l”. Jurnal Ilmu Hukum
Padjadjaran, Vol. XXXII No. 1. April 2008 , Bandung: Unpad,
hlm. 20.
Didi Nursidi, “Peran Perizinan Dalam Pembangunan Daerah”,
Jurnal Ilmu Hukum Litigasi, Vol. 3 No. 1. Januari 2002, hlm.
72.

3

4

Nurul Chotidjah, “Perlindungan Hak Asasi Manusia mengenai
Hak-Hak Ekonomi Sosial dan Budaya Kaitannya Dengan Lingkungan Hidup”, Jurnal Ilmu Hukum Litigasi, Vol. 4 No. 3 Ok tober 2003, hlm 223.
Bursok Arbenius dan Irawati Ha ndayani,. “Kajian Hukum Terhadap Subsidi yang Diberikan Kepada Produk Pertanian Pokok
Guna Menjaga Ketahanan Pangan Dikaitkan Dengan Agree ment on Agriculture World Trad e Organization, Jurnal Ilmu
Hukum Padjadjaran, Vol. XXXII No. 2, Oktober 200 8, Bandung: Unpad, hlm. 137.


Dal am rangka menj embat ani ant ara kebut uhan i nvest asi asi ng dan per-

pekt if pengat uran imat erial i sasi j aminan benda menj adi t unai sebagai j amin-

l indungan t erhadap perekonomian nega-

an pembiayaan proyek i nf rast rukt ur da-

ra dan masyarakat , maka perbankan sebagai l embaga int ermediasi antara pe-

l am pengembangan Hukum Perbankan
Nasional ?

mil ik dana l ebi h dan pihak yang membut uhkan dana berperan pent i ng dal am
rangka menyel araskannya. Invest asi asing mel al ui kredit perbankan yang hanya t erl aksana j ika ada kepercayaan
masyarakat t erhadap i nst ruksi perbankan. Ol eh karena it u, unt uk menj aga
kepercayaan t ersebut
pengawasan 5.


perl u dil akukan

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasal ahan t ersebut di at as, maka permasal ahan yang
akan penel it i bahas adal ah: Per t ama,
Bagaimana mekani sme imat eral i al isasi
j aminan benda menj adi cash col l at er al
sehingga dapat di j adikan j aminan inf rast rukt ur mel al ui mekani sme SWIFT (Societ y Wor l dwide Int er bank Financial Tel ecommunicat ion) ?; Kedua, Bagaimana
kepast ian hukum perat uran j aminan
perbankan yang berl aku pada saat ini
bagi para pengel ol a proyek inf rast rukt ur
dal am rangka memperol eh kepercayaan
penyal uran dana yang besar dari bankbank sindikasi dan l embaga pembiayaan
int ernasional ?; Ket iga, Hambat an-hambat an apa yang t erj adi dal am hal pengint egrasian si st em j aminan perbankan di
Indonesia dengan Sist em SWIFT dal am
t ransmisi j aminan keuangan int ernasional ? dan Keempat , Bagaimana pers5

Zulkarnaen Sitompul, “Pembatasan Kepemilikan Bank: Gagasan Untuk Memperkuat Sistem Per bankan” Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 22 No. 6, Tahun 2003, Jakarta: Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, hlm. 36.

Metode Penelitian

Penel it ian i ni merupakan penelit i an hukum normat if , karena obyek yang
dit el it i adal ah norma-norma hukum baik
berupa asas-asas maupun kaidah-kaidah
yang mengat ur hubungan hukum, l embaga hukum, maupun proses hukum.
Spesif i kasi penel it ian ini adal ah diskripsi
eval uat i f , karena set el ah mel akukan
deskripsi t ent ang berbagai aspek hukum
keperdat aan yait u pengat uran hukum
j aminan yang sekarang ini dij adikan dasar hukum j aminan perbankan dan l embaga pembiayaan. Sel anj ut nya penel it i
mel akukan eval uasi dengan cara mel akukan edit hukum t erhadap hukum j aminan dan mel akukan mit igasi (perbaikan), sehingga dapat dipergunakan unt uk j aminan proyek besar, dal am hal ini
inf rast rukt ur.
Tahapan penel it i an yang dil akukan
penel it i adal ah sebagai berikut : Per t ama, Penel it ian Kepust akaan, yang dil akukan dengan mengkaj i dat a sekunder
berupa: bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum t ersier.
Bahan hukum primer merupakan bahanbahan hukum yang mengikat berupa
perat uran perundang-undangan, yait u
UU No. 7 Tahun 1992 Tent ang Perbankan, UU No. 10 Tahun 1998 Tent ang
Perubahan At as Undang-undang No. 7
Tahun 1992 Tent ang Perbankan, UU No.
23 Tahun 1999 Tent ang Bank Indonesia,


UU No. 19 Tahun 2003 Tent ang Badan
Usaha Mil i k Negara, Undang-undang No.

Pasirkoj a (Seroj a) dan ruas t ol Bandung
Out er Ring Road dan Kant or Dinas Pe-

3 Tahun 2004 Tent ang perubahan At as

kerj aan Umum Propinsi Jawa Barat ber-

UU No. 23 Tahun 1999 Tent ang Bank
Indonesia, UU No. 40 Tahun 2007 Ten-

ada di kot a Bandung.

t ang Perseroan Terbat as dan UU No. 20

Pembahasan
Mekanisme
Imaterialisasi Jaminan
Benda Menj adi Cash Collat eral
Dal am bisnis int ernasional , merupakan suat u keharusan bahwa kel ancaran t raksaksi f i nansial dan kinerj a pel aku
usaha agar sel al u mengindari hambat an.
Para pihak yang t erl ibat dal am suat u
t ransaksi keuangan, unt uk mengant isipasi hal t ersebut , seringkal i mel ibat kan
pihak ket iga dal am l ikuidit as dana. Guna mengakomodasi kepent i ngan tersebut , pel aku bisnis yang prof essional harus dapat memanf aat kan secara maksi mal j asa l embaga keuangan sepert i perbankan 6 .
Peran j asa l embaga perbankan sebagai penunj ang akt i vit as bisnis, secara
prakt is adal ah dengan mel akukan penerbit an Inst rumen Bank (Bank Inst r ument ). Inst rumen bank disediakan ol eh
indust ri perbankan unt uk membant u peningkat an dan perwuj udan kel ancaran
segal a aspek bent uk usaha yang bersi f at
berkel anj ut an.
Sal ah sat u produk indust ri perbankan yang merupakan inst rumen bank
yang penel it i f okuskan adal ah bank garansi. Bank garansi merupakan sal ah sat u inst rumen yang dapat dipergunakan
dal am t ransaksi bisni s dan bent uk usaha
l ainnya unt uk menj amin adanya kecukupan dan kemampuan dal am mel aku-

Tahun 2008 Tent ang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah. Bahan hukum sekunder,
yait u

bahan-bahan

yang

memberikan

penj el asan t erhadap bahan hukum primer, dal am penel it ian ini adal ah buku
dan j urnal il miah hukum yang t el ah dipubl ikasikan. Bahan hukum t ersier, yait u bahan-bahan yang memberi kan pet unj uk maupun penj el asan t erhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder, dal am hal i ni sit us int ernet . Kedua, Penel it ian Lapangan. Dal am hal penel it i an yang dil akukan merupakan penel it ian normat if , maka penel it ian l apangan yang dil akukan dimaksudkan unt uk menunj ang penel it ian kepust akaan, yait u unt uk mel engkapi dat a
sekunder, membukt ikan kebenaran f akt a hukum dan memperol eh inf ormasi-inf ormasi dari para pemangku kepent ingan dan menguj i rancangan desain unt uk
memperol eh val idasi di l apangan.
Teknik anal i sis yang dipergunakan
adal ah anal i sis kual it at if , yait u mendeskripsikan norma-norma hukum, mel akukan audit norma hukum dan mel akukan
mit igasi

(perbai kan)

t erhadap

norma

hukum yang dit el it i. Lokasi penel it ian
yang dipil ih adal ah Kot a dan Kabupat en
Bandung, Propinsi Jawa Barat dengan al asan pemil ihan: di sekit ar Bandung akan dibangun beberapa j al an t ol , ant ara l ain: ruas t ol Cil eunyi-Sumedang-Dawuan (Ci semdawu), ruas Tol Soreang-

6

Thomas Suyatno, 1993, Kelembagaan Perbankan, Bandung:
Gramedia Pustaka Utama, hlm. 59.

kan t ransaksi f inansial . Penerbit an bank
garansi yang dil akukan bank dan diberikan kepada nasabahnya merupakan pel ayanan f asil it as kredit secara l angsung
dari bank. Peran bank garansi dapat dikat egorikan sebagai sal ah sat u komponen i nt i dari si st em t ransaksi f i nanci al ,
sert a dapat mel ayani kebut uhan pembiayaan sert a memperl ancar mekanisme
sist em pembayaran berbagai sekt or perekonomian. Kegunaan bank garansi dal am beberapa sekt or perekonomian adal ah sebagai pendukung j aminan arus barang dan j asa dari pel aku usaha yang diperunt ukkan kepada penggunanya.
Bank garansi merupakan pendukung dari sebagian besar pergerakan usaha dan berkait an dengan peredaran
yang dipergunakan sebagai al at t ukar at au al at pembayaran, maupun sebagai
benda bergerak yang memil iki nil ai ekonomi sehingga mekanisme kebi j akan
monet er dapat berj al an. Hal- hal t ersebut menunj ukkan bahwa bank garansi
merupakan i nst rumen keuangan yang
berperan pent i ng dal am menj al ankan
kegiat an perekonomian dan perdagangan yang merupakan suat u ikat an t ransaksi .
Perkembangan ekonomi yang semakin maj u, sel al u mel ibat kan i ndust ri
perbankan, sehingga f ungsi bank garansi
sebagai secur it y inst r ument sel al u dipergunakan dal am mengurangi resiko
t ransaksi bi snis yang dapat diandal kan
berkait an dengan persyarat an usaha sehat sert a memberikan posisi yang l ebih
baik bagi penerbit dan penerima bank
garansi,

karena

negot iabl e t er m and condit ion” 7. Dal am rangka menghadapi perkembangan
dal am sist em keuangan dan j aminan
gl obal yang didukung ol eh sistem t el ekomunikasi perbankan int ernasional t ersebut , hukum perbankan dan hukum j aminan dal am sist em hukum nasional harus dikembangkan dengan cara harmonisasi hukum dengan sist em keuangan dan
j aminan int ernasional yang sudah menerapkan Si st em SWIFT (Societ y Wor l dwide Int er bank Financial Tel ecommunicat ion) dal am t ransmisi j aminan keuangan i nt ernasional . SWIFT sebagai l embaga int ernasional yang menyel enggarakan j aringan t el ekomunikasi unt uk keseragaman bank-bank disel uruh dunia.
Keamanan dan keabsahan berit a
dal am l al u l int as ant ar anggota adal ah
hal yang membedakan SWIFT dengan sarana l ain sepert i publ ic net wor k at au
t el ex . SWIFT memil iki kegunaan sebagai
sist em verif i kasi dal am dunia perbankan dal am rangka memberikan suat u l egit imasi at as bank garansi yang digunakan sebagai j aminan ut ama bagi para
pihak yang mel akukan t ransaksi bisni s
at au bagi pemenuhan persyarat an suat u
proyek at au pendampingan modal usaha, j uga merupakan inst rumen yang dapat diperj ual bel ikan karena memil iki nil ai ekonomi sebagai t r ansf er abl e t r ading obj ect .
Bank garansi, secara khusus dit erbit kan bagi nasabah yang sangat memerl ukan j aminan yang kuat , agar penggunanya dapat dit uj ukan sebagai el emen pert umbuhan ekonomi di Indone-

memberikan ” bet t er
7

Roger Leroy Miller and Gaylord A.Jentz, 2005, Fundamental
of Business Law, USA: Thomson South-Western, hlm. 395.

sia. Hal ini diperl ukan, karena nasabah
bank t erut ama kel ompok pengusaha t i-

dengan komunit as pengguna dan t el ah
mel akukan st andarisasi pert ukaran pe-

dak sel al u membut uhkan f asil it as dal am

san ol eh organi sasi yang mel akukan bis-

bent uk uang t unai sebagai modal unt uk
mengembangkan bisnis, dal am t ran-

nis keuangan. Pada bisni s int ernasional
yang menggunakan bank garansi sebagai

saksi -t ransaksi t ert ent u seri ngkal i mem-

al at bert ransaksi dengan menggunakan

but uhkan surat pernyat aan yang menj el askan kesediaan bank guna menj amin

SWIFT, merupakan kesempat an besar
bagi sesama pel aku bisni s unt uk sal i ng

pemenuhan kewaj iban pihak nasabah a-

berbagi

pabil a saat t ert ent u nasabah lal ai mel aksanakan kewaj ibannya.

prakt ek t erbaik dal am indust ri serta
menyepakat i j al an t erbai k unt uk beker-

Dal am kont eks pemberian kredit
unt uk infrast rukt ur, maka harus dipert imbangkan berbagai resi ko yang ke-

j asama

inf ormasi

khususnya

mengenai

dal am

prakt ek-

ruang

kompet it if demi memenuhi
sekt or keuangan Indonesia.

non

t unt ut an

Resi ko dapat

Imat erial isasi j aminan pada dasar-

dit erj emahkan sebagai adanya kemungkinan nasabah gagal membayar kewaj i -

nya merupakan t ransf ormasi dari j aminan kebendaan t ert ent u, misal nya emas

bannya (non per f or ming) sehi ngga kre-

ke dal am nil ai nominal mat a uang t er-

dit nya menj adi macet . kegagal an membayar nasabah i ni dapat disebabkan o-

t ent u unt uk sel anj ut nya dimasukkan ke
dal am rekening t ersebut . Benda yang

l eh f akt or i nt ernal maupun f akt or eks-

dij aminkan disimpan dal am save deposit

mungkinan besar t erj adi.

8

t ernal nya dengan berbagai variannya .
Berdasarkan prosedur perbankan
dal am prakt ik t ransaksi bank garansi
dil akukan mel al ui organisasi penyedi a
l ayanan pesan f i nansial gl obal , yait u
SWIFT, yang memil iki peran pent ing dal am mengimbangi perkembangan Indust ri keuangan sehi ngga t ant angan kesiapan sekt or j asa keuangan unt uk set iap
anggot a negara pengguna SWIFT. Bank
garansi secara prakt is merupakan inst rumen perbankan yang t idak dapat dipisahkan dal am mengat ur al ur pembayaran j aminan di ant ara inst itusi keuangan masing-masing negara.

Sampai

saat
i ni
t ransmisi
bank dil aku
kan
mel al ui
SWIFT
yang
berkol abora
si
8

Ferdinand T. Andi Lolo, “Kredit Macet: Resiko Bisnis Atau Pidana?”, Jurnal Legal Review, Vol. 1 No. 1, Juni 2010, hlm. 50.

box pada bank t ersebut . Sebagai cont oh
imat erial isasi yang t el ah dil akukan adal ah: emas seberat 1. 350. 000 kg yang diimat erial isasikan sebesar $ 35 mil iar
dan disimpan di Union Bank of Swit zerl and A. G. (UBS) Dokumen-dokumen
yang dit erbit kan dal am rangka imat erial isasikan mel iput i: Acknowl edgment As
t o Bank, Aut hent icat ion Let t er, Bank
Coor dinat e, Bank Guar ant ee, Bank St at ement f or Pr omissor r y Not es, Pr omissor y Not e, Cer t if icat e of Her it ance and
Madat e, Conf ir mat ion Let t er , Conf ir mat ion of Bank Guar ant ee, Custodian
Saf e Keeping Cer t if icat e, Pr oof of
Fund, Pr oof of Gol d, Saf e Keeping Receipt , Ver if icat ion Let t er dan Acknowl edgement Let t er .

Proses imat erial isasi t ersebut dimul ai dengan permohonan pemil ik at au

Sist em pengi riman bank garansi dil akukan mel al ui kode Message Type

orang yang dikuasakan (Legal mandat e),

(MT) dal am SWIFT t r ansmission , dal am
t ransaksi bank garansi proses penerbit annya adal ah mel al ui SWIFT MT 799. MT
799 merupakan pr e advise yait u f ormat
yang menggunakan kode awal an angka
“ 7” sebagai pemberit ahuan pert ama unt uk bert ransaksi dan j uga menerangkan
at as keberadaan dana yang menj adi j aminan bank garansi. Format MT 799 ini
dapat digunakan ol eh bank penerima
dengan t uj uan unt uk di verif i kasi agar
segal a sesuat u yang t ert era didal amnya
sesuai dengan kepent ingan benef iciar y
pert ama.
Set el ah bank penerima menerima
MT 799 kemudian dit indakl anj uti dengan mengi rim bal asan MT 199 sebagai
bent uk kesediaan dan i nst ruksi kepada
bank penerbit agar mengi rim MT 760
yang merupakan t ransmisi kedua dari
pengiriman bank garansi. MT 760 merupakan bukt i ket erangan j aminan yang
mengikat at as bank garansi yang dapat
dipergunakan dal am menindakl anj ut i
proses t ransaksi perbankan t erut ama
dal am penj aminan dana, sehingga bank
penerima dapat segera memberi kan at au mengucurkan dana kepada benef it ciar y set el ah f inal ver if icat ion dengan
mengirim MT 199 at au MT 999, maka
segal a kewaj iban dapat dipenuhi dan
diket ahui bahwa bank membl okir dana
at au aset dan memil iki nil ai lebih dari
j uml ah nominal yang dicant umkan dal am bank garansi.
Berikut adal ah il ust rasi pengiriman
SWIFT ant ar bank dal am t ransaksi bank
garansi:

benda-benda j aminan misal nya emas
murni (f ixed col l at er al ) disimpan pada
suat u bank, kemudian ol eh penil ai (ap-

pr aisal ) i ndependen dinil ai harganya dal am bent uk mat a uang suat u negara misal nya dol l ar AS. Sel anj ut nya nil ai t ersebut dimasukkan kedal am rekeni ng bank
dan dapat dij adikan j aminan pinj aman
at au kredit l embaga pembiayaan at au
bank. Jaminan inil ah yang dimaksud dengan cash col l at er al .
Imat erial isasi j aminan benda ( f i xed col l at er al ) sampai menj adi cash col l at er al ini merupakan anal ogi dengan
penerbit an uang. Bedanya kal au uang
it u dit erbit kan ol eh bank sent ral dan
dapat dicairkan, sedangkan cash col l at er al dit erbit kan ol eh suat u bank dan t idak dapat dicai rkan, t et api dapat dipindahbukukan. Pada masa yang akan dat ang, cash col l at er al i ni dapat di f ungsikan sebagai surat berharga dan dapat
dipersamakan dengan uang gi ral .
Pemil ik dapat mengaj ukan permohonan penerbit an bank garansi at as dasar cash col l at er al t ersebut . Sel anj utnya, dengan mekanisme SWIFT, bank
garansi t ersebut dapat menj amin kredit bank dari negara yang menjadi anggot a SWIFT. Dal am hal t erj adi wanprest asi pinj aman at au kredit, maka dil akukan pendebet an nil ai uang dari cash
col l at er al dengan cara pemindahbukuan
keuangan dari rekeni ng cash col l at er al
pemil ik pada bank penerbit bank garansi kepada bank pemberi kredit at au pinj aman.

Issuing
Bank
(BG)
Issuing Bank
BG
Verivication ,
block fund

MT 799
MT 760

Receiving
Bank (BG)

nil ainya Rp 2, 5 Tril i un berarti nil ai j aminan yang harus ada adal ah 140% sampai 160% dari nil ai proyek. Kedua, unt uk

MT 199
MT 999

Receiving Bank
BG Verivication
Credit Line Granted

proyek-proyek besar, dal am prakt ek para pengusaha Indonesia harus mendiri kan badan hukum yang berst andar int ernasional , misal nya badan hukum yang
didirikan di Singapura, Hongkong, Kual a
Lumpur dan sebagai nya. Masal ah ekse-

Applicant

Beneficiary

kusi j aminan muncul apabil a j aminan
kebendaan ada di Indonesi a, sedangkan
hukum yang dipakai adal ah hukum ne-

Penggunaan sarana i nt ernet dal am proses komunikasi ant ar bank mel laui

gara l ain. Ref ormasi pol it ik di Indonesia
j uga berpengaruh t erhadap i nvest or a-

SWIFT berpot ensi besar muncul dan me-

sing yait u semakin banyaknya gangguan

ningkat nya cyber cr ime yang t idak hanya
menj adi masal ah nasional suat u negara

oknum-oknum masyarakat yang t inggal
disekit ar l okasi indust ri, sepert i pen-

t et api j uga menj adi masal ah ant ar ne-

j arahan aset perusahaan, sabotase ke-

gara dan bahkan int ernasional . Hal ini
berkait an dengan karakt erist ik dari cy-

giat an indust ri, pembl okiran jal an dan
sebagai nya. 11 Ket iga, nil ai proyek di In-

ber cr ime yang bersi f at i nt ernasional .
Cyber cr ime dapat dil akukan di bel ahan
dunia manapun dengan korban pot ensial
yang sangat l uas. 10

donesia, misal nya proyek t ol seringkal i

Kepastian Hukum Jaminan di Indonesia dalam Proyek Besar
Benda j aminan menurut hukum Indonesia baik berupa j aminan kebendaan
dan j aminan perorangan sangat sul it dij adikan j aminan unt uk proyek besar karena: Per t ama, nil ai j ami nan berupa t anah, bangunan, mobil dan j aminan kebendaan l ai n nil ai nya sangat kecil unt uk
proyek besar. Sebagai cont oh: unt uk
Proyek Tol yang pal ing kecil nil ainya,
yait u Tol Seroj a (Soreang - Pasi r Koj a)
10

Sigid Suseno, “Cybercrime, Pengaturan dan Pe negakan Hukumnya di Indonesia dan Amerik a Serikat”, Jurnal Ilmu Hu kum Padjadjaran, Vol. XXXIII No. 1, April 2009, Bandung:
Unpad, hlm. 41.

berubah karena perubahan harga t anah
dan harga mat eriil bahan unt uk membangun j al an, misal nya semen, besi dan
sebagai nya. Perubahan nil ai proyek ini
harus diikut i dengan perubahan perj anj ian kredit perbankan dan perubahan
j aminan. Perubahan t ersebut t ent unya
t idak mudah dil akukan dan seandai nya
dapat dil akukan, maka akan memerl ukan wakt u yang l ama. Keempat , Pengawasan j aminan. Jaminan kebendaan,
misal nya t anah, bangunan, mobil dan
sebagai nya mudah dial ihkan dan mudah
rusak, sepert i t anah dan bangunan yang
t erkena bencana al am. Kel ima,

per-

ubahan perunt ukan, pembiayaan besar

11

Tarsisius Murwaji, “Dampak Ot onomi Daerah Terhadap In vestasi Pertambangan” , Jurnal Ilmu Hukum Litigasi, Vol. 5
No. 3 Oktober 2004, hlm. 267.

biasanya berupa pembiayaan j angka
panj ang minimal 5 t ahun dan maksimal

da yang sudah mel akukan mel akukan imat erial isasi j aminan benda mil iknya

20 t ahun. Dal am rent ang wakt u yang

dan sudah menj adi j aminan t unai , sert a

panj ang t ersebut , bi asanya j aminan berupa t anah seri ngkal i mengal ami peru-

siap di j aminkan ke bank-bank di negaranegara anggot a SWIFT.

bahan perunt ukan, sehi ngga menyul itkan unt uk dieksekusi. Keenam, pendokument asian surat -surat j aminan. Bukt i
j aminan berupa surat-surat perl u didokument asikan secara aman dal am j angka wakt u yang l ama. Dal am hal kredit
dengan j uml ah yang besar, t ent unya diperl ukan j aminan yang banyak karena
j aminan-j aminan t ersebut nil ainya kecil , berart i surat -surat bukt i j aminannya
pun banyak. Dengan demikian masal ah
penyimpanan dokumen surat-surat j aminan pun menimbul kan permasal ahan.
Berdasarkan uraian t ersebut di at as hukum j aminan di Indonesi a bel um
sepenuhnya menj amin kepast ian hukum
dal am proyek inf rast rukt ur dengan dana
besar yang berasal dari bank at au l embaga pembiayaan int ernasional . Sebagai
sol usinya adal ah dengan mengint ensif kan penggunaan Inst rumen Bank yang
kuat dan t erj amin kepast ian dal am penj aminan, dal am hal ini Bank Garansi
(BG). Penerbit an BG yang berlaku saat
ini menyul it kan para pengusaha inf rast rukt ur, karena harus mempunyai sej uml ah dana dan at au aset j aminan benda unt uk menut up kerugian kal au t erj adi wanprest asi. Dengan demiki an, penerbit an BG yang berasal dari j aminan
kebendaan menj adi j aminan t unai yang
sel anj ut nya dij adikan dasar penerbit an
BG, merupakan sol usi yang t epat . Pengusaha t idak perl u menyiapkan jaminan
benda, karena ada pemil ik j aminan ben-

Hambatan-hambatan Dalam Penerapan
SWIFT di Indonesia
Dal am penel it ian l apangan dapat
diket ahui bahwa sist em SWIFT sul it dit erapkan di Indonesia baik ol eh perusahaan menengah at aupun ol eh perusahaan besar, dengan al asan: Per t ama,
Hambat an Hukum. Dal am prakt ek hukum di Indonesia, l embaga peradil an,
not aris dan badan hukum, t ermasuk
perseroan t erbat as ol eh bank dan l embaga pembiayaan asing di anggap bersif at l okal dan t radisional . Penyebabnya
adal ah hukum perj anj ian yang berl aku
di Indonesia masih t erj emahan dari Buku III Bur ger l ij ke Wet boek, prakt ek
pengadil an dan birokrasi yang bersi f at
KKN (korupsi , kol usi dan nepot isme). Akibat hukumnya adal ah hukum Indonesi a
menj adi “ count r y r isk” yang dihindari
ol eh para pel aku bisnis i nt ernasional ,
perbankan dan l embaga pembiayaan int ernasional . Sebagai akibat hukum dari
hambat an hukum adal ah digunakanya
hukum asing dan f orum asi ng sebagai
l embaga peradil an yang dipakai dal am
kont rak-kont rak perbankan.
Kedua, hambat an non hukum yang
t erut ama adal ah aspek ekonomi, yait u
besarnya biaya yang harus di kel uarkan.
Penyebab ut ama hambat an ekonomi ini
sebagian besar sebagai akibat hambat an
hukum. Dengan dihindarinya hukum Indonesia, maka pengusaha Indonesi a ha-

rus mendi rikan perusahaan di Singapura, memakai pengacara dan not ari s Si-

Penerapan sist em j aminan t unai
dan t ransmisi keuangan mel al ui SWIFT

ngapura, mempergunakan Bank Si ngapu-

di Indonesi a t idak mudah, perl u persi-

ra dan akan memperbesar biaya yang
harus dikel uarkan. Hambat an non hu-

apan berupa pembenahan “ l egal inf r ast r uct ur e” , yang mel iput i hukum per-

kum l ainnya adal ah harus ada perorang-

j anj ian, hukum j aminan, hukum perban-

an at au badan hukum yang memiliki aset yang dij aminkan, dapat berupa aset

kan, debi rokrat isasi peradil an dan perizinan. Pembenahan ini memang harus

t et ap (f ixed col l at er al ) , at au aset beru-

direncanakan

pa uang t unai (cash col l at er al ) , yang akan dij adi kan j aminan dal am sist em

Pembenahan ini memerl ukan waktu
yang sangat l ama. Tanpa adanya pem-

SWIFT. Jaminan aset t ersebut sudah di-

benahan l egal i nf r ast r uct ure t ersebut ,

simpan di bank-bank int ernat ional , misal nya Union Bank Swi st er l and (UBS) di

maka f akt a hukum sepert i sekarang t et ap berl anj ut . Ironisnya seorang WNI

Jenewa Swiss, Hongkong Shyanghai Bank

yang punya uang at au proyek besar pun

Corporat ion (HSBC) London at au Barcl ay
Bank di London. Jaminan t ersebut dise-

t erpaksa harus menj adi orang Singapura
at au orang Hongkong dengan cara men-

wa ol eh pengguna j aminan (debit ur) de-

dirikan perusahaan dan membuka reke-

ngan harga 6-8% dari Aset j aminan yang
disewa. Besarnya aset j aminan adal ah

ning bank di kedua negara t ersebut unt uk dapat menerapkan sist em SWIFT.

140% dari pl af on kredit . Sebagai cont oh,
biaya SWIFT t erl al u besar, yait u US $
194, 000, 00 at au set ara dengan Rp. 2
mil iar, biaya ini t ent unya t idak mudah
diperol eh para pengusaha l okal, karena
pengusaha pi nj am kredit perbankan di
Indonesia

Rp

2

mil iar

sudah

su
l it .

Sement ara it u, biaya pej abat bank
khusus (Bank Of f icer ), not aris publ ik,
dan konsul t an hukum perbankan di l uar
negeri sangat besar. Sebagai cont oh, biaya unt uk pendiri an badan hukum yang
berst andar i nt ernasional , misal nya didirikan di Singapura, yait u British Virgi n
Isl and harus mengel uarkan biaya pendirian sebesar $ 30, 000, 00.

Perspektif Penerapan Sistem Jaminan
Tunai di Indonesia

dengan

Pembenahan l egal

sebaik-baiknya.

inf r ast r uct ure
(inf rast rukt ur hukum) t ersebut berart i
t erj adi pengembangan pranat a: hukum
perdat a, hukum perbankan dan penanaman modal . Sel ain it u j uga akan dil akukan pengembangan kel embagaan,
mul ai dari not aris, peradil an dan l embaga t erkait sert a penegakan hukum.
Pengembangan inf rast rukt ur hukum dari imat erial isasi j ami nan benda
(f ixed col l at er al ) j ami nan t unai (cash
col l at er al ) sebenarnya dapat menggunakan dasar perj anj ian gadai. Dasar pemikirannya adal ah dal am proses imat eral isasi t ersebut mengi syarat kan penyerahan barang berupa emas dan berl ian
dari pemil ik kepada bank penerbit yait u
bank yang nant inya menerbit kan j aminan t unai (cash col l at er al ), misal nya dal am bent uk bank garansi (BG).

Penyerahan nyat a (f eit el ij ke l ever ing) dal am gadai t idak dimaksudkan

diat ur dan j arang dil akukan karena banyaknya hambat an. Berdasarkan UU No.

unt uk mel akukan peral i han hak mil ik,

23 Tahun 1999 Tent ang Bank Indonesi a

bahkan Pasal 1152 ayat (2) KUH Perdat a
menegaskan bahwa hak gadai t idak sah

yang t el ah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 Tent ang Perubahan At as UU

apabil a barang gadai t et ap dibiarkan

No. 23 Tahun 1999 mempunyai kewe-

dal am kekuasaan pemberi gadai, at aupun apabil a barang t ersebut kembal i ke-

nangan unt uk mengat ur perbankan di
Indonesia. Dengan kewenangan t ersebut

t angan pemberi

at as kemauan

Bank Indonesia dapat dil akukan unt uk

kredit or.
Pengembangan l egal inf r ast r uct ur

imat erial isasi j aminan mel al ui 2 al t ernat if , yait u: Per t ama, merevi si: hukum

t ersebut dapat mengakibat kan perubah-

perj anj ian, hukum j aminan dan hukum

an paradigma baru dal am sist em hukum
j aminan di Indonesia. Paradigma yang

badan hukum, yait u UU No. 19 Tahun
2003 Tent ang Badan Usaha Mil ik Negara,

sedang dianut sekarang bahwa barang

UU No. 40 Ta-hun 2007 Tent ang Per-

j aminan dit uj ukan sebagai obyek pel unasan kredit at au pinj aman pembiayaan

seroan Terbat as dan UU No. 20 Tahun
2008 Tent ang Usaha Mi kro, Kecil dan

proyek, karena apabil a t erj adi wanpres-

Menengah. Dengan revisi sist em hukum

t asi, maka barang j aminan t ersebut dij ual mel al ui l el ang dan hasil nya unt uk

ini diharapkan t ransmisi cash col l at er al
mel al ui SWIFT dapat diat ur dan masuk

pel unasan t unggakan hut ang. Dal am pa-

ke Indonesia sehingga dapat menj amin

radigma baru, benda yang dij aminkan
t et ap dimil iki ol eh pemohon im at eria-

kredit besar dari bank-bank nasional
maupun int ernasional yang berdomisil i

l isasi, apabil a t erj adi wanprest asi, maka

di Indonesia. Kedua, yait u Bank Indone-

nil ai benda it u yang dial ihkan mel al ui
pemindahbukuan unt uk pel unasan kre-

sia mengat ur sist em imat erial isasi j aminan dan SWIFT unt uk t ingkat nasional

dit bank. Berdasarkan hal t ersebut , cash

dengan dasar perj anj ian gadai. Penga-

col l at er al t ersebut hakikat nya sama dengan uang gi ro (gi ral ).
Dal am prakt ek perbankan int ernasional , imat eri al isasi t ersebut sudah
menj adi kebiasaan dal am dunia perbankan, dengan produk yang berupa bank
garansi (BG), at au st andby l et t er of cr edit (SBLC). Dal am prakt ek perbankan di
Indonesia, imat erial i sasi dari j aminan
benda menj adi j aminan t unai belum

t uran i ni harus benar-benar memperhat ikan harmonisasi pengat uran secara

gadai

12

12

Sigit Ardianto dan Ahmad Fikri, “Permasalahan Hukum Seputar Gadai Ganda dan Gadai Ulan g” Jurnal Ilmu Hukum Pa djadjaran, Vol. XXXIV No. 2. Oktober 2009, Bandung:
Unpad, hlm 4.

int ernasional sehingga dapat dihubungkan secara onl ine. Pengat uran ini mengakibat kan paradigma sist em hukum j aminan benar-benar berubah, dari paradigma t radisional menj adi paradigma
modern yang ef i kt if , ef i sien dan dengan
j aminan kepast ian hukum yang kuat .
Pengembangan inf rast rukt ur hukum t ersebut mengakibat kan konsep
ekonomi
invest asi

t ent ang
dal am

kel angkaan dana
pembangunan

infra-

st rukt ur dapat disel esaikan t anpa menimbul kan masal ah baru yang l ebi h be-

ngan mekani sme: penyerahan, penaksiran harga, pemasukan ke rekening bank

sar. Konsep pembangunan hukum harus

dan t ernyat a dapat dij adikan jaminan

bert uj uan memf asil it asi agar memudahkan t erj adinya ef isiensi, produksi

kredit penel it i pada bank t ersebut .
Penel it i sangat mengharapkan bah-

dan dist ribusi dal am rangka peni ngkat an

wa f akt a hukum ini perl u dit indakl anj ut i

13

kesej aht eraan masyarakat .
Perpekt if yang l ai n adal ah banyak-

ol eh para penel it i l ain, t erutama yang
sedang menempuh program dokt or (S3)

nya aset j aminan berupa yang di simpan

yang dal am disert asinya menyusun “ Sis-

di bank-bank int ernasional yang dimil iki
orang-orang Indonesi a, berupa emas

t em Imat erial isasi Hukum Jaminan Benda Menj adi Jaminan Tunai” . Penel it i a-

yang sudah di imat erial i sasi dal am ben-

kan mendukung dan mengizi nkan t ul isan

t uk bank garansi, siap dij adikan j aminan
t unai (cash col l at er al ). Sist em SWIFT,

art ikel ini menj adi dasar dan dit indakl anj ut i dal am disert asi yang akan akan

apabil a sudah dit erapkan di Indonesia,

dil akukan ol eh mahasiswa S3.

maka semua proyek inf rast rukt ur yang
permohonan kredit nya sudah diset uj ui
ol eh bank nasional maupun int ernasional dapat dij amin dengan bank j aminan
t unai. Dengan demiki an permasal ahan
j aminan unt uk proyek-proyek inf rast rukt ur dapat disel esaikan.
Prinsip kehat i-hat ian harus dipegang t eguh dal am imat eri al isasi j aminan
benda (f ixed col l at er al ) menj adi j aminan t unai (cash col l at er al ), karena adanya hal yang sul it bagi negara yang sedang berkembang unt uk mencipt akan
kondisi pasar yang mendekat i sist em pasar yang ada di negara maj u. 14 Dal am
rangka membukt ikan keni scayaan imat erial isasi j aminan benda (f ixed col l a-

t er al ) menj adi j aminan j aminan t unai
(cash col l at er al ) , penel it i mencoba mel akukan imat eri al isasi emas murni j uml ah t ert ent u di suat u bank nasional de13

14

Jusup Anwar, “Pendekatan Analisis Ekonomi Terhadap Hukum
Nasional”, Jurnal Ilmu Hukum Litigasi, Vol. 4 No. 1 Oktober
2003, hlm. 72.
Yeti Sumiati, “Pengaruh Privatisasi Dalam Pembangunan Ekonomi”, Jurnal Ilmu Hukum Litigasi, Vol. 4 No. 1 Oktober
2003, hlm. 52.

Penutup
Kesimpulan
Imat erial isasi j aminan kebendaan
dil akukan dengan menyimpan benda
yang dij aminkan pada suat u bank anggot a SWIFT. Set el ah benda-benda t ersebut diregist rasi sel anj ut nya dil akukan
penaksi ran nominal ol eh ahl i penaksi r
harga (appr aisal ), sel anj ut nya dimasukkan kedal am rekening giro bank at as nama pemil ik, kemudian dit erbit kan dokumen-dokumen ol eh bank dan at as permohonan pemil ik dapat dil akukan penj aminan pi nj aman at au kredit perbankan pada bank anggot a SWIFT mel al ui
mekanisme SWIFT.
Kepast ian hukum perat uran j aminan perbankan yang berl aku pada saat ini
bagi para pengel ol a proyek inf rast rukt ur
dal am rangka memperol eh kepercayaan
penyal uran dana yang besar dari bankbank sindikasi dan l embaga pembiayaan
int ernasional bel um t erbangun, karena
t erdapat beberapa permasal ahan yang

berkait an dengan penerapan hukum
j aminan. Permasal ahan t ersebut ant ara

besar yang berasal dari bank-bank int ernasional . Penyusunan l egal i nf r a st r uc-

l ain: menyangkut nil ai j aminan, j eni s

t ur e (inf rast rukt ur hukum) t idak mengal ami kesul it an, karena pada hakikat nya
imat erial isasi j aminan benda menj adi
j aminan t unai dapat dikembangkan dengan dasar perj anj ian gadai. Perkembangan t eknol ogi el ekt ronik t erut ama
int ernet yang semaki n mel uas di Indonesia mempermudah t ransmisi keuangan mel al ui mekanisme SWIFT. Selai n
it u, ket ersediaan yang cukup at as kepemil ikan j aminan kebendaan ol eh orang
Indonesia dan yang sudah di j adikan j aminan t unai berpot ensi besarnya pengusaha Indonesia unt uk memperol eh akses
j aminan t unai .

j aminan, perubahan nil ai proyek dan
eksekusi j aminan. Dal am proyek inf rast rukt ur nil ai proyek yang sangat besar
mengakibat kan t idak dapat menggunakan j aminan berupa t anah, mobil , rumah dan sebagainya. Sel ain it u, dal am
proyek inf rast rukt ur sering t erj adi perubahan harga, misal nya t unt ut an masyarakat akan kenai kan harga t anah yang
sangat t idak waj ar. Dengan demikian
hukum j ami nan di Indonesia bel um
memberikan kepast i an hukum j aminan
t erhadap proyek besar, khususnya i nf ra
st rukt ur.
Hambat an-hambat an yang t erj adi
dal am hal pengint egrasian sist em j aminan perbankan di Indonesia dengan
sist em SWIFT (Societ y Wor l dwide Int er-

bank Financi al Tel ecommunicat ion) dal am t ransmisi j aminan keuangan int ernasional adal ah hambat an hukum dan
non hukum. Hambat an hukum menyangkut pengat uran hukum j aminan yang
mengikut i prakt ek pembiayaan yang rel at if kecil , manakal a menghadapi perkembangan yang baru, yait u kredit perbankan yang besar, maka hukum j aminan menj adi t idak ef ekt if , t idak ef isien
dan kurang menj amin kepast ian. Hambat an non hukum menyangkut besarnya
biaya SWIFT, sert a besarnya biaya-biaya
l ain sebagai akibat hambat an hukum.
Perpekt if pengat uran dan penerapan sist em j aminan t unai di Indonesia sangat baik, karena unt uk pembangunan
proyek-proyek inf rast rukt ur, t erut ama
j al an t ol dibut uhkan dana yang sangat

Saran
Berdasarkan anal i sis t ersebut , penul is mengaj ukan saran:
Per t ama, Dal am upaya pembiayaan int ernasional unt uk inf rast rukt ur sebaiknya Bank Indonesia mengat ur imat erial isasi j aminan benda menjadi j aminan t unai yang dapat dit ransf ormasikan mel al ui SWIFT. Dua al t ernat i f dapat
dil akukan ol eh Bank Indonesia dal am
mengat urnya, yait u: al t ernat i f pert ama
dil akukan dengan mengi nt egrasikan sist em j aminan t unai i nt ernasional yang
sudah berj al an ke dal am sist em j aminan
di Indonesia, Al t ernat if kedua, membangun dan mengat ur sendi ri sist em j aminan t unai di Indonesia yang kemudian
diint egrasikan dal am sist em int ernasional .
Kedua, Perl u adanya business engi neer ing dal am kerangka hukum perj anj ian dan sist em hukum j aminan di Indo-

nesia, sehingga memungkinkan penj aminan kredit yang besar dengan memperhat ian prinsip ef isiensi dan ef ekt ivit as. Sel ain it u, dapat mewuj udkan harmonisasi si st em hukum j aminan di Indonesia dan int ernasional .

Ket iga, Perl u adanya paradigma
(par adigm) dal am pembangunan sist em
hukum j ami nan di Indonesia yang berst andar int ernasional , sehingga sist em
SWIFT ini t idak mengal ami kesul it an
masuk ke Indonesia. Sel ain it u, perl u
pengopt imal an
kepemil ikan
j aminan
benda berupa emas dan berl ian ol eh orang Indonesi a yang t el ah dij adikan j aminan t unai di bank-bank st andart int ernasional di l uar negeri .
Keempat , Perl u t indak l anj ut dari
art ikel ini unt uk dit el it i ol eh para penel it i dari : Bank Indonesia, Depart emen
Hukum dan Perundang-Undangan sert a
para prakt isi hukum unt uk menyusun
konsep inf rast rukt ur hukum dan mengat ur sist em imat erial isasi j aminan benda
menj adi j aminan t unai sert a t ransmisi
keuangannya.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Jusup. “ Pendekat an Anal isis Ekonomi

Terhadap

Hukum

Nasio-

nal ” , Jur nal Il mu Hukum Lit igasi.
Vol . 4 No. 1 Okt ober 2003.
Arbenius, Bursok dan Irawat i Handayani .
“ Kaj ian Hukum Terhadap Subsidi
yang diberikan kepada Produk Pert anian Pokok Guna Menj aga Ket ahanan

Pangan

Dikait kan

dengan

Agreement on Agricul t ure Worl d
Trade Organizat ion” . Jur nal Il mu

Hukum Padj adj ar an.
Vol . XXXII
No. 2. Okt ober 2008. Bandung:
Unpad;
Ardiant o, Sigit dan Ahmad Fikri. “ Permasal ahan Hukum Seput ar Gadai
Ganda dan Gadai Ul ang” . Jur nal Il mu Hukum Padj adj ar an. Vol . XXXIV
No. 2. Okt ober 2009. Bandung:
Unpad;
Chot idj ah, Nurul . “ Perl indungan Hak Asasi Manusia Mengenai Hak-Hak Ekonomi Sosial dan Budaya Kit annya
dengan Lingkungan Hidup” . Jur nal
Il mu Hukum Lit igasi . Vol . 4 No. 3
Okt ober 2003;
Harahap, Yahya. 1988. “ Segi-segi Hukum Per j anj ian” . Bandung: Al umni.
Ibrahim, Johanes. “ Kaidah dan Asas Hukum
Perbankan
dal am
Dal am
mengant isipasi Ti ndak Pidana Pencucian uang Mel al ui Transaksi keuangan. Khususnya Perbankan”.
Jur nal Il mu Hukum Lit igasi . Vol . 5
No. 2. Juni 2004;
Leroy, et al l . 2005 “ Fundament al of Business Law” . USA: Thomson Sout hWest ern:
Lol o, Ferdinand T Andi. “ Kredit Macet :
Resiko Bisnis At au Pidana?” .Jur nal
Legal Review . Vo. 1 No. 1. Juni
2010;
Murwaj i , Tarsi sius. “ Dampak Ot onomi
Daerah Terhadap Invest asi Pert ambangan” . Jur nal Il mu Hukum Lit igasi. Vol . 5 No. 3 Okt ober 2004;
Nurl inda, Ida. ” Pengat uran Hak At as Tanah Dal am UU No. 25 Tahun 2007

Tent ang Penanaman Modal ” . Jur nal Il mu Hukum Padj adj ar an. Vol .
XXXII No. 1. April 2008. Bandung:
Unpad;
Nursidi , Didi. “ Peran Perizinan Dal am
Pembangunan Daerah” . Jur nal Il-

mu Hukum Lit igasi. Vol . 3 No. 1.
Januari 2002;
Sit ompul , Zul karnaen. “ Pembat asan Kepemil ikan Basnk: Gagasan Unt uk
Memper kuat Sist em Per bankan” .
Jur nal Hukum Bisnis. Vol . 22 No. 6
Tahun 2003. Jakart a: Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis;
Sumiat i, Yet i. “ Pengaruh Privat i sasi Dal am Pembangunan Ekonomi” . Jur nal Il mu Hukum Lit igasi. Vol . 4 No.
1 Okt ober 2003;
Suseno, Sigid. “ Cybercrime. Pengat uran
dan Penegakan Hukumnya di Indonesia dan Ameri ka Serikat ” . Jur nal
Il mu Hukum Padj adj ar an.
Vol .
XXXIII No. 1. April 2009. Bandung:
Unpad;
Suyat no, Thomas. 1993. “ Kel embagaan
Per bankan” . Jakart a: Gramedi a
Pust aka Ut ama.