Previous 818163896 097 Karil
1
PELAKSANAAN PENERAPAN METODE COOPERATIF
LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
SISWA KELAS VI SDN CIGADOG 1 PADA MATA
PELAJARAN IPA TENTANG MEMAHAMI PLANET
SEBAGAI TATA SURYA
Nama: DIMAN
NIM: 818163896
Akun Gmail: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman siswa dengan metode
cooperatif leraning pada siswa kelas VI SDN Cigadog 1 Kecamatan Cikelet - Garut.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model
siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu rencana, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Pada penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu siklus I dan
siklus II.Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN Cigadog 1 Kecamatan Cikelet Garut.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes tertulis, observasi untuk
mendapatkan informasi tentang keaktifan siswa. Tes tertulis digunakan untuk mengukur
pencapaian siswa. Data yang diperoleh adalah prestasi belajar .
Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan rata-rata nilai hasil belajar IPA yang
diperoleh siswa dari sebelumnya. Pada prasiklus 58.90 kemudian pada tes siklus
pertama 70.26 menjadi 74.21 pada siklus ke II. Kemudian adanya peningkatan
presentase ketuntasan belajar siswa yang pada siswa awal 44.74% , siklus pertama
65.79%, kemudian siklus kedua menjadi 86.84%.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan
metode cooperatif learning dapat meningkatkan hasil belajar I+PA pada siswa kelas VI
SDN Cigadog 1 Kecamatan Cikelet - Garut.
Kata Kunci : IPA, Cooperatif learning, pemahaman siswa.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya menciptakan manusia yang taqwa, cerdas dan
terampil, guru mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan untuk
mengupayakan
pembelajaran
yang
bermakna,
aktif,
kreatif
dan
menyenangkan. Untuk itu maka mahasiswa program S1 PGSD Univesitas
2
Terbuka yang sekaligus sebagai guru di tuntut untuk meningkatkan
kemampuan profesional, yang didasarkan pada keluasan dan kedalman
wawasan sebagai landasan dalam mengambil keputusan. Keputusan
transaksional ketika melaksanakan pembeajaran.
Beberapa permasalahan yang nampak saat ini masih banyak guru
belum mampu memilih bebrbagai metoda dalam pembelajaran secara tepat
baik dalam pemilihan metode pembelajaran eksak maupun non eksak,
demikian halnya penggunaan metoda pembelajaran pada mata peajaran
IPA khususnya sehingga proses pembelajaran tidak berjalan efektif yang
pada akhirnya berdampak pula kepada perolehan hasil belajar yang kurang
maksimal.
Berdasarkan hasil evluasi akhir pada mata pelajaran IPA konsep
“memahami planet sebagai anggota tata surya di kelas VI SDN Cigdog 1
Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, menunjukan tingkat penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran sangat rendah. Hal ini dapat ditunjukan
dari 38 siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas hanya 27 siswa,
sedangkan KKM pada mata pelajaran IPA adalah 70. Keberhasilan proses
pembelajaran hanya sekitar 44,74%.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi diperlukan usahausaha perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran, salah satunya yang
dapat dilakukan guru melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas). PTK ini
sebagai suatu usaha kerja yang patut dilakukan oleh guru profesional,
karena ciri khas PTK adalah melakukan tindakan secara berulang untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah di paparkan di atas dapat di
identifikasi faktor-faktor penyebab yaitu antara lain:
a. Siswa masih belum mampu memahami konsep planet sebagai anggota
tata surya
b. Siswa kurang aktif dan pro aktif dalam proses pembelajaran
c. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembalajaran.
3
2. Analisis Masalah
Setelah ditemukan beberapa faktor penyebab pada identifikasi
masalah diatas ditambah dengan hasil observasi diatas yang dibantu
dengan teman sejawat, maka analisis masalah sebagai berikut:
a. Guru masih kurang maksimal daam mengarahkan diskusi didalam kelas
b. Guru masih kurang maksimal memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan.
c. Guru masih kurang dalam membengkitkan semangat siswa.
d. Guru masih kurang adil dalam memberikan kesempatan waktu atau
kesempatan kepada tiap kelompok.
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis di atas terlihat bahwa masalah
yang harus diperbaiki cukup kompleks sehingga perlu ditentukan satu
prioritas pemecahan masalah sebagai tindak lanjut perbaikan pelaksanaan
pembelajaran pada mata pelajaran IPA.
Alternatif pemecahan masalah yang dimaksud pada perbaikan
pembelajaran tersebut antara lain:
a. Meningkatkan aktifitas belajar siswa
b. Memperhatikan jalannya proses kelas secara maksimal
c. Meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
analisis masalah di atas, maka perbaikan pembelajaran sanagat dibutuhkan
pada materi pembelajaran IPA tentang planet sebagai tata surya. Penulis
mencoba melakukan perbaikan pada materi ajar tersebut, rumusan maslaah
dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan penerapan metode cooperatif learning dalam
meningkatkan pemahaman siswa kelas VI SDN Cigadog 1 pada mata
pelajaran IPA tentang memahami planet sbagai tata surya?
4
2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah penerapan metode kooperatif
learning dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang memahami
konsep planet sebagai anggota tata surya?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Secara umum pelaksanaan perbaikan pada kajian ini adalah untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran kaitannya
dengan peningkatan perolehan hasil belajar siswa pada seluruh mata
pelajaran dan khususnya pada mata pelajaran yang di jadikan penelitian
pada saat ini, yakni menggunakan metode cooperatif learning pada
pembelajaran IPA. Secara khusus tujuan dari perbaikan ini adalah:
1. Mendeskripsikan metode cooperatif learning dalam meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep memahami planet sebagai anggota
tata surya.
2. Peningkatan perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
melalui penerapan metode cooperatif learning.
D. Manfaat Penelitian
Dari
pelaksanaan
kegiatan
perbaikan
proses
pembelajaran
diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah. Adapun manfaat
tersebut antara lain:
1. Bagi Guru
a. Guru dapat berkembang secara profesional, karena dapat menunjukan
bahwa guru dapat menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
b. Guru dapat meningkatkan kemampuan guru untuk menggunakan
metoda pembelajaran pada proses pembelajaran.
c. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan
2. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar
5
b. Dapat meningkatkan kerjasama
c. Dapat meningkatkan kegembiraan
d. Dapat meningkatkan pengalaman dalam hal memecahkan maslah
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan hasil kelulusan yang berkualitas
b. Dapat
membantu
sekolah
untuk
berkembang
karena
adanya
peningkatan kualitas guru
c. Dapat menjadi acuan dalam menyusun program sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kaitan Metoe Belajar dan Prestasi
Prestasi belajar siswa terjadi karena suatu proses yang aktif,
kreatif, inovatif dan menyenangkan, tuntutan tersebut akan terjadi apabila
guru merupakan salah satu sistem pembelajaran memiliki keterampilan
untuk memilih metoda yang tepat dan membantu mempermudah
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.
1. Pengertian Metoda
Metoda merupakan suatu alat untuk mencapai tujuanpembelajaran yang
telah ditentukan, oleh karena itu metoda yang tepat akan turut
menentukan efektifitas dan efesiensi proses belajar mengajar.
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Ada eberapa jenis metode pembelajaran menurut buku metodologi
Pendidikan Agama Islam (Depag:2001:103) diantaranya:
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanggungjawab
3. Metode Diskusi (Cooperative Learning)
4. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
5. Metode Tugas Belajar dan Resitasi
6. Metode Sosiodrama
7. MetodePemecahan Masalah
6
8. Metode Karya Wisata
9. Metode Sistem Regu
10. Metode Narasumber
11. Metode Survey Masyarakat
12. Metode Simulasi
13. Metode Kasus
14. Metode Tutorial
15. Metode Curah Gagasan
16. Metode Studi Bebas
3. Metode Cooperative Learning dalam pembelajaran IPA di SD
Diskusi Kelompok (Cooperative Learning) merupakan metode
yang kerap kali digunakan pada pembelajaran IPA. Diskusi kelomok
sangat bermanfaat dalam Ilmu Pengetahuan Alam khususnya dalam
membahas
keberartian
suatu
data.
Metode
diskusi
kelompok
mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:
a. Kelebihan Metode Cooperatif Learning
1. Semua murid bebas mengemukakan pendapat atau bersifat
demokratis.
2. Merupakan
cara
yang
efektif
untuk
mengajukan
permasalahan
3. Mempertinggi peran serta murid secara perorangan
4. Mendorong rasa persatuan dan mengembangkan rasa sosial
5. Mengembangkan
kepemimpinan
dan
menghayati
kepemimpinan berama.
b. Kekurangan metode Cooperatif Learning
1. Biasanya pembicaraan didominasi oleh salah seorang
peserta diskusi
2. Biasanya siswa yang pandai saja yang aktif dalam diskusi
3. Pembicara sering menyimpang dari pokok permasalahan
7
B. Konsep Belajar IPA di SD
Menurut Asubel dalam bukunya Educational Psychology: A
cognitif view dalam modul Pembelajaran IPA di SD oleh Amalia Sapriati,
dkk. Penerbit Universitas Terbuka), menyatakan bahwa faktor yang paling
penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa.
Pernyataan Ausubel inilah yang menjadi inti teori belajarnya, yaitu belajar
bermakna.
Belajar secara verbal diajarkan melalui pengajaran langsung seperti
ceramah dan sudah berlangsung selama bertahun- tahun. Penelitian tentang
cara mengajar yang efektif yang baru saja dilakukan mengidikasikan
bahwa jika informasi yang diinginkan dapat masuk kedalam memori atau
ingatan, maka model pengajaran secara langsung adalah cara yang terbaik.
Belajar secara verbal atau langsung adalah lebih efektif untuk diberikan
dikelas- kelas bwah yaitu di kelas I sampai dengan kelas III, sedangkan
untuk kelas atas yaitu mulai dari kelas IV sampai dengan kelas VI, maka
pengajaran secara verbal kefektifannya akan semakin berkurang. David P.
Ausubel menyebutkan bahwa pelajaran secara verbal adalah lebih efesien
dari segi waktu yang diperlukan untuk m,enyajikan pelajaran dan
menjanjikan bahwa siswa dapat mempelajari materi pelajaran dalam
jumlah yang lebih banyak. Pengajaran secara verbal biasanya digunakan
pada pengajaran secara tradisional. Misalnya guru kelas II SD menyurtuh
siswa untuk melengkapi lembar kerja yang berisikan kata- kata baru
dengan dibantu oleh kamus untuk mencari definisi dari kata- kata baru
dengan dibantu oleh kamus untuk mencari definisi dari kata- kata dan
kemudian menuliskan kedalam lembar kerja.
C. Tujuan Pembelajaran
Sri Anitah W dalam modul Strategi pembelajaran di SD halaman
2.3 menjelaskan bahwa belajar adalah menambah dan mengumpulkan
pengetahuan. Yang diutamakan dalam definisi ini adalah penguasaan
8
pengetahuan sebanyak- banyaknya untuk menjdai cerdas atau membentuk
intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan diabaikan. Siswa lebih
banyak menerima atau lebih banyak menhafal pengetahuan yang
dibberikan melalui beberapa mata pelajaran, bahkan hanya mengingat
ingat semua pengeatahuan yang dibacanya. Jadi hasil bacaan diulangulang kemudian di ekspresikan secara otomatis. Akibat cara belajar seperti
ini, aspek pemahaman siswa kurang diperhatikan karena lebih diutamakan
hasil hafalan atau penerimaan informasi yang berkaitan stimulus dan
respon. Keberhasilan belajar sangat sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
1. Fator dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar
diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,
kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. salah satu hal penting
dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa
belajar yang dilakukan merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar
berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tida suka
terhadap suatu materi yang dipelajari. minat inilah yang harus
dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. minat motivasi dan perhatian
siswa dapat dikondisikan oleh guru.
2. Faktor dari luar diri siswayang mempengaruhi hasil belajar diantaranya
adalah lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan sosial budaya,
lingkungan
keluarga,
program
sekolah,
guru,
pelaksanaan
pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru
merupakan menejer atau sutradara dalam kelas.
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, tempat dan waktu penelitian serta pihak yang membantu
Tindakan pebaikan pembelajaran dilaksanakan dikelas VI SD
Negeri Cigadog 1 kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, dengan jumlah
9
pembelajaran 1 pembelajaran yaitu mata pelajaran IPA dengan konsep
“Memahami Planet Sebagai Konsep Tata Surya”. Tindakan perbaikan
pembelajaran ini dilaksanakan mulai tanggal 14 April sampai dengan 11
mei 2016.
Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk setiap
siklus pada masing-masing mata pelajaran seperti yang tercantum pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No
1
2
3
Hari/ Tanggal
Kamis, 14 April 2016
Kamis, 21 April 2016
Kamis, 11 Mei 2016
Siklus
Pra Siklus
Siklus
Siklus
Mata
Pelajaran
IPA
IPA
IPA
Waktu
1 x 35 Menit
1 x 35 Menit
1 x 35 Menit
Siswa kelas VI di SD Cigadog 1 UPTD Penidikan Kecamatan
Cikelet Kabupaten Garut berjumlah 38 orang siswa yang terdiri dari 13
orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan. Kondisi geografis
tempat tinggal mereka berada didaerah pedesaan, dengan sarana
transfortasi dan informasi masih kurang memadai, sedangkan latar
belakang pendidikan orang tua siswa mayoritas lulusan Sekolah Dasar
(SD), walaupun demikian perhatian orang tua siswa terhadap pendidikan
cukup baik.
Adapun pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini:
a. Bapak Mamun Paweka, S.Pd. (Kepala Sekolah SDN Cigadog 1)
b. Bapat Tatan Suhyana, S.Pd.M.Si (Supervisor 2)
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur yang ditempuh pada penelitian ini adalah :
1. Observasi dan identifikasi masalah
Melakukan observasi sebagai fokus utama adalah pembelajaran
IPA di kelas VI SD Negeri Cigadog 1 serta melakukan wawancara
10
dengan guru sebagai teman sejawat dan beberapa siswa dari kelas
tersebut yang berhubungan dengan pembelajaran IPA selama ini.
Berdasarkan hasil observasi penelitian bersama teman sejawat
mengidentifikasi pioritas masalah dan sejumlah masalah yang
dihadapi serta segera mencari pemecahan masalahnya. Hasilnya bhwa
yang menjadi obsesi guru untuk meningkatkan kualitas dan mutu guru
dengan cara merancang atau merencanakan dan melakasanakan proses
pembelajaran IPA dengan baik serta memperoleh hasil yang
memuaskan.
2. Kegiatan Pra Tindakan
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
d. Refleksi
3. Siklus 1
Perbaikan dalam pembelajaran ini menggunakan metoda cooperative
learning dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan topik yang akan dipelajari
Menjelaskan tentang konsep memahami planet sebagai anggota
tata surya
Memberikan latihan-latihan soal
Mengadakan tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan
jawaban dipapan tulis
Memberikan penguatan terhadap siswa yang menjawab benar.
Menyimpulkan pelajaran
Mengadakan evaluasi secara tertulis
b. Pelaksanaan
11
Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran tentang konsep
memahami planet sebagai anggota Tata Surya dikelas VI SDN
Cigadog 1 dalam proses kegiatan belajar mengajar, peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepri sesuai
dengan materi, kemudian menuliskan topik pembelajaran pada
papan tulis. Dalam kegiatan inti peneliti menyampaikan penjelasan
tentang memahami planet sebagai anggota tata surya dengan
menggunakan
metoda
cooperativelearning,
kemudian
siswa
menunjukan nama pelanet yang disebutkan guru. Siswa yang benar
diberi penguatan dengan pujian dan tepuk tanagn. Dikegiatan akhir
peneliti melaksanakan evaluasi akhir.
c. Pengamatan
Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat.
Pengamat mengamati tindakan yang dilakukan guru dan siswa
serta mendata hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan
menggunakan
lembar
observasi
(terlampir).
Adapun
hasil
pengamatan yang dicatat oleh observator adalah .....
-
Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran
-
Siswa kurang dilibatkan dalam pengerjaan soal-soal latihan
-
Hasil belajar siswa belum maksimal karena masih ada siswa
yang belum mencapai KKM untuk mata pelajaran IPA yaitu 70.
d. Refleksi
Dari kegiatan dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik diantaranya:
-
Penjelasan konsep pembelajaran sudah sesuai dengan materi
pembelajaran.
-
Pemberian contoh-contoh soal latihan lebih sering diberikan
-
Siswa banyak dilibatkan dalam pembelajaran
-
Hasil belajar siswa ada peningkatan namun belum maksimal,
diharapkan pada siklus kedua lebih maksimal lagi.
12
-
Aktivitas siswa sudah meningkat karen guru menggunkaan
metode sudah baik diharapkan pada siklus kedua lebih
maksimal lagi.
4. Siklus 2
a. Perencanaan
-
Menyampaikan apersepsi berupa memberikan pertanyaan
untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan
dipelajari.
-
Menjelaskan materi tentang memahami planet sebagai anggota
tata surya.
-
Membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan
-
Secara bergiliran siswa menuliskan dipapan tulis sesuai dengan
pertanyaan guru
-
Memberi pernyataan kepada siswa yang bisa mengerjakan
dengan benar
-
Memberi penguatan kepada kelompok yang baik mengerjakan
lembar kerja siswa dengan cara tepuk tangan dari seluruh
siswa.
-
Menyimpulkan pembelajaran
-
Guru mengadakan evaluasi secara tertulis
b. Pelaksanaan
Peneliti mengajar tentang panet sebagai anggot tata surya dikelas
VI SD Negeri Cigadog 1 dengan indikator memahami planet
sebagai anggota tata surya dan matahari sebagai pusatnya. Dalam
kegiatan
belajar
mengajar
peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian
menuliskan topik pembelajaran dipapan tulis. Dalam kegiatan inti
peneliti menyampaikan penjelasan tentang memahami planet
sebagai anggota tata surya dengan menggunakan metode
cooperative leraning kemudian memberi contoh contoh soal
13
latihan. Siswa secra bergiliran mengerjakan soal-soal latihan di
papan tulis. Pada kegiatan mengadakan evaluasi akhir.
c. Pengamatan
Adapun hasil pengamatan siklus 2 sebagai berikut:
-
Penggunaan metode cooperative learning sudah berjalan baik
dalam memberi soal-soal latihankepada siswa.
-
Siswa sudah dilibatkan maksimal dalam pembelajaran sehingga
semua siswa aktif
-
Hasil belajar siswa sudah maksimal karena siswa mencapai
nilai KKM pelajaran IPA yaitu 70 keatas sebanyak 36 orang.
d. Refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran diperoleh
hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan dari RPP II
dengan perubahan perolehan nilai yang lebih baik. Siswa sudah
mencapai KKM meningkat dari RPP 1.
Dari uraian kegiatan peaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui
2 siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang signifikan atau
menuju kesempurnaan. Dari segi guru, siswa dan perangkat
pembelajaran menunjukan hasil yang diperoleh memuaskan.
C. Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas. (suyanto,1996) pada
penelitian ini tahap-tahap pengumpulan data dilkukan pada waktu:
a. Observasi awal dan identifikasi awal
b. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus 1
c. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus 2
d. Evaluasi terhadap pelaksanaan siklus dan siklus 2
e. Wawancara dengan guru dan siswa
14
f. Menganalisis peningkatan dan pemahaman terhadap planet sebagai
anggota tata surya.
Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama penelitian
digunakan pedoman observasi data dari hasil pengamatan observasi
terhadap aktivitas guru dan aktifitas siswa selama pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan rumus:
M
SMI
IPK=
x 100%
Keterangan:
IPK= Indeks Prestasi Kelompok
M = Rata-Rata
SMI = Skor Maksimal Ideal
Nilai rata-rata diambil dari hasil pretes dan postes dibagi dua
Contoh:
nilai prestasi+nilai postes
2
M=
60+ 80
2
=
= 70
IPK =
M
SMI
x 100%
=
70
100
x 100%
= 70%
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan
kegiatan
penelitian
perbaikan
pembelajaran
dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun alat yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan tes hasil belajar dari
setiap pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam dalam kegiatan
pembelajaran diperoleh hasil evaluasi siswa dalam pembelajaran IPS
15
dengan Topik Planet sebagai anggota tata surya, pada siklus 1 dan siklus 2
yakni sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi dan Perbaikan Siklus 1 dan Siklus 2 Pelajaran IPA Kelas VI
SDN Cigadog 1 Tahun Pelajaran 2015-2016
No
Nama Siswa
Pra Siklus
50
Perolehan Nilai
Siklus 1
60
Siklus 2
60
1
Ajis
2
Aldi Repaldi
50
70
70
3
Aldi Tryana Pamungkas
70
80
80
4
Angga Saepul
60
60
70
5
Anwar Novi Saepul
70
70
70
6
Cepi Pebrian
70
80
80
7
Dela Andriani
70
80
80
8
Desi Nurpitri
40
60
70
9
Dilpi Nurbaiti
70
70
80
10
Ega Mustika
40
60
80
11
Enun
70
70
70
12
Erdi
40
60
60
13
Eri Wijaya
70
80
80
14
Erni Astipa
60
80
80
15
Intan Nurdiniati
70
70
80
16
Irsan Abussalam
50
60
80
17
Isti Wulandari
40
60
70
18
Mira Maharani
70
70
80
19
Muhamad Randi
40
60
70
20
Neng Resa Munika
70
90
90
21
Nita Mutiara
50
60
70
22
Pitri
50
60
70
23
Rahma Aripin
50
70
70
24
Ratih Sukma Dewi
70
80
80
16
25
Rijal Ramdani
40
60
60
26
Riniawati
60
70
80
27
Riska Pmi Amelia
70
80
80
28
Rista
60
80
80
29
Sabila Imelda Putri
70
70
70
30
Serli Nurliani
70
70
70
31
Sindi Rara Sapira
60
60
60
32
Siti Eka
80
80
80
33
Siti Kamilah
50
70
70
34
Siti Patmawati
40
60
60
35
Sopia Agnia
70
80
80
36
Wahyudin
60
80
80
37
Windi Elisa
70
70
80
80
2670
70.26
65.79
80
2820
74.21
86.84
38
Yudianto
50
Jumlah
2250
Rata-rata
58.90
Persentase
44.74
Penjelasan tabel 4.1 adalah sebagai berikut:
1. Pada pembelajaran awal atau pra siklus siswa yang tuntas belajarnya
sebanyak 15 siswa, jika dipersentasikan 44,74%.
2. Pada siklus 1 siswa tuntas belajar cukup meningkat yaitu sebanyak 25
siswa jika dipersentasikan 65,79%.
3. Pada siklus 2 siswa tuntas belajar lebih meningkat yaitu sebanyak 33
siswa jika dipersentasikan 86,84%.
Dari hasil yang diperoleh, terdapat perbaikan hasil dari siklus 1 ke
siklus 2. Dengan demikian pembelajaran yang telah dilakukan mengalami
perubahan yang signifikan dalam arti memuaskan. Dilihat dari hasil ratarata kelas pun sangat terlihat jelas bahwa nilai rata-rata kelas mengalami
perubahan yang sangat menonjol.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel yaitu tabel data persentasi
siswa tiap siklus:
Tabel 4.2
17
Persentase Hasil evaluasi Pembeljaran IPA Siklus 1 Kelas VI SDN
Cigadog 1 Tahun Pelajaran 2015-2016
No
1
2
3
4
5
6
7
Nilai
40
50
60
70
80
90
100
Frekuensi
13
12
12
1
38
Jumlah
Rata-rata
Jumlah
780
840
960
90
2670
70,26
Prosentase
34,21%
31,58%
31,58%
2,63%
100%
Tabel 4.3
Persentase Hasil Evaluasi Pembelajaran IPA Pda Siklus 2 Kelas VI SDN
Cigadog 1 Tahun Pelajaran 2015-2016
No
1
2
3
4
5
6
7
Nilai
40
50
60
70
80
90
100
Frekuensi
5
13
19
1
38
Jumlah
Prosentase
300
13,16%
910
34,21%
1520
50,00%
90
2,63%
Jumlah
2820
100%
Rata-rata
74,21
Dalam proses pembelajaran bukan hanya hasil belajar yang berupa
kuantitas saja melainkan keaktivan siswa dalam menggunakan dan
menjawab
pertanyaan
serta
mengemukakan
pendapatpun
harus
diperhatikan. Adapun hasil pengamatan tentang aktivitas siswa pada siklus
1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Data aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas VI Siklus 1
1
Ajis
Aktivitas
B
C
D
√
2
Aldi Repaldi
√
3
Aldi Tryana Pamungkas
No
Nama Siswa
A
√
√
Keterangan
A. Bertanya
B. Menjawab
C. Mengemukakan
18
4
Angga Saepul
√
Pendapat
D. Kerjasama
5
Anwar Novi Saepul
√
6
Cepi Pebrian
√
7
Dela Andriani
√
8
Desi Nurpitri
√
9
Dilpi Nurbaiti
√
10
Ega Mustika
√
11
Enun
√
12
Erdi
√
13
Eri Wijaya
√
14
Erni Astipa
√
15
Intan Nurdiniati
√
16
Irsan Abussalam
√
17
Isti Wulandari
√
18
Mira Maharani
√
19
Muhamad Randi
√
20
Neng Resa Munika
√
21
Nita Mutiara
22
Pitri
√
23
Rahma Aripin
√
24
Ratih Sukma Dewi
√
25
Rijal Ramdani
√
26
Riniawati
√
27
Riska Pmi Amelia
28
Rista
29
Sabila Imelda Putri
√
30
Serli Nurliani
√
31
Sindi Rara Sapira
√
32
Siti Eka
√
33
Siti Kamilah
√
34
Siti Patmawati
√
Kelompok
√
√
√
√
√
√
√
19
35
Sopia Agnia
√
36
Wahyudin
√
37
Windi Elisa
√
38
Yudianto
√
√
Jumlah
Persentasi
14
36,
5
13,
8
21,
√
11
28,
84
16
05
94
Berdasarkan tabel 4.4 aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA
tentang planet sebagai anggota tata surya di kelas VI, hanya aspek
bertanya yang lebih dominan yakni 14 siswa (36,84%), sedangkan aspek
yang paling rendah adalah aspek menjawab hanya 5 siswa (13,16%).
Pada siklus 2 aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
sudah mengalami peningkatan, terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Data aktivasi siswa pada pembelajaran IPA kelas VI Siklus 2
No
Nama Siswa
A
√
Aktivitas
B
C
D
√
√
Keterangan
1
Ajis
2
Aldi Repaldi
3
Aldi Tryana Pamungkas
√
4
Angga Saepul
√
√
Pendapat
D. Kerjasama
5
Anwar Novi Saepul
√
√
Kelompok
6
Cepi Pebrian
7
Dela Andriani
8
Desi Nurpitri
√
√
9
Dilpi Nurbaiti
√
√
10
Ega Mustika
√
√
11
Enun
12
Erdi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
A. Bertanya
B. Menjawab
C. Mengemukakan
20
13
Eri Wijaya
√
√
14
Erni Astipa
√
15
Intan Nurdiniati
√
16
Irsan Abussalam
√
17
Isti Wulandari
√
√
18
Mira Maharani
√
√
19
Muhamad Randi
20
Neng Resa Munika
21
Nita Mutiara
√
22
Pitri
√
23
Rahma Aripin
√
√
24
Ratih Sukma Dewi
√
√
25
Rijal Ramdani
26
Riniawati
√
27
Riska Pmi Amelia
√
28
Rista
√
29
Sabila Imelda Putri
30
Serli Nurliani
31
Sindi Rara Sapira
32
Siti Eka
√
33
Siti Kamilah
√
34
Siti Patmawati
√
35
Sopia Agnia
√
36
Wahyudin
37
Windi Elisa
√
38
Yudianto
Jumlah
Persentasi
√
20
52,
63
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
15
39,
21
35,
√
23
60,
47
26
53
√
√
Dengan melihat tabel 4.5 aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA tentang
planet sebagai angota tata surya dikelas VI SDN Cigadog 1 pada siklus 2
21
mengalami peningkatan hampir semua siswa aktif. Hal ini membuktikan
bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode cooperatif earning telah menunjukan bahwa siswa telah memahami
pembelajaran yang disampaikan dengan predikat baik.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan
observasi
dan
hasil
pelaksanaan
perbaikan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel diatas, pada setiap siklus perbaikan
meningkat baik dari nilai rata-rata maupun aktifitas siswapun cenderung
meningkat. Ini mengidentifikasikan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan salah satu souesi yang dianggap baik untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
Hasil observasi pada siklus 1 banyak siswa yang belum menguasai
materi dan kurang memperhatikan karena selama proses pembelajaran, guru
kurang memaksimalkan metoda yang diterapkan sehingga muri kurang
memperhatikan dan kurang tertarik perhatiannya sehingga semangatnyapun
lemah.
Setelah memaksimalkan metoda cooperatif learning dengan
melibatka siswa dalam situasi belajar, sehingga pada siklus 2 semua siswa
memperhatikan guru dan siswa pun menjdi tertarik, interaksi pada guru dan
murid lebih terjalin, komunikasi dua arah semakin baik.
Melalui penelitian tindakan kelas (PTK) juga sangat membantu
guru untuk melakukan evaluasi apakah proses pembelajarannya yang
dilakukan memiliki keunggulansekaligus dapat mengungkapkan kelemahan
baik dari segi metoda pembelajaran, pendekatan evaluasi, kemampuan
menjelaskan, kemampuan memotivasi siswa dan yang lainnya yang
berkaitan dengan proses pembelajaran dan pembelajaran pada tingkat
sekolah dasar dan sebagai guru kelas.
Menurut teori makna dari ausubel (Brownell dan Chazal)
mengemukakan pertanyaan pembelajaran bermakna dalam pembelajaran
22
IPA akan membuat pembelajaran lebih bermakna, lebih mudah dipahami
dan diingat oleh siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa terhadap materi memahami planet sebagai anggota
tata surya dapat ditingkatkan melalui metoda cooperatif learning
dengan cara guru membimbing siswa dalam menyelesaikan atau cara
mengerjakan soalsoal latihan secara continou dari mulai latihan yang
mudah dan sederhana sampai ke yang sedang dan yang sukar.
2. Hasil belajar siswa meningkat, baik dilihat dari aktifitas belajar
maupun hasil rata-rata evaluasi. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai
evaluasi awal jumlah siswa yang menguasai pembelajaran sebanyak 15
siswa atau sekitar 44,74% dengan nilai rat-rata 58,90. Setelah
dilaksanakan perbaikan bertambah menjadi 25 orang atau sekitar
65,79% dengn nilai rata-rata 70,26. Setelah dilaksanakan perbaikan
pada siklus 2 lebih meningkat lagi menjadi 33 siswa atau sekitar
86,84% dengan nilai rata-rata 74,21.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa konsep atau strategi
yang sebaiknya oleh guru dalam meningkatkan kualitas pemahaman siswa
terhadap materi diantaranya:
1. Dalam
melaksanakan
memfokuskan
perhatian
program
terhadap
perbaikan,
kelebihan
guru
hendaknya
dan
kekurangan
pembelajaran sebelumnya yang dirasakan kurang memuaskan.
2. Megkolaborasikan metode yang relevan sebagai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
23
3. Memotivasi siswa untuk bisa mengikuti pembelajaran dengan rasa
senang dalam menghadapi permasalahan yang timbul, pembelajaran
guru hendaknya bertukar fikiran saling mengisi dengan guru lain, baik
dilingkungan sekolah dimana kita tempat melaksanakan tugas mau di
kelompok kerja guru (KKG) untuk mencari alternatif pemecahan atau
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Simon, et. all. 2001. Ensiklopedi Populer Anak. Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve.
Burnie, David, et. all. 2000. Visual Encyclopedia of Science. London: A Dorling
indersley Book.
Corbeil, Jean Cloude, and Ariane Archambault. 2004. Kamus Visual.
Edisi Terbaru. QA. International.
Piaget (dalam Suherman, 2003: 40). Penggunaan alat peraga konkret. Diunduh
dari (file:///D:/teori/Alat Peraga_WongKapetakanBlog.htm) pada tanggal
09 Oktober 2013.
Whitten, Tony. 2002. Indonesian Heritage : Tetumbuhan, Jakarta Buku
Antarbangsa
Wardani, IG.A.K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wardani, IG.A.K., Julaeha, S., & Marsinah, N. (2005). Buku Materi pokok:
Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta; universitas
terbuka.
PELAKSANAAN PENERAPAN METODE COOPERATIF
LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
SISWA KELAS VI SDN CIGADOG 1 PADA MATA
PELAJARAN IPA TENTANG MEMAHAMI PLANET
SEBAGAI TATA SURYA
Nama: DIMAN
NIM: 818163896
Akun Gmail: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman siswa dengan metode
cooperatif leraning pada siswa kelas VI SDN Cigadog 1 Kecamatan Cikelet - Garut.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model
siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu rencana, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Pada penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu siklus I dan
siklus II.Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN Cigadog 1 Kecamatan Cikelet Garut.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes tertulis, observasi untuk
mendapatkan informasi tentang keaktifan siswa. Tes tertulis digunakan untuk mengukur
pencapaian siswa. Data yang diperoleh adalah prestasi belajar .
Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan rata-rata nilai hasil belajar IPA yang
diperoleh siswa dari sebelumnya. Pada prasiklus 58.90 kemudian pada tes siklus
pertama 70.26 menjadi 74.21 pada siklus ke II. Kemudian adanya peningkatan
presentase ketuntasan belajar siswa yang pada siswa awal 44.74% , siklus pertama
65.79%, kemudian siklus kedua menjadi 86.84%.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan
metode cooperatif learning dapat meningkatkan hasil belajar I+PA pada siswa kelas VI
SDN Cigadog 1 Kecamatan Cikelet - Garut.
Kata Kunci : IPA, Cooperatif learning, pemahaman siswa.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya menciptakan manusia yang taqwa, cerdas dan
terampil, guru mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan untuk
mengupayakan
pembelajaran
yang
bermakna,
aktif,
kreatif
dan
menyenangkan. Untuk itu maka mahasiswa program S1 PGSD Univesitas
2
Terbuka yang sekaligus sebagai guru di tuntut untuk meningkatkan
kemampuan profesional, yang didasarkan pada keluasan dan kedalman
wawasan sebagai landasan dalam mengambil keputusan. Keputusan
transaksional ketika melaksanakan pembeajaran.
Beberapa permasalahan yang nampak saat ini masih banyak guru
belum mampu memilih bebrbagai metoda dalam pembelajaran secara tepat
baik dalam pemilihan metode pembelajaran eksak maupun non eksak,
demikian halnya penggunaan metoda pembelajaran pada mata peajaran
IPA khususnya sehingga proses pembelajaran tidak berjalan efektif yang
pada akhirnya berdampak pula kepada perolehan hasil belajar yang kurang
maksimal.
Berdasarkan hasil evluasi akhir pada mata pelajaran IPA konsep
“memahami planet sebagai anggota tata surya di kelas VI SDN Cigdog 1
Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, menunjukan tingkat penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran sangat rendah. Hal ini dapat ditunjukan
dari 38 siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas hanya 27 siswa,
sedangkan KKM pada mata pelajaran IPA adalah 70. Keberhasilan proses
pembelajaran hanya sekitar 44,74%.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi diperlukan usahausaha perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran, salah satunya yang
dapat dilakukan guru melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas). PTK ini
sebagai suatu usaha kerja yang patut dilakukan oleh guru profesional,
karena ciri khas PTK adalah melakukan tindakan secara berulang untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah di paparkan di atas dapat di
identifikasi faktor-faktor penyebab yaitu antara lain:
a. Siswa masih belum mampu memahami konsep planet sebagai anggota
tata surya
b. Siswa kurang aktif dan pro aktif dalam proses pembelajaran
c. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembalajaran.
3
2. Analisis Masalah
Setelah ditemukan beberapa faktor penyebab pada identifikasi
masalah diatas ditambah dengan hasil observasi diatas yang dibantu
dengan teman sejawat, maka analisis masalah sebagai berikut:
a. Guru masih kurang maksimal daam mengarahkan diskusi didalam kelas
b. Guru masih kurang maksimal memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan.
c. Guru masih kurang dalam membengkitkan semangat siswa.
d. Guru masih kurang adil dalam memberikan kesempatan waktu atau
kesempatan kepada tiap kelompok.
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis di atas terlihat bahwa masalah
yang harus diperbaiki cukup kompleks sehingga perlu ditentukan satu
prioritas pemecahan masalah sebagai tindak lanjut perbaikan pelaksanaan
pembelajaran pada mata pelajaran IPA.
Alternatif pemecahan masalah yang dimaksud pada perbaikan
pembelajaran tersebut antara lain:
a. Meningkatkan aktifitas belajar siswa
b. Memperhatikan jalannya proses kelas secara maksimal
c. Meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
analisis masalah di atas, maka perbaikan pembelajaran sanagat dibutuhkan
pada materi pembelajaran IPA tentang planet sebagai tata surya. Penulis
mencoba melakukan perbaikan pada materi ajar tersebut, rumusan maslaah
dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan penerapan metode cooperatif learning dalam
meningkatkan pemahaman siswa kelas VI SDN Cigadog 1 pada mata
pelajaran IPA tentang memahami planet sbagai tata surya?
4
2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah penerapan metode kooperatif
learning dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang memahami
konsep planet sebagai anggota tata surya?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Secara umum pelaksanaan perbaikan pada kajian ini adalah untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran kaitannya
dengan peningkatan perolehan hasil belajar siswa pada seluruh mata
pelajaran dan khususnya pada mata pelajaran yang di jadikan penelitian
pada saat ini, yakni menggunakan metode cooperatif learning pada
pembelajaran IPA. Secara khusus tujuan dari perbaikan ini adalah:
1. Mendeskripsikan metode cooperatif learning dalam meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep memahami planet sebagai anggota
tata surya.
2. Peningkatan perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
melalui penerapan metode cooperatif learning.
D. Manfaat Penelitian
Dari
pelaksanaan
kegiatan
perbaikan
proses
pembelajaran
diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah. Adapun manfaat
tersebut antara lain:
1. Bagi Guru
a. Guru dapat berkembang secara profesional, karena dapat menunjukan
bahwa guru dapat menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
b. Guru dapat meningkatkan kemampuan guru untuk menggunakan
metoda pembelajaran pada proses pembelajaran.
c. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan
2. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar
5
b. Dapat meningkatkan kerjasama
c. Dapat meningkatkan kegembiraan
d. Dapat meningkatkan pengalaman dalam hal memecahkan maslah
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan hasil kelulusan yang berkualitas
b. Dapat
membantu
sekolah
untuk
berkembang
karena
adanya
peningkatan kualitas guru
c. Dapat menjadi acuan dalam menyusun program sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kaitan Metoe Belajar dan Prestasi
Prestasi belajar siswa terjadi karena suatu proses yang aktif,
kreatif, inovatif dan menyenangkan, tuntutan tersebut akan terjadi apabila
guru merupakan salah satu sistem pembelajaran memiliki keterampilan
untuk memilih metoda yang tepat dan membantu mempermudah
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.
1. Pengertian Metoda
Metoda merupakan suatu alat untuk mencapai tujuanpembelajaran yang
telah ditentukan, oleh karena itu metoda yang tepat akan turut
menentukan efektifitas dan efesiensi proses belajar mengajar.
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Ada eberapa jenis metode pembelajaran menurut buku metodologi
Pendidikan Agama Islam (Depag:2001:103) diantaranya:
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanggungjawab
3. Metode Diskusi (Cooperative Learning)
4. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
5. Metode Tugas Belajar dan Resitasi
6. Metode Sosiodrama
7. MetodePemecahan Masalah
6
8. Metode Karya Wisata
9. Metode Sistem Regu
10. Metode Narasumber
11. Metode Survey Masyarakat
12. Metode Simulasi
13. Metode Kasus
14. Metode Tutorial
15. Metode Curah Gagasan
16. Metode Studi Bebas
3. Metode Cooperative Learning dalam pembelajaran IPA di SD
Diskusi Kelompok (Cooperative Learning) merupakan metode
yang kerap kali digunakan pada pembelajaran IPA. Diskusi kelomok
sangat bermanfaat dalam Ilmu Pengetahuan Alam khususnya dalam
membahas
keberartian
suatu
data.
Metode
diskusi
kelompok
mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:
a. Kelebihan Metode Cooperatif Learning
1. Semua murid bebas mengemukakan pendapat atau bersifat
demokratis.
2. Merupakan
cara
yang
efektif
untuk
mengajukan
permasalahan
3. Mempertinggi peran serta murid secara perorangan
4. Mendorong rasa persatuan dan mengembangkan rasa sosial
5. Mengembangkan
kepemimpinan
dan
menghayati
kepemimpinan berama.
b. Kekurangan metode Cooperatif Learning
1. Biasanya pembicaraan didominasi oleh salah seorang
peserta diskusi
2. Biasanya siswa yang pandai saja yang aktif dalam diskusi
3. Pembicara sering menyimpang dari pokok permasalahan
7
B. Konsep Belajar IPA di SD
Menurut Asubel dalam bukunya Educational Psychology: A
cognitif view dalam modul Pembelajaran IPA di SD oleh Amalia Sapriati,
dkk. Penerbit Universitas Terbuka), menyatakan bahwa faktor yang paling
penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa.
Pernyataan Ausubel inilah yang menjadi inti teori belajarnya, yaitu belajar
bermakna.
Belajar secara verbal diajarkan melalui pengajaran langsung seperti
ceramah dan sudah berlangsung selama bertahun- tahun. Penelitian tentang
cara mengajar yang efektif yang baru saja dilakukan mengidikasikan
bahwa jika informasi yang diinginkan dapat masuk kedalam memori atau
ingatan, maka model pengajaran secara langsung adalah cara yang terbaik.
Belajar secara verbal atau langsung adalah lebih efektif untuk diberikan
dikelas- kelas bwah yaitu di kelas I sampai dengan kelas III, sedangkan
untuk kelas atas yaitu mulai dari kelas IV sampai dengan kelas VI, maka
pengajaran secara verbal kefektifannya akan semakin berkurang. David P.
Ausubel menyebutkan bahwa pelajaran secara verbal adalah lebih efesien
dari segi waktu yang diperlukan untuk m,enyajikan pelajaran dan
menjanjikan bahwa siswa dapat mempelajari materi pelajaran dalam
jumlah yang lebih banyak. Pengajaran secara verbal biasanya digunakan
pada pengajaran secara tradisional. Misalnya guru kelas II SD menyurtuh
siswa untuk melengkapi lembar kerja yang berisikan kata- kata baru
dengan dibantu oleh kamus untuk mencari definisi dari kata- kata baru
dengan dibantu oleh kamus untuk mencari definisi dari kata- kata dan
kemudian menuliskan kedalam lembar kerja.
C. Tujuan Pembelajaran
Sri Anitah W dalam modul Strategi pembelajaran di SD halaman
2.3 menjelaskan bahwa belajar adalah menambah dan mengumpulkan
pengetahuan. Yang diutamakan dalam definisi ini adalah penguasaan
8
pengetahuan sebanyak- banyaknya untuk menjdai cerdas atau membentuk
intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan diabaikan. Siswa lebih
banyak menerima atau lebih banyak menhafal pengetahuan yang
dibberikan melalui beberapa mata pelajaran, bahkan hanya mengingat
ingat semua pengeatahuan yang dibacanya. Jadi hasil bacaan diulangulang kemudian di ekspresikan secara otomatis. Akibat cara belajar seperti
ini, aspek pemahaman siswa kurang diperhatikan karena lebih diutamakan
hasil hafalan atau penerimaan informasi yang berkaitan stimulus dan
respon. Keberhasilan belajar sangat sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
1. Fator dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar
diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,
kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. salah satu hal penting
dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa
belajar yang dilakukan merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar
berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tida suka
terhadap suatu materi yang dipelajari. minat inilah yang harus
dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. minat motivasi dan perhatian
siswa dapat dikondisikan oleh guru.
2. Faktor dari luar diri siswayang mempengaruhi hasil belajar diantaranya
adalah lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan sosial budaya,
lingkungan
keluarga,
program
sekolah,
guru,
pelaksanaan
pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru
merupakan menejer atau sutradara dalam kelas.
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, tempat dan waktu penelitian serta pihak yang membantu
Tindakan pebaikan pembelajaran dilaksanakan dikelas VI SD
Negeri Cigadog 1 kecamatan Cikelet Kabupaten Garut, dengan jumlah
9
pembelajaran 1 pembelajaran yaitu mata pelajaran IPA dengan konsep
“Memahami Planet Sebagai Konsep Tata Surya”. Tindakan perbaikan
pembelajaran ini dilaksanakan mulai tanggal 14 April sampai dengan 11
mei 2016.
Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk setiap
siklus pada masing-masing mata pelajaran seperti yang tercantum pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No
1
2
3
Hari/ Tanggal
Kamis, 14 April 2016
Kamis, 21 April 2016
Kamis, 11 Mei 2016
Siklus
Pra Siklus
Siklus
Siklus
Mata
Pelajaran
IPA
IPA
IPA
Waktu
1 x 35 Menit
1 x 35 Menit
1 x 35 Menit
Siswa kelas VI di SD Cigadog 1 UPTD Penidikan Kecamatan
Cikelet Kabupaten Garut berjumlah 38 orang siswa yang terdiri dari 13
orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan. Kondisi geografis
tempat tinggal mereka berada didaerah pedesaan, dengan sarana
transfortasi dan informasi masih kurang memadai, sedangkan latar
belakang pendidikan orang tua siswa mayoritas lulusan Sekolah Dasar
(SD), walaupun demikian perhatian orang tua siswa terhadap pendidikan
cukup baik.
Adapun pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini:
a. Bapak Mamun Paweka, S.Pd. (Kepala Sekolah SDN Cigadog 1)
b. Bapat Tatan Suhyana, S.Pd.M.Si (Supervisor 2)
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur yang ditempuh pada penelitian ini adalah :
1. Observasi dan identifikasi masalah
Melakukan observasi sebagai fokus utama adalah pembelajaran
IPA di kelas VI SD Negeri Cigadog 1 serta melakukan wawancara
10
dengan guru sebagai teman sejawat dan beberapa siswa dari kelas
tersebut yang berhubungan dengan pembelajaran IPA selama ini.
Berdasarkan hasil observasi penelitian bersama teman sejawat
mengidentifikasi pioritas masalah dan sejumlah masalah yang
dihadapi serta segera mencari pemecahan masalahnya. Hasilnya bhwa
yang menjadi obsesi guru untuk meningkatkan kualitas dan mutu guru
dengan cara merancang atau merencanakan dan melakasanakan proses
pembelajaran IPA dengan baik serta memperoleh hasil yang
memuaskan.
2. Kegiatan Pra Tindakan
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
d. Refleksi
3. Siklus 1
Perbaikan dalam pembelajaran ini menggunakan metoda cooperative
learning dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan topik yang akan dipelajari
Menjelaskan tentang konsep memahami planet sebagai anggota
tata surya
Memberikan latihan-latihan soal
Mengadakan tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan
jawaban dipapan tulis
Memberikan penguatan terhadap siswa yang menjawab benar.
Menyimpulkan pelajaran
Mengadakan evaluasi secara tertulis
b. Pelaksanaan
11
Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran tentang konsep
memahami planet sebagai anggota Tata Surya dikelas VI SDN
Cigadog 1 dalam proses kegiatan belajar mengajar, peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepri sesuai
dengan materi, kemudian menuliskan topik pembelajaran pada
papan tulis. Dalam kegiatan inti peneliti menyampaikan penjelasan
tentang memahami planet sebagai anggota tata surya dengan
menggunakan
metoda
cooperativelearning,
kemudian
siswa
menunjukan nama pelanet yang disebutkan guru. Siswa yang benar
diberi penguatan dengan pujian dan tepuk tanagn. Dikegiatan akhir
peneliti melaksanakan evaluasi akhir.
c. Pengamatan
Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat.
Pengamat mengamati tindakan yang dilakukan guru dan siswa
serta mendata hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan
menggunakan
lembar
observasi
(terlampir).
Adapun
hasil
pengamatan yang dicatat oleh observator adalah .....
-
Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran
-
Siswa kurang dilibatkan dalam pengerjaan soal-soal latihan
-
Hasil belajar siswa belum maksimal karena masih ada siswa
yang belum mencapai KKM untuk mata pelajaran IPA yaitu 70.
d. Refleksi
Dari kegiatan dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik diantaranya:
-
Penjelasan konsep pembelajaran sudah sesuai dengan materi
pembelajaran.
-
Pemberian contoh-contoh soal latihan lebih sering diberikan
-
Siswa banyak dilibatkan dalam pembelajaran
-
Hasil belajar siswa ada peningkatan namun belum maksimal,
diharapkan pada siklus kedua lebih maksimal lagi.
12
-
Aktivitas siswa sudah meningkat karen guru menggunkaan
metode sudah baik diharapkan pada siklus kedua lebih
maksimal lagi.
4. Siklus 2
a. Perencanaan
-
Menyampaikan apersepsi berupa memberikan pertanyaan
untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan
dipelajari.
-
Menjelaskan materi tentang memahami planet sebagai anggota
tata surya.
-
Membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan
-
Secara bergiliran siswa menuliskan dipapan tulis sesuai dengan
pertanyaan guru
-
Memberi pernyataan kepada siswa yang bisa mengerjakan
dengan benar
-
Memberi penguatan kepada kelompok yang baik mengerjakan
lembar kerja siswa dengan cara tepuk tangan dari seluruh
siswa.
-
Menyimpulkan pembelajaran
-
Guru mengadakan evaluasi secara tertulis
b. Pelaksanaan
Peneliti mengajar tentang panet sebagai anggot tata surya dikelas
VI SD Negeri Cigadog 1 dengan indikator memahami planet
sebagai anggota tata surya dan matahari sebagai pusatnya. Dalam
kegiatan
belajar
mengajar
peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian
menuliskan topik pembelajaran dipapan tulis. Dalam kegiatan inti
peneliti menyampaikan penjelasan tentang memahami planet
sebagai anggota tata surya dengan menggunakan metode
cooperative leraning kemudian memberi contoh contoh soal
13
latihan. Siswa secra bergiliran mengerjakan soal-soal latihan di
papan tulis. Pada kegiatan mengadakan evaluasi akhir.
c. Pengamatan
Adapun hasil pengamatan siklus 2 sebagai berikut:
-
Penggunaan metode cooperative learning sudah berjalan baik
dalam memberi soal-soal latihankepada siswa.
-
Siswa sudah dilibatkan maksimal dalam pembelajaran sehingga
semua siswa aktif
-
Hasil belajar siswa sudah maksimal karena siswa mencapai
nilai KKM pelajaran IPA yaitu 70 keatas sebanyak 36 orang.
d. Refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran diperoleh
hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan dari RPP II
dengan perubahan perolehan nilai yang lebih baik. Siswa sudah
mencapai KKM meningkat dari RPP 1.
Dari uraian kegiatan peaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui
2 siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang signifikan atau
menuju kesempurnaan. Dari segi guru, siswa dan perangkat
pembelajaran menunjukan hasil yang diperoleh memuaskan.
C. Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas. (suyanto,1996) pada
penelitian ini tahap-tahap pengumpulan data dilkukan pada waktu:
a. Observasi awal dan identifikasi awal
b. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus 1
c. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus 2
d. Evaluasi terhadap pelaksanaan siklus dan siklus 2
e. Wawancara dengan guru dan siswa
14
f. Menganalisis peningkatan dan pemahaman terhadap planet sebagai
anggota tata surya.
Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama penelitian
digunakan pedoman observasi data dari hasil pengamatan observasi
terhadap aktivitas guru dan aktifitas siswa selama pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan rumus:
M
SMI
IPK=
x 100%
Keterangan:
IPK= Indeks Prestasi Kelompok
M = Rata-Rata
SMI = Skor Maksimal Ideal
Nilai rata-rata diambil dari hasil pretes dan postes dibagi dua
Contoh:
nilai prestasi+nilai postes
2
M=
60+ 80
2
=
= 70
IPK =
M
SMI
x 100%
=
70
100
x 100%
= 70%
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan
kegiatan
penelitian
perbaikan
pembelajaran
dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun alat yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan tes hasil belajar dari
setiap pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam dalam kegiatan
pembelajaran diperoleh hasil evaluasi siswa dalam pembelajaran IPS
15
dengan Topik Planet sebagai anggota tata surya, pada siklus 1 dan siklus 2
yakni sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi dan Perbaikan Siklus 1 dan Siklus 2 Pelajaran IPA Kelas VI
SDN Cigadog 1 Tahun Pelajaran 2015-2016
No
Nama Siswa
Pra Siklus
50
Perolehan Nilai
Siklus 1
60
Siklus 2
60
1
Ajis
2
Aldi Repaldi
50
70
70
3
Aldi Tryana Pamungkas
70
80
80
4
Angga Saepul
60
60
70
5
Anwar Novi Saepul
70
70
70
6
Cepi Pebrian
70
80
80
7
Dela Andriani
70
80
80
8
Desi Nurpitri
40
60
70
9
Dilpi Nurbaiti
70
70
80
10
Ega Mustika
40
60
80
11
Enun
70
70
70
12
Erdi
40
60
60
13
Eri Wijaya
70
80
80
14
Erni Astipa
60
80
80
15
Intan Nurdiniati
70
70
80
16
Irsan Abussalam
50
60
80
17
Isti Wulandari
40
60
70
18
Mira Maharani
70
70
80
19
Muhamad Randi
40
60
70
20
Neng Resa Munika
70
90
90
21
Nita Mutiara
50
60
70
22
Pitri
50
60
70
23
Rahma Aripin
50
70
70
24
Ratih Sukma Dewi
70
80
80
16
25
Rijal Ramdani
40
60
60
26
Riniawati
60
70
80
27
Riska Pmi Amelia
70
80
80
28
Rista
60
80
80
29
Sabila Imelda Putri
70
70
70
30
Serli Nurliani
70
70
70
31
Sindi Rara Sapira
60
60
60
32
Siti Eka
80
80
80
33
Siti Kamilah
50
70
70
34
Siti Patmawati
40
60
60
35
Sopia Agnia
70
80
80
36
Wahyudin
60
80
80
37
Windi Elisa
70
70
80
80
2670
70.26
65.79
80
2820
74.21
86.84
38
Yudianto
50
Jumlah
2250
Rata-rata
58.90
Persentase
44.74
Penjelasan tabel 4.1 adalah sebagai berikut:
1. Pada pembelajaran awal atau pra siklus siswa yang tuntas belajarnya
sebanyak 15 siswa, jika dipersentasikan 44,74%.
2. Pada siklus 1 siswa tuntas belajar cukup meningkat yaitu sebanyak 25
siswa jika dipersentasikan 65,79%.
3. Pada siklus 2 siswa tuntas belajar lebih meningkat yaitu sebanyak 33
siswa jika dipersentasikan 86,84%.
Dari hasil yang diperoleh, terdapat perbaikan hasil dari siklus 1 ke
siklus 2. Dengan demikian pembelajaran yang telah dilakukan mengalami
perubahan yang signifikan dalam arti memuaskan. Dilihat dari hasil ratarata kelas pun sangat terlihat jelas bahwa nilai rata-rata kelas mengalami
perubahan yang sangat menonjol.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel yaitu tabel data persentasi
siswa tiap siklus:
Tabel 4.2
17
Persentase Hasil evaluasi Pembeljaran IPA Siklus 1 Kelas VI SDN
Cigadog 1 Tahun Pelajaran 2015-2016
No
1
2
3
4
5
6
7
Nilai
40
50
60
70
80
90
100
Frekuensi
13
12
12
1
38
Jumlah
Rata-rata
Jumlah
780
840
960
90
2670
70,26
Prosentase
34,21%
31,58%
31,58%
2,63%
100%
Tabel 4.3
Persentase Hasil Evaluasi Pembelajaran IPA Pda Siklus 2 Kelas VI SDN
Cigadog 1 Tahun Pelajaran 2015-2016
No
1
2
3
4
5
6
7
Nilai
40
50
60
70
80
90
100
Frekuensi
5
13
19
1
38
Jumlah
Prosentase
300
13,16%
910
34,21%
1520
50,00%
90
2,63%
Jumlah
2820
100%
Rata-rata
74,21
Dalam proses pembelajaran bukan hanya hasil belajar yang berupa
kuantitas saja melainkan keaktivan siswa dalam menggunakan dan
menjawab
pertanyaan
serta
mengemukakan
pendapatpun
harus
diperhatikan. Adapun hasil pengamatan tentang aktivitas siswa pada siklus
1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Data aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas VI Siklus 1
1
Ajis
Aktivitas
B
C
D
√
2
Aldi Repaldi
√
3
Aldi Tryana Pamungkas
No
Nama Siswa
A
√
√
Keterangan
A. Bertanya
B. Menjawab
C. Mengemukakan
18
4
Angga Saepul
√
Pendapat
D. Kerjasama
5
Anwar Novi Saepul
√
6
Cepi Pebrian
√
7
Dela Andriani
√
8
Desi Nurpitri
√
9
Dilpi Nurbaiti
√
10
Ega Mustika
√
11
Enun
√
12
Erdi
√
13
Eri Wijaya
√
14
Erni Astipa
√
15
Intan Nurdiniati
√
16
Irsan Abussalam
√
17
Isti Wulandari
√
18
Mira Maharani
√
19
Muhamad Randi
√
20
Neng Resa Munika
√
21
Nita Mutiara
22
Pitri
√
23
Rahma Aripin
√
24
Ratih Sukma Dewi
√
25
Rijal Ramdani
√
26
Riniawati
√
27
Riska Pmi Amelia
28
Rista
29
Sabila Imelda Putri
√
30
Serli Nurliani
√
31
Sindi Rara Sapira
√
32
Siti Eka
√
33
Siti Kamilah
√
34
Siti Patmawati
√
Kelompok
√
√
√
√
√
√
√
19
35
Sopia Agnia
√
36
Wahyudin
√
37
Windi Elisa
√
38
Yudianto
√
√
Jumlah
Persentasi
14
36,
5
13,
8
21,
√
11
28,
84
16
05
94
Berdasarkan tabel 4.4 aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA
tentang planet sebagai anggota tata surya di kelas VI, hanya aspek
bertanya yang lebih dominan yakni 14 siswa (36,84%), sedangkan aspek
yang paling rendah adalah aspek menjawab hanya 5 siswa (13,16%).
Pada siklus 2 aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
sudah mengalami peningkatan, terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Data aktivasi siswa pada pembelajaran IPA kelas VI Siklus 2
No
Nama Siswa
A
√
Aktivitas
B
C
D
√
√
Keterangan
1
Ajis
2
Aldi Repaldi
3
Aldi Tryana Pamungkas
√
4
Angga Saepul
√
√
Pendapat
D. Kerjasama
5
Anwar Novi Saepul
√
√
Kelompok
6
Cepi Pebrian
7
Dela Andriani
8
Desi Nurpitri
√
√
9
Dilpi Nurbaiti
√
√
10
Ega Mustika
√
√
11
Enun
12
Erdi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
A. Bertanya
B. Menjawab
C. Mengemukakan
20
13
Eri Wijaya
√
√
14
Erni Astipa
√
15
Intan Nurdiniati
√
16
Irsan Abussalam
√
17
Isti Wulandari
√
√
18
Mira Maharani
√
√
19
Muhamad Randi
20
Neng Resa Munika
21
Nita Mutiara
√
22
Pitri
√
23
Rahma Aripin
√
√
24
Ratih Sukma Dewi
√
√
25
Rijal Ramdani
26
Riniawati
√
27
Riska Pmi Amelia
√
28
Rista
√
29
Sabila Imelda Putri
30
Serli Nurliani
31
Sindi Rara Sapira
32
Siti Eka
√
33
Siti Kamilah
√
34
Siti Patmawati
√
35
Sopia Agnia
√
36
Wahyudin
37
Windi Elisa
√
38
Yudianto
Jumlah
Persentasi
√
20
52,
63
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
15
39,
21
35,
√
23
60,
47
26
53
√
√
Dengan melihat tabel 4.5 aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA tentang
planet sebagai angota tata surya dikelas VI SDN Cigadog 1 pada siklus 2
21
mengalami peningkatan hampir semua siswa aktif. Hal ini membuktikan
bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode cooperatif earning telah menunjukan bahwa siswa telah memahami
pembelajaran yang disampaikan dengan predikat baik.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan
observasi
dan
hasil
pelaksanaan
perbaikan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel diatas, pada setiap siklus perbaikan
meningkat baik dari nilai rata-rata maupun aktifitas siswapun cenderung
meningkat. Ini mengidentifikasikan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan salah satu souesi yang dianggap baik untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
Hasil observasi pada siklus 1 banyak siswa yang belum menguasai
materi dan kurang memperhatikan karena selama proses pembelajaran, guru
kurang memaksimalkan metoda yang diterapkan sehingga muri kurang
memperhatikan dan kurang tertarik perhatiannya sehingga semangatnyapun
lemah.
Setelah memaksimalkan metoda cooperatif learning dengan
melibatka siswa dalam situasi belajar, sehingga pada siklus 2 semua siswa
memperhatikan guru dan siswa pun menjdi tertarik, interaksi pada guru dan
murid lebih terjalin, komunikasi dua arah semakin baik.
Melalui penelitian tindakan kelas (PTK) juga sangat membantu
guru untuk melakukan evaluasi apakah proses pembelajarannya yang
dilakukan memiliki keunggulansekaligus dapat mengungkapkan kelemahan
baik dari segi metoda pembelajaran, pendekatan evaluasi, kemampuan
menjelaskan, kemampuan memotivasi siswa dan yang lainnya yang
berkaitan dengan proses pembelajaran dan pembelajaran pada tingkat
sekolah dasar dan sebagai guru kelas.
Menurut teori makna dari ausubel (Brownell dan Chazal)
mengemukakan pertanyaan pembelajaran bermakna dalam pembelajaran
22
IPA akan membuat pembelajaran lebih bermakna, lebih mudah dipahami
dan diingat oleh siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa terhadap materi memahami planet sebagai anggota
tata surya dapat ditingkatkan melalui metoda cooperatif learning
dengan cara guru membimbing siswa dalam menyelesaikan atau cara
mengerjakan soalsoal latihan secara continou dari mulai latihan yang
mudah dan sederhana sampai ke yang sedang dan yang sukar.
2. Hasil belajar siswa meningkat, baik dilihat dari aktifitas belajar
maupun hasil rata-rata evaluasi. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai
evaluasi awal jumlah siswa yang menguasai pembelajaran sebanyak 15
siswa atau sekitar 44,74% dengan nilai rat-rata 58,90. Setelah
dilaksanakan perbaikan bertambah menjadi 25 orang atau sekitar
65,79% dengn nilai rata-rata 70,26. Setelah dilaksanakan perbaikan
pada siklus 2 lebih meningkat lagi menjadi 33 siswa atau sekitar
86,84% dengan nilai rata-rata 74,21.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa konsep atau strategi
yang sebaiknya oleh guru dalam meningkatkan kualitas pemahaman siswa
terhadap materi diantaranya:
1. Dalam
melaksanakan
memfokuskan
perhatian
program
terhadap
perbaikan,
kelebihan
guru
hendaknya
dan
kekurangan
pembelajaran sebelumnya yang dirasakan kurang memuaskan.
2. Megkolaborasikan metode yang relevan sebagai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
23
3. Memotivasi siswa untuk bisa mengikuti pembelajaran dengan rasa
senang dalam menghadapi permasalahan yang timbul, pembelajaran
guru hendaknya bertukar fikiran saling mengisi dengan guru lain, baik
dilingkungan sekolah dimana kita tempat melaksanakan tugas mau di
kelompok kerja guru (KKG) untuk mencari alternatif pemecahan atau
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Simon, et. all. 2001. Ensiklopedi Populer Anak. Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve.
Burnie, David, et. all. 2000. Visual Encyclopedia of Science. London: A Dorling
indersley Book.
Corbeil, Jean Cloude, and Ariane Archambault. 2004. Kamus Visual.
Edisi Terbaru. QA. International.
Piaget (dalam Suherman, 2003: 40). Penggunaan alat peraga konkret. Diunduh
dari (file:///D:/teori/Alat Peraga_WongKapetakanBlog.htm) pada tanggal
09 Oktober 2013.
Whitten, Tony. 2002. Indonesian Heritage : Tetumbuhan, Jakarta Buku
Antarbangsa
Wardani, IG.A.K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wardani, IG.A.K., Julaeha, S., & Marsinah, N. (2005). Buku Materi pokok:
Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta; universitas
terbuka.