Karil Matematika Karil Matematika Karil Matematika

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI
TENTANG OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN MELALUI
METODE DISKUSI
DI SDN TANJUNG PASIR I TELUKNAGA TANGERANG
Juhaeroh
825129047

[email protected]
Abstrak
Tingkat penguasaan siswa terhadap matematika sangat bervariasi, sebagian besar siswa
mencapai nilai baik adakalanya sebaliknya. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada
pelaksanaan pembelajaran masih terdapat banyak siswa yang sulit memahami
matematika terbukti nilai rata-rata siswa hanya mencapai 4,74 (11% dari jumlah siswa).
Penyebabnya kurang motivasi belajar siswa, penjelasan guru abstrak, monoton dan
membosankan, guru tidak menggunakan alat peraga, kurang memberi contoh/latihan,
metode tidak sesuai sehingga nilai masih dibawah KKM. Tujuan penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan metode diskusi. Dalam penelitian ini peneliti dibantu
oleh teman sejawat (observer), kepala sekolah (supervisor 2), dosen pembimbing
(supervisor 1). Proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap pra siklus, siklus I, siklus II.

Setiap siklus terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir yang mengacu pada RPP dari
Diknas. Hasil penelitian perbaikan dengan menggunakan alat peraga benda konkrit dan
metode diskusi menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan, secara kuantitatif
23 siswa (77,78%) dari jumlah 27 siswa telah mencapai KKM. Dan secara kualitatif
siswa sudah termotivasi dan aktif dalam pembelajaran matematika. Kesimpulannya
bahwa dengan menggunakan metode diskusi dan alat peraga benda konkrit akan
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Kata kunci : hasil belajar, matematika, metode diskusi

1
ix

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Target dari sebuah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru, semua peserta dapat menguasai sebuah materi yang diajarkan, untuk
melihat tingkat penguasaan materi biasanya dinyatakan dengan nilai. Namun
kenyataannya hasil belajar dicapai oleh siswa sangat bervariasi, adakalanya
sebagian besar siswa mencapai nilai baik adakalanya terjadi sebaliknya.Tentu
variable penyebabnya terdapat pada peserta didik kurang motivasi belajar,

tidak menyenangi mata pelajaran tertentu dan mengikuti juga suasana belajar
yang tidak memadai. Namun tidak menutup kemungkinan penyebabnya
terdapat pada pihak pengajar misalnya guru tidak menggunakan media,
kurang memberi contoh, metode yang tidak sesuai. Dengan masih adanya nilai
yang rendah pada tes harian dalam pelajaran matematika penulis mencoba
melaksanakan usaha perbaikan dengan diawali

refleksi, merencanakan

perbaikan pembelajaran, melaksanakan tindakan, mengamati dan melakukan
refleksi kembali. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan penulis pada
pelajaran matematika,akan dapat dianalisis penyebab / sumber masalah hasil
tes yang masih rendah. Agar hasil belajar matematika ini berhasil ditingkatkan
maka penulis mencoba memperbaiki dengan metode diskusi.
1. Identifikasi Masalah
Pada dasarnya setiap guru mendambakan dalam kegiatan belajar
mengajar berjalan dengan mulus dangan hasil belajar yang optimal
sehingga apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari hasil tes / evaluasi penulis menemukan rendahnya hasil yang

diperoleh siswa dalam pelajaran matematika khususnya di kelas 6 SDN
Tanjung Pasir I tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
berbagai bentuk pecahan,hal ini dapat dilihat dari 27 siswa (16 orang
perempuan dan 11 orang laki-laki), hanya 3 orang

(11,11%) yang

2

mencapai KKM, sedangkan 24 siswa (88,89%) masih dibawah KKM,
itulah yang menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Berdasarkan hasil
observasi dan hasil diskusi dengan teman sejawat terhadap beberapa
masalah yang terjadi, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut :
a. Siswa kurang menguasai konsep operasi hitung penjumlahan
dan pengurangan yang melibatkan berbagai bentuk pecahan.
b. Penjelasan guru terlalu monoton dan membosankan siswa.
c. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM.
d. Siswa tersebut fasif dalam pembelajaran.
Berdasarkan faktor diatas penulis mencoba menerapkan metode diskusi

pada pembelajaran matematika.
2. Analisis Masalah
Menyimak identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, selanjutnya
akan dijelaskan faktor-faktor penyebab kesulitan bagi siswa kelas 6 dalam
pelajaran matematika tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
berbagai bentuk pecahan. Faktor siswa kurang menguasai konsep operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan berkaitan
dengan kesiapan serta konsentrasi siswa pada saat menerima pelajaran, serta
penjelasan guru yang kurang dimengerti siswa. Hal ini sangat terkait dengan
kompetensi keterampilan guru dalam menjelaskan materi yang diawali dengan
melakukan perencanaan mengenai materi yang akan dijelaskan dan
menganalisis karakteristik siswa sebagai pihak yang akan menerima pelajaran,
yang pelaksanaannya dalam bentuk komponen keterampilan yang dikuasai
guru meliputi : Kejelasan, Penggunaan contoh / Ilustrasi, Pemberian tekanan
dan Umpan Balik. Faktor penjelasan guru terlalu monoton dan siswa yang
pasif dalam pembelajaran terjadi faktor penyebab masalah di atas karena
dalam proses pembelajaran yang efektif ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan yaitu memberi motivasi kepada siswa untuk ikut berpartisipasi
dalam proses pembelajaran, guru perlu memberi kesempatan kepada siswa


3

untuk ikut andil dalam proses pembelajaran, guru juga harus memupuk
kemandirian dan kerjasama sehingga siswa dapat mengembangkan kreatifitas
dan rasa ingin tahu mereka.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas maka penulis mengajukan
alternatif pemecahan sebagai berikut :
1. Guru perlu melakukan pembelajaran dengan metode diskusi.
2. Guru harus memperbanyak pemberian contoh yang lebih
bervariasi.
3. Guru perlu memberikan banyak latihan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan keadaan dan kenyataan yang tercantum pada uraian yang
dihadapi kelas 6 diatas, maka penulis merumuskan masalah pembelajaran
ini sebagai berikut :


Bagaimana penggunaan metode diskusi


agar dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 6 tentang pembelajaran operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan ?
C. Tujuan penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Meningkatkan hasil belajar siswa tentang konsep operasi hitung
penjumlahan

dan pengurangan berbagai bentuk pecahan melalui

metode diskusi.
2. Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran materi operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan denagn
menggunakan alat peraga benda konkrit.
3. Memperdalam pemahaman siswa dengan pemberian contoh dan
latihan yang bervariasi.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


4

Penelitian ini merupakan salah satu cara untuk memberikan solusi dalam
pembelajaran matematika yang manfaatnya yaitu :
1. Bagi guru-guru di SD khususnya diharapkan dapat memberikan
alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi siswa akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
matematika yang selanjutnya akan meningkatkan pemahaman siswa
akan konsep pelajaran matematika.
3. Bagi sekolah akan dapat memberikan masukan dalam peningkatan
mutu pembelajaran matematika.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang
selalu menarik untuk dibahas karena adanya perbedaan karakteristik
khususnya antara hakikat anak dan hakikat matematika. Untuk itu diperlukan
adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan
tersebut. Anak usia SD sedang mengalami perkembangan pada tingkat
berfikirnya.Ini karena tahap berfikir mereka masih belum formal bahkan
masih berada pada tahapan pra konkret (karso dkk,2014). Fungsi matematika

pada pembelajaran matematika di sekolah dasar berdasarkan kurikulum
berbasis kompetensi ( Depdibud, 2004 : 79-80) adalah mengembangkan
kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus
matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari mulai
materi bilangan, pengukuran dan geometri. Matematika juga berfungsi
mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
melalui model matematika yang dapat berupa kalimat, persamaan, diagram,
grafik atau tabel. Tujuan Pembelajaran Matematika antara lain :
a. Melatih cara berpikir siswa dan bernalar untuk menarik kesimpulan
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksperimen, menunjukan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.

5

b. Mengembangkan aktifitas kreatif melibatkan imajinasi, intuisi dan
penemuan pemkiran divergen, orsinil, rasa ingin tahu, membuat
prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d. Mengembangkan kemapuan menyampaikan informasi


atau

mengkonsumsikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laju pada seseorang dari yang tidak
tahu menjadi tahu, perubahan tingkah laku itu meliputi pengetahuan
emosional, pengertian, hubungan sosial, kebiasaan, jasmani, keterampilan,
etis/budi pekerti, apresiasi dan sikap. (Oemar Hamalik, 2003). Menurut
Sudiarto Dalam Waluyo (1987), hasil belajar adalah tingkat peguasaan yang di
capai oleh mahasiswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, sedangkan menurut Nana
Sujana (2001), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Perwujudan hasil
belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi belajar yang dapat
menilai secara efektif proses dan hasil belajar (Sri Anitah, 2013). Untuk
melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan
ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil
berdasarkan:
1. Kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang

dijelaskan atau di diinformasikan.
2. Kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub)
pertanyaan berdasarkan subtansi yang dibaca, diamati dan atau
didengar.
3. Kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji
dari sudut persamaan dan perbedaaan; dan
4. Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.
Kemampuan tersebut sudah dapat diterapkan di Sekolah Dasar khususnya
pada kelas tinggi.

6

C. Metode diskusi
Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok atau kerja
kelompok yang di dalamnya melibatkan beberapa orang siswa untuk
menyelesaikan pekerjaan atau tugas atau permasalahan. Sering pula metode
ini disebut sebagai salah satu metode yang menggunakan pendekatan CBSA
atau keterampilan proses. Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar
yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau
pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan

secara bersama. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil
( 3-7 peserta ), kelompok sedang ( 8-12 peserta), dan kelompok besar (13-40
peserta) ataupun diskusi kelas. Diskusi pada kelompok kecil lebih efektif
dibanding dengan kelompok besar dan kelas. Kegiatan diskusi dipimpin oleh
seorang ketua atau moderator untuk mengatur pembicaraan cara mencapai
target (Sri Anitah, 2013).
1. Karakteristik
Dalam

penggunaan

metode

diskusi,

bahan

pelajaran

harus

dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan
menstimulus siswa menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut.
Untuk menjawab atau menyelesaikan permaslahan/persoalan tersebut,
perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota
dalam kelompok tersebut. Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan
oleh moderator yaitu orang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya
semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan
seluruh pembicaraan mengarah pada pendapat / kesimpulan bersama.
Tugas guru dalam kegiatan ini adalah lebih banyak berperan sebagai
pembimbing, fasilitator atau motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa
dalam diskusi menjadi efektif.
2. Prosedur

7

Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang
diharapkan dicapai dan topik pembelajaran yang akan dibahas dalam
kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru mengelompokkan siswa
sesuai kriteria yang yang telah ditentukan dan memberikan penjelasan
pada siswa tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami tugas
dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa
melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkahlangkah sebagai berikut.
a. Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan
pembelajaran .Perumusan masalah harus dilakukan oleh siswa
dibawah bimbingan guru.
b. Mengidentifikasi masalah

atau

sub-submasalah

berdasarkan

permasalahan yang telah dirumuskan.
c. Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah. Dalam tahap ini
dikondisikan secara individu dalam kelompok untuk menjawab
pertanyaan atau persoalan sampai mencapai satu kesepakatan
untuk menjawab persoalan kelompok.
d. Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
e. Presentasi atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada
seluruh kelompok dilanjutkan dengan diskusi kelas yang langsung
dibimbing oleh guru.
Pada kegiatan akhir siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan
hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan sub-sub masalah.
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi
Untuk menunjang efektivitas penggunaan metode diskusi perlu
dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal.
Kemampuan guru yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan
pembelajaran diskusi yaitu :
a. Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.

8

b. Mampu

membimbing

siwa

untuk

merumuskan

dan

mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan.
c. Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan
permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.
d. Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi.
e. Menguasai permasalahan yang didiskusikan.
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang pelaksanaan diskusi diantaranya adalah ;
a. Memilik motivasi ,perhatian ,dan minat dalam berdiskusi.
b. Mampu melaksanakan diskusi.
c. Mampu menerapkan belajar secara bersama.
d. Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat.
e. Mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain.
1. Keunggulan
Beberapa keunggulan menggunakan metode diskusi diantaranya
metode ini dapat memfasilitasi siswa agar dapat, yaitu :
a. Bertukar pikiran.
b. Menghayati permasalahan.
c. Merangsang siswa untuk berpendapat.
d. Membangun rasa tanggung jawab.
e. Membina kemampuan berbicara.
f. Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lain.
g. Memberikan kesempatan belajar.
2. Kelemahan
Berikut kelemahan yang perlu diantisipasi oleh para guru jika
akan menerapkan metode ini, diantaranya yaitu :
a. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak.
b. Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan
maka diskusi tidak akan efektif.
c. Materi pelajaran dapat menjadi luas.
d. Yang aktif hanya siswa tertentu saja.
D. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh guru untuk mengintropeksi
dirinya,merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya
sebagai guru diharapkan cukup profesional. PTK bermanfaat bagi guru,
pembelajaran siswa, serta bagi sekolah (IGAK wardhani 2012) .Manfaat PTK
bagi guru adalah sebagai berikut :
1. Membantu guru memperbaiki pembelajaran.
2. Membantu guru berkembang secara professional.
9

3. Meningkatkan rasa percaya diri guru.
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan.
Bagi pembelajaran/siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan proses /
hasil belajar siswa, di samping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi
model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya. Bagi
sekolah, PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya
peningkatan / kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan
melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personil di
sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan kepada guru untuk
berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi, dan saling mempercayai di antara
personil sekolah, dan juga saling percaya antara guru dan siswa.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VI SDN
Tanjung Pasir I tahun ajaran 2014-2015 semester genap kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang dengan jumlah siswa 27 orang. Jumlah siswa laki-laki
11 orang dan siswa perempuan 16 orang, mata pelajaran yang menjadi objek
penelitian adalah matematika, dalam kegiatan penelitian ini peneliti
berkolaborasi dengan supervisor 2 dan juga diberi masukan oleh kepala
sekolah, serta teman sejawat, mereka yang membantu melakukan pengamatan
pembelajaran dan refleksi. Instrumen yang yang digunakan adalah lembar
observasi, APKG 1 dan APKG 2 penelitian perbaikan dilaksanakan dalam
dua siklus pembelajaran. Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran
pada mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut :
Tabel 1

10

Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No
1
2

Mata
pelajaran
Matematika
Matematika

Siklus Hari/Tanggal

Waktu

1
II

07.30 s.d 08.40
8.50 s.d 10.00

Rabu, 4 Maret 2015
Rabu,18 Maret 2015

Ket

B. Desain prosedur Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus yang
dilakukan berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam kegiatan ini
pembelajaran tindakan dilakukan setiap satu kali pertemuan, lamanya
pertemuan 2 x 35 menit. Setiap siklus penelitian meliputi perencanaan,
tindakan / pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan melakukan

refleksi,

seperti tertera pada bagan berikut ini (dimodifikasi dari model yang
Menetapkan
Fokus
Melalui
Studi
Pendahuluan
dikembangkan
oleh
kemmis
&Mc.
Taggart,
1991).
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
Pengembangan Alternatif Tindakan

Bagan 1. Siklus Perbaikan Pembelajaran

Adapun deskkripsi dari setiap prosedur kegiatan pelaksanaan perbaikan
Pembelajaran adalah sebagai berikut :
Siklus I
11

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti membuat skenario pembelajaran yang
berhubungan dengan penggunaan metode diskusi dengan langkah-langkah
pembelajaran yang jelas dan rinci, dengan cara penjelasan konseptual atau
konsep dasar dari materi.Selain itu peneliti jaga mempersiapkan fasilitas
dan sarana yang mendukung yang berkaitan dengan metode diskusi seperti
membuat lembar diskusi siswa, mengembangkan format evaluasi,
menyiapkan alat peraga ( buah apel ), mengembangkan format observasi
pembelajaran, lebih jauh lagi mempersiapkan mereka data seperti
instrument test untuk mengetahui hasil belajar dan untuk mengamati
dampak penggunaan metode diskusi di dalam pembelajaran.
b. Tindakan/Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mengimplementasikan skenario tindakan yang
direncanakan dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan silabus
dan perangakat pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan bimbingan
dari supervisor 2. Dalam penelitian ini ada teman sejawat yang berfungsi
sebagai

pengamat

penelitian

pembelajaran

matematika

dengan

menggunakan lembar observasi, APKG 1 untuk menilai RPP dan APKG 2
untuk menilai pelaksanaan perbaikan pembelajaran, serta memberikan
masukan

terhadap

tindakan

kegiatan

peneliti.

Langkah-langakah

pembelajaran pada pelaksanaan perbaikan siklus ini terdiri atas tiga tahap
yaitu kegiatan awal, inti,dan akhir.tahap kegiatan awal meliputi orientasi,
apersepsi, motivasi, dan pemberian tujuan. Berikut proses pelaksanaan
perbaikan pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Orientasi : Guru memusatkan perhatian dengan memberikan
pertanyaan yang berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan dan
b.

pengurangan berbagai bentuk pecahan.
Apersepsi : Guru memberi contoh operasi hitung pecahan dengan
demontrasi alat peraga buah apel.
12

c.

Motivasi : Guru menjelaskan manfaat dari materi yang akan

diberikan.
d. Pemberian Tujuan : Guru menyanpaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan operasi hitung penjumlaha dan pengurangan
berbagai bentuk pecahan dengan memberikan contoh dan
penyelesaiannya.
b. Guru mengorganisasikan siswa berdasarkan kelompok.
c. Guru menyediakan beberapa gulungan kertas yang berisi soal
Penjumlahan dan pengurangan pecahan, masing-masing kelompok
mengambil satu gulungan kertas, kemudian mendiskusikan soal
tersebut.
d. Guru memberi kesempatan pada perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas secara
bergantian.
e. Guru memberikan penguatan materi.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
b. Guru memberikan evaluasi
c. Pengamatan/Observasi/Pengumpulan Data
Selama proses pembelajaran berlangsung, supervisor 2 dan teman
sejawat berfungsi sebagai pengamat yang mengamati dan mencatat
serta menilai semua aktifitas peneliti sebagai guru dan aktifitas dan
respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Alat atau
instrument pengamatan :
1.
2.

Lembar observasi ( lampiran 5).
Lembar format perencanaan perbaikan pembelajaran ( lampiran

3b).
3. Lembar jurnal ( lampiran 7 ).
4. APKG 1 dan APKG 2 ( lampiran 9).
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan perbaikan siklus I, peneliti terfokus pada
koreksi / catatan

dari supervisor 2 dan pengamat yang merupakan

kelebihan dan kelemahan peneliti. Untuk selanjutnya peneliti merefleksi
diri, hasil kolaborasi peneliti dan supervisor 2 dan pengamat dan

13

berdasarkan

hasil

observasi,

menetapkan

langkah-langkah

untuk

menentukan perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus
I,dalam hal ini peneliti menyusun kembali perangkat pembelajaran yang
lebih sempurna dari siklus pertama. Penyempurnaan desain pembelajaran
terdapat pada perubahan alat peraga. Pada siklus pertama meggunakan
buah apel, di siklus II ini peneliti menggunakan kertas origami.Selain itu
untuk lebih mengaktifkan diskusi kelompok,peneliti menggunakan lembar
diskusi siswa dalam pembelajaran.
b. Tindakan / Pelaksanaan
Pada pelaksanaan siklus II ini tindakan yang dilakukan adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang merupakan penyempurnaan
dari skenario pembelajaran pada siklus I. Pada pelaksanaan siklus II ini
peneliti di dampingi dengan penilai 1 (supervisor 2), penilai 2 (teman
sejawat A), dan observer (teman sejawat B) Pelaksanaan

perbaikan

pembelajaran ini tertuju pada perubahan alat peraga, penggunaan lembar
diskusi

siswa,memberikan

kesempatan

pada

siswa

untuk

mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian didepan kelas
disertai tanya jawab dan komentar dari kelompok lain, berikut ini
penjelasan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.
1. Kegiatan Awal
a. Tanya jawab yang berhubungan dengan materi (pecahan).
b. Mengingatkan kembali oeprasi hitung pecahan pada pertemuan
sebelumnya.
c. Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran pada siklus ini.
2. Kegiatan Inti

14

a. Guru

mendemonstrasikan

materi

tentang

pecahan

dengan

menggunakan kertas origami.
b. Pengorganisasian siswa berdasarkan kelompok.
c. Penggunaan lembar diskusi siswa tentang penjumalahan dan
pengurangan berbagai bentuk pecahan.
d. Guru memfasilitasi proses diskusi kelompok.
e. Presentasi hasil diskusi di depan kelas secara bergantian disertai
tanya jawab dan komentar dari kelompok lain.
f. Pemberian penguatan materi pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir
a. Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas bersama.
b. Guru member pekerjaan rumah.
c. Pengamatan / Observasi
Seperti halnya pada siklus I, selama proses pembelajaran berlangsung,
supervisor 2 / observer mengamati dan menilai aktifitas guru dan siswa
dengan menggunakan instrument penilaian APKG 1 (untuk menilai RPP),
APKG 2 (untuk menilai pelaksanaan perbaikan pembelajaran), dan lembar
pengamatan. Adapun yang diamati adalah kegiatan pembelajaran dari awal
hingga akhir, apakah kekurangan-kekurangan pada siklus I terulang
kembali ataukah kekurangan itu dapat diatasi sesuai dengan alternatif
pemecahan masalah yang digunakan.
d. Refleksi
Berdasarkan catatan observer bahwa pada siklus II kegiatan
perbaikan pembelajaran sudah memadai dilihat dari hasil tes yang sudah
mencapai KKM (7,0) kegiatan siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran,
kinerja guru dalam menjelaskan materi. mengelola kelas, memilih alat
peraga,

metode diskusi yang

optimal, bila pada siklus sebelumnya

kegiatan diskusi didominasi hanya oleh siswa tertentu, pada siklus ini
hampir semua siswa (77,78%) sudah aktif berpartisipasi dalam diskusi.
maka peneliti bersama supervisor 2 memutuskan untuk tidak melanjutkan
ke siklus berikutnya, dan menganggap perbaikan pembelajaran sudah
cukup sampai silkus II, karena semua indikator observasi menunjukan
perbaikan yang signifikan. Adapun kekurangan pada siklus ini diantaranya

15

masih adanya siswa yang belum mencapai KKM, belum aktif (22,22%).
Perbaikan untuk kekurangan tersebut tidak dituliskan pada laporan ini,
karena peneliti dan supervisor 2 memutuskan untuk membatasi
pembelajaran hanya pada siklus II.
C. Teknik Analisis Data
Data penelitian berupa hasil observasi supervisor 2 yang disusun
berdasarkan indikator keberhasilan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran
yang menggunakan metode diskusi kelompok dan alat peraga kertas origami.
Data hasil pengamatan yang berupa komentar observer diolah secara
kualitatif, sementara data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa diolah
secara kuantitatif dengan menggunakan statistik sederhana.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Data rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi hasil penelitian
Penjelasan pada bagian ini sebenarnya adalah hasil dari penelitin
siklus I dan II.Rencana perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada
Rencana Perbaikan Pembelajaran

siklus I dan II. Rencana tahapan

pembelajaran pada umumnya sesuai dengan RPP. Data pelaksanaan
penelitian perbaikan pembelajaran ini berdasarkan hasil refleksi terhadap
diri sendiri dan hasil pengamatan supervisor II,berikut data yang
menyangkut kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran.
Tabel 2
DATA KINERJA GURU SELAMA PELAKSANAAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN MENURUT SIKLUS
N
o

Aspek yang
Diobservasikan

Pra Siklus
Komentar
A Supervisor
II

Siklus 1
A

Komentar
Supervisor II

A

Siklus 2
Komentar
Supervisor
II

1 Kegiatan Awal


Apersepsi
16



memotivasi
siswa dengan
demontrasi
benda
kongkrit
( Apel )
Kegiatan Inti
 Penjelasan
konsep oleh
guru

2



Pemberian
contoh



Penggunaan
alat peraga



Pemberian
Latihan



Melakukan
penyesuaian
transaksional



Penggunaan
metode
diskusi



Penguasaan
konsep/hasil
belajar siswa



Aktivitas
siswa dalam
diskusi

Pemberian
motivasi
masih
kurang

Apresiasi
cukup 5 menit

Apresiasi
sudah baik

Penjelasan
guru
monoton
dan terlalu
cepat

Penjelasan
konsep mulai
bisa diterima

Penjelasan
guru sudah
baik
dan
memadai

Contoh
masih
sedikit

Contoh sudah
cukup namun
kurang
bervariasi
Alat
peraga
dengan benda
konkrit (apel)

contoh
sudah banyak
dan
bervariasi
Alat peraga
dengan
kertas
origami
Cukup
bervariasi
dan layak

Alat peraga
hanya
gambar
Pemberian
latihan
masih
sedikit

Sudah cukup
tapi
belum
bervariasi

Tidak ada

Tidak ada

Metode
pembelajara
n
hanya
ceramah
Siswa
belum
menguasai
konsep,nilai
masih jauh
dari KKM
Belum aktif
masih
terfokus
pada guru

Bervariasi dan
sesuai dengan
materi

Metode
sudah tepat
dan optimal

Hasil kurang
maksimal
KKM tercapai
6,52

Hasil telah
tercapai
,target
terlampaui
7,78

Aktif
dan
mulai terarah

Aktif
dan
sudah terarah



Ada

17

Kegiatan akhir


Merangkum
materi
pelajaran

Siswa tidak
merangkum
materi



Pemberian
evaluasi

Banyak
siswa yang
tidak
mengumpul
kan

3



Hanya
sebagian saja
yang
merangkum
materi
Masih terdapat
siswa
yang
tidak
waktu
mengumpulkan



Semua siswa
merangkum
materi
Evaluasi
dikumpulkan
tepat waktu

Dari tabel diatas dapat terlihat dengan jelas dari kegiatan awal
hingga akhir terdapat banyak perubahan yang berarti, guru dalam
menjelaskan konsep mengalami perubahan yang cukup baik, pemberian
contoh yang dinginkan sudah banyak dan bervariasi sehingga siswa dapat
menerima materi dengan cepat, pemberian latihan yang cukup memadai,
dalam menggunakan alat peraga guru sudah tepat sehingga siswa
termotivasi untuk melakukan pembelajaran. Dalam penerapan metodepun
sudah bervariasi dan tepat, sehingga siswa dapat dengan aktif mengikuti
pembelajaran, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang
diperoleh setiap siklusnya. Refleksi yang diperoleh dari setiap pengamatan
pelaksanaan perbaikan tiap siklus beserta deskripsi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengamatan, berikut ini hasil refleksi persiklus.
Tabel 3
Data Refleksi Pengamatan Pembelajaran
Pra Siklus
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
-Dari
hasil -Guru menjelaskan -penjelasan guru -Guru
sebagai
temuan
dengan alat peraga terlalu cepat
peneliti
pembelajaran
gambar
tentang -Alat
peraga merencanakan
sebelumnya,
pecahan
yang digunakan pembelajaran
pembelajaran
-Guru memberikan guru
kurang yang lebih baik
tentang
tiga
contoh tepat, pemberian dengan :
penjumlahan dan penjumlahan dan contoh
dan Alat
peraga
pengurangan
pengurangan
latihan
juga benda
konkrit
18

pecahan
guru
menggunakan
alat
peraga
gambar,dan
pemberian latihan

Perencanaan
-Menjelaskan
materi
tentang
penjumlahan dan
pengurangan
pecahan dengan
metode diskusi
dan alat peraga
buah apel

pecahan
-Guru emberikan
tiga soal latihan
metode
yang
digunakan hanya
ceramah, sehingga
siswa
cenderung
pasif dan nilaipun
masih rendah

masih kurang
-Dalam
pembelajaran
siswa
masih
pasif,
proses
pembelajaran
tidak
menarik,dan
nilai masih jauh
dari KKM

yang
sesuai
dengan materi
-Memperbanyak
latihan

Tabel 4
Data Refleksi Pengamatan Pembelajaran
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
-Guru
-Guru sudah
-Setelah
menjelaskan
pebelajaran siklus
menggunakan
kembali materi alat peraga benda 1 selesai, peneliti
pelajaran secara konkrit buah apel dan
observer
lebih terinci, serta namun masih
bermusyawarah
menambah
untuk
kurang optimal,
contoh soal
merencanakan
karena
-Guru
konsentrasi siswa pembelajaran
menggnakan alat lebih tertuju
pada
siklus
peraga
benda kepada buah apel berikutnya,dengan
konkrit buah apel daripada materi . pembelajaran
-Guru
yang lebih baik
-Pemberian
menerapkan
contoh sudah
metode diskusi cukup tapi kurang
dalam
bervariasi
pembelajaran
-Penerapan
metode diskusi
sudah baik,
namun belum
terarah
-Hasil siswa
sudah cukup baik

19

Tabel 5
Data Refleksi Pengamatan Pembelajaran
Siklus II
Perencanaan
-Dari
hasil
temuan
pada
siklus 1, maka
pada
pembelajaran kali
ini guru akan
mencoba
alat
peraga,
memperbanyak
contoh
dan
latihan,serta
menggunakan
LDS

Pelaksanaan
-Pada tahap ini
guru
mendemontrasikan
pecahan dengan
alat peraga kertas
origami
dalam
menjelaskan
konsep pecahan,
dan
lebih
mengembangkan
metode
diskusi
dengan ditunjang
dengan
metode
lain seperti tanya
jawab,
serta
memberi
penguatan

Pengamatan
-Guru
sudah
menggunakan alat
peraga
yang
tepat,penggunaan
metode
diskusi
sudah
optimal,pemberian
contoh dan latihan
sudah
banyak
bervariasi
-Pada
saat
pembelajaran
sudah terlihat aktif
dalam diskusi
Hasil tes sudah
baik
dan
melampaui KKM

Refleksi
-Setelah
pembelajaran
siklus
II
berakhir,peneliti
memutuskan
untuk
tidak
melanjutkan ke
siklus berikutnya

2. Data Hasil Belajar Siswa
Setelah diadakan penilaian pada mata pelajaran matematika mulai
dari pra siklus sampai dengan siklus 2 di kelas 6 SDN Tanjung Pasir 1
ternyata hasil yang di peroleh siswa menunjukan peningkatan yang berarti
KKM ( 7,0 ) dapat tercapai. Hasil belajar siswa persiklus dapat dilihat
pada table berikut :
Tabel 6
Data Nilai Matematika Siswa Kelas VI

No
1
2
3

Nama Siswa
ALDI
ADIYATMA
AKMALUDIN

Nilai yang di Peroleh
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
4
6
8
6
8
8
6
8
10

20

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

ANDRI SETIAWAN
BAHRUL HADI
DEA YUNITA
ISMAWATI
ITAS
LISKHOIRIYAH
FITRI ALIA
ASMANI
MOH.RIFALDI
MOH.AWALUDIN
MEVILIANTI
MONITA
SITI HANDAYU
SITI AISYAH
PUTRI AMELIA
RISMA AMELIA
KHOIRUNISA
TITIN FATIMAH
PERDANA BAYU
SILA MUTIARA
WAHYU KANDI
YEYEN
M. SEXTIN. S
M. RIZKI
Jumlah Nilai
Rata - Rata

6
4
4
2
4
4
6
2
6
8
4
6
6
6
4
4
2
6
8
2
2
4
8
4
128
4,74

6
6
6
4
6
6
8
4
8
8
6
8
8
8
6
6
4
6
10
6
4
6
8
6
176
6,52

8
8
6
4
8
8
10
4
10
10
8
8
10
8
8
8
4
8
10
6
4
8
10
8
210
7,78

Berdasarkan data nilai rata – rata di atas berikut ini di tampilkan dengan grafik
Grafik nilai rata-rata perbaikan matematika siswa kelas 6
SDN Tanjung Pasir I
Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

21

Tabel 7
FREKUENSI PEROLEHAN NILAI
SEBELUM PROSES PERBAIKAN (PRA SIKLUS)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nilai
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Jumlah
Rata-rata

F
3
9
10
5
27

NF
24
54
40
10
128
4,74

KET
KKM :7,0
Dibawah KKM
24 siswa = 88,89%
Diatas KKM
3 siswa = 11,11%

Pada pembelajaran sebelum perbaikan,nilai rata-rata siswa hanya
mencapai 4,74. Kalau dilihat masih sangat jauh dari KKM, dan anak yang
mencapai nilai KKM hanya 3 orang (11,11%), ini berarti guru dianggap
tidak berhasil.
Tabel 8
FREKUENSI PEROLEHAN NILAI
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nilai
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

F
1
9
13
4
-

SIKLUS I
NF
KET
10
KKM = 7,0
72
Dibawah KKM
78
17 siswa = 62,96%
16
Diatas KKM
10 siswa = 37,04%
22

Jumlah
Rata-rata

27

176
6,52
Berdasarkan data frekuensi pada siklus I, pelaksanaan perbaikan

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda konkrit, metode
diskusi, pemberian latihan ternyata dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, hal ini terbukti pada siklus I siswa yang mencapai nilai KKM
bertambah dari 3 0rang pada pembelajaran sebelum perbaikan (pra siklus)
menjadi 10 orang (37,04%), nilai rata-rata siswa mencapai 6,52. Oleh
karena nilai siswa masih banyak yang dibawah KKM, maka peneliti
melanjutkan ke pembelajaran siklus berikutnya yaitu siklus II.
Tabel 9
FREKUENSI PEROLEHAN NILAI
SIKLUS II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nilai
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Jumlah
Rata-rata

F
7
14
2
4
27

NF
70
112
12
16
210
7,78

KET
KKM = 7,0
Dibawah KKM
6 siswa = 22,22%
Diatas KKM
21 siswa = 77,78%

Pada tabel frekuensi perolehan nilai sklus II diatas dijelaskan
bahwa target yang dicapai siswa sangat memuaskan, hal ini dapat dilihat
dari prosentasi siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 77,78%
(21 orang), dan ini bisa menjadi bukti bahwa peneliti sudah bisa dikatakan
berhasi, bisa menerapkan metode, memilih alat peraga, memberi contoh
dan latihan dengan baik. Untuk lebih jelasnya prosentase perubahan
perolehan nilai siswa yang sudah dan belum mencapai KKM dapat di lihat
dalam diagram berikut :

23

Diagram 1
Diagram prosentase perbandingan nilai siswa berdasarkan KKM

3. Keberhasilan dan kegagalan per siklus
Berikut ini tabel data keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran per siklus
Tabel 10
Data Keberhasilan dan Kegagalan Siklus I
Keberhasilan
Kegagalan

Siklus 1
Siswa mulai aktif, namun masih perlu bimbingan guru
Penggunaan metode pembelajaran masih belum optimal,
pemberian contoh kurang bervariasi
Tabel 11
Data Keberhasilan dan Kegagalan Siklus II

Keberhasilan

Siklus II
Siswa sudah aktif,suasana diskusi lebih hidup dan terarah,

Kegagalan

77,78% nilai siswa sudah melampaui KKM
Masih terdapat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil diskusi dengan supervisor II selama proses penelitian
tindakan kelas pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan dan
pengurangan berbagai bentuk pecahan, peneliti menemukan beberapa hal pada
siklus I dan II.Berikut ini penjabarannya
1. Siklus 1

24

Pemahaman materi siswa mulai ada peningkatan ,hal ini dapat dilihat
pada perubahan nilai diatas KKM ( 7,0 ) pada beberapa siswa.
Berdasarkan hasil observasi teman sejawat terdapat beberapa kekurangan
pada siklus ini diantaranya :
a. Penggunaan alat peraga masih belum optimal karena konsentrasi
siswa justru tertuju pada buah apel bukan pada materi
pembelajaran
b. Pemberian contoh masih kurang bervariasi, begitupun halnya
dengan soal-soal latihan
c.

Penerapan metode diskusi belum maksimal masih perlu
bimbingan guru.

d. Hasil evaluasi siswa sudah mengalami peningkatan yaitu 6,52
dibandingkan pada kegiatan sebelum perbaikan (4,47), namun
masih dibawah KKM.
Oleh karena itu sangat perlu diadakan siklus II untuk melakukan
perbaikan-perbaikan sekaligus menggali kompetensi guru. Refleksi dari
temuan tersebut, peneliti menyempurnakan RPP yang yang langkah
pembelajarannya dibuat untuk mengatasi kekurangan yang ada pada
pembelajaran siklus I, misalnya

guru lebih rinci dalam menjelaskan,

mengganti alat peraga apel menjadi kertas origami, mengoptimalkan
metode diskusi, yang kesemuanya untuk menciptakan pembelajaran yang
lebih baik.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada pembelajaran siklus
I,ternyata masih banyak kekurangan guru, pada siklus II ini guru
mempuyai kesempatan untuk membuat skenario pembelajaran yang lebih
baik

dan

sempurna

meliputi

pendemontrasian

alat

peraga,

mengoptimalkan jalannya diskusi, serta memaksimalkan pemberian
contoh soal dan latihan. Setelah kegiatan pembelajaran siklus II
dilaksanakan ternyata hasil yang diperoleh siswa sangat memuaskan nilai
rata-rata mencapai 7,78 prosentasenyapun meningkat, hampir seluruh

25

siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Dengan demikian penggunaan alat
peraga benda konkrit,penggunaan metode diskusi yang optimal, pemberian
contoh soal dan latihan yang maksimal dapat meningkatkan hasil belajar
serta meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika.
Refleksi pada siklus ini peneliti sadar masih terdapat kekurangan pada
siklus ini misalnya masih ada nilai anak yang berada dibawah KKM
(22,22%), namun perbaikan untuk kekurangan ini tidak ditulis pada
laporan ini karena pembelajaran dibatasi hanya pada siklus II. Mengingat
guru harus melanjutkan pembelajaran ke materi selanjutnya.
V. SIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran matematika
tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk
pecahan yang dilaksanakan dalam dua siklus peneliti membuat simpulan
sebagai berikut :
1. Penggunaan metode diskusi yang optimal akan meningkatkan hasil
belajar matematika siswa,,hal ini dapat dilihat dari perubahan nilai
setiap siklus yang menunjukan kemajuan yang berarti (77,78% siswa
mencapai nilai KKM)
2. Dengan penggunaan alat peraga benda konkrit akan dapat memotivasi
siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran,serta
memudahkan siswa dalam belajar matematika.
3. Pemberian contoh dan latihan yang bervariasi akan dapat menambah
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran Tindak lanjut
Dari hasil penelitian tentang kondisi pembelajaran matematika dengan
metode diskusi ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam
mengajar yaitu :
1. Guru disarankan mengoptimalkan metode diskusi agar pembelajaran
lebih menarik, sehingga hasil belajar siswapun dapat ditingkatkan

26

2. Guru hendaknya menggunakan alat peraga benda konkrit akan lebih
dapat merangsang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.
3. Guru sebaiknya memperbanyak Pemberian contoh dan latihan dalam
pembelajaran matematika sehingga pemahaman siswa tentang materi
pembelajaran semakin bertambah.
Berdasarkan pengalaman peneliti dalam melaksankan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas perlu adanya tindak lanjut sebagai berikut :
1. Perlu adanya kerjasama antara guru dan pengawas untuk memecahkan
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran dikelas melalui wadah
KKG untuk bertukar pikiran dan pengalaman berkenaan dengan
masalah dan tugas mengajar sehari-hari.
2. Dalam pembelajaran juga diperlukan adanya penelitian tindakan kelas
untuk

merefleksi

diri

untuk

dapat

melaksanakan

perbaikan

pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sujana, (1989 ) .Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran . Bandung :
Jurusan Ekonomi, Unipersitas Indonesia
Sri Anitah W, DKK ( 2013 ) . Strategi Pembelajaran di SD “.Jakarta :
Universitas Terbuka
Sutawijaya, A . DKK ( 1992 ) . Pendidikan Matematika III . Jakarta :
Dirjen Dikti Depdikbud
Tim FKIP UT ( 2014 ) . Pemantapan Kemampuan Profesional .
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Wardhani IGAK, Wihardit, Kuswaya ( 2012 ) .Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Universitas Terbuka
Ruseffendi, ( 1996 ) . Pendidikan Matematika 3 . Jakarta : Depdikbud
Hamalik, Oemar ( 2008 ) . Proses Belajar Mengajar . Bandung :
Bumi Aksara
Retnowati Heri dkk, ( 2008 ) Matematika Untuk SD / MI Kelas 6. Depok :
CV. Arya Dua
Karso,dkk ( 2014 ) Pendidikan Matematika I. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka

27