Pengaruh Silau Media Reklame Videotron Terhadap Pengguna Jalan Pada Ruas Jalan Wastukencana Bandung.
vii Universitas Kristen Maranatha
PENGARUH SILAU MEDIA REKLAME
VIDEOTRON
TERHADAP PENGGUNA JALAN
PADA RUAS JALAN WASTUKENCANA BANDUNG
Rayi Dwi Haryuningrum
NRP: 1021055
Pembimbing: Santoso Urip Gunawan, Ir., MT
ABSTRAK
Keberadaan media reklame luar ruangan dapat menimbulkan warna yang
semarak sehingga menambah keindahan suatu kota. Namun, disamping
kesemarakan gambar dan warna pada media reklame tersebut, cahaya dari media
reklame tersebut yang berkilauan membuat silau (
glare
) pada mata sehingga
sangat mengganggu penglihatan pengguna jalan khususnya para pengemudi. Pada
persimpangan antara Jalan Wastukencana – Jalan Aceh di Kota Bandung terdapat
sebuah media reklame jenis
videotron
, dimana pada saat malam hari cahaya yang
ditimbulkan oleh
videotron
tersebut berdasarkan penilaian subjektif mengganggu
penglihatan pengguna jalan.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh silau pada media
reklame
videotron
terhadap pengguna jalan pada ruas Jalan Wastukencana dengan
mengevaluasi tingkat intensitas cahaya pada ruas Jalan Wastukencana. Kemudian
dilakukan perhitungan nilai sensasi silau dan menentukan kategori kesilauan
menggunakan skala silau De-Boer. Selanjutnya, dilakukan penggambaran kategori
silau berdasarkan hasil analisis.
Dari penelitian yang dilakukan di Jalan Wastukencana pada jarak 5 m
hingga 60 m diperoleh hasil sensasi silau pada penilaian ketidaknyamanan
terhadap silau berdasarkan skala De-Boer diperoleh bahwa semakin tinggi nilai
luminasi adaptasi pada suatu
videotron
, maka kategori penglihatan silaunya
semakin menurun. Namun, semakin tinggi nilai intensitas cahayanya maka
semakin meningkat kategori penglihatan silaunya.
Kata kunci:
Intensitas Cahaya
,
Pengaruh silau, Skala De-Boer, Sensasi
glare
,
Videotron.
(2)
viii Universitas Kristen Maranatha
THE EFFECT OF VIDEOTRON ADVERTISEMENT
MEDIA GLARE ON ROAD USERS
AT WASTUKENCANA, BANDUNG
Rayi Dwi Haryuningrum
NRP: 1021055
Supervisor
: Santoso Urip Gunawan, Ir., MT
ABSTRACT
The presence of outdoor advertising media can gives a vibrant color that
adds to the beauty of a city. However, besides the splendor and color images on
the billboard media, the light from the sparkling billboard media glares to the eye
of the road user, disturbing their vision especially drivers. there is a videotron
advertisement media at the Wastukencana - Aceh crossroads, Bandung. Based on
subjective assesment, the light generated by videotron disturbs the road user’s
vision.
This final project aims to identify the effect of glare on videotron advertising
media to road users on Wastukencana road segment, by evaluating the level of
light intensity on the Wastukencana road segment. Continued by calculating the
value of the glare sensation and categories using a scale glare of De-Boer.
Furthermore, a depiction of glare categories is done based on the analysis result.
From thw research conducted at Wastukencana street at a distance of 5 m
to 60 m, obtained result of glare sensation on the assessment of glare discomfort
based on the scale of the De-Boer, founds that the higher value of adaptation
lumination on a Videotron, the category of glare vision decreases. However, a
higher its light instensity increases its category of glare vision.
Keywords:
Effect of glare, glare sensation, Light Intensity, Scale De-Boer,
Videotron.
(3)
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...
i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT
... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR NOTASI ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1
Latar Belakang ... 1
1.2
Tujuan Penelitian ... 2
1.3
Ruang Lingkup Penelitian ... 2
1.4
Sistematika Pembahasan ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Media Reklame ... 4
2.1.1 Penyelenggaraan Media Reklame ... 4
2.1.2 Pengaturan Media Reklame di Kota Bandung ... 6
2.1.3 Karakteristik Pengguna Reklame ... 7
2.2 Cahaya ... 9
2.2.1 Istilah dan Definisi ... 9
2.2.2 Kecepatan dan Panjang Gelombang Cahaya ... 10
2.2.3 Pandangan Silau ... 12
2.3 Silau ... 14
2.3.1
Disability Glare
... 15
2.3.2
Discomfort Glare
... 16
2.3.3 Faktor Penyebab
Silau ... 16
2.3.4 Alat Pengukur Silau ... 18
2.4
Reklame
Megatron
/
Videotron/Large Electronic Display
(
LED
) ... 19
2.5
Hubungan Pengemudi terhadap Pengaruh Silau ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1
Prosedur Penelitian ... 22
3.2
Prosedur Pengukuran Silau ... 24
3.3
Metode Pengumpulan Data ... 24
(4)
x Universitas Kristen Maranatha
3.3.2 Data Sekunder ... 29
3.4
Analisis Data ... 29
BAB IV ANALISIS DATA ... 30
4.1
Evaluasi Lokasi Studi dan Kondisi Eksisting
Videotron
... 30
4.2
Perhitungan Sensasi Silau ... 31
4.2.1
Perhitungan Sensasi Silau pada
Kondisi Pengamat Diam ... 33
4.2.2
Perhitungan Sensasi Silau pada Kondisi
Pengamat Bergerak ... 33
4.3
Penggambaran Kategori Silau ... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
5.1 Kesimpulan ... 40
5.2 Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
(5)
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hubungan Kepekaan Mata dengan Panjang Gelombang ... 11
Gambar 2.2
led (Light Emmiting Diode)
Berbagai Warna ... 12
Gambar 2.3 Pandangan Silau ... 13
Gambar 2.4 Mata Manusia ... 14
Gambar 2.5
Luxmeter type
LX-1010BS ... 18
Gambar 2.6 Potongan Modul pada Videotron ... 20
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ... 23
Gambar 3.2
Luxmeter type
LX-1010BS ... 24
Gambar 3.3 Lokasi Pengukuran ... 25
Gambar 3.4 Sketsa Pembagian Jalur Pengukuran ... 26
Gambar 4.1 Tampak Depan
Videotron
... 30
Gambar 4.2 Visualisasi Perhitungan Sudut GAris Penglihatan
dengan Sumber Silau ... 32
Gambar 4.3 Penggambaran Kategori Silau (Luminasi Rata-rata
dan Maksimal) ... 38
(6)
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Nilai Panjang Gelombang pada Setiap Warna ... 11
Tabel 2.2 Skala De-Boer ... 17
Tabel 3.1 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 1 (dalam Keadaan Diam) ... 27
Tabel 3.2 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 2 (dalam Keadaan Diam) ... 27
Tabel 3.3 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 1 (dalam Keadaan Bergerak) ... 28
Tabel 3.4 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 2 (dalam Keadaan Bergerak) ... 28
Tabel 3.5 Data Spesifikasi ... 29
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Sudut Garis Penglihatan dengan
Sumber Silau ... 32
Tabel 4.2 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada
Lajur 1 (Kondisi Diam)... 35
Tabel 4.3 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada
Lajur 2 (Kondisi Diam)... 36
Tabel 4.4 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada
Lajur 1(Kondisi Bergerak) ... 37
Tabel 4.5 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada
Lajur 2 (Kondisi Bergerak) ... 37
(7)
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR NOTASI
cd/m
2candela per meter persegi
E
iilluminasi diarahkan terhadap mata dari sumber cahaya
IESNA
Illuminating Engineering Society of North America
L
aluminasi adaptasi
Led
Light Emmiting Diode
Lux
Satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan
M
Jarak media reklame dari objek yang diinformasikan
m
meter
N
Jumlah kata pada reklame
NCHRP
The National Cooperative Highway Research Program
NHTSA
The National Highway Traffic Safety Administration
PCB
Printed Circuit Board
P
minJarak minimum pengemudi untuk dapat melihat media reklame
untuk yang terakhir kalinya)
ta
Waktu membuat gerakan hasil dari penerimaan informasi
tg
Waktu membaca pesan atau symbol pada media reklame
tr
Periode reaksi atau waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
tindakan atas informasi yang dibaca
UNEP
The United Nations Environment Programme
UV
Ultraviolet
V
1Kecepatan Awal dalam meter/detik
V
2Kecepatan Akhir dalam meter/detik
W
Sensasi silau
θ
isudut garis penglihatan terhadap sumber silau
(8)
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Data Glare Rentang Jarak 5 m ... 47
LAMPIRAN 2 Data Glare Rentang Jarak Sembarang ... 54
LAMPIRAN 3 Perhitungan Sensasi Silau pada Kondisi Diam ... 56
(9)
43 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
L.1 Data Intensitas Cahaya Rentang Jarak 5 m
44
L.2 Data Intensitas Cahaya Jarak Sembarang
50
L.3 Perhitungan Sensasi Silau Kondisi Diam
51
(10)
44 Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 1
DATA INTENSITAS CAHAYA RENTANG JARAK 5 M
Tabel L1.1 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 1 Kondisi Pengamat Diam
Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata(m) (lux) (lux) (m) (lux) (lux) (m) (lux) (lux)
5
154
156,42 15
47
47,00 25
26
25,25
156 46 25
159 45 26
158 48 24
155 48 25
154 45 25
158 47 26
160 48 24
153 48 26
155 47 25
158 48 26
157 47 25
10
112
113,67 20
38
36,83
30
17
15,73
110 37 14
115 36 15
116 37 17
114 38 16
112 36 17
114 37 16
115 37 15
112 37 16
114 37 16
115 36 17
115 36 15
16 15 14
(11)
45 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L1.1 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 1 Kondisi Pengamat Diam
(lanjutan)
Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata (m) (lux) (lux) (m) (lux) (lux) (m) (lux) (lux)
35
15
14,20 45
6
5,00
55
3
2,89
14 4 2
13 6 3
14 5 2
15 4 4
14 6 3
13 5 3
14 6 4
15 5 2
14 4
60
3
2,11
15 5 2
13 4 3
15 6 2
14 5 4
15 4 3
40
8
8,42 50
4
3,42
3
7 3 4
10 4 2
8 2
9 4
8 3
10 4
9 3
8 4
7 3
9 4
(12)
46 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L1.2 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 2 Kondisi Pengamat Diam
Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata(m) (lux) (lux) (m) (lux) (lux) (m) (lux) (lux)
5
92
91,27
15
36
34,83 25
27
26,25
94 35 26
90 34 25
92 36 26
89 36 28
91 34 26
93 32 25
91 35 27
92 36 27
90 35 25
92 34 26
93 35 27
90
20
28
28,00 30
23
22,25
91 27 22
89 29 21
10
48
46,25
28 22
46 27 24
45 28 23
46 29 21
49 27 22
45 28 24
44 29 22
46 27 21
48 29 22
47 46 45
(13)
47 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L1.2 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 2 Kondisi Pengamat Diam
(lanjutan)
Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata (m) (lux) (lux) (m) (lux) (lux) (m) (lux) (lux)
35
20
18,00 45
14
15,50 55
8
7,17
16 16 6
18 17 7
19 14 9
19 15 6
17 16 7
18 15 8
19 16 7
19 17 7
16 14 8
17 15 6
18 17 7
40
16
17,20
50
10
8,58 60
4
2,92
18 9 3
17 8 2
18 9 4
16 9 3
17 8 2
17 7 3
18 9 2
17 10 3
18 8 4
7 3
9 2
Tabel L1.3 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 1 Kondisi Pengamat Bergerak
Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata(m) (lux) (lux)
10 85 60,50 83 85 84 84 85 15 38 36,67 36 37 36 36 37
(14)
48 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L1.3 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 1 Kondisi Pengamat Bergerak
(lanjutan)
Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata (m) (lux) (lux)
20 28 21,92 29 28 27 28 29 25 15 15,67 16 15 17 15 16 30 13 12,50 13 12 13 12 12
Tabel L1.4 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 2 Kondisi Pengamat Bergerak
Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata(m) (lux) (lux)
5 60 59.83 58 61 60 59 61 10 32 32.83 34 32 33 32 34 15 28 27.33 28 27 26 27 28
(15)
49 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L1.4 Data Intensitas Cahaya pada Lajur 2 Kondisi Pengamat Bergerak
(lanjutan)
Jarak Intensitas Cahaya Rata-Rata (m) (lux) (lux)
20
20
17.67 18
17 16 18 17
25
16
15.33 15
16 14 15 16
30
12
11,33
11
10
12
11
12
(16)
50 Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 2
DATA INTENSITAS CAHAYA JARAK SEMBARANG
X Y Intensitas Cahaya X Y Intensitas Cahaya X Y Intensitas Cahaya (m) (m) (lux) (m) (m) (lux) (m) (m) (lux) -5,85 -1,85 156 -23,64 -7,02 37 -8,15 -46,54 16
-5 -3,08 155 -17,73 -12,97 37 0 -29,22 16 -2,5 -4,46 156 -8,01 -16,12 37 2,44 -29,08 16
2,5 -4,6 156 -5,06 -18,82 37
5,05 -3,1 156 0 -20 37 -8,15 -46,78 14 5,91 -1,825 155 2,44 -19,62 37 -5 -45,4 14 5 -18,08 37 2,44 -32,53 14 -8,01 -2,37 114 8,01 -16,77 37
-4,99 -6,6 114 -8,26 -50 8 -2,64 10 113 -14,41 -19,48 28 2,44 -37,67 8
0 -11,72 114 -5,02 -23,42 28
2,44 -10,43 113 0 -22,95 28 -8,43 -54,17 7 8,01 -5,94 114 2,44 -8,01 28 -2,64 -50,92 7 8,17 -2,37 114 5 -21,79 28 0 -41,62 7 7,22 -20,91 28 2,97 -38,08 7 -8 -6,8 91
-4,87 -8,01 91 -12,48 -24,05 26 -8,54 -58,67 3 -7,64 -10,82 91 -5 -24,66 26 3,7 -47,96 3
0 -12,14 91 -2,65 -24,46 26 2,44 -11,22 92 0 -24,13 26 5 -10,69 91 2,44 -23,46 26 8,01 -7,45 91 5 -23,28 26 10,92 -3,48 91
-11,09 -29,11 22 -21,3 -6,39 46 -5,03 -28,19 22 -4,89 -14,07 46 0 -27,2 22 0 -14,51 46 4,97 -27,1 22 2,44 -14,47 46
5 -14,28 46 -8,74 -39,67 18 8,01 -13,36 46 -6,14 -39,66 18 10,79 -12,09 46 -5,04 -31,56 18 14,1 -9,3 46 0 -28,67 18 18,6 -5,51 45 2,44 -28,19 18
(17)
51 Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 3
PERHITUNGAN SENSASI SILAU PADA KONDISI DIAM
Tabel L3.1 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 1
(pada Kondisi Diam dan Luminasi Adaptasi Rata-Rata)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala De-Boer
Kategori (berdasarkan
Tabel 2.2)
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
5 9500 50,75 6,09 156,42 8,92 17,54 2,49 2,51 3 Mengganggu 10 9500 31,47 4,89 113,67 7,16 15,88 2,40 2,60 3 Mengganggu 15 9500 22,20 4,16 47,00 6,10 7,71 1,77 3,23 3 Mengganggu 20 9500 17,01 3,68 36,83 5,40 6,83 1,67 3,33 3 Mengganggu 25 9500 13,76 3,34 25,25 4,89 5,16 1,43 3,57 4 Dapat diterima 30 9500 11,53 3,08 15,73 4,51 3,49 1,09 3,91 4 Dapat diterima 35 9500 9,92 2,87 14,20 4,21 3,37 1,06 3,94 4 Dapat diterima 40 9500 8,70 2,70 8,42 3,96 2,12 0,65 4,35 4 Dapat diterima 45 9500 7,74 2,56 5,00 3,76 1,33 0,25 4,75 5 Dapat diterima 50 9500 6,98 2,44 3,42 3,58 0,95 -0,04 5,04 5 Dapat diterima 55 9500 6,35 2,34 2,89 3,43 0,84 -0,15 5,15 5 Dapat diterima 60 9500 5,82 2,25 2,11 3,29 0,64 -0,39 5,39 5 Dapat diterima
(18)
52 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L3.2 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 1
(pada Kondisi Diam dan Luminasi Adaptasi Minimal)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala De-Boer
Kategori (berdasarkan
Tabel 2.2)
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
5 7000 50,75 6,09 156,42 7,66 20,42 2,62 2,38 2 Mengganggu 10 7000 31,47 4,89 113,67 6,15 18,49 2,53 2,47 2 Mengganggu 15 7000 22,20 4,16 47,00 5,24 8,98 1,91 3,09 3 Mengganggu 20 7000 17,01 3,68 36,83 4,63 7,95 1,80 3,20 3 Mengganggu 25 7000 13,76 3,34 25,25 4,20 6,01 1,56 3,44 3 Mengganggu 30 7000 11,53 3,08 15,73 3,87 4,06 1,22 3,78 4 Dapat diterima 35 7000 9,92 2,87 14,20 3,61 3,93 1,19 3,81 4 Dapat diterima 40 7000 8,70 2,70 8,42 3,40 2,47 0,79 4,21 4 Dapat diterima 45 7000 7,74 2,56 5,00 3,23 1,55 0,38 4,62 5 Dapat diterima 50 7000 6,98 2,44 3,42 3,07 1,11 0,09 4,91 5 Dapat diterima 55 7000 6,35 2,34 2,89 2,94 0,98 -0,02 5,02 5 Dapat diterima 60 7000 5,82 2,25 2,11 2,83 0,75 -0,25 5,25 5 Dapat diterima
(19)
53 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L3.3 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 1
(pada Kondisi Diam dan Luminasi Adaptasi Maksimal)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala De-Boer
Kategori (berdasarkan
Tabel 2.2)
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
5 12000 50,75 6,09 156,42 10,02 15,61 2,39 2,61 3 Mengganggu 10 12000 31,47 4,89 113,67 8,04 14,13 2,30 2,70 3 Mengganggu 15 12000 22,20 4,16 47,00 6,85 6,86 1,67 3,33 3 Mengganggu 20 12000 17,01 3,68 36,83 6,06 6,08 1,57 3,43 3 Mengganggu 25 12000 13,76 3,34 25,25 5,50 4,59 1,32 3,68 4 Dapat diterima 30 12000 11,53 3,08 15,73 5,07 3,10 0,98 4,02 4 Dapat diterima 35 12000 9,92 2,87 14,20 4,73 3,00 0,95 4,05 4 Dapat diterima 40 12000 8,70 2,70 8,42 4,45 1,89 0,55 4,45 4 Dapat diterima 45 12000 7,74 2,56 5,00 4,22 1,18 0,15 4,85 5 Dapat diterima 50 12000 6,98 2,44 3,42 4,02 0,85 -0,14 5,14 5 Dapat diterima 55 12000 6,35 2,34 2,89 3,85 0,75 -0,25 5,25 5 Dapat diterima 60 12000 5,82 2,25 2,11 3,70 0,57 -0,49 5,49 5 Dapat diterima
(20)
54 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L3.4 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 2
(pada Kondisi Diam dan Luminasi Adaptasi Rata-Rata)
Jarak (m)
[a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h]
Skala De-Boer
Kategori (berdasarkan
Tabel 2.2)
La θ E W
(cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
5 9500 50,75 6,09 91,27 8,92 10,23 2,02 2,98 3 Mengganggu 10 9500 31,47 4,89 46,25 7,16 6,46 1,62 3,38 3 Mengganggu 15 9500 22,20 4,16 34,83 6,10 5,71 1,51 3,49 3 Mengganggu 20 9500 17,01 3,68 28,00 5,40 5,19 1,43 3,57 4 Dapat Diterima 25 9500 13,76 3,34 26,25 4,89 5,37 1,46 3,54 4 Dapat Diterima 30 9500 11,53 3,08 22,25 4,51 4,93 1,39 3,61 4 Dapat Diterima 35 9500 9,92 2,87 18,00 4,21 4,28 1,26 3,74 4 Dapat Diterima 40 9500 8,70 2,70 17,20 3,96 4,34 1,28 3,72 4 Dapat Diterima 45 9500 7,74 2,56 15,50 3,76 4,13 1,23 3,77 4 Dapat Diterima 50 9500 6,98 2,44 8,58 3,58 2,40 0,76 4,24 4 Dapat Diterima 55 9500 6,35 2,34 7,17 3,43 2,09 0,64 4,36 4 Dapat Diterima 60 9500 5,82 2,25 2,92 3,29 0,89 -0,11 5,11 5 Dapat Diterima
(21)
55 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L3.5 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 2
(pada Kondisi Diam dan Luminasi Adaptasi Minimal)
jarak (m)
[a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h]
Skala De-Boer
Kategori (berdasarkan
Tabel 2.2)
La θ E W
(cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
5 7000 50,75 6,09 91,27 7,66 11,92 2,15 2,85 3 Mengganggu 10 7000 31,47 4,89 46,25 6,15 7,52 1,75 3,25 3 Mengganggu 15 7000 22,20 4,16 34,83 5,24 6,65 1,65 3,35 3 Mengganggu 20 7000 17,01 3,68 28,00 4,63 6,04 1,56 3,44 3 Mengganggu 25 7000 13,76 3,34 26,25 4,20 6,25 1,59 3,41 3 Mengganggu 30 7000 11,53 3,08 22,25 3,87 5,74 1,52 3,48 3 Mengganggu 35 7000 9,92 2,87 18,00 3,61 4,98 1,39 3,61 4 Dapat diterima 40 7000 8,70 2,70 17,20 3,40 5,05 1,41 3,59 4 Dapat diterima 45 7000 7,74 2,56 15,50 3,23 4,81 1,36 3,64 4 Dapat diterima 50 7000 6,98 2,44 8,58 3,07 2,79 0,89 4,11 4 Dapat diterima 55 7000 6,35 2,34 7,17 2,94 2,43 0,77 4,23 4 Dapat diterima 60 7000 5,82 2,25 2,92 2,83 1,03 0,03 4,97 5 Dapat diterima
(22)
56 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L3.6 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 2
(pada Kondisi Diam dan Luminasi Adaptasi Maksimal)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala De-Boer
Kategori (berdasarkan
Tabel 2.2)
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
5 12000 50,75 6,09 91,27 10,02 9,11 1,92 3,08 3 Mengganggu 10 12000 31,47 4,89 46,25 8,04 5,75 1,52 3,48 3 Mengganggu 15 12000 22,20 4,16 34,83 6,85 5,08 1,41 3,59 4 Dapat Diterima 20 12000 17,01 3,68 28,00 6,06 4,62 1,33 3,67 4 Dapat Diterima 25 12000 13,76 3,34 26,25 5,50 4,77 1,36 3,64 4 Dapat Diterima 30 12000 11,53 3,08 22,25 5,07 4,39 1,28 3,72 4 Dapat Diterima 35 12000 9,92 2,87 18,00 4,73 3,81 1,16 3,84 4 Dapat Diterima 40 12000 8,70 2,70 17,20 4,45 3,86 1,17 3,83 4 Dapat Diterima 45 12000 7,74 2,56 15,50 4,22 3,67 1,13 3,87 4 Dapat Diterima 50 12000 6,98 2,44 8,58 4,02 2,13 0,66 4,34 4 Dapat Diterima 55 12000 6,35 2,34 7,17 3,85 1,86 0,54 4,46 4 Dapat Diterima 60 12000 5,82 2,25 2,92 3,70 0,79 -0,21 5,21 5 Dapat Diterima
(23)
57 Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 4
PERHITUNGAN SENSASI SILAU PADA KONDISI BERGERAK
Tabel L4.1 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 1
(pada Kondisi Bergerak dan Luminasi Adaptasi Rata-Rata)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala
De-Boer Kategori
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
10 9500 31,47 4,89 60,50 7,16 8,45 1,85 3,15 3 Mengganggu 15 9500 22,20 4,16 36,67 6,10 6,01 1,56 3,44 3 Mengganggu 20 9500 17,01 3,68 21,92 5,40 4,06 1,22 3,78 4 Dapat Diterima 25 9500 13,76 3,34 15,67 4,89 3,20 1,01 3,99 4 Dapat Diterima 30 9500 11,53 3,08 12,50 4,51 2,77 0,89 4,11 4 Dapat Diterima
(24)
58 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L4.2 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 1
(pada Kondisi Bergerak dan Luminasi Adaptasi Minimal)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala
De-Boer Kategori
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
10 7000 31,47 4,89 60,50 6,15 9,84 1,99 3,01 3 Mengganggu 15 7000 22,20 4,16 36,67 5,24 7,00 1,69 3,31 3 Mengganggu 20 7000 17,01 3,68 21,92 4,63 4,73 1,35 3,65 4 Dapat Diterima 25 7000 13,76 3,34 15,67 4,20 3,73 1,14 3,86 4 Dapat Diterima 30 7000 11,53 3,08 12,50 3,87 3,23 1,02 3,98 5 Dapat Diterima
Tabel L4.3 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 1
(pada Kondisi Bergerak dan Luminasi Adaptasi Maksimal)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala
De-Boer Kategori
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
10 12000 31,47 4,89 60,50 8,04 7,52 1,75 3,25 3 Mengganggu 15 12000 22,20 4,16 36,67 6,85 5,35 1,46 3,54 4 Dapat Diterima 20 12000 17,01 3,68 21,92 6,06 3,62 1,12 3,88 4 Dapat Diterima 25 12000 13,76 3,34 15,67 5,50 2,85 0,91 4,09 4 Dapat Diterima 30 12000 11,53 3,08 12,50 5,07 2,47 0,78 4,22 4 Dapat Diterima
(25)
59 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L4.4 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 2
(pada Kondisi Bergerak dan Luminasi Adaptasi Rata-Rata)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala
De-Boer Kategori
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
5 9500 50,75 6,09 59,83 8,92 6,71 1,65 3,35 3 Mengganggu 10 9500 31,47 4,89 32,83 7,16 4,59 1,32 3,68 4 Dapat Diterima 15 9500 22,20 4,16 27,33 6,10 4,48 1,30 3,70 4 Dapat Diterima 20 9500 17,01 3,68 17,67 5,40 3,27 1,03 3,97 4 Dapat Diterima 25 9500 13,76 3,34 15,33 4,89 3,13 0,99 4,01 4 Dapat Diterima 30 9500 11,53 3,08 11,33 4,51 2,51 0,80 4,20 4 Dapat Diterima
Tabel L4.5 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 2
(pada Kondisi Bergerak dan Luminasi Adaptasi Minimal)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala
De-Boer Kategori
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
5 7000 50,75 6,09 59,83 7,66 7,81 1,79 3,21 3 Mengganggu 10 7000 31,47 4,89 32,83 6,15 5,34 1,46 3,54 4 Dapat Diterima 15 7000 22,20 4,16 27,33 5,24 5,22 1,44 3,56 4 Dapat Diterima 20 7000 17,01 3,68 17,67 4,63 3,81 1,16 3,84 4 Dapat Diterima 25 7000 13,76 3,34 15,33 4,20 3,65 1,12 3,88 4 Dapat Diterima 30 7000 11,53 3,08 11,33 3,87 2,93 0,93 4,07 4 Dapat Diterima
(26)
60 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L4.6 Perhitungan Sensasi Silau dengan Penilaian Skala De-Boer pada Lajur 2
(pada Kondisi Bergerak dan Luminasi Adaptasi Maksimal)
jarak [a] [b] [c] [d] [e] [f] [g] [h] Skala
De-Boer Kategori
La θ E W
(m) (cd/m2) (°) [b]^0.46 (lux) 0.003*(1+(SQRT(([a])/(0.04))))*[c] [d]/[e] 2*log [f] 5 - [g]
5 12000 50,75 6,09 59,83 10,02 5,97 1,55 3,45 3 Mengganggu 10 12000 31,47 4,89 32,83 8,04 4,08 1,22 3,78 4 Dapat Diterima 15 12000 22,20 4,16 27,33 6,85 3,99 1,20 3,80 4 Dapat Diterima 20 12000 17,01 3,68 17,67 6,06 2,91 0,93 4,07 4 Dapat Diterima 25 12000 13,76 3,34 15,33 5,50 2,79 0,89 4,11 4 Dapat Diterima 30 12000 11,53 3,08 11,33 5,07 2,24 0,70 4,30 4 Dapat Diterima
(27)
61 Universitas Kristen Maranatha
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR
Sesuai dengan persetujuan dari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Kristen Maranatha, melalui surat No. 1317/TA/FTS/UKM/II/2012
tanggal 22 Februari 2012, dengan ini saya selaku Pembimbing Tugas Akhir
memberikan tugas kepada:
Nama : Rayi Dwi Haryuningrum
NRP
: 1021055
untuk membuat Tugas Akhir bidang Transportasi dengan judul:
PENGARUH SILAU MEDIA REKLAME
VIDEOTRON
TERHADAP
PENGGUNA JALAN PADA RUAS JALAN WASTUKENCANA BANDUNG
Pokok pembahasan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:
1.
Pendahuluan
2.
Tinjauan Pustaka
3.
Metode Penelitian
4.
Analisis Data
5.
Kesimpulan dan Saran
Hal–hal lain yang dianggap perlu dapat disertakan untuk melengkapi penulisan Tugas
Akhir ini.
Bandung, 23 Februari 2012
Santoso Urip Gunawan, Ir., MT
(28)
62 Universitas Kristen Maranatha
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir dari
mahasiswa:
Nama : Rayi Dwi Haryuningrum
NRP : 1021055
menyatakan bahwa Tugas Akhir dari mahasiswa tersebut di atas dengan judul:
PENGARUH SILAU MEDIA REKLAME
VIDEOTRON
TERHADAP
PENGGUNA JALAN PADA RUAS JALAN WASTUKENCANA BANDUNG
dinyatakan selesai dan dapat diajukan pada Ujian Sidang Tugas Akhir (USTA).
Bandung, 14 Desember 2012
Santoso Urip Gunawan, Ir., MT
Pembimbing
(29)
(30)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk
dan
corak
ragamnya
untuk
tujuan
komersial,
dipergunakan
untuk
memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa atau orang,
ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa, atau orang
yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar dari suatu tempat
umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah [Peraturan Daerah Kota Bandung,
2009]. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang
perkembangan dunia perekonomiannya cukup pesat. Semakin maraknya dunia
perekonomian berakibat semakin banyaknya pemasangan-pemasangan media
reklame khususnya di luar ruangan. Seiring berkembangnya teknologi, para
pengusaha berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya tersebut semenarik
mungkin agar para pengguna jalan tertarik untuk membacanya.
Salah satu contoh media reklame luar ruangan yang menggunakan
kecanggihan teknologi adalah reklame Megatron/Videotron/Large Electronic
Display (LED). Reklame Megatron/Videotron/Large Electronic Display (LED)
adalah reklame yang menggunkan layar monitor besar berupa program reklame
atau iklan bersinar dengan gambar dan atau tulisan berwarna yang dapat
berubah-ubah, terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik [Peraturan Daerah Kota
Bandung, 2009]. Keberadaan media reklame luar ruangan dapat menimbulkan
warna yang semarak sehingga menambah keindahan suatu kota, namun disamping
kesemarakan gambar dan warna pada media reklame tersebut, terdapat suatu
masalah yaitu saat malam hari. Cahaya dari media reklame tersebut yang
berkilauan membuat silau (glare) pada mata sehingga sangat mengganggu
penglihatan pengguna jalan khususnya para pengemudi.
Pada persimpangan antara Jalan Wastukencana
–
Jalan Aceh di Kota
Bandung terdapat sebuah media reklame jenis videotron, dimana pada saat malam
hari cahaya yang ditimbulkan oleh videotron tersebut berdasarkan penilaian
(31)
2 Universitas Kristen Maranatha
subjektif mengganggu penglihatan pengendara yang melintas. Oleh karena itu,
Tugas Akhir ini akan mengidentifikasi pengaruh silau (glare) pada media reklame
luar ruangan jenis videotron terhadap pengguna jalan pada ruas Jalan
Wastukencana tersebut.
1.2
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah:
1.
Mengevaluasi tingkat intensitas cahaya media reklame videotron di ruas Jalan
Wastukencana Bandung.
2.
Menggambarkan kategori silau dari media reklame videotron di ruas Jalan
Wastukencana Bandung dan menganalisis pengaruh jarak terhadap tingkat
intensitas cahaya.
1.3
Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melakukan identifikasi pengaruh silau (glare) pada media reklame
videotron terhadap pengguna jalan ini, pembahasan dibatasi pada:
1.
Penelitian hanya terfokus pada Media reklame luar ruangan dengan jenis
reklame Videotron.
2.
Penelitian hanya dilakukan pada ruas Jalan Wastukencana Bandung yang
menghadap pada sumber silau yaitu videotron.
3.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan hingga jarak 60 m dari sumber silau.
4.
Penelitian dilakukan pada malam hari antara pukul 21.00-23.00.
5.
Pengukuran kesilauan menggunakan alat luxmeter type
Lx-1010BS.
1.4
Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada Tugas Akhir ini, dikelompokkan menjadi
lima bab, yaitu:
BAB I,
berisi Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian,
serta Sistematika Pembahasan.
BAB II, berisi tinjauan pustaka yang diperoleh dari beberapa referensi, jurnal,
artikel, internet serta referensi lainnya yang terkait dengan penelitian Tugas Akhir
ini.
(32)
3 Universitas Kristen Maranatha
BAB III, berisi metode penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk penelitian Tugas Akhir ini.
BAB IV, berisi penyajian data, pengolahan data, dan analisis data.
BAB V, berisi kesimpulan dan saran hasil penelitian Tugas Akhir ini.
(33)
40 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan lapangan, studi kepustakaan, dan hasil analisis
dapat disimpulkan bahwa:
1.
Reklame videotron yang terletak pada persimpangan Jalan Wastukencana
–
Jalan Aceh termasuk konstruksi berat dengan jenis kaki ganda. Dimensi
videotron tersebut termasuk dalam ukuran maksimal sebesar 5m x 10m.
2.
Ruas Jalan Wastukencana merupakan termasuk pada kelas jalan kolektor atau
jalan kota, dimana kawasan sekitar reklame videotron tersebut karena terdapat
kantor pemerintahan (Kantor Walikota) dan tempat ibadah (masjid). Hal ini
menyebabkan penempatan reklame termasuk dalam kawasan bebas yang
seharusnya tidak diperbolehkan diselenggarakan kegiatan reklame.
3.
Nilai intensitas cahaya saat diukur dalam keadaan bergerak adalah lebih kecil
34,49% dibandingkan saat diukur dalam keadaan diam. Hal ini terjadi karena
dipengaruhi oleh kaca film pada kaca bagian depan kendaraan sehingga yang
membuat efek silau menjadi terserap. Selain itu, kecepatan kendaraan saat
pengamatan juga disinyalir membuat alat yang digunakan (luxmeter) kurang
sensitif pada saat keadaan pengamatnya dalam keadaan bergerak.
4.
Pada keadaan pengamat diam, daerah dengan kategori sila
u ‘mengganggu’
untuk lajur 1 dan 2 masing-masing adalah sejauh 25m dan 30m dari sumber
silau dengan nilai luminasi adaptasi minimal; untuk luminasi adaptasi rata-rata
berada pada sejauh 20m dan 15m; sedangkan untuk luminasi adaptasi
maksimal pada jarak 20m dan 10m. Disamping itu, daerah dengan kategori
‘dapat diterima’
dengan nilai luminasi adaptasi minimal pada lajur 1 dan 2
adalah pada jarak 30-60m dan 35-60m; untuk luminasi adaptasi rata-rata
berada pada sejauh 25-60m dan 20-60m; sedangkan untuk luminasi adaptasi
maksimal terdapat pada jarak 25-60m dan 15-60m.
5.
Pada saat keadaan pengamat bergerak, daerah dengan kategori silau
(34)
41 Universitas Kristen Maranatha
sumber silau dengan nilai luminasi adaptasi minimal dan rata-rata; dan untuk
luminasi adaptasi maksimal pada jarak 10m dan 5m. Sedangkan daerah
dengan kategori ‘dapat diterima’ pada lajur 1 dimulai pada jarak
20-30m dan
lajur 2 pada 10-30m dari sumber silau untuk luminasi adaptasi minimal dan
rata-rata, sedangkan untuk luminasi adaptasi maksimal pada jarak 15-30m dan
10-30m dari sumber silau.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan, terdapat saran untuk
memperoleh hasil yang lebih baik yaitu diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai lokasi pengamatan yang perlu ditambah dengan ukuran videotron yang
berbeda-beda sehingga dapat dianalisis perbandingannya.
(35)
42 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1.
De Boer, J.B., 1967, Visual perception in road traffic and the field of vision
of the motorist, In Public Lighting. Eindhoven, Netherlands: Philips
Technical Library.
2.
http://www.file.upi.edu, 2009, Instalasi Cahaya.
3.
http://www.tarn2007.blogspot.com, 2011, Pencahayaan.
4.
http://www.tcpled.com, 2012, Videotron.
5.
Jefkins, Frank, 1997, Periklanan, Erlangga, Bandung.
6.
Natalivan, Petrus, 1997, Pedoman Penataan Media Reklame Luar Ruangan,
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
7.
National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), 1997, Traffic
Safety Fact.
8.
Peraturan Daerah Kota Bandung, 2009, Penyelenggaraan Reklame Kota
Bandung, Walikota Bandung.
9.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.44, 1993, Kendaraan dan
Pengemudi.
10.
Peraturan Walikota, 2007, Petunjuk Penyelenggaraan Reklame Kota
Bandung, Walikota Bandung.
11.
Sanoe, V.G., 2008, Kajian Pengaruh Jarak Penempatan Penghalang Silau
terhadap Pengurangan Kesilauan di Jalan Tol PURBALEUNYI, Departemen
Pekerjaan Umum dan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
12.
Schmidt - Clausen, H.J. and Bindels, J.T.H, 1974, Assessment Discomfort
Glare in Motor Vehicle Lighting, Lighting Research and Technology 6 (2) :
79-88.
13.
Shirvani, Hamid, 1985, The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold
Co., New York.
14.
Tarikh, Moch. Azhar, 2009, Tinjauan Penataan Media Reklame Luar
Ruangan, Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
15.
United Nations Environment Program (UNEP), 2005, Best Practice Manual
(1)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk
dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk
memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa, atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar dari suatu tempat umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah [Peraturan Daerah Kota Bandung, 2009]. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang perkembangan dunia perekonomiannya cukup pesat. Semakin maraknya dunia perekonomian berakibat semakin banyaknya pemasangan-pemasangan media reklame khususnya di luar ruangan. Seiring berkembangnya teknologi, para pengusaha berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya tersebut semenarik mungkin agar para pengguna jalan tertarik untuk membacanya.
Salah satu contoh media reklame luar ruangan yang menggunakan kecanggihan teknologi adalah reklame Megatron/Videotron/Large Electronic Display (LED). Reklame Megatron/Videotron/Large Electronic Display (LED) adalah reklame yang menggunkan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan bersinar dengan gambar dan atau tulisan berwarna yang dapat berubah-ubah, terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik [Peraturan Daerah Kota Bandung, 2009]. Keberadaan media reklame luar ruangan dapat menimbulkan warna yang semarak sehingga menambah keindahan suatu kota, namun disamping kesemarakan gambar dan warna pada media reklame tersebut, terdapat suatu masalah yaitu saat malam hari. Cahaya dari media reklame tersebut yang berkilauan membuat silau (glare) pada mata sehingga sangat mengganggu penglihatan pengguna jalan khususnya para pengemudi.
Pada persimpangan antara Jalan Wastukencana – Jalan Aceh di Kota Bandung terdapat sebuah media reklame jenis videotron, dimana pada saat malam hari cahaya yang ditimbulkan oleh videotron tersebut berdasarkan penilaian
(2)
2 Universitas Kristen Maranatha subjektif mengganggu penglihatan pengendara yang melintas. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini akan mengidentifikasi pengaruh silau (glare) pada media reklame luar ruangan jenis videotron terhadap pengguna jalan pada ruas Jalan Wastukencana tersebut.
1.2Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah:
1. Mengevaluasi tingkat intensitas cahaya media reklame videotron di ruas Jalan Wastukencana Bandung.
2. Menggambarkan kategori silau dari media reklame videotron di ruas Jalan Wastukencana Bandung dan menganalisis pengaruh jarak terhadap tingkat intensitas cahaya.
1.3Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melakukan identifikasi pengaruh silau (glare) pada media reklame videotron terhadap pengguna jalan ini, pembahasan dibatasi pada:
1. Penelitian hanya terfokus pada Media reklame luar ruangan dengan jenis reklame Videotron.
2. Penelitian hanya dilakukan pada ruas Jalan Wastukencana Bandung yang menghadap pada sumber silau yaitu videotron.
3. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan hingga jarak 60 m dari sumber silau. 4. Penelitian dilakukan pada malam hari antara pukul 21.00-23.00.
5. Pengukuran kesilauan menggunakan alat luxmeter type Lx-1010BS.
1.4Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada Tugas Akhir ini, dikelompokkan menjadi lima bab, yaitu:
BAB I, berisi Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, serta Sistematika Pembahasan.
BAB II, berisi tinjauan pustaka yang diperoleh dari beberapa referensi, jurnal, artikel, internet serta referensi lainnya yang terkait dengan penelitian Tugas Akhir ini.
(3)
3 Universitas Kristen Maranatha BAB III, berisi metode penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian Tugas Akhir ini.
BAB IV, berisi penyajian data, pengolahan data, dan analisis data. BAB V, berisi kesimpulan dan saran hasil penelitian Tugas Akhir ini.
(4)
40 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan lapangan, studi kepustakaan, dan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa:
1. Reklame videotron yang terletak pada persimpangan Jalan Wastukencana – Jalan Aceh termasuk konstruksi berat dengan jenis kaki ganda. Dimensi videotron tersebut termasuk dalam ukuran maksimal sebesar 5m x 10m.
2. Ruas Jalan Wastukencana merupakan termasuk pada kelas jalan kolektor atau
jalan kota, dimana kawasan sekitar reklame videotron tersebut karena terdapat kantor pemerintahan (Kantor Walikota) dan tempat ibadah (masjid). Hal ini menyebabkan penempatan reklame termasuk dalam kawasan bebas yang seharusnya tidak diperbolehkan diselenggarakan kegiatan reklame.
3. Nilai intensitas cahaya saat diukur dalam keadaan bergerak adalah lebih kecil 34,49% dibandingkan saat diukur dalam keadaan diam. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh kaca film pada kaca bagian depan kendaraan sehingga yang membuat efek silau menjadi terserap. Selain itu, kecepatan kendaraan saat pengamatan juga disinyalir membuat alat yang digunakan (luxmeter) kurang sensitif pada saat keadaan pengamatnya dalam keadaan bergerak.
4. Pada keadaan pengamat diam, daerah dengan kategori silau ‘mengganggu’ untuk lajur 1 dan 2 masing-masing adalah sejauh 25m dan 30m dari sumber silau dengan nilai luminasi adaptasi minimal; untuk luminasi adaptasi rata-rata berada pada sejauh 20m dan 15m; sedangkan untuk luminasi adaptasi maksimal pada jarak 20m dan 10m. Disamping itu, daerah dengan kategori
‘dapat diterima’ dengan nilai luminasi adaptasi minimal pada lajur 1 dan 2 adalah pada jarak 30-60m dan 35-60m; untuk luminasi adaptasi rata-rata berada pada sejauh 25-60m dan 20-60m; sedangkan untuk luminasi adaptasi maksimal terdapat pada jarak 25-60m dan 15-60m.
5. Pada saat keadaan pengamat bergerak, daerah dengan kategori silau
(5)
41 Universitas Kristen Maranatha sumber silau dengan nilai luminasi adaptasi minimal dan rata-rata; dan untuk luminasi adaptasi maksimal pada jarak 10m dan 5m. Sedangkan daerah
dengan kategori ‘dapat diterima’ pada lajur 1 dimulai pada jarak 20-30m dan lajur 2 pada 10-30m dari sumber silau untuk luminasi adaptasi minimal dan rata-rata, sedangkan untuk luminasi adaptasi maksimal pada jarak 15-30m dan 10-30m dari sumber silau.
5.2Saran
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan, terdapat saran untuk memperoleh hasil yang lebih baik yaitu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai lokasi pengamatan yang perlu ditambah dengan ukuran videotron yang berbeda-beda sehingga dapat dianalisis perbandingannya.
(6)
42 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. De Boer, J.B., 1967, Visual perception in road traffic and the field of vision of the motorist, In Public Lighting. Eindhoven, Netherlands: Philips Technical Library.
2. http://www.file.upi.edu, 2009, Instalasi Cahaya.
3.
http://www.tarn2007.blogspot.com, 2011, Pencahayaan.4.
http://www.tcpled.com, 2012, Videotron.5. Jefkins, Frank, 1997, Periklanan, Erlangga, Bandung.
6. Natalivan, Petrus, 1997, Pedoman Penataan Media Reklame Luar Ruangan,
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
7. National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), 1997, Traffic Safety Fact.
8. Peraturan Daerah Kota Bandung, 2009, Penyelenggaraan Reklame Kota
Bandung, Walikota Bandung.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.44, 1993, Kendaraan dan
Pengemudi.
10. Peraturan Walikota, 2007, Petunjuk Penyelenggaraan Reklame Kota
Bandung, Walikota Bandung.
11. Sanoe, V.G., 2008, Kajian Pengaruh Jarak Penempatan Penghalang Silau terhadap Pengurangan Kesilauan di Jalan Tol PURBALEUNYI, Departemen Pekerjaan Umum dan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
12. Schmidt - Clausen, H.J. and Bindels, J.T.H, 1974, Assessment Discomfort Glare in Motor Vehicle Lighting, Lighting Research and Technology 6 (2) : 79-88.
13. Shirvani, Hamid, 1985, The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold
Co., New York.
14. Tarikh, Moch. Azhar, 2009, Tinjauan Penataan Media Reklame Luar
Ruangan, Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
15. United Nations Environment Program (UNEP), 2005, Best Practice Manual