Perancangan Interior Restoran Jepang Osechi di Bandung.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Makan adalah kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap hidup. Di
seluruh dunia, ada banyak tempat dengan jenis makanan, cara makan, dan
suasana. Selain dari segi makanan, setiap tempat atau daerah memiliki
kebudayaan dan keunikannya masing-masing. Perbedaan-perbedaan itu
muncul karena adanya perbedaan wilayah, musim, serta kebiasaan
masyarakat. Untuk memperkenalkan kebudayaan sebuah negara tertentu
sampai seseorang memahaminya membutuhkan waktu yang panjang karena
kebudayaan merupakan bagian dari masyarakat tetapi bagi orang luar
kebudayaan tidak dapat rasakan jika hanya melihat secara sekilas. Akan
lebih mudah bagi seseorang untuk memahami beberapa bentuk kebudayaan
jika merasakan sendiri seperti apa kebudayaan negara tersebut. Hal ini


efektif jika dilakukan di sebuah pusat kebudayaan tetapi masih
membutuhkan waktu yang panjang. Cara lain agar seseorang dapat belajar
kebudayaan adalah dengan menampilkan sebagian kebudayaan itu dalam
sebuah restoran.
Memadukan restoran dengan kebudayaan menciptakan koonsep
makan yang berbeda, seraya pengunjung menikmati makanan, mereka dapat
mempelajari sebagian kebudayaan dan suasana dari negara tersebut,
sehingga selain makan dan bersantai, mereka dapat memiliki pengalaman
“pergi” ke negara tersebut. Salah satu contoh menarik adalah Jepang,
sebagai sebuah negara di Asia yang memiliki jenis makanan yang berbeda
karena empat musim yang dimilikinya. Ada jenis makanan tertentu yang
hanya bisa dinikmati setelah selesai musim hanami misalnya sakuranbo
atau buah chery Jepang. Selain dari segi makanan khas, seperti negara
lainnya, Jepang memiliki menu tradisional yang dimasak dengan
menggunakan bahan dan cara memasak yang sederhana, pakaian tradisional
yang digunakan sesuai acara, kebudayaan yang beragam, dan sebagainya.
Sampai saat ini, di Indonesia terdapat banyak restoran Jepang, mulai
dari restoran franchise sampai restoran Jepang yang berdiri sendiri. Tetapi
sebagian besar restoran tersebut hanya menyediakan beberapa makanan
Jepang dengan cita rasa yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

Kebudayaan Jepang yang dapat dilihat pada restoran Jepang di Indonesia
diantaranya jenis makanan seperti sushi, shabu-shabu, teppan- yaki, dan
jenis makanan lain, cara makan dengan menggunakan sumpit, bumbu
tambahan yang digunakan seperti kecap asin dan bubuk cabe. Suasana
Jepang yang ditampilkan hanya ditampilkan sebagian melalui material kayu
yang digunakan, bentukan geometris atau dekorasi khas Jepang. Interior
yang ditampilkan dalam restoran Jepang yang ada di Bandung lebih
mengarah pada gaya Jepang modern.
Kota Bandung adalah sebuah kota yang unik karena dalam hal wisata,
makanan sangat diminati. Wisata kuliner kota Bandung bukan hanya
menikmati kuliner, tetapi juga menampilkan kebudayaan dan gaya makan
tertentu (Virna N, 2007). Beragam jenis menu makanan dan minuman
2

memadati kota ini, termasuk makanan Jepang. Hingga saat ini restoran
Jepang di Bandung menampilkan restoran dengan cara yang serupa, dengan
sebagian kecil dari kebudayaan Jepang sehingga pengunjung hanya
menikmati makanan dan sebagian kecil suasana Jepang.
Beberapa permasalahan tersebut akhirnya menciptakan ide untuk
membuat desain sebuah restoran dengan tema harmonisasi alam Jepang

yang terinspirasi dari penggabungan desain taman Jepang dengan
lingkungan sekitarnya sehinggga membentuk kesatuan yang menarik, untuk
mengajak pengunjung restoran menikmati makanan khas Jepang bercita rasa
asli dari bahan masakan tersebut seraya mengamati dan mempelajari
kebudayaannya serta merasakan suasana musim dingin, musim panas,
musim gugur, dan musim semi. Tema ini akan disampaikan melalui konsep
“Four Season”. Alasan lain dipilihnya konsep dan tema ini adalah agar
orang-orang yang ingin merasakan suasana di negara empat musim, tetapi
malas untuk pergi atau tidak bisa pergi karena biaya yang terlampau mahal,
dapat merasakannya. Selain dapat merasakan suasana 4 musim, orang-orang
juga dapat menikmati makanan dan belajar kebudayaan dari negara Jepang
tersebut. Konsep four season, akan muncul pada satu bagian utuh restoran,
di mana setiap musim, restoran akan didesain sesuai dengan musimnya,
mulai dari suasana hingga makanan khas yang ada pada musim itu sebagai
menu khusus.
1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
berikut ini permasalahan yang muncul, yaitu sebagai berikut.



Banyaknya tempat makan seperti warung, kafe, dan restoran dengan
pengemasan yang hanya sekedar menampilkan suasana ruang yang



menarik tanpa mengajak masyarakat belajar budaya
Dibutuhkan upaya ekstra agar masyarakat mengenal kebudayaan
bukan sekedar menyukai dan menikmati jenis makan yang disajikan di
sebuah tempat makan

3

1.3

Ide/ Gagasan Perancangan
Proyek tugas akhir kali ini berupa perancangan sebuah restoran Jepang
sebagai restoran wisata. Restoran ini diharapkan dapat menjadi satu fasilitas
makan yang istimewa, bukan hanya berfungsi sebagai tempat makan tetapi

juga tempat masyarakat belajar dan mengenal kebudayaan dari negara
Jepang.
Berdasarkan perencanaan dalam perancangan tugas akhir ini restoran
Jepang akan dibuat dengan menyediakan fasilitas makan, berupa area makan
private, area makan santai dengan nuansa taman di dalam ruang yang
disesuaikan dengan musimnya, dan area foto dengan budaya dan tampilan
khas Jepang. Restoran Jepang ini akan menggunakan tema harmonisasi
alam Jepang dimana Jepang itu sendiri memang menitikberatkan pada
keserasian dan keselarasan antara alam dan bangunan yang didesain. Karena
perancangan berupa fasilitas makan makanan Jepang, dimana makanan yang
khas di Jepang juga menitikberatkan keselarasan keindahan makanan Jepang
saat disajikan dan cita rasa alami, maka tema tersebut sesuai. Tema
harmonisasi alam Jepang akan ditampilkan melalui konsep Four Season
yang diaplikasikan melalui gubahan ruang yang disesuaikan dengan suasana
musim di Jepang yang diadaptasi dari suasana empat musim di Jepang.

1.4

Rumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas,

berikut ini akan dirumuskan pokok-pokok persoalan yang akan dipecahkan
melalui desain, yaitu sebagai berikut.


Bagaimana mendesain fasilitas makan berupa restoran Jepang di kota
Bandung yang menampilkan suasana menarik dan dapat mengajak



masyarakat untuk mempelajari budaya Jepang?
Bagaimana

merancang

elemen

desain

interior


yang

dapat

menumbuhkan minat masyarakat terhadap budaya Jepang dengan
empat musim?

4

1.5

Tujuan Perancangan
Perancangan restoran Jepang sebagian restoran wisata ini diharapkan
dapat memberikan dampak positif bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Berikut beberapa tujuan perancangan restoran Jepang.


Mengaplikasikan tema harmonisasi alam Jepang dan konsep four
season ke dalam berbagai elemen interior seperti lantai, plafond, dan




pencahayaan pada perancangan restoran Jepang di kota Bandung.



area-area dengan suasana berbeda sesuai dengan musim.

Menghadirkan jenis pencahayaan dan sirkulasi yang disesuaikan pada

Mendesain elemen desain pada setiap area sesuai dengan karakteristik
dan ciri khas dari negara Jepang serta menampilkan nilai edukatif
tentang kebudayaan Jepang

1.6

Manfaat Perancangan
Manfaat penulisan laporan tugas akhir perancangan restoran wisata di
kota Bandung adalah sebagai berikut.



Bagi penulis: perancangan restoran wisata dapat menambah
pengetahuan dan memberikan wawasan baru tentang standar



pendesainan restoran
Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha: dapat menambah
jumlah data dan literatur tentang restoran dan budaya yang dimiliki



Jepang.
Bagi masyarakat umum: dapat menjadi saran edukasi nonformal yang
mudah dimengerti sehingga pembaca dapat melihat lebih jauh ke
dalam budaya suatu negara, bukan hanya merasakan makanannya.

1.7

Batasan Perancangan

Perancangan restoran Jepang yang menggunakan tema harmonisasi
alam Jepang yang terinspirasi dari konsep taman Zen yang memiliki kesan
menyatu dengan bangunan arsitektur tradisional Jepang dan saling
5

melengkapi, dengan konsep four season mencakup pembagian area karakter
dan ciri khas empat musim di Jepang yang disebutkan di atas sehingga
menampilkan budaya yang dimiliki Jepang pada empat musim yang ada.
Pada denah, fasilitas ruang yang ditentukan akan didesain di antaranya
area makan private, area makan santai, dapur, kasir, area cinderamata empat
musim, dan kantor. Pada area makan private pengunjung dipersilakan
menikmati suasana interior rumah tradisional Jepang dengan lantai tatami
dan partisi shoji serta fusuma, suasana taman dengan nuansa empat musim
yang khas, dan pakaian kha Jepang seperti yukata dan hakama. Pada area
makan santai, pengunjung diajak untuk makan seraya merasakan suasana
outdoor empat musim di Jepang dan menikmati pengalaman membeli
makanan kecil di area kios yang menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat
Jepang. Pada area cinderamata empat musim, pengunjung dapat membeli
cinderamata yang khas Jepang, seperti furin, sumpit, mangkuk, kipas, seni
ikebana khas Jepang dengan musim yang cocok.

Batasan sehubungan dengan budaya Jepang yang akan ditampilkan
dalam restoran Jepang ini diantaranya menu makanan Jepang, menu
makanan khas 4 musim, informasi tentang kegiatan yang dilakukan
masyarakat selama empat musim, pakaian tradisional Jepang, aksesoris khas
empat musim seperti sumpit, mangkuk, rangkaian bunga Jepang dan
suasana alam Jepang yang khas setiap musim, desain bangunan tradisional
Jepang, dan desain furniture khas Jepang.

6

1.8

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penulisan laporan perancangan restoran
wisata ini terdiri atas lima bab, yaitu sebagai berikut.
BAB I

PENDAHULUAN

Bab I memaparkan latar belakang pemilihan topik perancangan,
identifikasi masalah, ide/ gagasan perancangan, rumusan masalah, tujuan
perancangan, manfaat perancangan, batasan perancangan, dan sistematika
penulisan pada laporan ini.
BAB II

RESTORAN DAN BUDAYA JEPANG

Bab II berisi studi literatur. Pada bagian ini, pokok yang dibahas
adalah tentang teori-teori yang mendukung dan menunjang perancangan
tugas akhir ini. Studi literatur diperoleh melalui sumber buku maupun
internet.
BAB III

RESTORAN JEPANG OSECHI

Bab III berisi tentang deskripsi objek studi. Pada bagian ini pokok
yang dibahas berupa penjelasan mengenai proyek yang akan dibuat, analsisa
objek studi dan site, identifikasi user, serta programming.
BAB IV PERANCANGAN INTERIOR RESTORAN JEPANG
Bab IV berisi tentang perancangan yang membahas tentang konsep
dan tema yang akan diterapkan pada desain, serta bagaimana konsep
tersebut diaplikasikan pada perancangan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab V berisi tentang simpulan dan saran yang menjabarkan tentang
kesimpulan bagi perancangan yang telah dibuat serta saran yang ditujukkan
kepada pihak-pihak yang akan melakukan perancangan dengan topik serupa.

7

110

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan
Banyaknya restoran dengan pengemasan suasana ruang yang menarik
tanpa upaya mengajak masyarakat belajar budaya menyebabkan masyarakat
terbiasa dengan menyantap makanan seraya menikmati suasana yang
menyenangkan tanpa memiliki rasa keingintahuan tentang latar belakang
dan budaya makanan yang mereka makan. Perancangan Restoran Jepang
Osechi diharapkan mampu meningkatkan rasa keingintahuan masyarakat
dan semangat positif untuk menikmati makanan seraya mempelajari
budayanya. Pengaplikasikan tema harmonisasi alam Jepang dan konsep four
season

ke dalam berbagai elemen interior pada restoran Jepang ini

diharapkan dapat membangkitkan rasa penasaran pengunjung terhadap

negara yang mereka nikmati makanannya sehingga menambah wawasan
mereka.
Perancangan restoran Jepang ini mengadaptasi suasana empat musim
dan budaya khas Jepang yang hampir mendekati keadaan asli, diharapkan
dapat menambah wawasan baru tentang standar pendesainan restoran dan
elemen interior yang menarik dan memberikan kesempatan kepada setiap
orang untuk menikmati suasana tradisional Jepang dalam nuansa empat
musim yang ditampilkan tetapi tetap harmonis dengan alam. Perubahan
yang disesuaikan dengan musim yang sesungguhnya juga bertujuan untuk
memperkenalkan berapa jangka waktu setiap musim di Jepang (umumnya
setiap tiga bulan) dan kapan musim itu mulai berubah.
Dalam perancangan ini, untuk memperkenalkan budaya Jepang selain
melalui pencitraan suasana alam Jepang (musim dingin, mudim semi,
musim panas, musim gugur), juga melalui jenis makanan khas setiap musim
yang disajikan sebagai menu khusus. Masyarakat juga diajak mempelajari
budaya Jepang melalui cara makan khas Jepang yang mengharuskan
penggunaan sumpit sebagai alat makan dan menyeruput sup langsung dari
mangkuk dengan mengeluarkan bunyi serta cara duduk pada area makan
dengan meja pendek khas Jepang yang mengharuskan seseorang duduk di
lantai dengan posisi bersila. Sebagai elemen pelengkap, pada perancangan
restoran Jepang ini juga ditampilkan elemen yang khas dengan setiap musim
di Jepang pada bagian interior dan furnitur, misalnya pada meja dan kursi
ditampilkan bentuk dan stilasi bunga sakura untuk musim semi. Pengunjung
juga diberitahu tentang hal-hal unik yang khas pada setiap musim di Jepang
melalui partisi lipat di area makan standar.
Selain aplikasi konsep empat musim, pada perancangan ini juga
diletakkan dekorasi khas Jepang sebagai bagian dari “mengajak pengunjung
mempelajari budaya Jepang”, diantaranya peletakkan rangkaian bunga (seni
ikebana) yang disesuaikan dengan musimnya dan lukisan khas atau nama
keluarga pada tokonoma, tetapi dalam perancangan ini gulungan lukisan
akan diganti dengan huruf kanji setiap musim di area makan ruang VIP.
Dekorasi jenis lain berupa noren yaitu gorden kecil yang menampilkan
111

simbol restoran atau untuk promosi, yang diletakkan pada bagian kedai di
area kios. Sebagai bagian dari pelayanan, seperti kebiasaan khas Jepang,
pada musim panas pengunjung diberikan handuk basah dingin sedangkan
pada musim dingin pengunjung diberikan handuk basah panas.
5.2

Saran


Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha: akan lebih baik untuk
dapat menyediakan lebih banyak referensi desain restoran mencakup



standar dan referensi desain restoran di perpustakaan.
Bagi mahasiswa lain: sebaiknya melakukan studi pustaka yang
mendalam, studi referensi desain yang menarik, dan melakukan
pengamatan langsung terhadap objek yang akan didesain secara
saksama, sehingga dapat menghasilkan sebuah desain yang unik.

112

DAFTAR PUSTAKA
BINGGELI, C. (2003). Building System For Interior Designer. New York: John Wiley &
Sons.
Design, J. S. (2005). Contempory Japansese Restaurant Design. Singapore: Periplus
Editions.
Foster, D. L. (1992). Food & Beferage: Operations, Methods, and Cost Control. MCGRAWHILL.
Haryanti, P. (2013). All About Japan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
J, R., & Jr, G. (2002). F&B SERVICE MANAGEMENT. Jakarta: Erlangga.
Jitsukawa, M. (2004). Contemporary Japanese Restaurant Design. Singapore: Periplus
Edition.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1989).
Kattsigris, C., & Thomas, C. (2009). Design and Equipment for Restaurant and Foodservice
a Management View. New Jersey: John Wiley &Sons, Inc.
Lawson, F. (1994). Restaurants, Clubs, And Bars Planinng Design and Investment for Food
Service Faciities. London: Architectural Press.
Neufert, E., & Neufert, P. (2002). Architects' Data Third Edition. Black Well Science.
Panero, J., & Zelnik, M. (2003). Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.
Piotrowski, C. M., & Rogers, E. A. (2007). Designing Commercial Interiors Second Edition.
New York: John Wiey and Sons.
Rosalina, D., Melani, A., Indah, A., Faillah, S., & Widhiarini, S. (2013). Best of Seoul &
Sekitarnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Virna N, E. (2007, Maret). Wisata Kuliner,Bukan Sekedar Wisata Pemuas Nafsu Perut.
Maret 2007 Vol. 9 No. 1 .
Walker, J. (2011). The Restaurant From Concept to Operation. New Jersey: John Willey &
Sons, Inc.
Yagi, K. (1986). A Japanese Touch for Your Home. Japan: Kodansha International Ltd.
http://www.sd.polyu.edu.hk/iasdr/proceeding/papers/The%20relation%20between%20the%2
0impression%20(Japanese%20atmosphere%20and%20Western%20atmosphere)%20and%20
interior%20elements%20in%20restaurant.pdf, diakses 20 November 2013
http://eprints.qut.edu.au/30132/1/Rinkle_Shah_Thesis.pdf, diakses 20 November 2013
http://www.jetro.go.jp/costarica/mercadeo/3Einterior.pdf, diakses 20 November 2013
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17859-Abstract_en.pdf, diakses 20
November 2013
http://www.a-jrc.jp/docs/AJJ04_Erika%20Sunada.pdf, diakses 20 November 2013
http://www.yoshinoantiques.com/newsletters/Interiors.pdf, diakses 20 November 2013
http://asgar.or.id/info-jepang/indahnya-shiki-yaitu-4-musim-di-jepang/ , diakses 15
November 2013
http://www.twla.jp/in/06abroad_4.html, diakses 15 November 2013
113