Perancangan Interior Restoran Jepang dengan Konsep the Process of Origami Folds di Bandung.

(1)

ABSTRACT

At present, Japanese food is in the lead and thus there are a great number of Japanese Restaurants in Indonesia, particularly in Bandung. As such, the Japanese restaurants exist without any added values and they are there to meet the need of the Indonesians'. Thus, this final project focuses on Japanese restaurant that presents a little Japanese culture within, like kimono, Japanese mask and musical instruments displayed in the gallery as one of the facilities of the restaurant. The restaurant also has facilities for the communities of Japanese lovers. There, they can hang out and enjoy the facilities that can satisfy their hunger over things related to Japan.

The Theme chosen for this restaurant is Harmony in Diversity and the concept applied is called The Process of Origami Folds that showcases the process of origami from one room to another with different yet still harmonious design for each room. The design is made even more sophisticated with combination of materials while at the same time still preserves the locality of Japan. The design is also arranged in order in that the front area is simpler as it points out the initial process of origami. The design is even more complicated as it is in line with the harder completion of origami. It is due to the fact that the more complicated the pattern of the origami is, the more crease it will have. The application of the concept will adjust with the interior and furniture of the restaurant.


(2)

ABSTRAK

Saat ini makanan Jepang semakin digemari oleh berbagai kalangan di Indonesia sehingga semakin banyak restoran yang menyajikan masakan Jepang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya restoran Jepang yang mulai bermunculan di Bandung. Namun, sebagian besar restoran Jepang hanya memenuhi keinginan warga Bandung akan makanan Jepang tanpa ada nilai tambah lainnya. Sehingga, pada proyek tugas akhir ini dipilih restoran Jepang sebagai fasilitas makan, dan ingin mengajak masyarakat untuk mempelajari sedikit dari budaya Jepang, dengan menampilkan budaya khas Jepang seperti kimono, topeng khas Jepang, dan alat kesenian Jepang yang terdapat pada galeri, yaitu pada salah satu fasilitas yang terdapat pada restoran Jepang ini. Selain itu, pada restoran Jepang ini juga terdapat fasilitas untuk tempat bekumpulnya komunitas pecinta Jepang, di mana mereka dapat berkumpul dan dapat menikmati fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Tema yang dipilih untuk perancangan restoran Jepang ini adalah Harmony in Diversity dengan mengaplikasikan konsep The Process of Origami Folds yang menunjukkan proses dari lipatan origami dari ruang ke ruang lainnya namun perbedaan pada setiap desain ruangnya tetap harmoni. Desain akan dibuat lebih modern dengan adanya kombinasi material, namun akan tetap memasukkan elemen khas dari Jepang itu sendiri. Dalam perancangan restoran ini, desain dibuat sesuai dengan urutan ruang di mana ruang bagian depan akan lebih sederhana karena dianggap sebagai awal pembuatan origami. Semakin ke area belakang, desain ruang akan semakin ‘ramai’ karena sesuai dengan proses pembuatan origami, di mana semakin rumit bentuk yang ingin dihasilkan, maka proses lipatannya akan semakin banyak pula. Pengaplikasian konsep akan diterapkan pada elemen interior maupun furniture yang terdapat pada restoran ini.


(3)

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ……….….… i

DAFTAR GAMBAR ……… iv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………..……1

1.2 Ide/ gagasan perancangan………... 3

1.3 Rumusan Masalah ………...………..3

1.4 Tujuan Perancangan ………..……3

1.5 Manfaat Perancangan ………...….4

1.6 Ruang Lingkup Perancangan ………...… 4

1.7 Sistematika Penulisan ………..…….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA RESTORAN JEPANG 2.1 Definisi Restoran ……….…….6

2.2 Standar Ergonomi dan Pencahayaan Restoran ……….………8

2.3 Elemen pada Rumah Jepang ………..……… 14

2.4 Taman di Jepang ……….19


(4)

ii

2.6 Kebudayaan Origami ………. 21

2.7 Kebudayaan Chanoyu ………..……….… 26

2.8 Studi Banding ……….28

BAB III RESTORAN JEPANG 3.1 Deskripsi Proyek ………36

3.2 Analisis Site ……….. 36

3.3 Identifikasi User ……….... 43

3.4 Programming……….………… 44

3.5 Implementasi Konsep ………48

BAB IV APLIKASI TEMA DAN KONSEP 4.1 Area Chanoyu ………...54

4.2 Area Galeri ………...56

4.3 Area Makan Lesehan ………....58

4.4 Area Makan Sushi Bar ………..59

4.5 Area Makan Biasa dan Area Taman ……….62

4.6 Area Makan VIP ……….…..67

4.7 Mini Theater ………..……….…..70

4.8 Mini Library ……….…72

4.9 Area Makan Teras ……….…...73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………...76


(5)

iii

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Standar Zoning pada Dapur Restoran... 8

Gambar 2.2 Standar Pengorganisasian Dapur Restoran ... 9

Gambar 2.3 Area Makan ... 10

Gambar 2.4 Meja untuk empat orang ... 11

Gambar 2.5 Ukuran Meja persegi untuk enam orang ... 11

Gambar 2.6 Jarak bersih minimal dengan zona pelayanannya ... 12

Gambar 2.7 Berbagai denah kepadatan bar dan ukurannya ... 12

Gambar 2.8 Shoji Screen ... 14

Gambar 2.9 Fusuma ... 15

Gambar 2.10 Tsuitate ... 15

Gambar 2.11 Tokonoma ... 16

Gambar 2.12 Tatami ... 16

Gambar 2.13 Contoh lampu khas Jepang ... 17

Gambar 2.14 Contoh desain meja makan Jepang ... 18

Gambar 2.15 Sushi Bar dan Teppanyaki Bar ... 18

Gambar 2.16 Taman Zen ... 20

Gambar 2.17 Origami ... 21

Gambar 2.18 Washi ... 24

Gambar 2.19 Peralatan dalam chanoyu ... 27

Gambar 2.20 Perabotan dalam chanoyu dan tempat pelaksanaannya ... 28

Gambar 2.21 Tampak depan Torigen Japanese Restaurant ... 28

Gambar 2.22 Area tunggu ... 29

Gambar 2.23 Area bar ... 29

Gambar 2.24 Area makan biasa ... 30

Gambar 2.25 Area makan smoking ... 31

Gambar 2.26 Area makan VIP ... 31


(7)

v

Gambar 2.28 Main dining area bagian pertama... 33

Gambar 2.29 Main dining area ... 33

Gambar 2.30 Main dining area ... 34

Gambar 2.31 Area sushi bar ... 34

Gambar 2.32 Area makan dengan tatami ... 35

Gambar 3.1 Bangunan 90 Gourmet pada siang hari dan malam hari ... 38

Gambar 3.2 Bangunan dalam site 90 Gourmet ... 39

Gambar 3.3 Flow Activity User ... 44

Gambar 3.4 Zoning blocking lantai dasar ... 46

Gambar 3.5 Zoning blocking lantai satu ... 47

Gambar 3.6 Zoning blocking lantai dua ... 47

Gambar 3.7 Bentuk geometrik pada rumah Jepang ... 49

Gambar 3.8 Kayu sungkai,kacam rumput sintetis dan stainless steel ... 50

Gambar 3.9 Tatami ... 50

Gambar 3.10 Batu dan Pasir ... 50

Gambar 3.11 Kertas washi dan kertas shoji ... 50

Gambar 3.12 Konsep Warna ... 51

Gambar 3.13 Konsep Pola ... 51

Gambar 3.14 Penggunaan penghawaan alami ... 52

Gambar 3.15 Jenis lampu yang digunakan ... 52

Gambar 3.16 Gambaran ambience lighting untuk perancangan restoran Jepang ... 53

Gambar 3.17 Fire Exhausting dan CCTV ... 53

Gambar 4.1 Perspektif ruang chanoyu ... 55

Gambar 4.2 Perspektif bagian depan galeri ... 56

Gambar 4.3 Display buku dan aksesoris ... 57

Gambar 4.4 Perspektif galeri dan area jembatan ... 57

Gambar 4.5 Perspektif area makan lesehan... 58


(8)

vi

Gambar 4.7 Kursi lesehan yang dapat dilipat ... 59

Gambar 4.8 Sushi Bar ... 60

Gambar 4.9 Proses pembuatan origami topi samurai ... 61

Gambar 4.10 Perspektif Sushi Bar ... 61

Gambar 4.11 Kursi panjang pada area makan biasa ... 62

Gambar 4.12 Kursi makan biasa ... 62

Gambar 4.13 Meja makan ... 63

Gambar 4.14 Meja makan ... 63

Gambar 4.15 Kursi dan meja makan area taman ... 64

Gambar 4.16 Salah satu contoh proses pembuatan origami ... 64

Gambar 4.17 Partisi di area makan biasa ... 65

Gambar 4.18 Ceiling di area makan biasa ... 66

Gambar 4.19 Lampu gantung ... 66

Gambar 4.20 Perspektif area makan biasa dan area makan taman ... 67

Gambar 4.21 Bagian pintu geser ruang VIP ... 68

Gambar 4.22 Modul dinding ruang VIP ... 69

Gambar 4.23 Bagian pintu geser ruang VIP ... 69

Gambar 4.24 Perspektif pengaplikasian meja VIP ... 70

Gambar 4.24 Perspektif ruang VIP ... 71

Gambar 4.26 Perspektif mini theater ... 72

Gambar 4.27 Perspektif mini library ... 74

Gambar 4.28 Perspektif area teras ... 75


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1LATAR BELAKANG

Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara salah satunya Indonesia dan mendapatkan respon yang positif terutama di kalangan remaja (Setyanugroho, 2012). Suksesnya penyebaran budaya Jepang ditunjukkan oleh suksesnya penjualan Manga (komik Jepang) dan Anime (kartun Jepang) yang dinikmati oleh remaja, serta populernya makanan - makanan Jepang di Indonesia (Putri, 2012).

Saat ini makanan Jepang semakin digemari oleh berbagai kalangan di Indonesia sehingga semakin banyak restoran yang menyajikan masakan Jepang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya restoran Jepang yang terdapat di Bandung, baik yang di mall, hotel, maupun yang memiliki gedung sendiri, misalnya Hoka Hoka Bento, Hanamasa, Sushi Tei, Sushi Groove, dan lain-lain.

Selain itu, terdapat komunitas di Bandung yang bernama Bandung Japanese Community di mana di sini terdapat kumpulan orang yang menyukai hal – hal berbau Jepang, seperti


(10)

2

animasi, manga (komik Jepang ), kesenian tradisional Jepang dan juga makanan khas Jepang. Awalnya, para penggemar Jepang ini sering berkumpul di sebuah toko barang – barang Jepang di Jalan Cihampelas, Bandung, karena sering mengobrol, akhirnya mereka membuat waktu sendiri untuk berkumpul.

Oleh karena itu, dibutuhkan tempat untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menikmati suasana makan makanan Jepang yang nyaman dan merasakan suasana budaya Jepang, serta menikmati fasilitas – fasilitas seperti tempat makan, galeri tentang kesenian tradisional Jepang, area perpustakaan mini bagi penggemar manga, mini theater bagi para komunitas Jepang, serta cooking class, di mana para remaja maupun orang dewasa dapat belajar bagaimana cara membuat makanan khas Jepang.

Gaya desain interior Jepang sendiri memiliki nilai yang berasal dari budaya dan tradisi yang dimiliki secara turun temurun. Salah satu budayanya adalah origami, yaitu sebuah seni lipat yang berasal dari China pada sekitar abad ke-7 yang kemudian dipopulerkan di negara Jepang dan menjadi salah satu bagian budaya dari seluruh masyarakat Jepang. Dengan penciptaan sebuah bentuk origami, seseorang diharapkan belajar keterampilan yang tercermin dalam pembentukan wujud origami yang beragam, kesabaran yang tercermin dalam tiap lekukan dan lipatan yang detail hingga membentuk sebuah wujud kreasi origami yang indah.

Keseluruhan sikap yang dituntut dikuasai oleh seseorang yang membuat origami ini bisa dirangkum dalam satu wadah konsep yang disebut dengan 和 ‘wa’ yang memiliki arti “harmoni”. Harmoni juga bisa diartikan sebagai keselarasan dan keserasian. Inilah yang terdapat dalam konsep kehidupan orang Jepang yang selalu menjaga keharmonian dalam kehidupannya di mana mereka menjaga sisi budaya tradisional Jepang meskipun di tengah era modernisasi, misalnya acara seni minum teh (chanoyu).

Dari beberapa penjabaran di atas, maka dibutuhkan tempat untuk memfasilitasi orang – orang yang menyukai makanan Jepang, di mana mereka bisa menikmati suasana budaya Jepang sendiri dan dapat menjadi tempat untuk para komunitas Jepang berkumpul.


(11)

3 1.2IDE/ GAGASAN PERANCANGAN

Perancangan restoran Jepang ini didesain dengan interior bernuansa origami yang dikombinasi nuansa modern yang di dalamnya terdapat karakteristik budaya dari bangsa Jepang sendiri. Bangunan serta hiasan ruangan tidak lepas dari unsur seperti kayu dan kertas. Masyarakat Jepang memiliki nilai keyakinan bahwa material ini merupakan sikap Shinto, yaitu “bersatu dengan alam”. Selain itu, ada area makan yang menggunakan tatami, namun ada pula area makan yang menggunakan kursi seperti sofa atau kursi makan sehingga dapat memberikan nuansa yang modern.

Selain itu, fasilitas yang ada di restoran ini di antaranya, galeri tentang kesenian tradisional Jepang, sehingga pengunjung dapat mengetahui kesenian maupun budaya Jepang sendiri, perpustakaan mini bagi komunitas penggemar manga, di mana penggemar manga dapat menikmati makanan sambil membaca komik Jepang ini, mini theater di mana para komunitas Jepang dapat menonton bersama di tempat ini, serta cooking class di mana para remaja maupun orang dewasa dapat belajar bagaimana memasak masakan khas Jepang, serta ruang yang dapat digunakan untuk chanoyu (acara seni minum teh).

1.3RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan gagasan di atas, maka dapat disimpulkan rumusan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaplikasian karakteristik budaya Jepang dengan menggunakan konsep origami ke dalam elemen interior restoran sehingga dapat menyatukan budaya dan bentuk dari seni origami?

2. Bagaimana cara menciptakan desain interior restoran Jepang yang mampu memenuhi kebutuhan pengunjung baik secara personal maupun komunitas?

1.4TUJUAN PERANCANGAN

1. Diharapkan dapat menciptakan desain interior restoran yang menampilkan karakteristik budaya Jepang dengan konsep origami yang dapat menyatukan kesederhanaan budaya dan bentuk dari seni origami


(12)

4

2. Diharapkan mampu memenuhi kebutuhan aktivitas di restoran ini sehingga tercipta kenyamanan bagi pengunjung.

1.5MANFAAT PERANCANGAN

1. Dapat membuat para penggemar Jepang mempunyai tempat untuk saling berkumpul. 2. Dapat membuat orang–orang menikmati fasilitas yang ada, sehingga dapat lebih

mengerti tentang kebudayaan Jepang.

1.6RUANG LINGKUP PERANCANGAN

Di dalam restoran ini, terdapat fasilitas - fasilitas di antaranya, mini galeri tentang kesenian tradisional Jepang, sehingga pengunjung dapat mengetahui kesenian maupun budaya Jepang sendiri, perpustakaan mini bagi penggemar manga, di mana penggemar manga dapat menikmati makanan sambil membaca komik Jepang ini, mini theater sehingga para komunitas Jepang dapat menonton bersama, serta cooking class di mana para remaja maupun orang dewasa dapat belajar bagaimana memasak masakan khas Jepang, dan ruang yang dapat digunakan untuk chanoyu (acara seni minum teh).

1.7SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang perancangan restoran Jepang, ide/ gagasan perancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA RESTORAN JEPANG

Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan desain inerior restoran Jepang, yang akan menunjang dari proyek yang menjadi fokus penelitian.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini berisi tentang deskripsi proyek, deskripsi site, yang terdiri dari analisa fungsi serta analisa site & building, identifikasi user, flow activity, kebutuhan ruang, zoning-blocking,


(13)

5

serta ide implementasi konsep pada obyek studi yang terdiri dari penjelasan dan implementasi konsep dan tema, serta penjelasan mengenai konsep, bentuk, pola, warna, tekstur, pencahayaan, penghawaan, serta keamanan.

BAB IV APLIKASI TEMA DAN KONSEP

Bab ini berisi tentang pengaplikasian tema dan konsep ke dalam perancangan restoran Jepang ini, melalui elemen interior dan furniture pada restoran sesuai dengan tema dan konsep.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan dan saran bagi perancangan yang telah dibuat serta saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan perancangan restoran ini.


(14)

76 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Banyak restoran yang memiliki desain dan suasana ruang yang menarik namun melupakan upaya untuk mengajak pengunjung belajar sedikit tentang budaya itu sendiri, sehingga pengunjung terbiasa hanya menyantap makanan dan menikmati suasananya tanpa memiliki rasa keingintahuan tentang latar belakang dan budayanya. Selain itu, terdapat pula komunitas pecinta Jepang yang seringkali tidak memiliki wadah dan fasilitas untuk mereka berkumpul bersama. Perancangan restoran Jepang ini diharapkan mampu meningkatkan rasa keingintahuan pengunjung dan semangat positif untuk menikmati makanan seraya mempelajari sedikit tentang budayanya. Di dalam restoran Jepang ini juga terdapat tempat serta fasilitas agar para komunitas Jepang memiliki wadah untuk mereka berkumpul dan mengobrol bersama.

Pengaplikasian tema dan konsep ini diterapkan ke dalam berbagai elemen interior maupun furniture pada restoran ini, di mana dalam perancangan restoran ini, suasana ruang dibuat lebih modern dengan adanya kombinasi material modern (seperti kaca, stainless steel, dan


(15)

77

menggunakan finishing HPL) serta tetap memasukkan material dan elemen khas dari Jepang itu sendiri.

Perancangan restoran Jepang ini mengambil konsep dari proses lipatan origami yang merupakan budaya khas dari Jepang, di mana setiap ruang memiliki alur dari lipatan origami, dari yang sederhana sampai kombinasi lipatan origami. Area chanoyu diletakkan di area depan karena menurut fungsinya tidak dapat menggunakan bentuk yang bermacam-macam sehingga desain pada ruang ini sangat sederhana karena dianggap seperti proses lipatan origami yang pada awalnya hanya dari sebuah kertas berbentuk bujur sangkar. Ketika pengunjung semakin masuk ke area belakang, maka desain akan semakin terlihat ‘ramai’ karena dalam proses lipatan origami, semakin rumit bentuk yang ingin dihasilkan maka proses lipatannya akan semakin banyak pula. Penyatuan karakteristik budaya dan bentuk dari seni proses origami itu sendiri diperlihatkan dengan menggabungkan lipatan origami dari segi furniture maupun elemen interior dengan tetap memasukkan budaya dan elemen khas Jepang, sehingga suasana Jepang pun dapat tetap terasa. Misalnya dengan mengaplikasikan area makan lesehan di mana pengunjung makan dengan menggunakan bantalan, seperti gaya makan yang khas dari Jepang. Selain itu juga menampilkan pola – pola yang khas dari Jepang seperti bentuk kotak-kotak, kayu yang dipasang memanjang, serta adanya elemen shoji screen yang merupakan elemen yang paling khas dari Jepang. Selain itu, dengan penambahan rangkaian bunga sakura dapat membuat pengunjung dapat merasakan suasana Jepang.

Dalam perancangan ini, untuk memperkenalkan budaya Jepang terdapat pula area galeri yang di dalamnya terdapat benda-benda khas Jepang seperti pakaian, topeng, lukisan dan buku – buku mengenai budaya Jepang. Selain itu, terdapat area chanoyu di mana area ini dapat memperkenalkan budaya minum teh khas Jepang.

5.2 Saran

 Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha akan lebih baik untuk dapat menyediakan lebih banyak referensi desain restoran mencakup standar dan referensi desain restoran di perpustakaan.


(16)

78

 Bagi mahasiswa lain sebaiknya melakukan studi pustaka yang mendalam, studi referensi desain yang menarik dan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan didesain sehingga dapat menghasilkan sebuah desain yang unik dan dapat memenuhi kebutuhan user.


(17)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Akmal, Imelda. (2013). Contemporary Restaurant. Jakarta: Imaji Media Pustaka.

De Mente, Boye Lafayette. (2006). Elements of Japanese Design. Canada: Periplus Edition. Ikeda, Yoshikazu. (2001).Japan at a Glance Updated. Japan: Kodansha.

Jitsukawa,M. (2004). Contemporary Japanese Restaurant Design. Singapore: Periplus Edition. Karlen,Mark & James, Benya. ( 2008). Dasar – Dasar Desain Pencahayaan. Jakarta: Erlangga. Neufert,E., & Neufert,P. (2002). Architects’ Data Third Edition. Black Well Science.

Panero,J., & Zelnik,M. (2003). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga. Sadler, A.L. (1998). Cha-No-Yu The Japanese Tea Ceremony. Singapore: Twelfth. Takei, Naoki. (2001). Japanese Culture. Japan: Shinaco CO.

Website

http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_09.html

http://rinakurniawati.wordpress.com/2013/01/11/definisi-restoran-kualitas-pelayanan-dan-kepuasan-pelanggan/

http://books.google.co.id/books?id=_wtaJXW_Fd0C&pg=PA124&lpg=PA124&dq=standar+are

a+dapur+dengan+area+makan&source=bl&ots=KVZb6tizPZ&sig=zHfqnM-vvAZ8LI4KBiKycnl9rLQ&hl=en&sa=X&ei=gnJGVIrgDIXcmAXt1IDgCw&redir_esc=y#v=on epage&q=standar%20area%20dapur%20dengan%20area%20makan&f=false

http://jepang.panduanwisata.com/2012/05/26/lanskap-indah-taman-karesansui-jepang/ http://www.rudydewanto.com/2010/04/taman-jepang.html

http://www.infojepang.net/daftar-makanan-khas-jepang/

http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/budaya/jepang/artikel/tambahan/rangkuman_budaya.html http://www.anneahira.com/origami.html


(18)

(1)

5

serta ide implementasi konsep pada obyek studi yang terdiri dari penjelasan dan implementasi konsep dan tema, serta penjelasan mengenai konsep, bentuk, pola, warna, tekstur, pencahayaan, penghawaan, serta keamanan.

BAB IV APLIKASI TEMA DAN KONSEP

Bab ini berisi tentang pengaplikasian tema dan konsep ke dalam perancangan restoran Jepang ini, melalui elemen interior dan furniture pada restoran sesuai dengan tema dan konsep.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan dan saran bagi perancangan yang telah dibuat serta saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan perancangan restoran ini.


(2)

76 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Banyak restoran yang memiliki desain dan suasana ruang yang menarik namun melupakan upaya untuk mengajak pengunjung belajar sedikit tentang budaya itu sendiri, sehingga pengunjung terbiasa hanya menyantap makanan dan menikmati suasananya tanpa memiliki rasa keingintahuan tentang latar belakang dan budayanya. Selain itu, terdapat pula komunitas pecinta Jepang yang seringkali tidak memiliki wadah dan fasilitas untuk mereka berkumpul bersama. Perancangan restoran Jepang ini diharapkan mampu meningkatkan rasa keingintahuan pengunjung dan semangat positif untuk menikmati makanan seraya mempelajari sedikit tentang budayanya. Di dalam restoran Jepang ini juga terdapat tempat serta fasilitas agar para komunitas Jepang memiliki wadah untuk mereka berkumpul dan mengobrol bersama.

Pengaplikasian tema dan konsep ini diterapkan ke dalam berbagai elemen interior maupun furniture pada restoran ini, di mana dalam perancangan restoran ini, suasana ruang dibuat lebih modern dengan adanya kombinasi material modern (seperti kaca, stainless steel, dan


(3)

77

menggunakan finishing HPL) serta tetap memasukkan material dan elemen khas dari Jepang itu sendiri.

Perancangan restoran Jepang ini mengambil konsep dari proses lipatan origami yang merupakan budaya khas dari Jepang, di mana setiap ruang memiliki alur dari lipatan origami, dari yang sederhana sampai kombinasi lipatan origami. Area chanoyu diletakkan di area depan karena menurut fungsinya tidak dapat menggunakan bentuk yang bermacam-macam sehingga desain pada ruang ini sangat sederhana karena dianggap seperti proses lipatan origami yang pada awalnya hanya dari sebuah kertas berbentuk bujur sangkar. Ketika pengunjung semakin masuk ke area belakang, maka desain akan semakin terlihat ‘ramai’ karena dalam proses lipatan origami, semakin rumit bentuk yang ingin dihasilkan maka proses lipatannya akan semakin banyak pula. Penyatuan karakteristik budaya dan bentuk dari seni proses origami itu sendiri diperlihatkan dengan menggabungkan lipatan origami dari segi furniture maupun elemen interior dengan tetap memasukkan budaya dan elemen khas Jepang, sehingga suasana Jepang pun dapat tetap terasa. Misalnya dengan mengaplikasikan area makan lesehan di mana pengunjung makan dengan menggunakan bantalan, seperti gaya makan yang khas dari Jepang. Selain itu juga menampilkan pola – pola yang khas dari Jepang seperti bentuk kotak-kotak, kayu yang dipasang memanjang, serta adanya elemen shoji screen yang merupakan elemen yang paling khas dari Jepang. Selain itu, dengan penambahan rangkaian bunga sakura dapat membuat pengunjung dapat merasakan suasana Jepang.

Dalam perancangan ini, untuk memperkenalkan budaya Jepang terdapat pula area galeri yang di dalamnya terdapat benda-benda khas Jepang seperti pakaian, topeng, lukisan dan buku – buku mengenai budaya Jepang. Selain itu, terdapat area chanoyu di mana area ini dapat memperkenalkan budaya minum teh khas Jepang.

5.2 Saran

 Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha akan lebih baik untuk dapat menyediakan lebih banyak referensi desain restoran mencakup standar dan referensi desain restoran di perpustakaan.


(4)

78

 Bagi mahasiswa lain sebaiknya melakukan studi pustaka yang mendalam, studi referensi desain yang menarik dan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan didesain sehingga dapat menghasilkan sebuah desain yang unik dan dapat memenuhi kebutuhan user.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Akmal, Imelda. (2013). Contemporary Restaurant. Jakarta: Imaji Media Pustaka.

De Mente, Boye Lafayette. (2006). Elements of Japanese Design. Canada: Periplus Edition.

Ikeda, Yoshikazu. (2001).Japan at a Glance Updated. Japan: Kodansha.

Jitsukawa,M. (2004). Contemporary Japanese Restaurant Design. Singapore: Periplus Edition.

Karlen,Mark & James, Benya. ( 2008). Dasar – Dasar Desain Pencahayaan. Jakarta: Erlangga. Neufert,E., & Neufert,P. (2002). Architects’ Data Third Edition. Black Well Science.

Panero,J., & Zelnik,M. (2003). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.

Sadler, A.L. (1998). Cha-No-Yu The Japanese Tea Ceremony. Singapore: Twelfth.

Takei, Naoki. (2001). Japanese Culture. Japan: Shinaco CO.

Website http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp_09.html http://rinakurniawati.wordpress.com/2013/01/11/definisi-restoran-kualitas-pelayanan-dan-kepuasan-pelanggan/ http://books.google.co.id/books?id=_wtaJXW_Fd0C&pg=PA124&lpg=PA124&dq=standar+are a+dapur+dengan+area+makan&source=bl&ots=KVZb6tizPZ&sig=zHfqnM-vvAZ8LI4KBiKycnl9rLQ&hl=en&sa=X&ei=gnJGVIrgDIXcmAXt1IDgCw&redir_esc=y#v=on epage&q=standar%20area%20dapur%20dengan%20area%20makan&f=false http://jepang.panduanwisata.com/2012/05/26/lanskap-indah-taman-karesansui-jepang/ http://www.rudydewanto.com/2010/04/taman-jepang.html http://www.infojepang.net/daftar-makanan-khas-jepang/ http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/budaya/jepang/artikel/tambahan/rangkuman_budaya.html http://www.anneahira.com/origami.html


(6)