Pemanfaatan limbah rambut sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air.

PEMANFA
AATAN LIMBAH RAMBUT SEB
BAGAI
NTI IJUK UNTUK MENYARING AIR
PENGGAN

OLEH
SANG KETUT SUDIRGA

JUR
RUSAN BIOLOGI FAKULTAS MIPA
A
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Sang
Hyang Widhi Wasa atas berkat dan rahmat-Nya karya tulis yang berjudul

“Pemanfaatan limbah rambut sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air”
dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Rektor Universitas Udayana, Bapak Dekan Fakultas MIPA Universitas Udayana
dan Ketut Jurusan Biologi Fakutas MIPA Universitas Udayana atas kesempatan
dan fasilitas yang telah digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini. Kami menyadari bahwa karya
tulis ini merupakan karya tulis pemula sehingga masih jauh dari sempurna. Untuk
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan karya tulis ini dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 9 Januari 2016
Penulis

2

PEMANFAATAN LIMBAH RAMBUT SEBAGAI PENGGANTI IJUK
UNTUK MENYARING AIR
Sang Ketut Sudirga

sangkets@yahoo.com
Laboratorium Biokimia, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

ABSTRAK
Air merupakan kebutuhan mutlak setiap mahluk hidup termasuk manusia.
Ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan semakin terbatas dan banyak
air yang tersedia sudah tidak bersih atau tercemar. Sehingga perlu dilakukan usaha
atau teknik untuk membuat air tidak bersih menjadi bersih. Untuk itu telah
dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah rambut sebagai pengganti ijuk
untuk menyaring air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah limbah
rambut dapat digunakan sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air dan untuk
mengetahui tingkat kejernihan air hasil penyaringan dengan menggunakan limbah
rambut sebagai pengganti ijuk. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
dengan membandingkan beberapa perlakuan yang digunakan untuk menyaring air
dan hasilnya dibandingkan dengan kejernihan air yang tidak disaring sebagai
kontrol. Jenis perlakuan antara lain Perlakuan I (PI) dengan susunan bahan arang,
kerikil dan pasir, perlakuan II (PII) dengan susunan bahan arang, kerikil, pasir dan
ijuk sedangkan perlakuan III (PIII) dengan susunan bahan arang, krikil, pasir dan
rambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air hasil saringan dengan perlakuan

II dan perlakuan III paling jernih jika dibandingkan dengan perlakuan I dan
kontrol dan air hasil saringan perlakuan I lebih jernih dari air kontrol tetapi lebih
keruh dari perlakuan II dan perlakuan III dan air hasil saringan perlakuan I, II dan
III tidak berbau sendangkan air kontrol berbau. Hal ini menunjukkan bahwa
limbah rambut dapat digunakan sebagai penyaring air sebagai pengganti ijuk dan
arang yang digunakan sebagai salah satu bahan penyaring untuk menghilangkan
bau pada air.
Kata kunci : air, arang, limbah rambut, ijuk, eksperimental.

3

DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………

1

KATA PENGANTAR ……………………..……..……………………….

2


ABSTRAK ……………………………………….………………………...

3

DAFTAR ISI ……………………………………..………………………..

4

DAFTAR TABEL …………………………….…………………………..

6

DAFTAR GAMBAR ………………………..…………………………….

7

BAB I

PENDAHULUAN …………...………..………………………


8

1.1 Latar Belakang ……………......…………………………….

8

1.2 Rumusan Masalah …………...……………………………...

8

1.3 Tujuan Penelitian ……………...……………………………

8

1.4 Manfaat Penelitian …………...……………………………..

10

1.5 Batasan Penelitian ………...………………………………...


10

TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….

11

2.1 Air dan Manfaatnya ………………………………………...

11

2.2 Pencemaran Air …………………………………………….

12

2.3 Bahan Pencemar Air ………………………………………..

13

2.3.1 Sampah …………………………………………………


13

2.3.2 Air limbah ………………………………………………...

14

2.3.3 Sampah manusia ………………………………………….

14

2.4 Pengelolaan Limbah ………………………………………..

15

2.5 Standar Baku Air Minum …………………………………..

16

METODA PENELITIAN ……………………………………


18

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………

18

3.2 Jenis Penelitian ……………………………………………..

18

3.3 Metoda Pengumpulan Data …………………………………

18

3.4 Cara/Prosedur Melakukan Penelitian ………………………

19

3.4.1 Pengumpulan bahan dan alat ……………………………..


19

3.4.2 Penyusunan alat penyaring ……………………………….

19

BAB II

BAB III

4

3.4.3 Penyaringan air kotor ……………………………………..

19

3.5 Uji Tingkat Kejernihan Air Hasil Saringan ………………...

20


3.6 Skema Susunan Alat Penyaring …………………………….

20

HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………..

21

4.1 Hasil ………………………………………………………...

21

4.2 Pembahasan ………………………………………………...

22

KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………..

24


5.1 Kesimpulan …………………………………………………

24

5.2 Saran ……………………………………………………….

24

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

25

LAMPIRAN ………………………………………………………………

26

BAB IV

BAB V

5

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1

Hasil uji tingkat kejernihan air hasil penyaringan dengan
menggunakan spektro fotometer dengan panjang golombang
660 nm ……………………………………………………….

6

22

TABEL GAMBAR

Gambar 3.1

Skema susunan bahan-bahan yang digunakan untuk
menyaring air kotor dan rambut digunakan sebagai
pengganti ijuk ……………………………………………...

Gambar 4.1

20

Air hasil penyaringan dengan menggunakan beberapa
perlakuan yaitu (K = kontrol, PI = perlakuan I, PII =
perlakuan II dan PIII = perlakuan III). …………………….

7

21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Oleh karena itu, orang
dewasa perlu minum air minimal 1,5 – 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam
tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ). Di dalam tubuh
manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan dalam bentuk
larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk
melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada
disekitar alveoli (Mulia, 2005).
Sumber air dapat berasal dari air permukaan, air tanah dan air angkasa. Air
permukaan merupakan air yang terdapat pada permukaan tanah seperti air
sungai, dan danau. Air tanah merupakan air yang terdapat di dalam tanah
seperti air sumur. Sedangkan air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfer,
seperti air hujan dan salju. Kualitas berbagai sumber air tersebut berbeda-beda
sesuai dengan kondisi alam serta aktivitas manusia yang ada disekitarnya. Air
tanah dan air permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah yang ada
disekitarnya tidak tercemar, oleh karenanya air permukaan dan air tanah sangat
bervariasi kualitasnya (Soemirat, 2009).
Pencemaran air dapat merupakan masalah nasional, regional maupun
lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta
aktivitas penggunaan lahan. Walaupun air merupakan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui, tetapi air akan dapat dengan mudah tercemar oleh aktivitas
manusia untuk tujuan yang bermacam-macam seperti kegiatan industri,
pertanian, peternakan dan aktivitas rumah tangga (Darmono, 1995).

8

Sumber air bersih saat ini mulai sulit ditemukan dan harganya sangat
mahal terutama pada beberapa tempat bagi mereka yang bermukim di daerah
perkotaan, daerah industri, daerah bekas rawa, bekas pesawahan, atau tempat
tertentu lainnya. Telah banyak cara atau teknik dikembangkan dalam rangka untuk
memperoleh air yang bersih. Salah satu cara yang umum dan yang termudah
adalah dengan melakukan penyaringan dengan menggunakan beberapa alat atau
bahan seperti arang, kerikil, pasir dan ijuk.
Ijuk merupakan bagian dari tanaman enau yang sering dimanfaatkan untuk
atap bangunan, sapu, tali, menyaring air dan sebagainya. Kerberadaan ijuk saat ini
semakin langka karena banyak tanaman enau ditebang untuk alih fungsi lahan.
Sehingga fungsi ijuk untuk menyaring air dapat digantikan dengan bahan lainnya
yang mudah diperolah salah satu diantaranya adalah rambut. Rambut merupakan
mahkota manusia yang berfungsi melindungi kepala. Untuk mempercantik dirinya
seseorang seringkali menata rambutnya, dan pada saat penataan rambut biasanya
rambut dipotong dan potongan rambut biasanya dibuang sebagai limbah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah limbah rambut dapat dimanfaatkan sebagai pengganti ijuk untuk
menyaring air ?.
2. Bagaimanakah kualitas fisik air yang disaring dengan menggunakan
limbah rambut ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui manfaat limbah rambut sebagai pengganti ijuk untuk
menyaring air.
2. Untuk mengetahui kualitas fisik air yang disaring dengan menggunakan
limbah rambut.

9

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa adalah untuk menambah wawasan dan kreativitas
inovasi dengan memanfaatkan bahan tidak bermanfaat yang ada disekitar
lingkungan siswa.
2. Manfaat bagi masyarakat adalah untuk memberikan informasi bahwa
limbah rambut dapat dimanfaatkan sebagai pengganti ijuk untuk
menyaring air.
1.5 Batasan Penelitian
Sebagai batasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya mengamati
perbedaan kondisi fisik air seperti kekeruhan air dengan cara membandingkan air
setelah disaring dan sebelum disaring dengan menggunakan limbah rambut
sebagai pengganti ijuk. Sedangkan sampel air yang disaring diambil dari air
sungai yang ada disekitar Jalan Ahmad Yani Denpasar pada musim hujan.

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air dan Manfaatnya
Air merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup
seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Semua mahluk hidup
memerlukan air untuk membantu proses metabolisme yang ada didalam tubuhnya.
Air juga penting bagi lingkungan untuk kelestarian alam beserta isinya. Apabila
keberadaan air tidak seimbang dengan keberadaan alam maka tidak akan tercipta
keselarasan mahluk hidup dengan lingkungannya. Misalnya apabila air tidak bisa
memenuhi kebutuhan hutan, maka manfaat hutan tidak akan bisa dirasakan oleh
mahluk hidup yang lainnya.
Fungsi air juga merupakan zat yang sangat dibutuhan selain udara dan tidak
seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu,
air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan
kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri,
pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Akan
tetapi, air bisa menjadi petaka jika kita tidak bisa merawat sumbernya. Air bisa
menjadi perantara penyakit-penyakit yang menyerang manusia.
Keberadaan dan manfaat air bagi kesehatan tubuh sangat penting dimana air
adalah sumber kehidupan. Kemampuan air bisa memperbaiki daya tahan tubuh
karena air dapat menaikkan simpanan glycogen, suatu bentuk dari karbohidrat
yang tersimpan dalam otot dan digunakan sebagai energi saat kita sedang
beraktifitas atau pun bekerja. Air juga membantu kita untuk menahan rasa lapar
dimana kita ketahui bahwa rasa lapar kadang merupakan penyamaran dari rasa
haus. Sewaktu kita mengalami dehidrasi kita akan berpikir kalau kita sedang lapar
dan mungkin merasa ingin makan padahal yang kita butuhkan sebenarnya adalah
air.
Selain manfaat air untuk kesehatan sangat jelas, ternyata air juga memiliki
fungsi utama bagi kehidupan, fungsi air tersebut adalah; Membentuk sel-sel baru,
memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak; Melarutkan dan membawa nutrisinutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan; Melarutkan
dan mengeluarkan sampah-sampah dan racun dari dalam tubuh kita; Katalisator
11

dalam metabolisme tubuh serta mampu meredam benturan bagi organ vital dan
pelumas bagi sendi-sendi dan menstabilkan suhu tubuh.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Manusia
dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang di
kehendaki. Kegiatan ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala yang bersifat
negatif, diantaranya adalah masuknya energi dan juga limbah bahan atau
senyawa lain ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara
dan tanah yang akan menurunkan kualitas lingkungan hidup.
2.2 Pencemaran Air
Pencemaran air yaitu masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen
lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurut
Kristanto (2002) pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan
normal. Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya
berbagai logam berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam berat ini
berasal dari kegiatan industri. Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan
logam berat antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/tinta warna,
percetakan, bahan agrokimia dll. Beberapa logam berat ternyata telah mencemari
air, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan ( Wisnu, 1995).
Menurut Josua (2013), selain limbah industri pencemaran air juga dapat
disebabkan oleh limbah rumah tangga. Menurut jenisnya limbah rumah tangga
ada 3 jenis yaitu limbah pertama berupa sampah, kemudian limbah kedua
berupa air limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci,
kemudian limbah ketiga adalah kotoran yang dihasilkan manusia. Limbahlimbah ini, jika tak dikelola dengan baik, dapat berpotensi tinggi mencemari
lingkungan sekitar.
Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung yaitu bahan yang menimbulkan pencemaran tersebut
langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia,
hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara
maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di
udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran. Pencemaran
12

memiliki dampak secara langsung bagi kesehatan misalnya keracunan (diare,
muntah), dll dan memiliki efek tidak langsung (efek jangka panjang) bagi
kesehatan misalnya kanker.
2.3 Bahan Pencemar Air
2.3.1 Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Berdasarkan sumbernya :
1) Sampah alam
2) Sampah manusia
3) Sampah konsumsi
4) Sampah nuklir
5) Sampah industri
6) Sampah pertambangan

Berdasarkan sifatnya :
1) Sampah organik dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah
lebih lanjut menjadi kompos
2) Sampah anorganik tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa
13

sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton
2.3.2 Air Limbah
Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga
dilakukan penanganan terhadap limbah. Air kotor adalah air bekas pakai yang
sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak
menimbulkan wabah penyakit.
2.3.3 Sampah Manusia
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia
dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai
vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah
satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
Selain itu sampah manusia juga dapat berupa sampah konsumsi. Sampah
konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini
adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah
sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah
yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

14

2.4 Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah cair ini dilakukan melalui sarana Instalasi Pengelolaan
Air Limbah (IPAL). Pembangunan beberapa IPAL yang ada mempunyai tujuan
untuk penataan lingkungan agar terbebas dari pencemaran limbah sehingga bisa
meningkatkan derajat kesehatan manusia, memulihkan keadaan badan air atau
sungai yang mulai tercemar air limbah pabrik dan limbah pemukiman, serta
perbaikan kualitas air tanah karena pada umumnya masyarakat masih
banyak yang mengkonsumsi air tanah dangkal sebagai air minum.
Pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih
dan sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan. Proses pengolahan air
minum merupakan proses perubahan sifat, fisik, kimia, dan biologi air baku agar
memenuhi syarat agar digunakan sebagai air minum. Tujuan dan kegiatan
pengolahan air minum antara lain:
1. menurunkan kekeruhan.
2. mengurangi bau, rasa, dan warna.
3. menurunkan dan mematikan mikroorganisme.
4. melindungi kadar-kadar bahan yang terlarut dalam air.
5. menurunkan kesadahan.
6. memperbaiki derajat keasaman (pH).

Dengan perkembangan penduduk yang cepat dan teknologi di
perkotaan, pengolahan air khusus dilakukan oleh perusahaan air minum
(PAM). Selain mengolah air, PAM juga mendistribusikannya ke rumah-rumah
penduduk. Jika terdapat air yang kualitasnya kurang baik perlu dilakukan
pengolahan dengan teknik sederhana dan tepat guna sesuai bahan yang ada di
lokasi. Pengolahan air secara biologi untuk mematikan potagen dapat
berlangsung bersama-sama dengan reaksi kimia dan fisika atau secara khusus
dengan memberikan desinfektan pada sampel air.
Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan di pedesaan adalah
penyaringan (filtrasi), pengendapan (sedimentasi), dan absorpsi. Penyaringan
merupakan proses pemisahan antara padatan / koloid dengan cairan. Proses
15

penyaringan bisa merupakan proses awal (primary treatment) atau penyaringan
atau proses sebelumnya, misalnya penyaringan dan hasil koagulasi Sedimentasi
merupakan proses bahan padat dari air olahan. Proses sedimentasi dapat terjadi
bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar daripada air sehingga
mudah tenggelam. Proses pengendapan ada yang bisa terjadi langsung, tetapi
ada pula yang memerlukan proses pendahuluan seperti koagulasi / reaksi kimia.
Prinsip sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan
gaya garavitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam pengendapan
sedangkan air murni berada di atas pengendapan.

Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu. Dengan
penyerapan air tersebut air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat
oleh absorben. Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari
karbon aktif. Pemakaiannya dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke
dalam air olahan atau dengan cara menyalurkan air melalui saringan yang
medianya terbuat dari karbon aktif kasar. Adsorpsi merupakan penangkapan
atau pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh adsorben. Adsorben yang umum
digunakan adalah karbon aktif karena absorpsi oleh karbon aktif untuk mengolah air
olahan yang mengadung venol dan bahan yang memiliki berat molekul tinggi.
Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben dengan serbuk
karbon aktif atau dengan cara menjadikan karbon aktif sebagai media filtrasi
(filtration bed).
2.5 Standar Baku Air Minum
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan
yang dapat diminum. Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan
rumah tangga ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 01 / birhukmas / I / 1975 Tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum. Standar baku air minum tersebut disesuaikan
dengan standar internasional yang ditetapkan WHO. Standarisasi kualitas air
tersebut bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan meningkatkan derajat
16

kesehatan masyarakat, terutama dalam pengolahan air atau kegiatan usaha
mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum.
Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai kelayakan pendistribusian
sumber air untuk keperluan rumah tangga. Kualitas air yang digunakan sebagai
air minum sebaiknya memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, dan
mikrobiologis.
a. Persyaratan fisika air minum
Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan berikut :
1. Jernih atau tidak keruh.
2. Tidak berwarna.
3. Rasanya tawar.
4. Tidak berbau
5. Temperaturnya normal
6. Tidak mengandung zat padatan

b. Persyaratan kimia air minum
Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut :
1. pH normal.
2. Tidak mengandung bahan kimia beracun.
3. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam.
4. Kesadahan rendah.
5. Tidak mengandung bahan organik

c. Persyaratan mikrobiologi air minum
Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air minum adalah
sebagai berikut :
1. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli,

salmonellatyphi, vibrio cholera, dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah
tersebar melalui air (transmitted by water).
2. Tidak

mengandung

bakteri

nonpatogen,

phytoplankton coliform, cladocera, dan lain-lain.
17

seperti

actinomycetes,

BAB III
METODA PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu dari tanggal 15 Desember sampai
tanggal 30 Desember 2015. Penelitian dilakukan di Jalan Ahmad Yani Gang
Kokokan No. 11 Denpasar (Rumah Sang Ayu Bulan Dirga Pradnyani). Untuk uji
kejernihan air hasil penyaringan dengan spektro fotometer dilakukan di
Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana
Jalan PB. Sudirman Denpasar.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental yaitu
dengan cara mencoba beberapa bahan termasuk limbah rambut digunakan untuk
menyaring air kotor yang kemudian hasil penyaringan dibandingkan tingkat
kejernihannya.
3.3 Metode Pengumpulan Data/Disains Rancangan
Data diperoleh dan dikumpulkan melalui percobaan/eksperimen dengan
membandingkan beberapa perlakuan bahan-bahan yang digunakan untuk
menyaring air kotor diantaranya :
a. Sebagai kontrol yaitu air kotor yang tidak disaring
b. Perlakuan I yaitu air kotor yang disaring dengan arang, krikil dan pasir
c. Perlakuan II yaitu air kotor yang disaring dengan arang, krikil, pasir dan
ijuk.
d. Perlakuan III yaitu air kotor yang disaring dengan arang, krikil, pasir dan
rambut.
Kemudian air hasil dari penyaringan masing-masing perlakuan dan kontrol
dibandingkan tingkat kejernihan airnya. Tingkat kejernihan air diukur dengan
spektro fotometer dengan panjang gelombang 660 nm.

18

3.4 Cara/Prosedur Melakukan Penelitian
3.4.1 Pengumpulan bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti air kotor, arang,
batu krikil, pasir, rambut dan botol mineral diperoleh dari beberapa tempat. Air
kotor diperoleh dari sungai yang ada disekitar rumah saat musim hujan, arang
dibuat dari kayu gempinis dengan cara dibakar, batu krikil dan pasir diperoleh
dari tukang bangunan disekitar rumah sedangkan limbah rambut diperoleh dari
Erika Salon di Jalan Raya Mambal. Untuk botol air mineral diperoleh dari botolbotol bekas air mineral yang dikumpulkan dari tetangga disekitar rumah.
Sedangkan beberapa alat yang digunakn seperti Erlenmeyer 100 mL dan 500 mL
dan

spektro

fotometer

meminjam

dari

Laboratorium

Biopestisida

dan

Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
3.4.2 Penyusunan alat penyaring
Setelah bahan-bahan penyaring terkumpul, maka bahan tersebut disusun
dalam botol bekas air mineral ukuran 1.200 mL, susunan alat penyaring sesuai
dengan perlakuan yaitu :
a. Kontrol : Pada botol bekas air mineral tidak diisi bahan penyaring
b. Perlakuan I : Pada botol bekas air mineral diisi dengan pasir, batu krikil dan
arang.
c. Perlakuan II : Pada botol bekas air mineral diisi dengan arang, ijuk, pasir dan
batu krikil.
d. Perlakuan III : Pada botol bekas air mineral diisi dengan arang, rambut, pasir
dan batu krikil.

3.4.3 Penyaringan air kotor
Setelah alat penyaring tersusun sesuai dengan perlakuan atau susunan
bahan-bahan yang digunakan, selanjutnya kedalam masing-masing botol air
mineral tersebut diisikan sebanyak 500 mL air kotor yang diambil dari sungai
yang ada disekitar rumah. Hasil saringan air tersebut ditampung dalam botol
Erlenmeyer 500 mL, kemudian dibandingkan tingkat kejernihannya.
19

3.5 Uji Tingkat Kejernihan Air Hasil Saringan
Sebanyak 4 sampel air masing-masing 100 mLyang diperoleh dari hasil
penyaringan diamati secara fisik dengan melihat tingkat kejernihan air tersebut.
Untuk memastikan tingkat kejernihan masing-masing sampel air dilakukan uji
laboratorium menggunakan alat spektro fotometer dengan panjang gelombang 660
nm dengan menggunakan larutan blanko berupa air kran dari PDAM sebagai
parameter pembanding.
3.6. Skema Susunan Alat Penyaring
Skema atau gambar salah satu susunan alat penyaring yang digunakan untuk
menyaring air seperti Gambar 3.1 dibawah ini:

Gambar 3.1
Skema susunan bahan-bahan yang digunakan untuk menyaring air kotor dan
rambut digunakan sebagai pengganti ijuk.

20

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu menyaring air kotor dengan
menggunakan beberapa bahan-bahan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Air kotor yang disaring pada botol kontrol menunjukkan hasil saringan
paling kotor dan airnya berbau.
b. Air kotor yang disaring pada botol perlakuan I (arang, batu krikil dan pasir)
memiliki tingkat kejernihan lebih jernih dari kontrol dan airnya tidak
berbau.
c. Air kotor yang disaring pada botol perlakuan II (arang, batu krikil, pasir
dan ijuk) memiliki kejernihan lebih jernih dari kontrol dan botol pada
perlakuan I dan airnya tidak berbau
d. Air kotor yang disaring pada botol perlakuan III (arang, batu krikil, pasir
dan rambut) memiliki kejernihan lebih jernih dari kontrol dan perlakuan I
dan sama jernih dengan perlakuan botol II dan airnya tidak berbau.
Hasil pengamatan secara kasat mata sifat fisika atau tingkat kejernihan
masing-masing air hasil penyaringan seperti Gambar 4.1 di bawah ini :

Gambar 4.1
Air hasil penyaringan dengan menggunakan beberapa perlakuan yaitu (K =
kontrol, PI = perlakuan I, PII = perlakuan II dan PIII = perlakuan III).

21

Hasil uji tingkat kejernihan air hasil penyaringan air kotor dengan berbagai
perlakuan menggunakan spektro fotometer dengan panjang golombang 660 nm
disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil uji tingkat kejernihan air hasil penyaringan dengan menggunakan
spektro fotometer dengan panjang golombang 660 nm.
No.

PERLAKUAN

HASIL

NOTASI

KET.

1.

Kontrol/tanpa penyaringan

1,409

a

Berbau

2.

Perlakuan I

0,010

b

-

3.

Perlakuan II

0,002

c

-

4.

Perlakuan III

0,002

c

-

Hasil pengukuran sifat fisik air atau tingkat kejernihan air hasil penyaringan
setiap perlakuan menggunakan spektro fotometer dengan panjang golombang 660
nm menunjukkan bahwa penyaringan air dengan perlakuan I air yang dihasilkan
lebih jernih dengan kontrol tetapi lebih keruh dengan perlakuan II dan III. Air
hasil penyaringan perlakuan II lebih jernih dari air kontrol dan perlakuan I tetapi
sama jernih dengan air hasil penyaringan perlakuan III. Sedangkan air hasil
penyaringan perlakuan III lebih lebih jernih dari kontrol dan perlakuan I tetapi
sama jernih dengan air hasil penyaringan perlakuan II.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam Gambar 4.1 dan Tabel
4.1 menunjukkan bahwa air saringan dari semua perlakuan (PI, PII dan PIII)
hasilnya lebih jernih jika dibandingkan dengan kontrol. Tetapi dari tiga perlakuan
yang diujikan menunjukkan hasil bahwa air hasil saringan pada perlakuan II dan
III sama jernih, tetapi lebih jernih jika dibandingkan dengan air hasil saringan
pada perlakuan I dan kontrol. Ini menunjukkan bahwa limbah rambut yang
digunakan sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air menghasilkan air dengan
tingkat kejernihan hasil saringan yang sama, berarti limbah rambut dapat
digunakan sebagai pengganti ijuk untuk menyaring air.
22

Air hasil saringan dengan perlakuan I, II dan III lebih jernih dan tidak
berbau jika dibandingkan dengan air hasil saringan kontrol hal ini disebabkan
karena air hasil saringan pada perlakuan I, II dan III pada alat penyaringnya
dilengkapi dengan beberapa bahan dengan fungsi sebagai berikut :
1. Arang yang berfungsi untuk menyerap bau sehingga air hasil saringannya
tidak berbau.
2. Batu krikil berfungsi untuk mengendapkan atau menyaring kotoran dengan
ukuran yang besar yang tercampur dalam air kotor.
3. Pasir berfungsi untuk meyaring atau mengendapkan kotoran dengan
ukuran kecil atau halus yang tercampur dalam air kotor sehingga kotoran
yang tercampur dalam air.
4. Sedangkan ijuk atau rambut berfungsi untuk menyaring lemak atau
minyak yang tercampur dalam air kotor.
Air hasil saringan pada perlakuan II dan III memiliki tingkat kejernihan
yang sama dan lebih jernih jika dibandingkan dengan kontrol dan air hasil
saringan pada perlakuan I. Hal ini disebabkan oleh karena pada perlakuan II dan
III alat penyaringnya dilengkapi dengan bahan yang berbeda dengan fungsi yang
sama, yaitu pada perlakuan II dilengkapi dengan ijuk yang merupakan salah satu
bahan sering digunakan untuk menyaring air. Sedangkan pada perlakuan III
dilengkapi dengan potongan rambut. Antara ijuk dan rambut mempunyai fungsi
yang sama dalam menyaring air yaitu berfungsi untuk menyaring minyak dan
lemak. Sehingga dengan dilengkapi ijuk atau rambut pada alat penyaring air
lemak atau minyak yang tercampur dalam air akan dapat disaring atau
terperangkap sehingga air yang dihasilkan lebih jernih. Disamping itu penempatan
ijuk atau rambut paling bawah pada alat penyaringan bertujuan untuk menahan
pasir agar tidak menutupi lubang sehingga air dapat keluar dari alat penyaring.
Dengan semakin langkanya ijuk, maka rambut dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif bahan penyaring air secara sederhana. Hal mengingat untuk di
daerah perkotaan lebih mudah mencari potongan rambut (limbah rambut)
dibandingkan mencari ijuk, disamping itu potongan rambut belum banyak
dimanfaatkan dan kebanyakan dibuang sebagai limbah
23

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang diuraikan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Potongan rambut (limbah rambut) dapat digunakan sebagai pengganti
ijuk untuk menyaring air.
2. Kualitas fisik terutama tingkat kejernihan air yang dihasilkan dengan
menggunakan rambut sebagai salah satu bahan penyaring air kotor
menghasilkan air hasil saringan dengan tingkat kejernihan yang sama
dengan menggunakan ijuk.

5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian dan uji
kualitas air yang dihasilkan seperti uji kimia dan biologi agar air hasil
penyaringan dengan memanfaatkan limbah rambut dapat digunakan secara aman
oleh masyarakat.

24

DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 1995. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. CV.
Rajawali. Jakarta.
Josua.

2013.

Dampak

Pencemaran

Lingkungan

dan

Usaha-Usaha

Pengendaliannya. Andi Offset. Surakarta.
Kristanto. 2002. Pemanfaatan Ijuk Untuk Penjernihan Air Secara Sederhana.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Mulia. 2005. Teknik Sederhana Penjernihan Air di Daerah Pemukiman Padat
Penduduk. Suara Kota. Surabaya.
Slamet. 2007. Teknologi Sederhana Penjernihan Air di Lahan Bekas Lahan
Gambut. PT. Cipta Karya. Jakarta.
Soemirat. 2009. Baku Mutu Air Minum Secara Fisik, Kimia dan Biologi. Dinas
Kesehatan Kota Surabaya. Surabaya.
Wisnu. 1995. Pemanfaatan IPAL Untuk Mengelola Air Limbah Rumah Tangga.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Jakarta.

25

LAMPIRAN
1. Beberapa bahan-bahan yang digunakan untuk menyaring air

Potongan rambut

Arang

Batu krikil

Air kotor

Botol air mineral
26

2. Rangkaian alat dan proses penyaringan air

Susunan alat penyaring
3.

Penyaringan air kotor

Air hasil saringan

Air hasil saringan

27

4. Alat spektro fotometer

Alat Spektro fotometer

Masing-masing sampel air diuji dengan spektro fotometer

28