Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah (Zingiber offinale Rosc.Var.rubrum) Terhadap Candida albicans Secara In Vitro.

(1)

iv ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP

Candida albicans SECARA IN VITRO

Yulius Setiadi, 2007; Pembimbing I : Triswaty Winata, dr., M.Kes Pembimbing II : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

Kandidiasis yang sering disebabkan oleh Candida albicans cukup banyak terdapat di Indonesia, antara lain pada kandidiasis mulut. Obat-obatan kandidiasis yang saat ini digunakan mempunyai cukup banyak efek samping, dan harganya yang mahal, sehingga alternatif digunakan tanaman obat seperti jahe yang diduga berefek antifungal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol rimpang jahe merah (EERJM) terhadap jamur Candida albicans dengan melihat adanya zona inhibisi yang terbentuk. Data yang diukur adalah diameter zona inhibisi mutlak dalam milimeter (mm).

Penelitian yang dilakukan bersifat prospektif eksperimental laboratorik dan deskriptif. Larutan EERJM dengan konsentrasi 100%, 75%, 50%, dan 25% yang didapat, masing-masing diambil 10 l, kemudian diteteskan pada cakram netral steril yang diletakan pada medium Mueller Hinton Agar, yang sebelumnya telah diinokulasi dengan suspensi Candida albicans. Masing-masing medium kemudian dimasukkan ke dalam inkubator 37ºC selama 24 jam.

Hasil penelitian menunjukkan adanya zona inhibisi yang terbentuk pada seluruh keliling cakram yang ditetesi EERJM baik dengan konsentrasi 100%, 75%, 50%, dan 25%. Rata-rata diameter inhibisi yang terbentuk pada konsentrasi 100% adalah sebesar 16,50 mm, 75% sebesar 14,20 mm, 50% sebesar 10,07mm, 25% sebesar 7,92 mm, dan kontrol positif dengan nystatin sebesar 22,07 mm. Berdasarkan pembacaan tes sensitivitas antimikroba dengan menggunakan kontrol positif nystatin terhadap pertumbuhan Candida albicans, diameter inhibisi yang terbentuk pada konsentrasi 100% dan 75% termasuk intermediate, untuk konsentrasi 50% dan 25% termasuk resisten.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah EERJM mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida albicans secara in vitro.


(2)

v ABSTRACT

ANTIFUNGAL ACTIVITY OF ETHANOL EXTRACT OF RED GINGER RHIZOME (Zingiber officinale Rosc. var rubrum) AGAINTS Candida albicans IN

VITRO

Yulius Setiadi, 2007; Tutor 1st : Triswaty Winata, dr., M.Kes Tutor 2nd : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

Candidiasis which often cause by Candida albicans which disease quite a lot in Indonesia, for example is oral candidiasis. Candidiasis drugs which use at this time had some side effects, and the price relatively expensiv, so that alternatively is used the herbal plant like ginger which guessed had antigungal activty.

The purpose of this research is to know the antigungal activity of etanol extract of red ginger rhizome( EERJM) againts Candida albicans, by observing the inhbition zone formed. The measured data is the absolut diameter of inhibition zone in milimeters (mm).

The research were experimental laboratory prospective and descriptive work. Solution of EERJM with concentration 100%, 75%, 50%, and 25% available, each solution had been taken 10 µl, and then dripped on sterile neutral disc which placed on the medium of Mueller Hinton, which previously has been inculation with Candida albicans supention. Each medium incubation at 37ºC during 24 hours.

The result of research showed the existence of inhibition zone was form around disc which countained the solution of EERJM in all concentration. Mean of diameter inhibition zone of 100% concentraition is 16,50 mm, 75% is 14,20 mm, 50% is 10,07mm, 25% is 7,92 mm, and positive control with nystatin is 22,07 mm. According to the result of antimicroba sensitivity test using by positive control of nystatin about growth of Candida albicans, diameter inhibition zone has been form at concentration 100% and 75% including intermediate, for concentration 50% and 25% including resisten.

Conclusion of this research is EERJM had antifungal activity againts Candida albicans by in vitro.


(3)

(4)

(5)

viii DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Kegunaan Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 3

1.7 Lokasi dan Waktu ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Candida albicans... 5

2.1.1 Taksonomi Candida albicans... 5

2.1.2 Morfologi dan Identifikasi Candida albicans... 6

2.1.3 Faktor Virulensi Candida albicans... 7

2.1.4 Manifestasi Klinik... 10

2.1.4.1 Kandidiasis Mulut dan Mukosa ... 10

2.1.4.2 Kandidiasis Sistemik... 11

2.1.4.3 Kandidiasis Mukotan Kronik ... 12

2.1.5 Kandidiasis Oral... 13

2.2 Nistatin ... 14

2.3 Jahe... 15

2.3.1 Taksonomi Jahe... 16

2.3.2 Morfologi Tanaman Jahe ... 16

2.3.3 Jahe Merah ... 17

2.3.4 Manfaat Jahe ... 19

2.3.5 Kandungan Kimia Rimpang Jahe... 19

2.3.6 Zat Aktif Zingerone... 20

2.3.7 Toksisitas Jahe ... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 22


(6)

ix

3.2.1 Alat yang digunakan ... 22

3.2.2 Bahan yang digunakan ... 22

3.3 Prosedur Kerja... 23

3.3.1 Hari Pertama... 23

3.3.2 Hari Kedua ... 24

3.3.3 Hari Ketiga ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah terhadap Candida albicans... 27

4.2 Hasil Tes Sensivitas Antimikroba (Kontrol positif) ... 27

4.3 Pembahasan... 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN... 33


(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rata-rata Diameter (dalam mm) Zona Inhibisi yang Terbentuk untuk Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah Terhadap Candida albicans dengan Berbagai Konsentrasi ... 27 Tabel 4.2 Rata-rata Diameter (dalam mm) Zona Inhibisi Pada Tes Sensivitas

Mikroba (Kontrol Positif)... 27 Tabel 4.3 Kriteria Pembacaan Hasil Tes Sensitivitas Antimikroba... 28


(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sel budding (blastospora) yeast C..albicans... 6

Gambar 2.2 Pemeriksaan Candida albicans dengan pewarnaan Gram ... 7

Gambar 2.3 Koloni Candida albicans... 7

Gambar 2.4 Onychomycosis... 12

Gambar 2.5 Vulvovaginitis ... 12

Gambar 2.6 Candidal balanitis... 12

Gambar 2.7 Thrush pada mukosa lidah... 13

Gambar 2.8 Thrush pada mukosa palatum... 13

Gambar 2.9 Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) ... 16

Gambar 3.0 Tanaman Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. Var. rubrum)... 18

Gambar 3.1 Rimpah Jahe Merah... 18

Gambar 3.2 Struktur Kimia Zingerone ... 20


(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Foto 1. Zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans setelah diberi perlakuan EERJM dengan konsentrasi 75% dan 100% serta zona inhibisi

pertumbuhan Candida albicans terhadap nistatin sebagai kontrol positif...32 Foto 2. Zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans setelah diberi perlakuan

EERJM dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan

100%...32 Lampiran 2 Prosedur Ekstraksi Rimpang Jahe Merah ... 33


(10)

33

LAMPIRAN 1

Foto 1. Zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans setelah diberi perlakuan

EERJM dengan konsentrasi 75% dan 100% serta zona inhibisi pertumbuhan

Candida albicans terhadap nistatin sebagai kontrol positif.

Foto 2. Zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans setelah diberi perlakuan

EERJM dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%


(11)

34

Foto 3. Zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans terhadap nistatin dan control

negatif


(12)

35

LAMPIRAN 2

Prosedur Ekstraksi Rimpang Jahe Merah

Rimpang jahe merah yang sudah waktunya panen lalu keringkan

Simplisia rimpang jahe merah (bahan yang sudah digiling halus)

dimasukkan ke dalam wadah simplisia pada alat ekstraksi (mesin

ekstraktor) dengan perbandingan 1:5 w/v dalam 95% etanol, prosesnya

dilakukan secara kontinyu sehingga semua senyawa dalam simplisianya

telah terekstraksi sempurna selama 5 jam, kemudian diperoleh ekstrak

cair.


(13)

36

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Yulius Setiadi

NRP

: 0410101

Tempat / tanggal lahir

: Cilacap, 2 Juli 1986

Alamat

: Jl. Surya Sumantri no 34 Bandung

Jl. Katamso 40 Cilacap

Riwayat Pendidikan

:

1998 lulus SD Pius Cilacap

2001 lulus SMP Pius Cilacap

2004 lulus SMU Kristen Satya Wacana Salatiga

2004 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Bandung


(14)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kondisi geografis di Indonesia yang merupakan daerah tropis dengan suhu dan kelembaban yang tinggi akan memudahkan tumbuhnya jamur, sehingga infeksi oleh karena jamur di Indonesia banyak ditemukan. Infeksi jamur dewasa ini semakin sering terjadi seiring dengan meningkatnya penggunaan antibiotika berspektrum luas, steroid, obat-obat sitostatika, penyakit kronik, keganasan, bayi-bayi dengan berat badan lahir rendah dan penderita-penderita dengan penurunan daya tahan tubuh. Data dari rumah sakit di Amerika Serikat antara tahun 1980-1990 yang melakukan surveillance terhadap patogen nosokomial didapati 7,9% (22.200 kasus) disebabkan oleh infeksi jamur, sekitar 79% infeksi jamur ini disebabkan oleh Candida sp (Hamdi, 1997).

Kandidiasis adalah infeksi jamur baik primer maupun sekunder yang disebabkan oleh Candida sp. Salah satu spesies Candida yang sering menimbulkan infeksi adalah Candida albicans (Ellis, 2006). Candida albicans adalah salah satu anggota flora normal selaput mukosa, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita (Jawetz, Melnick & Adelberg, 1996). Jamur ini hidup bersimbiosis dengan flora normal lain di dalam tubuh orang yang sehat. Ketidakseimbangan ekosistem tubuh akan menyebabkan pertumbuhan Candida albicans yang berlebihan dan dapat menyerang berbagai organ atau sistem dalam tubuh (Boroch, 2001).

Manifestasi klinik dari candidiasis dapat berupa oral thrush pada rongga mulut, kandidiasis vulvovaginal, kandidiasis kutan, kandidiasis saluran pencernaan, kandidiasis saluran pernapasan, dan masih banyak kandidiasis sistemik lainnya (Wikipedia 2007; Ellis, 2006).

Pengobatan infeksi jamur di Indonesia termasuk jarang dan harganya yang masih terlampau mahal. Obat-obat antifungal untuk Candida sp antara lain seperti


(15)

2

Universitas Kristen Maranatha flukonazol, itrakonazol, ketokonazol, nistatin, griseofulvin, atau amfoterisin B (M.H.R. Sianturi, 2004). Obat-obat tersebut mempunyai banyak efek samping, seperti pada nistatin yaitu mual, muntah dan diare setelah pemakaian peroral (Bahroelim Bahry dan R. Setiabudi, 2005).

Indonesia banyak sekali jenis tanaman obat yang sebenarnya dapat diolah untuk dijadikan obat alternatif lain sebagai antijamur terhadap infeksi Candida yang lebih mudah dan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Tanaman obat yang mempunyai aktivitas sebagai antijamur salah satunya adalah jahe dengan nama latin Zingiber officinale Roscoe (Kemper, 1999).

Bagian tumbuhan jahe yang paling sering digunakan adalah rimpangnya dengan nama latin Zingiberis rhizoma. Kandungan kimia rimpang jahe antara lain shogaols, gingerols, bisapolene, zingiberene, zingiberol, sesquiphellandrene, cucurmene, 6-dehydrogingerdione, galactone, gingesulfonic acid, zingerone, geraniol, neral, monoacyldigalactosylglycerols, gingerglycolipids (Kemper, 1999).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh ekstrak etanol rimpang jahe terhadap pertumbuhan Candida albicans.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak etanol rimpang jahe merah mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida albicans.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk pemanfaatan ekstrak etanol rimpang jahe merah sebagai alternatif pengobatan infeksi jamur terutama yang disebabkan oleh Candida albicans.


(16)

3

Universitas Kristen Maranatha Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol rimpang jahe merah terhadap Candida albicans dengan melihat adanya zona inhibisi yang terbentuk.

1.4Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dalam bidang akademis adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang farmakologi dan mikrobiologi, terutama mengenai herba jahe dan jamur Candida albicans.

Kegunaan penelitian ini secara praktis adalah untuk menemukan herba yang dapat berfungsi sebagai antijamur terhadap Candida albicans dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas.

1.5Kerangka Pemikiran

Dinding sel Candida albicans terdiri dari lapisan fosfolipid ganda yang mengandung sejumlah enzim dan sterol yang merupakan target obat mikotik (Conny Riana Tjampakasari, 2006). Jahe mengandung zat aktif yaitu zingerone yang secara rantai kimia mirip eugenol (Wikipedia, 2006). Eugenol dapat merusak membran sitoplasma dan menghambat sintesis dari enzim intraselular dan ekstraselular (Lima et al, 2005), sehingga pertumbuhannya terhambat.

1.6 Metodologi

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorik dan deskriptif secara in vitro. Metode yang digunakan adalah “disc diffusion” dengan melakukan pengamatan zona inhibisi yang terbentuk disekitar cakram yang ditetesi berbagai konsentrasi ekstrak etanol rimpang jahe merah terhadap Candida albicans pada Mueller Hinton Agar. Konsentrasi ekstrak etanol rimpang jahe merah yang digunakan adalah 25%, 50%, 75%, dan 100%. Pengukuran zona inhibisi dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.


(17)

4

Universitas Kristen Maranatha 1.6Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dari bulan Mei 2007 – Januari 2008.


(18)

30 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber offinale Rosc. var. rubrum) mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida albicans secara invitro.

5.2 Saran

Walaupun penggunaan ekstrak etanol rimpang jahe merah pada penelitian ini diketahui dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro, namun:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode lain

dengan keakuratan yang lebih baik.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan zingerone murni

dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan (uji klinis) untuk mengetahui aktifitas rimpang jahe merah sebagai antifungal terhadap manusia yang sebelumnya dilakukan uji toksisitas.


(19)

30 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Alibaba. 2007. Ginger Root Whole ( Zingiber Officinale, Gan Jiang ). http://www.alibaba.com/catalog/11133331/Ginger_Root_Whole_Zingiber_Of ficinale_Gan_Jiang_.html. 27th November 2007.

Anonymous1. 2007. Zingerone. http://en.wikipedia.org/wiki/Zingerone. 21th November 2007.

Anonymous2. 2007. Eugenol. http://en.wikipedia.org/wiki/Eugenol. 21th November 2007.

Anonymous3. 2007. Ginger. http://en.wikipedia.org/wiki/Ginger. 21th November 2007.

Bahroelim Bahry, R. Setiabudi. 2005. Obat Jamur. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h 567- 568

Boroch A. 2001. The silent epidemic. http://www.annboroch.com/candida.htm., March 3rd 2007.

Bronega L.P., Monteiro A.R., Meireles M.A.A., Marques M.O.M. 1997.

Comparison Of Ginger (Zingiber officiale Roscoe) Oleoresin Obtained With

Ethanol and Isopropanol With That Obtained With Pressurized CO2.

http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0101-20611997000400013&script=sci_ arttext&tlng= . January 25th 2008.

Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A. 2005. Mikosis Oportunistik. Dalam:

Mikrobiologi Kedokteran, buku 2. Edisi 1. Jakarta:Salemba Medika. h. 342-345.

Bursoni. 2000. Sintesa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2-propanon turunan eugenol melalui pembentukan senyawa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2- propanil format pada suhu 250-300ºC. http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/pdf/bursoni.pdf., 29th November 2007.

Conny Riana Tjampakasari. 2006. Karakteristik Candida albicans. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13_151_KarakteristikBiologikCandidaA lbicans.pdf/13_151_KarakteristikBiologikCandidaAlbicans.html., 19 Oktober 2007.


(20)

31

Universitas Kristen Maranatha Davesgarden. 2007. Zingiber officinale var. rubrum ‘Thelaide’.

http://davesgarden.com/guides/pf/go/56594/. 27th November 2007.

Dermis. 2006. Candidosis of Mouth. http://dermis.multimedica.de/dermisroot/en/ 16037/diagnose.htm., 21th November 2007.

Ellis D. 2001. Candida albicans. http://www.mycology.adelaide.edu.au., March 28th 2007.

Emmons C.W., Binford C. H., Utz J.P. 1977. Candidiasis. In : Medical Mycology.

3rd edition. London: W.B Saunders Company. p. 183-200.

Hamdi S. 1997. Cermin Dunia Kedokteran. Kandidiasis paru.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09KandidiasisParu114.pdf/09Kandidiasi sParu114.html., 28 Maret 2007.

Hariyono Winarto dan Noroyono Wibowo. 2006. Peran Imunitas Selular Lokal

pada Kandidosis Vulvovagina Rekurens.

http://keprice.myweb.edu/candida.htm., 19 Oktober 2007.

Hibbett D.S., Binder M., Bischoff J.F., Blackwell M., Canon P.F., et al. 2006.

Taxonomicon. http://taxonomicon.taxonomy.nl/TaxonReferences.aspx?id=697

733&tree=0.2&syn=1., October 19th 2007.

Hidalgo J.A. 2005. Candidiasis. http://www.emedicine.com/med/topic/264.htm., October 19th 2007.

Ikhsan Matondang. 2006. Zingiber officinale L. (Jahe). http://iptek.apjii.or.id/ artikel/ttg_tanaman_obat/unas/Jahe.pdf. 14th December 2007.

Kemper K.J., Ginger (Zingiber officinale). http://longwoodherbal.org/ginger/ ginger.pdf., March 5th 2007.

Lewis J. 2004. Nystatin Oral Suspension.

http://www.tiscali.co.uk/lifestyle/healthfitness/health_advice/netdoctor/archiv e/100001910.html. 15th January 2008.

Lima I.O., Oliveira R.G., Lima E.O, Souza E.L., Farias N.P., Navarro D.F. 2005. Inhibitory effect some phytochemicals in the growth of yeast potentially causing opportunistic infection. Brazillian Journal of Pharmaceutical Sciences, 2 (41): 199-203.


(21)

32

Universitas Kristen Maranatha M.H.R. Sianturi. 2004. Keputihan: suatu kenyataan dibalik suatu kemelut.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 10-11

Miao He, Minguan Du, Mingwen Fan, Zuan Bian. 2006. In vitro activity of

eugenol against Candida albicans biofilms. http://www.springerlink.

com/content/r6325q21t33472l0/. 18th November 2007.

Otih Rostiana, Nurliani Bermawie, Mono Rahardjo. 2005. Budidaya Tanaman Jahe. http://www.balittro.go.id/includes/Jahe.pdf. 24th November 2007. Tolan R.W. 2007. Trush. http://www.emedicine.com/ped/topic2245.htm. 21th

November 2007.

Sudarsono, Agus Pudjoarinto, Didik Gunawan, Subagus Wahyono, dkk. 1996.

Zingiber officinale Roscoe. (Zingiberaceae). Dalam : Tumbuhan Obat. Yogyakarta:Pusat Penelitian Obat Tradisional UGM. h. 151-154.

Sutrisno Koswara. 2006. Jahe, Rimpang dengan Sejuta Khasiat. http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/JAHE,%20RIMPANG%20DENGA N%20BERBAGAI%20KHASIAT.pdf. 21th November 2007.

Volk T.J. 1999. Candida albicans, cause of most “yeast infection” in humans. http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/jan99.html., August 28th 2007.

Warintek. 2006. Jahe (Zingiber officinale). http://www.warintek.ristek.go.id/. 21th November 2007.


(1)

3

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol rimpang jahe merah terhadap Candida albicans dengan melihat adanya zona inhibisi yang terbentuk.

1.4Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dalam bidang akademis adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang farmakologi dan mikrobiologi, terutama mengenai herba jahe dan jamur Candida albicans.

Kegunaan penelitian ini secara praktis adalah untuk menemukan herba yang dapat berfungsi sebagai antijamur terhadap Candida albicans dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas.

1.5Kerangka Pemikiran

Dinding sel Candida albicans terdiri dari lapisan fosfolipid ganda yang mengandung sejumlah enzim dan sterol yang merupakan target obat mikotik (Conny Riana Tjampakasari, 2006). Jahe mengandung zat aktif yaitu zingerone yang secara rantai kimia mirip eugenol (Wikipedia, 2006). Eugenol dapat merusak membran sitoplasma dan menghambat sintesis dari enzim intraselular dan ekstraselular (Lima et al, 2005), sehingga pertumbuhannya terhambat.

1.6 Metodologi

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorik dan deskriptif secara in vitro. Metode yang digunakan adalah “disc diffusion” dengan melakukan pengamatan zona inhibisi yang terbentuk disekitar cakram yang ditetesi berbagai konsentrasi ekstrak etanol rimpang jahe merah terhadap Candida albicans pada Mueller Hinton Agar. Konsentrasi ekstrak etanol rimpang jahe merah yang digunakan adalah 25%, 50%, 75%, dan 100%. Pengukuran zona inhibisi dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.


(2)

4

1.6Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dari bulan Mei 2007 – Januari 2008.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber offinale Rosc. var. rubrum) mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida albicans secara invitro.

5.2 Saran

Walaupun penggunaan ekstrak etanol rimpang jahe merah pada penelitian ini diketahui dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro, namun:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode lain dengan keakuratan yang lebih baik.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan zingerone murni dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan (uji klinis) untuk mengetahui aktifitas rimpang jahe merah sebagai antifungal terhadap manusia yang sebelumnya dilakukan uji toksisitas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alibaba. 2007. Ginger Root Whole ( Zingiber Officinale, Gan Jiang ).

http://www.alibaba.com/catalog/11133331/Ginger_Root_Whole_Zingiber_Of

ficinale_Gan_Jiang_.html. 27th November 2007.

Anonymous1. 2007. Zingerone. http://en.wikipedia.org/wiki/Zingerone. 21th

November 2007.

Anonymous2. 2007. Eugenol. http://en.wikipedia.org/wiki/Eugenol. 21th

November 2007.

Anonymous3. 2007. Ginger. http://en.wikipedia.org/wiki/Ginger. 21th November 2007.

Bahroelim Bahry, R. Setiabudi. 2005. Obat Jamur. Dalam: Farmakologi dan

Terapi. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h 567- 568

Boroch A. 2001. The silent epidemic. http://www.annboroch.com/candida.htm.,

March 3rd 2007.

Bronega L.P., Monteiro A.R., Meireles M.A.A., Marques M.O.M. 1997.

Comparison Of Ginger (Zingiber officiale Roscoe) Oleoresin Obtained With Ethanol and Isopropanol With That Obtained With Pressurized CO2. http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0101-20611997000400013&script=sci_ arttext&tlng= . January 25th 2008.

Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A. 2005. Mikosis Oportunistik. Dalam:

Mikrobiologi Kedokteran, buku 2. Edisi 1. Jakarta:Salemba Medika. h. 342-345.

Bursoni. 2000. Sintesa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2-propanon turunan eugenol

melalui pembentukan senyawa 1-(3,4 dimetoksi fenil)-2- propanil format pada suhu 250-300ºC. http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/pdf/bursoni.pdf., 29th November 2007.

Conny Riana Tjampakasari. 2006. Karakteristik Candida albicans.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13_151_KarakteristikBiologikCandidaA lbicans.pdf/13_151_KarakteristikBiologikCandidaAlbicans.html., 19 Oktober 2007.


(5)

31

Davesgarden. 2007. Zingiber officinale var. rubrum ‘Thelaide’.

http://davesgarden.com/guides/pf/go/56594/. 27th November 2007.

Dermis. 2006. Candidosis of Mouth. http://dermis.multimedica.de/dermisroot/en/

16037/diagnose.htm., 21th November 2007.

Ellis D. 2001. Candida albicans. http://www.mycology.adelaide.edu.au., March

28th 2007.

Emmons C.W., Binford C. H., Utz J.P. 1977. Candidiasis. In : Medical Mycology.

3rd edition. London: W.B Saunders Company. p. 183-200.

Hamdi S. 1997. Cermin Dunia Kedokteran. Kandidiasis paru.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09KandidiasisParu114.pdf/09Kandidiasi sParu114.html., 28 Maret 2007.

Hariyono Winarto dan Noroyono Wibowo. 2006. Peran Imunitas Selular Lokal

pada Kandidosis Vulvovagina Rekurens.

http://keprice.myweb.edu/candida.htm., 19 Oktober 2007.

Hibbett D.S., Binder M., Bischoff J.F., Blackwell M., Canon P.F., et al. 2006.

Taxonomicon. http://taxonomicon.taxonomy.nl/TaxonReferences.aspx?id=697 733&tree=0.2&syn=1., October 19th 2007.

Hidalgo J.A. 2005. Candidiasis. http://www.emedicine.com/med/topic/264.htm.,

October 19th 2007.

Ikhsan Matondang. 2006. Zingiber officinale L. (Jahe). http://iptek.apjii.or.id/ artikel/ttg_tanaman_obat/unas/Jahe.pdf. 14th December 2007.

Kemper K.J., Ginger (Zingiber officinale). http://longwoodherbal.org/ginger/

ginger.pdf., March 5th 2007.

Lewis J. 2004. Nystatin Oral Suspension.

http://www.tiscali.co.uk/lifestyle/healthfitness/health_advice/netdoctor/archiv e/100001910.html. 15th January 2008.

Lima I.O., Oliveira R.G., Lima E.O, Souza E.L., Farias N.P., Navarro D.F. 2005. Inhibitory effect some phytochemicals in the growth of yeast potentially

causing opportunistic infection. Brazillian Journal of Pharmaceutical


(6)

32

M.H.R. Sianturi. 2004. Keputihan: suatu kenyataan dibalik suatu kemelut.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 10-11

Miao He, Minguan Du, Mingwen Fan, Zuan Bian. 2006. In vitro activity of eugenol against Candida albicans biofilms. http://www.springerlink.

com/content/r6325q21t33472l0/. 18th November 2007.

Otih Rostiana, Nurliani Bermawie, Mono Rahardjo. 2005. Budidaya Tanaman

Jahe. http://www.balittro.go.id/includes/Jahe.pdf. 24th November 2007.

Tolan R.W. 2007. Trush. http://www.emedicine.com/ped/topic2245.htm. 21th

November 2007.

Sudarsono, Agus Pudjoarinto, Didik Gunawan, Subagus Wahyono, dkk. 1996.

Zingiber officinale Roscoe. (Zingiberaceae). Dalam : Tumbuhan Obat. Yogyakarta:Pusat Penelitian Obat Tradisional UGM. h. 151-154.

Sutrisno Koswara. 2006. Jahe, Rimpang dengan Sejuta Khasiat.

http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/JAHE,%20RIMPANG%20DENGA

N%20BERBAGAI%20KHASIAT.pdf. 21th November 2007.

Volk T.J. 1999. Candida albicans, cause of most “yeast infection” in humans. http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/jan99.html., August 28th 2007.

Warintek. 2006. Jahe (Zingiber officinale). http://www.warintek.ristek.go.id/. 21th November 2007.