Gambaran Histopatologis Apendisitis Akut.
ABSTRAK
GAMBARAN mSTOP ATOLOGIS APENDISITIS AKUT
Cindy Hellen S., 2005; Pembimbing: Freddy Twnewu A., dr. MS
Apendisitis merupakan penyakit abdomen akut yang paling sering membutuhkan
penanganan secara opemtif. Disebabkan oleh obstruksi yang diikuti dengan infeksi,
tekanan yang meningkat pOOa lwnen akibat obstruksi memicu serangkaian reaksi
radang yang dapat merubah penampilan struktur jaringan apendiks.
Beberapa langkah telah diterapkan dalam mengenali manifestasi klinis sebagai
upaya meningkatkan akurasi diagnosis suatu Apendisitis Akut, yang tidak hanya
berdampak bagi pelaksanaan tempi tetapi juga prognosis dari penyakit ini. Di antara
upaya tersebut terdapat pemeriksaan terhadap perubahan jaringan secara
histopatologis, yang berhubungan dengan manifestasi klinis yang terjOOi.Perubahan
tersebut terlihat dengan adanya infiltrasi masif dari sel-sel mdang akut yang sebagian
besar terdiri atas sel-sel radang polimorfonuklear (PMN) pada seluruh lapisan
apendiks, selain perubahan lain berupa oedem jaringan, kongesti pembuluh darah,
nekrosis ataupun ulserasi pada lapisan mukosa dan submukosa, yang lebih lanjut
mengarah kepada perfomsi jaringan yang dapat membawa kematian akibat peritonitis
lanjut maupun sepsis.
Walaupun pemeriksaan secara histopatologis ini dilakukan setelah proses
pengangkatan apendiks, gambaran mengenai perubahan struktur jaringan yang terjadi
sebagai akibat proses inflamatif serta hubungannya dengan pengenalan akan
manifestasi yang timbul, sangat membantu dalam upaya meningkatkan akurasi
diagnosis dari suatu Apendisitis Akut, terutama bagi penanganan operatif.
iv
ABSTRACT
HISTOPATHOLOGICAL
CHANGES OF ACUTE APPENDICITIS
Cindy Hellen S., 2005; Tutor: Freddy Tumewu A., dr. MS
Appendicitis is the most common acute abdominal condition requiring emergency
operative treatment. The increasing luminal pressure due to an obstruction which
then followed by an infection, triggers some sequence of injlamatory reactions that
may seen as changes in the structure of the inflamed appendix tissue.
Many efforts have been applied in recognizing clinical manifestations of acutely
inflamed appendix in order to improve diagnosis accuracy as well as prognosis of
the disease. Among those efforts, examination by observing histological changes
through the injlamed organ microscopicaly, which in this case may seen as markedly
increase polimorphonuclear (PMN) cells that massively infiltrate all layers of
appendix wall, has some connection with the occuring manifestations. Other changes
including vascular congestion, tissue oedemas, necrosis, and ulseration within the
mukosal or submukosal, will develop to perforation that might lead into mortality
caused by diffused peritonitis or sepsis.
Though patologic examination being performed after the removal of the inflamed
organ, histological changes ocurred by sequence of injlamative response endorsed
not only diagnosis but also treatments of Acute Appendicitis.
v
DAFT AR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
SURA T PERNY ATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANT AR
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
v
vi
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1
2
3
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah
2.2. Apendiks Normal
2.2.1. Struktur Anatomi
2.2.2. Struktur histologis dan fungsi
2.3. Insidensi
2.4. Etiopatogenesis
2.5. Gambaran Histopatologis
2.5.1 Makroskopis
2.5.2 Mikroskopis
2.6. Manifestasi Klinis
2.7. Diagnosis
2.7.1. Diagnosis Klinis
2.7.2. Diagnosis Laboratorium
2.7.3. Diagnosis Pencitraan
2.8. Kesulitan-kesulitan dalam Diagnosis
2.8.1. Apendisitis pada Anak-Anak
2.8.2. Apendisitis pada Wanita Hamil
2.8.3. Apendisitis pada Usia Lanjut
2.9. Prognosis...;
23
23
24
25
BAB III PEMBAHASAN
26
viii
4
5
6
7
8
11
13
15
16
18
19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
28
28
DAFTAR PUST AKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
29
31
36
IX
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pencitraan pada diagnosis apendisitis akut
x
20
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. CT scan penderita apendisitis akut
Xl
22
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
GambarMakroskopis
GambarMikroskopis
31
32
xii
36
RIWAYAT mnup
Nama
: Cindy Hellen S.
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0110090
Tempat dan tanggallahir
: Bandung, 6 Desember 1982
Alamat
: J1.Botani 8, Cimahi
Riwayat Pendidikan
SDK Paulus II, Bandung, 1994
SMPK 1 BPK Penabur, Bandung, 1997
SMUK Trimulia, Bandung, 2000
DAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Delakang
Apendisitis adalah inflamasi akut yang terjadi pada struktur divertikular bootu
berasal dari sekum yang disebut appendix vermiformis. Apendisitis Akut merupakan
penyebab utama nyeri abdomen yang paling sering membutuhkan penanganan
operatif emergensi, terutama pada anak-anak.
Dengan insidensi 250.000 kasus pertahunnya di Amerika Serikat, Apendisitis
Akut diduga berhuboogan dengan pol a diet rendah serat yang membudaya pada
negara-negara makmur. Angka kejadian Apendisitis Akut juga dikatakan memiliki
huboogan dengan perkembangan jaringan limfoid, dimana perkembangan tersebut
meningkat sesuai dengan pertambahan usia dan mencapai poocaknya pada usia
pubertas, sebelum kemudian menurun secara tajam hingga pada akhirnya terjadi
obliterasi total saat usia mencapai enam puluh tahoo keatas.
Apendisitis Akut terjadi akibat obstruksi pada lumen apendiks yang diikuti dengan
infeksi. Kurang lebih sekitar 60 persen kasus berhubungan dengan hiperplasia dari
folikellimfoid
submukosa, 35 persen dengan adanya stasis fekal ataupun fekalit, 4
persen dengan adanya benda asing lain, dan I persen dengan adanya striktur, adhesi,
maupun tumor pada dinding apendiks ataupun sekum. Obstruksi pada lumen
menyebabkan bakteri mengalami pertumbuhan secara berlebihan, dan bersama
dengan sekresi mukus yang terus menerus mengakibatkan
lumen
apendiks
mengalami distensi dan tekanan intraluminal meningkat. Peningkatan tersebut
kemudian menghambat aliean limf dan vena, sehingga terjadi suatu respon inflamasi
yang bersifat akut. Apendiks selanjutnya akan mengalami udem, iskemik, nekrosis,
dan akhirnya perforasi.
1
2
Manifestasi yang timbul memiliki hubungan dengan perubahan histopatologis
yang terjadi akibat proses peradangan. Keluhan utama biasanya berupa nyeri
abdomen yang khas, dimana nyeri tersebut akan bergerak menuju kuadran kanan
bawah abdomen dan kemudian menetap di tempat tersebut. Selain itu terdapat
manifestasi lain berupa anoreksia, mual dan muntah, obstipasi ataupun diare, serta
demam ringan dengan peningkatan temperatur jarang diatas 1°C.
Berbagai pemeriksaan dilakukan untuk dapat mengenali manifestasi secara dini,
baik secara klinis, laboratoris, pencitraan, maupun pemeriksaan jaringan apendiks
secara mikroskopis (histopatologis) yang makin sering dilakukan. Pemeriksaan
dengan memperhatikan perubahan histopatologis yang terjadi pOOastruktur jaringan
apendiks, dapat meningkatkan akurasi diagnosis dari suatu Apendisitis Akut, yang
tidak hanya berdampak bagi penatalaksanaan yang lebih baik tetapi juga bagi
komplikasi yang dapat terjadi, serta tingkat morbiditas maupun mortalitasnya.
1.2. Identiflkasi Masalah
Bagaimana gambaran Apendisitis Akut secara umum?
Bagaimana
gambaran
histopatologis
apendiks yang mengalami
proses
inflamatif akut berdasarkan etiopatogenesisnya, terkait dengan manifestasi
klinis yang timbul?
3
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai tinjauan bagi kalangan medis
agar dapat memahami gambaran umum, terutama gambaran histopatologis dari
Apendisitis Akut dan hubWlgannya dengan penatalaksanaan yang lebih baik bagi
penyakit tersebut.
Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah mencapai penatalaksanaan yang lebih baik
pada kasus Apendisitis Akut, baik bagi kalangan medis maupun masyarakat umum,
dengan mengenali gejala-gejala awal dari penyakit ini dalam upaya menegakkan
diagnosis dini yang berpengaruh pOOapenurunan morbiditas maupun mortalitas.
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan gambaran Apendisitis Akut
secara umum maupun secara hitopatologis, dengan memperhatikan hubungan antara
manifestasi klinis yang timbul dengan perubahan yang tetjadi pada struktur jaringan
apendiks secara mikroskopis,
dalam upaya mendukung
akurasinya bagi penanganan operatif yang dilakukan.
diagnosis
dini serta
BABIV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Apendisitis Akut adalah penyakit inflamatif akut yang biasanya diawali dengan
suatu obstruksi dan kemudian diikuti oleh infeksi, yang dapat mengakibatkan
perubahan pada struktur jaringan.
Perubahan struktur jaringan apendiks inflamatif berdasarkan etiopatogenesis yang
terjadi memiliki hubungan dengan manifestasi klinis yang timbul.
4.2. Saran
Diharapkan melalui Karya Tulis Ilmiah ini, pengenalan dini akan manifestasi
klinis yang timbul akibat perubahan histopatologis berdasarkan atas etiopatogenesis
yang terjadi dapat lebih diperhatikan dalam menegakkan diagnosis dini dari suatu
Apendisitis Akut, yang tidak hanya berdampak bagi penatalaksanaan tetapi juga pada
penurunan morbiditas maupun mortalitasnya.
28
29
DAFT AR PUST AKA
Rosemary A.K., Joel J.R. 1999. The appendix. In: Schwartz S.l., Shires G.T., Spencer
7th ed.
F.C., Daly J.M., Fisher lE., Galloway A.C., editors: Principles of surgery.
New York: McGraw Hill. p.1383-93.
Soybel D.l. 2001. Appendix. In: Norton J.A. et aI, editors: Surgery; Basic sciense and
clinical evidence. New York: Springer-Verlag. p.647-63.
Ellis H., Nathanson L.K. 2001. Appendix and appendectomy. In: Zinner M.J.,
lOthed. vol 2.
Schwartz S.I., Ellis H., editors: Maingot's: abdominal operations.
Singapore: McGraw Hill. p.1l91-1225.
Lally K.P., Cox C.S.Jr, Andrassy RJ. 2001. Appendix. In: Townsend C.MJr.,
editors: Sabiston textbook of surgery: The biological basic of modern surgical
practise. 16thed. Philadelphia: Saunders W.B. p917-28.
Condon R.E., Telford G.L. 1991. Appendicitis. In: Sabiston D.C.Jr., editors:
Textbook of Surgery: The biological basis of modern surgical practise. 14thed.
Philadelphia: Saunders W.B. p884-97.
Crawford J.M. 2003. The gastrointestinal tract, Appendix. In: Kumar V., Cotran
R.S., Robbins S.L., editors: Robbins basic pathology. 7th ed. Philadelphia:
Saunders W.B. p838-40.
Kissane J .M. 1985. Anderson's pathology.
8th ed. St. Louis: Mosby C. V.
Curran R.C., Crocker J. 2000. Curan's atlas of histopathology.
NewY ork: Harvey Miller Publishers, Oxford University Press.
4th revised ed.
Bin S.H. 2000. Appendicitis. In: Ashcraft K.W., Murphy J.P., Sharp R.J., Sigalet
D.L., Snyder C.L., editors: Pediatric surgery. 3rd ed. Philadelphia: Saunders W.B.
p571-9.
30
Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
2004. Acute appendicitis.
Silen W. 2001. Acute Appendicitis. In: Braunwald E., Fauci A.S., Kasper D.L.,
Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.L., editors: Harrison's: Principles of internal
medicine. 15thed. vol. 2. New York: McGraw Hill. p. 1705-7.
April E. W. 1984. Anatomy. Pennsylvania: Harwal Publishing Company.
Hardin D.M.Jr. 2004. Acute Appendicitis: Review and Update.5th,2004
http://www.aafp.org/afp/991101ap12027.html., November
Komer H., Sondenaa K., Soreide J.A., Andersen E., Nysted A., Lende T., Kjellevold
K.H. 1997. The incidence of acute non-perforated and perforated appendicitis:
an age- and sex-specific analysis.
5th,2004
http://www.fou.uib.no/drgradl200 1/12400 1/index.html# 1., November
Komer H., Soreide J.A., S5ndenaa K., Pedersen E.J., Bm T., Vatten L. 2001. Stability
in incidence of acute appendicitis.
November 5th,2004
http://www.fou.uib.no/drgradl2001/12400llindex.html#1..
Komer H., S5ndenaa K., Soreide J.A., Nysted A., Vatten L. 2000. The history is
important in patients with suspected acute appendicitis.
5th,2004
http://www.fou.uib.no/drgrad/200 1/12400 l/index.html# 1., November
Komer H., Sondenaa K., Sl>reide J .A. 1999. Diagnostic accuracy of itiflammatory
markers in patients operated on for suspected acute appendicitis: a receiver
operating characteristic curve analysis.
http://www.fou.uib.no/drgradl200
1/ 12400 lIindex.html# 1., November 5th, 2004
Dipiro P.J., Coombs B.D., Schmiedl V.P., Krashy R.M., Lin E.C.
2004. Appendicitis.
5th,2004
http://www.emedicine.com!radio/topic47.htm.. November
GAMBARAN mSTOP ATOLOGIS APENDISITIS AKUT
Cindy Hellen S., 2005; Pembimbing: Freddy Twnewu A., dr. MS
Apendisitis merupakan penyakit abdomen akut yang paling sering membutuhkan
penanganan secara opemtif. Disebabkan oleh obstruksi yang diikuti dengan infeksi,
tekanan yang meningkat pOOa lwnen akibat obstruksi memicu serangkaian reaksi
radang yang dapat merubah penampilan struktur jaringan apendiks.
Beberapa langkah telah diterapkan dalam mengenali manifestasi klinis sebagai
upaya meningkatkan akurasi diagnosis suatu Apendisitis Akut, yang tidak hanya
berdampak bagi pelaksanaan tempi tetapi juga prognosis dari penyakit ini. Di antara
upaya tersebut terdapat pemeriksaan terhadap perubahan jaringan secara
histopatologis, yang berhubungan dengan manifestasi klinis yang terjOOi.Perubahan
tersebut terlihat dengan adanya infiltrasi masif dari sel-sel mdang akut yang sebagian
besar terdiri atas sel-sel radang polimorfonuklear (PMN) pada seluruh lapisan
apendiks, selain perubahan lain berupa oedem jaringan, kongesti pembuluh darah,
nekrosis ataupun ulserasi pada lapisan mukosa dan submukosa, yang lebih lanjut
mengarah kepada perfomsi jaringan yang dapat membawa kematian akibat peritonitis
lanjut maupun sepsis.
Walaupun pemeriksaan secara histopatologis ini dilakukan setelah proses
pengangkatan apendiks, gambaran mengenai perubahan struktur jaringan yang terjadi
sebagai akibat proses inflamatif serta hubungannya dengan pengenalan akan
manifestasi yang timbul, sangat membantu dalam upaya meningkatkan akurasi
diagnosis dari suatu Apendisitis Akut, terutama bagi penanganan operatif.
iv
ABSTRACT
HISTOPATHOLOGICAL
CHANGES OF ACUTE APPENDICITIS
Cindy Hellen S., 2005; Tutor: Freddy Tumewu A., dr. MS
Appendicitis is the most common acute abdominal condition requiring emergency
operative treatment. The increasing luminal pressure due to an obstruction which
then followed by an infection, triggers some sequence of injlamatory reactions that
may seen as changes in the structure of the inflamed appendix tissue.
Many efforts have been applied in recognizing clinical manifestations of acutely
inflamed appendix in order to improve diagnosis accuracy as well as prognosis of
the disease. Among those efforts, examination by observing histological changes
through the injlamed organ microscopicaly, which in this case may seen as markedly
increase polimorphonuclear (PMN) cells that massively infiltrate all layers of
appendix wall, has some connection with the occuring manifestations. Other changes
including vascular congestion, tissue oedemas, necrosis, and ulseration within the
mukosal or submukosal, will develop to perforation that might lead into mortality
caused by diffused peritonitis or sepsis.
Though patologic examination being performed after the removal of the inflamed
organ, histological changes ocurred by sequence of injlamative response endorsed
not only diagnosis but also treatments of Acute Appendicitis.
v
DAFT AR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
SURA T PERNY ATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANT AR
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
v
vi
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1
2
3
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah
2.2. Apendiks Normal
2.2.1. Struktur Anatomi
2.2.2. Struktur histologis dan fungsi
2.3. Insidensi
2.4. Etiopatogenesis
2.5. Gambaran Histopatologis
2.5.1 Makroskopis
2.5.2 Mikroskopis
2.6. Manifestasi Klinis
2.7. Diagnosis
2.7.1. Diagnosis Klinis
2.7.2. Diagnosis Laboratorium
2.7.3. Diagnosis Pencitraan
2.8. Kesulitan-kesulitan dalam Diagnosis
2.8.1. Apendisitis pada Anak-Anak
2.8.2. Apendisitis pada Wanita Hamil
2.8.3. Apendisitis pada Usia Lanjut
2.9. Prognosis...;
23
23
24
25
BAB III PEMBAHASAN
26
viii
4
5
6
7
8
11
13
15
16
18
19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
28
28
DAFTAR PUST AKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
29
31
36
IX
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pencitraan pada diagnosis apendisitis akut
x
20
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. CT scan penderita apendisitis akut
Xl
22
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
GambarMakroskopis
GambarMikroskopis
31
32
xii
36
RIWAYAT mnup
Nama
: Cindy Hellen S.
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0110090
Tempat dan tanggallahir
: Bandung, 6 Desember 1982
Alamat
: J1.Botani 8, Cimahi
Riwayat Pendidikan
SDK Paulus II, Bandung, 1994
SMPK 1 BPK Penabur, Bandung, 1997
SMUK Trimulia, Bandung, 2000
DAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Delakang
Apendisitis adalah inflamasi akut yang terjadi pada struktur divertikular bootu
berasal dari sekum yang disebut appendix vermiformis. Apendisitis Akut merupakan
penyebab utama nyeri abdomen yang paling sering membutuhkan penanganan
operatif emergensi, terutama pada anak-anak.
Dengan insidensi 250.000 kasus pertahunnya di Amerika Serikat, Apendisitis
Akut diduga berhuboogan dengan pol a diet rendah serat yang membudaya pada
negara-negara makmur. Angka kejadian Apendisitis Akut juga dikatakan memiliki
huboogan dengan perkembangan jaringan limfoid, dimana perkembangan tersebut
meningkat sesuai dengan pertambahan usia dan mencapai poocaknya pada usia
pubertas, sebelum kemudian menurun secara tajam hingga pada akhirnya terjadi
obliterasi total saat usia mencapai enam puluh tahoo keatas.
Apendisitis Akut terjadi akibat obstruksi pada lumen apendiks yang diikuti dengan
infeksi. Kurang lebih sekitar 60 persen kasus berhubungan dengan hiperplasia dari
folikellimfoid
submukosa, 35 persen dengan adanya stasis fekal ataupun fekalit, 4
persen dengan adanya benda asing lain, dan I persen dengan adanya striktur, adhesi,
maupun tumor pada dinding apendiks ataupun sekum. Obstruksi pada lumen
menyebabkan bakteri mengalami pertumbuhan secara berlebihan, dan bersama
dengan sekresi mukus yang terus menerus mengakibatkan
lumen
apendiks
mengalami distensi dan tekanan intraluminal meningkat. Peningkatan tersebut
kemudian menghambat aliean limf dan vena, sehingga terjadi suatu respon inflamasi
yang bersifat akut. Apendiks selanjutnya akan mengalami udem, iskemik, nekrosis,
dan akhirnya perforasi.
1
2
Manifestasi yang timbul memiliki hubungan dengan perubahan histopatologis
yang terjadi akibat proses peradangan. Keluhan utama biasanya berupa nyeri
abdomen yang khas, dimana nyeri tersebut akan bergerak menuju kuadran kanan
bawah abdomen dan kemudian menetap di tempat tersebut. Selain itu terdapat
manifestasi lain berupa anoreksia, mual dan muntah, obstipasi ataupun diare, serta
demam ringan dengan peningkatan temperatur jarang diatas 1°C.
Berbagai pemeriksaan dilakukan untuk dapat mengenali manifestasi secara dini,
baik secara klinis, laboratoris, pencitraan, maupun pemeriksaan jaringan apendiks
secara mikroskopis (histopatologis) yang makin sering dilakukan. Pemeriksaan
dengan memperhatikan perubahan histopatologis yang terjadi pOOastruktur jaringan
apendiks, dapat meningkatkan akurasi diagnosis dari suatu Apendisitis Akut, yang
tidak hanya berdampak bagi penatalaksanaan yang lebih baik tetapi juga bagi
komplikasi yang dapat terjadi, serta tingkat morbiditas maupun mortalitasnya.
1.2. Identiflkasi Masalah
Bagaimana gambaran Apendisitis Akut secara umum?
Bagaimana
gambaran
histopatologis
apendiks yang mengalami
proses
inflamatif akut berdasarkan etiopatogenesisnya, terkait dengan manifestasi
klinis yang timbul?
3
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai tinjauan bagi kalangan medis
agar dapat memahami gambaran umum, terutama gambaran histopatologis dari
Apendisitis Akut dan hubWlgannya dengan penatalaksanaan yang lebih baik bagi
penyakit tersebut.
Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah mencapai penatalaksanaan yang lebih baik
pada kasus Apendisitis Akut, baik bagi kalangan medis maupun masyarakat umum,
dengan mengenali gejala-gejala awal dari penyakit ini dalam upaya menegakkan
diagnosis dini yang berpengaruh pOOapenurunan morbiditas maupun mortalitas.
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan gambaran Apendisitis Akut
secara umum maupun secara hitopatologis, dengan memperhatikan hubungan antara
manifestasi klinis yang timbul dengan perubahan yang tetjadi pada struktur jaringan
apendiks secara mikroskopis,
dalam upaya mendukung
akurasinya bagi penanganan operatif yang dilakukan.
diagnosis
dini serta
BABIV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Apendisitis Akut adalah penyakit inflamatif akut yang biasanya diawali dengan
suatu obstruksi dan kemudian diikuti oleh infeksi, yang dapat mengakibatkan
perubahan pada struktur jaringan.
Perubahan struktur jaringan apendiks inflamatif berdasarkan etiopatogenesis yang
terjadi memiliki hubungan dengan manifestasi klinis yang timbul.
4.2. Saran
Diharapkan melalui Karya Tulis Ilmiah ini, pengenalan dini akan manifestasi
klinis yang timbul akibat perubahan histopatologis berdasarkan atas etiopatogenesis
yang terjadi dapat lebih diperhatikan dalam menegakkan diagnosis dini dari suatu
Apendisitis Akut, yang tidak hanya berdampak bagi penatalaksanaan tetapi juga pada
penurunan morbiditas maupun mortalitasnya.
28
29
DAFT AR PUST AKA
Rosemary A.K., Joel J.R. 1999. The appendix. In: Schwartz S.l., Shires G.T., Spencer
7th ed.
F.C., Daly J.M., Fisher lE., Galloway A.C., editors: Principles of surgery.
New York: McGraw Hill. p.1383-93.
Soybel D.l. 2001. Appendix. In: Norton J.A. et aI, editors: Surgery; Basic sciense and
clinical evidence. New York: Springer-Verlag. p.647-63.
Ellis H., Nathanson L.K. 2001. Appendix and appendectomy. In: Zinner M.J.,
lOthed. vol 2.
Schwartz S.I., Ellis H., editors: Maingot's: abdominal operations.
Singapore: McGraw Hill. p.1l91-1225.
Lally K.P., Cox C.S.Jr, Andrassy RJ. 2001. Appendix. In: Townsend C.MJr.,
editors: Sabiston textbook of surgery: The biological basic of modern surgical
practise. 16thed. Philadelphia: Saunders W.B. p917-28.
Condon R.E., Telford G.L. 1991. Appendicitis. In: Sabiston D.C.Jr., editors:
Textbook of Surgery: The biological basis of modern surgical practise. 14thed.
Philadelphia: Saunders W.B. p884-97.
Crawford J.M. 2003. The gastrointestinal tract, Appendix. In: Kumar V., Cotran
R.S., Robbins S.L., editors: Robbins basic pathology. 7th ed. Philadelphia:
Saunders W.B. p838-40.
Kissane J .M. 1985. Anderson's pathology.
8th ed. St. Louis: Mosby C. V.
Curran R.C., Crocker J. 2000. Curan's atlas of histopathology.
NewY ork: Harvey Miller Publishers, Oxford University Press.
4th revised ed.
Bin S.H. 2000. Appendicitis. In: Ashcraft K.W., Murphy J.P., Sharp R.J., Sigalet
D.L., Snyder C.L., editors: Pediatric surgery. 3rd ed. Philadelphia: Saunders W.B.
p571-9.
30
Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
2004. Acute appendicitis.
Silen W. 2001. Acute Appendicitis. In: Braunwald E., Fauci A.S., Kasper D.L.,
Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.L., editors: Harrison's: Principles of internal
medicine. 15thed. vol. 2. New York: McGraw Hill. p. 1705-7.
April E. W. 1984. Anatomy. Pennsylvania: Harwal Publishing Company.
Hardin D.M.Jr. 2004. Acute Appendicitis: Review and Update.5th,2004
http://www.aafp.org/afp/991101ap12027.html., November
Komer H., Sondenaa K., Soreide J.A., Andersen E., Nysted A., Lende T., Kjellevold
K.H. 1997. The incidence of acute non-perforated and perforated appendicitis:
an age- and sex-specific analysis.
5th,2004
http://www.fou.uib.no/drgradl200 1/12400 1/index.html# 1., November
Komer H., Soreide J.A., S5ndenaa K., Pedersen E.J., Bm T., Vatten L. 2001. Stability
in incidence of acute appendicitis.
November 5th,2004
http://www.fou.uib.no/drgradl2001/12400llindex.html#1..
Komer H., S5ndenaa K., Soreide J.A., Nysted A., Vatten L. 2000. The history is
important in patients with suspected acute appendicitis.
5th,2004
http://www.fou.uib.no/drgrad/200 1/12400 l/index.html# 1., November
Komer H., Sondenaa K., Sl>reide J .A. 1999. Diagnostic accuracy of itiflammatory
markers in patients operated on for suspected acute appendicitis: a receiver
operating characteristic curve analysis.
http://www.fou.uib.no/drgradl200
1/ 12400 lIindex.html# 1., November 5th, 2004
Dipiro P.J., Coombs B.D., Schmiedl V.P., Krashy R.M., Lin E.C.
2004. Appendicitis.
5th,2004
http://www.emedicine.com!radio/topic47.htm.. November