Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Pada Proses Produksi Di PD.Rahayu Mulya.

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan aktif dalam menghasilkan produknya. Oleh karena itu, perusahaan dituntut agar dapat menghasilkan produk berkualitas baik dan sesuai keinginan konsumen, hal ini disebabkan karena konsumen yang semakin selektif dalam membeli produk yang mereka inginkan. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas dibutuhkan pengendalian kualitas pada produk yang dihasilkan. Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan dapat mengurangi kegagalan dalam produksi, sehingga dapat meminimalkan kerugian-kerugian yang terjadi dari hal tersebut. PD. Rahayu Mulya merupakan sebuah perusahaan konveksi yang memproduksi tenda pleton. Untuk memenangkan perusahaannya dari para pesaing maka perusahaan harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya. Adapun produk yang diteliti adalah tenda pleton, karena memiliki tingkat cacat yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan produksi lainnya. Maka dari itu, diperlukan alat bantu dalam melakukan pengendalian kualitas, salah satunya dengan menggunakan pengendalian kualitas secara statistika (Peta Kendali c). Dari hasil pengendalian kualitas terhadap tenda pleton dengan menggunakan Peta Kendali c, masih ditemukan penyimpangan berupa adanya titik yang berada di luar batas kendali atas (UCL) sehingga perlu dilakukan 1 (satu) kali revisi untuk mencari batas-batas kendali yang baru. Dalam mencari jenis cacat yang paling dominan digunakan Diagram Pareto, dari hasil analisis menggunakan Diagram Pareto ditemukan jenis-jenis cacat yang terjadi pada tenda pleton. Jenis-jenis cacat tersebut adalah Potongan Pada Kain Tidak Sesuai Dengan Standar (40%), Ketidakrapihan jahitan (36.92%), Robek (16.15%), dan Kelengkapan (6.93%). Sedangkan untuk mengetahui penyebab kecacatan yang terjadi, digunakan Diagram Sebab-Akibat. Dari hasil analisis menggunakan Diagram Sebab-Akibat dengan meninjau faktor manusia, mesin, metode, bahan baku dan lingkungan maka faktor paling dominan penyebab terjadinya cacat pada tenda pleton adalah faktor manusia yang kurang konsentrasi dan tidak teliti.

Kata-kata kunci: Kualitas, pengendalian kualitas, Peta Kendali c, Diagram Pareto, Diagram Sebab-Akibat.


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...……… HALAMAN PENGESAHAN……….………..…… SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….………

Hal. i ii iii

KATA PENGANTAR………..

ABSTRAK...

DAFTAR ISI………...

DAFTAR GAMBAR...………... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN………...

1.1Latar Belakang... 1.2Identifikasi Masalah... 1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian... 1.4Kegunaan Penelitian... 1.5Kerangka Pemikiran... 1.6Metode Penelitian...

BAB II LANDASAN TEORI... 2.1 Pengertian Manajemen Operasi... 2.2 Pengertian Dan Tujuan Pengendalian Kualitas... 2.2.1 Pengertian Kualitas...

iv v vi ix x 1 1 3 4 5 5 11 12 12 13 13


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha 2.2.2 Pengertian Pengendalian Kualitas... 2.2.3 Tujuan Pengendalian Kualitas... 2.3 Pengertian Spoilage, Rework dan Scrap... 2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas...

2.5. Dimensi Kualitas………

2.6 Proses Pengendalian Kualitas………..

2.7 Alat-Alat Pengendalian Kualitas………. 2.7.1 Check sheets (Lembar Pemeriksaan)………

2.7.2 Run Chart………..

2.7.3 Control Chart………... 2.7.4 Fishbone Diagram (Diagram Sebab-Akibat)……… 2.7.5 Diagram Pareto (Pareto Diagram)………...

2.8 Biaya-Biaya Kualitas………...

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………..

3.1 Objek Penelitian………..

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dan Perkembangan Perusahaan………….. 3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan……… 3.1.3 Proses Produksi Tenda Pleton………..

3.2 Pengertian Metode Penelitian……….

3.3 Teknik Pengumpulan Data………..

14 15 17 18 21 23 25 26 27 29 30 32 36 38 38 38 39 42 44 45


(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….

4.1 Kegiatan Pengendalian Kualitas Di PD. Rahayu Mulya……….… 4.2 Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Pengendalian Kualitas……… 4.2.1 Kualitas Bahan Baku (Material)………...

4.2.2 Tenaga Kerja (Man)……….

4.2.3 Mesin (Machine)………..

4.2.4 Metode Kerja (Work Method)………... 4.2.5 Lingkungan Kerja (Environment)………. 4.3 Penerapan Pengendalian Kualitas Statistik Dengan Menggunakan Peta Kendali c

4.4 Pengumpulan Data………..

4.5 Pembuatan Peta Kendali c………..

4.5.1 Uji Keseragaman Data……….

4.5.2 Analisis Menggunakan Diagram Pareto………. 4.5.3 Analisi Menggunakan Diagram Sebab-Akibat (Cause-And-Effect

Diagram)………...

4.5.4 Usulan Tindakan Perbaikan Dengan Siklus Deming………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………

5.1 Kesimpulan………..

5.2 Saran………

DAFTAR PUSTAKA………

47 47 48 48 49 49 50 50 50 52 53 56 60 64 73 76 76 77 79


(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2

Data Produk Cacat Tenda Pleton……… Data Mentah Untuk Analisis Pareto………..…. Data Diorganisasi Untuk Analisi Pareto……….

Hal. 03 34 35 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11

Jumlah Cacat Tenda Pleton PD. Rahayu Mulya……… Perhitungan Peta Kendali c Pada Tenda Pleton... Jumlah Cacat Tenda Pleton Revisi PD. Rahayu Mulya... Perhitungan Peta Kendali c Revisi Pada Tenda Pleton………... Jenis dan Jumlah Cacat Tenda Pleton... Jenis, Jumlah, Frekuensi Kumulatif dan Persentase Kumulatif Cacat Pada Tenda Pleton... Faktor Penyebab Potongan Pada Kain Tidak Sesuai Dengan Standar Pada Tenda Pleton... Faktor Penyebab Ketidakrapihan Jahitan Pada Tenda Pleton…. Faktor Penyebab Robek Pada Tenda Pleton………... Faktor Penyebab Kelengkapan Pada Tenda Pleton………. Usulan Tindakan Perbaikan Dengan Menggunakan Siklus

Deming……… 52 55 57 59 62 63 66 68 70 72 73


(6)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Perekonomian industri-industri di Indonesia pada saat memasuki persaingan global, perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut memerlukan sebuah keunggulan kompetitif. Suatu perusahaan produksi barang maupun jasa memerlukan manajemen yang baik, pengertian manajemen sendiri menurut George R. Terry (http://organisasi.org, 2003) adalah:

“Manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan planning, organizing, actuating dan controlling dimana pada masing-masing bidang digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan yang diikuti secara berurutan dalam rangka usaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan semula.”

Suatu Manajemen mempunyai spesifikasi yang khususnya lagi yang penulis ambil adalah Manajemen yang berkonsentrasi pada proses produksi, yaitu Manajemen Operasi. Agar perusahaan memperoleh keunggulan bersaing, tentu pihak manajemen perusahaan dituntut untuk mampu memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efektif dan efisien. Manajemen Operasi dapat membuat suatu keunggulan kompetitif suatu perusahaan seperti yang penulis akan bahas yaitu dalam pengendalian kualitasnya. Dengan mengendalikan kualitas dan mengoptimalkan tingkat efisiensi, perusahaan akan mampu menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya lebih rendah dan dapat menurunkan waktu produksinya. Dalam masalah produksi, pihak perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi


(7)

2 Universitas Kristen Maranatha permintaan konsumen baik dari segi kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu produksinya. Faktor-faktor tersebut dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen secara umum.

Kepuasan yang diberikan konsumen akan memberikan nilai positif bagi perusahaan seperti memberikan citra yang baik terhadap produknya. Kualitas merupakan faktor kunci bagi perusahaan untuk membangun image yang baik. Sebaliknya kegagalan produk akan memberikan dampak yang negatif bagi perusahaan di mata konsumennya. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya melakukan pengendalian kualitas agar kegagalan produksi dapat dikurangi. Dengan melakukan pengendalian kualitas ini perusahaan akan diberikan keuntungan lebih seperti; waktu produksi menjadi lebih cepat, mengurangi kerugian pengerjaan ulang, meningkatkan sumber daya manusia yang lebih kompeten, dan proses produksi menjadi lebih efisien. Perusahaan yang menjadi bahan acuan penulis adalah perusahaan yang mempunyai peran dalam penyediaan tenda pleton. Perusahaan yang dipilih berada di kota Bandung.

Dengan apa yang dikatakan di atas pentingnya memiliki keunggulan kompetitif dalam suatu perusahaan maka perusahaan ini pun memerlukan keunggulan kompetitif yang dapat diambil dari penerapan pengendalian sebuah kualitas. Sehingga pelanggan akan puas dengan apa yang dihasilkan perusahaan ini, karena pengendalian kualitas mempunyai pandangan untuk menciptakan sebuah produk atau jasa, manajer operasi harus dapat menetapkan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Topik yang penulis angkat yaitu bagaimana pengendalian kualitas dapat menghasilkan kinerja yang efektif dan juga efisien untuk mempunyai suatu keungulan kompetitif.

Jadi judul yang penulis pilih, yaitu : “Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Pada Proses Produksi Di PD. Rahayu Mulya


(8)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.2.

IDENTIFIKASI MASALAH

Tabel 1.1 Data Produk Cacat Tenda Pleton. No Pengamatan Tenda Pleton(200m²) Jumlah Cacat Pada Produk(x)

1 5

2 3

3 6

4 7

5 3

6 4

7 8

8 5

9 5

10 14

11 4

12 5

13 4

14 5

15 10

16 4

17 6

18 2

19 4

20 5

21 9

22 8

23 5

24 7

25 6

Jumlah 144

Sumber : PD.Rahayu Mulya (data telah diolah)

Perusahaan membuat tenda pleton yang sama bentuknya yaitu berukuran panjang 14 meter, lebar 6 meter dan tinggi 3 meter. Perusahaan ini harus mempunyai kualitas yang baik pada produknya, agar tidak timbul biaya lagi yang dapat menambah biaya proses produksi serta harga jual produknya. Dilihat dari data perusahaan ini, terjadi penyimpangan produk cacat terbesar pada no. 10, mengapa hal ini dapat terjadi?. Oleh karena itu penulis ingin mengadakan penelitian pada perusahaan ini, dan diharapkan dapat menekan cacat produk tenda pleton ini untuk keseluruhan produksinya.


(9)

4 Universitas Kristen Maranatha Proses produksi dalam suatu perusahaan bertujuan untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen serta memperoleh laba dari penjualannya tersebut. Keinginan konsumen dapat dipenuhi dengan membuat produk yang berkualitas dan mempunyai harga yg murah. Oleh sebab itu kegagalan dalam produksi sangat diharapkan tidak terjadi.

Kegagalan pada proses produksi tidak dapat dihindari oleh perusahaan, perusahaan menginginkan untuk meminimalisasi kegagalan tersebut. Perusahaan ini melaksanakan pengendalian kualitas agar mampu mengatasi permasalahannya tersebut pada setiap tingkatan proses produksi. Berdasarkan latar belakang penelitian penulis merumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu:

 Bagaimana proses pelaksanaan pengendalian kualitas pada produksi tenda pleton yang dilakukan PD. Rahayu Mulya?

 Jenis cacat apa saja yang dihadapi PD. Rahayu Mulya dalam proses produksi tenda pleton dan bagaimana cara pemecahan masalah tersebut?

1.3.

MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui proses pelaksanaan pengendalian kualitas produk tenda pleton yang dilakukan PD. Rahayu Mulya.

2. Mengetahui jenis cacat apa saja yang dihadapi PD. Rahayu Mulya dalam proses produksi tenda pleton dan cara pemecahan masalah tersebut.

1.4.

KEGUNAAN PENELITIAN


(10)

5 Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi penulis, dapat mengetahui bagaimana penerapan Manajemen Operasi dalam

praktek bisnis, terutama dalam hal pengendalian kualitasnya dan juga penulis dapat mengetahui bagaimana proses produksi pada perusahaan ini.

2. Bagi perusahaan, perusahaan dapat mengimplementasikan penelitian ini guna mengurangi kegagalan pada proses produksi, sehingga kepuasaan pelanggan akan terpenuhi.

1.5.

KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk memasuki perdagangan global perusahaan akan menghadapi persaingan yang makin ketat. Jenis produk tenda pleton menghadapi saingan baik dari produk dalam negeri yang sejenis, maupun produk buatan luar negeri.

Produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut sesuai dengan spesifikasi atau standar yang diinginkan oleh konsumen, dan konsumen akan merasa puas jika produk yang dikonsumsinya berkualitas. Agar perusahaan dapat menghasilkan produk yang berkualitas maka perusahaan dalam me-manage proses produksinya perlu mengadakan pengendalian kualitas.

Adapun pengertian kualitas menurut Jay Heizer dan Barry Render (2004: 190) adalah:

“Quality is the ability of a product of service to meet customer needs.”

Sedangkan pengertian menurut Amitava Mitra (1998: 5) adalah:

”Quality of product or service is the fitness of that product or service for meeting or exceeding its intended use as required by the customer.”

Di dalam kegiatan pengendalian kualitas, segala aktivitas produksi selalu berfokus pada pencapaian spesifikasi atau standar kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya.


(11)

6 Universitas Kristen Maranatha Penyimpangan terhadap spesifikasi atau standar tersebut dikategorikan sebagai kegagalan produksi, dapat berupa cacat atau rusak. Kegagalan produksi ini dapat dijadikan umpan balik untuk perusahaan melakukan perbaikan pada kemudian hari.

Kualitas sangat penting pengaruhnya, seperti pada reputasi perusahaan, keandalan produk, perdagangan global, dan kualitas mampu membuat proses produksi menjadi lebih efisien dan efektif.

Pengertian efisien dan efektif menurut James A.F. Stoner, R. Edward Freeman dan Daniel R. Gilbert JR. (1995: 9) adalah:

”Eficiency is the ability to minimize the use of resources in achieving

organizational objectives:”doing things right” dan ”Effectiveness is the

ability to determine appropriote objectives:”doing the right thing””

Efisien dan efektif dimaksudkan dalam hal waktu yang lebih cepat serta biaya yang minimum dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Untuk mengurangi biaya kegagalan produksi yang terjadi di perusahaan ini dan secara otomatis mengurangi biaya rework maka penulis membutuhkan suatu metode, dan metode yang akan digunakan yaitu Statistical Quality Control.

Pengertian Statistical Quality Control menurut Sofjan Assauri (1993: 236) adalah:

”Suatu sistem yang diperkembangkan untuk menjaga standar yang seragamdari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimal dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi perusahaan. Pada dasarnya SQC merupakan penggunaan metode statistik untuk mengumpulkan dan menganalisadata dalam menentukan dan mengawasi kualitas hasil produksi.” SQC terbagi menjadi dua jenis, yaitu:


(12)

7 Universitas Kristen Maranatha

Acceptance Sampling (Sampling Penerimaan), adalah suatu cara pengendalian kualitas kualitas dimana keputusan untuk menerima atau menolak sekumpulan produk tergantung pada diterimanya atau ditolaknya sampel.

Process Control (Pengendalian Proses), biasanya menggunakan alat bantu berupa Control Chart (Peta Kendali)

Dalam SQC tersebut saya akan menggunakan metode yang disebut Statistical Process Control.

Adapun pengertian Statistical Process Control menurut Jay Heizer dan Barry Render (2004: 201) adalah:

”Statistical Process Control is a process used to monitor standards, making

measurements and taking corrective action as a product or service is being

produced.”

”Pada dasarnya SPC ini menggunakan sampel output proses diuji, jika mereka berada dalam batas yang diperbolehkan, maka proses boleh dilanjutkan, jika mereka jatuh di luar jangkauan tertentu, maka proses dihentikan, dan biasanya penyebab akan diteliti dan dihilangkan. Alat bantunya dalam SPC ini adalah Peta Kendali (Control Chart)” Dikutip dari buku terjemahan Jay Heizer dan Barry Render (2004: 268).

Statistical Process Control menurut Howard S. Gitlow, Alan J. Oppenheim, Rosa Oppenheim, Davib M. Levine (2005: 183) ini dibagi menjadi dua, yaitu:

 Atribut Chart, yaitu peta kendali untuk karakteristik yang sulit diukur. 1. P-chart (peta kendali p; peta kendali persentase produk rusak)

Peta kendali ini digunakan untuk mengendalikan kualitas yang didasarkan atas produk yang rusak karena tidak sesuai dengan


(13)

8 Universitas Kristen Maranatha spesifikasi. Peta kendali p berguna untuk melihat banyaknya jumlah produk rusak dengan menggunakan persentase yang ditolak dan diterima.

2. np-chart (peta kendali np; peta kendali jumlah produk rusak)

Peta kendali ini digunkan untuk mengendalikan kualitas yang didasarkan atas jumlah produk yang rusak per unit dan digunakan jika ukuran sampel konstan.

3. c-chart (peta kendali c; peta kendali produk cacat)

Digunakan untuk mengendalikan kualitas dengan cara menghitung jumlah produk yang tidak diterima tiap-tiap unit output sampel.

4. u-chart (peta kendali u; peta kendali cacat/unit)

Hampir sama dengan peta kendali c, tapi dipeta kendali atribut u ini diperiksa cacat per unit.

 Variabel Chart, yaitu peta kendali untuk karakteristik yang dapat diukur seperti berat, volume, panjang dan lain sebagainya. Jenis-jenisnya yaitu:

1. X-bar chart (peta kendali rata-rata).

Menunjukan setiap perubahan nilai rata-rata proses untuk mengetahui apakah proses masih berada pada batas yang terkendali atau tidak. Biasanya digunakan untukmenemukan variasi antara sub grup.

2. R chart (peta kendali rentang)

Mencatat variabilitas masing-masing data yang terlihat dalam suatu sampel. Peta R ini memperlihatkan perbandingan range sampel yang range rata-rata yang diinginkan. Digunakan untuk menemukan variasi di dalam sub grup.


(14)

9 Universitas Kristen Maranatha Kualitas dalam suatu produk merupakan hal yang sulit diukur, maka dari peta kendali tersebut untuk melakukan penelitian di dalam perusahaan ini penulis akan menggunakan peta kendali atribut dengan menggunakan chart c (peta kendali produk cacat). Peta kendali c ini digunakan untuk mengendalikan jumlah kecacatan per unit output.

Setelah peta kendali c tersebut diterapkan diharapkan penyimpangan yang terjadi dapat diketahui penyebab-penyebabnya dan dapat dihilangkan dengan menggunakan Diagram Pareto dan Fishbone Diagram. Diagram pareto menurut Jay Heizer dan Barry Render (2004: 266) dalam buku terjemahannya, yaitu Operation Management adalah:

”Sebuah metode untuk mengelola kesalahan, masalah, atau cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah.”

Sedangkan Fishbone Diagram menurut Jay Heizer dan Barry Render (2004: 265) dalam buku terjemahannya, yaitu Operation Management adalah:

”Teknik skematis yang digunakan untuk menemukan lokasi yang mungkin ada permasalahan kualitas.”

Pengendalian kualitas tersebut diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi perusahaan agar perusahaan tersebut dapat memperbaiki secara konsisten untuk menghasilkan produk yang lebih baik lagi.


(15)

10 Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.1. Bagan Kerangka Pemikiran

Sumber: Penulis

Manajemen Operasi

Pengendalian Kualitas

Statistical Quality Control (SQC)

Acc Sampling Proses kontrol

Variabel Atribut

X-bar chart R-chart P-chart np-chart c-chart u-chart

Pareto Diagram

Fishbone Diagram


(16)

11 Universitas Kristen Maranatha

1.6.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dala riset ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti disertai penelaahan dan interprestasi untuk dianalisis dan dicarikan jalan pemecahannya. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik stu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat atau menghubungkan dengan variabel lain.

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis antara lain:

1) Penelitian Lapangan (Field Research)

 Wawancara, yang dimaksud adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Di lakukan guna untuk memperoleh informasi dan keterangan langsung dari informan.

 Pengamatan langsung, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung dengan objek penelitian, dengan memperhatikan secara akurat, mencatat yang muncul dan mempertimbangkan hubungan dengan penelitian skripsi.

 Mempelajari dan menganalisis dokumen perusahaan yang berkaitan dengan topic yang diteliti.

2) Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder, yang dapat dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku literatur, referensi, dan bahan-bahan yang diperoleh selama menempuh kuliah di Fakultas Ekonomi Maranatha.


(17)

76 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis dan untuk menjawab identifikasi masalah yang ada, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan pengendalian kualitas (Quality Control) produk tenda pleton yang telah dilakukan oleh PD. Rahayu Mulya selama ini dilakukan dengan cara inspeksi, yaitu pengendalian kualitas secara langsung melihat objek yang diteliti, meliputi pengendalian pada pemilihan bahan baku dan pemeriksaan sebelum pembungkusan. 2. Dengan menggunakan peta kendali c, ditemukan adanya gejala penyimpangan berupa

1 titik ( data nomor 10) yang berada diluar batas kendali atas (UCL).

a. Dengan menggunakan Diagram Pareto dapat diketahui jenis cacat yang sering terjadi adalah sebagai berikut :

 Potongan Pada Kain Tidak Sesuai Dengan Standar (40%)

 Ketidak-rapihan Jahitan (36,92%)

 Robek (16,15%)

 Kelengkapan (6,93%)

b. Dengan menggunakan Diagram Sebab-Akibat (Cause-and Effect Diagram) dapat diketahui faktor-faktor utama yang menyebabkan kecacatan pada produk yaitu :

 Faktor manusia seperti kurang teliti, kurang terampil dan dari segi pengalaman juga sangat mempengaruhi dari hasil pekerjaan.


(18)

77 Universitas Kristen Maranatha

 Faktor mesin seperti mesin yang mudah macet karena kurang perawatan pada mesin.

 Faktor metode kerja dikarenakan penyampaian metode kerja yang kurang jelas.

 Faktor material seperti bahan baku dan bahan pembantu yang kualitasnya kurang baik untuk digunakan.

 Faktor lingkungan karena suhu yang kurang nyaman atau panas. Tidak adanya fasilitas air conditoner, dan kurangnya ventiliasi udara pada ruangan.

5.2.Saran

Dari hasil analisis pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, berikut adalah saran yang dapat diberikan oleh penulis :

1. Dilihat dari hasil penelitian maka penulis memberikan pemecahan masalah dari timbulnya masalah-masalah cacat pada produk yang terjadi di PD. Rahayu Mulya untuk melakukan pengendalian kualitas tidak hanya pada bahan baku dan produk jadi saja, akan tetapi dilakukan pengendalian kualitas terhadap proses produksi juga, agar dapat mengurangi penyimpangan sehingga produk cacat dapat diminimalkan. Perlu diperhatikan juga faktor-faktor utama seperti manusia, mesin, metode kerja, material dan lingkungan kerja agar lebih diperhatikan sehingga dapat membantu dalam meminimalkan produk cacat.

2. Sebaiknya PD. Rahayu Mulya dalam melakukan proses inspeksi tidak hanya pada bahan baku dan produk jadi saja. Karena cara inpeksi seperti ini masih ditemukan penyimpangan-penyimpangan pada proses produksinya yang akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas. Dengan dilakukannya inspeksi pada bahan


(19)

78 Universitas Kristen Maranatha baku, proses produksi dan produk jadi, diharapkan dapat mengurangi penyimpangan sehingga produk cacat dapat diminimalkan.

3. Dalam upaya mengurangi kecacatan pada tenda pleton seperti; Potongan Pada Kain Tidak Sesuai Dengan Standar, Ketidak-rapihan Jahitan, robek dan kelengkapan dengan meninjau faktor manusia, mesin, material, metode kerja dan lingkungan, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

 Manusia merupakan faktor dominan yang sangat mempengaruhi proses produksi dan output yang dihasilkan, maka dari itu perlu dilakukan pelatihan-pelatihan kepada karyawan dengan tujuan agar karyawan dapat bekerja dengan lebih teliti dan untuk menambah kemampuan karyawan dalam melaksanakan proses produksi.

 Pada faktor mesin seperti mesin yang mudah macet karena kurang perawatan pada mesin, maka perlu dilakukan perawatan secara berkala untuk

menghindari kerusakan pada mesin yang dapat menghentikan jalannya produksi.

Pengawasan dan pemeriksaan pada bahan baku dari supplier, seperti pemeriksaan yang ketat terhadap bahan baku dan bahan pendukung dalam proses produksi.

 Agar kesalahan-kesalahan pada metode kerja dapat diminimalkan, disarankan perusahaan untuk memberikan petunjuk kerja tertulis mengenai metode kerja yang benar.

 Lingkungan kerja yang bersih dan nyaman dapat mempengaruhi hasil produksi, maka perusahaan sebaiknya memperhatikan kondisi kebersihan, penerangan dan sirkulasi udara.


(20)

79 Universitas Kristen Maranatha 4. Membuat program PDSA (Plan, Do, Study and Act) secara berkesinambungan

untuk terus melakukan tindakan perbaikan dan kesempurnaan dari output yang dihasilkan.


(21)

80 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. (1993). Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Besterfield, D.H. (1998). Quality Control. 5th Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Feigenbaum, A. V. (2002). Total Quality Control. USA : Mc Graw-Hill Companies,

Inc.

Gaspersz, V. (2001). Statistical Quality Control : Penerapan Teknik-Teknik Statistikal Dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Gaspersz, V. (2001). Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Heizer, J. & Barry Render. (2004). Operations Management : New Chapter on E-commerce. 7th Edition. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Jain, P.L. (2001). Quality Control and Total Quality Management. New Delhi : Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Limited.

Jones, G. R., Jenifer M. George & Charles W. L. Hill (2000). Contemporary Management.2nd Edition. Singapore: Mc Graw-Hill, International Edition. Krajewski, L. J. & Larry P. Ritzman. (2002). Operations Management: Strategy and

Analysis. 6th Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Mitra A. (1998). Fundamentals of Quality Control and Environment. 2nd Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.


(22)

81 Universitas Kristen Maranatha Montgomery, D. C. (2002). Introduction to Statistical Quality Control. New York.

John Wiley and Son’s.

Oakland, J. S. (2003). Total Quality Management: Text with Cases. 3rd Edition. Oxford: Butterworth Heinemann.

Russel, R. S. & Bernard W. Taylor III. (2006). Operations Management: Quality and Competitiveness In A Global Environment.5th Edition. River Street: John

Wiley and Son’s

Schroeder, R. G. (2000). Operations Management: Contemporary Concepts and Cases. USA: Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Stevenson, W. J. (2005). Production Operations Management. 8th Edition. USA: Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Stoner, J. A. F., R. Edward Freeman. & Daniel R. Gilbert JR. (1996). Manajemen. Jilid 1. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Sugiyono, Prof. Dr. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Edisi 10. Bandung: CV Alfabeta.


(1)

76 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis dan untuk menjawab identifikasi masalah yang ada, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan pengendalian kualitas (Quality Control) produk tenda pleton yang telah dilakukan oleh PD. Rahayu Mulya selama ini dilakukan dengan cara inspeksi, yaitu pengendalian kualitas secara langsung melihat objek yang diteliti, meliputi pengendalian pada pemilihan bahan baku dan pemeriksaan sebelum pembungkusan. 2. Dengan menggunakan peta kendali c, ditemukan adanya gejala penyimpangan berupa

1 titik ( data nomor 10) yang berada diluar batas kendali atas (UCL).

a. Dengan menggunakan Diagram Pareto dapat diketahui jenis cacat yang sering terjadi adalah sebagai berikut :

 Potongan Pada Kain Tidak Sesuai Dengan Standar (40%)

 Ketidak-rapihan Jahitan (36,92%)

 Robek (16,15%)

 Kelengkapan (6,93%)

b. Dengan menggunakan Diagram Sebab-Akibat (Cause-and Effect Diagram) dapat diketahui faktor-faktor utama yang menyebabkan kecacatan pada produk yaitu :

 Faktor manusia seperti kurang teliti, kurang terampil dan dari segi pengalaman juga sangat mempengaruhi dari hasil pekerjaan.


(2)

77 Universitas Kristen Maranatha

 Faktor mesin seperti mesin yang mudah macet karena kurang perawatan pada mesin.

 Faktor metode kerja dikarenakan penyampaian metode kerja yang kurang jelas.

 Faktor material seperti bahan baku dan bahan pembantu yang kualitasnya kurang baik untuk digunakan.

 Faktor lingkungan karena suhu yang kurang nyaman atau panas. Tidak adanya fasilitas air conditoner, dan kurangnya ventiliasi udara pada ruangan.

5.2.Saran

Dari hasil analisis pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, berikut adalah saran yang dapat diberikan oleh penulis :

1. Dilihat dari hasil penelitian maka penulis memberikan pemecahan masalah dari timbulnya masalah-masalah cacat pada produk yang terjadi di PD. Rahayu Mulya untuk melakukan pengendalian kualitas tidak hanya pada bahan baku dan produk jadi saja, akan tetapi dilakukan pengendalian kualitas terhadap proses produksi juga, agar dapat mengurangi penyimpangan sehingga produk cacat dapat diminimalkan. Perlu diperhatikan juga faktor-faktor utama seperti manusia, mesin, metode kerja, material dan lingkungan kerja agar lebih diperhatikan sehingga dapat membantu dalam meminimalkan produk cacat.

2. Sebaiknya PD. Rahayu Mulya dalam melakukan proses inspeksi tidak hanya pada bahan baku dan produk jadi saja. Karena cara inpeksi seperti ini masih ditemukan penyimpangan-penyimpangan pada proses produksinya yang akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas. Dengan dilakukannya inspeksi pada bahan


(3)

78 Universitas Kristen Maranatha baku, proses produksi dan produk jadi, diharapkan dapat mengurangi penyimpangan sehingga produk cacat dapat diminimalkan.

3. Dalam upaya mengurangi kecacatan pada tenda pleton seperti; Potongan Pada Kain Tidak Sesuai Dengan Standar, Ketidak-rapihan Jahitan, robek dan kelengkapan dengan meninjau faktor manusia, mesin, material, metode kerja dan lingkungan, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

 Manusia merupakan faktor dominan yang sangat mempengaruhi proses produksi dan output yang dihasilkan, maka dari itu perlu dilakukan pelatihan-pelatihan kepada karyawan dengan tujuan agar karyawan dapat bekerja dengan lebih teliti dan untuk menambah kemampuan karyawan dalam melaksanakan proses produksi.

 Pada faktor mesin seperti mesin yang mudah macet karena kurang perawatan pada mesin, maka perlu dilakukan perawatan secara berkala untuk

menghindari kerusakan pada mesin yang dapat menghentikan jalannya produksi.

Pengawasan dan pemeriksaan pada bahan baku dari supplier, seperti pemeriksaan yang ketat terhadap bahan baku dan bahan pendukung dalam proses produksi.

 Agar kesalahan-kesalahan pada metode kerja dapat diminimalkan, disarankan perusahaan untuk memberikan petunjuk kerja tertulis mengenai metode kerja yang benar.

 Lingkungan kerja yang bersih dan nyaman dapat mempengaruhi hasil produksi, maka perusahaan sebaiknya memperhatikan kondisi kebersihan, penerangan dan sirkulasi udara.


(4)

79 Universitas Kristen Maranatha

4. Membuat program PDSA (Plan, Do, Study and Act) secara berkesinambungan untuk terus melakukan tindakan perbaikan dan kesempurnaan dari output yang dihasilkan.


(5)

80 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. (1993). Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Besterfield, D.H. (1998). Quality Control. 5th Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Feigenbaum, A. V. (2002). Total Quality Control. USA : Mc Graw-Hill Companies,

Inc.

Gaspersz, V. (2001). Statistical Quality Control : Penerapan Teknik-Teknik Statistikal

Dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Gaspersz, V. (2001). Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Heizer, J. & Barry Render. (2004). Operations Management : New Chapter on

E-commerce. 7th Edition. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Jain, P.L. (2001). Quality Control and Total Quality Management. New Delhi : Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Limited.

Jones, G. R., Jenifer M. George & Charles W. L. Hill (2000). Contemporary

Management.2nd Edition. Singapore: Mc Graw-Hill, International Edition.

Krajewski, L. J. & Larry P. Ritzman. (2002). Operations Management: Strategy and

Analysis. 6th Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Mitra A. (1998). Fundamentals of Quality Control and Environment. 2nd Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.


(6)

81 Universitas Kristen Maranatha Montgomery, D. C. (2002). Introduction to Statistical Quality Control. New York.

John Wiley and Son’s.

Oakland, J. S. (2003). Total Quality Management: Text with Cases. 3rd Edition. Oxford: Butterworth Heinemann.

Russel, R. S. & Bernard W. Taylor III. (2006). Operations Management: Quality and

Competitiveness In A Global Environment.5th Edition. River Street: John

Wiley and Son’s

Schroeder, R. G. (2000). Operations Management: Contemporary Concepts and

Cases. USA: Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Stevenson, W. J. (2005). Production Operations Management. 8th Edition. USA: Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Stoner, J. A. F., R. Edward Freeman. & Daniel R. Gilbert JR. (1996). Manajemen. Jilid 1. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Sugiyono, Prof. Dr. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Edisi 10. Bandung: CV Alfabeta.