ART Rahma DH, Imam P Penanaman Modal abstract

ISSN 1979 - 6471

Volume XIX No. 2, Agustus 2016

PENANAMAN MODAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA
Rahma Dian Hapsari
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Jakarta
rahmadhapsari@gmail.com
Imam Prakoso
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Jakarta
imamprakoso90@ymail.com

ABSTRACT
This research examines the impact whether foreign direct investment (PMA) can
significantly influence the gross domestic regional product ( PDRB ) and how
moderation variable of Unemployment Rate (TPT) and Human Development Index
(IPM) also influence to Indonesian provinces as the research objects of this study.
The data was taken from 2004-2013 (10 years). By using General Methods of
Moments (GMM), this research shows PMA does not have any impact on economic
growth. On the other hand, domestic direct investment (PMDN) is able to increase

economic growth. This implies that PMA only funded the needs to less strategic
investment sector. To boost up evenly the provincial economic growth, government
should increase the incentive on investment to attract foreign investors to invest on
less strategic sectors, and create incentive for domestic investors to maintain the
business. Another conclusion is Indonesian workers are not developed due to the
presence of PMA, and it indicates that there is no transfer of technology.
Government needs to maintain PMDN and attract investors to invest in other sectors
that are still not efficiently managed by PMDN.
Keywords: economic growth in province, foreign direct investment, strategic
investment
ABSTRAK
Penelitian ini menguji dampak Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pendapatan
Daerah Regional Bruto (PDRB) dan bagaimanakah pengaruh hubungan moderasi
yang lain Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Indeks Pembangunan
Manusia(IPM) dengan menggunakan provinsi-provinsi di Indonesia sebagai objek
penelitian dari tahun 2004-2013 (10 tahun). Dengan menggunakan General Methods
of Moments (GMM), penelitian ini membuktikan bahwa PMA tidak mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, penanaman modal dalam negeri
(PMDN) mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan PMA
hanya mengisi kebutuhan dana atas sektor yang kurang strategis. Untuk

meningkatkan pertumbuhan perekonomian provinsi secara merata pemerintah perlu
meningkatkan insentif investasi untuk menarik investor asing berinvestasi pada
sektor yang kurang strategis dengan mengupayakan insentif lain bagi investor dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis

211

Volume XIX No. 2, Agustus 2016

ISSN 1979 - 6471

negeri untuk mempertahankan usahanya. Kesimpulan lainnya adalah pekerja di
Indonesia tidak berkembang dengan adanya PMA, artinya tidak terjadi transfer
teknologi. Pemerintah perlu mempertahankan PMDN dan menarik investor untuk
berinvestasi dalam sektor yang masih belum efisien dikelola oleh PMDN.
Kata kunci: pertumbuhan ekonomi provinsi, penanaman modal asing, investasi
strategis

PENDAHULUAN

Dari tahun ke tahun, pemerintah berusaha mengeluarkan paket investasi yang
mampu menarik minat investor melalui pengurangan biaya perusahaan melalui
perpajakan atau kemudahan lainnya (contohnya: No.144/PMK.011/2012 dan
No.76/PMK.011/2012). Investasi di suatu negara dapat bersumber dari investasi
dalam negeri maupun investasi asing. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
maupun Penanaman Modal Asing (PMA) yang tepat sasaran akan sama-sama
meningkatkan perekonomian bangsa. Investasi tersebut dapat berbentuk investasi
langsung yakni berupa pembelian aset atau pembentukan usaha baru maupun
investasi tidak langsung yakni berupa investasi di pasar uang dan pasar modal.
Peran PMA pada suatu perekonomian negara akan menentukan
perekonomian tersebut. Apabila PMA hanya sebagai tambahan modal untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak dapat ditutupi oleh PMDN, maka PMA hanya akan
berdampak pada jangka pendek. Hal tersebut dikarenakan peran penting PMA dalam
mentransfer aset akan semakin efisien. Sebaliknya, PMA dapat membawa inovasi
kepada negara tuan rumah sehingga dapat mendorong perekonomian melalui
kegiatan usaha yang lebih efisien dan efektif. Peningkatan ekonomi melalui
pembelajaran teknologi asing dan cara lainnya tidak terlalu efektif pada negara
berkembang karena memiliki tingkat pendidikan yang kurang (Li dan Liu 2005).
Penelitian masih banyak yang masih pro dan kontra, menjadikan fenomena tersebut
masih menarik untuk diuji terlebih dengan menggunakan sampel yang lebih spesifik

yaitu provinsi-provinsi di Indonesia.
Investasi yang dilakukan asing dapat secara langsung memengaruhi jumlah
permodalan, meningkatkan kualitas SDM dan memajukan perkembangan teknologi
pada negara yang dituju (De Mello 1999). Namun, PMA hanya dapat meningkatkan
output dalam jangka pendek dan membatasi pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang karena return atas modal asing tersebut akan mengalami penurunan dalam
jangka panjang (diminishing marginal productivity of capital) jika tidak terdapat
inovasi yang berarti. Hal ini mengakibatkan pengaruh PMA terhadap perekonomian
akan bervariasi, tergantung pada kondisi tertentu. Penelitian sebelumnya menemukan
bahwa PMA dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia (Latip
2009), peran PMA menentukan keefektifan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
ekonomi. Penelitian lainnya membuktikan tidak ada peningkatan produktivitas yang

212

Jurnal Ekonomi dan Bisnis