Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Pengetahuan Keluarga Mengenai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru di RSPAW Salatiga T1 462010064 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Secara umum, tingkat
pengetahuan keluarga
mengenai penyakit TB Paru dan upaya pencegahan
penularannya dalam penelitian ini baik, hanya saja tidak
semua
tercermin
dalam
pengaplikasiannya
(perilaku
maupun tindakan) dikarenakan faktor budaya masih
mendominasi. Keluarga A lebih mementingkan toleransi
daripada harus membatasi hubungan dengan penderita
TB Paru sedangkan keluarga C memiliki anggapan bahwa
penyakit TB Paru adalah penyakit keturunan karena
pengalaman yang dimiliki keluarga.
5.2 Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
maka
ada
beberapa saran dari penulis, yakni:
1. Bagi keluarga
Diharapkan
pengetahuannya
agar
tetap
mengenai
97
mengaplikasikan
upaya
pencegahan
penularan penyakit TB Paru dan mendukung penderita
TB Paru sendiri agar rutin melakukan pengobatan.
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar tetap
memfasilitasi dan mengontrol program pengobatan
penderita TB Paru
serta meningkatkan pendidikan
kesehatan bagi keluarga dan pasien TB Paru terutama
ketika pasien hendak pulang ke rumah. Keluarga
pasien TB Paru penting untuk diingatkan terkait dalam
upaya pencegahan penularannya.
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan agar selalu menentukan Pengawas Minum
Obat (PMO) dalam keluarga penderita TB Paru
sehingga dapat mengontrol keaktifan penderita TB
Paru dalam meminum obat. Selain itu perlu dilakukan
pengawasan secara berkala atau kunjungan rutin
untuk memantau pengobatan dan upaya pencegahan
penularan penyakit TB Paru yang dilakukan keluarga di
rumah.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, jika ingin meneliti lebih lanjut
mengenai pengetahuan keluarga mengenai upaya
98
pencegahan penularan penyakit TB Paru, diharapkan
dapat meneliti mengenai dukungan keluarga terhadap
penderita TB Paru dan melakukan observasi serta
menambah jumlah partisipan yang akan diwawancarai
tanpa lepas dari aspek budaya.
99
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Secara umum, tingkat
pengetahuan keluarga
mengenai penyakit TB Paru dan upaya pencegahan
penularannya dalam penelitian ini baik, hanya saja tidak
semua
tercermin
dalam
pengaplikasiannya
(perilaku
maupun tindakan) dikarenakan faktor budaya masih
mendominasi. Keluarga A lebih mementingkan toleransi
daripada harus membatasi hubungan dengan penderita
TB Paru sedangkan keluarga C memiliki anggapan bahwa
penyakit TB Paru adalah penyakit keturunan karena
pengalaman yang dimiliki keluarga.
5.2 Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
maka
ada
beberapa saran dari penulis, yakni:
1. Bagi keluarga
Diharapkan
pengetahuannya
agar
tetap
mengenai
97
mengaplikasikan
upaya
pencegahan
penularan penyakit TB Paru dan mendukung penderita
TB Paru sendiri agar rutin melakukan pengobatan.
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar tetap
memfasilitasi dan mengontrol program pengobatan
penderita TB Paru
serta meningkatkan pendidikan
kesehatan bagi keluarga dan pasien TB Paru terutama
ketika pasien hendak pulang ke rumah. Keluarga
pasien TB Paru penting untuk diingatkan terkait dalam
upaya pencegahan penularannya.
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan agar selalu menentukan Pengawas Minum
Obat (PMO) dalam keluarga penderita TB Paru
sehingga dapat mengontrol keaktifan penderita TB
Paru dalam meminum obat. Selain itu perlu dilakukan
pengawasan secara berkala atau kunjungan rutin
untuk memantau pengobatan dan upaya pencegahan
penularan penyakit TB Paru yang dilakukan keluarga di
rumah.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, jika ingin meneliti lebih lanjut
mengenai pengetahuan keluarga mengenai upaya
98
pencegahan penularan penyakit TB Paru, diharapkan
dapat meneliti mengenai dukungan keluarga terhadap
penderita TB Paru dan melakukan observasi serta
menambah jumlah partisipan yang akan diwawancarai
tanpa lepas dari aspek budaya.
99