PENGARUH LABA DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2010 - 2012.

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL
DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BEI TAHUN 2010-2012

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:

TOUFIK AI ALHIDAYAT
NIM. 7101220026

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGARUH LABA DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI

FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
TAHUN 2010-2012”. Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk diuji dalam
mempertahankan skripsi.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan untuk itu, kritik dan saran kepada semua pihak dalam
penyempurnaan skripsi ini penulis sangat harapkan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan moril
maupun materil yang tak ternilai harganya. Untuk itu saya mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, M.E. sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. La Ane, M.Si sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan
4. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si, Ak., sebagai Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
5. Bapak OK. Sofyan Hidayat, SE, M.Si, Ak. sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan motivasi serta bimbingannya

vi


6. Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si, Ak. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan motivasi serta bimbingannya.
7. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staff pegawai Jurusan Akuntansi yang
telah banyak membimbing dan membantu dalam penulisan ini.
8. Seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2010 Jurusan Akuntansi, dan
Bang Ricky selaku Staff jurusan akuntansi sudah banyak membantu terima
kasih atas doa dan juga dukungannya selama ini.
Akhirnya segala bantuan, dorongan jasa dan kerjasama yang telah diberikan
semua pihak, semoga mendapat ridho dan berkah dari Allah SWT. Penulis
harapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Medan, April 2014

Toufik Ai Alhidayat
NIM. 7101220026

vii

ABSTRAK
Toufik Ai Alhidayat, 7101220026. Pengaruh Laba dan Arus Kas untuk

Memprediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur di
BEI Tahun 2010 - 2012. Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2014.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah laba dan arus kas mampu
memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
secara empiris pengaruh laba dan arus kas untuk memprediksi kondisi financial
distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar
pada tahun 2010 – 2012 sebanyak 131 perusahaan. Dari 131 perusahaan yang
menjadi populasi, 20 perusahaan terpilih menjadi sampel pada metode Z-Score
Altman dan 17 Perusahaan sampel terpilih pada metode Zmijweski dengan
menggunakan purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang di download dari
www.idx.co.id. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t
tingkat kepercayaan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada metode Z-Score Altman, laba
berpengaruh secara parsial signifikan terhadap kondisi financial distress
sedangkan arus kas tidak berpengaruh signifikan. Pada Metode Zmijweski, laba
dan arus kas berpengaruh secara parsial signifikan terhadap kondisi financial

distress.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada metode Z-Score altman dan
Zmijweski, laba mampu memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan
manufaktur di BEI tahun 2010-2012. Pada metode Z-Score Altman arus kas tidak
mampu memprediksi memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan
manufaktur di BEI tahun 2010-2012 sedangkan pada metode Zmijweski arus kas
mampu memprediksi memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan
manufaktur di BEI tahun 2010-2012 .
Kata Kunci : Laba, Arus Kas dan Financial Distress

iv

ABSTRACT
Toufik Ai Alhidayat, 7101220026. Effect of Earnings and Cash Flow for
Predicting Financial Distress Conditions in Manufacturing Company on the
Stock Exchange Year 2010 – 2012. Skripsi, Program Accounting Studies,
Faculty of Economics, University of Medan, 2014
The problem in this study is whether the earnings and cash flow is able to predict
financial distress in companies listed on the BEI. This study aims to identify and
analyze empirically the influence of earnings and cash flows to predict financial

distress in companies listed on the BEI.
The population in this study is a manufacturing company which was registered in
2010 - 2012 as many as 131 companies. Of the 131 companies into the
population, 20 companies selected to be sampled at the Altman Z-Score method
and 17 companies selected in the sample Zmijweski method using purposive
sampling. The data used in this study are secondary data from financial
statements downloaded from www.idx.co.id. Testing this hypothesis using a t-test
confidence level of 5%.
The results showed that the method of Altman Z-Score, profits partial effect
significant financial distress while cash flow has no significant effect. In
Zmijweski method, earnings and cash flow partial effect significant financial
distress.
The conclusion of this study is the method of Altman Z-Score and Zmijweski,
profit is able to predict financial distress at a manufacturing company in the BEI
in 2010-2012. In the method of Altman's Z-Score cash flow is not able to predict
predict financial distress at a manufacturing company in the BEI in 2010-2012,
while the method is able to predict cash flow Zmijweski predict financial distress
at a manufacturing company in the BEI in 2010-2012.
Keywords: Earnings, Cash Flow and Financial Distress


v

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 26
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian (Z-Score Altman) ........ 41
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian (Zmijweski) ................ 42
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas (Z-Score Altman) .................................. 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas (Zmijewski)........................................... 45
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas (Z-Score Altman) ........................ 46
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas (Zmijweski) ................................. 47
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi (Z-Score Altman) ............................... 49
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi (Zmijweski) ........................................ 49
Tabel 4.9 Hasil Uji F(Z-Score Altman) .................................................. 50
Tabel 4.10 Hasil Uji F (Zmijweski) ........................................................ 50
Tabel 4.11 Hasil Uji regresi (Z-Score Altman)....................................... 51
Tabel 4.12 Hasil Uji regresi (Zmijweski) ............................................... 52
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Z-Score Altman) ............. 54
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Zmijweski) ...................... 54
Tabel 4.15 Hasil Uji t (Z-Score Altman) ................................................ 56
Tabel 4.16 Hasil Uji t (Zmijweski) ......................................................... 57


xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................... 31
Gambar 4.1 Scatterplot (Z-score)............................................................ 48
Gambar 4.2 Scatterplot (Zmijweski) ....................................................... 48

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. Tabel perhitungan penelitian
LAMPIRAN B. Hasil Output SPSS
LAMPIRAN C. Berkas Administrasi

xv

1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia usaha semakin hari semakin kuat tingkat
persaingannya. Adanya persaingan yang semakin kuat tersebut, perusahaan juga
dituntut untuk selalu memperkuat daya saing sehingga nantinya akan mampu
bersaing

dengan

mengantisipasi

perusahaan

persaingan

lain.

Ketidakmampuan

yang ada akan


perusahaan

dalam

mengakibatkan kebangkrutan

perusahaan.
Pada kondisi normal, kebangkrutan perusahaan tidak dapat terjadi secara
tiba-tiba melainkan melalui proses atau tahapan dimana manajemen perusahaan
seharusnya mengenali gejala-gejala sejak dini. Kebangkrutan perusahaan dapat
terjadi karena perusahaan mengalami masalah keuangan yang dibiarkan berlarutlarut. Sebelum terjadinya kebangkrutan, perusahaan akan mengalami financial
distress.
Permasalahan keuangan (financial distress) sudah menjadi momok bagi
seluruh perusahaan, karena permasalahan keuangan dapat menyerang seluruh
jenis perusahaan, walaupun perusahaan tersebut adalah perusahaan yang besar.
Permasalahan keuangan pada perusahaan menjadi bahan yang menarik untuk
diteliti karena banyak perusahaan menghindari permasalahan ini.
Menurut Platt dan Platt (2002), financial distress adalah tahap penurunan
kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum

terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Kondisi ini pada umumnya ditandai

1

2

antara lain dengan adanya penundaan pengiriman, kualitas produk yang menurun,
dan penundaan pembayaran tagihan dari bank. Apabila kondisi financial distress
ini diketahui, diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi
tersebut sehingga perusahaan tidak akan masuk pada tahap kesulitan yang lebih
berat seperti kebangkrutan ataupun likuidasi.
Tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba. Salah satu
kegunaan dari informasi laba yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam pembagian deviden kepada para investor. Laba bersih suatu perusahaan
digunakan sebagai dasar pembagian deviden kepada investornya. Jika laba bersih
yang diperoleh perusahaan sedikit atau bahkan mengalami rugi maka pihak
investor tidak akan mendapatkan deviden. Hal ini jika terjadi berturut-turut akan
mengakibatkan para investor menarik investasinya karena mereka menganggap
perusahaan tersebut mengalami kondisi permasalahan keuangan atau financial
distress. Dengan kondisi demikian maka laba dapat dijadikan indikator oleh pihak

investor untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Atas dasar ini peneliti
ingin membuktikan secara empiris mengenai pengaruh informasi laba untuk
memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
Arus kas merupakan laporan yang memberikan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode waktu tertentu.
Informasi arus kas dibutuhkan pihak kreditor untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam pembayaran hutangnya. Apabila arus kas suatu perusahaan
bernilai kecil, maka kreditor tidak mendapatkan keyakinan atas kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang dan sebaliknya. Jika hal ini berlangsung

3

secara terus menerus, kreditor tidak akan mempercayakan kreditnya kembali
kepada perusahaan karena perusahaan dianggap mengalami permasalahan
keuangan atau financial distress. Dengan kondisi demikian maka arus kas dapat
dijadikan indikator oleh pihak kreditor untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan. Atas dasar ini peneliti ingin membuktikan secara empiris mengenai
pengaruh informasi arus kas untuk memprediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
Peneliti memilih periode perusahaan yang di BEI tahun 2010-2012
disebabkan data-data perusahaan yang masih baru. Pada penelitian ini penulis
hanya tertarik pada perusahaan manufaktur dikarenakan perusahaan manufaktur
merupakan perusahaan yang menjual produknya yang dimulai dengan proses
produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan
bahan hingga menjadi produk yang siap dijual . Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk mengangkat masalah ini dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk
memperoleh bukti empiris mengenai apakah laba atau arus kas berpengaruh untuk
memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.
Penelitian

yang

dilakukan

Setyaningrum

(dalam

Atmini.

2005)

memprediksi kekuatan dan arti penting arus kas dalam memprediksi
kebangkrutan.

Sedangkan

Casey

dan

Bartczak

(dalam

Atmini

.2005)

menunjukkan bahwa arus kas merupakan prediksi yang buruk terhadap financial
distress. Gentry et al (dalam Atmini .2005) mendukung penelitian bahwa arus kas
memasukkan berbagai aliran dana seperti dividen dan pengeluaran modal

4

sedangkan Azis dan Lawson (1989) mengatakan bahwa model berbasis arus kas
lebih efektif dalam memprediksi peringatan kebangkrutan lebih awal.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Saragi
(2012) yang menyatakan bahwa rasio keuangan dapat digunakan dalam
memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian ini dari sebelumnya
adalah tahun yang diamati yaitu tahun 2010 sampai 2012, variabel yang berbeda
yaitu laba dan arus kas, dan cara memprediksi kondisi financial distress dengan
menggunakan model Z-score Altman dan model Zmijewski.
Atas dasar uraian diatas, peneliti ingin membuktikan mengenai
kemampuan informasi laba dan arus kas dalam memprediksi kondisi financial
distress suatu perusahaan. Dapat diketahui juga informasi mana yang lebih baik
dari keduanya dalam memprediksi kondisi financial distress.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
investor dan kreditor serta pihak internal perusahaan dalam mendeteksi kondisi
keuangan perusahaan. Kemudian perusahaan juga dapat mengetahui kondisi
keuangannya sehingga dapat melakukan tindakan antisipasi jika diketahui
perusahaannya mengalami kondisi kesulitan keuangan.
Dengan dasar uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti
“Pengaruh Laba dan Arus Kas untuk Memprediksi Kondisi Financial
Distress pada Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2010-2012”

5

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang
menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah laba mampu memprediksi kondisi financial distress?
2. Apakah arus kas mampu memprediksi kondisi financial distress?
3. Apa faktor-faktor penyebab financial distress?
4. Apa saja dampak jika perusahaan mengalami financial distress?
5. Apakah rasio keuangan mampu memprediksi kondisi financial
distress?
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada
pengaruh laba dan arus kas untuk memprediksi kondisi financial distress
perusahaan manufaktur.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah tersebut, rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah laba mampu memprediksi kondisi financial distress pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012?
2. Apakah arus kas mampu memprediksi kondisi financial distress pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012?

6

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk menguji secara empiris pengaruh laba dalam memprediksi
kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur di bursa efek
Indonesia tahun 2010-2012.
2. Untuk menguji secara empiris pengaruh arus kas dalam memprediksi
kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur di bursa efek
Indonesia tahun 2010-2012.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan / manfaat antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan untuk mengetahui
tentang pengaruh laba maupun arus kas dalam memprediksi kondisi
financial distress sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan untuk
melakukan tindakan perbaikan ataupun pencegahan.
2. Bagi investor
Informasi adanya prediksi kondisi financial distress memberi
masukan dalam menanamkan modal. Apakah investor akan terus
menanamkan

modal

atau

menghentikan

ataupun

membatalkan

penanaman modal pada perusahaan agar tidak terjadi kerugian terhadap
investor.

7

3. Bagi Kreditor
Prediksi kondisi financial distress dapat digunakan untuk
memberikan gambaran secara jelas tentang kelayakan usaha sehingga
dapat mempermudah untuk menganalisis dalam memberikan modal.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan pelatihan kemampuan yang diharapkan
dapat mempertajam daya pikir ilmiah dengan menerapkan teori yang
telah diperoleh selama masa studi

serta

menambah wawasan,

pengetahuan dan pengalaman.
5. Bagi Pembaca atau Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi tambahan bagi pembaca yang ingin
mengetahui tentang

prediksi kondisi financial distress dan sebagai

referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengaplikasikan model
yang akan dibentuk dalam penelitian ini untuk memprediksi terjadinya
financial distress ataupun melakukan penelitian dalam bidang yang sama.

61

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pada metode Z-Score Altman, laba mampu memprediksi kondisi
financial distress pada perusahaan manufaktur

di Bursa Efek

Indonesia tahun 2010-2012 dan pada metode Zmijweski laba juga
mampu memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012
2. Pada metode Z-Score Altman, arus kas tidak mampu memprediksi
kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2012 sedangkan pada metode Zmijweski arus
kas mampu memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012..
5.2 Keterbatasan dan Saran
5.2.1

Keterbatasan
Kelemahan atau kekurangan yang ditemukan setelah dilakukan
analisis dan interpretasi data adalah sedikitnya variabel yang diteliti,
sedikitnya sampel perusahaan yang diteliti dan pengunaan metode
dalam memprediksi financial distress yang memiliki perbedaan.

61

62

5.2.2

Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan
beberapa saran untuk penelitian selanjutnya maupun bagi pihak yang
berkpentingan yaitu :
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel bebas
lain seperti modal dan hutang dalam memprediksi kondisi financial
distress.
2. Metode dalam menghitung kondisi financial distress pada
perusahaan tidak hanya metode Z-Score Altman dan Zmijweski,
tetapi terdapat beberapa metode yang lain dalam menghitung
kondisi financial distress pada perusahaan.
3. Sampel penelitian sebaiknya dilakukan terhadap semua perusahaan
yang ada di BEI agar jumlah sampel menjadi lebih banyak.