UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO T.A.2014/2015.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO T.A.2014/2015

Oleh : Judika Siregar NIM 4103311026

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU NPENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

ii   

 

RIWAYAT HIDUP

Judika Siregar dilahirkan di Lumban Siregar, pada tanggal 16 Januari 1993. Ayah bernama L. Siregar dan Ibu bernama S. siburian, dan merupakan anak kesembilan dari Sembilan bersaudara. Pada tahun 1998, penulis sekolah di SD Negeri 173318 Lumban Barat, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 3 Lintong Nihuta dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Siborong-borong dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(4)

iii   

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI SMP SWASTA

BRIGJEND KATAMSO T.A.2014/2015 Judika Siregar ( 4113311026 )

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Swasta Brogjend Katamso Tahun ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII–2 SMP Swasta Brigjend Katamso yang berjumlah 36 orang. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VIII-2 SMP Swasta Brigjend Katamso.

Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I terdapat 36 orang siswa atau 69,44% yang mencapai nilai ൒ 65 dengan nilai rata-rata adalah 66,66 (rendah). Dari 36 orang siswa diperoleh hasil belajar siswa, yaitu 3 orang siswa atau 8,33% yang memiliki hasil belajar sangat tinggi, 4 orang siswa atau 11,11% yang memiliki hasil belajar tinggi, 18 orang siswa atau 50% yang memiliki hasil belajar sedang, 6 orang siswa atau 16,67% yang memiliki hasil belajar rendah, 5 orang siswa atau 13,89% yang memiliki hasil belajar sangat rendah. Pada siklus II terdapat 31 orang siswa atau 86,11% yang mencapai nilai ൒ 65 dengan nilai rata-rata adalah 77,08 (sedang). Dari 36 orang siswa diperoleh hasil belajar siswa, yaitu 7 orang siswa atau 19,44% yang memiliki hasil belajar sangat tinggi, 13 orang siswa atau 36,11% yang memiliki hasil belajar tinggi, 11 orang siswa atau 30,56% yang memiliki hasil belajar sedang dan 5 orang siswa atau 13,89% yang memiliki hasil belajar rendah. Dengan demikian, kelas tersebut telah memenuhi kriteria tingkat kemampuan hasil belajar, yaitu terdapat ൒ 85% siswa yang mengikuti tes telah mencapai nilai ൒ 65 sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di SMP Swasta Brigjend Katamso.

Berdasarkan hasil analisis data dan observasi kegiatan pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di SMP Swasta Brigjend

Katamso Tahun Ajaran 2014/2015” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Syafari , M. Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M. Pd, Bapak Budi Halomoan Siregar, S. Pd, M. Sc dan Ibu Dra. Nurliani Manurung, M. Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Nerli Khairani, M. Si selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M. Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M. Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M. Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M. Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Amaluddin, MM selaku Kepala SMP Swasta Brigjend Katamso dan Bapak Rajes P.M.T. Hutabarat, S. Pd selaku


(6)

v

guru bidang studi matematika di SMP Swasta Brigjend Katamso yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda L. Siregar, Ibunda S. Siburian dan serta seluruh keluarga yang terus memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik Dina S. Pd, Santa S. Pd, Hotriris S. Pd, Patris S. Pd, Maya S. T, Fresly S. Pd, Desma S. Pd,Yuni S. Pd, Mikha S. Pd, Sari S. Pd, Mustika M. Pd, Lena S. Pd yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, teman-teman PPLT Lima Puluh beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 20 Mei 2015 Penulis,

Judika Siregar NIM. 4113311026


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI i

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Pengertian Belajar 10

2.1.2. Hasil Belajar 11

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif 13

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif 13

2.1.3.2 Tujuan pembelajaran Kooperatif 16

2.1.3.3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif 16

2.1.3.4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.4. Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD 19

2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19 2.1.4.2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19 2.1.4.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Kooperatif Tipe STAD 21

2.1.5. Materi Ajar 22

2.2. Kerangka Konseptual 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 32

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 32

3.2.1. Subjek Penelitian 32

3.2.2. Objek Penelitian 32

3.3. Jenis Penelitian 32

3.4. Prosedur Penelitian 32

3.5. Teknik Pengumpul Data 36

3.6. Teknik Analisis Data 38

3.7. Indikator Keberhasilan 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 40


(8)

vii

4.2.1. Siklus II 50

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 56

BAB V

5.1. Kesimpulan 59

5.2. Saran 61


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1.Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas 37


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Tes Awal 3 Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 20 Tabel 3.1. Kriteria Rata-rata Penilaian Observasi 39 Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal 41 Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa Pada Siklus I 45

Tabel 4.3. Tingkat Ketuntasan Tes Siklus I 46

Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa pada Siklus II 54

Tabel 4.5. Tingkat Ketuntasan Tes Siklus II 55

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Setiap Siklus 58

Tabel 6.1. Skenario Pembelajaran Siklus I Pert 1 66

Tabel 6.2. Skenario Pembelajaran Siklus II Pert 2 77

Tabel 6.3. Skenario Pembelajaran Siklus II Pert 1 86

Tabel 6.4. Skenario Pembelajaran Siklus II Pert 2 94

Tabel.6.5. Teknik Penskoran Tes Awal 124

Tabel 6.6. Teknik Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus I 126

Tabel 6.7. Teknik Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus II 128

Tabel 6.8. Kisi-kisi Soal Siklus I 130

Tabel 6.9. Lembar Validasi Hasil Belajar Siklus I 131

Tabel 6.10. Kisi-kisi Soal Siklus II 134

Tabel 6.11. Lembar Validasi Hasil Belajar Siklus II 135

Tabel 6.12. Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 142

Tabel 6.13. Analisis Tes Hasil Belajar Siklus I 149

Tabel 6.14. Lembar Observasi siklus I 151

Tabel 6.15. Analisis Tes Hasil Belajar Siklus II 159


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pert 1 63 Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pert 2 74 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pert 3 83 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pert 4 92

Lampiran 5. LAS 1 102

Lampiran 6. Kunci Jawaban LAS 1 105

Lampiran 7. LAS 2 107

Lampiran 8. Kunsi Jawaban LAS 2 110

Lampiran 9. LAS 3 112

Lampiran 10. Kunci Jawaban LAS 3 116

Lampiran 11. LAS 4 119

Lampiran 12. Kunci Jawaban LAS 4 122

Lampiran 13. Teknik Penskoran Tes Awal 124

Lampiran 14. Teknik Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus I 126 Lampiran 15. Teknik Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus II 128

Lampiran 16. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 130

Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar I 131

Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar I 132

Lampiran 19. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar I 133

Lampiran 20. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 134

Lampiran 21. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar II 135

Lampiran 22. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar II 136

Lampiran 23. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar II 137

Lampiran 24. Soal Tes Awal 138

Lampiran 25. Alternatif Jawaban Tes Awal 140

Lampiran 26. Analisis Evaluasi Tes Awal 142

Lampiran 27. Tes Hasil Belajar Siklus I 144

Lampiran 28. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar I 145 Lampiran 29. Analisis Evaluasi Tes Hasil Belajar I 149


(12)

xi

Lampiran 30. Lembar Observasi Siklus I 151

Lampiran 31. Lembar Wawancara Siklus I 154

Lampiran 32. Tes Hasil Belajar Siklus II 155

Lampiran 33. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar II 156 Lampiran 34. Analisis Evaluasi Tes Hasil Belajar II 159

Lampiran 35. Lembar Observasi Siklus II 161

Lampiran 36. Lembar Wawancara Guru 164


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai objek-objek tertentu dan spesifik. Penelitian tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan prilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.

Trianto (2011: 1) mengatakan bahwa:

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan dengan antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya baik secara kualitas dan kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan gunanya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu dari pembelajaran tersebut adalah matematika, dimana matematika merupakan pelajaran yang materinya memiliki karakteristik yang abstrak.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting di dunia pendidikan. Melalui pelajaran matematika diharapkan siswa semakin mampu berhitung, menganalisa, berfikir kritis serta menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari, merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan


(14)

2

teknologi modern mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya fikir manusia, merupakan kunci utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari di sekolah. Namun tidak sedikit siswa yang masih berpendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Oleh karena itu matematika tidak terlepas dari kehidupan nyata dan telah dipelajari oleh anak mulai dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Hal ini menjadi salah satu tugas guru dan siswa untuk memperbaikinya. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.

Menurut Cornelus (dalam Abdurrahman, 2012: 204) mengemukakan, Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan:

(1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Hal yang sama seperti dikemukakan Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012: 204) Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena:

(1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yag kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMP Swasta Brigjend Katamso ada beberapa permasalahan yang dihadapi siswa pada saat proses belajar-mengajar. Matematika adalah pelajaran yang kurang diminati, sebagai pelajaran yang menakutkan sehingga siswa kurang semangat dalam belajar matematika, siswa lebih sulit mengerjakan soal cerita karena siswa kurang memiliki kemampuan berbahasa dan kemampuan bercerita, kurangnya penguasaan siswa terhadap konsep matematika, kurang mampu bekerja sama dalam pembelajaran, dalam mengerjakan soal siswa kurang memahami salah membuat yang ditanya dan dijawab dan juga salah dalam membuat rumus. Dengan permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Hasil belajar rendah dapat terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian matematika masih di bawah kriteria kelulusan maksimal di SMP Swasta Brigjend Katamso.


(15)

3

Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso tampak bahwa siswa cenderung menghapal apa yang diberikan guru. Soal latihan yang diberikan adalah salah satu materi yang telah dipelajari, yaitu persamaan linear satu variabel. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal seperti pada table berikut ini.

Tabel 1.1

Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Tes Awal

NO Gambar Keterangan

1. Siswa tidak mampu menemukan

masalah pada soal dan tidak paham dalam menyelesaikannya.

2. Siswa belum paham dalam

menemukan solusi atau

memecahkan suatu masalah pada soal yang diberikan.

3. Siswa tidak mengerti arah dan

tujuan dari materi yang diberikan.

4. Siswa salah konsep dalam

menentukan penyelesaian

masalah.

5. Siswa tidak memahami cara


(16)

4

Berdasarkan hasil pengerjaan siswa tersebut, dapat diketahui bahwa siswa masih belum mampu memahami masalah dan merencanakan penyelesaian masalah. Siswa cenderung langsung ke tahap penyelesaian masalah tanpa memahami terlebih dahulu masalah dalam soal tersebut dan bahkan ada siswa tidak mampu menemukan masalah pada soal dan tidak paham dalam menyelesaikannya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah rendah. Dari hasil tes awal pemecahan masalah tersebut yang diberikan secara klasikal, diperoleh gambaran nilai ketuntasan siswa yaitu dari 36 orang siswa yang mengikuti tes, hanya terdapat 47,22% (17 orang) yang mendapat nilai tuntas dan 52,78 % (19 orang) yang mendapat nilai tidak tuntas. Oleh karena itu perlu diupayakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika terutama pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu masalah. Faktor belajar matematika siswa yang belum bermakna dan penggunaan metode mengajar guru yang kurang bervariasi menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Di dukung dengan materi yang dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman.

Soedjono (Ansari, 2009) menyebutkan bahwa :

Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti fisiologi, faktor sosial dan faktor pedagogik. Selain itu terdapat pula kesulitan khusus dalam belajar matematika seperti: 1) kesulitan dalam menerapka konsep, 2) kesulitan dalam belajar dan menggunakan prinsip, 3) kesulitan dalam memecahkan masalah soal bentuk verbal.

Dengan melihat hasil kerja siswa tersebut, tampak bahwa cara guru menyampaikan materi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, upaya pembaharuan dalam pembelajaran matematika adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan dan mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut


(17)

5

sangat dibutuhkan agar pemahaman dan pemaknaan matematika dapat dengan mudah diperoleh peserta didik termasuk manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari serta diharapkan hasil belajar peserta didik akan meningkat dari waktu ke waktu.

Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun pada kenyataannya belajar matematika sering dianggap sesuatu yang menakutkan dan membosankan, hal ini terjadi karena selama ini belajar matematika hanya cenderung menghitung angka yang seolah – olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai soal. Padahal dengan belajar matematika kita dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam memecahkan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan keuletan

Pada saat pembelajaran siswa kurang bekerjasama hal ini disebabkan oleh guru yang tidak mengikutsertakan siswa atau tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, menjadikan pembelajaran tersebut monoton dan akan sulit dimengerti dan dipahami oleh siswa. Maka, harus ada solusi untuk mengaktifkan atau mengikutsertakan siswa dalam setiap pembelajaran dengan cara membuat diskusi, dimana dengan hal tersebut siswa mampu bekerja sama dengan teman-temannya dan bisa lebih cepat mencari solusi dan memahami pelajaran.

Banyak juga siswa yang tidak tertarik pada suatu pelajaran. Terutama pelajaran matematika sangat jarang diminati oleh siswa. Dengan membenci atau tidak tertarik sama sekali terhadap suatu mata pelajaran, akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka, akan lebih efektif jika pengajar menjadikan belajar itu lebih menarik dan melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan suatu materi yang akan dibahas dalam pembelajaran. Terkhusus matematika yang sering di benci atau diabaikan siswa karena menganggap matematika itu sulit dan hanya menghafal rumus saja agar suatu masalah dapat dipecahkan dan ditemukan hasil/solusinya.


(18)

6

Salah satu alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa mempelajari matematika dengan baik yaitu dengan mengubah suasana pembelajaran yang menarik. Peranan guru sangat penting dalam memberikan dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu agar tercapai tujuan yang diharapkan. Guru harus menciptakan dan menerapkan strategi yang dapat mengaktifkan siswa belajar dan mampu memberi semangat bagi siswa dengan memilih model yang tepat dalam KBM. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat akan memperoleh hasil yang optimal. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif pembelajaran tipe ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok kuis, dan penghargaan kelompok.

Ibrahim, dkk (dalam Trianto, 2011: 59) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu: “ hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial”. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian seluruh siswa diberi tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Seperti model pembelajaran lainnya, Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.


(19)

7

Penerapan model Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran matematika, khususnya pada pelajaran persamaan linear dua variabel akan melibatkan siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung, dimana akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan akan lebih mudah paham terhadap materi tersebut dan kompetensi pembelajaran akan tercapai.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah SMP Swasta Brigjend Katamso dengan judul : ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)” di SMP Swasta Brigjend Katamso T.A. 2014/2015.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar matematika masih rendah

2. Kurangnya ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran matematika di SMP Swasta Brigjend Katamso

3. Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika sebagai mata pelajaran yang sulit

4. Banyak siswa yang menganggap bahwa suasana pada saat belajar matematika kurang menyenangkan

5. Kurangnya kerjasama siswa pada saat pelajaran matematika

6. Model-model pembelajaran yang jarang digunakan dalam proses pembelajaran terutama dalam mata pelajaran matematika di SMP Swasta Brigjend Katamso

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan atas luasnya ruang lingkup masalah yang ditemukan serta keterbatasan peneliti, maka masalah yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah diatas dibatasi oleh peneliti, dengan tujuan agar masalah yang diteliti


(20)

8

lebih efektif, jelas dan terarah. Adapun yang akan menjadi batasan masalah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pembelajaran pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada tahun ajaran 2014/2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)?

2. Apa kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel dan bagaimana solusinya?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso setelah menggunakan model pembelajran kooperatif tipe Students Teams Achievment Division (STAD)?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

2. Mengetahui kesulitan apa saja yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel dan solusinya

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD)


(21)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dilakukan dalam penelitian adalah:

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) 2. Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran dalam

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran matematika

3. Sebagai penambah pengalaman bagi penulis sebagai calon guru untuk diterapkan nantinya di lapangan.


(22)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada siklus dengan langkah pertama peneliti membuat RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) kemudian menyiapkan LAS, lembar observasi guru, tes hasil belajar pertama, dan lembar wawancara kepada guru, dan pada siklus pertama diadakan sebanyak dua kali pertemuan, dimana pada saat pertemuan pertama guru memberikan materi tentang PLDV, SPLDV dan penyelesaian SPLDV dengan metode grafik, setelah peneliti menjelaskan materi peneliti membentuk kelompok, dimana terdapat 7 kelompok dan setiap kelompok terdapat 4-5 orang kemudian peneliti membagikan LAS, setelah siswa selesai menyelesaikan LAS peneliti menyuruh salah satu dari kelompok untuk menjelaskan hasil kelompoknya dimana kelompok yang maju belum bisa mempertanggungjawabkan hasil kelompoknya,

Hal yang sama juga dilakukan pada pertemuan kedua dimana guru menjelaskan materi menyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi dan substitusi, dan pada pertemuan ketiga peneliti memberikan tes hasil belajar I siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dimana persentase ketuntasan hasil belajar siswa klasikal belajarnya 69,44% dengan nilai rata-rata 66,66 (kategori sedang) , Dan pada siklus II dengan langkah yang sama pada siklus I dimana perbedaannya terletak dari perlakuan peneliti dalam mangatur waktu, pemberian motivasi kepada siswa, materi lain yang dijelaskan peneliti dan juga kelompok yang terdiri dari 8 kelompok dan diperoleh tes hasil belajar siswa pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar siswa klasikal menjadi


(23)

60

86,11% (tuntas) dengan nilai rata-rata 77,03 (kategori sedang). Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II adalah 16,67%. 2. Kesulitan yang yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi sistem

persamaan linear dua variabel yaitu kurangnya penguasaan konsep tentang materi dan solusinya peneliti menjelaskan ulang tentang materi tersebut dengan mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari

3. Hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso setelah menggunakan model pembelajran kooperatif tipe Students Teams Achievment Division mengalami peningkatan hal itu terlihat dari indikator pada sistem persamaan linear dua variabel yang dijelaskan pada setiap siklus, dimana pada sikulus pertama indikatornya adalah menyebutkan pengertian PLDV dan SPLDV dalam berbagai bentuk variabel, menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan metode grafik, menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan eliminasi, menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan substitusi. Dimana peneliti memperoleh data bahwa siswa masih sudah bisa membedakan PLDV dengan SPLDV, tetapi dalam indikator menentukan himpunan penyelesaian dengan metode grafik siswa masih kurang tahu dalam menggambar tabelnya, sedangkan pada pada indikator menentukan himpunan peneyelesaian dengan metode eliminasi dan substitusi siswa masih kurang memahami cara menyelesaiakan soal hal itu terlihat dari penyelesaian soal dimana siswa bingung penggunaan langkah-langkah metode tersebut.

Pada siklus II indikataor pada materi system persamaan linear dua variabel yaitu: menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan eliminasi-substitusi, metode lain, membuat model matematika dan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaaan linear dua variabel, menyelesaikan model matematika dan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel, dimana peneliti memperoleh data yaitu tes hasil belajar siswa II dimana siswa sudah benar menyelesaiakan soal sesuai indikator sistem persamaan linear dua variabel, siswa tidak terlihat bingung lagi dalam menyelesaikan soaldengan


(24)

langkah-61

langkah setiap metode. maka dari tes yang diberikan peneliti terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dimana tes hasil belajar I persentase ketuntasan hasil belajar siswa klasikal 69,44% dengan nilai rata-rata 66,66 (kategori sedang) sedangkan pada tes hasil belajar II persentase ketuntasan hasil belajar siswa klasikal menjadi 86,11% (tuntas) dengan nilai rata-rata 77,03 (kategori sedang). Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II adalah 16,67%.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan menjelaskan materi sesuai dengan konsep dan langsung memberikan contoh pada kehidupan sehari-hari

2. Kepada peneliti yang ingin melaksanakan penelitian dengan objek yang sama supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan pada penelitian ini, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian di sekolah pada materi yang berbeda diharapkan dapat dijadikan bahwa perbandingan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terkhusus pada mata pelajaran matematika.


(25)

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, 2012. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ansari, Bansu I, 2009, Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: Yayasan Pena

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Dan Standar Operasional (SOP) Kepebimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. Medan: FMIPA UNIMED

Hamdani, 2011. Strategi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia Hamruni, 2011. Strategi Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Istarani, 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Mudjiono, dan Dimyati, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosdakarya

Suprijono, Agus, 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Slameto, 2010. Belajar & Faktor - Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E, 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media.

Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Zaelani, dkk, 2010. Pelajaran Matematika Bilingual Untuk kelas VIII SMP/MTS, Bandung: Yrama Widya


(1)

lebih efektif, jelas dan terarah. Adapun yang akan menjadi batasan masalah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pembelajaran pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada tahun ajaran 2014/2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)?

2. Apa kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel dan bagaimana solusinya?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso setelah menggunakan model pembelajran kooperatif tipe Students Teams Achievment Division (STAD)?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

2. Mengetahui kesulitan apa saja yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel dan solusinya

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD)


(2)

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dilakukan dalam penelitian adalah:

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) 2. Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran dalam

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran matematika

3. Sebagai penambah pengalaman bagi penulis sebagai calon guru untuk diterapkan nantinya di lapangan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada siklus dengan langkah pertama peneliti membuat RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) kemudian menyiapkan LAS, lembar observasi guru, tes hasil belajar pertama, dan lembar wawancara kepada guru, dan pada siklus pertama diadakan sebanyak dua kali pertemuan, dimana pada saat pertemuan pertama guru memberikan materi tentang PLDV, SPLDV dan penyelesaian SPLDV dengan metode grafik, setelah peneliti menjelaskan materi peneliti membentuk kelompok, dimana terdapat 7 kelompok dan setiap kelompok terdapat 4-5 orang kemudian peneliti membagikan LAS, setelah siswa selesai menyelesaikan LAS peneliti menyuruh salah satu dari kelompok untuk menjelaskan hasil kelompoknya dimana kelompok yang maju belum bisa mempertanggungjawabkan hasil kelompoknya,

Hal yang sama juga dilakukan pada pertemuan kedua dimana guru menjelaskan materi menyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi dan substitusi, dan pada pertemuan ketiga peneliti memberikan tes hasil belajar I siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dimana persentase ketuntasan hasil belajar siswa klasikal belajarnya 69,44% dengan nilai rata-rata 66,66 (kategori sedang) , Dan pada siklus II dengan langkah yang sama pada siklus I dimana perbedaannya terletak dari perlakuan peneliti dalam mangatur waktu, pemberian motivasi kepada siswa, materi lain yang dijelaskan peneliti dan juga kelompok yang terdiri dari 8 kelompok dan diperoleh tes hasil belajar siswa pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar siswa klasikal menjadi


(4)

86,11% (tuntas) dengan nilai rata-rata 77,03 (kategori sedang). Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II adalah 16,67%. 2. Kesulitan yang yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi sistem

persamaan linear dua variabel yaitu kurangnya penguasaan konsep tentang materi dan solusinya peneliti menjelaskan ulang tentang materi tersebut dengan mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari

3. Hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso setelah menggunakan model pembelajran kooperatif tipe Students Teams Achievment Division mengalami peningkatan hal itu terlihat dari indikator pada sistem persamaan linear dua variabel yang dijelaskan pada setiap siklus, dimana pada sikulus pertama indikatornya adalah menyebutkan pengertian PLDV dan SPLDV dalam berbagai bentuk variabel, menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan metode grafik, menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan eliminasi, menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan substitusi. Dimana peneliti memperoleh data bahwa siswa masih sudah bisa membedakan PLDV dengan SPLDV, tetapi dalam indikator menentukan himpunan penyelesaian dengan metode grafik siswa masih kurang tahu dalam menggambar tabelnya, sedangkan pada pada indikator menentukan himpunan peneyelesaian dengan metode eliminasi dan substitusi siswa masih kurang memahami cara menyelesaiakan soal hal itu terlihat dari penyelesaian soal dimana siswa bingung penggunaan langkah-langkah metode tersebut.

Pada siklus II indikataor pada materi system persamaan linear dua variabel yaitu: menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan eliminasi-substitusi, metode lain, membuat model matematika dan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaaan linear dua variabel, menyelesaikan model matematika dan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel, dimana peneliti memperoleh data yaitu tes hasil belajar siswa II dimana siswa sudah benar menyelesaiakan soal sesuai indikator sistem persamaan linear dua variabel, siswa tidak terlihat bingung lagi dalam menyelesaikan soaldengan


(5)

langkah-langkah setiap metode. maka dari tes yang diberikan peneliti terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dimana tes hasil belajar I persentase ketuntasan hasil belajar siswa klasikal 69,44% dengan nilai rata-rata 66,66 (kategori sedang) sedangkan pada tes hasil belajar II persentase ketuntasan hasil belajar siswa klasikal menjadi 86,11% (tuntas) dengan nilai rata-rata 77,03 (kategori sedang). Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II adalah 16,67%.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan menjelaskan materi sesuai dengan konsep dan langsung memberikan contoh pada kehidupan sehari-hari

2. Kepada peneliti yang ingin melaksanakan penelitian dengan objek yang sama supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan pada penelitian ini, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian di sekolah pada materi yang berbeda diharapkan dapat dijadikan bahwa perbandingan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terkhusus pada mata pelajaran matematika.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, 2012. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ansari, Bansu I, 2009, Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: Yayasan Pena

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Dan Standar Operasional (SOP) Kepebimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. Medan: FMIPA UNIMED

Hamdani, 2011. Strategi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia Hamruni, 2011. Strategi Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Istarani, 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Mudjiono, dan Dimyati, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosdakarya

Suprijono, Agus, 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Slameto, 2010. Belajar & Faktor - Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E, 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media.

Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Zaelani, dkk, 2010. Pelajaran Matematika Bilingual Untuk kelas VIII SMP/MTS, Bandung: Yrama Widya


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN 5 CIPADANG KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 16 119

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 11 79

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) ( Studi pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Semester GenapTahun Pelajaran 2012 / 2013)

0 3 54

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PEMBELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS VII A SMP N 2 KALIBAWANG

0 0 6

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

0 0 8

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SEKOLAH DASAR

0 1 10