PEMBATALAN HIBAH TERHADAP HAK ATAS TANAH YANG DIBERIKAN MELALUI WASIAT MENURUT HUKUM ISLAM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN KHI.
ABSTRAK
PEMBATALAN HIBAH TERHADAP HAK ATAS TANAH YANG
DIBERIKAN MELALUI WASIAT MENURUT HUKUM ISLAM
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960
TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN
KOMPILASI HUKUM ISLAM
ANDINI RACHMANIA
110110110473
Hukum Islam sebagai salah satu hukum yang berlaku di Indonesia,
melarang keras pembatalan hibah. Akan tetapi, pemberian hibah tidak
jarang merugikan ahli waris dari pemberi hibah tersebut. Pada saat ini
ditemukan adanya pemberian hibah yang diberikan melalui pemberian
wasiat. Terdapat beberapa perbedaan antara hibah dan wasiat, yaitu
salah satunya hibah dapat diberikan kepada ahli waris (anak) sedangkan
wasiat diberikan kepada selain ahli waris. Namun, ditemukan adanya
kasus pemberian hibah yang diberikan melalui wasiat, yang diberikan oleh
pemberi hibah kepada ahli warisnya (anaknya). Salah satu contoh
kasusnya berdasarkan Putusan Nomor 63/Pdt.G/2012/PTA.Mks., yaitu
pembatalan hibah hak atas tanah di Kabupaten Bulukumba yang
dilakukan oleh salah satu ahli waris pemberi hibah, atas hibah yang
diberikan oleh pemberi hibah kepada ahli waris lainnya. Penelitian
bertujuan untuk menentukan keabsahan pembatalan hibah hak atas tanah
yang dilakukan salah satu ahli waris terhadap hibah ahli waris lainnya
serta untuk menentukan kedudukan ahli waris yang melakukan
pembatalan tersebut.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan spesifikasi
penelitian deskriptif-analitis. Penelitian ini dilakukan melalui penelitian
kepustakaan yang didukung dengan penelitian lapangan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan studi dokumen,
dengan cara meneliti data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang juga didukung dengan
hasil wawancara, untuk selanjutnya dianalisis dengan metode yuridis
kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa pada dasarnya hibah melalui surat wasiat harus
dilakukan oleh pemberi hibah selaku pewaris atas persetujuan dari ahli
waris, dikarenakan pemberian hibah tersebut tidak boleh merugikan ahli
waris dan tidak boleh melebihi 1/3 bagian sebagaimana telah diatur
didalam didalam Kompilasi Hukum Islam. Dalam hal kasus pembatalan
hibah hak atas tanah yang terjadi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi
Selatan, dikarenakan salah satu ahli waris dirugikan atas pemberian hibah
hak atas tanah tersebut dan pemberian hibah tersebut telah melebihi porsi
yang seharusnya, sehingga telah melanggar prinsip keadilan.
iv
ABSTRACT
THE CANCELLATION OF GRANT OF LAND PROVIDED THROUGH
TESTAMENT ACCORDING TO ISLAMIC LAW IN ACCORDANCE TO
LAWS NO 5/1960 ON THE BASIC REGULATION OF AGRARIAN
PRINCIPLES AND THE COMPILATION OF ISLAMIC LAW
ANDINI RACHMANIA
110110110473
Islamic law as one of the laws in force in Indonesia strictly
prohibits the cancellation of the grant. However, the grants oftentimes give
disadvantages to the heirs. In this time, it has been discovered that there
were grants given through the testaments. There are some differences
between grants and testament, one of which is that a grant can be given to
the heirs (children) while a testament is given to other than heirs. In reality,
there were cases that the grants were given through testament i.e. there
were grantors who delivered grants to their heirs (children). One of the
examples is the Case Decision No. 63 / Pdt.G / 2012 / PTA.Mks which
rules the cancellation of the grant of land rights in Bulukumba done by one
of the heirs of the grantor on the object of the grant given by the grantor to
the other heirs , The study aims to determine the validity of the
cancellation of the grant of land rights by one of the heirs to grant other
heirs and to determine the position of heirs who do such cancellation.
The research methods used in this research is a normative
juridical research method with descriptive-analytic study specifications.
This research was conducted through literature research that are
supported by field research. Data collection technique in this research is
by conducting document research, by examining the secondary data in
the form of primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary
legal materials that are supported by the results of the interview.
Furthermore, the data is analyzed by qualitative juridical methods.
Based on the results of research conducted, it can be concluded
that basically a grant through a testament must be done by the grantor as
the heir with the approval of the heirs because a grant must not be
detrimental to the heirs and must not exceed 1/3 of the portion which has
been regulated in the Compilation of Islamic Law . In the case of
cancellation of grant land rights occurred in Bulukumba, South Sulawesi, it
was because one of the heirs of was given disadavantage on the grant
land rights and the delivery of such grant has exceeded the portion that
should have been so that it violated the principle of fairness.
v
PEMBATALAN HIBAH TERHADAP HAK ATAS TANAH YANG
DIBERIKAN MELALUI WASIAT MENURUT HUKUM ISLAM
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960
TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN
KOMPILASI HUKUM ISLAM
ANDINI RACHMANIA
110110110473
Hukum Islam sebagai salah satu hukum yang berlaku di Indonesia,
melarang keras pembatalan hibah. Akan tetapi, pemberian hibah tidak
jarang merugikan ahli waris dari pemberi hibah tersebut. Pada saat ini
ditemukan adanya pemberian hibah yang diberikan melalui pemberian
wasiat. Terdapat beberapa perbedaan antara hibah dan wasiat, yaitu
salah satunya hibah dapat diberikan kepada ahli waris (anak) sedangkan
wasiat diberikan kepada selain ahli waris. Namun, ditemukan adanya
kasus pemberian hibah yang diberikan melalui wasiat, yang diberikan oleh
pemberi hibah kepada ahli warisnya (anaknya). Salah satu contoh
kasusnya berdasarkan Putusan Nomor 63/Pdt.G/2012/PTA.Mks., yaitu
pembatalan hibah hak atas tanah di Kabupaten Bulukumba yang
dilakukan oleh salah satu ahli waris pemberi hibah, atas hibah yang
diberikan oleh pemberi hibah kepada ahli waris lainnya. Penelitian
bertujuan untuk menentukan keabsahan pembatalan hibah hak atas tanah
yang dilakukan salah satu ahli waris terhadap hibah ahli waris lainnya
serta untuk menentukan kedudukan ahli waris yang melakukan
pembatalan tersebut.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan spesifikasi
penelitian deskriptif-analitis. Penelitian ini dilakukan melalui penelitian
kepustakaan yang didukung dengan penelitian lapangan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan studi dokumen,
dengan cara meneliti data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang juga didukung dengan
hasil wawancara, untuk selanjutnya dianalisis dengan metode yuridis
kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa pada dasarnya hibah melalui surat wasiat harus
dilakukan oleh pemberi hibah selaku pewaris atas persetujuan dari ahli
waris, dikarenakan pemberian hibah tersebut tidak boleh merugikan ahli
waris dan tidak boleh melebihi 1/3 bagian sebagaimana telah diatur
didalam didalam Kompilasi Hukum Islam. Dalam hal kasus pembatalan
hibah hak atas tanah yang terjadi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi
Selatan, dikarenakan salah satu ahli waris dirugikan atas pemberian hibah
hak atas tanah tersebut dan pemberian hibah tersebut telah melebihi porsi
yang seharusnya, sehingga telah melanggar prinsip keadilan.
iv
ABSTRACT
THE CANCELLATION OF GRANT OF LAND PROVIDED THROUGH
TESTAMENT ACCORDING TO ISLAMIC LAW IN ACCORDANCE TO
LAWS NO 5/1960 ON THE BASIC REGULATION OF AGRARIAN
PRINCIPLES AND THE COMPILATION OF ISLAMIC LAW
ANDINI RACHMANIA
110110110473
Islamic law as one of the laws in force in Indonesia strictly
prohibits the cancellation of the grant. However, the grants oftentimes give
disadvantages to the heirs. In this time, it has been discovered that there
were grants given through the testaments. There are some differences
between grants and testament, one of which is that a grant can be given to
the heirs (children) while a testament is given to other than heirs. In reality,
there were cases that the grants were given through testament i.e. there
were grantors who delivered grants to their heirs (children). One of the
examples is the Case Decision No. 63 / Pdt.G / 2012 / PTA.Mks which
rules the cancellation of the grant of land rights in Bulukumba done by one
of the heirs of the grantor on the object of the grant given by the grantor to
the other heirs , The study aims to determine the validity of the
cancellation of the grant of land rights by one of the heirs to grant other
heirs and to determine the position of heirs who do such cancellation.
The research methods used in this research is a normative
juridical research method with descriptive-analytic study specifications.
This research was conducted through literature research that are
supported by field research. Data collection technique in this research is
by conducting document research, by examining the secondary data in
the form of primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary
legal materials that are supported by the results of the interview.
Furthermore, the data is analyzed by qualitative juridical methods.
Based on the results of research conducted, it can be concluded
that basically a grant through a testament must be done by the grantor as
the heir with the approval of the heirs because a grant must not be
detrimental to the heirs and must not exceed 1/3 of the portion which has
been regulated in the Compilation of Islamic Law . In the case of
cancellation of grant land rights occurred in Bulukumba, South Sulawesi, it
was because one of the heirs of was given disadavantage on the grant
land rights and the delivery of such grant has exceeded the portion that
should have been so that it violated the principle of fairness.
v