Ijazah Palsu di Yogya.

1

,. \

17

2
18

.

[(OMPAS
o Se/3sa

Senin

3

4

19


o Rabu

5
20

6
21

o Mar OApr

() Jan OPeb

7

,:)
8
23

22


OMei

e>

OJun

o Sabtu o

11

10
25

O.u/

(
(('

"",."


o Jumat

Kamis
9

8(NON UNPAD)

12
26

13
27

8Ags

OSep

15
29


OOkt

0

)

Minggu

14
28

)

ONov

16
30

31


O

Ijazah Palsu di Yogya
Banyak Diumumkan Melalui Iklan
YOGYAKARTA, KOMPAS - Koordinasi Perguruan
Tinggi Swasta Wilayah V Daerah Istimewa
Yogyakarta mengindikasikan adanya sindikat
penjualan ijazah palsu selama beberapa tahun
terakhir. Diduga, ribuan lembar ijazah palsu hasH
sindikat tersebut telah beredar ke sejumlah daerah.
Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis)'
Wilayah V DI Yogyakarta Budi
Santosa Wignyosukarto mengatakan, sindikat itu mulai terdeteksi tahun 2006. Kecurigaan
muncul dari sejumlah ikIan penawaran Ijazah di selebaran ataupun koran. "Satu sindIkat pernah
tertangkap tahun 2007 di Wates,
~abupaten Kulon Progo. Namun,
dari iklan yang masih beredar,
pencetakan


dan penjualan ijazah

palsu diduga kuat masih dipraktikkan, entah oleh sindikat yang
berbeda atau sama," ujarnya di
Yogyakarta, Minggu (23/8).
Sejumlah iklan menawarkan
ijazah gelar D-3 yang bisa diperoleh dalam waktu beberapa bulan, tanpa skripsi, dan biayanya
murah. Selebaran lain mengatasnamakan program kuliah kelas
konversi perguruan tinggi swasta
(PTS) menawarkan ijazah gelar
D-3 hingga S-2 dengan waktu
dari pendaftaran hingga wisuda
kurang dari sebulan.
Penawaran meliputi limajenis
ijazah, yaitu D-3 sosial dengan
biaya Rp 4 juta, D-3 eksakta (Rp
4,5 juta), S-1 sosial (Rp 8,75juta),

suai pengakuan pelaku yang tertangkap tahun 2007," kata Budi.
Selain itu, Kopertis Wilayah V

DIYjuga menemukan pemalsuan
ijazah oleh perseorangan. Modusnya dengan mengganti nama
asli pemegang ijazah dengan nomor ijazah tetap.
Untuk mencegah menjadi
korban pencatutan, lanjut Budi,
PTS perlu segera memberi pengaman pada ijazah yang diterbitkan, di antaranya dengan memberi hologram atau mencetak dengan kertas khusus.
Budi menuturkan, Kopertis
Wilayah V DIY telah menginformasikan dan menyertakan bukti
kepada pihak kepolisian. Dengan
kemajuan teknologi informasi,
kini pemalsu bisa dengan mudah
memperoleh dan mengubah data

gelar S-1 eksakta (Rp 10,75juta),
dan Rp 14,75untuk S-2 magister
manajemen. Dicantumkan juga,
program itu diikuti sekitar 50
PTS di Yogyakarta, Semarang,
Surabaya, dan Jakarta.
Praktik itu dilakukan sejak

Desember 2005 dengan tiga kali
wisuda setahun. Diduga lebih dari 2.000 lembar ijazah palsu telah
dihasilkan. "Asumsinya kalau setahun mencetak 500 ijazah, se~

-

-

-

- ~---

Kliping

Humos

.

Unpod


- - --

2009---

---

dari basis data sejumlah lembaga
pendidikan, termasuk Kopertis
Wilayah V DIY. "Sabtu (22/8),
jaringan situs data kami dibajak
hacker," ujarnya.
Salah satu korban adalah Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Kasus mencuat saat salah
satu calon taruna Akademi Kepolisian dicurigai menggunakan
ijazah palsu dari PTS tersebut
pekan lalu. Sebelumnya, staf humas universitas ters~ut, Nurita
Kurniasihi menyatakan bahwa
ijazah itu diketahui palsu setelah
nama anak tersebut tidak ditemukan dalam data lulusan universitas. "Nomornya ada, tetapi
namanya tidak ada. Kertas yang
digunakan berbeda dari kertas

yang biasa kami gunakan," ujar
Nurita Kurniasih. (IRE)