KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI DAN ISTERI YANG TERLIBAT DALAM DUAL CAREER FAMILY :Studi Kasus pada Tiga Pasangan Suami Isteri di Kota Bandung.

(1)

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI DAN ISTERI

YANG TERLIBAT DALAM DUAL CAREER FAMILY (Studi Kasus pada Tiga Pasangan Suami Isteri di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh

RENANDA MAULANI DALIMUNTE 0900631

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI DAN ISTERI

YANG TERLIBAT DALAM DUAL CAREER FAMILY (Studi Kasus pada Tiga Pasangan Suami Isteri di Kota Bandung)

Oleh

Renanda Maulani Dalimunte

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Renanda Maulani Dalimunte 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)


(4)

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)


(5)

i

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABRTRAK

Renanda Maulani Dalimunte (0900631). Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Suami dan Istri yang Teribat dalam Dual Career Family (Studi Kasus pada Tiga Pasangan Suami Istri di Kota Bandung). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI. Bandung (2013).

Bentuk keluarga yang dominan terjadi sekarang ini adalah dual career family. Dual career family dicirikan sebagai pasangan suami istri yang memiliki karirmasing-masing dan mencoba untuk menyeimbangkan karir mereka dengan urusan rumah tangga. Berbagai keuntungan dan kerugian dirasakan oleh pasangan dual career family yang memberikan makna bagi kepuasan pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan dual career family dan bagaimana pengaruh pekerjaan dan kehadiran anak bagi pernikahannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 6 orang atau 3 pasangan dengan karakteritik subjek yaitu pasangan bekerja fulltime, pendidikan minimal D3, berusia 20-45 tahun, memiliki anak, usia pernikahan minimal 5 tahun.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa setiap pasangan memiliki konsekuensi tersendiri terhadap pekerjaan dan kehadiran anak dalam pernikahannya. Kepuasan pernikahan dapat dilihat dari sepuluh aspek yaitu komunikasi, aktivitas waktu luang, orientasi keagamaan, penyelesaian konflik, pengelolaan keuangan, orientasi seksual, keluarga dan teman, anak dan pengasuhan, penyesuaian tingkah laku dan kesetaraan peran .Aspek kepuasan pernikahan yang dirasakan berbeda pada setiap pasangan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat mengembangkan penelitian mengenai jilbab sehingga menjadi penelitian yang lebih baik lagi.Selain itu, pasangan dual career family sebaiknya mengetahui aspek-aspek kepuasan pernikahan yang mungkin menjadi masalah dalam pernikahan mereka supaya dapat mencari cara mengoptimalkan dan meningkatkan aspek kepuasan pernikahan tersebut.


(6)

ii

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

RenandaMaulaniDalimunte (0900631). Marital satisfaction in couples Husband and Wife Involved in the Dual Career Family (a Case Studies of Three Couples in Bandung). Paper of Department of Psychology FIP UPI. Bandung (2013).

The dominant family form that happening right now is a dual career family. The couple in dual career family is characterized as a married couple who have their own career and trying to balance their careers with domestic matters. Various advantages and disadvantages perceived by dual career couples family that gives meaning to marital satisfaction. This study aimed to obtain a picture of marital satisfaction in dual career couples family and how the influence of the work and the presence of children for marriage. The approach used is qualitatively with a case study method. Subjects in this study amounted to 6 people or 3 couples with a characteristic subject of couples working fulltime, D3 minimum education, 20-45 years old, have children, a minimum marriage age of 5 years.

These results indicated that each pair has its own consequences on employment and the presence of children in the marriage. Marital satisfaction can be seen from the ten aspects of communication, leisure activities, religious orientation, conflict resolution, financial management, sexual orientation, family and friends, children and parenting, behavioral adjustment and the equity of roles. Aspects of marital satisfaction are perceived differently in each pair. The suggestion for further research is being able to develop the research about marital satisfaction the couple in dual career family to be a better research. Beside that , the couple in dual career family should know about the marital satisfaction aspects that probably be a problem in their marriage in order to be the way of increasing the marital satisfaction aspect.


(7)

vi Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...8

D. Manfaat Penelitian ...8

E. Sistematika Penulis ...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pernikahan ...10

1. Pengertian Pernikahan ...10

2. Pasangan Menikah ...11

B. Kepuasan Pernikahan ...12

1. Pengertian Kepuasan Pernikahan ...12

2. Kriteria Kepuasan Pernikahan ...15

3. Area-area dalam Kepuasan Pernikahan ...16

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pernikahan ....20

C. Dual Career Family ...22

1. Definisi Dual Career Family ...22

2. Keuntungan dan Kerugian Dual Career Family ...22 D. Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Suami Istri yang Terlibat


(8)

vii Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam Dual Career Family ...23

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ...26

B. Metode Penelitian ...27

C. Definisi Operasional ...27

D. Subjek Penelitian ...28

E. Lokasi Penelitian ...31

F. Instrumen Penelitian ...31

G. Teknik Pengumpulan Data ...32

H. Analisis Data ...34

I. Pengujian Keabsahan Data ...36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Subjek Penelitian ...39

B. Hasil Observasi ...46

C. Hasil Penelitian ...50

1. Gambaran Kepuasan Pernikahan Subjek a. Kasus Subjek IH ...50

b. Kasus Subjek YM ...56

c. Kasus Subjek HN ...62

d. Kasus Subjek NN ...67

e. Kasus Subjek IM ...71

f. Kasus Subjek SI ...76

2. Gambaran Pengaruh Pekerjaan dan Kehadiran Anak Ter- hadap Kepuasan Pernikahan Pasangan Dual Career Family a. Pasangan IH YM ...82

b. Pasangan HN NN ...83

c. Pasangan IM SI ...84 D. Pembahasan


(9)

viii Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Dual Career Family ...87

2. Pengaruh Pekerjaan dan Kehadiran Anak Terhadap Kepuasan Pernikahan Pasangan Dual Career Family ...93

BAB V KESIMPULAN DAN Rekomendasi A. Kesimpulan ...95

B. Rekomendasi ...97

DAFTAR PUSTAKA ...99

LAMPIRAN ...102


(10)

ix Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel. 3.1 Identitas IH ...29

Tabel. 3.2 Identitas YM ...29

Tabel. 3.3 Identitas HN ...30

Tabel. 3.4 Identitas NN ...30

Tabel. 3.5 Identitas IM ...30

Tabel. 3.6 Identitas SI ...31

Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan IH ...55

Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan YM ...61

Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan HN ...66

Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan NN ...70

Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan IM ...76

Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan SI ...81

Tabel. 4.7 Gambaran Pengaruh Pekerjaan dan Kehadiran Anak Terhadap Kepuasan Pernikahan Pasangan Dual Career Family ...85


(11)

x Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR


(12)

1 Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, masa lansia, sampai pada kematian. Di antara masa-masa tersebut, ada masa-masa yang disebut masa-masa dewasa awal, mereka beranjak dari masa-masa sekolah yang masih bergantung pada orang tua menuju ke masa mencari pekerjaan dan mandiri dalam hal keuangan. Selain itu ia juga harus membentuk kehidupan sosialnya dengan memilih pasangan hidup dan akhirnya menikah. Pernikahan dan keluarga memberikan motivasi serta beban bagi individu dewasa awal untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan agar mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga (Hurlock, 1990:278).

Pernikahan adalah suatu bentuk hubungan yang diakui secara sosial antara pria dan wanita yang meliputi hubungan seksual, keinginan memiliki keturunan, dan penetapan kewajiban yang dimiliki oleh masing-masing pasangan. Dalam pernikahan, dua manusia, dua pribadi akan disatukan dalam suatu ikatan yang diabadikan melalui berbagai tata cara, antara lain melalui agama.

Dalam pernikahan, dua orang menjadi satu kesatuan yang saling merindukan, saling menginginkan kebersamaan, saling membutuhkan, saling memberikan dukungan dan dorongan serta saling melayani, kesemuanya diwujudkan dalam kehidupan yang dinikmati bersama. Pernikahan harus diawali dengan permulaan yang baik dan akan berhasil mencapai kesejahteraan bila pasangan tersebut memiliki perangkat kepribadian yang baik dan bertanggung jawab


(13)

2

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atas pengasuhan anak serta selama menikah pasangan ini juga memantapkan pembagian kerja antar mereka.

Keikutsertaan istri bekerja sudah lama dikenal di Indonesia. Banyak istri berkarya dan berwiraswasta di rumah. Mereka membuat dan menjual aneka makanan, camilan, minuman, kerajinan tangan, menjahit, peternakan, pertanian, perkebunan, membuka salon, ruko, menjadi guru les, praktik kebidanan atau kesehatan di rumah, dan lain-lain. Dengan memilih berkarya di rumah, diharapkan istri selain bekerja dapat sekaligus mengurusi, mengawasi anak, serta urusan rumah tangga. Seiring dengan kemajuan zaman, saat ini kita banyak menjumpai wanita yang mengenyam pendidikan tinggi. Akibatnya, lebih banyak wanita atau istri yang bekerja di luar rumah, seperti bekerja di berbagai instansi, kantor, sekolah, perusahaan, toko, rumah sakit, dan lain sebagainya. Keluarga yang suami istri sama-sama bekerja, membutuhkan banyak penyesuaian.

Sampai saat ini, mayoritas suami mengharapkan istri bertanggung jawab atas urusan rumah tangga dan anak-anak, baik istri yang bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Suami menganggap dirinya harus mengembangkan karier dan mencukupi kebutuhan rumah tangga, sehingga hampir semua waktunya, dicurahkan untuk pengembangan karier dan mencari uang. Tidak jarang suami tidak ada waktu lagi untuk istri dan anak, apalagi urusan rumah tangga. Sebab itu, bila istri bekerja, baik penuh waktu atau paruh waktu, istri tetap diharapkan mengerjakan tanggung jawab rumah tangga, memerhatikan anak dan suami. Dengan kata lain, bila istri bekerja, dia harus siap mengerjakan dua jenis pekerjaan, yaitu pekerjaan yang sesuai dengan profesinya serta pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. Maka banyak istri kelelahan, merasa bersalah bila rumah tangga dan anaknya tidak terurus.


(14)

3

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketika suami-istri sepakat untuk sama-sama bekerja, harus ada kesepakatan pengaturan keuangan, pembagian tugas rumah tangga, pengasuhan anak, pembagian waktu yang bijaksana, supaya masih ada waktu untuk pasangan, anak, dan sebagainya. Sungguh tidak realistis kalau istri harus menanggung semuanya sendirian, sedang suami hanya berkonsentrasi pada pekerjaan dan tidak mau diganggu urusan lainnya. Suami perlu membantu dalam pengasuhan anak. Ini selain meringankan beban istri, juga memenuhi tugas sebagai orang tua untuk mendidik anak. Kebutuhan batin ayah dan anak juga dapat terpenuhi. Suami dapat ikut merasakan suka dukanya mengasuh anak. Selain itu, hubungan ayah dan anak dapat dipererat. Anak berkembang dengan lebih baik kalau memperoleh kasih sayang dan perhatian ayah.

Kelley dan Convey (dalam Santrock, 2007:223) menyatakan bahwa membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan individu dewasa. Dikatakan penting karena ketika individu mengalami kegagalan dalam membangun hubungan, maka individu tersebut akan dianggap tidak matang, tidak berkompeten, dan tidak bertanggung jawab.

Pendidikan dan perkembangan dunia pekerjaan yang semakin maju, membuat pria dan wanita sama-sama mempunyai kesempatan untuk mengembangkan karir dan pekerjaan. Sejak semakin banyak wanita yang bekerja dan mempunyai pendidikan yang tinggi, secara alami juga menghasilkan pasangan yang sama-sama berkarir (dual career).

“Dual-career individuals are defined as those in managerial or

professional jobs, with children, and spouse also in a

managerial or professional job” (Higgins and Duxbury,


(15)

4

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partners have career respon-sibilities and aspiration” (Stone, 2005).

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dual-career merupakan pasangan yang memiliki aspirasi serta tanggung jawab karir dengan bekerja baik di bidang manajerial maupun pekerjaan profesional lainnya. Dual-career memunculkan masalah baru apabila pasangan tersebut tidak dapat menyeimbangkan antara masalah pekerjaan dan masalah keluarga.

Perubahan di atas terjadi karena terdapat peran lain yang juga berperan penting bagi orang dewasa, yaitu sebagai pekerja. Karena dengan bekerja individu dapat memperoleh penghasilan, memenuhi kebutuhan personal dan mendapat pengakuan dari masyarakat. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin meningkat, jumlah angkatan kerja pun kian meningkat. Dalam hal ini, wanita merupakan sumber daya manusia yang tersedia sebagai modal dasar pembangunan sehingga upaya untuk melibatkan wanita dalam pembangunan sangat diperlukan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), partisipasi wanita dalam lapangan pekerjaan meningkat secara signifikan. Hal ini bisa dibuktikan bahwa selama bulan Agustus 2006–Agustus 2007 jumlah pekerja wanita Indonesia bertambah sebanyak 3,3 juta orang (Kuswaraharja, 2008).

Peningkatan jumlah angkatan kerja wanita dikarenakan adanya peningkatan jumlah penduduk wanita, semakin luasnya lapangan pekerjaan, dan semakin tinggi tingkat pendidikan mereka sehingga saat ini wanita lebih banyak mempunyai pilihan dalam aktivitas kehidupan ekonominya dibandingkan dengan masa lalu.

Terlepas dari apakah wanita bekerja karena keinginan sendiri atau keharusan (ataupun kedua-duanya), bentuk keluarga yang dominan terjadi sekarang ini adalah dual career family. Rappoport & Rappoport (dalam Wilcox dkk, 1989) menyatakan bahwa dual career family


(16)

5

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan tipe keluarga dimana suami dan istri aktif dalam mengejar karir dan kehidupan keluarga secara serentak.

Muchinsky (2003:188) yang menjelaskan bahwa pasangan dalam dualcareer family dicirikan sebagai pasangan suami istri yang memiliki karir masing-masing dan mencoba untuk menyeimbangkan karir mereka dengan urusan rumah tangga. Pada saat ini juga suami dan istri diharapkan mampu menjalani peran-peran yang muncul dalam pekerjaan dan pernikahannya, yaitu sebagai suami atau istri, orangtua, pekerja, serta mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru sebagai pria atau wanita dewasa. Suami dan istri harus membagi waktu dan perhatian yang seimbang dalam setiap perannya sehingga dapat berjalan dengan selaras.

Bagi seorang istri yang bekerja tidak mudah tentunya menjalankan dua peran antara pekerjaan dan keluarga. Alasannya adalah karena istri yang bekerja harus juga menangani pekerjaan domestik, seperti pengasuhan anak, mengurus suami, dan kebutuhan rumah tangga. Kesibukan dalam pekerjaan dan keluarga adalah dua hal yang seringkali membuat istri terkadang tidak mudah membagi waktu.Tuntutan pekerjaan biasanya menjauhkannya dari rumah dengan proyek-proyek yang harus segera diselesaikan, pekerjaan yang tidak dapat ditunda menyebabkan istri tidak mudah meluangkan waktu untuk urusan keluarga, seperti merawat anak yang sedang sakit, mengantar jalan-jalan atau menghadiri kegiatan-kegiatan di sekolah anak (Pratikno, 2005).

Selain ltu, hasil penelitian yang dimuat dalam Journal of Marriage and the Family (2005) tentang ukuran kabahagiaan hidup wanita yang sudah menikah, ditinjau dari tiga kategori (wanita bekerja, wanita pernah bekerja, dan wanita yang belum pernah bekerja),


(17)

6

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan bahwa bagi para istri atau ibu bekerja, kebahagiaan pernikahan adalah tetap menjadi hal yang utama dibandingkan dengan kepuasan kerja.

Ditambah dengan penelitian yang dilakukan oleh Christine W.S dalam jurnal Dual Career Couple di Jabodetabek (2010) yaitu dengan semakin banyaknya tekanan dan tuntutan dalam kehidupan pekerjaan-keluarga maka kinerja seseorang di lingkungan pekerjaannya semakin rendah. Hal ini terjadi karena tekanan dan tuntutan yang berasal dari peran ganda seseorang (sebagai pekerja dan suami/istri) menyebabkan tidak maksimalnya seseorang dalam menyelesai-kan pekerjaannya.

Sikap suami juga merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan dual career. Suami yang merasa terancam,

tersaingi dan cemburu dengan status “bekerja” istrinya, umumnya tidak

mampu bersikap toleran terhadap keberadaan istri yang bekerja. Ada pula suami yang tidak menganggap pekerjaan istri menjadi suatu masalah, selama istrinya tetap dapat memenuhi dan melayani kebutuhan suami dan anak. Namun, ada pula suami yang justru mendukung karir istrinya dan ikut bekerja sama dalam mengurusi pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Dalam kondisi yang terakhir ini, pada umumnya istri akan lebih dapat merasakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup, keluarga, maupun karirnya, pernikahan dual career dikatakan berhasil jika antara pihak suami dan istri saling memperlakukan pasangannya sebagai partneryang setara.

Walters dan McKanry (dalam Rini, 2002) menyatakan bahwa suami dan istri cenderung merasa bahagia ketika mereka dapat mengintegrasikan kehidupan keluarga dan kehidupan kerja secara harmonis. Sebaliknya, ketika suami dan istri tidak dapat menyeimbangkan peran mereka, maka akan menghasilkan stres yang akan berdampak pada kepuasan pernikahan.


(18)

7

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Lemme (1995:378) kepuasan pernikahan merupakan evaluasi suami istri terhadap hubungan pernikahan yang cenderung berubah sepanjang perjalanan pernikahan. Untuk melihat tingkat kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh suami dan istri dalam pernikahannya, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan seperti komunikasi, aktivitas rekreasi, orientasi keagamaan, penyelesaian konflik, pengelolaan keuangan, orientasi seksual, keluarga dan teman, anak dan pengasuhan, penyeseuaian tingkah laku dan kesetaraan peran .

Aspek-aspek tersebut sering bermasalah pada pihak suami maupun isteri dalam dual career family. Peran ganda seperti yang harus dijalankan oleh suami dan istri dalam dual career family yang secara tidak langsung dapat mengakibatkan stress psikologis, turunnya kualitas hubungan suami istri, peran orangtua yang kurang efektif, menimbulkan masalah pada perilaku anak, hasil pekerjaan yang sering buruk, dan kehilangan kontrol dalam mengurus rumah tangga.

Beberapa hal di atas tentu saja tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan suami dan istri dalam membina kehidupan rumah tangga.Padahal menurut Hughes & Noppe (1985:238) bahwa kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh pasangan tergantung pada tingkat dimana mereka merasakan pernikahannya tersebut sesuai dengan kebutuhan dan harapannya.

Sehubungan dengan masalah yang telah diuraikan diatas, maka judul dari penelitian ini adalah Kepuasan Pernikahan Pada Suami dan Istri yang Terlibat dalam Dual Career Family (Studi Kasus pada Tiga Pasangan Suami Isteri di Kota Bandung).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dalam uraian latar belakang masalah, dapat dilihat bahwa saat ini semakin banyak pasangan suami istri yang terlibat dalam


(19)

8

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan pendidikan yang dialami oleh laki-laki maupun perempuan. Walaupun mungkin terdapat berbagai hambatan dan rintangan dalam menjalaninya, terlebih di kota Bandung yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kesibukan pasangan dalam dual career family juga bisa berdampak dalam kehidupan pernikahannya. Maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dijelaskan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan dual career family berdasarkan aspek-aspek kepuasan pernikahan? 2. Bagaimana pengaruh pekerjaan dan kehadiran anak terhadap

kepuasan pernikahan pada pasangan dual career family?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh pasangan

dual career family. Dengan melihat dari berbagai aspek kepuasan pernikahan.

2. Mengetahui pengaruh pekerjaan dan kehadiran anak terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan dual career family.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat teoritis: memberikan informasi tentang kepuasan pernikahan antara suami dan isteri dalam dual career family

sehingga dapat meningkatkan pemahaman Psikologi Perkembangan khususnya yang berkaitan dengan kepuasan pernikahan dan fenomena dual career family.

2. Manfaat praktis: (1) hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal yang berkaitan dengan penelitian mengenai kepuasan pernikahan dalam dual career family, (2) untuk suami dan isteri


(20)

9

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam dual career family, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang berguna dalam mencermati kehidupan rumah tangga dan pekerjaannya sehingga dapat menjalani kehidupan pernikahan dan pekerjaan dengan selaras, dan (3) hasil penelitian ini juga dapat dijadikan oleh para psikolog sebagai bahan pertimbangan dalam proses konseling keluarga dan perkawinan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab ini berisikan uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi.Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi/fokus dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

Bab II Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian yang menjelaskan tentang definisi pernikahan, definisi dual career family dan teori kepuasan pernikahan.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjabaran mengenai metode penelitian dengan beberapa komponennya, yaitu: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data serta tahapan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan data penelitian, gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan juga membahas data-data penelitian ditinjau dari teori-teoriyang relevan. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian sertasaran-saran yang diperlukan baik


(21)

10

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk penyempurnaan penelitian atau untuk penelitianselanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.


(22)

26 Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus deskriptif. Bogdan & Taylor (dalam Moleong, 2011:4) mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Moleong (2011:6) menyatakan:

“Penelitian yang bersifat desktiptif bertujuan menggambarkan

secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesis-hipotesis, mungkin belum, tergantung dari sedikit-banyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan”

Selanjutnya studi kasus menurut Poerwandari (2007:28) digunakan agar peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus tersebut tanpa bermaksud untuk menghasilkan konsep-konsep atau teori-teori atau tanpa upaya menggeneralisasikan.

Berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan diatas, alasan penelitian ini menggunakan studi kasus sebab dengan metode studi kasus akan memungkinkan peneliti untuk memahami subjek secara mendalam dan memandang subjek sebagaimana subjek penelitian memahami dan mengenal dunianya sendiri.


(23)

27

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk melihat pengalaman-pengalaman subjektif individu dalam kepuasan pernikahan pada suami istri yang terlibat dalam dual career family. Hal ini dikarenakan pendekatan kualitatif memungkinkan individu memfokuskan perhatian pada apa yang dialaminya dan mengungkapkan pengalaman yang dijalaninya, sehingga dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan utuh mengenai suatu fenomena yang diteliti.

C. DEFINISI OPERASIONAL

Kepuasan pernikahan dalam penelitian ini merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh suami atau istri terhadap pernikahan yang dijalani bersama pasangannya selama masa pernikahan, apakah pernikahan tersebut memuaskan atau tidak, serta sesuai atau tidak dengan kebutuhan dan harapannya.

Dengan berdasarkan Aspek kepuasan pernikahan yaitu komunikasi, kegiatan waktu luang, orientasi keagamaan, penyelesaian konflik, pengelolaan keuangan, hubungan seksual, keluarga dan teman, anak dan pengasuhan, penyesuaian tingkahlaku serta kesetaraan peran yang diungkap melalui wawancara mendalam. Selain itu, digali juga informasi mengenai pengaruh pekerjaan dan kehadiran anak bagi pasangan suami istri dual career family.

Dual career family dalam penelitian ini merupakan pasangan suami istri yang terlibat dalam pekerjaan yang berhubungan dengan pendidikannya. Pasangan ini sama-sama memiliki pekerjaan masing-masing dan mencoba untuk menyeimbangkan urusan pekerjaan


(24)

28

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan urusan rumah tangga mereka. Dalam penelitian ini, peneliti memilih pasangan dual career family sebagai karakteristik subjek.

D. SUBJEK PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2010:50) dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi dan sampel atau subyek bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau informan, teman, dan guru dalam penelitian.

Subyek dalam penelitian ini adalah tiga pasangan suami istri yang dipilih dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Pasangan suami dan istri terlibat dual career family.

2. Suami dan istri memiliki pekerjaan full time. Pekerjaan full time merupakan suatu pekerjaan yang menuntut individu untuk bekerja sesuai dengan standar lama waktu kerja suatu negara yaitu 40 jam per minggu (ILO, 1997). Pekerjaan yang memakan waktu yang cukup lama menyebabkan berkurangnya waktu yang dimiliki suami dan istri untuk anak-anak dan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, menyediakan makanan, dan lain-lain (DeGenova, 2009:124).

3. Usia subjek 20 s.d 45 tahun. Menurut Hurlock masa dewasa awal dimulai pada usia 20 s.d 45 tahun. Masa dewasa awal dicirikan dengan tugas perkembangan yang sangat penting, yaitu mencari pekerjaan dan membina kehidupan rumah tangga (Hurlock, 1990:278).

4. Pendidikan minimal D3. Diasumsikan pendidikan D3 cukup untuk menjadi bekal dalam memasuki lapangan pekerjaan yang berjenjang karir.

5. Memiliki anak. Menurut Hendrick & Hendrick (1992:335), anak mempengaruhi kepuasan pernikahan karena itu subjek yang dipilih yang memiliki anak.


(25)

29

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Usia pernikahan minimal 5 tahun. Tingkat kepuasan pernikahan berubah seiring berjalannya waktu. Duvall & Miller (1985:241) menyebutkan bahwa tingkat kepuasan pernikahan tertinggi di awal pernikahan, kemudian menurun setelah kelahiran anak pertama hingga anak mencapai usia remaja. Hal ini terjadi karena anak memerlukan perhatian yang besar dari kedua orangtuanya. Pada usia prasekolah, orangtua biasanya sulit untuk meninggalkan anak di rumah. Henslin menyatakan bahwa kebanyakan pria dan wanita merasa bahwa seorang ibu harus berada di rumah selama anak dalam tahap prasekolah. Ketika anak memasuki usia sekolah, pasangan harus mempersiapkan kebutuhan finansial untuk sekolah anak dan memberi dukungan pada anak dalam memasuki lingkungan yang baru dan beradaptasi dengan lingkungan sekolah, guru, dan teman-teman.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 6 subjek atau 3 pasangan suami istri yang terlibat dual career family. Dengan identitas sebagai berikut:

1. Subjek I

Nama Inisial : IH

Usia : 45 tahun

Pekerjaan : Karyawan

Usia Saat Menikah : 28 tahun

Lama Pernikahan : 17 tahun

Jumlah Anak : 2

Pendidikan Terakhir : D3

Tabel. 3.1 Identitas IH

2. Subjek II

Nama Inisial : YM


(26)

30

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pekerjaan : Karyawan

Usia Saat Menikah : 27 tahun

Lama Pernikahan : 17 tahun

Jumlah Anak : 2

Pendidikan Terakhir : D3

Tabel. 3.2 Identitas YM 3. Subjek III

Nama Inisial : HN

Usia : 36 tahun

Pekerjaan : Dosen

Usia Saat Menikah : 28 tahun

Lama Pernikahan : 8 tahun

Jumlah Anak : 3

Pendidikan Terakhir : S2

Tabel. 3.3 Identitas HN

4. Subjek IV

Nama Inisial : NN

Usia : 34 tahun

Pekerjaan : Dosen

Usia Saat Menikah : 26 tahun

Lama Pernikahan : 8 tahun

Jumlah Anak : 3

Pendidikan Terakhir : S2

Tabel. 3.4 Identitas NN

5. Subjek V

Nama Inisial : IM

Usia : 33 tahun


(27)

31

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Usia Saat Menikah : 29 tahun

Lama Pernikahan : 4 tahun

Jumlah Anak : 1

Pendidikan Terakhir : S1

Tabel. 3.5 Identitas IM

6. Subjek VI

Nama Inisial : SI

Usia : 31 tahun

Pekerjaan : PNS

Usia Saat Menikah : 27 tahun

Lama Pernikahan : 4 tahun

Jumlah Anak : 1

Pendidikan Terakhir : D3

Tabel. 3.6 Identitas SI

E. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kota Bandung, Jawa Barat. Lokasi penelitian bersifat situasional, disesuaikan dengan perjanjian yang dilakukan dengan subyek-subjek penelitian.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri (Hadi, 2000:57-58). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu untuk mengumpulkan data yaitu tape recorder (alat perekam). Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri.

Peneliti sebagai instrumen (disebut “Paricipant-Observer”)


(28)

32

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut

“memahami” makna-makna apa saja yang tersembunyi di balik realita

yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.

Kedua, peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja.

Ketiga, peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara gradual membangun pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengkonstruksi realitas yang tersembunyi di dalam masyarakat.

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Menurut Lofland & Lofland (dalam Moleong, 2011:157), sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Metode pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian dan sifat objek yang diteliti. Metode-metode yang dapat digunakan antara lain wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus, analisis terhadap karya, analisis terhadap dokumen, analisis catatan pribadi, studi kasus, dan studi riwayat hidup. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in depth interviewing) sebagai metode utama dan observasi saat wawancara dilakukan.

1. Wawancara

Wawancara adalah proses komunikasi dua interaksional antara dua, dimana paling tidak salah satu pihak memiliki tujuan tertentu dan


(29)

33

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di dalamnya terdapat pertanyaan dan menjawab pertanyaan (Moleong, 2011:186). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara semiterstruktur. Sugiyono (2010:73) menjelaskan bahwa jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-depht interview, di mana pelaksanaan wawancara jenis ini lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur dan bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diwawancarai diminta pendapat dan ide-idenya. Selain itu, peneliti juga akan menggunakan kisi-kisi wawancara selama proses wawancara agar materi yang dibicarakan tidak keluar dari tujuan penelitian. Peneliti juga akan menggunakan alat bantu perekam untuk merekam informasi yang didapat dari subyek.

Kisi-kisi wawancara disusun berdasarkan teori mengenai kepuasan pernikahan yang dikemukan oleh Olson & Fowers (DeGenova & Rice, 2005:172) yang menyatakan bahwa terdapat area-area dalam pernikahan yang dapat mengukur kepuasan pernikahan.

Berdasarkan teori inilah, kisi-kisi wawancara disusun dan ditujukan kepada pasangan dual career family untuk memperoleh data tentang perbedaan kepuasan pernikahan pada suami dan istri yang terlibat dalam dual career family. Peneliti akan menggali perasaan yang dihadapi suami atau istri yang sama-sama terlibat dalam menjalankan dua tugas yaitu sebagai pasangan suami istri dan juga sebagai pekerja. Dengan mengetahui area-area apa saja yang dapat memenuhi kepuasan pernikahannya.

2. Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (dalam Poerwandari,2007:45) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik


(30)

34

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2007:48) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena:

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.

e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan.


(31)

35

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

H. ANALISIS DATA

Analisis data kualitatif Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2011:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat dicitrakan kepada orang lain.

Analisis data studi kasus adalah pengujian sistematik dari data yang diperoleh untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar temuan (bagian), dan hubungan bagian terhadap keseluruhan sebagai suatu konsep yang bermakna. Analisis data tidak lain adalah pencarian atau pelacakan pola-pola. Dengan kata lain, semua analisis data kasus akan mencakup penelusuran data melalui catatan-catatan (wawancara dan observasi) untuk menemukan pola-pola perilaku subjek yang dikaji sebagai suatu sistem nilai.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:91) menjelaskan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data tersebut yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification. Langkah-langkah analisis data ditunjukkan pada gambar berikut:

Data Collection Data Display

Conclusion Drawing/ verification


(32)

36

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Analisis Data Miles & Huberman

Selanjutnya Sugiyono (2010:91) menjelaskan bahwa reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, lalu dicari tema dan polanya. Apabila hal tersebut telah dilakukan, maka akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah mendisplaykan data. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:92) menjelaskan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan display data, maka akan lebih memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dalam permasalahan hal yang diteliti dan dapat merencanakankerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Sesudah pengumpulan data selesai, maka langkah selanjutnya adalah menyempurnakan sebuah sistem kode untuk mengorganisasikan data. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan suatu kategori kode. Kategori ini dikembangkan berdasarkan data yang mengindikasikan adanya keteraturan, pola-pola dan topik-topik. Dalam penelitian ini menggunakan kode misalnya kode latar (setting

penelitian), kode proses kegiatan, kode faktor resiliensi, kode sumber resiliensi dan lain sebagainya. Selanjutnya data dikelompokkan sesuai dengan kategori kode agar memudahkan peneliti untuk memasukkan dalam catatan. Pengorganisasian data ini dimaksudkan agar


(33)

37

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh kembali data secara utuh. Kemudian data tersebut dipelajari dan diambil maknanya, dan siap untuk dilaporkan.

I. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA

Moleong (2011: 324-326) mengutip Screven (1971) untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan.Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan (credibility), keterahlian (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Dalam penelitian ini menggunakan empat kriteria dalam melakukan pemeriksaan data selama di lapangan sampai pelaporan hasil penelitian.

1. Kredibilitas Data

Kriteria ini digunakan dengan maksud data dan informasi yang di kumpulkan peneliti harus mengandung nilai kebenaran atau valid.

Penggunaan kredibilitas untuk membuktikan apakah yang teramati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia kenyataan tersebut memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi. Adapun untuk memperoleh keabsahan data, Moleong (2011:325) merumuskan beberapa cara, yaitu: a) perpanjangan keikutsertaan, b) ketekunan pengamatan, c) triangulasi data, d) pengecekan sejawat (diskusi), e) kecukupan referensial, f) kajian kasus negatif, dan g) pengecekan anggota.

Peneliti dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik ketekunan dan triangulasi data. Pertama, menurut Moleong (2011:329) ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Jika perpanjangan keikutsertaan


(34)

38

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. Peneliti akan membekali diri dengan membaca berbagai referensi dan hasil penelitian yang berkaitan dengan kepuasan pernikahan.

Kedua, triangulasi (Moleong, 2011:330) yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan pengecekan atau perbandingan terhadap data yang diperoleh dengan sumber atau kriteria yang lain di luar data itu, untuk meningkatkan keabsahan data. Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah pengulangan pertanyaan wawancara pada subyek di waktu yang berbeda. Selain itu, data yang didapat dari hasil wawancara juga dicocokkan dengan hasil observasi.

2. Keterahlian Data

Kriteria ini digunakan untuk menunjukkan derajat ketepatan bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting) tertentu dapat di pindahkan ke subjek yang memiliki tipologi yang sama. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian, sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka peneliti dalam membuat laporan penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat memutuskan dapat tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian ini di tempat lain.

3. Kebergantungan Data

Kriteria ini digunakan untuk menguji reliabilitas data atau

depenability data. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian. Maka hal ini telah dilakukan dosen pembimbing dengan cara mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Aktivitas yang diaudit mulai dari


(35)

39

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas peneliti menentukan fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data sampai membuat kesimpulan, peneliti bisa menunjukkan bukti telah melakukan penelitian.

4. Kepastian Data

Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan data observasi dan data wawancara atau data pendukung lainnya. Dalam proses ini temuan-temuan penelitian dicocokkan kembali dengan data yang diperoleh lewat rekaman wawancara. Apabila diketahui data-data tersebut cukup koheren, maka temuan penelitian ini dipandang cukup tinggi tingkat konformabilitasnya. Untuk melihat konformabilitas data, peneliti meminta bantuan kepada pembimbing. Pengecekan hasil dilakukan secara berulang-ulang serta dicocokkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini.


(36)

95 Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan suami dan istri yang terlibat dalam dual career family berdasarkan aspek-aspek dan faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan yang telah dijelaskan pada Bab II. Dari hasil penelitian yang telah didapat dan dibahas pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ketiga pasangan memilik kesamaan dan perbedaan dalam memenuhi aspek-aspek kepuasan pernikahan. Persamaan pada pasangan IH YM dan IM SI yaitu kurang adanya keterbukaan antar pasangan sehingga menyebabkan seringnya terjadi kesalah pahaman yang berujung konflik. Selain itu, dalam penyelesaian masalah yang dihadapi pasangan IH YM dan IM SI terkadang mendiamkan masalahnya dan akan mencari solusi dari permasalahannya dengan cara berbicara bersama pasangan ketika kondisi sudah rileks. Namun tidak jarang masalah yang dihapai tidak mendapatkan solusi dan menuntut salah satu pasangan untuk mengalah. Perbedaan terdapat pada pasangan HN NN, pasangan ini terbiasa mengungkapkan apapun yang dirasakan terhadap pasangan. Keterbukaan menjadi salah satu prinsip pernikahan yang dibina. Sehingga membagi informasi dan mempertimbangkan pendapat pasangan menjadi hal yang wajib untuk dilakukan.

Selain itu perbedaan yang terdapat pada pasangan IH YM, adalah kegiatan diwaktu luang. Karena alasan kesibukan masing-masing pasangan, IH dan YM belum pernah mengisi waktu luangnya dengan berlibur bersama. Karena berbedanya pandangan IH dan


(37)

96

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

YM dalam menentukan kegiatan diwaktu luang. Hal ini tidak terjadi pada pasangan HN NN dan pasangan IM SI.

Kesamaan dari ketiga pasangan yaitu terdapat pada aspek orientasi keagamaan, hubungan seksual, keluarga dan teman. Pada aspek orientasi keagamaan, ketiga pasangan merasa tingkat religisitas meningkat setelah menikah. Berusaha menjalankan ibadah dan menjadi teladan untuk anak-anak mereka. Dalam berhubungan seksual, ketiga pasangan memilih waktu yang tepat menyesuaikan dengan kondisi fisik yang kelelahan setelah bekerja. Penetapan waktu disesuaikan dengan kesepakatan bersama sehingga tidak ada pihak yang memaksakan kehendak.

Selain itu, ketiga pasangan juga memliki hubungan yang baik dengan keluarga dan teman. Mereka tidak membeda-bedakan keluarga sendiri maupun keluarga pasangan. Dalam hal pengasuhan anak, pasangan IH YM berbeda dengan dua pasangan lainnya. IH dan YM dalam beberapa hal pengasuhan anak memiliki perbedaan keputusan yang diterapkan. Sehingga terkadang memunculkan masalah tersendiri bagi pasangan ini. Selanjutnya yaitu dalam aspek penyesuaian tingkah laku, ketiga pasangan mengakui dapat menyesuaikan pasangannya dengan saling belajar menerima kekurangan dan kelebihan pasangan. Tetapi dalam aspek ini terdapat perbedaan pada pasangan IM SI, perubahan perilaku pasangan yang terjadi setelah menikah membuat salah satu pasangan menjadi tidak nyaman. Aspek terakhir yaitu kesataraan peran, tidak terlihat perbedaan dalam aspek ini dari ketiga pasangan. Mereka saling mendukung dan membantu masing-masing pasangan dalam menjalankan perannya.

2. Bagi ketiga pasangan, pekerjaan sangat mempengaruhi pola komunikasi yang dibangun pasangan. Waktu yang berkurang akan sangat baik jika masing-masing pasangan saling mengetahui


(38)

97

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesibukan satu sama lain dan berusaha mendukung apa yang menjadi tugas pasangannya. Kehadiran anak menjadi perekat hubungan keduanya. Sehingga anak tidak dianggap sebagai sebuah beban.

B. REKOMENDASI

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pasangan dual career family

Dengan semakin berkembangnya ilmu pendidikan dan kesempatan berkarir, akan sangat memungkinkan bertambahnya pasangan yang sama-sama bekerja setiap tahunnya. Sehingga kesibukan serta keinginan untuk menyelaraskan tugas pekerjaan dan tugas pernikahan semakin kompleks, ini menuntut masing-masing pasangan untuk dapat memahami peran dan tugasnya sebagai seorang individu dewasa yang telah memutuskan bekerja dan menikah

Bagi pasangan dual career family sebaiknya mengetahui aspek-aspek kepuasan pernikahan yang mungkin menjadi masalah dalam pernikahan mereka, seperti pola komunikasi, kegiatan di waktu luang, keagamaan keluarga, cara menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, pengelolaan keuangan keluarga, hubungan seksual, hubungan keluarga dan teman, pola pengasuhan anak yang diterapkan, cara menyesuaikan tingkahlaku pasangan serta kesetaraan dalam menjalankan peran masing-masing pasangan.. Selain itu, saat ini juga telah banyak ditemukan berbagai sumber informasi seperti media cetak (buku, koran, majalah, tabloid, dan sebagainya), media internet (artikel ilmiah, jejaring sosial, blog, dan e-book.) dan juga media televisi dan radio untuk lebih mengetahui bagaimana menjalankan tugas sebagai pasangan, orang tua dan pekerja. Sehingga masing-masing pasangan dapat


(39)

98

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saling belajar dan mencari cara mengoptimalkan serta meningkatkan aspek kepuasan pernikahan tersebut.

2. Pengembang Keilmuan

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tanpa intervensi penilaian subjektif maupun penilaian normatif yang berlaku di masyarakat. Karena peneliti hendaknya meneliti dengan sudut pandang dari subjek penelitian.

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian mengenai kepuasan pernikahan pada pasangan bekerja ini menjadi penelitian yang lebih baik dan berkembang. Karena saat ini, tuntutan zaman semakin hari semakin berkembang sehingga memunculkan semakin banyaknya pasangan bekerja, terutama di Indonesia.

Selain itu, pengembangan teori barat yang saat ini lebih banyak ditemukan setidaknya ada beberapa yang tidak sesuai dengan kultur yang ada di Indonesia. Sepuluh aspek kepuasan pernikahan yang terdapat dalam penelitian ini belum sepenuhnya mampu menginterpretasikan kepuasan pernikahan yang sebenarnya dirasakan oleh pasangan dual career. Peneliti menyarankan untuk juga memfokuskan faktor kehadiran anak yang dirasakan pasangan dual career serta bagaimana mereka mendidik anak-anaknya di tengah kesibukannya bekerja. Oleh karena itu, peneliti hendaknya memperkaya literatur sebagai bahan analisis supaya hasil analisis data lebih berkualitas.


(40)

99

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)


(41)

99 Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I. (2003). Kado Buat Mempelai. Yogyakarta: Absolut.

Berk, L. E. (2007). Through the Life Span. Boston: Person Education.

Bhrem, S. (2002). Intimate Relationship. New York: McGraw-Hill.

Campbell, (1975). The Changing Family Life Cycle. Boston: Allyn and Bacon.

Cristine, W.S (2010). Pengaruh Konflik Pekerjaan dan Konflik Keluarga Terhadap Kinerja dengan Konflik Pekerjaan Keluarga Sebagai Intervening Variabel. Jurnal Managemen dan Kewirausahaan. No.II. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Dariyo. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: P. Grasindo

Anggota Ikapi.

DeGenova, M.K. (2009). Intimate, Rletaionship, Marriage & Families. Seventh Edition.New York: McGraw Hill. Companies.

DeGenova, M.K & Rice, F.P. (2005). Intimate Relationship, Marriages, and Families. New York: McGraw-Hill.

Domiskus, Y (1999). Perilaku Sosioemosional dalam Perkawinan Aplikasi Teori Pertukaran Sosial dalam Mewujudkan Perkawinan yang Stabil dan Memuaskan. Jurnal Psikologi Sosial. No. V. Jakarta: Fakultas Psikologi UI.

Duvall, E.R (1977). Marriage and family development. United States of America: Library of Congress Cataloging in Publication Data.

Duvall, E. M & Miller, C. M. (1985). Marriage and Family Development 6th ed. New York: Harper & Row Publisher.


(42)

100

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gunarsa & Gunarsa. (2000). Psikologi Praktis : Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Hadi, S. (2000). Metodologi Research (Jilid 1). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hendrick, S & Hendrick, C. (1992). Liking, Loving & Relating (2nd ed). California : Brooks/ Cole Publishing Company PacificGrove.

Higgins, C. A & Duxbury, L.E. 1992.“Work-Family Conflict: A Comparison

of Dual Career and Traditional-Career Men”. Journal of Organizational Behavior.

Hughes, F.P & Noppe, L.D. (1985). Human Development Across The Life Span. New York: West Publishing Company.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pnedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pnedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kail, R.V & Cavanaugh. J. C. (2000). Human Development: A life Span View 2th ed. United States: Wadsworth Thomson Learning.

Kuswaraharja, D. (2008). Detikfinance. Pekerja Wanita di Indonesia Bertambah 3,3 JutA Orang. [Online]. Tersedia:

http://www.deticfinance.com [19 Mei 2012].

L’Abate, Luciano. (1994). Handbook of Development Family and

Psychopatology. Canada : John Wiley & Sons. Inc.

Landis, J.T. and Landis, M.G. (1965). Personal Adjustment Marriage and Family Living. New Jersey: Prentice Hall Inc.


(43)

101

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, L.J (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muchinsky, P. M. (2003). Psychology applied to work (7thed). Belmont, CA Wadsworth/Thompson Learning.

Newman & Newman. (2006). Development through life. A psychology approach. USA: Thomson Wadsworth.

Pratikno, A. (2005). Keluarga dan Tuntutan Karir. (2003). [Online]. Tersedia:http://www.vision.net.id/newsdetail.php?var:1609

[15November 2012].

Pujiastuti, E & Retnowati, S. (2004). Kepuasan Pernikahan Dengan Depresi Pada Kelompok Wanita Menikah yang Bekerja dan yang Tidak bekerja. Humanitas Indonesian Psychological Journal. Vol. 1. No.2.

Poerwandari, E.K (2007). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi

Jakarta: Pendidikan Psikologi (PSP3) UI

Santrock, J. W. (2007). Life Span Development 7th ed. New York : McGraw Hill. Companies.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Wilcox, L.M; Carole, W. M. (1989). Journal of Counseling & Development. The Dual Career Couple: Concern, Benefit, and Counseling Implication. [Online]. Tersedia:

http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasidosen/KE LUARGA%20MA.pdf/ . [ 23 November 2012].


(44)

102

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(1)

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saling belajar dan mencari cara mengoptimalkan serta meningkatkan aspek kepuasan pernikahan tersebut.

2. Pengembang Keilmuan

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tanpa intervensi penilaian subjektif maupun penilaian normatif yang berlaku di masyarakat. Karena peneliti hendaknya meneliti dengan sudut pandang dari subjek penelitian.

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian mengenai kepuasan pernikahan pada pasangan bekerja ini menjadi penelitian yang lebih baik dan berkembang. Karena saat ini, tuntutan zaman semakin hari semakin berkembang sehingga memunculkan semakin banyaknya pasangan bekerja, terutama di Indonesia.

Selain itu, pengembangan teori barat yang saat ini lebih banyak ditemukan setidaknya ada beberapa yang tidak sesuai dengan kultur yang ada di Indonesia. Sepuluh aspek kepuasan pernikahan yang terdapat dalam penelitian ini belum sepenuhnya mampu menginterpretasikan kepuasan pernikahan yang sebenarnya dirasakan oleh pasangan dual career. Peneliti menyarankan untuk juga memfokuskan faktor kehadiran anak yang dirasakan pasangan dual career serta bagaimana mereka mendidik anak-anaknya di tengah kesibukannya bekerja. Oleh karena itu, peneliti hendaknya memperkaya literatur sebagai bahan analisis supaya hasil analisis data lebih berkualitas.


(2)

99

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)


(3)

99 Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I. (2003). Kado Buat Mempelai. Yogyakarta: Absolut. Berk, L. E. (2007). Through the Life Span. Boston: Person Education. Bhrem, S. (2002). Intimate Relationship. New York: McGraw-Hill.

Campbell, (1975). The Changing Family Life Cycle. Boston: Allyn and Bacon.

Cristine, W.S (2010). Pengaruh Konflik Pekerjaan dan Konflik Keluarga Terhadap Kinerja dengan Konflik Pekerjaan Keluarga Sebagai Intervening Variabel. Jurnal Managemen dan Kewirausahaan. No.II. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Dariyo. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: P. Grasindo Anggota Ikapi.

DeGenova, M.K. (2009). Intimate, Rletaionship, Marriage & Families. Seventh Edition.New York: McGraw Hill. Companies.

DeGenova, M.K & Rice, F.P. (2005). Intimate Relationship, Marriages, and Families. New York: McGraw-Hill.

Domiskus, Y (1999). Perilaku Sosioemosional dalam Perkawinan Aplikasi Teori Pertukaran Sosial dalam Mewujudkan Perkawinan yang Stabil dan Memuaskan. Jurnal Psikologi Sosial. No. V. Jakarta: Fakultas Psikologi UI.

Duvall, E.R (1977). Marriage and family development. United States of America: Library of Congress Cataloging in Publication Data.

Duvall, E. M & Miller, C. M. (1985). Marriage and Family Development 6th ed. New York: Harper & Row Publisher.


(4)

100

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gunarsa & Gunarsa. (2000). Psikologi Praktis : Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Hadi, S. (2000). Metodologi Research (Jilid 1). Yogyakarta: Penerbit Andi. Hendrick, S & Hendrick, C. (1992). Liking, Loving & Relating (2nd ed).

California : Brooks/ Cole Publishing Company PacificGrove.

Higgins, C. A & Duxbury, L.E. 1992.“Work-Family Conflict: A Comparison

of Dual Career and Traditional-Career Men”. Journal of Organizational Behavior.

Hughes, F.P & Noppe, L.D. (1985). Human Development Across The Life Span. New York: West Publishing Company.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pnedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pnedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kail, R.V & Cavanaugh. J. C. (2000). Human Development: A life Span View 2th ed. United States: Wadsworth Thomson Learning.

Kuswaraharja, D. (2008). Detikfinance. Pekerja Wanita di Indonesia Bertambah 3,3 JutA Orang. [Online]. Tersedia:

http://www.deticfinance.com [19 Mei 2012].

L’Abate, Luciano. (1994). Handbook of Development Family and

Psychopatology. Canada : John Wiley & Sons. Inc.

Landis, J.T. and Landis, M.G. (1965). Personal Adjustment Marriage and Family Living. New Jersey: Prentice Hall Inc.


(5)

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, L.J (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muchinsky, P. M. (2003). Psychology applied to work (7thed). Belmont, CA Wadsworth/Thompson Learning.

Newman & Newman. (2006). Development through life. A psychology approach. USA: Thomson Wadsworth.

Pratikno, A. (2005). Keluarga dan Tuntutan Karir. (2003). [Online]. Tersedia:http://www.vision.net.id/newsdetail.php?var:1609

[15November 2012].

Pujiastuti, E & Retnowati, S. (2004). Kepuasan Pernikahan Dengan Depresi Pada Kelompok Wanita Menikah yang Bekerja dan yang Tidak bekerja. Humanitas Indonesian Psychological Journal. Vol. 1. No.2. Poerwandari, E.K (2007). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi

Jakarta: Pendidikan Psikologi (PSP3) UI

Santrock, J. W. (2007). Life Span Development 7th ed. New York : McGraw Hill. Companies.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Wilcox, L.M; Carole, W. M. (1989). Journal of Counseling & Development. The Dual Career Couple: Concern, Benefit, and Counseling Implication. [Online]. Tersedia:

http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasidosen/KE LUARGA%20MA.pdf/ . [ 23 November 2012].


(6)

102

Renanda Maulani Dalimunte,2013

Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu