KONFLIK PERCERAIAN PASANGAN SUAMI ISTERI (STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA MEDAN KELAS IA).

KONFLIK PERCERAIAN PASANGAN SUAMI ISTRI
(STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA MEDAN KELAS IA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
DWI ANGGRIANI TARIGAN
3131122011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

ABSTRACK

Dwi Anggriani Tarigan, Nim. 3131122011, Tahun 2017, Judul Skripsi: Konflik
Perceraian Pasangan Suami Isteri (Studi Kasus Pengadilan Agama Medan Kelas

IA). Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latarbelakang konflik antara pasangan suami
isteri sehingga menyebabkan pelaporan perceraian di Pengadilan Agama, dan proses
mediasi yang dilakukan Pengadilan Agama untuk menyelesaikan konflik perceraian serta
mengetahui faktor penyebab putusnya pekara perceraian pada persidangan di Pengadilan
Agama. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
studi kasus. Adapun dalam penelitian lapangan melakukan teknik observasi non
partisipasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur semua teknik pengumpulan data
telah dilakukan untuk menggambarkan secara koperehensif konflik perceraian pasangan
suami isteri yang mengajukan gugatan carai di Pengadilan Agama Medan. Berdasarkan
metode tersebut diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : (1) Konflik perceraian dari
kasus yang ada dikarenakan bermula dari tidak adanya tanggung jawab dari pihak suami.
Permasalahnya juga karena faktor ekonomi, sikap bermalas-malasan dari suami yang
tidak ingin berusaha untuk mencari pekerjaan. Tidak jarang terjadi keributan yang
berujung pada kekerasan yang dilakukan oleh suami kepada isteri. Konflik yang selalu
diributkan akan ditemukan jalan keluarnya dengan cara bercerai, sebab dengan bercerai
konflik tersebut akan diselesaikan dengan cara baik-baik tanpa ada lagi menimbulkan
perkelahian lagi. (2) Mediasi yang dilakukan oleh PA Medan tidak berjalan dengan
efektif karena semua pekara yang masuk ke PA Medan adalah perkara yang sudah tidak

bisa diselesaikan lagi. (3) Faktor Penyebab putusnya perceraian pada persidangan lebih
dominan dikarenakan tidak adanya tanggung jawab dari suami. Faktor utamanya juga
karena ekonomi. Namun, ada faktor lain temuan baru dari setiap persidangan yang
mengakibatkan putusnya perceraian, yaitu penggunaan Narkoba oleh suami yang
mengakibatkan tidak diterimanya suami untuk bekerja dimanapun.

Kata Kunci : Konflik, Pasangan Suami Isteri, PA, Mediasi, Perceraian

i

KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRAHMANIRAHIM
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala puji untuk Allah SWT yang masih
memberikan kesehatan dan kekuatan untuk menuliskan karya yang bermanfaat
untuk semua kalangan di kemudian hari. Teriring Shalawat dan salam penulis
hadiahkan kepada guru terbaik ummat ini, Nabi besar Muhammad SAW berserta
keluarga dan para sahabat, semoga kelak di yaumil masyar kita mendapat safaat
beliau. Amin ya Rabbal Alamin.
Atas izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tugas Akhir Strata-1
yang berjudul : KONFLIK PERCERAIAN PASANGAN SUAMI ISTERI

(STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA MEDAN KELAS IA. Tulisan ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Prodi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus atas perhatian dan
kerjasamanya dalam penyusunan Skripsi ini kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, MS selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan serta seluruh fungsionaris Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi dan juga sebagai Pembimbing Skripsi penulis selama penulis
menyelesaikan Skripsi ini.
4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si sebagai penguji pertama dan
Pembimbing Akademik untuk penulis selama penulis menjalankan
perkuliahan di Prodi Pendidikan Antropologi.
5. Ibu Dr. Ratih Baiduri, M.Si selaku penguji II dan Bapak Drs. Payerli
Pasaribu, M.Si selaku penguji III yang telah memberikan banyak masukan
sekaligus mengajarkan tentang profesional atas pekerjaan yang dilakukan
untuk dipertanggung jawabkan.

6. Seluruh Dosen-dosen di Program Pendidikan Antropologi yang selalu
memberi arahan, nasihat, ilmu pengetahuan serta dukungan moril kepada
penulis terkusus dosen termuda Abangda Muhammad Iqbal, S.Sos., M.Si
yang bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis.
Kakaknda Ayu Febriani, M.Si yang banyak membantu dalam hal
adminitrasi.
7. Bapak Drs. Abd. Malik, S.H., MH., selaku Ketua Panitera dan Bapak
Jumrik, S.H. selaku Panitera Muda di Pengadilan Agama Medan tempat
penulis meminta data-data yang dibutuhkan.

ii

8.

9.

10.

11.


12.

13.

14.

Ibunda Ratnawanti, wanita yang mengajarkan penulis tentang ketegaran
dan kedewasaan. Ibunda terhebat untuk ananda, yang tetap memberi
dukungan moril dan motivasi kepada ananda dan Ayahnda Masa Tarigan,
Terimakasih bertuliskan tinta emas kepada Ibunda dan Ayahnda, tidak
akan pernah mampu ananda membalas jasa-jasa yang telah diberikan.
Untuk saudari kandung penulis, Fitri Dian Tamara Tarigan, Amd. Kom.
dan Putri Karina Tarigan, saudari penulis yang luar biasa yang
menyemangati serta menjadi acuan untuk penulis selalu mawas diri.
Teman-teman terbaik dan seperjuangan penulis selama menyelesaikan
perkuliahan di Program Studi Pendidikan Antropologi, Anggun Yuniar,
Suci Ramadhani, Salwiyah Fitriani, Mawaddah Safitri Dmk, Tika Nilda
Febriaska, Muhammad Ridho Kurniawan, Endi Purwanto, Andi Sitompul,
Sarma Rohani Tobing, Nurul Ramadhani, Mailinda Sitanggang, Sarah
Aulia. Dan seluruh teman-teman C Reg 2013. Sukses untuk kita

dimanapun berada dan mengabdi untuk mendidik anak bangsa.
Teman-teman seperjuangan di Dakwah Fakultas, terhantur kepada
Syahrani Karina Putri, Halimatus Syakdiah, Yasinta, Hafnisah Manurung,
Nur Cahaya, Rispandi Adha, Rizky Kurniawan, M. Fadli, Legino Alek.
Fathiyah Al-Muna (Wanita Sukses Mengejar Cita-cita) sahabat sekaligus
teman lingkaran yang sama-sama belajar tentang agama dan terhantur
kepada para murobbiah-murobbiah.
Kepada Sahabat Organisasi UKMI Ar-Rahman Universitas Negeri Medan
Terkhusus Tim Solid Keluarga Eksternal 2017 Connection Is Weapon,
Dani Friski, Adi Syahputra, Abdurrahim, Parmonangan, Abdul
Ramadhani, Legyanti, Tiamana Daulay, Sri Suci Ramadhani, S.Pd., yang
telah sama-sama belajar dan mengajarkan banyak hal kepada penulis.
Teman-teman PPLT 2016 MAN 2 Model Medan

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, maka penulis menganjurkan untuk ada yang melanjutkan penelitian ini.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
skripsi ini, penulis terima sebagai perbaikan.
Medan,
Penulis,


Februari 2017

Dwi Anggriani Tarigan
NIM. 3131122011

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Tabel ..................................................................................................... vi
Daftar Grafik .................................................................................................... vii
Daftar Gambar .................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................... 6

1.4 Rumusan Masalah .......................................................................... 6
1.6 Tujuan Penulisan ............................................................................ 6
1.7 Manfaat Penelitian.......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................. 8
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................ 8
2.2 Landasan Teori ............................................................................... 12
2.3 Kerangka Konseptual ..................................................................... 13
2.4 Kerangka Berpikir .......................................................................... 17

iv

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 20
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 20
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 21
3.3 Subjek Penelitian ............................................................................ 21
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 22
3.5 Teknik Analisis dan Pengelolaan Data ........................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 28
4.1 Gambaran Umum Kota Medan ...................................................... 28
4.2 Gambaran Umum Pengadilan Agama Medan Kelas I A ............... 30

4.3 Latar Belakang Konflik Perceraian Pasangan Suami Isteri............ 43
4.4 Proses Mediasi yang dilakukan Pengadilan Agama dalam
menyelesaikan konflik pasangan suami isteri ................................ 59
4.5 Faktor-faktor Penyebab Putusnya Perceraian Pada Persidangan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 71
Kesimpulan........................................................................................... 71
Saran ..................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Pejabat Pengadilan Agama ......................................................... 32
Tabel 4.2

: Nama-nama Hakim Pengadilan Agama ...................................... 33


Tabel 4.3

: Nama-nama Panitera Pengadilan Agama.................................... 34

Tabel 4.4

: Nama-nama Juru Sita Pengadilan Agama................................... 35

Tabel 4.5

: Nama-nama Moderator Non Hakim Pengadilan Agama ............ 35

Tabel 4.6

: Data Pekara Perceraian 5 Tahun Terakhir .................................. 37

Tabel 4.7

: Data Cerai-Talak dan Cerai-Gugat 2016 .................................... 38


Tabel 4.8

: Perceraian Menurut Wilayah Kecamatan ................................... 38

Tabel 4.9

: Pekara Perceraian Yang Dicabut Tahun 2016 ............................ 41

Tabel 4.10 : Data Faktor-faktor Penyebab Perceraian Tahun 2016 ................ 42

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Perceraian Berdasarkan Pekerjaannya ........................................ 40

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir ..................................................................... 17

viii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perkawinan adalah dua individu antara pria dan wanita yang bertemu dan
mengikat tali perjanjian untuk hidup berumah tangga di hadapan penghulu atau
tokoh agama dan dihadiri oleh beberapa saksi serta disahkan menurut hukum
masing-masing

agamanya

dan

kepercayaan

bagi

pasangan

yang

akan

melangsungkan perkawinan. Setiap perkawinan akan dicatat menurut perundangundangan yang berlaku. Menurut Sudarsono (1994:1) yang dimaksud hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya termasuk ketentuan perundangundangan yang berlaku bagi golongan agamanya dan kepercayaan itu sepanjang
tidak bertentangan dalam undang-undang.
Undang-undang yang mengatur tentang perkawinan adalah UndangUndang No. 1 tahun 1974 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perkawinan
ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, (Sudarsono, 1994:288).
Perkawinan yang telah disahkan adalah bentuk hubungan atau komitment
yang harus dijalankan antara kedua belah pihak dalam waktu yang tidak
ditentukan. Artinya hubungan perkawinan tersebut akan berlangsung sampai
seumur hidup dengan kondisi sulit dan senangnya harus dilewati oleh kedua
pasangan tersebut.

1

2

Setiap pasangan yang menikah, menginginkan bentuk keluarga yang
harmonis dan sesuai dengan yang diimpikan. Terwujudnya keharmonisan dalam
keluarga yang berdampak pada kasih sayang bagi masing-masing pasangan suami
isteri dan anak-anaknya, tidak hanya karena faktor cinta saja. Namun ada faktor
lain yang perlu untuk diperhatikan dan menjadi penghambat untuk membentuk
keluarga yang harmonis, yaitu faktor keserasian. Meskipun pada mulanya
pasangan suami isteri tersebut saling mencintai dan berkeinginan untuk
membentuk sebuah keluarga yang sesuai dengan diimpikan oleh pasangan suami
isteri tersebut. Menurut Hadisubrata (1990:18) tidak ada keserasian dan terdapat
terlalu banyak perbedaan diantara mereka dan tidak dapat diatasinya lagi maka
perkawinan tidak dapat berjalan seperti yang diinginkan dan tidak jarang berakhir
dengan perceraian.
Menurut Karim (dalam Kustini 2008:16) Proses perceraian selalu
memungkinkan terjadi karena pada dasarnya sebuah keluarga yang dibentuk
melalui lembaga perkawinan merupakan proses integrasi dua individu yang
memiliki latar belakang sosial-budaya yang berbeda. Sehingga memungkinkan
terjadinya perceraian juga bisa terjadi pada berbagai kelas sosial, berbagai umur,
agama maupun etnik.
Kehidupan dalam keluarga memang tidak luput dari perselisihan antara
pasangan suami isteri yang menimbulkan konflik diantara keduanya. Dan sering
sekali konflik yang terjadi sampai pada puncak perceraian. Jika konflik yang
terjadi dalam kehidupan keluarga membuat salah satu pasangan dalam keluarga

3

tersebut tidak menemukan kebahagian dalam rumah tangga yang dijalaninya,
mungkin salah satu jalan keluar yang ditempuh adalah proses perceraian.
Melalui pendekatan konflik dipahami bahwa keluarga merupakan sumber
konflik yang diakibatkan oleh adanya kepentingan yang berbeda antar anggota
keluarga tersebut. Konflik dalam keluarga dianggap suatu yang wajar dan alamiah
dalam interaksi manusia. Menurut Goode (dalam Nurhayanti, 2010:11)
Kekacauan keluarga dapat ditafsirkan sebagai pecahnya suatu unit keluarga,
terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota
gagal menjalankan peran dan kewajiban mereka secukupnya.
Perceraian adalah jalan keluar yang ditempuh atas tidak selesainya konflik
dalam berumah tangga. Hal tersebut diperbolehkan pada masing-masing negara
yang mengatur hukum tentang perceraian. Salah satunya Indonesia, perceraian di
Indonesia masih menjadi tugas besar negara karena angkanya tiap tahun
meningkat. Beberapa daerah-daerah tertentu di Indonesia dalam kurun waktu satu
tahun bisa menerima ± 10 pekara perceraian setiap harinya, termasuk diantaranya
adalah Kota Medan.
Kota Medan adalah salah satu kota yang tercatat sebagai Ibukota provinsi
tertinggi tingkat perceraiannya. Dalam kurun waktu satu tahun, tercatat pelaporan
pengaduan perceraian. Lonjakan yang tinggi ini membuat Kota Medan saat ini
dijuluki sebagai “Kota Duda Janda” (Sumber: http://sumut.pojoksatu.id/2016/
04/25/wow-2-500-warga-medan-jadi-janda-dan-duda-muda/).

4

Berdasarkan data dari dokumen laporan perceraian Pengadilan Agama
(PA) Medan Kelas I A, tercatat dengan jumlah 2.547 pekara gugatan yang
diterima oleh Pengadilan Agama Kota Medan diakhir tahun 2016. Sebanyak 522
pekara perceraian yang diajukan oleh pihak suami atau cerai talak dan sebanyak
2.025 pekara perceraian yang diajukan oleh pihak isteri atau cerai gugat.
Tingginya pelaporan perkara perceraian di Kota Medan dilatarbelakangi
oleh konflik antara kedua belah pihak pasangan suami isteri tersebut. Konflik
yang terjadi diantara kedua belah pihak mungkin saja penyebabnya adalah faktor
ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, atau pasangan yang
menikah masih berusia muda sehingga menyebabkan kedua belah pihak masing
belum matang pemikirannya.
Perkara perceraian yang masuk ke Pengadilan Agama Medan adalah
pekara yang sudah tidak bisa terselesaikan melalui pendekatan keluarga. Artinya,
umumnya para penggugat sudah yakin dengan keputusannya untuk bercerai di
Pengadilan Agama karena apabila bercerai di depan majelis hakim akan memiliki
legalitas hukum yang sah dan kuat. Dan lebih dominan gugatan cerai tersebut
berasal dari para isteri karena menganggap suaminya sudah tidak mampu lagi
memberi nafkah dan tidak bertanggung jawab dengan keluarganya.
Faktor-faktor tersebut memungkinkan menjadi alasan kuat bagi salah satu
pihak baik suami maupun isteri untuk mengajukan pekara perceraian ke
Pengadilan Agama. Jika saja kedua belah pihak memahami kondisi masingmasing pasangan, cukup sampai proses mediasi antara kedua belah pihak
pasangan suami isteri, konflik tersebut akan selesai. Tetapi tidak semudah yang

5

terlintas, kasus perceraian telah sampai pada Pengadilan Agama dan majelis
hakim sebagai pengambil keputusan sidang pekara perceraian mempunyai peran
andil menentukan suatu pekara perceraian tersebut. Sidang perceraian tersebut
dilakukan apabila Pengadilan Agama tidak bisa menjadi mediasi bagi kedua
belah pihak.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkajinya lebih
dalam. Adapun judul penelitian ini dapat dirumuskan sebagai “Konflik Perceraian
Pasangan Suami Isteri (Studi Kasus di Pengadilan Agama Medan Kelas I A)”.

1.2 Identifikasi Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka permasalahan
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Undang-undangan yang mengatur perkawinan
2. Konflik perceraian pasangan suami isteri
3. Proses mediasi di Pengadilan Agama Medan Kelas I A
4. Faktor penyebab tingginya pelaporan pekara perceraian yang terjadi
di Kota Medan Tahun 2016
5. Fungsi Pengadilan Agama dalam penyelesaian kasus perceraian
6. Solusi Mediasi bagi pasangan yang akan bercerai

6

1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menjadi rancu dan menjadi luas dengan
menyangkut hal-hal yang tidak terkait dengan masalah yang akan diteliti, maka
penulis memiliki panduan penelitian dan perlunya ada pembatasan masalah. Oleh
karena itu, penulis mebatasi masalah dengan merumuskannya menjadi “Konflik
Perceraian Pasangan Suami Isteri (Studi Kasus di Pengadilan Agama Medan
Kelas I A).

1.4 Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah, maka ditarik rumusan masalah untuk penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana latarbelakang terjadinya konflik pada pasangan suami
isteri sehingga menyebabkan terjadinya pelaporan pekara perceraian
di Pengadilan Agama Medan Kelas I A?
2. Bagaimana proses mediasi yang dilakukan Pengadilan Agama dalam
menyelesaikan

konflik

perceraian

pasangan

suami

isteri

di

Pengadilan Agama Medan Kelas I A?
3. Apa faktor-faktor penyebab putusnya perceraian pada persidangan
pasangan suami isteri di Pengadilan Agama Medan Kelas I A?

1.5 Tujuan Penulisan
1. Untuk

mengetahui

latarbelakang

terjadinya

konflik

yang

menyebabkan perceraian pasangan suami isteri di Pengadilan Agama
Medan Kelas IA

7

2. Untuk mengetahui proses mediasi yang di lakukan Pengadilan
Agama dalam menyelesaikan konflik perceraian pasangan suami istri
di Pengadilan Agama Medan Kelas I A
3. Untuk mengetahui faktor penyebab putusnya perceraian pada
persidangan di Pengadilan Agama Medan Kelas I A

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini
adalah:
1.

Secara Teoritis
a. Sebagai pengembangan Ilmu Pengetahuan khususnya tentang
Sosiologi Konflik yang terkait dengan konflik keluarga untuk
menyiptakan keluarga yang harmonis sesuai dengan fungsi dan
peran masing-masing anggota keluarga.

2.

Secara Praktis
a. Untuk penulis sebagai tambahan wawan dan pengetahuan tentang
latar belakang konflik perceraian pasangan suami isteri yang
terjadi di Kota Medan dengan masyarakat yang heterogen.
b. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi penelitian selanjutnya,
terkait tentang Tingkat Perceraian di suatu daerah tertentu

72

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan setelah penulis sajikan
data-datanya serta penulis paparkan diatas, penulis menyimpulkan bahwa :
1. Dari 3 hasil penelitian pada 3 orang wanita yang menggugat cerai suaminya
diperoleh bahwa latar belakang konflik yang terjadi pada pasangan suami
isteri yang menyebabkan salah satu pihak untuk mengajukan laporan pekara
perceraiannya ke Pengadilan Agama Medan Kelas I A bahwa bermula dari
tidak adanya tanggung jawab dari salah seorang pihak. Akar permasalahnya
juga karena faktor ekonomi, sikap bermalas-malasan dari suami yang tidak
ingin berusaha untuk mencari pekerjaan. Tidak jarang terjadi keributan yang
berujung pada kekerasan yang dilakukan oleh suami kepada isteri. Karena
kekerasan yang diterima oleh inilah yang akhirnya isteri memilih untuk
bercerai. Konflik yang selalu diributkan akan ditemukan jalan keluarnya
dengan cara bercerai, sebab dengan bercerai konflik tersebut akan
diselesaikan dengan cara baik-baik tanpa ada lagi menimbulkan perkelahian
lagi. Contoh pekara perceraian ini sesuai dengan teori konflik dari Lewis
Coser bahwa konflik tersebut bersifat konkrit artinya ada penyebab yang
tampak dan bisa dirasakan dari konflik tersebut dan penyelesainnya dengan
cara mengajukan pekara perceraian ke Pengadilan Agama Medan Kelas I A

72

72

agar konflik tersebut dapat diselesaikan tanpa menimmbulkan perkelahian
lagi.
2. Mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama Medan Kelas I A bahwa
pekara perceraian yang telah masuk di Pengadilan Agama Medan adalah
pekara perceraian yang sudah tidak bisa dipertahankan kembali. Keputusan
akhir dari mediasi ada 3 yaitu mediasi berhasil maka perkara perceraian
akan dicabut dari Pengadilan Agama, mediasi ditunda disebabkan karena
salah satu dari pihak tidak datang atau salah satu dari pihak yang ingin
dimediasi di wakilkan oleh kuasa hukumnya dan ini tidak dibenarkan dalam
mediasi maka mediasi akan ditunda selama 40 hari. Dan terakhir mediasi
dinyatakan gagal apabila masing-masing pasangan bersikap dan sudah
berprinsip untuk bercerai apapun kendalanya. Sehingga tingkat keberhasilan
mediasi di Pengadilan Agama tidak terlalu berpengaruh untuk pasangan
yang ingin bercerai. Dari 2.547 pekara perceraian, 103 pekara perceraian
yang berhasil dicabut atau di mediasi oleh mediator non hakim di
Pengadilan Agama.
3. Faktor-faktor penyebab putusnya perceraian di Pengadilan Agama Medan
Kelas I A yang paling tinggi pengaduaannya adalah faktor tidak adanya
tanggung jawab sebanyak 1.254 pekara perceraian, tidak adanya
keharmonisan sebanyak 405 perkara perceraian dan adanya gangguan pihak
ketiga sebanyak 106 pekara peceraian. Ketiga faktor ini pada dasarnya
memiliki keterkaitan yang sama, antara tidak adanya tanggung jawab dari
suami yang berawal dari keterbatasan ekonomi keluarga mengakibatkan

73

tidak harmonisnya hubungan pasanngan suami isteri tersebut. Serta
gangguan orang ketidak akibat dari hilangnya komunikasi antara pasangan
suami isteri yang sudah tidak harmonis lagi. Namun, ada faktor penyebab
lainnya yang menjadi dalang dari perceraian tersebut, sejak tahun 2014
faktor penyebab ini semakin meningkat, yaitu penggunaan Narkoba oleh
suami yang berdampak pada pekerjaan. Tidak ada tempat kerja formal yang
menerima karyawannya jika sudah menggunakan narkoba. Faktor ini hanya
ditemukan pada laporan pekara gugatan yang diajukan oleh isteri. Tidak
jarang akibat pemakaian narkoba ini, kekrassan dalam rumah tangga terjadi,
dan menjadi korban adalah isteri dan anak-anaknya.

B. SARAN
Setelah penulis melakukan penelitian akan konflik perceraian pasangan
suami dan isteri studi kasus Pengadilan Agama Medan Kelas I A, bahwa ada
beberapa saran yang penulis, yaitu :
1. Bangunlah komunikasi yang lebih baik kepada para informan agar lebih
detail dan terperinci untuk mendapatkan informasi terkait dengan latar
belakang seseorang mengajukan cerai ke Pengadilan Agama
2. Berusaha untuk lebih mendekati informan dengan cara kekeluargaan agar
bisa mengikuti proses mediasi ketika informan melakukan mediasi di
Pengadilan Agama. Karena hasil penelitian penulis masih banyak
kekurangan dalam hal mediasi.

74

3. Untuk para calon pasangan yang akan menikah, maka pahamilah terlebih
dahulu pasangan anda. Cari karakter dan watak calon anda yang sesuai
dengan keinginan anda sebagai pasangan hidup. Karena pernikahan tersebut
suatu yang sakral untuk sekali dalam seumur hidup. Usahakan tidak untuk
langsung mengambil langkah menikah apabila perkenalannya masih relatif
singkkat, sebab didalam proses hubungan yang singkat tersebut banyak
sifat-sifat yang tidak sebenarnya diperlihatkan oleh pasangan.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, As Edi.. 2012. Hukum Acara Perdata dalam Perspektif Mediasi (ADR) di
Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi; Formatformat Kualitatif dan Kuantitatif untuk studi Sosiologi, Kebijakan Publik,
Komunikasi, Manajemen dan Pemasaran. Jakarta: Kencana Perdana
Media Group.
Bidang Statistika dan Laporan Bappeda Kota Medan. 2001. Kota Medan; Pintu
Gerbang Indonesia Bagian Barat. Medan: Badan Perencanaan
Pembangun Daerah Kota Medan.
Dana, Januar. Litigasi Perceraian Dengan Jalan Khulu’(Studi Kasus Pengadilan
Agama Medan). Medan: Fak. Syari’ah IAIN-SU.
Hadisubrata. 1990. Keluarga Dalam Dunia Modern. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Haraharap. Yahya. 2003. Kedudukan Dan Kewenangan Peradilan Agama.
Jakarta: Sinar Grafika.
Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi dan Focus Groups Sebagai
Instrument Penggalian dan Kualitatif. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Hidayatullah, dkk. 2007. Yuridiksi Pengadilan Tinggi Agama Medan. Diktorat
Jendral Pengadilan Agama.
Ihromi, T.O. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. 2004. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.

Fatih, Abdullah Aidil. 2005. Ketika Suami Dan Isteri Hidup Bermasalah,
Bagaimana Mengatasinya?. Gema Insani. Jakarta.
James, A. Black dan Dean J. Champion. 2009. Metode dan Masalah Penelitian
Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Jamil, Abdul dan Fakhruddin. 2015 Isu dan Realita di Balik Tingginya Angka
Cerai Gugat di Indramayu. Jurnal Multikultural & Multireligiu, Vol. 14,
No.2

Sumber

http://jurnal.balitbangdiklat.kemenag.go.id/index.php/

harmoni/article/view/51/51Diakses

tanggal

24

Juni

2016, Pukul.

15.44Wib. Online
Johnson, Paul Doyle. 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Terjemahan
Robert M. Z. Lawang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Khairat, Ruhama Uraya. 2010. Ketidak Perawanan Isteri Mengakibatkan
Pertengkaran Terus-Menerus sebagai Alasan Dalam Perceraian (Studi
Kasus Putusan PA No. 323/pdt.G/2009 Pengadilan Agama Medan Kelas
IA). Medan: Fak. Syari’ah IAIN-SU.
Kustini. 2008. Perceraian Dibawah Tangan; Peminggiran Hak-hak Perempuan.
Jakarta Timur: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama.
Manan, Abdul dan M. Fauzan. 2002. Pokok-pokok Hukum Perdata Wewenang
Peradilan Agama. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Meuraxa, Dada. 1974. Sejarah Hari Jadinya Kota Medan. 1 Juli 1590. Medan:
Sastrawan.
Mulyana, Deddy. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosadakarya.

Nurhayati, Lina. 2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Angka Cerai Gugat
(Studi Kasus di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2006-2008). Fak.
Syari’ah UIN Kalijaga: Yogyakarta. Sumber : https://www.google.com/
digilib.uin-suka.ac.id/daftarpustaka.pdf Diakses pada Tanggal 6 Juni
2016 Pukul. 10.30Wib. Online
Ritzer, George. 2004. Teori Sosiologi Modern, Edisi Ke-6. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
_______. 2003. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Samadani, Adil. 2013. Kompetensi pengadilan agama terhadap tindak kekerasan
dalam rumah tangga. Yogyakarta. Graha ilmu
Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sukbekti, R. Dan Tjitrosudibio R. 2009. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Sudarsono. 1994. Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Susan, Novri. 2009. Pengantar Sosiologi Konflik. Jakarta: Pernanda Media Group
Suyanto, Bagonng dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial; Berbagai
Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Pernanda Group.
Usman, Rachamadi. 2012. Mediasi Di Pengadilan Agama; Dalam Teori Dan
Praktik. Jakarta: Paragonatama Jaya.
Yusuf, Indra. 2011. Alasan Hakim Menetapkan Perceraian yang Dilatarbelakangi
oleh Perkawinan Paksa (Analisis Putusan Pengadilan Agama Medan No.
105/pdt.G/2010. Medan: Fak. Syari’ah IAIN-SU

Internet :
-----------..... PojokSumut.Com. Medan- Selama Kurun Waktu Satu Tahun
Pengadilan Agama (PA) Medan Kelas I A menangani sebanyak 3.000 pekara.
http://sumut.pojoksatu.id/2016/

04/25/wow-2-500-warga-medan-jadi-janda-dan-

duda-muda/ Diakses pada tanggal 04 April 2016, Pukul 10.35Wib [Online]
-----------...... Sistem

Keanekaragaman Hayati

Provinsi

http://blh.sumutprov.go.id/sim_keanekaragaman_hayati/

Sumatera

kabupaten

Utara.
/1.html)

Diakses pada Tanggal 20 Januari 2017, Pukul. 22.10Wib [Online]

Dokumen :
Dokumen Laporan Pekara Perceraian. 2016. Pengadilan Agama Medan Kelas IA