DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TUNGKAI : Studi Eksperimen UKM Futsal Putri UPI Bandung.

(1)

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS

MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TUNGKAI

(Studi Eksperimen UKM Futsal Putri UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

RIZKI MULYAWAN

0900268

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS

MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TUNGKAI

(Studi Eksperimen UKM Futsal Putri UPI Bandung)

Oleh Rizki Mulyawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Rizki Mulyawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NAMA : RIZKI MULYAWAN NIM : 0900268

JUDUL : DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TUNGKAI

(Studi Eksperimen Atlet Futsal Putri UPI)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I,

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd NIP.196812181994021001

Pembimbing II,

Nida’ul Hidayah, M.Si.

NIP.197209131998022001

Diketahui oleh,

Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd. NIP.196210231989031001


(4)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Penelitian... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS... 8

A. Hakikat Kemampuan Fisik ... 8

B. Hakikat Kemampuan Power Endurance ... 11

C. Hakikat Metode Latihan ... 16

D. Hakikat Metode Latihan Interval dan Repetisi ... 18

E. Hakikat Pelatihan Harness ... 20

F. Macam-Macam Harness ... 22

G. Bentuk-Bentuk Pelatihan Harness ... 24

H. Anggapan Dasar ... 25

I. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III PROSEDUR PENELITIAN... 29

A. Metode Penelitian ... 29

B. Populasi Penelitian ... 29

C. Sampel Penelitian ... 30

D. Desain Penelitian... 30

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Definisi Operasional ... 33

G. Pelaksanaan Latihan ... 34


(5)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Teknik Pengumpulan Data... 38

J. Analisis Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 43

A. Pengolahan Data dan Analisis Data... 43

B. Diskusi Temuan... 47

BAB V KESIMPULAN dan SARAN... 52

A. Kesimpulan... 52

B. Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(6)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS

MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TUNGKAI Pembimbing I : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd

Pembimbing II : Nida’ul Hidayah, M.Si Rizki Mulyawan*

0900268

Daya tahan kekuatan merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai prestasi, meskipun banyak aktivitas olahraga lebih memerlukan SAQ (Speed, Agilitas dan Quickness), keseimbangan dan yang lainnya, tetapi faktor tersebut harus dikombinasikan dengan kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Oleh karena kekuatan merupakan komponen fisik yang mendasar yang sangat diperlukan dalam pertandingan maupun perlombaan. Membicarakan tentang kekuatan tak akan jauh dari kerja otot. Maka dalam penelitian ini penulis meneliti tentang motode latihan yang dapat meningkatkan daya tahan kekuatan otot, yaitu metode latihan interval dan metode latihan repetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermaknaan pengaruh latihan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan power endurance dengan menggunakan pola pelatihan harness. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet UKM futsal putri UPI, sedangkan sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari 20 orang atlet futsal putri, yang terbagi dalam dua kelompok yaitu; kelompok metode interval dan kelompok metode repetisi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Setelah melaksanakan latihan selama 6 minggu dengan frekuensi 2 kali perminggu diperoleh hasil bahwa tidak terdapat peningkatan yang signifikan dari metode interval dan repetisi dengan menggunakan pola pelatihan harness terhadap power endurance, dari hasil perbandingan diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dari metode interval dan repetisi terhadap power endurance. Namun jika dilihat dari rata-rata tes akhir, metode interval memberikan peningkatan yang lebih baik dibandingkan metode repetisi. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan agar metode interval dan repetisi dipergunakan sebagai salah satu varian untuk meningkatkan meningkatkan kondisi fisik.


(7)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The Effect of Application Exercise of Harness System Uses Interval Method and Repetition to Increase Power Endurance of Leg Skill

Supervisor : 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd 2. Nida’ul Hidayah, M.Si

Rizki Mulyawan* 0900268

Power Endurance is very important factor to reach achievement, athough many activities of sport need SAQ (Speed, Agility and Quickness), balance, etc. Because power endurance is component of physical, that is need very much in the game. Talking about power endurance is not far from activity of muscle. In the research the writer did the research about exercise method that can be increase power endurance of muscle. That is method of interval exercise and repetition through exercise of harness. This research is purpose to know influence on method of interval exercise and repetition about the increasing of power endurance using exercise of harness system. Populate in the research are futsal’s female athlete of UKM UPI. The samples are used in this research consists of twenty futsal’s female athlete. That is divided into two groups; method of interval group and repetition group method of research. That is used in the research is experiment method. After having excercises for six weeks with frequency twice a week. Writer got the result that theres is no significant increase from interval method and repeptition with using exercise of harness method toward power endurance, the result of comparison is not got difference of significant increase from interval method and repetition to power endurance. Never the less is looked on the average final test because increase interval method is better than repetition method. Base the result of research the writer recommends interval method and repetition method are used as one of varians to increase physical condition.


(8)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai


(9)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu aspek kehidupan yang tidak dapat dijauhkan dari manusia pada umumnya. Setiap hari manusia bergerak untuk mengolah raganya dengan tujuan mendapatkan nikmat sehat yang sebenarnya. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun bertambah. Maka dari itu muncullah berbagai jenis cabang olahraga, baik itu jenis olahraga baru maupun hasil modifikasi seperti futsal. Futsal merupakan modifikasi dari olahraga sepakbola. Modifikasinya berupa ukuran lapangan, jumlah pemain dan peraturan permainan. Ukuran lapangan lebih kecil, jumlah pemain lebih sedikit yaitu 5 orang setiap tim dan banyaknya peraturan permainan yang disesuaikan.

Mengenai permainan futsal, menurut Lhaksana (2011: 7):

Futsal adalah permainan yang cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil, hampr tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antar pemain lewat passing yang akurat, bukan hanya untuk melewati lawan. Ini disebabkan dalam permainan futsal pemain selalu berangkat dengan falsafah 100% ball possesion. Akan tetapi melalui timing dan positioning yang tepat, bola dari lawan akan dapat direbut kembali.

Perkembangan olahraga Futsal di Indonesia terbilang maju, hal ini dibuktikan dengan jumlah peminat olahraga ini, baik tua maupun muda, laki-laki dan perempuan. Dapat dilakukan untuk kegiatan mengisi waktu luang, selain untuk kebugaran tubuh, futsal dapat dilakukan sebagai wahana menyalurkan hasrat untuk berolahraga maupun untuk olahraga prestasi.

Untuk mencapai prestasi yang maksimal diperlukan usaha yang lebih dalam membangun sebuah tim yang tangguh. Untuk menghasilkan prestasi, program latihan yang sistematis tak bisa dipungkiri sangat mendukung untuk mencapai


(10)

2

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil yang maksimal. Dimana di dalamnya terdiri dari berbagai jenis dan bentuk latihan yang sesuai dengan periodenya masing-masing.

Seperti yang dikatakan menurut Harsono (1988:101), “Training adalah

proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara

berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.”

Kemampuan fisik merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam penampilan olahraga. Pada kenyataannya kemampuan fisik yang prima dapat menunjang atlet untuk menampilkan teknik dan taktik yang sempurna. Aspek latihan yang paling menunjang untuk mencapai prestasi maksimal tidak akan terlepas dari latihan kondisi fisik. Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani (physical fitness). Derajat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Semakin tinggi derajat kebugaran jasmani seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan fisiknya.

Oleh karena itu, latihan kondisi fisik perlu mendapatkan perhatian khusus. Harus direncanakan secara matang dan sistematis sehingga tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan fungsional tubuh dapat bekerja lebih baik lagi dari keadaan semula. Proses latihan fisik yang dilakukan dengan cermat, berulang-ulang dan selalu ada peningkatan dalam setiap porsi beban latihannya, memungkinkan kebugaran jasmani seseorang semakin meningkat.

Guna meningkatkan kemampuan fisik, pelatih diharuskan untuk menerapkan pola latihan. Salah satu pola yang dapat diterapkan dalam pelatihan fisik adalah pola pelatihan harness. Sidik (2011: dalam artikelnya http://dizas424starperformance.blogspot.com/) menjelaskan bahwa istilah harness digunakan oleh para atlet ketika latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan (speed), kekuatan (strength) dan daya tahan (endurance). Latihan ini merupakan latihan yang bersifat kekuatan, karena ketika melakukan gerakan memanfaatkan beban yang harus ditarik setelah diikatkan dengan tali di pinggang.


(11)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikdik Zafar S. mengatakan dalam Artikel Kepelatihan, dizas424@yahoo.com yaitu:

Pola latihan harness adalah pola yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu sebagai tahanan ketika gerakan lari atau bentuk latihan akselerasi, kelincahan, power dan juga daya tahan. Pola ini merupakan pola latihan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan untuk bergerak cepat dalam bentuk speed, agility maupun quickness, kemampuan kekuatan dinamis yang eksplosif, serta juga kemampuan dalam merubah arah. Selain itu juga kemampuan daya tahan jika dilakukan dengan eksekusi yang lambat dan dipertahankan dalam durasi yang panjang sesuai dengan prinsip pelatihan daya tahan.

Gambar 1.1 Peralatan Harness

Gambar 1.2. Gerakan Harness

(http://www.workoutz.com/exercise/runningwith_power_speed_harness) Menurut Burry Gowen dalam Jaohariah (2011:10), “develop maximum strength and power for running with resistance and change of direction”.


(12)

4

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikatakan bahwa untuk meningkatkan kekuatan maksimum dan kemampuan daya ledak otot maksimal dalam waktu yang cepat saat berlari dengan menggunakan resistan (hambatan) dan mengubah arah. Sehingga latihan harness bisa digunakan untuk meningkatkan power endurance sesuai pernyataan diatas. Karena power yang digunakan pada cabang olahraga futsal untuk melakukan passing ataupun shooting tidak dilakukan satu kali saja, tetapi berulang-ulang dengan durasi yang lama.

Beberapa kelemahan yang masih dialami oleh pelatih (di nasional sekalipun) adalah variasi metode dan bentuk latihan untuk setiap komponen fisik. Keterbatasan metode yang dipahami merupakan bagian dari keterbatasan pelatih dalam proses latihan. Dalam penelitian ini hanya dibatasi menggunakan dua metode latihan yaitu metode interval dan repetisi. Dimana keduanya memiliki karakteristik yang hampir sama.

Interval training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa istirahat.” Harsono (1988:156). Interval training adalah acara latihan yang penting dimasukkan dalm program latihan keseluruhan. Interval training sangat dianjurkan oleh pelatih karena memang hasilnya sangat positif bagi perkembangan daya tahan atlet. Metode latihan interval merupakan metode latihan yang sangat berat karena intensitas yang digunakan adalah intensitas tinggi sehingga kondisi atlet harus benar-benar dinyatakan siap agar hasil penerapan metode ini menjadi berpengaruh secara signifikan.

Menurut Sidik di dalam artikelnya menjelaskan (2011: http://dizas424starperformance.blogspot.com/):

Metode repetisi adalah metode latihan yang menekankan pada unsur pengulangan (repetisi) dengan durasi istirahat (rest interval) dan jarak (distance) yang tetap atau bervariasi. Untuk istirahat latihan antar repetisi dan set bergantung pada masa pemuilhan denyut nadi (kembali ke denyut nadi awal latihan inti).

Dari kedua metode tersebut yaitu metode interval dan repetisi, terdapat persamaan pada pengulangan gerakan sedangkan letak perbedaan diantara keduanya terdapat pada masa istirahat. Setelah dilakukan treatment dengan


(13)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan kedua metode di atas, akan diketahui metode mana yang memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan power endurance, apakah metode latihan interval atau repetisi.

Dalam kemampuan penampilan power, apabila dilihat dari karakteristik permainan maka menendang bola baik itu passing maupun shootingdapat dilakukan berulang-ulang. Dalam pengamatan saat pertandingan Piala Dunia Spanyol tahun 2012, tim Spanyol melakukan 908 kali passing dalam 2 x 25 menit Sedangkan untuk shooting, tim Spanyol melakukan 15 kali shooting. Sehingga bisa disimpulkan dalam latihan power, power endurance sangat penting untuk dikembangkan karena terjadi banyak pengulangan teknik yang harus mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yg cepat dengan tuntutan bekerja pada durasi yang lama karena dilakukan beruang-ulang dalam satu pertandingan.

Disamping itu, di dalam olahraga futsal, seorang atlet dituntut untuk melakukan gerakan lari dengan cepat, berpindah tempat dengan cepat, baik untuk melakukan passing, akselerasi ataupun untuk berpindah posisi. Untuk gerakan yang cepat berhubungan dengan kecepatan, dimana kecepatan dalam lari membutuhkan power tungkai. Dan seorang atlet futsal tidak hanya membutuhkan kecepatan dalam sekali waktu saja, tetapi dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang lama, sehingga dibutuhkan power endurance.

Oleh karena itu, peneliti merasa penting untuk mengkaji lebih dalam tentang dampak yang diberikan dari metode latihan yang dipakai yaitu metode interval dan repetisi dengan menggunakan bentuk latihan harness, dimana dalam hal ini peneliti akan lebih spesifik untuk menelaah pada satu komponen fisik yaitu kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dengan waktu yang sesingkat-singkatnya untuk durasi yang lama (power endurance).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


(14)

6

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Apakah pola pelatihan harness menggunakan metode interval dapat meningkatkan kemampuan power endurance secara signifikan?

2. Apakah pola pelatihan harness menggunakan metode repetisi dapat meningkatkan kemampuan power endurance secara signifikan?

3. Apakah terdapat perbedaan dampak yang signifikan antara penerapan pola pelatihan harness menggunakan metode interval dengan repetisi terhadap peningkatan kemampuan power endurance?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat dampak yang signifikan pada penerapan pola pelatihan harness menggunakan metode interval untuk meningkatkan kemampuan power endurance.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat dampak yang signifikan pada penerapan pola pelatihan harness menggunakan metode repetisi untuk meningkatkan kemampuan power endurance.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan latihan harness menggunakan metode interval dengan repetisi terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis, dapat menambah wawasan mengenai dampak penerapan pola

pelatihan harness dengan menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

2. Secara praktis, dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para pelatih untuk menerapkan pola pelatihan harness kepada atletnya.


(15)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar penelitian tepat sasaran, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup untuk penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode latihan, yaitu Metode latihan interval dan repetisi.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Power Endurance.

F. Struktur Organisasi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitiandan struktur organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan tentang hakikat kemampuan fisik, kemampuan power endurance, metode latihan power endurance, hakikat metode latihan, hakikat pelatihan harness, macam-macam harness,bentuk-bentuk pelatihan harness, anggapan dasar dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas mengenai metodepenelitian, populasi dan sampel, desain penelitian, instrumen penelitian, definisi operasional, pelaksanaan latihan, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi tentang pengelolaan atau analisis data dan analisis hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diberikan.


(16)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III Prosedur Penelitian

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencoba sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Sugiyono (2013:72) menjelaskan, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil dari kegiatan percobaan itu nantinya yang akan menegaskan hubungan variabel-variabel yang diselidiki. Variabel bebas adalah suatu gejala yang mempengaruhi atau menyebabkan kepada variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode latihan yang dipakai, yaitu metode latihan interval dan repetisi. Variabel terikat adalah suatu gejala yang ingin diketahui, karena adanya pengaruh dari variabel bebas, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan power endurance. Beberapa hal yang diperlukan dan diperhatikan dalam penelitian ini adalah:

1. Karakteristik Sampel: secara teknik sampel dalam penelitian ini adalah atlet futsal putri UPI yang memiliki kemampuan bermain futsal.

2. Administrasi Sampel:

a. Jenis sampel dalam penelitian ini adalah perempuan, b. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.


(17)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, dibutuhkan sekumpulan orang untuk ikut terlibat di dalamnya. Dimana mereka berasal dari suatu populasi dalam suatu wilayah atau lingkungan dengan keragaman yang beragam. Mengenai populasi oleh dijelaskan:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Sugiyono (2013:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal putri tingkat perguruan tinggi yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal Putri UPI (Isola FC) yaitu sebanyak 45 orang. Populasi ini diambil karena dalam beberapa tahun terakhir telah banyak prestasi yang diraih sehingga membuat peneliti dapat menerapkan metode yang akan diteliti karena kondisi fisik atletnya sudah termasuk dalam kategori baik. Terbukti dari banyaknya prestasi yang telah didapatkan.

C. Sampel Penelitian

Dari sekian banyak populasi yang ada, akan diambil beberapa orang untuk dijadikan sampel penelitian. Mengenai hal ini, Arikunto (2006:131) menjelaskan

bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

Tentang teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling, Sugiyono (2013:82) menjelaskan bahwa:

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Dari seluruh populasi yang ada, diundi dan diperhitungkan jumlah sampel menjadi sebanyak 20 orang. Dimana sebanyak 20 orang tersebut termasuk ke dalam sampel yang representatif.

D. Desain Penelitian

One Group Pretest-Posttest Design


(18)

31

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X2 Eksperimen Y

Sumber: Sugiyono (2013:74) Ket:

X1 = Metode Interval Pola Harness X2 = Metode Repetisi Pola Harness Y = Kemampuan Power Endurance

Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian diperlukan alur yang menjadi pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan sesuai dengan harapan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen yaitu pre-test, post-test group desain. Dalam desain ini sampel diperoleh sebesar jumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pre-test. Data hasil tes awal disusun berdasarkan ranking dari yang terbaik catatan nilainya sampai yang terendah. Setelah disusun sesuai ranking, kemudian dibagi ke dalam dua kelompok sampel, yaitu sampel A dan B. Pembagiannya menggunakan cara zig-zag (ABBA). Sehingga nanti didapatkan masing-masing kelompok sampel berjumlah 10 orang.

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk gambar :

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

TREATMENT POLA PELATIHAN HARNESS

Metode Repetisi (Sampel B) Metode Interval


(19)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1.

Langkah-Langkah Penelitian Sumber: Arikunto (2006:23)

E. Instrumen Penelitian

Agar penelitian lebih kongkret, maka perlu adanya data. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, diperlukan alat ukur yang dapat memberikan kontribusi bagi penelitian yang dilaksanakan. Seperti yang diungkapkan Nurhasan (2007:5) sebagai berikut:

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa 1) tes dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, 2) tes dalam psikomotor, 3) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya

ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat Celcius (“C).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka melalui pengukuran penulis dapat mengumpulkan data secara objektif yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu berupa angka-angka yang dapat diolah secara statistik. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh dari hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Untuk melaksanakan proses dan mengumpulkan data maka instrumen yang digunakan sebagai item tes untuk mengetahui kemampuan power endurance, yaitu: Tes Daya Tahan Power (Tes Power Endurance).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

TES AKHIR

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


(20)

33

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Item tes untuk Power Endurance tungkai menurut Gambetta (1989:143) adalah tes 10 Hop.

2. Pelaksanaannya: Tester bersiap di garis start, setelah mendengar aba-aba si tester melakukan hop sebanyak 10 langkah. Dimana dilakukan dua kali, pertama dilakukan 10 hop dengan menggunakan kaki kanan sampai ke finish. Kedua melakukan 10 hop dengan menggunakan kaki kiri sampai ke finish.

Start 10 Hop Finish

Gambar 3.1. Gerakan Tes 10 Hop 3. Peralatan yang dibutuhkan:

a. Meteran untuk mengukur jarak hop

b. Stopwatch untuk mengetahui waktu tempuh c. Lapangan

d. Cones atau corong untuk patokan start dan finish e. Bendera start

4. Teknis pengukuran

Jarak diambil dari awal garis start sampai ke titik pada pendaratan melompat ketiga (belakang tumit). Catat jarak terpanjang melompat, yang terbaik dari dua kali kesempatan.

5. Validitas dan Reliabilitas

Dalam Sumpena (2013: 84-85) validitas instrument ini adalah 0,84, sedangkan nilai reliabilitas adalah 0,94.


(21)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penafisran seseorang tentang ssuatu istilah sering berbeda-beda, sehingga bisa menimbulka suatu kekeliruan dan kesalahan pengertian penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis menjelaskan istilah-istilah-istilah-istilah sebagai berikut:

1. Menurut Harsono (1988:101 ), “Training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari

kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.”

2. Latihan Harness menurut Todd Wilson (2006) dan David J. Pollit (2003) yang dikutip Sidik (2011: http://dizas424starperformance.blogspot.com/) dalam artikelnya mengemukakan bahwa: Latihan harness (Sled Harness) merupakan istilah yang digunakan oleh para atlet ketika latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan, kekuatan (strength) dan daya tahan (endurance). Latihan ini merupakan latihan yang bersifat kekuatan, karena ketika melakukan gerakan memanfaatkan beban yang harus ditarik setelah diikatkan dengan tali ke pinggang. Jadi latihan harness adalah bentuk latihan kekuatan yang dinamis.

3. Power menurut Harsono (1988:200) bahwa “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.”

4. Daya tahan menurut Harsono (1988:155) adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, maka latihan-latihan untuk mengembangkan komponen daya tahan haruslah sesuai dengan batasan tersebut yaitu latihan yang dipiih haruslah berlangsung untuk waktu yang lama (lebih dari 6 menit).

5. Menurut Lhaksana (2011:7), futsal adalah permainan yang cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil, hampr tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antar pemain lewat passing yang akurat, bukan hanya untuk melewati lawan. Ini disebabkan dalam permainan futsal pemain selalu berangkat dengan falsafah


(22)

35

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

100% ball possesion. Akan tetapi melalui timing dan positioning yang tepat, bola dari lawan akan dapat direbut kembali.

G. Pelaksanaan Latihan

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut : Jadwal Penelitian : Mulai Bulan Februari - Maret 2014 Tempat : Sport Hall FPOK Padasuka Bandung Waktu : Mulai pukul 16.00 s.d selesai

Lama Latihan : Tergantung volume dan intensitas latihan Pelaksanaan : 2x seminggu hari Senin dan Jumat

Jumlah pelaksanaan latihan yang dilakukan 2 kali seminggu berdasarkan pada:

Training Example Recovery times

Power 1 Indoors ball throws,stair sprints

Outdoors-medicine ball throws, hill sprints

48 hours

Power 2 Plyometrics 72 hours

Weight training

Full body weight training with the same exercises for both training sessions

72 hours

Speed Sprinting at 90% plus speeds with 3 minute rest intervals

48 hours

Speed endurance

Sprinting at 80-90% speeds with a 1:2 or 1:3 work:rest ratio

48 hours

endurance Running at 60-80% speeds with a 1:1 or 2:1 work:rest ratio

24 hours

Tabel 3.2. Minimum recovery time Sumber: www.trackandfield.com


(23)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari keterangan diatas bisa diketahui bahwa latihan power dengan bentuk latihan pliometrik ( latihan yang bertujuan menghubungkan gerakan kekuatan dan kecepatan untuk menghasilkan gerakan eksplosif) membutuhkan waktu 72 jam atau tiga hari untuk masa pemulihan. Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini ditentukan pelaksanaan latihan yaitu pada Hari Senin dan Jumat dari pukul 16.00 WIB s.d selesai.

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan selama 6-10 minggu. Mengenai hal ini mengacu pada pendapat:

Harsono (2004:50) yang menjelaskan, “Atlet sebaiknya berlatih 2-5 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam olahraga. Program

latihan terlampir.”

Latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu latihan pemanasan, latihan inti dan latihan pendinginan. Adapun uraian singkat dari latihannya sebagai berikut:

1. Latihan Pemanasan

Sebelum melakukan latihan inti, testee diintruksikan untuk melakukan pemanasan dengan bimbingan dari penulis, pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan tubuh, hal ini sesuai dengan pendapat Giriwijoyo (2007:154)

yang menyatakan, “Pemanasan dimaksudkan untuk mempersiapkan raga untuk menjalani latihan inti atau pertandingan.”

Latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis, yaitu meregangkan seluruh anggota badan secara sistematis yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya lari mengelilingi lapangan dan di akhiri oleh peregangan dinamis, yaitu suatu bentuk latihan yang meliputi gerakan memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang. Penekanan latihan yaitu pada bagian kaki karena latihan inti menuntut kesiapan kaki untuk menerima beban latihan.

2. Latihan inti

Dalam latihan inti secara garis besar para sampel diberikan latihan fisik yaitu pelatihan harness yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu sebagai


(24)

37

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahanan ketika gerakan lari atau bentuk latihan akselerasi, kelincahan, power dan juga daya tahan. Prinsip-prinsip latihan pun diterapkan diantaranya prinsip sistematis, berulang-ulang dan overload. Mengenai pelaksanaan latihan secara lebih detail dapat dilihat pada lampiran program latihan.

3. Latihan Pendinginan dan Evaluasi

Setelah melakukan latihan inti, testee diintruksikan untuk melakukan latihan penenangan dengan bimbingan penulis, yaitu melakukan lari pelan mengelilingi lapangan sebanyak 1-2 keliling dan gerak pelemasan, juga diadakan evaluasi kegiatan latihan.

H. Modifikasi Alat Harness

Alat untuk pelatihan harness dapat dimodifikasi dengan menggunakan ban mobil bekas dengan berat yang disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Adapun alat pelatihan harness terbuat dari:

1. Ban mobil

2. Tali atau tambang panjang sekitar 4 meter 3. Sabuk atau gesper

4. Kait atau pengikat 5. Ring untuk ban 6. Ring untuk sabuk


(25)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2. Modifikasi Alat untuk Pelatihan Harness

Cara membuat harness, diantaranya sebagai berikut: a. Pertama lubangi ban dengan menggunakan solder,

b. Potong tali atau tambang sepanjang 4 meter atau sesuaikan dengan kebutuhan,

c. Hubungkan antara ban dengan tambang menggunakan kait atau pengikat,

d. Terakhir hubungkan tambang dengan sabuk menggunakan ring dan kait.

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui tes instrument 10 hop pada tes awal sebelum diberi perlakuan dan pada tes akhir setelah diberikan perlakuan. Yang dihitung jarak yang dicapai, juga dihitung waktu sebagai pengontrol, karena apabila kuat tapi tidak cepat, tidak bias dikatakan sebagai power, karena power merupakan kekuatan yang cepat.


(26)

39

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Analisis Data

Data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh latihan harness menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kemampuan power.

Adapun langkah – langkah yang diambil dalam prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus dari Nurhasan (2008:24) sebagai berikut :

Arti unsur-unsur diatas adalah :

X = nilai rata-rata yang dicapai X = skor yang diperoleh

Σ = Jumlah

N = Jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus Nurhasan (2008:39) adalah sebagai berikut :

Arti unsur-unsur diatas adalah : S = Simpangan baku


(27)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = skor yang diperoleh

x = nilai rata-rata n = Jumlah sampel

3. Menguji normalitas dengan uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2008:118) adalah sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu :

Z =

Untuk tiap bangku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku ( tabel distribusi Z ). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negatf, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas distribusi pada tabel.

c. Menentukan nilai proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyak sampel.

d. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya e. Ambillah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak

dari seluruhsampel yang ada dan berilah symbol Lo.

f. Dengan bantuan tabel Nilai Kritis L untuk uji Lilliofers, maka tentukanlah nilai L.

g. Bandingkanlah nilai L dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria


(28)

41

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Terima Ho jika Lo < Lα = Normal

Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal

4. Menguji homegenitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan kriteria pengujian :terima hipotesis apabila F-hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.

5. Ujikesamaandua rata-rata ( skorberpasangan )

Menurut Nurhasan (2008:154) uji ini digunakan apabila skor yang kita bandingkan berpasangan (sampel yang digunakan sama dan menggunakan tes yang sama) seperti contoh digunakannya tes awal dan tes akhir pada sebuah eksperimen atau sering juga dikatakan uji beda. Dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Arti dari unsur-unsur diatas adalah : t = nilai t hitung yang dicari B = rata-rata nilai beda SB = simpangan baku n = jumlah sampel 6. Uji perbedaan dua rata-rata

Mengadakan pengujian pada tingkat kepercayaan 0,05 dengan derajat kebebasan (n1+n2-2). Apakah kedua kelompok mempunyai perbedaan yang berarti, atau sebelum dan sesudah diberikan perlakuan selama 12 kali pertemuan apabila hasil


(29)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perhitungan nilai t ≤ t yang terdapat dalam distribuasi t table dengan dk (n1+n2-2) metode tersebut tidak berarti, tetapi sebaliknya jika hasil perhitungan nilai t > t table berarti perbedaan tersebut mempunyai arti. Menguji hasil metode dengan menggunakan rumus uji perbedaan dua rata-rata (uji dua pihak ).

Uji t digunakan karena data-data berdistribusi normal.Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

dengan :

Arti dari unsur-unsur diatas adalah : t = t hitungs

X1 = skor rata-rata kelompok 1 X2 = skor rata-rata kelompok 2 S2 = simpangan baku gabungan S12 = varians kelompok 1 S22 = varians kelompok 2

n1 = banyaknya sampel kelompok 1 n2 = banyaknya sampel kelompok 2

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan t-hitung dengan t-tabel distribusi t dengan tingkat kepercayaan( α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = ( n1 + n2 – 2) uji perbedaan nilai rata-rata di pandang signifikan apabila t hitung < t (1- ½ α ) .


(30)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian dari pengolahan analisis data, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Latihan harness menggunakan metode interval tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

2. Latihan harness menggunakan metode repetisi tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

3. Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan latihan harness menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan setelah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu:

1. Pelatih atau pembina olahraga penulis menyarankan bentuk latihan sebagai varian atau pilihan untuk meningkatkan kekuatan disarankan untuk menggunakan kedua metode latihan yaitu metode interval dan repetisi, karena dilihat dari hasil penelitian ini telah terbukti bahwa kedua model latihan ini dapat meningkatkan daya tahan power tungkai meskipun tidak signifikan.

2. Bagi pembaca dan pemerhati olahraga, atau pun mahasiswa jurusan olahraga yang akan melakukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut dengan kajian lebih mendalam dan sampel yang lebih banyak.


(31)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1989). Manajemen Penelitian. Jakarta: P2LPTK

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bompa, T. (1999). Periodization: Theory and Methodology of Training. York University

Bompa, T. (1999). Periodization Training for Sports. United State: Human Kinetics.

Gambetta, V. (1989). The Athletics Congress’s: Track And Field Coaching Manual, Second Edition. The Athletics Congress of the USA.

Giriwijoyo. (2007). Ilmu Faal Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Jaohariah, R. (2011). Dampak Penerapan Pelatihan Harness terhadap Peningkatan Kemampuan Power. Bandung: UPI. Skripsi.

Kardjono. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI

Lhaksana, J. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champion (Penebar Swadaya Group)

Mulyadi, S. (2011). Dampak Penerapan Pelatihan Complex Training terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance. Bandung: UPI. Skripsi. Nurhasan. dan Cholil, D.H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung:

FPOK-UPI.

Nurhasan, Hasanudin C.D, Hidayah N. (2008). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI

Seagrave, Loren (1992). Speed Dynamics. Jakarta: IAAF High Level Seminar on Sprints/Hurdles.

Shepherd, J. (2007). Speed Training for all sports. London: Electric World plc Sidik, D.Z., Imanudin, I. dan Mujiyanto, S. (2010). Dampak Penerapan Pelatihan

Harness terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerob dan Aerob. Laporan Penelitian Penerapan IPTEK untuk Mendukung SKO, PPLP dan PPLM. Bandung: UPI.

Sidik, D.Z. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: FPOK-UPI


(32)

54

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sumpena, A. (2013). Dampak Metode Latihan Harness dan Kapasitas Aerobik terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik. Bandung: UPI. Tesis.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Volker. (2005). Rowing Faster. United State of America: Human Kinetics.

Website:

Behnken, M. (2013). Power Sled Workout for Athletes. [Online]. Tersedia: http://www.askthetrainer.com/sled-workout/ [18 Januari 2013]

Dewantoro, C. (2011). Pengertian Futsal. [Online]. Tersedia: http://caturdewantoro.blogspot.com/2009/12/pengertian-futsal.html

Fikom UI (2008) Kamus Besar Bahsa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=metode&varbidang=all& vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=kamus [14 Februari 2013]

No Name. (2013). [Online]. Tersedia: http://www.trackandfield.com

Pollit, D.J. (2003). “Sled Dragging for Hockey Training”. National Strength and Conditioning Association, 25, (3), 7-16.

Gonzalez J, Caceres A, Guerra I. (2011). “Resistive Training for Speed development”. NCSA Performance Training Journal. 10,(4).

Sidik, D.Z. (2011). Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat pelatihan Harness dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob. [Online]. Tersedia: http://dizas424starperformance.blogspot.com/

Sidik, D.Z. (2011). Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat Pelatihan Harness

dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob. [Online]. Tersedia: http://dizas424starperformance.blogspot.com/

Sidik, D.Z. (2012, 18 Januari). Peningkatan Anaerob dan Aerob melalui

Pelatihan Harness. [Online].

Tersedia: http://kupang.tribunnews.com/2012/01/18/peningkatan-anaerob-dan-aerob-melalui-pelatihan-harness

Sidik, D.Z. (2012, 19 Januari) Manfaat Pelatihan Harness untuk Fisik. [Online]. Tersedia: http://kupang.tribunnews.com/2012/01/19/manfaat-pelatihan-harness-untuk-fisik.html


(33)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yamzani, I. (2010). Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai. [Online]. Tersedia: http://irwansyamzani.blogspot.com/2010/05/hubungan-daya-ledak-otot-tungkai.html


(1)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terima Ho jika Lo < Lα = Normal

Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal

4. Menguji homegenitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan kriteria pengujian :terima hipotesis apabila F-hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.

5. Ujikesamaandua rata-rata ( skorberpasangan )

Menurut Nurhasan (2008:154) uji ini digunakan apabila skor yang kita bandingkan berpasangan (sampel yang digunakan sama dan menggunakan tes yang sama) seperti contoh digunakannya tes awal dan tes akhir pada sebuah eksperimen atau sering juga dikatakan uji beda. Dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Arti dari unsur-unsur diatas adalah : t = nilai t hitung yang dicari B = rata-rata nilai beda SB = simpangan baku n = jumlah sampel 6. Uji perbedaan dua rata-rata

Mengadakan pengujian pada tingkat kepercayaan 0,05 dengan derajat kebebasan (n1+n2-2). Apakah kedua kelompok mempunyai perbedaan yang berarti, atau sebelum dan sesudah diberikan perlakuan selama 12 kali pertemuan apabila hasil


(2)

42

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perhitungan nilai t ≤ t yang terdapat dalam distribuasi t table dengan dk (n1+n2-2) metode tersebut tidak berarti, tetapi sebaliknya jika hasil perhitungan nilai t > t table berarti perbedaan tersebut mempunyai arti. Menguji hasil metode dengan menggunakan rumus uji perbedaan dua rata-rata (uji dua pihak ).

Uji t digunakan karena data-data berdistribusi normal.Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

dengan :

Arti dari unsur-unsur diatas adalah : t = t hitungs

X1 = skor rata-rata kelompok 1

X2 = skor rata-rata kelompok 2

S2 = simpangan baku gabungan S12 = varians kelompok 1

S22 = varians kelompok 2

n1 = banyaknya sampel kelompok 1 n2 = banyaknya sampel kelompok 2

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan t-hitung dengan t-tabel distribusi t dengan tingkat kepercayaan( α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = ( n1 + n2 – 2) uji perbedaan nilai rata-rata di pandang signifikan apabila t hitung < t (1- ½ α ) .


(3)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian dari pengolahan analisis data, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Latihan harness menggunakan metode interval tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

2. Latihan harness menggunakan metode repetisi tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

3. Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan latihan harness

menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan setelah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu:

1. Pelatih atau pembina olahraga penulis menyarankan bentuk latihan sebagai varian atau pilihan untuk meningkatkan kekuatan disarankan untuk menggunakan kedua metode latihan yaitu metode interval dan repetisi, karena dilihat dari hasil penelitian ini telah terbukti bahwa kedua model latihan ini dapat meningkatkan daya tahan

power tungkai meskipun tidak signifikan.

2. Bagi pembaca dan pemerhati olahraga, atau pun mahasiswa jurusan olahraga yang akan melakukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut dengan kajian lebih mendalam dan sampel yang lebih banyak.


(4)

53

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1989). Manajemen Penelitian. Jakarta: P2LPTK

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bompa, T. (1999). Periodization: Theory and Methodology of Training. York University

Bompa, T. (1999). Periodization Training for Sports. United State: Human Kinetics.

Gambetta, V. (1989). The Athletics Congress’s: Track And Field Coaching

Manual, Second Edition. The Athletics Congress of the USA.

Giriwijoyo. (2007). Ilmu Faal Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Jaohariah, R. (2011). Dampak Penerapan Pelatihan Harness terhadap

Peningkatan Kemampuan Power. Bandung: UPI. Skripsi.

Kardjono. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI

Lhaksana, J. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champion (Penebar Swadaya Group)

Mulyadi, S. (2011). Dampak Penerapan Pelatihan Complex Training terhadap

Peningkatan Kemampuan Power Endurance. Bandung: UPI. Skripsi.

Nurhasan. dan Cholil, D.H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Nurhasan, Hasanudin C.D, Hidayah N. (2008). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI

Seagrave, Loren (1992). Speed Dynamics. Jakarta: IAAF High Level Seminar on Sprints/Hurdles.

Shepherd, J. (2007). Speed Training for all sports. London: Electric World plc Sidik, D.Z., Imanudin, I. dan Mujiyanto, S. (2010). Dampak Penerapan Pelatihan

Harness terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerob dan Aerob. Laporan

Penelitian Penerapan IPTEK untuk Mendukung SKO, PPLP dan PPLM. Bandung: UPI.

Sidik, D.Z. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: FPOK-UPI


(5)

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sumpena, A. (2013). Dampak Metode Latihan Harness dan Kapasitas Aerobik terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik. Bandung: UPI. Tesis.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Volker. (2005). Rowing Faster. United State of America: Human Kinetics.

Website:

Behnken, M. (2013). Power Sled Workout for Athletes. [Online]. Tersedia: http://www.askthetrainer.com/sled-workout/ [18 Januari 2013]

Dewantoro, C. (2011). Pengertian Futsal. [Online]. Tersedia: http://caturdewantoro.blogspot.com/2009/12/pengertian-futsal.html

Fikom UI (2008) Kamus Besar Bahsa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=metode&varbidang=all& vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=kamus [14 Februari 2013]

No Name. (2013). [Online]. Tersedia: http://www.trackandfield.com

Pollit, D.J. (2003). “Sled Dragging for Hockey Training”. National Strength and

Conditioning Association, 25, (3), 7-16.

Gonzalez J, Caceres A, Guerra I. (2011). “Resistive Training for Speed

development”. NCSA Performance Training Journal. 10,(4).

Sidik, D.Z. (2011). Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat pelatihan Harness

dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob. [Online].

Tersedia: http://dizas424starperformance.blogspot.com/

Sidik, D.Z. (2011). Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat Pelatihan Harness

dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob. [Online]. Tersedia: http://dizas424starperformance.blogspot.com/

Sidik, D.Z. (2012, 18 Januari). Peningkatan Anaerob dan Aerob melalui

Pelatihan Harness. [Online].

Tersedia: http://kupang.tribunnews.com/2012/01/18/peningkatan-anaerob-dan-aerob-melalui-pelatihan-harness

Sidik, D.Z. (2012, 19 Januari) Manfaat Pelatihan Harness untuk Fisik. [Online]. Tersedia: http://kupang.tribunnews.com/2012/01/19/manfaat-pelatihan-harness-untuk-fisik.html


(6)

55

Rizki Mulyawan, 2014

Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness Menggunakan Metode Interval Dan Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yamzani, I. (2010). Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai. [Online]. Tersedia: http://irwansyamzani.blogspot.com/2010/05/hubungan-daya-ledak-otot-tungkai.html


Dokumen yang terkait

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT (POWER) : Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri UPI Bandung.

3 10 44

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE.

1 4 45

DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAPPENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal PuteriAnggota UKM Futsal UPI Bandung).

4 13 35

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN HARNESS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE : Study Ekspereimen pada Atlet Futsal Anggota UKM Futsal Putri UPI.

3 14 46

DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPEED.

1 11 27

PERBANDINGAN PENGARUH METODE INTERVAL DENGAN REPETISI DALAM LATIHAN HARNESS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER CABANG OLAHRAGA FUTSAL PUTRI UPI.

0 1 34

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN HARNESS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE : Study Ekspereimen pada Atlet Futsal Anggota UKM Futsal Putri UPI - repository UPI S KOR 0704228 Title

0 0 3

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE - repository UPI S KOR 1000766 Title

0 0 3

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT (POWER) : Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri UPI Bandung - repository UPI S KOR 1005811 Title

0 0 3

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN KECEPATAN (SPEED ENDURANCE) : Studi Eksperimen UKM Futsal Puteri UPI Bandung - repository UPI S KOR 1002036 Title

0 0 4