DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT (POWER) : Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri UPI Bandung.

(1)

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT (POWER)

(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

SARI NUR FITRIYANI 1005811

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT (POWER)

(

Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri UPI Bandung)

Oleh Sari Nur Fitriyani

1005811

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sari Nur Fitriyani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SARI NUR FITRIYANI 1005811

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT (POWER)

(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri UPI Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing:

Pembimbing I,

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. NIP.196812181994021001

Pembimbing II,

Dr. Berliana, M.Pd. NIP.196205131986022001

Diketahui oleh,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan

Dr. Komarudin, M.Pd. NIP.197204031999031003


(4)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT (POWER)

(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri UPI Bandung)

Pembimbing I : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. Pembimbing II : Dr. Berliana, M.Pd.

Sari Nur Fitriyani* 1005811

Latar belakang penelitian ini adalah mengenai tingkat kualitas kondisi fisik para pemain futsal puteri UPI yang diharapkan dapat berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Tabata merupakan salah satu metode latihan interval dengan intensitas yang tinggi (HIIT) bagian dari upaya meningkatkan kemampuan fisik yang bersifat anaerobik dan aerobik. Power adalah bagian dari komponen fisik yang bercirikan pengerahan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Permasalahan dalam penelitian ini mengenai dampak penerapan pelatihan Tabata terhadap peningkatan kemampuan power. Tujuannya untuk melihat hasil dari penerapan pelatihan Tabata dalam meningkatkan kemampuan power. Metode penelitian bersifat eksperimen. Sampel yang digunakan sebanyak 18 orang yaitu pemain futsal puteri UPI, diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrument penelitian yang digunakan berupa program pelatihan Tabata dan alat ukur untuk mengetahui kemampuan power tungkai, yaitu tes 3 hop. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis statistik dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata, menunjukkan nilai rata-rata tes awal 4,93 meter dan tes akhir 5,20 meter, hasil t-hitung dengan nilai 4.82 > dari t tabel 2.11. Kesimpulan bahwa penerapan pelatihan Tabata memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power.

Kata Kunci : Pelatihan Tabata, Power.


(5)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE IMPACT OF TABATA EXERCISE IMPLEMENTATION TOWARDS THE SKILL IMPROVEMENT OF THE RAPID STRENGTH (POWER)

(Experimental Research of Female Futsal Athletes UPI Bandung)

Main Supervisor : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. Co-Supervisor : Dr. Berliana, M.Pd.

Sari Nur Fitriyani * 1005811

The background of this research is about the physical condition quality level of female Futsal athletes UPI that are intended to be performed well at the national and international level. Tabata is one of the interval exercise methods with the high intensity (HIIT) as the part of the efforts to improve the anaerobic and aerobic physical ability. Meanwhile, power is defined as the physical component part which is characterized by the maximum strength exertion in time. The problem of the research is the impact of the Tabata execise implementation towards the improvement of power capability. The research purpose is to observe the result of the Tabata execise implementation in enhancing the power capability. While, the research method is experimental and the sample of this study are 18 people of female Futsal athletes UPI Bandung which is taken by using the purposive sampling technique. The instrument which is used in the research is Tabata exercise program and measuring instruments to find out the capability of limbs power, namely test 3 hops. Based on the processing result and statistical analysis by using two average similarity test, showing a pre-test of the average value 4,93 meters, the final test of 5,20 meters, and the results of t-count with the value of 4.82 > of t table 2.11. The conclusion showed that the implementation of Tabata exercise gives a significant impact towards the improvement of the power capability.


(6)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. TujuanPenelitian ... 7

D. ManfaatPenelitian ... ………..7

E. Batasan Penelitian ... 8

F. SrukturOrganisasiSkripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat KemampuanFisik ... 10

B. HakikatKemampuanKekuatan yangCepat (Power) ... ...17

a. Kekuatan……….………...17

b. Kecepatan……… 20

c. Kekuatan yang Cepat (Power)……….23

C. MetodeLatihanKekuatan yang Cepat (Power) ... 28

D. MetodeLatihan ... 35


(7)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Bentuk-BentukPelatihanTabata ... 41

G. AnggapanDasar ... 50

H.Hipotesis ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian danDesainPenelitian ... 54

a. MetodePenelitian ... 54

b. DesainPenelitian ... 55

B. Populasi dan SampelPenelitian ... 56

a. PopulasiPenelitian ... 56

b. SampelPenelitian ... 57

C. DefinisiOperasional ... ………..58

D. Instrument Penelitian... 58

a. Bentuk Item TesPower………... . 59

b. PetunjukPelaksanaanTes………... .. 59

E. ProsedurPenelitian ... 61

F. Pelaksanaan Penelitian ... 62

G. TehnikPengolahan Data danAnalisis Data ... 66

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil AnalisisData ... ………69

a. Nilai Rata-rata danSimpangan Baku……….. . 69

b. UjiNormalitas………. . 70

c. PengujianHipotesis………. . 70

B. Diskusi Penemuan……….…..72

. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………...76


(8)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ………..77

LAMPIRAN ... 81 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 139


(9)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Pendukung Prestasi Puncak ... 11

Gambar 2.2. Empat Kemampuan Dasar Gerak dan Gabungan Kemampuan Dasar ... 15

Gambar 2.3. Muscle of Leg ... 26

Gambar 2.4. Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai ... 27

Gambar 2.5. PowerPlyo TabataWorkout ... 32

Gambar 2.6. Alat Power Plate ... 33

Gambar 2.7. Running Back To Back ... 43

Gambar 2.8. 3 Cone V Drill ... 44

Gambar 2.9. 4 Box Drill ... 44

Gambar 2.10. Sit Up ... 45

Gambar 2.11. Push Up ... 46

Gambar 2.13. Back Up ... 46

Gambar 2.12. Lunge ... 47

Gambar 2.13. Plank Plunch ... 48

Gambar 2.14. Running Stairs... 48

Gambar 2.15. Step Up ... 49

Gambar 2.16. Hurdle Jump ... 50

Gambar 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Postest ... 55

Gambar 3.2. Instrument Tes 3 Hop ... 59


(10)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Batas Penerimaan dan Penolakan Hipotesis...71 Grafik 4.2. Batas Penerimaan dan Penolakan Hipotesis...72


(11)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Parameter Kekuatan yang Cepat (Power) ... 30

Tabel 2.2.SumberEnergidalamLatihan... 31

Tabel 3.1.JadwalPelaksanaanLatihan... 61

Tabel 3.2. Program LatihanTabata ... 64

Tabel 3.3. Parameter Program LatihanBerdasarkanHasil Test ... 64

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Program LatihanTabata ... 65

Tabel4.1.HasilPerhitungan Rata-Rata danSimpangan Baku TesAwal ... 69

Tabel 4.2.HasilPerhitungan Rata-Rata danSimpangan Baku TesAkhir... ………69

Tabel 4.3.HasilPengujianLiliefors ... ……….70


(12)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SuratPengesahanJudul Dan PenunjukkanDosenPembimbing ... 79

Lampiran 2. SuratIjinPenelitian ... 82

Lampiran 3. SuratBalasandari UKM Futsal ... 83

Lampiran 4. Hasil Tes Awal ... 84

Lampiran 5. Hasil Tes Akhir ... 85

Lampiran 6.TesAwal Dan AkhirPadaTungkaiKanandanKiri ... 86

Lampiran 7.GrafikPerbandinganPadaTesAwaldanAkhirTungkaiKanandanKiri… ……… ... 88

Lampiran 8. Menghitung Rata-Rata ... 89

Lampiran 9.PerbandinganTesAwaldanTesAkhir ... 91

Lampiran 10. Menghitung Simpangan Baku ... 92

Lampiran 11. Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Awal ... 94

Lampiran 12. Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Akhir ... 95

Lampiran 13. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 97

Lampiran 14. Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ... 98

Lampiran 15. Nilai Z ... 99

Lampiran 16. Nilai Distribusi t ... 100

Lampiran 17. ProgramPelaihanTabata ... 101

Lampiran 18.Hasil Program LatihanTabata ... 117


(13)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT


(14)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Dalam era teknologi maju olahraga telah berkembang menjadi fenomena

sosial yang tersebar diseluruh dunia mempunyai peranan terpenting dalam kehidupan manusia dan menunjukkan adanya kontribusi dari banyak faktor yang senantiasa mengalami perubahan yang signifikan secara inovatif.Melalui teknologi pula banyak informasi yang disampaikan menjadi referensi dalam perkembangan olahraga prestasi masa kini, hal ini diindikasikan dengan semakin lengkapnya referensi pelatih melalui internet yang melengkapi banyak keilmuan dalam pengetahuan kepelatihan olahraga.

Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai olahraga berkembang secara pesat salah satunya yaitu olahraga futsal.Olahraga futsal merupakan modifikasi dari permainan sepakbola.Permainan futsal adalah permainan dengan karakteristik gerakan yang sangat cepat, hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti : lapangan yang lebih kecil dari sepakbola, jumlah pemain yang lebih sedikit, durasi waktu permainan yang sangat singkat, dan regulasi yang mendasari permainan futsal. Mengenai permainan futsal, menurut Lhaksana (2011, hlm. 7) mengatakan bahwa :

Futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis.Dari segi lapangan yang relatif kecil, hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan.Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antar pemain lewat passing yang akurat, bukan hanya untuk melewati lawan.Ini disebabkan dalam permainan futsal pemain berangkat dari falsafah 100% ball possesion. Akan tetapi timing dan positioning yang tepat, bola dari lawan akan dapat direbut kembali.

Bukan sesuatu yang mustahil apabila ada suatu harapan besar yang timbul dari cabang olahraga ini, seperti memiliki atlet yang berprestasi sehingga dapat mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, animo masyarakat terhadap permainan futsal dengan prestasi olahraga futsal di negara Indonesia belum seperti apa yang kita harapkan. Secara umum


(15)

2

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan fisik yang dialami oleh para atlet di cabang olahraga dan secara khusus mengenai tingkat kualitas kondisi fisik para pemain futsal puteri UPI yang diharapkan dapat berprestasi di tingkat nasional dan internasional yang lebih tinggi.

Untuk mencapai sebuah prestasi yang diinginkan dalam olahraga permainan dan beregu khususnya futsal, bukanlah sesuatu yang mudah dirasakan. Harsono

(1988, hlm. 100) menjelaskan bahwa : “Untuk meningkatkan keterampilan dan

prestasinya semaksimal mungkin ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama yaitu latihan fisik, teknik, taktik, dan mental”. Dari ke-empat aspek tersebut, salah satunya yang sangat penting adalah fisik. Latihan fisik merupakan aspek yang sangat penting yang akan menunjang setiap atlet untuk dapat memiliki kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik yang baik merupakan salah satu cara pencapaian prestasi. Sajoto (1990, hlm. 16) menjelaskan bahwa :

”Kondisi fisik adalah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha

peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi”.

Dengan demikian, diberlakukan pelatihan kondisi fisik secara baik dan sistematis.Maka dibutuhkan pelatih yang kompeten bagaimana meningkatkan kuantitas dan kualitas potensi atlet dalam proses melatih kondisi fisik diperlukan persiapan rencana latihan secara cermat berdasarkan teori latihan yang berpedoman pada prinsip-prinsip dan norma-norma latihan. Sidik (2010, hlm. 3) menjelaskan bahwa :

Yang harus dipersiapkan latihan dengan baik oleh setiap pelatih adalah perencanaan program latihan yang adekuat untuk setiap aspek-aspek latihan dan termasuk komponen latihan fisik.Sehingga pelatih dalam pelatihan fisiknya harus menguasai berbagai metode dan bentuk latihan yang dapat memberikan dampak positif terhadap perubahan perkembangan fisiknya.Perkembangan fisik pada suatu tingkatan yang tinggi dapat memudahkan atlet untuk menjalani program-program latihan lainnya, dan yang pada akhirnya membantu atlet mencapai prestasi maksimalnya.

Olahraga futsal membutuhkan komponen-komponen kondisi fisik, salah satu


(16)

3

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kekuatan yang cepatadalahbagian dari komponen fisik yang bercirikan

pengerahan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat yang harus dimiliki oleh seorang atlet futsal.

Dalam proses peningkatan power ada beberapa metode dan bentuk latihan atau pola pelatihan yang dapat digunakan,yang kaitannya dengan pelatihan fisik (physical training) dalam upaya bagaimana menciptakan dampak positif dari pelatihan terhadap prestasi (performa). Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pelatihan fisik adalah metode pelatihan Tabata.Metode latihan Tabata merupakan suatu metode latihan dengan intensitas yang tinggi (HIIT) yang diperkenalkan oleh Tabata Izumi (1996) melalui penelitian pelatihan fisik dalam upaya meningkatkan kemampuan fisik terutama kemampuan fisik yang bersifat anaerobik dan aerobik.Berdasarkan wawancara dengan Sidik seorang ahli kondisi

fisik bahwa, “latihan Tabatamerupakan latihan pengembangan dari metode

interval training, hanya metode atau latihan Tabata ini merupakan metode yang ditinggikan intensitasnya”.

Dalam penelitiannya dikemukakan oleh Tabata I., Nischimura K., Kouzaki M., Hirai Y., Ogita F., Miyachi M., Yamamoto K. et al. (1996) dalam jurnal Medicine Science Sport Exercice (1996:Oct;28(10):1327-30) “Effects of Moderate-Intensity Endurance and High-Intensity Intermittent Training On Anaerobic Capacity and VO2max”, menjelaskan bahwa :

This study consists of two training experiments using a mechanically braked cycle ergometer. First, the effect of 6 wk of moderate-intensity endurance training (intensity: 70% of maximal oxygen uptake (VO2max), 60 min.d-1, 5 d.wk-1) on the anaerobic capacity (the maximal accumulated oxygen deficit) and VO2max was evaluated. After the training, the anaerobic capacity did not increase significantly (P > 0.10), while VO2max increased from 53 +/- 5 ml.kg-1 min-1 to 58 +/- 3 ml.kg-1.min-1 (P < 0.01) (mean +/- SD). Second, to quantify the effect of high-intensity intermittent training on energy release, seven subjects performed an intermittent training exercise 5 d.wk-1 for 6 wk. The exhaustive intermittent training consisted of seven to eight sets of 20-s exercise at an intensity of about 170% of VO2max with a 10-s rest between each bout. After the training period, VO2max increased by 7 ml.kg-1.min-1, while the anaerobic capacity increased by 28%. In conclusion, this study showed that moderate-intensity aerobic training that


(17)

4

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

improves the maximal aerobic power does not change anaerobic capacity and that adequate high-intensity intermittent training may improve both anaerobic and aerobic energy supplying systems significantly, probably through imposing intensive stimuli on both systems.

Pelatihan Tabata pada prinsip pelaksanaannya menggabungkan latihan interval dengan intensitas yang tinggi, dalam proses penelitian ini yang menerapkan latihan dengan ciri-ciri latihan Tabata yaitu memperbanyak jumlah volume latihan (dalam repetisi dan set), intensitas yang berada dalam prosentase (%) tinggi yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan sampel (dalam 20 detik mendapatkan berapa jarak yang ditempuh dan untuk kelompok jarak yang sudah ditentukan, ditempuh dalam waktu 20 detik), serta lamanya istirahat yang sudah ditentukan selama 10 detik untuk setiap pengulangan. Sehingga Tabata dapat dilakukan dua cara yaitu dengan intensitas pembebanan ringan tetapi dengan intensitas eksekusi yang tinggi dengan tujuan indikator denyut nadi naik karena dengan DN 170x/menit itu termasuk kategori yang tinggi dan intensitas pembebanan berat dengan usaha maksimal. Dari pernyataan di atas mengenai karakteristik pelaksanaan latihan Tabata yang diungkapkan oleh Tabataet.al (1996, hlm. 3) bahwa:

Dr. Tabata examined several different protocols but settled on eight sets of twenty-second work intervals alternating with ten-second rest intervals as the most effective interval times for improving VO2max. the intervals were performed at a quantiable 170 percent of VO2max.(just think max effort). Pernyataan di atas mengandung makna bahwa dr. Tabata memeriksa beberapa protokol yang berbeda tetapi tetap menentukan di 8 set terdiri 20 detik kerja bergantian dengan 10 detik waktu istirahat sebagai waktu selang yang paling efektif untuk meningkatkan VO2max. Interval yang dilakukan pada kualitas latihan 170% dari kapasitas VO2max. (selalu berpikir usaha yang maksimal).

Pelatihan Tabata merupakan metode latihan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan kekuatan yang cepat dan dipertahankan dalam waktu yang lama, mengembangkan daya tahan kecepatan, daya tahan kekuatan dan power. Diperkuat dalam penelitian Tabata et. al (1996, hlm. 3) bahwa :


(18)

5

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

This investigation demonstrated that 6 wk of moderate-intensity endurance training did not affect anaerobic capacity but that 6 wk of high-intensity intermittent training (20 s exercise, 10 s rest, intensity 170% VO2max) may improve both anaerobic capacity and VO2max simultaneously.

Artinya bahwa demonstrasi investigasi 6 minggu latihan daya tahan dengan intensitas sedang tidak memberikan efek terhadap kapasitas anaerobik tapi 6 minggu latihan sebentar dengan intensitas tinggi (20 detik latihan, 10 detik istirahat dengan intensitas 170% VO2max) dapat meningkatkan kapasitas anaerobik dan VO2max secara bersamaan.

Untuk bisa mengikuti metode latihan Tabata, pastikan harus memiliki kondisi fisik yang kuat. Tabata sebaiknya jangan dilakukan setiap hari. Beberapa orang melakukan Tabata seminggu dua kali. Sesuai dengan yang diungkapkan Shirey (2013) bahwa “The Tabata method is very demanding and should not be done too frequently. The typical recommendation is for one or two Tabata

workouts per week”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa metode

Tabata adalah metode yang banyak tuntutan.Direkomendasikan latihan Tabata satu atau dua kali seminggu. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari metode latihan Tabata yang dikemukakan oleh Rich, T. (2013) menjelaskan bahwa :

The Tabata Method burns fat, Increases your metabolism during training, Increases your metabolism after training, The session is quick and great for those of you short of time, Improve your aerobic system, Improve your anaerobic system, The method has research from olympic athlete coaches, Improves mental toughness and will power, The method is versatile – you can pick from a range of activities.

Artinya secara umum bahwa manfaat menggunakan pelatihan Tabata diantaranya : dapat membakar lemak dalam tubuh, meningkatkan metabolisme atlet selama dan setelah pelatihan, mengefektifkan dan mengefisienkan dalam pelaksanaannya, meningkatkan sistem aerobik dan sistem anaerobik, meningkatkan mental ketangguhan dan kemauan keras, dalam berbagai aktifitas fisik dapat digunakan, dan telah diteliti oleh pelatih altlet olympiade.


(19)

6

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengembangan kemampuan fisik dapat ditingkatkan secara maksimal jika dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan penerapan secara cermat, dan hasil penelitian-penelitian tersebut penting untuk dikaji melalui penelitian yang penerapannya disesuaikan dengan kemampuan atlet itu sendiri dan melalui latihan-latihan yang dapat memberikan kontribusi dalam pelatihan fisik daya tahan aerobik dan juga daya tahan power seperti yang dijelaskan Sidik (2014, hlm. 24). Sehingga latihan Tabata dikatakan dapat meningkatkan kapasitas aerobik dan juga anerobik.Dengan demikian, besarnya manfaat dari metode latihan Tabata maka perlu kiranya dilakukan pembuktian berupa penelitian.

Meskipun berdampak secara luas terhadap peningkatan kapasitas anaerobik dan aerobik, penulis merasa komponen kemampuan yang cepat (power) merupakan komponen yang penting untuk diteliti seberapa besar pengaruhnya jika dilatih dengan metode latihan Tabata, apalagi jika berbicara dengan olahraga yang menuntut atletnya harus mengerahkan tenaga yang eksplosifdengan intensitas tinggi, juga dalam cabang-cabang olahraga yang mengharuskan atlet untuk menolak dengan kaki seperti futsal. Karena dalam cabang olahraga futsal

dibutuhkan gerakan mengoper dan menendang atau shooting yang dilakukan

sesering mungkin tanpa mengalami penurunan kualitas kekuatannya untuk mencetak gol agar dapat melakukan permainan dengan maksimal dalam waktu yang lama dan masih bisa berlari cepat dan memiliki kualitas tendangan yang masih baik selama pertandingan berlangsung sehingga akan terus memimpin

pertandingan, dengan demikian power merupakan salah satu komponen fisik yang

harus dimiliki seorang atlet futsal.

Metode latihan Tabata yang relatif jarang digunakan dalam pelatihan fisik disebabkan oleh beberapa hal, seperti hasil tes pemahaman menunjukkan tingkat kompetensi yang rendah akan metode-metode pelatihan fisik, pelatihan yang belum memahami karaketeristik setiap metode latihan dengan jelas, manfaat dari pelatihan, keraguan akan pelaksanaan kegiatan pelatihan, dan bagaimana variasi dari metode latihan, termasuk metode latihan Tabata. Keterbatasan metode yang


(20)

7

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipahami merupakan bagian dari keterbatasan kompetensi pelatih dalam proses pelatihan. Hal ini yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian ini.

Oleh karena itu, atas dasar rendahnya pemahaman pelatih dan manfaat dari metode ini sebagai sebuah isu maka dirasakan penting untuk mengkaji lebih dalam tentang metode latihan Tabata dalam sebuah kajian penelitian yang dirancang secara bervariasi dan bertujuan sesuai dengan payung penelitian yang diterapkan oleh dosen pembimbing kami dengan mengambil tujuan peningkatan pada bagian dari kemampuan komponen fisik bersifat anaerobik yaitu kekuatan yang cepat yang dikenal dengan istilah power.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka rumusan masalah yang diajukan oleh penulis adalah:“Apakah penerapan pelatihan Tabata memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kekuatan yang cepat (power) ?”

C. Tujuan Penelitian

Tiappenelitian harus mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut :

1. Secara umum diharapkan dapat memberikan informasi secara teoritis berdasarkan aplikasi dilapangan, sehingga diketahui makna dan manfaat dari hasil penerapan metode pelatihan Tabataterhadap peningkatan kemampuan kekuatan yang cepat (power) .

2. Secara khusus peneliti mengungkapkan bahwa penelitian ini bertujuanya itu :Untuk mengetahui hasil penerapan pelatihan Tabata memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kekuatan yang cepat (power) dan untuk membantu meningkatkan kualitas kemampuan fisik pemain futsal UPI menjadi lebih prima.


(21)

8

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis dapat memberikan informasi kepada para pelatih sebagai

masukan atausumbangan keilmuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai dampak penerapan pelatihan Tabataterhadap peningkatan kemampuan kekuatan yang cepat (power).

2. Pelatihan Tabatadapat dijadikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kemampuan anaerobik terutama power tungkai dalam mencapai prestasi semaksimal mungkin pada cabang olahraga permainan terutama futsal.

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian tepat sasaran, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup untuk penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelatihan Tabata .

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan kekuatan yang cepat (power).

3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.

4. Subjek dalam penelitian ini adalah atlet futsal puteri Universitas Pendidikan Indonesia.

5. Instrumen penelitian yang digunakan untuk melaksanakan proses dan mengumpulkan data berupa program latihan untuk pelatihan Tabata dan beberapa item tes untuk mengetahui kemampuan kekuatan yang cepat (power) dengan menggunakan tes 3 hop.

F. Sistematika Organisasi Skripsi

Setelah data penelitian diolah hasilnya akan disusun secara beruntun dalam bentuk sistematika skripsi seperti:

BAB I Berisi uraian pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi, mengemukakan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,


(22)

9

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian,dan sistematika organisasi skripsi.

BAB II Membahas tentang landasan teoritis mengenai hakikat kemampuan fisik, hakikat kemampuan kekuatan yang cepat (power), metode latihan power, hakikat metode latihan, hakikat pelatihan Tabata, bentuk pelatihan Tabata, anggapan dasar, dan hipotesis.

BAB III Membahas tentang metode penelitian, bab ini berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian yang digunakan, termasuk komponen seperti metode penelitian, dan desain penelitian, populasi dansampel penelitian, definisi operasional,instrument penelitian, prosedur penelitian,pelaksanaan penelitian,pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian terdiri dari dua hal utama, yakni pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan analisis penelitian.

BAB VDalam bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil akhir.


(23)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian a. Metode Penelitian

Meode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai sesuatu tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.

Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan orang untuk mengadakan penelitian suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif dan eksperimen, untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis yang penulis ajukan, maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen karena kami pertimbangkan bahwa motede ini sesuai untuk mengungkapkan permasalahan yang diajukan.

Metode eksperimen yaitu mengadakan kegiatan percobaan terhadap variabel-variabel yang diselidiki untuk mendapatkan suatu hasil. Arikunto (2002, hlm. 3) berpendapat bahwa : "Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi faktor-faktor lain

yang bisa mengganggu’’.

Metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh suatu hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada kegiatan percobaan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan dicobakan. Metode eksperimen diterapkan dengan pertimbangan atas dasar sifat penelitian yaitu melihat hasil dampak penerapan “Tabata” terhadap peningkatan kemampuan dinamis


(24)

55

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikarenakan penelitian ini merupakan “anak payung” penelitian maka

metode eksperimen yang diterapkannya merupakan bagian dari variabel yang dikaji, yaitu terhadap kemampuan fisik kekuatan yang berupa “power”. Sehingga variabel-variabel yang menjadi pokok dalam anak payung penelitian adalah berupa :

1. Variabel bebas (X) pelatihan “Tabata”.

2. Variabel terikat (Y1) Kemampuan dinamis anaerobik berupa komponen fisik power.

Kelompok sampel tersebut menjalani proses latihan sesuai dengan program latihan sebagai bagian dari instrumen penelitian yang telah disusun seperti dalam

program latihan “payung penelitian”. Sebelum dan sesudah proses latihan dilakukan pengetesan untuk membandingkan hasil peningkatan kemampuan anaerobik yang bersifat alaktasid dan laktasid.

b. Desain Penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian diperlukan rancangan yang menjadi pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan sesuai dengan harapan. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan bentuk desain One-Group Pretest-Posttest Desain (Sugiyono, 2013, hlm. 111) seperti berikut :

O1 = Nilai pretestsebelum diberikan perlakukan tes awal power tungkai X = Perlakuan Tabata

O2 = Nilai posttest setelah diberikan perlakuan tes akhir power tungkai Gambar 3.1. Desain penelitian

One Group Pretest - Posttest Design (Sugiyono, 2013, hlm. 111)


(25)

56

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rancangan One-Group Pretest-Posttest yaitu menggambarkan suatu kelompok yang diberikan perlakuan, namun sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu melakukan tes awal (pretest) dan setelah perlakuan dalam pertemuan yang disesuaikan dengan ketentuan penelitian serta kebutuhan dan tuntutan dari ciri variabel bebas yang akan memberikan dampak terhadap variabel terikat maka dilakukan tes akhir (post test). Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Dalam penelitian ini, dibutuhkan sekumpulan pemain/atlit untuk ikut terlibat di dalamnya. Mereka berasal dari suatu populasi dalam suatu wilayah atau lingkungan dengan keragaman yang bervariasi. Mengenai populasi dijelaskan oleh Arikunto (2006, hlm. 130) menjelaskan bahwa : “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Sedangkan Sugiyono (2013, hlm. 117) mengemukakan bahwa :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan seluruh keseluruhan objek penelitian baik yang berupa benda hidup seperti manusia atau benda mati seperti gejala-gejala ataupun peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data dengan memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal puteri tingkat perguruan tinggi yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) futsal UPI. Peneliti menggunakan populasi dari atlet futsal puteri UPI Bandung yang berjumlah 32 orang.


(26)

57

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi ini diambil karena beberapa pertimbangan yang tentunya sebagai bagian dari tujuan dan manfaat dari penelitian ini agar kebermaknaannya menjadi lebih maksimal, seperti : pembinaan dalam pelatihan yang dinilai konsisten dengan bukti seringnya berpartisipasi dalam kejuaraan daerah, nasional, maupun internasional dengan segudang prestasi yang telah diraih. Sehingga guna lebih meningkatkan lagi prestasi secara maksimal maka membutuhkan pelatihan yang lebih istimewa dan intensif.

b. Sampel

Dari sekian banyak populasi yang ada, diambil beberapa pemain untuk dijadikan sampel penelitian. Mengenai hal ini, Arikunto (2006, hlm. 131) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

Tentang teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini tentunya harus mengacu pada karakteristik dari variabel bebas yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menerapkan metode pelatihan Tabata sebagai variabel bebas memiliki ciri yang khas seperti diungkapkan dalam penjelasan kajian teori sebelumnya. Oleh karena metode latihan Tabata memiliki kekhasan yang juga dijadikan sebagai persyaratan serta dikaitkan dengan pertimbangan tujuan dan manfaat hasil penelitian, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling.

Purposive sampling menurut Sugiyono (2013, hlm. 124) menjelaskan bahwa : “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu”. Pertimbangan peneliti dalam pengambilan sampel dari

jumlah populasi yang ada meliputi : kebutuhan tim dalam kompetisi dengan memperhatikan kualitas baik teknik permainan futsal maupun fisik terutama daya tahan. Oleh karena itu, sampel yang dipilih dalam penelitian ini sejumlah 18 pemain. Hal lain yang lebih spesifik menjadi pertimbangan peneliti memanfaatkan teknik purposif karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain futsal puteri UPI yang jauh lebih baik lagi guna persiapan mengikuti kejuaraan nasional dan internasional seperti Liga Mahasiswa dan Piala Association Futsal Federation (AFF) di wilayah Asia Tenggara. Sehingga sampel


(27)

58

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang digunakan benar-benar memenuhi kriteria yang diinginkan oleh tim futsal

UPI melalui penelitian ini yang terangkum dalam “payung penelitian”. Sehingga penerapan pelatihan Tabata ini lebih tepat dan sesuai dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposif.

C. Definisi Operasional

Penafisiran seseorang tentang ssuatu istilah sering berbeda-beda, sehingga bisa menimbulkan suatu kekeliruan dan kesalahan pengertian penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis menjelaskan istilah-istilah-istilah-istilah yang diterapkan dalam penelitian ini sesuai dengan payung penelitian, namun hanya terkait dengan variabel bebas pelatihan “Tabata” dan variabel terikat

kemampuan “power” dengan definisi operasionalnya sebagai berikut :

1. Pelatihan Tabata adalah metode pelatihan fisik yang diterapkan oleh Izumi Tabata dengan mengacu pada metode latihan interval dengan intensitas tinggi (HIIT) guna meningkatkan kemampuan fisik bersifat aerobik dan anaerobik. Intensitas yang diterapkan dalam penelitian ini berkisar pada 75% dengan memanfaatkan bentuk-bentuk latihan seperti dalam program payung penelitian, yang terdiri dari : latihan bentuk speed, bentuk agility, bentuk power, bentuk speed endurance, bentuk power endurance dan bentuk strength endurance sesuai dengan kebutuhan fisik dalam permainan futsal.

2. Power adalah kemampuan kekuatan yang cepat saat melakukan tolakan saat lompatan dan tolakan saat lari sprint.

D. Instrumen Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih kongkrit, maka perlu adanya data. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, diperlukan alat ukur yang dapat memberikan kontribusi bagi penelitian yang dilaksanakan. Nurhasan (2007, hlm. 5) mengemukakan bahwa :


(28)

59

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa a) tes dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, b) tes dalam bentuk psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar

misalnya ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat Celcius (“C).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka melalui pengukuran penulis dapat mengumpulkan data secara objektif yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu berupa angka-angka yang dapat diolah secara statistik. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh dari hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Instrumen yang digunakan dalam payung penelitian ini hanya mendeskripsikan alat untuk mengukur kemampuan power tungkai sebagai variabel terikatnya.

a. Bentuk Item Tes Power Tungkai yaitu Tes 3 Hop

Untuk melaksanakan proses dan mengumpulkan data maka instrumen yang digunakan sebagai item tes untuk mengetahui kemampuan power tungkai, yaitu: tes 3 Hop.

Gambar 3.2. Gerakan Tes 3 Hop

Sumber : (Rob Wood, 2013:http//www.topendsports.com/testing/tests/hop.htm) b. Petunjuk Pelaksanaan Tes

Agar mendapatkan hasil pengetesan secara obyektif, maka harus dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes. Data tersebut diperoleh


(29)

60

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui hasil perlakuan atau treatment yang telah diberikan.

Pemilihan instrumen tes 3 hop berdasarkan kaidah fisiologi dan disesuaikan dengan karakteristik teknik dalam permainan futsal, yaitu menendang bola ke gawang (shooting) dengan arah laju kaki tendang (follow trough) bergerak ke depan, sehingga dianggap valid dan reliabel untuk digunakan mengukur kemampuan power tungkai. Hasil uji validitas power tungkai adalah 0,97 dan uji realibilitas power tungkai adalah 0,90. (Sumpena, 2013, hlm. 84-85).

1. Tujuan : untuk mengukur daya horizontal dan vertical power kaki yang dipertahankan selama mungkin tanpa kehilangan keseimbangan dan koordinasi.

2. Peralatan yang dibutuhkan:

a. Meteran untuk mengukur jarak melompat b. Lapangan dengan rumput datar

c. Stopwatch untuk mengetahui waktu tempuh d. Tanda akhir lompatan harus ditandai dengan jelas e. Lembar catatan

f. Alat tulis 3. Teknik pelaksanaan

a. Posisi kaki depan Teste berada di belakang garis start. b. Posisi badan berada di belakang garis start.

c. Tidak diperkenankan mengawali tes 3 hop dengan di awali awalan berlari. d. Setelah mendengar aba-aba SIAP dan Ya Teste mulai melakukan lompatan

sampai dengan 3 kali lompatan dengan jarak yang maksimum.

e. Tes 3 Hop diberikan dua kali kesempatan tiap satu kaki, kesempatan pertama diberikan kepada satu kaki (single leg), kemudian kesempatan kedua diberikan kepada satu kaki lainnya. (misalnya; kesempatan pertama menggunakan kaki kanan, kesempatan kedua menggunakan kaki kiri, begitupun sebaliknya).


(30)

61

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Teste diharapkan maksimal dalam pencapaian jarak yang diinginkan dan melakukan 3 hop dengan secepat mungkin, sebagai indikator komponen fisik power (kekuatan yang cepat), yaitu mempertahankan kekuatan kaki untuk mencapai jarak yang maksimal dengan waktu yang ditempuh secepat mungkin tanpa kehilangan keseimbangan dan koordinasi.

4. Sampel dinyatakan berhenti mengikuti serangkaian tes 3 hop, apabila : a. Teste tidak berada dibelakang garis START pada saat mengawali tes b. Teste terjatuh

c. Teste menyentuh lapangan dengan kedua kaki

d. Tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan. 5. Teknis pengukuran

Jarak dan waktu diambil dari awal garis start sampai ke titik pada pendaratan melompat ketiga (belakang tumit). Catat jarak terjauh melompat, yang terbaik dari dua kali kesempatan untuk bagian kanan dan kiri.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini yang merupakan anak payung penelitian yang menerapkan prosedur dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Populasi Sampel

Tes Awal Kemampuan Power Tungkai

Tes Akhir Kemampuan Power Tungkai Pengolahan Data

Analisis Data


(31)

62

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3. Langkah-langkah penelitian (Sumber : Arikunto, 2002, hlm. 23)

F. Pelaksanaan Penelitian

Tabel 3.1.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Agenda penelitian ini terdiri dari :

Jadwal Penelitian : Mulai September (akhir) s.d. November 2014

Tempat : Stadion UPI dan Sporthall UPI Setiabudhi Waktu : Mulai pukul 15.00 s.d selesai

Lama Latihan : Tergantung volume dan intensitas latihan Pelaksanaan : 2x seminggu (hari Selasa dan Kamis)

Dengan lama pelaksanaan penelitian antara 6-10 minggu, hal ini sejalan dengan Harsono (1988, hlm. 154) yang mengemukakan bahwa ahli-ahli olahraga berpendapat bahwa atlet yang mengikuti suatu program latihan kondisi fisik pre-season yang intensif selama 6-10 minggu akan memiliki kekuatan, daya tahan, dan stamina yang lebih baik selama musim-musim latihan berikutnya, dibandingkan dengan atlet-atlet yang memulai program kondisinya hanya satu-dua minggu sebelum permulaan musim latihan.

Program latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan. Adapun uraian singkat dari latihannya adalah :

1. Latihan Pemanasan/ Pendahuluan


(32)

63

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Latihan pemanasan dilakukan untuk menaikkan suhu tubuh dan mempersiapkan otot-otot tubuh sebelum melakukan aktivitas inti agar terhindar dari cedera. Menurut Giriwijoyo (2012, hlm. 156) menjelaskan bahwa :

Latihan pendahuluan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan raga untuk menjalani latihan inti atau pertandingan, haruslah diprogram sesuai dengan tata aturan dan tata urutan fungsional ergosistema primer dan ergosistema sekunder sebagai perangkat pendukungnya. Latihan pendahuluan peregangan dan pelemasan ini melibatkan kapsula sendi dan semua jaringan ikat sekitar sendi, tendon, dan bahkan juga otot-otot yang bekerja pada sendi itu.

Sesuai dengan tata aturan dan tata fungsional dalam ergosistema primer, maka tahap pertama latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis, yaitu meregangkan seluruh anggota badan secara sistematis yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya lari mengelilingi lapangan 2 keliling dan di akhiri dengan peregangan dinamis, yaitu suatu bentuk latihan yang meliputi gerakan meregangkan anggota badan secara berulang-ulang. Penekanan latihan yaitu pada bagian kaki karena latihan inti menuntut kesiapan kaki untuk menerima beban latihan.

2. Latihan Inti

Dalam latihan inti secara garis besar para sampel diberikan latihan fisik yaitu pelatihan Tabata yang dilakukan dengan 20 detik waktu kerja diikuti 10 detik istirahat selama 8 pengulangan setiap setnya ketika gerakan lari, lompat, dan atau bentuk latihan lain dalam akselerasi (speed), kelincahan (agility), power, daya tahan speed (speed endurance), daya tahan power (power endurance), dan daya tahan kekuatan (strength endurance). Prinsip-prinsip latihan pun diterapkan diantaranya : prinsip indvidualisasi, prinsip spesifik, dan prinsip overload.

3. Latihan Pendinginan dan Evaluasi

Latihan pendinginan bentuknya seperti latihan pendahuluan yaitu berupa gerakan-gerakan ringan lebih menyerupai peregangan dan pelemasan. Arti fisiologis latihan pendinginan menjelaskan bahwa gerakan-gerakan ringan itu akan membantu memperlancar sirkulasi (mengaktifkan pompa vena) sehingga akan membantu mempercepat pembuangan sampah-sampah sisa olah daya dari


(33)

64

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

otot-otot yang aktif pada waktu melakukan olahraga sebelumnya. Latihan pendinginan pada program pelatihan Tabata yaitu dengan peregangan statis aktif, kemudian diadakan evaluasi kegiatan latihan.

Selain itu prinsip dan norma latihan Tabata, paramater program latihan Tabata dan kisi-kisi program latihan Tabata berdasarkan hasil data tes dapat dilihat pada tabel 3.2, tabel 3.2, dan tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.2. Program Latihan Tabata

PROGRAM LATIHAN "TABATA"

PRINSIP DAN NORMA LATIHAN TABATA : EXERCISE 20" REST 10" X 8 REP X 8 BENTUK; INTENSITAS 75% < DARI HASIL TES

Pertemuan

1-18 Exc. 1-3 Exc. 4-6 Exc. 7-9 Exc. 10-12 Exc. 13-15 Exc. 16-18 VOLUME 5 SET 6 SET 7 SET 6 SET 7 SET 8 SET

Tabel 3.3.

Parameter Program Latihan Berdasarkan Hasil Data Tes

NO NAMA POWER 3 HOP per 1 HOP Intensitas Jarak Waktu Jarak Waktu 95% 75% 1 FR 5.58 1.45 1.86 0.48 7.70 6.08 2 TDS 5.10 1.64 1.70 0.55 6.22 4.91 3 DH 5.55 1.6 1.85 0.53 6.94 5.48 4 MN 4.96 1.62 1.65 0.54 6.12 4.83 5 SN 5.08 1.7 1.69 0.57 5.98 4.72 6 FW 5.25 1.76 1.75 0.59 5.97 4.71 7 DWI 5.29 1.62 1.76 0.54 6.53 5.16 8 RM 4.47 1.57 1.49 0.52 5.69 4.50 9 MA 5.15 1.69 1.72 0.56 6.09 4.81 10 ANR 5.05 1.73 1.68 0.58 5.84 4.61 11 TV 4.52 1.6 1.51 0.53 5.65 4.46


(34)

65

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4.

Kisi-Kisi Program Latihan Tabata

Pertemuan Volume Intensitas Istirahat Durasi Latihan 1

- Power 3 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 1 set 4'/ set

- Speed Endurance 5 set 2'/ set 2

- Power 3 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 1 set 4'/ set

- Speed Endurance 5 set 2'/ set 3

- Power 3 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 1 set 4'/ set

- Speed Endurance 5 set 2'/ set 4

- Power 3 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 1 set 4'/ set

- Speed Endurance 6 set 2'/ set 5

- Power 3 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 1 set 4'/ set

- Agility endurance 6 set 2'/ set 6

- Power 3 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 1 set 4'/ set

- Speed Endurance 6 set 2'/ set 7

- Power 2 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 2 set 4'/ set

- Agility Endurance 7 set 2'/ set 8

- Power 2 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 2 set 4'/ set

- Agility Endurance 7 set 2'/ set

12 SM 4.86 1.76 1.62 0.59 5.52 4.36 13 RW 4.87 1.91 1.62 0.64 5.10 4.03 14 UM 3.56 1.59 1.19 0.53 4.48 3.54 15 PO 3.84 1.83 1.28 0.61 4.20 3.31 16 AN 5.10 1.64 1.70 0.55 6.22 4.91 17 YS 5.38 1.71 1.79 0.57 6.29 4.97 18 DTL 4.85 1.74 1.62 0.58 5.57 4.40


(35)

66

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

- Power 1 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 3 set 4'/ set

- Speed Endurance 4 set 2'/ set - Agility Endurance 3 set 2'/ set 10

- Power 1 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 3 set 4'/ set

- Speed Endurance 3 set 2'/ set - Agility endurance 3 set 2'/ set 11

- Power 1 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 3 set 4'/ set

- Speed Endurance 6 set 2'/ set 12

- Power 1 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 3 set 4'/ set

- Speed Endurance 6 set 2'/ set 13

- Power 1 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 3 set 4'/ set

- Speed Endurance 7 set 2'/ set 14

- Power 1 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 3 set 4'/ set

- Agility 7 set 2'/ set 15

- Power 3 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 1 set 4'/ set

- Speed Endurance 4 set 2'/ set - Agility 3 set 2'/ set 16

- Power 3 set

75%

4'/ set

2 x 60 menit - Strength 1 set 4'/ set

- Agility 1 se 2'/ set

Catatan :

- Program latihan secara lengkap dapat dilihat dalam Program latihan terlampir. G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui tes 3 Hop pada tes awal sebelum diberi perlakuan dan pada tes akhir setelah diberikan perlakuan. Yang didata adalah jarak yang dicapai, juga dihitung waktu sebagai pengontrol, karena apabila kuat tapi tidak cepat, tidak bisa dikatakan sebagai power, karena power merupakan kekuatan yang cepat.


(36)

67

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Analisis Data

Data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh latihan Tabata terhadap peningkatan kemampuan power. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus dari Nurhasan (2013, hlm. 24) sebagai berikut :

Arti unsur-unsur diatas adalah :

X = Nilai rata-rata yang dicapai X = Skor yang diperoleh

Σ = “Sigma” yang berarti jumlah N = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus Nurhasan (2013, hlm. 39) adalah sebagai berikut :

Arti unsur-unsur diatas adalah : S = Simpangan baku

= Skor yang diperoleh x = Nilai rata-rata n = Jumlah sampel

3. Menguji normalitas dengan uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2013, hlm. 118) adalah sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar


(37)

68

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu :

Z =

c. Untuk tiap bangku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku ( tabel distribusi Z ). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negatf, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z pada tabel.

d. Menentukan nilai proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyak sampel.

e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya f. Ambillah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

g. Dengan bantuan tabel Nilai Kritis L untuk uji Lilliofers, maka tentukanlah nilai L.

h. Bandingkanlah nilai L dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria

 Terima Ho jika Lo < Lα = Normal

 Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal 4. Uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan)

Menurut Nurhasan (2013, hlm. 154) uji ini digunakan apabila skor yang kita bandingkan berpasangan (sampel yang digunakan sama dan menggunakan tes yang sama) seperti contoh digunakannya tes awal dan tes akhir pada sebuah eksperimen atau sering juga dikatakan uji beda. Dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


(38)

69

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arti dari unsur-unsur diatas adalah : T = Nilai t hitung yang dicari B = Rata-rata nilai beda SB = Simpangan baku n = Jumlah sampel


(39)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil dari pengolahan data, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

Gambaran kemampuan anerobik (power) berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata sebelum melakukan latihan Tabata 4,93 meter dan setelah melakukan latihan Tabata 5.20 meter. Kesimpulannya terdapat dampak yang signifikan penerapan pelatihan Tabata memberikan dampak terhadap peningkatan kemampuan kekuatan yang cepat (power).

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan setelah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu :

1. Bagi Lembaga : Untuk lembaga diharapkan lebih menguatkan kepada mahasiswa dalam mata kuliah teori latihan dan kondisi fisik dikarenakan dalam bidang kajian tersebut memiliki berbagai macam kesinambungan. 2. Bagi Atlet : Untuk atlet futsal putri UPI Bandung, agar lebih paham

bahwasannya komponen kondisi fisik salah satunya power dapat menunjang olahraga prestasi.

3. Bagi Pelatih : Diharapkan setiap pelatih mampu merancang program latihan Tabata yang bervariatif dan spesifik karena hal ini penting agar kebutuhan latihan menjadi lebih terjamin dan sasaran latihan menjadi terarah.

4. Bagi Peneliti : Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih mendalam berhubungan dengan penelitian ini dan bisa diterapkan pada cabang olahraga lainnya dalam rangka peningkatan kualitas fisik dan menjadi metode latihan yang kuat dalam meningkatkan kualitas atlet.


(40)

77

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(41)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Tes Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O. (1994). Periodization : Theory and Methodology of Training; the Key to Atlethic Performace. Dubuque, Iowa: Kendall / Hunt Publishing Company.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization Training for Sport.United States: Human Kinetics.

Gambetta, V. (1989). The Athletics Congress’s: Track And Field Coaching Manual, Second Edition. The Athletics Congress of the USA.

Giriwijoyo. (2007). Ilmu Faal Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Giriwijoyo, S. dan Sidik, D.Z. (2012). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga): Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan Prestasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: Tambak Kusuma CV.

Imanudin I. (1993). Modul Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: UPI

Jaohariah R (2011). Dampak Penerapan Pelatihan Harness terhadap Peningkatan Power. Bandung: UPI

Lhaksana, J. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champion Nurhasan. dan Cholil, D.H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung:

FPOK-UPI.

Nurhasan, Hasanudin, C. D dan Hidayah, N. (2013). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI.


(42)

78

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moeloek, D. (1984). Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pesurna y, P. L, Sidik, D,Z. (2006). Mat eri Penatar an Pelati h Fisi k Tingkat N asional Se -Indonesia. Koni Pusat

Rushall, Brant S. and Frank. S. Pike, (1990). Trainning for Sport and Fitness. Canberra: Macmillan Education.

Satriya. et. al (2007). Metodelogi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI.

Sadjoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: P2LPTK Sadjoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam

Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Sadjoto. (1995). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: P2LPTK Schmolinsky, Gerhardt. (1989). Track and Field., German: DVLSportverlag. Sidik, D.Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: Buku Ajar FPOK-UPI Sidik, D.Z. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung:

FPOK-UPI.

Sidik, D.Z. (2014). Pelatihan Pelatih Cabang Olahraga Kalimantan Timur. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

ALFABETA

Sumpena A. (2013). Dampak Pola Pelatihan Harness Dan Metode Latihan dengan Kapasitas Aerobik Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik. Bandung: UPI


(43)

79

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SUMBE R I NTE RNET

Emberts (2013). [Online]. Tersedia:

https://www.acefitness.org/prosourcearticle/3497/is-tabata-all-it-s-cracked-up-to-be

Fazriyati (2013). Tingkatkan Metabolisme dengan Tabata [Online]. Tersedia: http://health.kompas.com/read/2013/10/01/1645357/tingkatan.metabolism e.dengan.latihan.tabata.

Hillary. (2014). Power Plyo Tabata Workout [Online]. Tersedia: http://www.nutritionnutontherun.com/2014/02/27/power-plyo-tabata-workout/. [5 Juli 2014]

Mackeinze, B. (1998). Energy Pathways. [Online]. Tersedia: http//www.briacmac.co.uk/energy.html

Margaria, R. et al (1996). Measurement Of Muscular Power (anaerobic) in man . J. Appl.Physiol, 21, p. 1662-16.)

Rich, T (2013). Tabata Training. [Online]. Tersedia: http://www.tabatatraining.com/benefits-of-tabata-training. [6 Juli 2014] Sidik, D.Z. (2010). Artikel Jurnal Kepelatihan Olahraga. [Online]. Tersedia:

dizas424@yahoo.com

Sugiyanto. (1998). [Online]. Tersedia:

http://www.kawandnews.com/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

Suharno. (1993). Faktor-faktor Penentu Kekuatan Otot [Online]. Tersedia:

http://www.kawandnews.com/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

Tabata,. et al. (1996).”Effect of Moderate-Intensity Endurance and High Intensity

Intermittent Training on Anaerobic Capacity and VO2max”. Medicine and Science in Sport and Exercise.28(10), 1327-1330 [Online]. Tersedia http://www.rosstrainning.com/articles/tabataintervals.html


(44)

80

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wayne Shirey. (2013). The Benefit of Tabata. [Online]. Tersedia: http://www.livestrong.com/article/521329-the-benefit-of-tabata/.html. [5 Juli 2014]

Wood, R (2013). 3 Hop. [Online]. Tersedia: http//www.topendsport.com/testing/test/hop.html

Yamzani, I. (2010). Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai. [Online]. Tersedia: http://irwansyamzani.blogspot.com/2010/05/hubungan-daya-ledak-otot-tungkai.html

TN. (2014). Alat Power Plate [Online]. Tersedia: http://www.powerplate.com/news-andmedia/videos/exercises/tabata

TN. (2009). The Worlds Greatest Fat Burning Workout. [Online]. Tersedia: (http://www.tabataprotocol.com/). [23 Juni 2014]

TN. (2009). [Online]. Tersedia: http://www.tabataprotocol.com

TN. Tabata Training [Online]. Tersedia: http://skippingx.blogspot.co.id/p/tabata.html

TN. Muscle of Leg [Online]. Tersedia: http://www.hkmibnu.blogspot.com/2013/12/kekuatan-otot-tungkai.html


(1)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pada hasil dari pengolahan data, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

Gambaran kemampuan anerobik (power) berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata sebelum melakukan latihan Tabata 4,93 meter dan setelah melakukan latihan Tabata 5.20 meter. Kesimpulannya terdapat dampak yang signifikan penerapan pelatihan Tabata memberikan dampak terhadap peningkatan kemampuan kekuatan yang cepat (power).

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan setelah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu :

1. Bagi Lembaga : Untuk lembaga diharapkan lebih menguatkan kepada mahasiswa dalam mata kuliah teori latihan dan kondisi fisik dikarenakan dalam bidang kajian tersebut memiliki berbagai macam kesinambungan. 2. Bagi Atlet : Untuk atlet futsal putri UPI Bandung, agar lebih paham

bahwasannya komponen kondisi fisik salah satunya power dapat menunjang olahraga prestasi.

3. Bagi Pelatih : Diharapkan setiap pelatih mampu merancang program latihan Tabata yang bervariatif dan spesifik karena hal ini penting agar kebutuhan latihan menjadi lebih terjamin dan sasaran latihan menjadi terarah.

4. Bagi Peneliti : Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih mendalam berhubungan dengan penelitian ini dan bisa diterapkan pada cabang olahraga lainnya dalam rangka peningkatan kualitas fisik dan menjadi metode latihan yang kuat dalam meningkatkan kualitas atlet.


(2)

77

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(3)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Tes Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O. (1994). Periodization : Theory and Methodology of Training; the Key to AtlethicPerformace. Dubuque, Iowa: Kendall / Hunt Publishing Company.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization Training for Sport.United States: Human Kinetics.

Gambetta, V. (1989). The Athletics Congress’s: Track And Field Coaching Manual, Second Edition. The Athletics Congress of the USA.

Giriwijoyo. (2007). Ilmu Faal Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Giriwijoyo, S. dan Sidik, D.Z. (2012). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga): Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan Prestasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: Tambak Kusuma CV.

Imanudin I. (1993). Modul Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: UPI

Jaohariah R (2011). Dampak Penerapan Pelatihan Harness terhadap Peningkatan Power. Bandung: UPI

Lhaksana, J. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champion

Nurhasan. dan Cholil, D.H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Nurhasan, Hasanudin, C. D dan Hidayah, N. (2013). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: FPOK UPI.


(4)

78

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Moeloek, D. (1984). Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Pesurna y, P. L, Sidik, D,Z. (2006). Mat eri Penatar an Pelati h Fisi k Tingkat N asional Se -Indonesia. Koni Pusat

Rushall, Brant S. and Frank. S. Pike, (1990). Trainning for Sport and Fitness. Canberra: Macmillan Education.

Satriya. et. al (2007). Metodelogi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI.

Sadjoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: P2LPTK

Sadjoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Sadjoto. (1995). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: P2LPTK

Schmolinsky, Gerhardt. (1989). Track and Field., German: DVLSportverlag.

Sidik, D.Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: Buku Ajar FPOK-UPI Sidik, D.Z. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung:

FPOK-UPI.

Sidik, D.Z. (2014). Pelatihan Pelatih Cabang Olahraga Kalimantan Timur.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA

Sumpena A. (2013). Dampak Pola Pelatihan Harness Dan Metode Latihan dengan Kapasitas Aerobik Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik. Bandung: UPI


(5)

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SUMBE R I NTE RNET

Emberts (2013). [Online]. Tersedia:

https://www.acefitness.org/prosourcearticle/3497/is-tabata-all-it-s-cracked-up-to-be

Fazriyati (2013). Tingkatkan Metabolisme dengan Tabata [Online]. Tersedia: http://health.kompas.com/read/2013/10/01/1645357/tingkatan.metabolism e.dengan.latihan.tabata.

Hillary. (2014). Power Plyo Tabata Workout [Online]. Tersedia: http://www.nutritionnutontherun.com/2014/02/27/power-plyo-tabata-workout/. [5 Juli 2014]

Mackeinze, B. (1998). Energy Pathways. [Online]. Tersedia: http//www.briacmac.co.uk/energy.html

Margaria, R. et al (1996). Measurement Of Muscular Power (anaerobic) in man . J.Appl.Physiol, 21, p.1662-16.)

Rich, T (2013). Tabata Training. [Online]. Tersedia: http://www.tabatatraining.com/benefits-of-tabata-training. [6 Juli 2014] Sidik, D.Z. (2010). Artikel Jurnal Kepelatihan Olahraga. [Online]. Tersedia:

dizas424@yahoo.com

Sugiyanto. (1998). [Online]. Tersedia:

http://www.kawandnews.com/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

Suharno. (1993). Faktor-faktor Penentu Kekuatan Otot [Online]. Tersedia:

http://www.kawandnews.com/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

Tabata,. et al. (1996).”Effect of Moderate-Intensity Endurance and High Intensity Intermittent Training on Anaerobic Capacity and VO2max”. Medicine and Science in Sport and Exercise.28(10), 1327-1330 [Online]. Tersedia http://www.rosstrainning.com/articles/tabataintervals.html


(6)

80

Sari Nur Fitriyani, 2015

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KEKUATAN YANG CEPAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Wayne Shirey. (2013). The Benefit of Tabata. [Online]. Tersedia:

http://www.livestrong.com/article/521329-the-benefit-of-tabata/.html. [5 Juli 2014]

Wood, R (2013). 3 Hop. [Online]. Tersedia:

http//www.topendsport.com/testing/test/hop.html

Yamzani, I. (2010). Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai. [Online]. Tersedia: http://irwansyamzani.blogspot.com/2010/05/hubungan-daya-ledak-otot-tungkai.html

TN. (2014). Alat Power Plate [Online]. Tersedia:

http://www.powerplate.com/news-andmedia/videos/exercises/tabata

TN. (2009). The Worlds Greatest Fat Burning Workout. [Online]. Tersedia: (http://www.tabataprotocol.com/). [23 Juni 2014]

TN. (2009). [Online]. Tersedia: http://www.tabataprotocol.com

TN. Tabata Training [Online]. Tersedia:

http://skippingx.blogspot.co.id/p/tabata.html

TN. Muscle of Leg [Online]. Tersedia: