PENGGARUH LA Pengaruh Latihan Isotonik Dan Isokinetik Otot Gastrocnemius Terhadap Kelincahan Kaki Pemain Bola Basket Siswa Kelas I SMUN I Gondangrejo Karanganyar.

(1)

PENGGARUH LA TERHAD KE

U

ATIHAN IS DAP KELIN

ELAS I SM

PROG

FA

UNIVERSIT

SOTONIK D NCAHAN K MUN I GON

NASKA

D LILA H

GRAM STU

AKULTAS

TAS MUH

DAN ISOKI KAKI PEMA NDANGREJ

AH PUBLI

Disusun oleh : HERUNING

J 11006004

UDI D IV F

ILMU KE

HAMMADI

2013

INETIK OT AIN BOLA JO KARAN

IKASI

G SRIATI 41

FISIOTER

ESEHATAN

IYAH SUR

TOT GAST BASKET S NGANYAR

RAPI

N

RAKARTA

ROCNEMI SISWA

A

IUS


(2)

PENG TERHA

Dwi Rosel

GARUH LA ADAP KELI Telah Merupa Pembimb lla Komalasa NIK. 10

H

NASKA

ATIHAN IS INCAHAN GO Membaca D akan Ringka bing I

ari, SSt.FT, M 016

HALAMA

AH PUBL

SOTONIK D KAKI PEM ONDANGRE

Nama : L

NIM :

Dan Mencerm ansan Skripsi M M. Fis

N PERSE

IKASI KA

DAN ISOKI MAIN BOLA EJO KARA Oleh : Lila Herunin

J 110 060

mati Naskah i (Tugas Akh

Menyetujui

ETUJUAN

ARYA ILM

INETIK OT A BASKET ANGANYAR ng Sriati 041 Publiksi Ka hir) Dari Ma

S

Umi B

N

MIAH

TOT GAST T SISWA KE

R

arya Ilmiah, Y ahasiswa Ter Surakarta, 1 Pemb Budi Rahayu NI ROCNEMI ELAS I SM

Yang rsebut

3 Juli 2013

bimbing II u, SSt.FT,SP K. 750 IUS MUN I P.d, M.Kes


(3)

ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI, 2013 LILA HERUNING SRIATI

“PENGARUH LATIHAN ISOTONIK DAN ISOKINETIK OTOT GASTROCNEMIUS TERHADAP KELINCAHAN KAKI PEMAIN BOLA BASKET SISWA KELAS I SMUN I GONDANGREJO KARANGANYAR”.

Untuk meraih kemenangan dalam bola basket, pemain bola basket tidak hanya membutuhkan kemampuan dalam teknik tetapi juga harus didukung oleh kecepatan, kelincahan dan daya tahan tubuh, Menurut Sudjarwo (1991) kelincahan adalah merupakan kemampuan merubah arah dan posisi dengan situasi yang di hadapi.

kontraksi isotonik, yaitu suatu kontraksi di mana otot bekerja mengalami pemendekan dari panjang asal. Pada proses pemendekan, kecepatan tidak konstan dengan menanggung beban yang besarnya tidak proporsional dengan kekuatannya. Latihan isokinetik adalah pola latihan yang mengikuti kaidah kontraksi isokinetik, yakni suatu kontraksi dimana otot bekerja dengan kecepatan konstan dengan menanggung beban yang besarnya secara proporsional dengan kekuatannya.

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif jenis eksperimen, dengan pendekatan Quasi Experimental Design two groups pre and post test

design. dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden dengan metode

pengambilan purposive sampling dari murid ekstrakulikuler bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar.

Uji normalitas Shapiro-Wilk untuk pengukuran kelincahan dengan Agility

T test mendapatkan hasil p > 0,05 yang berarti distribusi data normal, maka di uji

analisis data menggunakan Paired Sampel t test. Dari hasil uji tersebut menunjukkan adanya hubungan antara latihan isotonik dan isokinetik dengan peningkatan kelincahan. Pada uji beda pengaruh mendapatkan hasil bahwa latihan isokinetik lebih berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan. Diharapkan akan adanya penelitian selanjutnya dengan menambah jumlah variabel yang diteliti guna memperluas penelitian yang akan datang.


(4)

PENDAHULUAN

Olahraga bola basket merupakan olahraga yang dilakukan pertama kali di Swedia pada tahun 1890, dimana menjadi olahraga dengan peraturan dan sistem penilaian yang dipakai hingga sampai saat ini. Olahraga bola basket menjadi olahraga yang populer di negara Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Olahraga bola basket adalah olahraga yang membutuhkan energi besar dalam melakukannya karena dalam olahraga ini terdapat gerakan memotong umpan lawan, mengoper bola, melompat, melakukan tembakan baik jarak jauh maupun jarak dekat dan berlari untuk menciptakan alur formasi. Untuk meraih kemenangan dalam bola basket, pemain bola basket tidak hanya membutuhkan kemampuan dalam teknik tetapi juga harus didukung oleh kecepatan, kelincahan dan daya tahan tubuh (Ellis and Smith, 2000).

Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan (Sharkey, 1984). Menurut Sudjarwo (1991) kelincahan adalah merupakan kemampuan merubah arah dan posisi dengan situasi yang dihadapi. Sedangkan menurut Suharno (1980) kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dikehendaki dan dihadapi. Kelincahan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarannya kekuatan, daya tahan otot, dan fleksibilitas. Komponen lain terdiri dari kecepatan reaksi dan gerak, keseimbangan, power, dan koordinasi (Yosep, 1982).

Fisioterapis sesuai dengan standar profesinya berperan dalam mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh, sehingga memiliki tanggung jawab dalam peningkatan kapasitas fisik dan kesegaran jasmani. Latihan fisik akan meningkatkan kualitas penampilan seseorang dan kualitas penampilan itu sendiri adalah komponen yang harus dimiliki dan menjadi tujuan dilakukan latihan fisik berupa Isotonik dan Isokinetic Exercise. Isotonik

exerice adalah latihan yang mengikuti kaidah kontraksi isotonik, yaitu suatu

kontraksi di mana otot bekerja mengalami pemendekan dari panjang asal. Pada proses pemendekan, kecepatan tidak konstan dengan menanggung beban yang


(5)

besarnya tidak proporsional dengan kekuatannya. Secara mikro peristiwa isotonik yang terjadi di dalam sarcomere adalah adanya tarikan aktin oleh kepala myosin yang berulang kali dari triponin satu ketroponin berikutnya.

Efek dari tarikan yang berulang-ulang mengakibatkan sarcomere mengalami pemendekan. Respon kekuatan kontraksi isotonik sangat tergantung pada besarnya beban yang ditanggungnya. Bila beban yang ditanggung ringan atau lebih kecil dari kekuatan aksimum otot, maka hanya beberapa fasciculus saja yang bekerja, sebaliknya bila beban yang ditanggung berat atau sebesar kekuatan maksimum otot, maka seluruh fasciculus dari otot tersebut akan dikerahkan (Rustiadi, 2012).

LANDASAN TEORI

Olahraga bola basket merupakan olahraga yang dilakukan pertama kali dilakukan di Swedia pada tahun 1890, olahraga bola basket menjadi olahraga yang populer di negara Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Dimana olahraga ini membutuhkan energi besar dalam melakukannya karena dalam olahraga bola basket terdapat gerakan memotong umpan lawan, mengoper bola, melompat, melakukan shoot baik jarak jauh maupun jarak dekat dan berlari untuk menciptakan alur formasi, untuk itu pemain bola basket harus didukung kemampuan dalam teknik dan juga harus didukung oleh kecepatan, kelincahan dan dayatahan tubuh (Ellis and Smith, 2000).

Pemain bola basket hampir menggunakan semua anggota gerak badannya untuk bermain, dimana otot-otot pada pemain bola basket digunakan untuk melakukan gerakan cepat dan mendadak, seperti halnya otot Hamstring, Quadriceps dan Gastrocnemius yang digunakan untuk berlari, otot Gastrocnemius untuk awalan dalam melakukan gerakan membelokkan tubuh diiringi dengan sikap condong tubuh untuk mengambil arah, otot-otot gluteus yang digunakan sebagai tenaga pendorong saat melakukan loncatan, kemampuan kemampuan otot-otot


(6)

ekstremitas bawah ini digunakan sebagai otot utama dimana didalamnya membutuhkan kekuatan dan fleksibilitas yang tinggi untuk permainan bola basket yang sangat mobile dalam bergerak (Rhea et al., 2002).

Otot Hamstring berperan dengan kontraksi eksentrik guna mencegah terjadinya hiperekstensi dari knee, peran otot hamstring sebagai stabilisator dari fase fase gait memegang peranan dengan kontraksi eksentrik maupun konsentrik. Otot Quadriceps sebagai penggerak dari ekstensi knee mempunyai peran penting dalam melakukan awalan lompatan maupun bergerak membelokkan badan (Whittle, 2007).

a. Kelincahan dalam Bola Basket

Kelincahan menurut Sharkey (1984) adalah kemampuan tubuh mengubah arah dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan merupakan bagian dasar dari semua macam olahraga maupun aktifitas yang memerlukan perubahan posisi badan secara cepat. Faktor dasar yang mempengaruhi kelincahan adalah daya tahan aerobik dan kebugaran otot yaitu kekuatan, daya tahan otot dan fleksibilitas. Komponen lain dari kecepatan reaksi dan gerak, keseimbangan, power dan koordinasi, faktor-faktor tersebut saling berkaitan membentuk suatu kelincahan yang merupakan bagian penting pada performance seseorang. a. Pada pemain bola basket kelincahan juga berperan dalam kesiapan untuk

bergerak dengan merubah posisi cepat, membantu meningkatkan kecepatan gerak dengan arah gerakan yang berbelok-belok. Kelincahan digunakan untuk menghindari lawan yang mencoba menutupi arah gerak, berlari dan melompat tiba-tiba untuk mencetak poin dan menutup pergerakan lawan yang datang menyerang (Ellis and Smith, 2000).

b. Isotonik Exercise

Isotonik exerice adalah latihan yang mengikuti kaidah kontraksi

isotonik, yaitu suatu kontraksi di mana otot bekerja mengalami pemendekan dari panjang asal. Pada proses pemendekan, kecepatan tidak konstan dengan menanggung beban yang besarnya tidak proporsional dengan kekuatannya. Secara mikro peristiwa isotonic yang terjadi di dalam sarcomere adalah


(7)

adanya tarikan aktin oleh kepala myosin yang berulang kali dari triponin satu ketroponin berikutnya (Bastian et al., 1996).

Efek dari tarikan yang berulang-ulang mengakibatkan sarcomere mengalami pemendekan. Respon kekuatan kontraksi isotonic sangat tergantung pada besarnya beban yang di tanggungnya. Bila beban yang ditanggung ringan atau lebih kecil dari kekuatan aksimum otot, maka hanya beberapa fasciculus saja yang bekerja, sebaliknya bila beban yang ditanggung berat atau sebesar kekuatan maksimum otot, maka seluruh fasciculus dari otot tersebut akan dikerahkan (Rustiadi, 2012).

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif jenis eksperimen, dengan pendekatan quasi experimental two groups pre and post test design.

Pelaksanaan dari Isotonic exercise adalah dengan posisi responden tidur tengkurap dan kaki bebas lurus kemudian diberikan beban pada telapak kaki yang diikatkan dengan beban, kemudian responden disuruh untuk menggerakkan kaki dorsal fleksi dengan beban tersebut. Pemberian 3 sets latihan dengan 12 kali repetisi dengan beban yang bias ditoleransi oleh responden. Pelaksanaan

dilakukan selama 6 minggu latihan. Pelaksanaan latihan Isokinetik adalah dengan latihan pembebanan dengan posisi yang sama dengan latihan isotonic, hanya saja dalam gerak latihan isotonic memiliki kecepatan yang berbeda dengan diawali dengan gerakan pelan kemudian diikuti gerak cepat setelahnya dan pembebanan yang diawali dari 60% dari berat tubuh hingga 100% (Bastian et al., 1996).

HASIL PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan pada pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar dengan jumlah responden 40 orang, data yang diperoleh


(8)

diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin mendapatkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah sebanyak 15 orang pada kelompok isotonik dan 16 orang pada kelompok isokinetik.

Pemberian latihan isotonik dan isokinetik pada pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar didapatkan hasil bahwa kedua latihan baik isotonik ataupun isokinetik sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan pemain bola basket, dan latihan isokinetik lebih berpengaruh dibandingkan dengan latihan isotonik. pengukuran kelincahan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Agility T test.

.

Hasil pada penilaian pengaruh latihan isotonik terhadap kelincahan pada pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar menunjukkan hasil nilai signifikansi (p <0,05) yang berarti latihan isotonik berpengaruh terhadap nilai kelincahan pada pemain bola basket. Pemberian latihan isotonik dimana dalam pelaksanaan gerakannya menerapkan gerakan dengan kecepatan yang tidak konstan dan menanggung beban yang besarnya tidak proporsional dengan kekuatannya. Secara mikro peristiwa isotonic yang terjadi di dalam sarcomere adalah adanya tarikan aktin oleh kepala myosin yang berulang kali dari triponin satu ketroponin berikutnya (Bastian et al., 1996).

Efek dari tarikan yang berulang-ulang dalam latihan isotonik mengakibatkan terjadi pemendekan pada sarcomere. Respon kekuatan kontraksi isotonic sangat tergantung pada besarnya beban yang di tanggungnya. Bila beban yang ditanggung ringan atau lebih kecil dari kekuatan maksimum otot, maka hanya beberapa fasiculus saja yang bekerja, sebaliknya bila beban yang ditanggung berat atau sebesar kekuatan maksimum otot, maka seluruh fasciculus dari otot tersebut akan dikerahkan (Rustiadi, 2012).

. Latihan isokinetik adalah suatu bentuk latihan dengan mengkontraksi otot dengan kecepatan konstan dan menanggung beban yang besarnya secara proporsional dengan kekuatannya. Secara fisiologis, dketahui bahwa tujuan pokok dari latihan adalah “membangun sumber energi yang diperlukan oleh otot” (Bastian et al., 1996).


(9)

Latihan ini secara keseluruhan dan dengan cepat dapat memperbaiki

strengthening otot karena dengan adanya pembebanan dan kecepatan yang

konstan maka otot lebih dapat meningkatan ukuran yang akan mempengaruhi kekuatan kontraksi yang dihasilkan. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa latihan isokinetik menjadi kebutuhan utama para atlet untuk menyambut kompetisi olahraga.

Hasil interprestasi data dalam penelitian ini mendapatkan bahwa nilai Mean pada selisih latihan isokinetik lebih besar dengan nilai mean selisih sebesar 3,9 nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai mean selisih perubahan pada latihan isotonik yang bernilai sebesar 2.8, perbedaan nilai ini menunjukkan bahwa latihan isokinetik lebih dapat meningkatkan kelincahan pada pemain bola basket dibandingkan dengan latihan isotonik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bastian dkk (1996) dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa latihan isotonik dan isokinetik tidak terlalu jauh berbeda dalam memberikan dampak terhadap neuromuscular otot, tetapi bukan berarti bahwa tidak terdapat perbedaan sama sekali dalam hasilnya, hasil perbedaan yang signifikan dalam penelitian tersebut adalah bahwa latihan isokinetik lebih berpengaruh dalam peningkatan kekuatan otot dibandingkan dengan latihan isotonik.

Kekuatan otot yang adekuat sangat penting ketika dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan baik dalam olahraga ataupun kegiatan sehari-hari. Kekuatan otot juga dapat meningkatkan nilai kelincahan, hal ini didasari bahwa kekuatan otot merupakan salah faktor penentu, karena dengan meningkatnya kekuatan otot kelambanan pada atlet dalam bergerak dan untuk berhenti mendadak yang kemudian mengubah arah geraknya dapat dikurangi.

Peningkatan kekuatan kontraksi otot pada latihan isokinetik ini berasal dari sumber energi aerobik dan anaerobik, maka kedua sumber energi inilah yang dibangun dalam peningkatan ukuran dan tenaga kontraksi yang dihasilkan maka dalam hal ini latihan isokinetik lebih baik dibandingkan dengan latihan isotonik yang hanya mengandalkan adanya kontraski yang berulang tanpa adanya pembebanan yang sesuai dengan keperluan dari kontraksi otot. Ditinjau


(10)

dari sudut fisiologis prinsip dasar latihan isokinetik juga lebih membuhi syarat dalam memberikan adanya pembebanan meningkat bertahap, prinsip pembebanan berlebih dan pola beban dan pola gerak sama dengan pola beban dan pola gerak sesungguhnya. Sedangkan pada isotonik latihan hanya mefokuskan diri pada pembebanan yang konstan, tidak ada peningkatan pembenanan dalam latihan.

1. Keterbatasan penelitian.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurangnya pengawasan dalam aktivitas sehari-hari dari responden, ditambahkan dengan banyaknya responden berjenis kelamin perempuan sehingga tidak dapat dilakukan uji terhadap pengaruh perubahan latihan isotonik ataupun isokinetik pada perbedaan jenis kelamin, akan lebih bagus penelitian jika didapatkan jumlah yang setara antara responden laki-laki dan perempuan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, menunjukan nilai signifikan p = ,000(p<0,05) dimana terdapat pengaruh pemberian latihan isokonetik terhadap kelincahan pada pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar.

Saran

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik terhadap permasalahan peningkatan kesehatan dalam dunia olahraga baik dalam peningkatan hasil untuk tujuan prestasi ataupun penjagaan dari terjadinya cidera, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah responden dan


(11)

memperpanjang waktu penelitian atau menambah variabel-variabel penunjang. Hal lain yang berperan penting dalam kemajuan suatu penelitian untuk meningkatkan hasil yang lebih baik adalah dengan kerjasama yang baik secara komunikasi maupun penerapan ilmu antara fisioterapis dengan pemain olahraga.signifikan. Serta penambahan jumlah sampel yang diambil lebih banyak dari penelitian sebelumnya.


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Andrish, Jack T. 2009. Sports injuries in weekend warriors: 20 Clinical pearls.

Dr Andrish is in the Center of Sports Health within the Orthopaedic and Rheumatologic Institute at the Cleveland Clinic Foundation in Cleveland. For this article, Dr Andrish has updated his discussion of sports injuries in recreational athletes that first appeared in 2004 in

The Journal of Musculoskeletal Medicine.

Andryono. 2011. Profesional Soccer. Sub bab Cidera Pemain dan Penjelasan Sepak Bola. Hal 50. Teknik Informatika. STMIK El Rahma., Yogyakarta.

Bastian Steven D. Edward M, Laura J Houston. 1996. Neuromuscular adaptations in Isokinetc, Isotonic, and Agility Training Program. From Medsport, Orthopedical Surgery, University of Michigan. Michigan.

Ellis and Smith. 2000. Protocol For The Psicological Assesment Of Team Sport

Players.In.Jc. Gore.ed. Protocol for the psicological Assesment of

Team Net Ball Players (pp.302-310). Champaigh. Human Kinetic. Johansyah L., 2005. Mengenal Latihan Pliometrik. Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Negeri Jakarta dan Pelatih SEA Games 99 s/d 2005, Jakarta. Goldstein, B., & Kontor, K. 2002. How To Make Your Soccer Field A

Conditioning Facility. Performance Soccer Conditioning. Lincoln,

NE: Ken Kontor.

Gyton. 2007: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. EGC; Jakarta.

Rhea. MR. Ball. Phillips W.T, Burket L.N. 2002. A Comparison of Linear and

Daily UndulatingPeriodized Program With Equal Volume and Intensity for Strenght. Journal of Strenght and Conditional Research.

16(2):250-255.

Sidik, Dikdik Z. 2008. Periodisasi Latihan Kekuatan Untuk Olahraga Dominan

Kecepatan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Snell, R.S., 1993. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; edisi keenam, alih bahasa Liliana Sugiono, EGC, J akarta, hal. 884-885

Teguh, Lokananta. 2003. Pengaruh pemberian Latihan plyometrik Stride Jump cross over and Singel Stride Jump terhadap daya ledak. Kekuatan dan kelincahan otot tungkai pada anak laki-laki usia11-13 tahun. JBP No 5. Vol 01. Januari 2003.

Topend. 2012. Fitness Testing. Agility T test. Last Modified: 07/15/2012 22:01: 26http:// www. topendsports.com/testing/tests/t-test.htm, Last Modified: 01/31/2012 14:02:09


(13)

Whittle, Michael W., 2007 ; Terminology Used In Gait Analisys-Normal


(1)

diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin mendapatkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah sebanyak 15 orang pada kelompok isotonik dan 16 orang pada kelompok isokinetik.

Pemberian latihan isotonik dan isokinetik pada pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar didapatkan hasil bahwa kedua latihan baik isotonik ataupun isokinetik sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan pemain bola basket, dan latihan isokinetik lebih berpengaruh dibandingkan dengan latihan isotonik. pengukuran kelincahan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Agility T test.

.

Hasil pada penilaian pengaruh latihan isotonik terhadap kelincahan pada pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar menunjukkan hasil nilai signifikansi (p <0,05) yang berarti latihan isotonik berpengaruh terhadap nilai kelincahan pada pemain bola basket. Pemberian latihan isotonik dimana dalam pelaksanaan gerakannya menerapkan gerakan dengan kecepatan yang tidak konstan dan menanggung beban yang besarnya tidak proporsional dengan kekuatannya. Secara mikro peristiwa isotonic yang terjadi di dalam sarcomere adalah adanya tarikan aktin oleh kepala myosin yang berulang kali dari triponin satu ketroponin berikutnya (Bastian et al., 1996).

Efek dari tarikan yang berulang-ulang dalam latihan isotonik mengakibatkan terjadi pemendekan pada sarcomere. Respon kekuatan kontraksi isotonic sangat tergantung pada besarnya beban yang di tanggungnya. Bila beban yang ditanggung ringan atau lebih kecil dari kekuatan maksimum otot, maka hanya beberapa fasiculus saja yang bekerja, sebaliknya bila beban yang ditanggung berat atau sebesar kekuatan maksimum otot, maka seluruh fasciculus dari otot tersebut akan dikerahkan (Rustiadi, 2012).

. Latihan isokinetik adalah suatu bentuk latihan dengan mengkontraksi otot dengan kecepatan konstan dan menanggung beban yang besarnya secara proporsional dengan kekuatannya. Secara fisiologis, dketahui bahwa tujuan pokok dari latihan adalah “membangun sumber energi yang diperlukan oleh otot” (Bastian et al., 1996).


(2)

Latihan ini secara keseluruhan dan dengan cepat dapat memperbaiki strengthening otot karena dengan adanya pembebanan dan kecepatan yang konstan maka otot lebih dapat meningkatan ukuran yang akan mempengaruhi kekuatan kontraksi yang dihasilkan. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa latihan isokinetik menjadi kebutuhan utama para atlet untuk menyambut kompetisi olahraga.

Hasil interprestasi data dalam penelitian ini mendapatkan bahwa nilai Mean pada selisih latihan isokinetik lebih besar dengan nilai mean selisih sebesar 3,9 nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai mean selisih perubahan pada latihan isotonik yang bernilai sebesar 2.8, perbedaan nilai ini menunjukkan bahwa latihan isokinetik lebih dapat meningkatkan kelincahan pada pemain bola basket dibandingkan dengan latihan isotonik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bastian dkk (1996) dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa latihan isotonik dan isokinetik tidak terlalu jauh berbeda dalam memberikan dampak terhadap neuromuscular otot, tetapi bukan berarti bahwa tidak terdapat perbedaan sama sekali dalam hasilnya, hasil perbedaan yang signifikan dalam penelitian tersebut adalah bahwa latihan isokinetik lebih berpengaruh dalam peningkatan kekuatan otot dibandingkan dengan latihan isotonik.

Kekuatan otot yang adekuat sangat penting ketika dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan baik dalam olahraga ataupun kegiatan sehari-hari. Kekuatan otot juga dapat meningkatkan nilai kelincahan, hal ini didasari bahwa kekuatan otot merupakan salah faktor penentu, karena dengan meningkatnya kekuatan otot kelambanan pada atlet dalam bergerak dan untuk berhenti mendadak yang kemudian mengubah arah geraknya dapat dikurangi.

Peningkatan kekuatan kontraksi otot pada latihan isokinetik ini berasal dari sumber energi aerobik dan anaerobik, maka kedua sumber energi inilah yang dibangun dalam peningkatan ukuran dan tenaga kontraksi yang dihasilkan maka dalam hal ini latihan isokinetik lebih baik dibandingkan dengan latihan isotonik yang hanya mengandalkan adanya kontraski yang berulang tanpa adanya pembebanan yang sesuai dengan keperluan dari kontraksi otot. Ditinjau


(3)

dari sudut fisiologis prinsip dasar latihan isokinetik juga lebih membuhi syarat dalam memberikan adanya pembebanan meningkat bertahap, prinsip pembebanan berlebih dan pola beban dan pola gerak sama dengan pola beban dan pola gerak sesungguhnya. Sedangkan pada isotonik latihan hanya mefokuskan diri pada pembebanan yang konstan, tidak ada peningkatan pembenanan dalam latihan.

1. Keterbatasan penelitian.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurangnya pengawasan dalam aktivitas sehari-hari dari responden, ditambahkan dengan banyaknya responden berjenis kelamin perempuan sehingga tidak dapat dilakukan uji terhadap pengaruh perubahan latihan isotonik ataupun isokinetik pada perbedaan jenis kelamin, akan lebih bagus penelitian jika didapatkan jumlah yang setara antara responden laki-laki dan perempuan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, menunjukan nilai signifikan p = ,000(p<0,05) dimana terdapat pengaruh pemberian latihan isokonetik terhadap kelincahan pada pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar.

Saran

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik terhadap permasalahan peningkatan kesehatan dalam dunia olahraga baik dalam peningkatan hasil untuk tujuan prestasi ataupun penjagaan dari terjadinya cidera, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah responden dan


(4)

memperpanjang waktu penelitian atau menambah variabel-variabel penunjang. Hal lain yang berperan penting dalam kemajuan suatu penelitian untuk meningkatkan hasil yang lebih baik adalah dengan kerjasama yang baik secara komunikasi maupun penerapan ilmu antara fisioterapis dengan pemain olahraga.signifikan. Serta penambahan jumlah sampel yang diambil lebih banyak dari penelitian sebelumnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Andrish, Jack T. 2009. Sports injuries in weekend warriors: 20 Clinical pearls. Dr Andrish is in the Center of Sports Health within the Orthopaedic and Rheumatologic Institute at the Cleveland Clinic Foundation in Cleveland. For this article, Dr Andrish has updated his discussion of sports injuries in recreational athletes that first appeared in 2004 in The Journal of Musculoskeletal Medicine.

Andryono. 2011. Profesional Soccer. Sub bab Cidera Pemain dan Penjelasan Sepak Bola. Hal 50. Teknik Informatika. STMIK El Rahma., Yogyakarta.

Bastian Steven D. Edward M, Laura J Houston. 1996. Neuromuscular adaptations in Isokinetc, Isotonic, and Agility Training Program. From Medsport, Orthopedical Surgery, University of Michigan. Michigan.

Ellis and Smith. 2000. Protocol For The Psicological Assesment Of Team Sport Players.In.Jc. Gore.ed. Protocol for the psicological Assesment of Team Net Ball Players (pp.302-310). Champaigh. Human Kinetic.

Johansyah L., 2005. Mengenal Latihan Pliometrik. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Negeri Jakarta dan Pelatih SEA Games 99 s/d 2005, Jakarta.

Goldstein, B., & Kontor, K. 2002. How To Make Your Soccer Field A Conditioning Facility. Performance Soccer Conditioning. Lincoln, NE: Ken Kontor.

Gyton. 2007: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. EGC; Jakarta.

Rhea. MR. Ball. Phillips W.T, Burket L.N. 2002. A Comparison of Linear and Daily UndulatingPeriodized Program With Equal Volume and Intensity for Strenght. Journal of Strenght and Conditional Research. 16(2):250-255.

Sidik, Dikdik Z. 2008. Periodisasi Latihan Kekuatan Untuk Olahraga Dominan Kecepatan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Snell, R.S., 1993. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; edisi keenam, alih bahasa Liliana Sugiono, EGC, J akarta, hal. 884-885

Teguh, Lokananta. 2003. Pengaruh pemberian Latihan plyometrik Stride Jump cross over and Singel Stride Jump terhadap daya ledak. Kekuatan dan kelincahan otot tungkai pada anak laki-laki usia11-13 tahun. JBP No 5. Vol 01. Januari 2003.

Topend. 2012. Fitness Testing. Agility T test. Last Modified: 07/15/2012 22:01: 26http:// www. topendsports.com/testing/tests/t-test.htm, Last Modified: 01/31/2012 14:02:09


(6)

Whittle, Michael W., 2007 ; Terminology Used In Gait Analisys-Normal Gait-Gait Analisys an Introduction on http://www.elsevier.com.


Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN LATERAL BOUND TERHADAP DAYA Pengaruh Latihan Lateral Bound Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kelincahan Pemain Sepak Bola Usia 10-14 Tahun.

0 3 15

SKRIPSI Pengaruh Latihan Lateral Bound Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kelincahan Pemain Sepak Bola Usia 10-14 Tahun.

1 8 17

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Lateral Bound Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kelincahan Pemain Sepak Bola Usia 10-14 Tahun.

0 3 4

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN CALF RAISES TERHADAP PENINGKATKAN KEKUATAN OTOT GASTROCNEMIUS PADA Pengaruh Pemberian Latihan Calf Raises Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Gastrocnemius Pada Pemain Bulutangkis Di Sekolah Bulutangkis Pusaka Putih Sukoharjo.

0 3 17

PENGARUH LATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEMAIN BASKET Pengaruh Latihan Alternate Leg Bound Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Pemain Basket.

0 3 19

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA PEMAIN BOLA BASKET Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pemain Bola Basket Unit Bola Basket Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 13

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA PEMAIN BOLA BASKET Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pemain Bola Basket Unit Bola Basket Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 17

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN ISOTONIK DAN ISOKINETIK OTOT GASTROCNEMIUS Pengaruh Latihan Isotonik Dan Isokinetik Otot Gastrocnemius Terhadap Kelincahan Kaki Pemain Bola Basket Siswa Kelas I SMUN I Gondangrejo Karanganyar.

0 2 18

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Isotonik Dan Isokinetik Otot Gastrocnemius Terhadap Kelincahan Kaki Pemain Bola Basket Siswa Kelas I SMUN I Gondangrejo Karanganyar.

0 1 5

PENGARUH PENAMBAHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN ZIG-ZAG RUN TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN BOLA BASKET PUTRA

0 0 12