ANALISIS HUBUNGAN BILANGAN IODIN METODE WIJS DENGAN BILANGAN PERMANGANAT DALAM SUASANA ASAM UNTUK MENENTUKAN KETIDAKJENUHAN.

(1)

Oleh:

Monica Uli Manurung NIM 409210026 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 adalah“Analisis Hubungan Bilangan Iodin Metode Wijs dengan Bilangan Permanganat dalam Suasana Asam Untuk Menentukan Ketidakjenuhan”.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara lain Bapak Agus Kembaren,S.Si, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi, serta Bapak Prof.Dr.Albinus Silalahi,M.S, Bapak Drs.Kawan Sihombing,M.Si dan Ibu Lisnawaty Simatupang,S.Si,M.Si., sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran. Terima kasih kepada Ibu Dra.Ratu Evina Dibyantini,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs.Jamalum Purba,M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membantu penulis selama melaksanakan studi di kampus Unimed. Terimakasih kepada seluruh staff pegawai Laboratorium Kimia Unimed, secara khusus kepada Ayah, Mama, Opung dan Adikku (Debora, Yusuf dan lovi), atas segala doa, kasih sayang dan dukungannya, juga temanku Putri Tio yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan teman seperjuangan Kalsumah, Frisdawati serta seluruh teman-teman Non Dik (NK) 09 dan pada semua pihak terkait yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan dapat menambah wawasan bagi yang membacanya.

Medan, September 2013 Penulis,

Monica Uli Manurung NIM. 409210026


(3)

ANALISIS HUBUNGAN BILANGAN IODIN METODE WIJS DENGAN BILANGAN PERMANGANAT DALAM SUASANA ASAM UNTUK

MENENTUKAN KETIDAKJENUHAN

MONICA ULI MANURUNG (NIM 409210026) ABSTRAK

Bilangan iodin merupakan salah satu parameter penentuan mutu dari minyak atau lemak. Bilangan iodin menyatakan ukuran ketidakjenuhan minyak atau lemak dan berkaitan dengan kandungan asam lemak tidak jenuh dalam minyak atau lemak. Penentuan bilangan iodin dapat dilakukan dengan metode wijs. Adanya ikatan rangkap dalam struktur asam lemak minyak menyebabkan minyak dapat dioksidasi. Proses oksidasi dapat dilakukan dengan menggunakan oksidator salah satunya dengan menggunakan kalium permanganat (KMnO4). Analisa bilangan permanganat dilakukan dengan metode titrasi oksidasi reduksi dalam suasana asam, dimana ikatan rangkap yang terdapat pada minyak dioksidasi dengan kalium permanganat direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan kalium permanganat. Dari hasil analisa yang telah dilakukan diperoleh persamaan linier mol bilangan permanganat mol bilangan iodin adalah y = 0,11111x atau mol I2 = 0,11111 mol bilangan permanganat. Dengan demikian semakin tinggi mol bilangan iodin akan semakin besar pula mol bilangan permanganatnya.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar vii

Daftar Grafik viii

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Minyak dan Lemak 5

2.2. Kelapa Sawit 6

2.2.1. Morfologi Kelapa Sawit 6

2.2.2. Minyak Kelapa Sawit 6

2.2.3. Minyak Inti Kelapa Sawit 8

2.3. Minyak Goreng 10

2.4. Penentuan Bilangan Iodin 12

2.4.1. Metode Wijs 12

2.4.2. Metode Hanus 13

2.4.3. Metode Hulb 14

2.5. Titrimetri 14

2.5.1. Larutan baku / peniter 15

2.5.2. Penggolongan Titrimetri 15

2.5.3. Proses Tak Langsung Iodometrik 17

2.6. Permanganometri 17

2.6.1. Oksidasi dengan Kalium Permanganat 18 2.6.2. Penetapan Bilangan Permanganat 18

BAB III. METODE PENELITIAN 19

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 19

3.2. Alat dan Bahan 19

3.3. Rancangan Percobaan 19

3.4. Prosedur Penelitian 21


(5)

3.4.2. Preparasi Sampel 22 3.4.3. Prosedur Penentuan Ketidakjenuhan 22

3.4.3.1. Metode Wijs 22

3.4.3.2. Metode Permanganometri 23

3.4.4. Skema Prosedur Kerja 24

3.4.4.1. Metode Wijs 24

3.4.4.2. Metode Permanganometri Suasana Asam 25

BAB IV. PEMBAHASAN 26

4.1. Hasil Perhitungan Bilangan Iodin Minyak Goreng Metode Wijs 26 4.2. Hasil Perhitungan Bilangan Permanganat Minyak Goreng Kemasan 26

dengan Titrasi Permanganometri dalam Suasana Asam

4.3. Hasil Perhitungan Bilangan Permanganat Minyak Goreng Curah 27 dengan Titrasi Permanganometri dalam Suasana Asam

4.4. Hasil Perhitungan Mol Bilangan Iod dengan Mol Bilangan 27 Permanganat Konversi Minyak Goreng Kemasan dan Curah

4.5. Pembahasan 28

4.5.1. Penentuan Bilangan Iodin dengan Metode Wijs 28 4.5.2. Penentuan Bilangan Permanganat Minyak Goreng dengan Titrasi 29

Permanganometri dalam Suasana Asam

4.5.3. Analisis Hubungan Mol Bilangan Iod dengan Mol Bilangan 33 Mol Bilangan Permanganat Minyak Goreng Kemasan dan Curah

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 34

DAFTAR PUSTAKA 35


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.4.4.1. Skema Prosedur Kerja Metode Wijs 24 Gambar 3.4.4.2. Skema Prosedur Kerja Metode Permanganometri 25


(7)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1. Pengaruh konsentrasi asam sulfat (H2SO4) terhadap bilangan 31

Permanganat minyak goreng pada suhu 90˚C

Grafik 4.2. Pengaruh konsentrasi asam sulfat (H2SO4) terhadap bilangan 32 Permanganat minyak goreng pada suhu 90˚C


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Perhitungan Massa / Volume dalam Pembuatan Reagen 37 Lampiran 2. Data Pengukuran Bilangan Iodin Minyak Goreng dengan 42

Metode Wijs

Lampiran 3. Data Perhitungan Bilangan Iodin Minyak Goreng dengan 43 Metode Wijs

Lampiran 4. Data Pengukuran Bilangan Permanganat Minyak Goreng 44 Kemasan dengan Metode Permanganometri dalam Suasana

Asam

Lampiran 5. Data Pengukuran Bilangan Permanganat Minyak Goreng 44 Curah dengan Metode Permanganometri dalam Suasana

Asam

Lampiran 6. Data Bilangan Permanganat Minyak Goreng Kemasan 47 dengan Metode Permanganometri dalam Suasana Asam

Lampiran 7. Data Bilangan Permanganat Minyak Goreng Curah dengan 47 Metode Permanganometri dalam Suasana Asam

Lampiran 8. Data Mol Bilangan Permanganat 48 Lampiran 9. Tabel Konversi Mol Bilangan Permanganat menjadi Mol 49

Bilangan Iodin

Lampiran 10. Tabel Skema Prosedur Kerja Metode Wijs 56 Lampiran 11. Tabel Skema Prosedur Kerja Permanganometri dalam 59


(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya.

Minyak goreng adalah bagian penting dalam memasak, mulai untuk menumis hingga menggoreng. Jenis minyak yang umum dipakai untuk menggoreng adalah minyak nabati seperti minyak kelapa sawit, minyak kacang tanah, minyak wijen. Minyak goreng jenis ini mengandung sekitar 80% asam lemak tak jenuh jenis asam oleat dan linoleat, kecuali minyak kelapa (Sartika, 2009).

Standar mutu merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas dari minyak, sehingga dapat menentukan apakah minyak tersebut bermutu baik atau tidak. Ada beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan standar mutu dari minyak, salah satunya adalah bilangan iodin. Bilangan iodin mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iod dan membentuk senyawaan jenuh. Banyaknya iod yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan bereaksi dengan iod atau senyawa iod, gliserida dengan tingkat kejenuhan yang tinggi, akan mengikat iod dengan jumlah yang lebih besar. Bilangan iod dapat menyatakan derajat ketidak jenuhan dari minyak atau lemak. Standar ini menggambarkan beberapa metode mengenai penentuan nilai iodin dari minyak dan lemak.

Terdapat 3 metode penentuan Bilangan iodin yaitu metode Wijs, metode Hanus, motode Hubl, dimana penentapan biangan iodin untuk ketiga metode tersebut adalah sama. Metode Hanus dan Wijs untuk proses industri dan untuk analisa umum. Metode Hubl masih sangat sedikit dipergunakan. Pada cara Hanus larutan iod standarnya dibuat dalam suasana asam asetat pekat (glasial) yang berisi bukan hanya iod tetapi juga iodium bromida. Adanya iodium bromida dapat


(10)

mempercepat reaksi. Sedangkan cara Wijs menggunakan larutan iod dalam asam asetat pekat, tetapi mengandung iodium klorida sebagai pemicu reaksi.

Adanya ikatan rangkap dalam struktur asam lemak minyak menyebabkan minyak dapat dioksidasi menghasilkan senyawa dengan gugus hidroksil. Proses oksidasi minyak merupakan proses pemutusan ikatan rangkap C=C pada asam lemak tak jenuh dalam minyak. Proses oksidasi dilakukan dengan mengunakan oksidator sehingga diperoleh penambahan gugus hidroksil baru. Salah satu oksidator yang biasa digunakan adalah kalium permanganat (KMnO4).

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Oksidasi ini dapat dijalankan dalam suasana asam, netral, ataupun alkalis. Jika titrasi dilakukan dalam lingkungan asam, maka akan terjadi reaksi :

MnO4

-+ 8H++ 5e- → Mn2++ 4H2O

Kalium permanganat encer dapat digunakan untuk mengoksidasi alkena menjadi gikol yaitu senyawa dengan dua gugus hidroksil berdampingan. Oksidasi ini terjadi karena ion permanganat menyerang elektronπpada ikatan rangkap dua. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer.

Penelitian terkait (Maysaroh, 2012) mengenai oksidasi asam lemak dengan kalium permanganat sebelumnya telah dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Medan melalui reaksi oksidasi asam lemak yaitu asam risinoleat yang terkandung dalam minyak jarak. Asam risinoleat merupakan asam lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap pada gugus –CH=CH2– (CH2)2 – COOH (ikatan rangkap pada atom C9 , C10 dapat dioksidasi menggunakan kalium permanganat dan ozon (O3) ). (Mai Fransiska Barutu, 2012) menganalisis kadar permanganat pada air minum dan air bersih. Analisa kadar permanganat


(11)

dengan metode oksidasi-reduksi dalam suasana asam, dimana zat organik didalam air dioksidasi dengan kalium permanganat direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan kalium permanganat. Sampel dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam keadaan asam panas, dimana asam yang digunakan adalah H2SO4 8N kemudian sampel dioksidasi pada kondisi mendidih.

Penentuan Bilangan iodin dengan metode Wij’s telah di akui inggris dan standart nasional dan ISO 3961 (1979). Ketelitian penentuan bilangan iodine dapat juga dipengaruhi oleh ketidak stabilan regensia wij’s yang sudah agak lama atau larutan tiosulfat, sebaiknya ini harus distandarisasi kembali, dengan menggunakan larutan kalium dikromat (Hamilton R.J, 1986).

Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bilangan iodin dan bilangan permanganat dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak melalui suatu rumus matematik sehingga dapat menentukan harga bilangan iodin dengan cepat setelah harga bilangan permanganat diperoleh atau sebaliknya. Diharapkan nantinya rumus matematik ini dapat dimanfaatkan dalam menentukan bilangan iodin dan bilangan permanganat.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adalah :

Bagaimana hubungan antara bilangan iodin dan bilangan permanganat dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penentuan bilangan iodin dengan metode wijs dan bilangan permanganat dengan titrasi permanganometri dalam suasana asam pada minyak goreng kelapa sawit, yakni minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah.


(12)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan korelasi (pola matematis) antara bilangan bilangan iodin dan bilangan permanganat dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak pada minyak goreng kelapa sawit.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Mengetahui bagaimana keterkaitan antara bilangan iodin dan bilangan permanganat dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak pada minyak goreng.

2. Memberikan informasi dan nilai tambah dalam analisis mutu minyak khususnya pada penentuan ketidakjenuhan dengan metode wijs dan permanganometri.

3. Untuk memperoleh formula matematik yang menghubungkan iodine value dan permanganate value dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak.


(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hubungan bilangan iod dan bilangan permanganat dinyatakan dalam mol melalui persamaan linier y = 0,11111x dengan y adalah mol bilangan iodin dan x mol bilangan permanganat.

2. Berdasarkan persamaan grafik y = 5,806x + 0,006 dan y = 6,666x + 0,005 semakin besar bilangan iodin akan semakin besar pula bilangan permanganat.

3. Semakin besar suhu pemanasan akan semakin besar pula nilai bilangan permanganat. Tetapi tidak ada pengaruh yang nyata antara bilangan permanganat dan konsentrasi asam sulfat.

4. Nilai bilangan iodin yang diperoleh lebih tinggi dari pada bilangan permanganat pada suhu 90˚C dan 100˚C tetapi keduanya masih berada di bawah standar mutu minyak goreng di Indonesia yang diatur dalam SNI-3741-1995.

B. SARAN

1. Pada titrasi permanganometri suhu titrasi, laju penambahan larutan permanganat, dan kecepatan pengadukan harus terjaga konstan agar diperoleh volume KMnO4dengan ketelitian yang tinggi.

2. Perlu dilakukan standarisasi terhadap pereaksi Wijs, agar diperoleh konsentrasi yang sebenarnya.

3. Massa minyak goreng yang digunakan harus diperbesar, agar diperoleh volume titrasi KMnO4yang tidak terlalu sedikit.

4. Penggunaan KMnO4 diharapkan dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya dalam menentukan ketidakjenuhan minyak goreng sehingga dengan menggunakan KMnO4 bisa dijadikan prosedur alternatif penentuan ketidakjenuhan selain metode baku wijs.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Barutu, Mai Fransiska.,(2012),Analisis Kadar Angka Permanganat pada Air Minum dan Air Bersih di Beberapa Daerah Medan.,Tugas

Akhir,FMIPA,USU,Medan :

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34999

Fauzi, Y. , (2012), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/22621/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Hadi, M.M., (2004), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34632/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Hamilton,J,R., (1986), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

http://digilib.unimus.ac.id diakses 10 April 2013

Iyung Pahan, (2006) http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/25613/4/ Chapter%20II. pdf, diakses 28 Februari 2013

Ketaren, S., (1986), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II. pdf diakses 13 Februari 2013

Ketaren,S., (2008), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Ketaren,S.,(2005), : http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34892/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Lawson. H.W., (1985), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34632/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Maysaroh,(2012),Sintesis Asam Azelat dari Risinoleat yang Terkandung dalam Minyak Jarak (Castor Oil).,Skripsi,FMIPA,Unimed,Medan.

Moehyi, S., (1992) http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/22621/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Polprasert, (1989), http://gowes70aldi.blogspot.com/2013/01/makalah-bahan-tanah.html diakses 10 April 2013

Paquot.C.,(1987), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013


(15)

Rivai, H., (1995), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34999/4/ Chapter%20II. pdf, diakses 28 Februari 2013

Salunkhe, (1992), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/25613/4/ Chapter%20II. pdf, diakses 28 Februari 2013

Sartika, R., (2009), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34632/5/ Chapter%20I. pdf, diakses 28 Februari 2013

Sastrosayono, S., (2003), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/ /3/Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Underwood, A, L.,(1981), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/ 19991/3/Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Vogel,A.I.,(1994), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34999/4/ Chapter%20II.pdf diakses 28 Februari 2013

Wikipedia, (2013), http://id.wikipedia.org/wiki/Permanganometri diakses 02 April 2013

Wijana, (2005), http:// repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24974/4/ Chapter%20II.pdf diakses 16 Agustus 2013

Winarno, F.G., (1984), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/17775/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Winarno,F.G., (1992), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34632/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Yan Fauzi, (2004), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013


(1)

mempercepat reaksi. Sedangkan cara Wijs menggunakan larutan iod dalam asam asetat pekat, tetapi mengandung iodium klorida sebagai pemicu reaksi.

Adanya ikatan rangkap dalam struktur asam lemak minyak menyebabkan minyak dapat dioksidasi menghasilkan senyawa dengan gugus hidroksil. Proses oksidasi minyak merupakan proses pemutusan ikatan rangkap C=C pada asam lemak tak jenuh dalam minyak. Proses oksidasi dilakukan dengan mengunakan oksidator sehingga diperoleh penambahan gugus hidroksil baru. Salah satu oksidator yang biasa digunakan adalah kalium permanganat (KMnO4).

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Oksidasi ini dapat dijalankan dalam suasana asam, netral, ataupun alkalis. Jika titrasi dilakukan dalam lingkungan asam, maka akan terjadi reaksi :

MnO4

-+ 8H++ 5e- → Mn2++ 4H2O

Kalium permanganat encer dapat digunakan untuk mengoksidasi alkena menjadi gikol yaitu senyawa dengan dua gugus hidroksil berdampingan. Oksidasi ini terjadi karena ion permanganat menyerang elektronπpada ikatan rangkap dua. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer.

Penelitian terkait (Maysaroh, 2012) mengenai oksidasi asam lemak dengan kalium permanganat sebelumnya telah dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Medan melalui reaksi oksidasi asam lemak yaitu asam risinoleat yang terkandung dalam minyak jarak. Asam risinoleat merupakan asam lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap pada gugus –CH=CH2– (CH2)2 – COOH (ikatan rangkap pada atom C9 , C10 dapat dioksidasi menggunakan kalium permanganat dan ozon (O3) ). (Mai Fransiska Barutu, 2012) menganalisis kadar permanganat pada air minum dan air bersih. Analisa kadar permanganat


(2)

dengan metode oksidasi-reduksi dalam suasana asam, dimana zat organik didalam air dioksidasi dengan kalium permanganat direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan kalium permanganat. Sampel dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam keadaan asam panas, dimana asam yang digunakan adalah H2SO4 8N kemudian sampel dioksidasi pada kondisi mendidih.

Penentuan Bilangan iodin dengan metode Wij’s telah di akui inggris dan standart nasional dan ISO 3961 (1979). Ketelitian penentuan bilangan iodine dapat juga dipengaruhi oleh ketidak stabilan regensia wij’s yang sudah agak lama atau larutan tiosulfat, sebaiknya ini harus distandarisasi kembali, dengan menggunakan larutan kalium dikromat (Hamilton R.J, 1986).

Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bilangan iodin dan bilangan permanganat dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak melalui suatu rumus matematik sehingga dapat menentukan harga bilangan iodin dengan cepat setelah harga bilangan permanganat diperoleh atau sebaliknya. Diharapkan nantinya rumus matematik ini dapat dimanfaatkan dalam menentukan bilangan iodin dan bilangan permanganat.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adalah :

Bagaimana hubungan antara bilangan iodin dan bilangan permanganat dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penentuan bilangan iodin dengan metode wijs dan bilangan permanganat dengan titrasi permanganometri dalam suasana asam pada minyak goreng kelapa sawit, yakni minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah.


(3)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan korelasi (pola matematis) antara bilangan bilangan iodin dan bilangan permanganat dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak pada minyak goreng kelapa sawit.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Mengetahui bagaimana keterkaitan antara bilangan iodin dan bilangan permanganat dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak pada minyak goreng.

2. Memberikan informasi dan nilai tambah dalam analisis mutu minyak khususnya pada penentuan ketidakjenuhan dengan metode wijs dan permanganometri.

3. Untuk memperoleh formula matematik yang menghubungkan iodine value dan permanganate value dalam menentukan ketidakjenuhan asam lemak.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hubungan bilangan iod dan bilangan permanganat dinyatakan dalam mol melalui persamaan linier y = 0,11111x dengan y adalah mol bilangan iodin dan x mol bilangan permanganat.

2. Berdasarkan persamaan grafik y = 5,806x + 0,006 dan y = 6,666x + 0,005 semakin besar bilangan iodin akan semakin besar pula bilangan permanganat.

3. Semakin besar suhu pemanasan akan semakin besar pula nilai bilangan permanganat. Tetapi tidak ada pengaruh yang nyata antara bilangan permanganat dan konsentrasi asam sulfat.

4. Nilai bilangan iodin yang diperoleh lebih tinggi dari pada bilangan permanganat pada suhu 90˚C dan 100˚C tetapi keduanya masih berada di bawah standar mutu minyak goreng di Indonesia yang diatur dalam SNI-3741-1995.

B. SARAN

1. Pada titrasi permanganometri suhu titrasi, laju penambahan larutan permanganat, dan kecepatan pengadukan harus terjaga konstan agar diperoleh volume KMnO4dengan ketelitian yang tinggi.

2. Perlu dilakukan standarisasi terhadap pereaksi Wijs, agar diperoleh konsentrasi yang sebenarnya.

3. Massa minyak goreng yang digunakan harus diperbesar, agar diperoleh volume titrasi KMnO4yang tidak terlalu sedikit.

4. Penggunaan KMnO4 diharapkan dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya dalam menentukan ketidakjenuhan minyak goreng sehingga dengan menggunakan KMnO4 bisa dijadikan prosedur alternatif penentuan ketidakjenuhan selain metode baku wijs.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Barutu, Mai Fransiska.,(2012),Analisis Kadar Angka Permanganat pada Air Minum dan Air Bersih di Beberapa Daerah Medan.,Tugas

Akhir,FMIPA,USU,Medan :

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34999

Fauzi, Y. , (2012), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/22621/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Hadi, M.M., (2004), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34632/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Hamilton,J,R., (1986), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

http://digilib.unimus.ac.id diakses 10 April 2013

Iyung Pahan, (2006) http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/25613/4/ Chapter%20II. pdf, diakses 28 Februari 2013

Ketaren, S., (1986), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II. pdf diakses 13 Februari 2013

Ketaren,S., (2008), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Ketaren,S.,(2005), : http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34892/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Lawson. H.W., (1985), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34632/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Maysaroh,(2012),Sintesis Asam Azelat dari Risinoleat yang Terkandung dalam Minyak Jarak (Castor Oil).,Skripsi,FMIPA,Unimed,Medan.

Moehyi, S., (1992) http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/22621/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Polprasert, (1989), http://gowes70aldi.blogspot.com/2013/01/makalah-bahan-tanah.html diakses 10 April 2013

Paquot.C.,(1987), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013


(6)

Rivai, H., (1995), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34999/4/ Chapter%20II. pdf, diakses 28 Februari 2013

Salunkhe, (1992), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/25613/4/ Chapter%20II. pdf, diakses 28 Februari 2013

Sartika, R., (2009), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34632/5/ Chapter%20I. pdf, diakses 28 Februari 2013

Sastrosayono, S., (2003), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/ /3/Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Underwood, A, L.,(1981), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/ 19991/3/Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Vogel,A.I.,(1994), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34999/4/ Chapter%20II.pdf diakses 28 Februari 2013

Wikipedia, (2013), http://id.wikipedia.org/wiki/Permanganometri diakses 02 April 2013

Wijana, (2005), http:// repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24974/4/ Chapter%20II.pdf diakses 16 Agustus 2013

Winarno, F.G., (1984), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/17775/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Winarno,F.G., (1992), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/34632/4/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013

Yan Fauzi, (2004), http://repository.usu.ac.id.beatstream/123456789/19991/3/ Chapter%20II.pdf diakses 13 Februari 2013