PELAKSANAAN PELATIHAN RENANG ANAK AUTISME DI KOLAM RENANG SELAYANG MEDAN.

(1)

PELAKSANAAN PELATIHAN RENANG ANAK AUTISME

DI KOLAM RENANG SELAYANG MEDAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

ANNES ENJELITA PUTRI SIREGAR

NIM: 609411005

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini

dengan judul “Pelaksanaan Pelatihan Renang Anak Autisme Di kolam renang Selayang

Medan”.

Selama Penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr, Ibnu Hajar Damanik, M.Si Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes Dekan FIK UNIMED, Bapak Drs.

Suharjo, M.Pd Selaku Pembantu Dekan I FIK UNIMED, Bapak Drs. Mesnan, M.Kes, Selaku Pembantu Dekan II FIK UNIMED, dan Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd Selaku Pembantu Dekan III FIK UNIMED

3. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes Ketua Jurusan PJKR FIK UNIMED 4. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd Sekretaris Jurusan PJKR FIK UNIMED

5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(4)

iii

6. Bapak Drs. M. Yusuf dan Bapak Dr. Imran Akhmad, M.Pd sebagai Dosen Pengarah yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen, Asisten Dosen, Staf administrasi dan perlengkapan di lingkungan FIK UNIMED yang juga turut serta dalam membantu penyelesaian Skripsi ini. 8. Terima kasih kepada Bapak Agus Tamam sebagai pelatih, dan Nana Fauzi sebagai

orangtua yang telah membantu penulis untuk memberikan informasi.

9. Teristimewa penulis ucapkan kepada ibunda tercinta Hj. Rasida Heveany Batu Bara dan Ayahanda H. Anas Parlindungan Siregar yang telah memberikan kasih sayang, doa, serta memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Saudara kandung saya Anistia Ratenia Putri Siregar, S.H., dan Adik saya

Muhammad Aji Barkah Siregar yang juga memberikan semangat dan dorongan moral kepada penulis, Kalian adalah Inspirasi dan penyemangatku.

11. Juga tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman terdekat saya Rida Sudiarti, M. Arfa, dan Tommy Rizky yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi isi, tulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga


(5)

iv

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kesehatan dan rekreasi.

Medan , Februari 2014 Penulis

Annes Enjelita Putri Siregar NIM. 609411005


(6)

i

ABSTRAK

ANNES ENJELITA PUTRI SIREGAR. Pelaksanaan Pelatihan Renang Anak Autisme di Kolam Renang Selayang Medan.

(Pembimbing:BUDI VALIANTO)

Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Tahun 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan renang anak autisme autisme di kolam renang Selayang Medan. Penelitian ini disebabkan karena adanya peningkatan pada anak autisme yang latihan di kolam renang Selayang ini.

Metode peneilitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan obeservasi. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 24 September – 30 September 2013, yang bertempat di kolam renang Se;layang Medan. Subjek penelitian ini berjumlah 2 orang, yaitu 1 orang pelatih dan 1 orangtua atlet.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1). Rencana Proses Latihan di kolam renang selayang medan di katakan baik . (2). Penyusunan Program Latihan yang dilakukan oleh pelatih autisme di kolam renang selayang medan, terdapat sedikit masalah di karenankan pelatih autisme menyusun program latihan berdasarkan pengalaman lapangan yang dimiliknya (3). Pelaksanaan Latihan yang dilakukan oleh pelatih autisme di kolam renang selayang medan berjalan dengan baik tanpa ada hambatan dari pelatih dan orang tua (4) Evaluasi dari hasil akhir latihan anak autisme mengalami peningkatan dari minggu ke minggu.

Kesimpulan penelitian ini yaitu, anak autisme mengalami peningkatan atau kemajuan dalam gerak maupun interaksi terhadap orang-orang yang ada di sekelilingnya. Peningkatan dan kemajuan anak autisme dapat dilihat dari hasil wawancara orangtua dan pelatih.


(7)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... i

x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI A. KerangkaTeoritis ... 8

1. Hakekat Manajemen Olahraga ... 8

2. Hakekat Renang ... 9

3. Hakekat AnakAutisme ... 13

4. Hakekat Latihan ... 21


(8)

vi

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

B. Subjek Penelitian ... 35

C. Metode Penelitian ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Latar Penelitian ... 40

B. Pembahasan Hasil Penellitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1: Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Pelatih ... 37 Tabel 2: Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Orang Tua ... 38


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya. Dalam hal ini berhak mendapatkan pendidikan, jaminan kesehatan, memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, budaya, dan mengembangkan bakat/kemampuannya, melakukan atau tidak melakukan perbuatan demi meningkatkan kualitas hidupnya.

Olahraga merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatannya dan setiap orang juga bebas memilih jenis olahraga yang di sukainya. Negara juga menganjurkan tiap-tiap orang untuk berolahraga, Ini terbukti dengan adanya undang-undang yang meperlihatkan pada kita semua bahwa negara memfasilitasi sarana olahraga sebagai bentuk jaminan kesehatan, baik itu terhadap manusia yang normal maupun manusia yang memiliki kekurangan.

Dalam berkehidupan, tidak ada manusia yang diciptakan sama yang satu dengan yang lainnya, dan diantara setiap manusia tersebut pastinya memiliki kekurangan. Tidak ada satu manusia pun yang ingin dilahirkan kedunia ini dengan menyandang kelainan atau memiliki kecacatan. Dengan demikian maka sejak kelahirannya ke dunia, anak cacat atau yang dikenal dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah tidak dikehendaki oleh kedua orang tuanya. Konsekuensi logis


(11)

2

bila anak berkebutuhan khusus akan menghadapi banyak tantangan dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pendidikan.

Anak yang berkebutuhan khusus juga memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang ditengah-tengah keluarga, masyarakat, dan bangsa. Hak-hak yang dimaksud disini adalah hak-hak yang didapatkan oleh manusia pada umumnya. Contohnya, berolahraga dengan menggunakan fasilitas sarana olahraga sebagai bentuk jaminan kesehatan.

Seperti anak yang lain, anak-anak luar biasa juga merupakan bagian dari generasi yang harus memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Perlu diingat bahwa anak cacat juga merupakan anak bangsa yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi dewasa yang mempunyai rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi dalam memimpin dan mengabdikan dirinya pada masa yang akan datang.

Salah satu jenis kelainan pada anak berkebutuahn khusus adalah Autisme. Autisme adalah sebuah sindrom gangguan perkembangan sistem saraf pusat yang ditemukan pada sejumlah anak ketika masa kanak-kanak hingga masa-masa sudahnya. Sindrom tersebut membuat anak-anak yang menyandangnya tidak mampu menjalin hubungan sosial secara normal bahkan tidak mampu menjalin komunikasi dua arah.

Autisme bukanlah gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan


(12)

3

kepedulian terhadap sekitarnya sehingga anak autisme seperti hidup dalam dunianya sendiri. Dengan kata lain, autisme adalah keadaan dimana seorang anak berbuat semaunya sendiri baik cara berfikir maupun perilaku.

Di Indonesia, penderita autisme mencapai 7000 orang. Di kota Medan diperkirakan jumlah anak autisme yang lahir mencapai 250 orang pertahun dan akan terus bertambah dari tahun ke tahun (data tahun 2012) (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31119).

Renang bukan hanya termasuk salah satu olahraga yang memiliki banyak manfaat untuk manusia normal saja. Tetapi sangat bermanfaat juga untuk anak cacat, seperti halnya anak autisme. Yang mana hakekatnya anak autisme mempunyai kekurangan dalam hal meyeimbangkan antara kemampuan berfikir, berperilaku, komunikasi sebagai bentuk interaksi sosialnya dan menggerakan ototnya. Sehingga dengan olahraga renang ini memberikan bantuan terapi pada kekuatan otot, meningkatkan relaksasi otot, dan membangun kekuatan otot. Karena renang membutuhkan gerakan hampir semua otot dalam tubuh, sehingga membantu anak-anak cacat mengembangkan koordinasi otot.

Selain itu manfaat renang terhadap anak autisme dapat menciptakan interaksi sosial yang baik terhadap anak-anak yang lain yang mana membuatnya lebih mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri sehingga pada akhirnya dapat mengembangkan kepercayaan diri dan kemandiriannya.


(13)

4

Bila anak autisme sudah bisa berenang, mungkin saja bisa mengajaknya untuk melakukan terapi lumba-lumba. Sebuah terapi yang disinyalir sangat bermanfaat untuk anak autisme. Selama berabad-abad, dolphin dikenal sebagai makhluk yang cerdas dan baik hati.

Para dokter di Dolphin-Human Theraphy Center percaya bahwa makhluk yang sangat cerdas ini dapat membantu anak-anak dengan berbagai gangguan saraf, bahkan anak dengan sindroma down dan autisme. Getaran sonar dolphin yang unik dapat mengidentifikasi gangguan saraf pada manusia, lalumenenangkannya sehingga lebih mudah bisa menerima pelajaran dan penyembuhan. Namun banyak pula para ilmuwan yang berpendapat bahwa anak-anak hanya menyukai bersentuhan dengan dolphin, dan berenang dengan dolphin hanya merupakan suatu rekreasi saja.

Penelitian mengenai lumba-lumba dan autisme ini terus dilakukan, tetapi para ilmuwan juga telah menemukan beberapa hipotesis bahwa menyatu dan bermain dengan lumba-lumba akan membangkitkan respon emosional yang mendalam. Para peneliti meyakini, anak-anak lebih responsif terhadap terapi karena mereka bermain di lingkungan yang menyenangkan. (http://www.google.co.id/tanya/b-thread?01876f7ac12b1ca8)

Dalam berolahraga renang, anak autisme tidak dapat melakukan aktifitas tersebut secara sendiri, yang mana memerlukan adanya pengawas. Pengawas disini berfungsi untuk menjaga dari ketidakmampuannya menyeimbangkan kemampuan berfikir dan tingkah laku. Pelatih renang dianggap yang paling mampu dalam


(14)

5

mengawasi anak autisme dalam renang. Karena selain merupakan pengawas untuk mereka, pelatih juga dapat menjadi pedoman atau panduan bagi anak autisme tersebut untuk dapat melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan sesuai dengan arahan dari pelatih renang dalam melakukan aktivitas renang.

Pelatih renang dalam memberikan metode pelatihan harus dapat membedakan cara melatih anak normal dengan anak autisme, karena pelatih harus dapat memahami psikologis anak tersebut agar diantara mereka tercipta komunikasi yang baik. Untuk itu pelatih dapat menyusun program latihan sehingga dapat disesuaikan dengan keadaan anak autisme yang memiliki keterbatasan.

Jadi yang menjadi latar belakang utama penelitian ini adalah untuk mencoba lebih menjelaskan bagaimana cara pelaksanaan pelatihan renang anak autisme, dan memberitahukan kepada masyarakat luas bahwa dengan mengikuti latihan renang anak autisme akan mengalami perubahan/peningkatan atau bisa dikatakan sembuh setelah mengikuti latihan renang tersebut.

Berdasarkan observasi yang saya lakukan di kolam renang Selayang Medan, saya ingin melihat bagaimana pelaksanaan latihan renang yang telah diberikan pelatih renang terhadap anak autisme dan pelatihan apa saja yang diberikan pelatih terhadap anak autisme tersebut.

Pelatihan renang yang dilakukan oleh pelatih khusus anak autisme adalah dengan cara bermain, dan secara keseluruhan fasilitas yang ada di kolam renang Selayang Medan dapat dipergunakan juga oleh anak autisme.


(15)

6

Dalam melatih anak autisme pelatih lebih menggunakan pendekatan yang lebih utama, karena dalam melatih anak autisme pelatih tidak boleh kasar, karena ketika pelatih bersikap kasar maka anak tersebut tidak akan mau melakukan aktifitas gerak, melainkan dia akan diam saja. Jadi pelatih harus melatih dengan penuh kesabaran.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Pelatihan Renang Anak Autisme di kolam renang Selayang Medan”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu:

1. Apakah Proses Pelatihan Renang dapat mendukung perkembangan anak berkebutuhan khusus di kolam renang Selayang Medan?

2. Apakah metode pelatihan renang telah disesuaikan dengan tingkat kecacatan yang dimiliki di kolam renang Selayang Medan?

3. Apakah sarana dan prasarana di kolam renang Selayang Medan dalam melatih anak autisme sudah memadai?


(16)

7

C.Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah tentang “Pelaksanaan Pelatihan Renang Anak Autisme di kolam renang Selayang Medan”.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan Pelatihan Renang Anak Autisme di kolam renang Selayang Medan?

E.Tujuan Penelitian

Adapun yang mendasari tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pelaksanaan Pelatihan Renang Anak Autisme di kolam renang Selayang Medan?

F.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

a. Sebagai masukan atau tolak ukur dalam membina dan mendidik anak autisme b. Dapat menambah wawasan bagi pembaca, serta dapat digunakan sebagaimana

mestinya.


(17)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan Pelatihan Renang Anak Autisme di Kolam Renang Selayang Medan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanakan pelatihan renang anak autisme di katakan baik, karena anak autisme mengalami peningkatan atau kemajuan, dalam gerak ataupun interaksi terhadap orang-orang yang ada di sekelilingnya.

a. Rencana proses pelatihan renang

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan persiapan pelatih sebelum latihan dimulai sudah sangat baik. Hal ini karena pelatih selalu mempersiapkan program yang akan diajarkannya kepada anak autisme.

Selama latihan berlangsung pelatih memberikan latihan fisik dan mental terlebih dahulu kepada anak autisme, tetapi ini jarang di lakukan karena terlalu banyaknya murid yang di latih oleh pelatih.

Dari hasil wawancara dengan orangtua saya menyimpulkan kalau masih banyak masyarakat tidak mengetahui manfaat renang untuk anak autisme. Ini di sebabkan karena mereka berpikir kalau anak autisme tidak bisa berenang. Orangtua mengetahui ada pelatihan khusus anak autisme dari temannya yang


(18)

55

sudah terlebih dahulu memasukkan anaknya latihan renang khusus anak autisme di kolam renang selayang,

b. Penyusunan program sesuai tingkat keautisannya

Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh adanya kendala dari pelatih memberikan program terhadap anak autisme. Berikut ini adalah pembahasan tentang: pelaksanaan pelatihan renang, penyusunan pogram dengan tingkat keautisannya, dan kesiapan program.

Pelaksanaan pelatihan renang anak autisme sama halnya seperti pelatihan renang anak normal lainnya, hanya saja perbedannya adalah sikap pelatih yang harus lebih peka melihat kondisi mereka pada saat program diberikan, karena anak autisme umumnya tidak bisa diatur kalau moodnya lagi tidak baik. Sebelum mulai latihan pelatih biasanya terlebih dahulu melihat mimik muka atau tingkah laku mereka apakah siap untuk latihan atau tidak. Jika mood mereka kurang baik otomatis apa yang diperintahkan oleh pelatih akan diabaikan dan mereka akan lebih senang bermain dibandingkan ikut latihan. Dari yang saya lihat pelatihan renang anak autisme di Kolam Renang Selayang Medan, pelatih melakukan pendekatan terlebih dahulu, kemudian setelah anak autisme tersebut merasa nyaman, maka anak autisme tersebut akan segera mengikuti perintah dari pelatihnya. Disini saya melihat pelatih tidak mengajarkan anak autisme dalam hal berenang saja tetapi juga mengajarkannya bagaimana berinteraksi sosial dengan baik, seperti berkomunikasi, mengontrol emosi, dan kontak mata.


(19)

56

c. Pelaksanaan dan waktu latihan

Pelaksanaan dan waktu pelatihan renang anak autisme dilakukan 4x seminggu dari jam 15.00-16.00, disini saya melihat kurangnya perhatian pelatih terhadap anak autisme di karenakan pada saat anak autisme latihan terdapat banyak sekali gangguan dan kendala, dari terlalu ramainya pengunjung kolam renang selayang, dan ramainya murid yang di latih oleh pelatih tersebut. Jadi dalam waktu yang kurang lebih 1 jam itu anak autisme hanya dapat berenang paling banyak 200 meter saja. Jadi, perhatian pelatih terhadap anak autisme sangat kurang pada saat pelaksanaan pelatihan renang.

d. Evaluasi

Hasil deskripsi dari wawancara dengan pelatih, dan orangtua maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan renang anak autisme dikatakan baik. Karena pelaksanaan pelatihan renang anak autisme memiliki standart kualitas yang baik. Pelaksanaan pelatihan renang anak autisme memiliki 3 dari 4 yang seharusnya dimiliki dimensi pelaksanaan pelatihan renang anak autisme.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Informasi tentang kebaikan pelatih renang anak autisme perlu di sebarluaskan

2. Bagi pelatih yang ingin mengajarkan anak autisme maka kompetensi social harus dimiliki


(20)

57

3. Pelatih harus lebih bijaksana dalam membagi waktu latihan kepada anak autisme

4. Bagi orangtua yang ingin anak mereka dapat berenang dengan lebih baik disarankan memasuki club yang di rekomendasikan oleh pelatih


(21)

58

DAFTAR PUSTAKA

Beny.S dan Suprayitno.(2009). Penjas Adaptif.Medan:Fakultas Ilmu Keolahragaan M.Yusuf dan Suprayitno.(2009). Renang Dasar.Medan:Fakultas Ilmu Keolahragaan Dadeng Kurnia dan M.Murni.(1991).Renang.Jakarta

M.Murni.(2006).Teori&Praktek Melatih Khusus.Jakarta

Putri Fadillah, pengertian berenang; on line. (diakses 5 april 2013). http://www. smpn7bgr.com/putri%20nur%20fadillah&jdl=pengertian-berenang)

______,anakautis; online.(diakses 5 april 2013). http://file.upi.edu/ direktori/fip/jur._pend._luar_biasa/196101051983032 oom_siti_homdijah? Makalah_a_autis.pdf

______,petunjuk cara aman berenang untuk bayi; online. (diakses 6 April 2013).http://childrengrowup.wordpress.com/2012/11/11/petunjuk-cara-aman-berenanng-untuk-bayi/

______,mengenali ciri-ciri anak autis; on line.(diakses 6 April 2013).http:// theautismspeaks.blogspot.com/2012/11/mengenali-ciri-ciri-anak-autis-atau_782.html ______,macam-macam autis; on line.(diakses 6 April 2013). http://www.

Anneahira.com/macam-macam-autis.htm

______,cirri anak autis; on line.(diakses 6 April 2013). http://cirianakautis.com/ ______, Penjas adaptif; on line.(diakses 23 April 2013). http://anakunmul.

blogspot.com/2009/03/makalah-penjas-adaptif.html

______,online (di akses 16 juni 2013). http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31119 ______ ,online (di akses 16 juni

2013).http://www.google.co.id/tanya/b-thread?01876f7ac12b1ca8

______,online (di akses 19 Juni 2013). http://ulya07.wordpress.com/2011/03/12/penyusunan-program-latihan/

______,online.(di akses 20 juni 2013).(http://bidandiannurhayati.blogspot.com/ 2012/12/olahraga-renang-untuk-bayi-dan-balita_16.html?m=1)

______,online.(di akses 12 Januari 2014).(http://budsport.blogsopt.com/2012/10/manajemen-olahraga.html?m=1)


(22)

59

______,online.(di akses 15 Juli 2013). (http://eprints.uny.ac.id/9252/3/BAB%202%20-%2006602 241027 .pdf).


(1)

54 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan Pelatihan Renang Anak Autisme di Kolam Renang Selayang Medan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanakan pelatihan renang anak autisme di katakan baik, karena anak autisme mengalami peningkatan atau kemajuan, dalam gerak ataupun interaksi terhadap orang-orang yang ada di sekelilingnya.

a. Rencana proses pelatihan renang

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan persiapan pelatih sebelum latihan dimulai sudah sangat baik. Hal ini karena pelatih selalu mempersiapkan program yang akan diajarkannya kepada anak autisme.

Selama latihan berlangsung pelatih memberikan latihan fisik dan mental terlebih dahulu kepada anak autisme, tetapi ini jarang di lakukan karena terlalu banyaknya murid yang di latih oleh pelatih.

Dari hasil wawancara dengan orangtua saya menyimpulkan kalau masih banyak masyarakat tidak mengetahui manfaat renang untuk anak autisme. Ini di sebabkan karena mereka berpikir kalau anak autisme tidak bisa berenang. Orangtua mengetahui ada pelatihan khusus anak autisme dari temannya yang


(2)

sudah terlebih dahulu memasukkan anaknya latihan renang khusus anak autisme di kolam renang selayang,

b. Penyusunan program sesuai tingkat keautisannya

Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh adanya kendala dari pelatih memberikan program terhadap anak autisme. Berikut ini adalah pembahasan tentang: pelaksanaan pelatihan renang, penyusunan pogram dengan tingkat keautisannya, dan kesiapan program.

Pelaksanaan pelatihan renang anak autisme sama halnya seperti pelatihan renang anak normal lainnya, hanya saja perbedannya adalah sikap pelatih yang harus lebih peka melihat kondisi mereka pada saat program diberikan, karena anak autisme umumnya tidak bisa diatur kalau moodnya lagi tidak baik. Sebelum mulai latihan pelatih biasanya terlebih dahulu melihat mimik muka atau tingkah laku mereka apakah siap untuk latihan atau tidak. Jika mood mereka kurang baik otomatis apa yang diperintahkan oleh pelatih akan diabaikan dan mereka akan lebih senang bermain dibandingkan ikut latihan. Dari yang saya lihat pelatihan renang anak autisme di Kolam Renang Selayang Medan, pelatih melakukan pendekatan terlebih dahulu, kemudian setelah anak autisme tersebut merasa nyaman, maka anak autisme tersebut akan segera mengikuti perintah dari pelatihnya. Disini saya melihat pelatih tidak mengajarkan anak autisme dalam hal berenang saja tetapi juga mengajarkannya bagaimana berinteraksi sosial dengan baik, seperti berkomunikasi, mengontrol emosi, dan kontak mata.


(3)

c. Pelaksanaan dan waktu latihan

Pelaksanaan dan waktu pelatihan renang anak autisme dilakukan 4x seminggu dari jam 15.00-16.00, disini saya melihat kurangnya perhatian pelatih terhadap anak autisme di karenakan pada saat anak autisme latihan terdapat banyak sekali gangguan dan kendala, dari terlalu ramainya pengunjung kolam renang selayang, dan ramainya murid yang di latih oleh pelatih tersebut. Jadi dalam waktu yang kurang lebih 1 jam itu anak autisme hanya dapat berenang paling banyak 200 meter saja. Jadi, perhatian pelatih terhadap anak autisme sangat kurang pada saat pelaksanaan pelatihan renang.

d. Evaluasi

Hasil deskripsi dari wawancara dengan pelatih, dan orangtua maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan renang anak autisme dikatakan baik. Karena pelaksanaan pelatihan renang anak autisme memiliki standart kualitas yang baik. Pelaksanaan pelatihan renang anak autisme memiliki 3 dari 4 yang seharusnya dimiliki dimensi pelaksanaan pelatihan renang anak autisme.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Informasi tentang kebaikan pelatih renang anak autisme perlu di sebarluaskan

2. Bagi pelatih yang ingin mengajarkan anak autisme maka kompetensi social harus dimiliki


(4)

3. Pelatih harus lebih bijaksana dalam membagi waktu latihan kepada anak autisme

4. Bagi orangtua yang ingin anak mereka dapat berenang dengan lebih baik disarankan memasuki club yang di rekomendasikan oleh pelatih


(5)

Beny.S dan Suprayitno.(2009). Penjas Adaptif.Medan:Fakultas Ilmu Keolahragaan M.Yusuf dan Suprayitno.(2009). Renang Dasar.Medan:Fakultas Ilmu Keolahragaan Dadeng Kurnia dan M.Murni.(1991).Renang.Jakarta

M.Murni.(2006).Teori&Praktek Melatih Khusus.Jakarta

Putri Fadillah, pengertian berenang; on line. (diakses 5 april 2013). http://www. smpn7bgr.com/putri%20nur%20fadillah&jdl=pengertian-berenang)

______,anakautis; online.(diakses 5 april 2013). http://file.upi.edu/ direktori/fip/jur._pend._luar_biasa/196101051983032 oom_siti_homdijah? Makalah_a_autis.pdf

______,petunjuk cara aman berenang untuk bayi; online. (diakses 6 April 2013).http://childrengrowup.wordpress.com/2012/11/11/petunjuk-cara-aman-berenanng-untuk-bayi/

______,mengenali ciri-ciri anak autis; on line.(diakses 6 April 2013).http:// theautismspeaks.blogspot.com/2012/11/mengenali-ciri-ciri-anak-autis-atau_782.html ______,macam-macam autis; on line.(diakses 6 April 2013). http://www.

Anneahira.com/macam-macam-autis.htm

______,cirri anak autis; on line.(diakses 6 April 2013). http://cirianakautis.com/ ______, Penjas adaptif; on line.(diakses 23 April 2013). http://anakunmul.

blogspot.com/2009/03/makalah-penjas-adaptif.html

______,online (di akses 16 juni 2013). http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31119 ______ ,online (di akses 16 juni

2013).http://www.google.co.id/tanya/b-thread?01876f7ac12b1ca8

______,online (di akses 19 Juni 2013). http://ulya07.wordpress.com/2011/03/12/penyusunan-program-latihan/

______,online.(di akses 20 juni 2013).(http://bidandiannurhayati.blogspot.com/ 2012/12/olahraga-renang-untuk-bayi-dan-balita_16.html?m=1)

______,online.(di akses 12 Januari 2014).(http://budsport.blogsopt.com/2012/10/manajemen-olahraga.html?m=1)


(6)

______,online.(di akses 15 Juli 2013). (http://eprints.uny.ac.id/9252/3/BAB%202%20-%2006602 241027 .pdf).