Identifikasi Spesies Candida pada Kaki Pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan

(1)

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1


(2)

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya yang bernama T.Ficky Surya Hadi / NIM 130100114 adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Identifikasi Candida pada Kaki Pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ditemukan jenis-jenis jamur (Spesies Candida) pada sela-sela jari kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan tentang kejadian timbulnya jamur pada sela-sela jari kaki akibat aktivitas berenang yang lama dan dilakukan berulang kali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi pada pengunjung kolam renang bahwa berenang yang lama dan dilakukan berulang kali dapat menyebabkan tumbuhnya jamur.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Ibu/Bapak/Saudara untuk memberikan sample kerokan kulit pada sela-sela jari kaki dengan dikerokan dengan menggunakan plastik kecil (deck glass) yang didahului dengan pembersihan kulit dengan alkohol untuk membersihkan kulit kaki. Jika Saudara bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan anda.

Identitas pribadi Ibu/Bapak/Saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Apabila terdapat hal yang kurang dimengerti, Ibu/Bapak/Saudara dapat bertanya langsung kepada peneliti, saya, T.Ficky Surya Hadi. Demikian penjelasan ini saya sampaikan.


(3)

Universitas Sumatera Utara Terima kasih saya ucapkan kepada Saudara yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudara dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Terima kasih.

T.Ficky Surya Hadi

Alamat : Kompleks Taman Perkasa Indah Blok G.11 Pasar 2 Tanjung Sari. Telp: 085261000336


(4)

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 3

PERSETUJUAN IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :………

Umur :………

Alamat :………

Jenis kelamin :...

Dengan ini menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian dan mengikuti berbagai prosedur pemeriksaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Demikianlah surat pernyataan persetujuan ini dibuat tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan,___________2016

Subjek Penelitian,


(5)

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 4

STATUS PENELITIAN

Tanggal pemeriksaan :

Nomor urut penelitian :

IDENTITAS

Nama :

Usia :

Jenis kelamin : 1.Laki-laki 2.Perempuan

Pendidikan : 1.SD 2.SMP 3.SMA 4.PT

Berenang : 1. 3 kali 2. 4 kali 3. 5 kali 4. >5 kali

(kali/6 bulan terakhir)

Lama berenang : 1. < 1 Jam


(6)

LAMPIRAN 5


(7)

LAMPIRAN 6


(8)

(9)

LAMPIRAN 8


(10)

LAMPIRAN 9


(11)

LAMPIRAN 10

GAMBAR SAAT PENGAMBILAN SAMPEL DI KOLAM

RENANG SELAYANG MEDAN


(12)

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 11

GAMBAR SAAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN DI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FK USU


(13)

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 12


(14)

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 13

GAMBAR MIKROSKOPIS SAAT PEWARNAAN GRAM

SETELAH KULTUR


(15)

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 14

DATA INDUK

Nama Umur Sex Pendidikan Pekerjaan Banyak

Ber enang

Lama

Ber enang Lesi Adrian P 20 Laki-laki SM A M ahasisw a >5 kall >1 jam Tidak Ada Dengan S 22 Laki-laki PT M ahasisw a >5 kali >1 jam Tidak Ada St efanisa 12 Per empuan SD Pelajar >5 kali >1 jam Tidak Ada Chairul S 14 Laki-laki SM P Pelajar >5 kali >1 jam Tidak Ada Nandini 12 Per empuan SD Pelajar 3 kali <1 jam Tidak Ada Put ri 12 Per empuan SD Pelajar 3 kali <1 jam Tidak Ada Krist ian 13 Laki-laki SD Pelajar 3 kali <1 jam Tidak Ada Hasfi 15 Laki-laki SM P Pelajar 3 kali >1 jam Tidak Ada Rahmat 15 Laki-laki SM P Pelajar 4 kali <1 jam Tidak Ada Nanda 15 Per empuan SM P Pelajar 4 kali <1 jam Tidak Ada Yolanda 15 Per empuan SM P Pelajar 3 kali >1 jam Tidak Ada Kiki 15 Laki-laki SM P Pelajar 3 kali >1 jam Tidak Ada Vandriw an 16 Laki-laki SM A M ahasisw a 4 kali >1 jam Tidak Ada

Juliana 38 Per empuan PT Ibu Rumah

t angga >5 kali > 1 jam Tidak Ada St even 13 Laki-laki SD Pelajar >5 kali > 1 jam Tidak Ada Edu 12 Laki-laki SD Pelajar >5 kali > 1 jam Tidak Ada John 19 Laki-laki SM A M ahasisw a >5 kali > 1 jam Tidak Ada Eli 18 Laki-laki SM A M ahasisw a >5 kali > 1 jam Tidak Ada Revaldus 18 Laki-laki SM A M ahasisw a >5 kali > 1 jam Tidak Ada

Vikt or 53 Laki-laki PT Pelat ih

Renang


(16)

Universitas Sumatera Utara

Benedict us 18 Laki-laki PT M ahasisw a 3 kali > 1 jam Tidak Ada Paulus 15 Laki-laki SM P Pelajar 3 kali > 1 jam Tidak Ada Ropel 15 Laki-laki SM P Pelajar 3 kali > 1 jam Tidak Ada

Irma 45 Per empuan SM A Pelat ih

Renang

>5 kali > 1 jam Tidak Ada Bahara 15 Laki-laki SM P Pelajar 3 kali > 1 jam Tidak Ada Raf fly 16 Laki-laki SM A M ahasisw a 4 kali > 1 jam Tidak Ada Jihadi 15 Laki-laki SM A Pelajar 3 kali > 1 jam Tidak Ada Vilosof i 13 Laki-laki SD Pelajar 3 kali > 1 jam Tidak Ada Dianit a 15 Per empuan SM P Pelajar >5 kali > 1 jam Tidak Ada Fahri 20 Laki-laki SM A M ahasisw a >5 kali > 1 jam Tidak Ada


(17)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI; 2009.

2. Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: Depkes RI; 2011.

3. Putra IB. Onikomikosis. USU e-Repository; 2008 Sep [cited 2016 April 17] Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3416

4. Irianto K, Zulhendri F. Kutu air. In: Memahami Berbagai Macam Penyakit edisi ke 1. Bandung: Alfabeta; 2014.p. 366.

5. Kuswadji, Djuanda A, Hamzah M, &Aisah S. Kandidosis. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ke 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2013.p. 106-109.

6. Jawetz E, Melnick JL, & Adelberg EA, Widorini, N,Sjabana D. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Ed 22. Jakarta: Salemba Medika; 2005.

7. Gafar A. Candida Albicans; 2010 [cited 2016 April 17] Available from: https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2010/02/doctors_filez_candida_albi can.pdf.

8. Scheinfeld. Noah S. Candidiasis Cutaneous. 2013 [cited 2016 April 17] Available from : http://www.emedicine.com

9. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates; 2000.

10. Pintye J. Mykosen Vol. 10 No. 5; 1967: 196.

11. Ramali LM, Werdani S, Budimulja U. Kandidiasis Kutan dan Mukokutan. In: Dermatomikosis Superfisialis, Jakarta: FK UI; 2001.p. 55-65.

12. Kumala, W. Mikologi Dasar Kedokteran. Jakarta: Universitas Trisakti; 2009.

13. Tauryska,E.M. Jamur Penyebab Keputihan(Candida albicans); 2011 [cited

2016 April 20]. Available from:

http://blog.uad.ac.id/tauryska/2011/12/13/jamur-penyebab-keputihan-candidaalbicans/.

14. Campbell, C.K.,Johnson, E.M. and Warnock, D.W. Identification of yeasts. In: Identification Of Pathogenic Fungi. 2nd ed. Oxford: Wiley-Blackwell; 2013.p. 272-288.


(18)

Universitas Sumatera Utara 15. Jamaliyah. Profil Dermatomikosis Superfisial Pada Pekerja Pabrik Tahu Di Desa Mabar Kecamatan Medan Deli. USU e-Repository. 2016 Apr [cited

2016 Des 07] Available from:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/57966

16. Raditra, Gita Annisa. Gambaran Dermatofita Pada Kaki Pemain Sepak Bola Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository. 2015 Mar [cited 2016 Des 07] Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/44975

17. Irianto K, Zulhendri F. Dermatitis. In: Memahami Berbagai Macam Penyakit edisi ke 1. Bandung: Alfabeta; 2014.p. 129

18. Goodheart HP, Rahmadhani D, Indra L, Sandra F. Diagnosis Fotografik & Penatalaksanaan Penyakit Kulit edisi ke 3. Jakarta: EGC; 2013.p. 61

19. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan Pendidikan Kesehatan Teori Dan Aplikasi cetakan 1. Jakarta: PT Rineka Cipta, September 2005

20. Rosihan Anwar. Beberapa Jamur yang Diisolasi dari Kulit Penderita Infeksi Jamur. USU e-Repository. 2009 Jul [cited 2016 Des 08] Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/15572

21. Maulina. Proporsi Kandidiasis Kutis Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Kadar Hemoglobin Glikosilat (Hba1c) Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. USU e-Repository. 2009 Jul [cited 2016 Des 08] Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/57839


(19)

Universitas Sumatera Utara

BAB 3

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

2.1 Kerangka Teori

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka teori Menempel kandida

pada sel epitel

Menghidrolisis fosfolipid membran sel

epitel

Invasi jamur ke jaringan

Mengaktivasi komplemen dan

merangsang terbentuknya immunoglobulin Terbentuk kompleks

antigen-antibodi Menimbulkan reaksi

radang akut


(20)

Universitas Sumatera Utara

Candida sp.

1.2. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

\

Kerokan kulit sela-sela jari kaki

3.2. Kerangka Konsep Kaki Pengunjung


(21)

Universitas Sumatera Utara

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan deskriptif observasional dengan rancangan potong lintang (cross-sectional).

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu penelitian

Dilakukan pada bulan April 2016 sampai dengan Desember 2016.

4.2.2. Tempat penelitian

Pengambilan kerokan kulit pada sela-sela jari kaki dilakukan di Kolam Renang Selayang, Medan. Pemeriksaan kerokan kulit pada sela-sela jari kaki dengan pemberian larutan KOH 10% dan kultur dilakukan di laboratorium Mikrobiologi FK USU.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi Target : Pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan

Populasi Terjangkau : Pengunjung yang berenang di Kolam Renang Selayang Medan pada tanggal 14 Oktober 2016

4.3.2. Sampel

Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria inklusi adalah sebagai berikut: Responden harus berenang

2. Kriteria Eksklusi pada penelitian ini:

Tidak menandatangani surat informed consent untuk menjadi responden penelitian.


(22)

Universitas Sumatera Utara = . . = ( 1,96) × 0,6 × 0,4

( 0,1) = 92,19 = 95

n = Besar sampel

Zα = Tingkat kemaknaan, skor Z untuk α= 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) dari

table Zα adalah 1,96

P = Proporsi/ persentase kepositifan Candida = 60 %

Q = (1-P) 40%

d = Tingkat kesalahan yang dikehendaki 10%

Karena keterbatasan di laboratorium Mikrobiologi FK USU, jadi, jumlah sampel hanya berjumlah 30 sampel

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Consecutive

sampling, yaitu subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi.

4.4.1. Alat dan Bahan 1. Mikroskop cahaya

2. Object glass dan deck glass

3. Alcohol swab

4. Sengkelit

5. Antibiotika ( Chlorampenicol 0.05g ) 6. Sabouraud Dextrose Agar

7. Cornmeal Agar dengan Tween 80 8. Immersion Oil


(23)

Universitas Sumatera Utara 4.4.2. Cara Pengambilan Spesimen

1. Berinteraksi secara wawancara dengan pengunjung dan meminta

informed consent

2. Kulit terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol, untuk membunuh bakteri sebelum sample dilakukan pada kulit sela-sela jari

3. Lakukan kerokan dengan deck glass, kemudian diletakkan pada object

glass.

4. Object glass ditutup dengan deck glass dan diberi isolasi 5. Masukkan dalam amplop dan beri nomor urut pada amplop

6. Spesimen kerokan kulit yang sudah diberi tanda dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.4.4. Cara Melalukan Pemeriksaan

1. Mikroskopi langsung dengan kalium hidroksida (KOH) 10% a. Masukkan 10g KOH tersebut dalam 100cc aquabidest dan

didinginkan selama 50 menit hingga 1 jam.

b. Larutan KOH 10% diteteskan pada objek glass, kemudian spesimen diletakkan diatasnya.

c. Setelah ditutup dengan deck objek penutup, dilewatkan diatas api Bunsen.

d. Lalu diamati dibawah mikroskop maka akan terlihat elemen elemen jamur seperti hifa dan spora.

2. Kultur

a. Sediaan diletakkan di atas permukaan agar (Sabouraud Dextrose Agar), dapat dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri

b. Gores-goreskan dengan lidi steril, kemudian inkubasi dalam inkubator 370C, koloni tumbuh selama 24-48 jam.

3. Identifikasi Spesies Candida

Bahan dari koloni dibiakkan pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 dan Brilliance Candida Agar pada suhu 25oC. Candida tumbuh dalam 3 hari


(24)

Universitas Sumatera Utara 4.4.5. Pembacaan dan Interpretasi Hasil

Candida positif yaitu bila pemeriksaan mikroskopik sediaan basah KOH

10% dan pewarnaan gram ditemukan yeast cell / sel ragi berbentuk hifa, pseudohifa.

Identifikasi spesies candida dapat ditentukan setelah kultur jamur pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 dan Brilliance Candida Agar. Hasil kultur pada Corn Meal Agar dibuat slide kultur dan dibaca di bawah mikroskop. Hasil pada Brilliance Candida Agar berupa warna yang menunjukkan spesies candida.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Hasil data yang telah didapat akan ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif menggunakan software SPSS atau secara manual.

4.6. Definisi Operasional 4.6.1. Candida sp.

Candida sp. adalah flora normal yang terdapat pada kaki, yang dapat

menjadi infeksi Candida jika terjadi perubahan kelembapan kaki. Jenis-jenisnya adalah Candida albicans, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida

pseudotropicalis, Candida krusei, Candida parapsilosis, Candida guilliermondii, Candida glabrata, Candida kefyr dan Candida dubliniensis.

Cara ukur : Pengamatan pada kultur jamur

Alat ukur : Hasil kultur jamur pada Sabaroud Agar, Cornmeal Agar dan Brilliance Candida Agar

Hasil ukur : Ditemukan spesies candida Skala pengukuran : Nominal


(25)

Universitas Sumatera Utara

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kolam Renang Selayang yang berlokasi di Jalan Dr. Mansyur No. 71 D, Kec. Medan Selayang. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016.

Pemeriksaan laboraturium yang terdiri dari kerokan kulit dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis dengan kalium hidroksida (KOH) 10%, kultur jamur dengan Sabaroud Agar dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FK USU.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah bagian dari populasi dari pengunjung yang berenang di Kolam Renang Selayang Medan. Dalam penelitian ini diperoleh 30 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

5.1.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur

Berikut ini data subjek penelitian berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.1:

Tabel 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur

Pada tabel 5.1. diketahui bahwa jumlah subjek penelitian terbanyak menurut umur adalah kelompok umur 12-25 tahun sebanyak 26 orang (86,7%).

Kelompok Umur (tahun) N Persentase (%)

12-25 26 86,6

26-39 2 6,7

40-53 2 6,7


(26)

Universitas Sumatera Utara 5.1.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini data subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n Persentase (%)

Laki-laki 23 76,7

Perempuan 7 23,3

Total 30 100

Pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian terbanyak adalah laki-laki sebanyak 23 orang (76.7%).

5.1.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berikut ini data subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.3:

Tabel 5.3. Distribusi Subjek Peneltian Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan n Persentase (%)

SD 7 23,3

SMP 10 33,3

SMA 9 30,0

PT 4 13,3

Total 30 100

Pada tabel 5.3. dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah pada yang berpendidikan SMP sebanyak 10 orang (33,3%).


(27)

Universitas Sumatera Utara 5.1.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Berenang dalam

6 Bulan Terakhir

Berikut ini data subjek penelitian berdasarkan frekuensi berenang dalam 6 bulan terakhir dapat dilihat pada tabel 5.4:

Tabel 5.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Berenang dalam 6 Bulan Terakhir

Frekuensi Berenang n Persentase (%)

3 kali 12 40,0

4 kali 4 13,3

5 kali 0 0

> 5 kali 16 46,7

Total 30 100

Pada tabel 5.4. dapat diketahui subjek penelitian berdasarkan frekuensi berenang dalam 6 bulan terakhir terbanyak adalah > 5 kali berenang sebanyak 16 orang (46,7%).

5.1.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Berenang

Berikut ini data subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.5:

Tabel 5.5.Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lamanya Berenang

Lamanya Berenang n Persentase (%)

< 1 Jam 6 20,0

> 1 Jam 24 80,0

Total 30 100

Pada tabel 5.5. dapat diketahui lamanya pengunjung berenang paling banyak adalah > 1 Jam sebanyak 24 orang (80%).


(28)

Universitas Sumatera Utara 5.1.8. Distribusi Pemeriksaan Mikroskopi dengan KOH 10%

Berikut ini hasil pemeriksaan mikroskopi dengan KOH 10% dapat dilihat pada tabel 5.6:

Tabel 5.6. Distribusi Pemeriksaan Mikroskopi dengan KOH 10%

Pemeriksaan Mikroskopi n Persentase

Spora (+), Hifa (+) 0 0

Spora (-), Hifa (+) 0 0

Spora (+), Hifa (-) 30 100

Spora (-), Hifa (-) 0 0

Total 30 100

Pada tabel 5.6. dapat diketahui pemeriksaan KOH 10% ditemukan spora (+), hifa (-) sebanyak 20 sampel

5.1.9. Distribusi Pewarnaan Gram Setelah Kultur Jamur

Berikut ini hasil pewarnaan gram setelah kultur jamur dapat dilihat pada tabel 5.7 :

5.7. Distribusi Pewarnaan Gram

Pemeriksaan Mikroskopi n Persentase (%)

Yeast (+) 12 40

Yeast (-) 18 60

Total 30 100

Berdasarkan tabel 5.7. dapat diketahui sampel yang dilakukan pewarnaan gram ditemukan yeast (+) sebanyak 12 sampel (40%) dan yeast (-) sebanyak 18 sampel (60%).


(29)

Universitas Sumatera Utara 5.1.10. Distribusi Spesies Candida

Berikut ini data spesies Candida yang ditemukan dapat dilihat pada tabel 5.8 :

Tabel 5.8. Pemeriksaan Spesies Candida

Spesies Jamur n Persentase (%)

Candida albicans 10 83,3

Candida krusei 2 16,7

Total 12 100

Pada tabel 5.8. dapat diketahui pada pemeriksaan spesies jamur dengan cara kultur jamur yang menggunakan media Sabaroud Agar dan identifikasi koloni jamur dengan medium Corn Meal Agar dan Tween 80, ditemukan spesies

Candida terbanyak adalah Candida albicans 10 sampel (83,3%)

5.1.11. Distribusi Spesies Candida Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini data spesies candida yang ditemukan berdasarkan jenis kelamin dapat dilhat pada tabel 5.9 :

Tabel 5.9. Spesies Candida Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Candida albicans Candida krusei

n % n %

Laki-laki 8 80 2 20

Perempuan 2 100 0 0

Total 10 2

Pada tabel 5.9. dapat diketahui pada ditemukan spesies candida terbanyak pada laki-laki yaitu Candida albicans 8 sampel (80%) dan Candida krusei 2 sampel (20%)


(30)

Universitas Sumatera Utara 5.1.12. Distribusi Spesies Candida Berdasarkan Frekuensi Berenang 6 bulan

terakhir

Berikut ini data spesies candida yang ditemukan berdasarkan frekuensi berenang dalam 6 bulan terakhir dapat dilihat pada tabel 5.10:

Tabel 5.10. Spesies Candida Berdasarkan Frekuensi Berenang 6 bulan terakhir

Frekuensi Berenang

Candida albicans Candida krusei

N % n %

3 kali 1 100 0 0

4 kali 0 0 0 0

> 5 kali 9 81,9 2 18,1

Total 10 2

Berdasarkan tabel 5.10. dapat diketahui bahwa berenang > 5 kali dalam 6 bulan terakhir ditemukan Candida albicans 9 sampel (81,9%) dan Candida krusei 2 sampel (18,1%)

5.1.13. Distribusi Spesies Candida Berdasarkan Lama Berenang

Berikut ini data spesies candida berdasarkan lama berenang dapat dilihat pada tabel 5.11:

Tabel 5.11. Spesies Candida Berdasarkan Lama Berenang Lama Berenang Candida albicans Candida krusei

n % n %

< 1 Jam 0 0 0 0

> 1 Jam 10 83,3 2 16,7

Total 10 2

Berdasarkan tabel 5.11. dapat diketahui bahwa berenang > 1 jam ditemukan spesies candida yaitu candida albicans 2 sampel (83,3%) dan candida krusei 2 sampel (16,7%)


(31)

Universitas Sumatera Utara 5.2. Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Sampel

Pada penelitian ini jumlah subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah pada yang berpendidikan SMP sebanyak 10 orang (33,3%). Jumlah paling sedikit berdasarkan tingkat pendidikan adalah pada yang berpendidikan PT (Perguruan Tinggi) sebanyak 4 orang (13,3%). Menurut Notoatmodjo makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang diketahui, sebaliknya pengetahuan yang kurang dapat menghambat perkembangan sikap seseorang.

5.2.2. Pemeriksaan KOH 10%

Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan KOH 10% dari jumlah 30 sampel ditemukan spora (+), hifa (-) sebanyak 30 sampel (100%). Pada penelitian Gita Annisa dilakukan pemeriksaan KOH 10% dari jumlah 30 sampel ditemukan 8 orang (36,4%) spora (-) hifa (-), 6 orang (27,3%) spora (+) hifa (+), 5 orang (22,7%) spora (+) hifa (-), dan 3 orang (13,6%) spora (-) hifa (+).

5.2.3. Spesies Candida

Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel berupa kerokan kulit pada kaki pengunjung kolam renang sebanyak 30 sampel. Hasil yang ditemukan yaitu Candida sebanyak 12 sampel (40%).

Hasil yang ditemukan pada penelitian yang dilakukan Pintye.J dilaporkan bahwa pemeriksaan kerokan kulit pada antara jari-jari kaki pekerja pabrik ditemukan 60% positif Candida, Trichopyton rubrum sebanyak 22%, dan T.

mentarrophytesa sebanyak 8%.Penelitian yang dilakukan Jamaliyah pada pekerja pabrik tahu bahwa pemeriksaan kerokan kulit pada kaki dan tangan pekerja pabrik tahu ditemukan 61,1% positif Candida, 11,2% Aspergillus fumigatus, 5,5% M. gypseum , dan 22,2% jamur negatif.15 Pada penelitian Rosihan, dilakukan pemeriksaan dari 40 sampel kerokan kulit ditemukan Trichophyton mentagrophytes 30%, Trichophyton rubrum 30 %, Epidermophyton floccosum


(32)

Universitas Sumatera Utara 5.2.4. Spesies Candida Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini diketahu dari seluruh subjek penelitian yang positif

Candida, berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki

lebih banyak ditemukan yaitu sebanyak 10 orang (83,3%) dibandingkan subjek penelitian perempuan sebanyak 2 orang (16,7%)

Pada penelitian Maulina, dimana subjek penelitian berjenis kelamin perempuan lebih banyak dengan jumlah 27 (69,2%) sedangkan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 12 (30,8%).

5.2.5. Spesies Candida yang Ditemukan

Pada penelitian ini pemeriksaan kultur jamur menggunakan media Sabaroud Dekstrose Agar dan Corn Meal Agar dengan Tween 80 dari 30 sampel ditemukan spesies Candida yaitu Candida albicans 10 sampel (83,3%) dan

Candida krusei 2 sampel (16,7%).

Hasil yang berbeda didapatkan pada penelitian di Medan bahwa pemeriksaan kerokan kulit pada kaki pemain bola FK USU 2010 ditemukan Candida albicans 2 sampel (9,1%) dan Candida tropicalis 1 sampel (4,5%).16 Pada penelitian Maulina, dilakukan pemeriksaan 39 sampel kerokan kulit ditemukan Candida albicans yang berjumlah 24 (61,50%) diikuti dengan Candida tropicalis yang berjumlah 11 (28,20%) dan Candida parapsilosis yang berjumlah 4 (10,30%)

5.2.6. Lama Berenang

Pada penelitian ini juga subjek penelitian yang berenang >1 jam ditemukan Candida albicans 10 sampel, Candida krusei 2 sampel. Hasil ini sesuai dengan faktor predisposisi infeksi Candida yaitu Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur. 6


(33)

Universitas Sumatera Utara

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian identifikasi spesies candida pada kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Dari pemeriksaan 30 sampel ditemukan 2 spesies Candida pada kaki pengunjung kolam renang yaitu Candida albicans pada 10 orang (83.3%),

Candida krusei pada 2 orang (16.7%)

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Pengunjung Kolam Renang

Bagi Pengunjung Kolam Renang agar mengenali tanda dan gejala klinis berupa gatal dan lesi yang terdapat pada kaki. Hal ini dilakukan agar pengunjung dapat terhindar dari penyakit kandidiasis interdigitalis pedis yang disebabkan spesies jamur yaitu golongan Candida.

6.2.2. Bagi Manajemen Kolam Renang

Bagi manajemen kolam renang agar memperhatikan kebersihan kolam renang. Dilakukan pergantian air secara berkala


(34)

Universitas Sumatera Utara

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Candida

2.1.1 Definisi Candida

Kandida adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok jamur. Menurut Berkhout (1923), kalsifikasi ilmiah kandida adalah :

Kingdom : Fungi Filum : Ascomycota Subfilum : Saccharomycotina Class : Saccharomycetes Ordo : Saccharomycetales Famili : Saccharomycetaceae Genus : Candida

Candida sp merupakan jenis jamur sebagai flora normal pada manusia

yang dapat dijumpai pada mulut, vagina, kulit, kuku, saluran cerna, dan saluran genitourinaria. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai pada saluran pernapasan. Candida merupakan jamur dismorfik, yang bentuknya tergantung lingkungannya. Bentuk miselium atau bentuk hifa ditemukan pada penyakit, karenanya bentuk ini dianggap bentuk patogen, sedangkan bentuk ragi atau klamidospora merupakan bentuk istirahat yaitu sebagai saprofit.5, 6, 11

2.1.2 Morfologi dan identifikasi

Candida sp. tumbuh sebagai sel ragi (blastospora) yang berbentuk

berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 µ x 3-6 µ hingga 2

-5,5 µ x 5-28 µ.13 Candida sp. juga membentuk pseudohifa ketika tunas-tunasnya

terus bertumbuh, tetapi gagal melepaskan diri sehingga menghasilkan rantai-rantai sel panjang yang bertakik atau menyempit pada lokasi penyekatan di antara sel.7


(35)

Universitas Sumatera Utara Tidak seperti spesies kandida yang lain, Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu.13

Candida albicans dapat tumbuh baik pada media agar Saboroud, tetapi

dapat juga tumbuh pada media kultur biasa. Setelah proses inkubasi, pada media agar terlihat koloni Candida albicans berbentuk bulat, berwarna putih dengan permukaan koloni yang terlihat agak kasar.8 Berikut gambaran mikroskopis

spesies candida :

A

B

Gambar 2.1. Candida albicans. : A. Bentuk klamidospora pada cornmeal agar. B. Biakan muda berbentuk tabung setelah diinkubasi pada serum selama 3 jam.14


(36)

Gambar 2.2. Mikroskopis dari Candida krusei pada agar cornmeal 14

Gambar 2.3. Mikroskopis dari Candida keyfr pada agar cornmeal ditemukan blastospora dan pseudohifa 14


(37)

Gambar 2.4. Mikroskopis dari Candida parapsilosis pada agar cornmeal 14

Gambar 2.5. Mikroskopis dari Candida tropicalis pada agar cornmeal 14

2.2 Kandidiasis Interdigitalis Pedis 2.2.1. Definisi

Kandidiasis Interdigitalis Pedis adalah infeksi jamur pada sela-sela jari kaki yang disebabkan spesies Candida albicans dan jamur jenis lain dari spesies

Candida.

2.2.2. Etiologi

Penyebab tersering kandidiasis adalah Candida albicans tapi ada beberapa yang spesies candida yang menjadi penyebab kandidiasis yaitu C. parapsilosis, C.


(38)

Universitas Sumatera Utara 2.2.3. Faktor predisposisi

Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen.6

Faktor endogen

1. Perubahan fisiologik : a. Obesitas

b. Debilitas

c. Endokrinopati, gangguan gula darah kulit

d. Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematous dengan keadaan umum yang buruk

2. Umur : orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna

3. Imunologik : penyakit genetik Faktor eksogen

1. Suhu panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat. 2. Kebersihan kulit.

3. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur

4. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis

2.2.4. Patogenesis

Timbulnya penyakit dan bagaimana mekanisme pertahanan tuan rumah terhadap kandida belum sepenuhnya dipaparkan dengan jelas, namun, pada dasarnya terdapat 2 mekanisme terjadinya kandidiasis, yaitu :

1. Mekanisme non-imun, meliputi: adanya interaksi antara kandida dengan flora normal kulit lainnya akan mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi seperti glukosa. Ada beberapa mikroorganisme yang diduga mengeluarkan zat bersifat toksik terhadap pertumbuhan kandida, belum ada yang berhasil mengisolasi mikroorganisme tersebut.


(39)

Universitas Sumatera Utara 2. Mekanisme imun selular dan humoral, adalah: pertama kali timbulnya kandidiasis kulit dan mukosa yaitu terlihat menempelnya kandida pada sel epitel yang disebabkan adanya interaksi antara glikoprotein permukaan kandida dengan sel epitel. Kandida mempunyai zat keratinolitik (fospolipase) yang dapat menghidrolisis fosfolipid membran sel epitel. Kandida dengan bentuk pseudohifa akan mempermudah invasi jamur ke jaringan. Kandida juga mempunyai faktor kemotaktik neutrophil yang akan menimbulkan reaksi radang akut. Pada lapisan luar kandida mengandung mannoprotein yang bersifat antigenik sehingga mengaktivasi komplemen dan merangsang terbentuknya imunoglobulin. Pada kasus ini peranan antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh tidak jelas fungsinya. Terbentuknya kompleks antigen-antibodi di permukaan sel kandida karena immunoglobulin, sehingga melindungi kandida dari fungsi imunitas tuan rumah. Terbentuk zat yang bersifat toksik terhadap neutrofil dan fagosit lainnya yang dikeluarkan oleh kandida.11

Infeksi kandida diperburuk dengan mengkonsumsi antibiotik dalam jangkau yang lama, higienitas yang buruk. Dan pengobatan dengan agen sitotoksik (methotrexate, cyclophosphamide) untuk kondisi rematik dan dermatologik atau kemoterapi agresif untuk keganasan pada pasien usia lanjut memberikan resiko yang tinggi.

2.2.5. Gejala Klinis

Gejala klinis dapat muncul berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila dipecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.6


(40)

Universitas Sumatera Utara

2.2.6. Diagnosis

Diagnosis harus berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaaan laboratorium. Berikut pemeriksaan laboratorium secara langsung maupun dengan pembiakan terlebih dahulu :

1. Pemeriksaan langsung

Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. 2. Pemeriksaan biakan

Bahan yang diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud, dapat ditambahi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Pembenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37oC, koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa koloni ragi. Identifikasi Candida dapat albicans dilakukan dengan cara menanamkan kembali koloni yang telah tumbuh pada agar cornmeal. Sesudah 24 jam ditanamkan dapat dilihat adanya klamidospora.6

2.2.7. Pengobatan

Pengobatan kandidiasis sebagai berikut :

1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.

2. Topikal, yaitu: larutan ungu gentian 1-2% untuk kulit dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari, nistatin (berupa krim, salap, emulsi),amfoterisin B, Mikonazol 2% (berupa krim atau bedak), Klotromazol 1% (berupa bedak, larutan, dan krim), Tiokonazol,bufonazol,isokonazol.

3. Sistemik yaitu tablet nistatin (untuk menghilangkan infeksi lokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus), Amfoterisin B (diberikan intravena untuk kandidosis sistemik).6


(41)

Universitas Sumatera Utara

2.2.8. Prognosis

Pada umumnya prognosis kasus kandidiasis adalah baik, tapi tingkat berat dan ringan keparahan kandidiasis bergantung pada faktor predisposisinya.

2.2.9. Diagnosa banding

Diagnosa banding kandidiasis interdigitalis pedis adalah tinea pedis (Athlete’s foot).6

2.2.9.1. Tinea pedis (Athlete’s foot)

Tinea pedis ialah penyakit kulit pada kaki yang disebabkkan oleh golongan jamur dermatofita (Microsporum, Trichopyhton, Epidermophyton). Orang awam biasa menyebutnya dengan kutu air.6

Tinea pedis yang tersering dilihat di sela-sela jari kaki IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Aspek klinis berupa kulit putih dan rapuh.Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka aka terlihat kulit baru.6

Tinea sering dialami pada orang yang bekerja pada tempat basah, lembab dan pada orang yang sering menggunakan sepatu.

Penegakkan diagnosis ditemukan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan bahan klinis berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku.6

Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop, mula-mula dengan pembesaran 10x10, kemudian dengan pembesaran 10x45.

Sediaan bahas dibuat dengan meletakkan bahan diatas gelas alas,kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutah KOH (10% untuk kulit, 20 % untuk kulit dan kuku). Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH, ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untuk melarutkan jaringan.6

Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong

pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media agar dekstrosa Sabouraud. Pada agar Sabouraud dapat ditambahkan antibiotik (kloramfenikol) atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan untuk menghindarknan kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan.


(42)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.6. Mikroskopis Microsporum gypseum.14

Gambar 2.7. Mikroskopis Tricophyton.14

2.2.9.2 Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan adalah suatu bentuk reaksi peradangan kulit yang disebabkan oleh paparan senyawa iritan yang menyebabkan rusaknya kulit secara kimiawi.17

Penyebabnya berupa alkali, asam, pelarut,sabun, deterjen, dan berbagai bahan kimia yang terdapat di rumah dan tempat kerja yang merusak kulit setelah kontak berulang. Senyawa iritan tersebut dapat menghilangkan kelembapan dan merusak lapisan luar kulit.17,18


(43)

Universitas Sumatera Utara Gejala berupa kulit memerah dan kering, bersisik, terdapat rasa gatal. Gejala dapat ditemui pada daerah kaki atau tangan. Bentuk lesi kadang dijumpai vesikel dan bula. Lesi yang dibiarkan dapat mengalami erosi dan membentuk ulkus. Warnanya lesi seperti warna daging dan papul atau pustul dapat menduga infeksi primer atau sekunder dermatitis popok oleh Candida albicans.17, 18

Pengobatan lini pertama adalah salep seng oksida misalnya Balmex, Desitin, dan A+D Ointment dapat dioleskan tebal-tebal. Krim atau salep steroid hidrokortison 1% atau 0,05% dapat juga digunakan. Anti histamin untuk mengontrol rasa gatal. Jika tidak ada perbaikan setelah beberapa hari, dapat dicurigai disebabkan oleh Candida albicans, maka dapat diberi antijamur topikal misalnya mikonazol OTC (Micatin) atau Mikonazol 0,25% dikombinasikan dengan seng oksida adalah pilihan yang tersedia hanya dengan resep.17, 18

2.2.9.3. Dermatitis Kontak Alergik

Dermatitis kontak alergik adalah suatu reaksi alergik yang disebabkan reaksi hipersensitifitas tipe lambat (tipe IV) akibat kontak kulit dengan senyawa alergik yang menyebabkan radang kulit dalam 48 jam setelah paparan terjadi. Penyebabnya antara lain parfum, kosmetik, perhiasan, logam, obat topikal, senyawa karet, tumbuhan.Penyakit jarang dijumpai pada anak, usia lanjut, dan orang Amerika-Afrika.17, 18

Bentuk ruam berupa erupsi yang terdiri dari papul eritematosa, vesikel,dan lepuh membentuk garis linier dan sangat gatal. Ruam akan muncul setelah 2 hari hingga 1 minggu terpapar dengan alergen.18

Penatalaksanaan dengan mandi air dingin, kortikosteroid topikal (krim klobetasol 0,05%) dua atau tiga kali sehari, antihistamin oral terutama pada malam hari. Pada kasus kasus berat dapat diberi prednison dengan dosis awal 1 mg/kg dan diturunkan secara bertahap 5 mg setiap 2 hari selama paling sedikit 2 minggu dan paling lama 3 minggu.


(44)

Universitas Sumatera Utara

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kulit di Indonesia masih cukup tinggi berdasarkan Data Profil Kesehatan Indonesia oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2008 terdapat jumlah pasien penyakit kulit sebanyak 64.557 kasus.1 Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan terdapat 247.179 kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya.2

Penyakit kulit di Indonesia pada umumnya lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, dan penyakit dasar alergi. Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur ini merupakan penyakit yang sering dijumpai terutama di negara tropis karena keadaan suhu dan kelembaban udara berubah-ubah setiap waktu. Udara yang lembab dan panas sepanjang tahun sangat cocok bagi berkembangnya penyakit jamur. Prevalensi penyakit jamur lebih tinggi pada daerah tropis.3

Pada manusia, penularan jamur terjadi ketika kontak kulit langsung. Di sisi lain juga bisa menyebar dari berbagai medium. Sebagai contoh, penularan jamur bisa terjadi dari air kolam renang dan air mandi. Demikian pula, menggunakan pakaian atau handuk milik yang terinfeksi.4

Candida sp merupakan jenis jamur sebagai flora normal pada manusia

yang dapat dijumpai pada mulut, vagina, kulit, kuku, saluran cerna, dan saluran genitourinaria. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai pada saluran pernapasan.5

Lebih dari 150 spesies candida telah di identifikasi. Spesies candida yang paling umum menginfeksi manusia adalah C. albicans, C. parapsilosis, C. guillermondii, C. Kruzei.5


(45)

Universitas Sumatera Utara Infeksi candida terbanyak pada orang yang tinggal di iklim panas atau lembab. Infeksi ini juga terjadi pada orang yang sering merendam kaki. Karena dengan merendam kaki terlalu lama dapat menimbulkan maserasi dan memudahkan masuk jamur.7

Di Argentina, dianalisa 2073 sampel kulit, rambut, kuku dan membran mukosa oral didapatkan 1817 pasien yang datang ke bagian mikrobiologi dari laboratorium sentral Dr. J.M. Cullen Hospital dari September 1999 sampai dengan September 2003. Ditemukan sebanyak 55,6% positif Candida. Sebanyak 63% terdapat pada perempuan dan 37% pada laki-laki.8

Di Jepang dilaporkan bahwa kandidiasis terdapat pada 755 (1%) dari 72.600 pasien yang keluar dari rumah sakit. Kandidiasis Intertrigo merupakan manifestasi klinis kandidiasis paling sering sebanyak 347 kasus, kandidiasis interdigitalis sebanyak 103 kasus, diaper kandidiasis sebanyak 102 kasus.8

Di Hungaria dilaporkan bahwa pemeriksaan kerokan kulit pada antara jari-jari kaki pekerja pabrik ditemukan 60% spesies Candida, 22% Trichopyton

rubrum, dan 8% T. Mentarrophytesa.10

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang identifikasi spesies candida pada kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah dijumpai spesies candida pada kaki pengunjung Kolam Renang Selayang Medan.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengindentifikasi spesies candida pada kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan.


(46)

Universitas Sumatera Utara 1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat tenaga medis

Dapat memberikan informasi kepada tenaga medis tentang identifikasi spesies Candida.

2. Manfaat Peneliti


(47)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Introduction: Skin diseases in Indonesia remains high. In 2010, the Ministry of Health of Indonesia report 247.179 cases of skin and subcutaneos tissues other. A skin disease caused species candida called candidiasis. A common purpose this study is to find indetification species candida on foot visitors in Selayang Pool Method: This study was carried out as descriptive study conducted in cross-sectional method.Consecutive sampling technique was used and total of 30 person. This study was in Selayang Pool. Scrab of skin sample is carried microscopic examination with pottasium hydroxide (KOH) 10 % and culture of fungus with Sabaroud Agar. Identification species candida can be determined after fungi and cultur Corn Meal with Tween 80 and read under a microscope Result: Examination staining gram found yeast (+) as many as 12 sample (40%) and yeast (-) as many as 18 sample (60%). The culture of fungus with Sabaroud Dextrose Agar and identification species candida on Corn Meal with Tween 80 found 2 species candida on foot visitor namely Candida albicans 10 sample (83,3%), Candida krusei 2 sample (16,7%)

Conclusion: found 2 species candida on foot visitor namely Candida albicans 10 sample (83,3%), Candida krusei 2 sample (16,7%)


(48)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Pendahuluan: Penyakit kulit di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan terdapat 247.179 kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya. Penyakit kulit yang disebabkan infeksi candida disebut kandidiasis. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui identifikasi spesies candida pada kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan

Metode: Penelitianinidilakukandalammetodecross-sectional. Dengan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel berjumlah 30 sampel. Penelitian ini dilakukan di Kolam Renang Selayang Medan. Sampel kerokan kulit dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan kalium hidroksida (KOH) 10% dan kultur jamur dengan Sabaroud Agar. Identifikasi spesies candida dapat ditentukan setelah kultur jamur pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 dan dibaca di bawah mikroskop.

Hasil:Pemeriksaan mikroskopi dengan pewarnaan gram ditemukan yeast (+) sebanyak 12 sampel (40%) dan yeast (-) sebanyak 18 sampel (60%). Kultur jamur dengan Sabaroud Dextrose Agar dan identifikasi spesies Candida pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 ditemukan 2 spesies Candida pada kaki pengunjung kolam renang yaitu Candida albicans pada 10 sampel (33.3%), Candida krusei pada 2 sampel (6.7%).

Kesimpulan: Ditemukan 2 spesies Candida pada kaki pengunjung kolam renang yaitu Candida albicans pada 10 sampel (33.3%), Candida krusei pada 2 sampel (6.7%).

Kata Kunci: Candida albicans, Candida krusei, kandidiasis, pengunjung kolam renang


(49)

Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI

IDENTIFIKASI SPESIES CANDIDA PADA KAKI

PENGUNJUNG DI KOLAM RENANG SELAYANG MEDAN

Oleh:

T.FICKY SURYA HADI

130100114

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(50)

Universitas Sumatera Utara

IDENTIFIKASI SPESIES CANDIDA PADA KAKI

PENGUNJUNG DI KOLAM RENANG SELAYANG MEDAN

SKRIPSI

“Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

T.FICKY SURYA HADI

130100114

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017


(51)

(52)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Introduction: Skin diseases in Indonesia remains high. In 2010, the Ministry of Health of Indonesia report 247.179 cases of skin and subcutaneos tissues other. A skin disease caused species candida called candidiasis. A common purpose this study is to find indetification species candida on foot visitors in Selayang Pool Method: This study was carried out as descriptive study conducted in cross-sectional method.Consecutive sampling technique was used and total of 30 person. This study was in Selayang Pool. Scrab of skin sample is carried microscopic examination with pottasium hydroxide (KOH) 10 % and culture of fungus with Sabaroud Agar. Identification species candida can be determined after fungi and cultur Corn Meal with Tween 80 and read under a microscope Result: Examination staining gram found yeast (+) as many as 12 sample (40%) and yeast (-) as many as 18 sample (60%). The culture of fungus with Sabaroud Dextrose Agar and identification species candida on Corn Meal with Tween 80 found 2 species candida on foot visitor namely Candida albicans 10 sample (83,3%), Candida krusei 2 sample (16,7%)

Conclusion: found 2 species candida on foot visitor namely Candida albicans 10 sample (83,3%), Candida krusei 2 sample (16,7%)


(53)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Pendahuluan: Penyakit kulit di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan terdapat 247.179 kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya. Penyakit kulit yang disebabkan infeksi candida disebut kandidiasis. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui identifikasi spesies candida pada kaki pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan

Metode: Penelitianinidilakukandalammetodecross-sectional. Dengan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel berjumlah 30 sampel. Penelitian ini dilakukan di Kolam Renang Selayang Medan. Sampel kerokan kulit dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan kalium hidroksida (KOH) 10% dan kultur jamur dengan Sabaroud Agar. Identifikasi spesies candida dapat ditentukan setelah kultur jamur pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 dan dibaca di bawah mikroskop.

Hasil:Pemeriksaan mikroskopi dengan pewarnaan gram ditemukan yeast (+) sebanyak 12 sampel (40%) dan yeast (-) sebanyak 18 sampel (60%). Kultur jamur dengan Sabaroud Dextrose Agar dan identifikasi spesies Candida pada Corn Meal Agar dengan Tween 80 ditemukan 2 spesies Candida pada kaki pengunjung kolam renang yaitu Candida albicans pada 10 sampel (33.3%), Candida krusei pada 2 sampel (6.7%).

Kesimpulan: Ditemukan 2 spesies Candida pada kaki pengunjung kolam renang yaitu Candida albicans pada 10 sampel (33.3%), Candida krusei pada 2 sampel (6.7%).

Kata Kunci: Candida albicans, Candida krusei, kandidiasis, pengunjung kolam renang


(54)

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Per t ama-t ama saya ucapkan puji dan syukur kepada Allah S.W.T. yang dengan pet unjuk dan rahmat -Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah sat u t ugas akhir dalam m enyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokt eran di Fakult as Kedokt eran Universit as Sumat era Ut ara.

Dalam penelit ian dan penyusunan skripsi ini saya t elah mendapat banyak bimbingan, pengarahan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak.Oleh karena it u, dengan kerendahan hat i saya ingin mengucapkan t erima kasih yang set ulusnya kepada : 1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Yuki Yunanda, M.Kes dan Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp.KK selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga skripsi inidapat terselesaikan.

3. Dr.dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan nasehat-nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

4. dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada saya.

5. Pengurus Kolam Renang Selayang Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di kolam renang tersebut.

6. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Drs. H. T.Junaidi dan ibunda Dra. Hj. Hafni Indriati Nasution, M.Si.

7. Sahabat-sahabat terbaik saya yang telah memberikan waktu, saran, nasehat, dan semangatnya kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini, Garry Poli Hamonangan Sianturi, Muhammad Ridho, Vivi Amastasya Sitohang.


(55)

Universitas Sumatera Utara Saya menyadari bahw a skripsi ini masih jauh dari sempurna.Unt uk it u, saya sangat mengharapkan krit ik dan saran yang membangun unt uk penyempur naan skripsi ini. Akhir kat a, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanf aat bagi dunia kesehat an, khususnya bagi pembaca skripsi ini.

M edan, Desember 2016


(56)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK……….. ii

ABSTRACT………... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 2

3. Tujuan Penelitian ... 2

4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Candida... 4

2.1.1. Definisi Candida ... 4

2.1.2. Morfologi dan identifikasi ... 4

2.2. Kandidiasis Interdigitalis Pedis ... 7

2.2.1. Definisi ... 7

2.2.2. Etiologi ... .... 7

2.2.3. Faktor Predisposisi ... .. 8

2.2.4. Patogenesis ... ... 8

2.2.5. Gejala Klinis ... .... 9

2.2.6. Diagnosis ... ... 9

2.2.7. Pengobatan ... ... 10

2.2.8. Prognosis ... ... 10


(57)

Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP ... 14

3.1. Kerangka Teori Penelitian ... .. 14

3.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... .. 16

4.1. Jenis Penelitian ... 16

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... .. 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... .. 16

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... ... 17

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... .. 19

4.6. Definisi Operasional ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1. Hasil Penelitian ... 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 20

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian ... 20

5.1.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur ... 20

5.1.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 21 5.1.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 21

5.1.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Berenang (6 Bulan Terakhir) ... 22

5.1.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lamanya Berenang ... 23

5.1.8. Distribusi Pemeriksaan Mikroskopi dengan KOH 10% ... 23

5.1.9. Distribusi Pewarnaan Gram Setelah Kultur Jamur 5.1.10. Distribusi Spesies Jamur ... 24

5.1.11. Distribusi Spesies Jamur Berdasarkan Jenis Kelamin .... 24

5.1.12. Distribusi Spesies Jamur Berdasarkan Frekuensi Berenang 6 bulan terakhir ... 25

5.1.13. Distribusi Spesies Jamur Berdasarkan Lama Berenang .. 25

5.2. Pembahasan 5.2.1. Karakteristik Sampel ... 26

5.2.2. Pemeriksaan KOH 10% ... 26

5.2.3. Spesies Candida ... 26

5.2.4. Spesies Candida Berdasarkan Jenis Kelamin ... 27

5.2.5. Spesies Candida yang Ditemukan ... 27

5.2.6. Lama Berenang ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

6.1. Kesimpulan ... 28

6.2. Saran ... 28

6.2.1. Bagi Pengunjung Kolam Renang ... 28


(58)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur ... 20

Tabel 5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 21

Tabel 5.3. Distribusi Subjek Peneltian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 21

Tabel 5.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Berenang dalam 6 Bulan Terakhir ... 22

Tabel 5.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lamanya Berenang ... 22

Tabel 5.6. Distribusi Pemeriksaan Mikroskopi dengan KOH 10% ... 23

Tabel 5.7. Distribusi Pewarnaan Gram Setelah Kultur Jamur ... 23

Tabel 5.8. Pemeriksaan Spesies Candida ... 24

Tabel 5.9. Spesies Candida Berdasarkan Jenis Kelamin ... 24

Tabel 5.10. Spesies Candida Berdasarkan Frekuensi Berenang 6 bulan terakhir ... 25


(59)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. MikroskopisCandida albicans... ... 5

Gambar 2.2. Mikroskopis Candida kruseipada agar cornmeal ... 5

Gambar 2.3. Mikroskopis Candida keyfrpada agar cornmeal... ... 6

Gambar 2.4. Mikroskopis Candida parapsilosis pada agar cornmeal.... 6

Gambar 2.5. Mikroskopis Candida tropicalis pada agar cornmeal... 6

Gambar 2.6. Mikroskopis Microsporum gypseum... 12

Gambar 2.7. Mikroskopis Trichopyhton ... 12

Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian ... 13


(60)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Riwayat Hidup Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Lampiran 3 : Informed Consent Lampiran 4 : Status Penelitian Lampiran 5 : Ethical Clearance

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian ke Departemen Mikrobiologi FK USU Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian ke KADISPORA CQ Kolam Renang

Selayang Medan

Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian di Kolam Renang Selayang Selayang Medan

Lampiran 9 : Surat Selesai Penelitian di Lab Mikrobiologi FK USU Lampiran 10 : Gambar Saat Pengambilan Sampel di Kolam Renang Lampiran 11 : Gambar Saat Melakukan Pemeriksaan di Lab Mikrobiologi Lampiran 12 : Gambar Mikroskopis Pemeriksaan KOH 10%

Lampiran 13 : Gambar Pewarnaan Gram Lampiran 14 : Spesies Candida


(61)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR SINGKATAN

FK : Fakultas Kedokteran


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK……….. ii

ABSTRACT………... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 2

3. Tujuan Penelitian ... 2

4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Candida... 4

2.1.1. Definisi Candida ... 4

2.1.2. Morfologi dan identifikasi ... 4

2.2. Kandidiasis Interdigitalis Pedis ... 7

2.2.1. Definisi ... 7

2.2.2. Etiologi ... .... 7

2.2.3. Faktor Predisposisi ... .. 8

2.2.4. Patogenesis ... ... 8

2.2.5. Gejala Klinis ... .... 9

2.2.6. Diagnosis ... ... 9

2.2.7. Pengobatan ... ... 10

2.2.8. Prognosis ... ... 10


(2)

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP ... 14

3.1. Kerangka Teori Penelitian ... .. 14

3.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... .. 16

4.1. Jenis Penelitian ... 16

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... .. 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... .. 16

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... ... 17

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... .. 19

4.6. Definisi Operasional ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1. Hasil Penelitian ... 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 20

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian ... 20

5.1.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur ... 20

5.1.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 21 5.1.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 21

5.1.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Berenang (6 Bulan Terakhir) ... 22

5.1.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lamanya Berenang ... 23

5.1.8. Distribusi Pemeriksaan Mikroskopi dengan KOH 10% ... 23

5.1.9. Distribusi Pewarnaan Gram Setelah Kultur Jamur 5.1.10. Distribusi Spesies Jamur ... 24

5.1.11. Distribusi Spesies Jamur Berdasarkan Jenis Kelamin .... 24

5.1.12. Distribusi Spesies Jamur Berdasarkan Frekuensi Berenang 6 bulan terakhir ... 25

5.1.13. Distribusi Spesies Jamur Berdasarkan Lama Berenang .. 25

5.2. Pembahasan 5.2.1. Karakteristik Sampel ... 26

5.2.2. Pemeriksaan KOH 10% ... 26

5.2.3. Spesies Candida ... 26

5.2.4. Spesies Candida Berdasarkan Jenis Kelamin ... 27

5.2.5. Spesies Candida yang Ditemukan ... 27

5.2.6. Lama Berenang ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

6.1. Kesimpulan ... 28

6.2. Saran ... 28

6.2.1. Bagi Pengunjung Kolam Renang ... 28


(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur ... 20

Tabel 5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 21

Tabel 5.3. Distribusi Subjek Peneltian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 21

Tabel 5.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Berenang dalam 6 Bulan Terakhir ... 22

Tabel 5.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lamanya Berenang ... 22

Tabel 5.6. Distribusi Pemeriksaan Mikroskopi dengan KOH 10% ... 23

Tabel 5.7. Distribusi Pewarnaan Gram Setelah Kultur Jamur ... 23

Tabel 5.8. Pemeriksaan Spesies Candida ... 24

Tabel 5.9. Spesies Candida Berdasarkan Jenis Kelamin ... 24

Tabel 5.10. Spesies Candida Berdasarkan Frekuensi Berenang 6 bulan terakhir ... 25


(4)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. MikroskopisCandida albicans... ... 5

Gambar 2.2. Mikroskopis Candida kruseipada agar cornmeal ... 5

Gambar 2.3. Mikroskopis Candida keyfrpada agar cornmeal... ... 6

Gambar 2.4. Mikroskopis Candida parapsilosis pada agar cornmeal.... 6

Gambar 2.5. Mikroskopis Candida tropicalis pada agar cornmeal... 6

Gambar 2.6. Mikroskopis Microsporum gypseum... 12

Gambar 2.7. Mikroskopis Trichopyhton ... 12

Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian ... 13


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Riwayat Hidup Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Lampiran 3 : Informed Consent Lampiran 4 : Status Penelitian Lampiran 5 : Ethical Clearance

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian ke Departemen Mikrobiologi FK USU Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian ke KADISPORA CQ Kolam Renang

Selayang Medan

Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian di Kolam Renang Selayang Selayang Medan

Lampiran 9 : Surat Selesai Penelitian di Lab Mikrobiologi FK USU Lampiran 10 : Gambar Saat Pengambilan Sampel di Kolam Renang Lampiran 11 : Gambar Saat Melakukan Pemeriksaan di Lab Mikrobiologi Lampiran 12 : Gambar Mikroskopis Pemeriksaan KOH 10%

Lampiran 13 : Gambar Pewarnaan Gram Lampiran 14 : Spesies Candida


(6)

DAFTAR SINGKATAN

FK : Fakultas Kedokteran USU : Universitas Sumatera Utara