MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN HAND PUPPET Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bercerita Menggunakan Hand Puppet (Boneka Tangan) Pada Anak Kelompok B TK Dawungan 1 Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2012/201

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI
METODE BERCERITA MENGGUNAKAN HAND PUPPET
(BONEKA TANGAN) PADA ANAK KELOMPOK B
TK DAWUNGAN 1 MASARAN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

JURNAL PUBLIKASI

Oleh :

DONIK ARVIANA
A520090038

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

UNTVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. ya*fromolPos

1-Pabelao,KartasuraTelp (0271)717417 Fai:715448 Surakarta5Tl02

Website:http://www.ums.ac.id

Email: ums@ums.ac.id

Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir
Nama

: Drs. Hasto Daryanto,

NIPA{IK

:131394397

:


M.Pd

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsiltugas akhir dari mahasiswa :

Donik Arviana

Nama

:

NIM

: A520090038

Program Studi

: Pendidikan


Judul Skripsi

:

Anak Usia Dini

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI
METODE BERCERTTA MENGGUNAKAN HAND PUPPET
(BONEKA TANGAN) PADA ANAK KELOMPOK B TK
DAWUNGAN 1 MASARAN SRAGEN TAHLIN PELAJARAN
2At2/2013

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 06 Febuari 20 1 3

Pembimbing

NIP/i.{IK :131394397


ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI
METODE BERCERITA MENGGUNAKAN HAND PUPPET
(BONEKA TANGAN) PADA ANAK KELOMPOK B
TK DAWUNGAN 1 MASARAN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Donik Arviana, A 520090038, Jurusan pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013, 80 halaman
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk
mengetahui implementasi metode bercerita menggunakan hand puppet (boneka
tangan) dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa TK Dawungan 1
Masaran Sragen. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas dan
Kepala Sekolah. Data dikumpulkan menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif model alur, dengan tiga
siklus, yang setiap siklusnya dilakukan dua kali pertemuan. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berbahasa siswa TK Dawungan 1
Masaran Sragen melalui metode bercerita menggunakan hand puppet (boneka

tangan). Sebelum tindakan sampai dengan siklus III yaitu sebelum tindakan
38,09%, siklus I 56,73%, siklus II 71,99% dan siklus III 84,25%. Kesimpulan
penelitian ini adalah melalui metode bercerita menggunakan hand puppet (boneka
tangan) dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa TK Dawungan 1
Masaran Sragen.
Kata kunci : bahasa, metode bercerita, hand puppet (boneka tangan)

1

PENDAHULUAN
Anak juga bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah,
merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian
yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar. Anak
usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 8 tahun. (NAEYC,
1992).
Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa
sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan
bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak.
Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang
cerdas.

Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun
tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Berbahasa yang baik
sangat perlu ditingkatkan pada anak usia dini agar penanaman bahasa dapat
diterima anak sejak dini.
Menurut Badudu (1989) dan juga dalam Nurbiana, dkk (2008)
menyatakan bahwa Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara
anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan
pikiran, perasaan dan keinginannya.
Kemampuan berbahasa anak dapat ditingkatkan dengan berbagai cara
yang disesuaikan dengan usia anak. Dengan permainan yang menyenangkan
yang akan membuat anak senang, maka anak akan mudah menerima bahasa
yang baru sesuai dengan usianya.
Kemampuan berbahasa anak di TK Dawungan 1 cenderung rendah.
Oleh karena kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan
anak maka pemilihan metode harus disesuaikan dengan tujuan kegiatan, yaitu
perkembangan bicara anak.
Dari perolehan fakta di lapangan yang disampaikan guru kelas
kelompok B, menunjukkan masih rendahnya bahasa yang dimiliki oleh anak.
Hal tersebut dikarenakan pembelajaran bahasa yang diberikan guru monotan


2

dan membuat anak bosan saat proses pembelajaran. Tidak semua metode
pengajaran cocok bagi program kegiatan anak taman kanak-kanak. Misalnya
metode ceramah kurang cocok bagi program kegiatan belajar anak TK, karena
metode ceramah menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup
lama padahal rentang waktu perhatian anak relatif singkat.
Banyak metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa anak, tetapi kurang berhasil dan tidak maksimal. Maka peneliti
menggunakan salah satu metode yaitu metode bercerita menggunakan hand
puppet (boneka tangan).
Metode bercerita adalah merupakan salah satu pemberian pengalaman
belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.
Media yang digunakan adalah Hand puppet (boneka tangan). Hand puppet
(Boneka tangan) adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang
termasuk tiruan dari bentuk binatang. Dengan menggunakan media hand
puppet (boneka tangan) akan dapat menarik perhatian anak untuk melihat dan
mendengarkan. Anak juga akan tertarik untuk mencoba memakai hand puppet
(boneka tangan), sehingga anak akan berimajinasi sesuai bahasanya sendiri.
Metode ini perlu diberikan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa

anak di TK Dawungan 1 Masaran Sragen, Karena metode bercerita
menggunakan hand puppet (boneka tangan) belum pernah di gunakan di TK
tersebut untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
Dengan demikian diharapkan melalui metode bercerita menggunakan
hand puppet (boneka tangan) akan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa
anak kelompok B TK Dawungan 1 Masaran Sragen.

3

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di TK Dawungan 1 Masaran Sragen.
Penelitian tersebut dikarenakan lokasinya berdekatan dengan tempat tinggal
peneliti dan peneliti juga sering membantu dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Waktu Penelitian
Prasiklus

: Hari Selasa tanggal 11 Desember 2012


Siklus I pertemuan I

: Hari Jum’at tanggal 4 Januari 2013

Siklus I pertemuan II

: Hari Senin tanggal 7 Januari 2013

Siklus II pertemuan I

: Hari Rabu tanggal 9 Januari 2013

Siklus II pertemuan II

: Hari Jum’at tanggal 11 Januari 2013

Siklus III pertemuan I

: Hari Senin tanggal 14 Januari 2013


Siklus III pertemuan II

: Hari Rabu tanggal 16 Januari 2013

C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di TK
Dawungan 1 Masaran Sragen yang berjumlah 26 anak : 13 laki-laki dan 13
perempuan. Peneliti memilih Kelompok B karena sesuai dengan yang
disampaikan guru kelas kelompok B, bahwa kemampuan berbahasa anakanak yang masih rendah

D. Jenis Penelitian
Jenis data dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut
pandang. Dilihat dari berbagai pendekatan analisisnya, jenis data dibagi atas
dua macam, yaitu (a) data kualitatif, (b) data kuantitatif.
Data kuantitatif menekankan analisisnya pada data–data numerikal (angka)
yang di olah dengan metode statistik. Sedangkan pendekatan Kualitatif yaitu
lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif

4


serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati,
dengan menggunakan logika ilmiah.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan data kualitatif karena tidak
menggunakan angka–angka, tetapi mendeskrepsikan, menguraikan, dan
menggambarkan tentang permasalahan yang akan dibahas berkenaan dengan
meningkatkan kemampuan berbahasa melalui metode bercerita menggunakan
hand puppet (boneka tangan). Mendeskripsikan atau menjelaskan suatu
peristiwa dalam suatu kegiatan yang diamati/diobservasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan:
1) Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena,
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu (Zaenal Arifin, 2010: 153).
2) Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis
non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik
langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Wawancara
langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara
pewawancara

(interviewer)

atau

guru

dengan

orang

yang

diwawancarai (interview) atau peserta didik tanpa melalui perantara
(Zaenal Arifin, 2010: 157-158).
3) Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya
(Arikunto, 2010: 274).

5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Berdasarkan data yang diperoleh hasil pengamatan yang dilakukan
sebagai berikut: skor yang paling rendah di siklus ini yaitu 46,87%
sejumlah 3 orang anak, skor 50,00% sejumlah 11 orang anak, skor
53,12% sejumlah 1 orang anak, skor 56,25% sejumlah 1 orang anak, skor
62,5% sejumlah 2 orang anak, skor 68,75% sejumlah 8 orang anak.
Dengan demikian hasil observasi kemampuan berbahasa anak sudah
menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari sebelum tindakan 38,09% di
siklus ini mencapai 56,73%.
2. Siklus II
Berdasarkan data yang diperoleh hasil pengamatan yang dilakukan
sebagai berikut: skor yang paling rendah di siklus ini yaitu 65,62%
sejumlah 9 orang anak, skor 68,75% sejumlah 6 orang anak, skor 75,00%
sejumlah 3 orang anak, skor 78,12% sejumlah 3 orang anak, skor 81,25%
sejumlah 5 orang anak. Dengan demikian hasil observasi kemampuan
berbahasa anak sudah menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari siklus
I 56,73% di siklus ini mencapai 71,99%.
3. Siklus III
Berdasarkan data yang diperoleh hasil pengamatan yang dilakukan
sebagai berikut: skor yang paling rendah di siklus ini yaitu 71,87%
sejumlah 1 orang anak, skor 75,00% sejumlah 4 orang anak, skor 81,25%
sejumlah 11 orang anak, skor 87,5% sejumlah 2 orang anak, skor 93,75%
sejumlah 8 orang anak. Dengan demikian hasil observasi kemampuan
berbahasa anak sudah menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari siklus
II 71,99% di siklus ini mencapai 84,25%.

6

B. Pembahasan
Adapun peningkatan di setiap Siklus tidak menunjukkan peningkatan
yang stabil. Prosentase peningkatan sebelum tindakan sampai dengan Siklus I
peningkatannya mencapai 17,44%. Dari Siklus I dan sampai Siklus II
peningkatan mencapai 15,26% dan peningkatan Siklus II ke Siklus III yaitu
12,26%.
Pada Siklus I yaitu: belum berani maju untuk bercerita sesuai dengan
cerita guru. Hal ini disebabkan karena di TK Dawungan 1 Masaran Sragen
jarang menggunakan metode bercerita menggunakan hand puppet (boneka
tangan) sehingga hand puppet menjadi hal baru untuk anak.
Pada Siklus II setelah diberi tambahan boneka menjadi dua boneka dan
adanya panggung boneka, anak yang tadinya belum berani maju untuk
bercerita dan belum berkonsentrasi menjadi semangat untuk mengikuti
pembelajaran bercerita.
Pada Siklus III setelah diberi reward tambahan pensil dan diberi sajak,
anak mampu menceritakan kembali berdasarkan yang diingatnya, anak-anak
mulai mampu mendengar cerita dengan tenang, anak mampu mengingat
urutan cerita.

7

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melakui
tindakan Siklus I, Siklus II dan Siklus III serta dari hasil pembahasan dan analisis
yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesimpulan Teori
Kemampuan berbahasa adalah kemampuan yang hanya dimiliki
oleh manusia, dan merupakan rangkaian bunyi yang melambangkan
pikiran, perasaan, serta sikap manusia tanpa bahasa tidak mungkin
manusia dapat berfikir secara baik. Kemampuan berbahasa adalah
kebutuhan mutlak untuk berkomunikasi.
Kemampuan berbahasa tidak dikuasai dengan sendirinya oleh
anak, akan tetapi kemampuan berbahasa akan diperoleh melalui proses
pembelajaran atau memerlukan upaya pengembangan. Salah satu metode
yang bisa meningkatkan kemampuan berbahasa anak tersebut adalah
metode bercerita menggunakan hand puppet (boneka tangan).
2. Kesimpulan Hasil
Metode bercerita menggunakan hand puppet (boneka tangan) dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa. Hal ini ditunjukkan dari adanya
peningkatan rata-rata prosentase kemampuan berbahasa sebelumnya
tindakan sampai Siklus III, yakni pada sebelum tindakan 38,09%, Siklus I
56,73%, Siklus II 71,99% dan Siklus III mencapai 84,25%.

8

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Yogjakarta : PT Rineke Cipta
Bachri, Bachtiar S. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanak –
kanak, Teknik dan Prosedurnya. Jakarta : Depdiknas
DEPDIKNAS, 2000. Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-kanak.
Jakarta
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Dhieni, Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta :
Universitas Terbuka
http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/08/pengertian-kemampuan.html,11
November 2012
http:// ImplementasiPembelajaranPAUD.html. 10 November 2012
(Sumber : Rangkuman materi pelatihan TOT Program PAUD)
http://Kafeilmu.com/2010/12/pengertian-ragam-dan-fungsi-bahasaindonesia.html.
10 November 2012
http://teknikbercerita.html. 10 November 2012
Irlanati, Grace Anata. 2012. Ragam Kreasi Boneka Tangan. Jl Raya Munjul No 1.
Perpustakaan Nasional RI : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Marwanti, Siti. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui
Permainan Kaleng Bersuara. Surakarta : Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Musfiroh, Tadkiroatun, 2008. Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta : Tiara
Wacana
Sudarmadji, dkk. 2010. Teknik Bercerita. Yogyakarta : PT Kurnia Kalam Semesta
Suyadi. 2010. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta : PT Pustaka
Insan Madani
Widiyawati, Nina. 2011. Upaya Peningkatan Bahasa Anak Melalui Model BCCT
di Sentra Peran. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta

9

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA DEMANGAN KOTA MADIUN Tutik Eko Wahyuni Tk Dharma Wanita Demangan

1 4 12

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Sunda Manda Pada Kelompok B TK Dharma Wanita Kelun Mariyati TK Dharma Wanita Kelun

0 1 8

Kemampuan Motorik Halus Anak Dalam Membuat Mainan (Realia) Dengan Teknik Menggunting, Melipat dan Menempel Melalui Metode Demontrasi di Kelompok B TK Bina Insan II Barabai Tahun Pelajaran 20162017

1 9 6

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

Kemampuan Berbahasa Anak Dalam Mengurutkan dan Menceritakan Isi Gambar Seri Sederhana Melalui Model Picture and Picture di Kelompok A TK Kartika V-33 Barabai

0 0 6

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Membuat Kolase Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Kelompok A TK Nurrahman Kecamatan Labuan Amas Selatan

0 1 6

Efektivitas Kegiatan Mencetak dengan Berbagai Media dalam Meningkatkan Kemampuan Dasar Seni Anak pada Kelompok B di TK Yos Sudarso

0 0 8

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK USIA DINI KELOMPOK B PADA TK PEMBINA CAWAS

3 2 92

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 38