PENERAPAN STRATEGI AKTIF INDEX CARD MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN Penerapan Strategi Aktif Index Card Match Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Keberanian Dan Hasil Belajar Matematika (PTK Siswa Kelas V

PENERAPAN STRATEGI AKTIF INDEX CARD MATCH DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KEBERANIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
(PTK Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Juwana Semester Genap Tahun Pelajaran
2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna memenuhi derajat sarjana S-1
Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

WANDITYAS ASY’ARI MORGANNOVA
A 410 090 075

PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

 


UNTVERSITAS MTTHAMMADTYAH SI'RAKARTA

FAKULTAS KEGURUAI\I DAN ILMU PENDIDIKAI\I
Jl.

A

Yani Tronol Pos

I Pabelat

Kartasnra Telp(O271)717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

Surat Pemetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir

Nama
}{IP


:
:

:

Prof. Dr. Sutamq M.Pd
131943782

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiatU yang merupakan
ringkasan skripsil tugas akhir dari mahasiswa:
Nama

Wandityas Asy'ari Mogannova

NIM

A 410 090 075

Program Studi


Pendidikan Matematika

Judul Skripsi

Penerapan Strategi

Aktif Index Card Match Dalam

Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan
Keberanian dan hasil Belajar (PTK Pada Siswa Kelas
SMP Negeri 2 Juwana tahun ajaran 201212013).
Naskah artikel tersebu! layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta 23luli20l3
Pembimbing

z_K
Prof. Dr. Sutamq M.Pd


NrP. 131943782

MII

PENERAPAN STRATEGI AKTIF INDEX CARD MATCH DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KEBERANIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
(PTK Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Juwana Semester Genap Tahun Pelajaran
2012/2013)
Oleh
Wandityas Asy’ari Morgannova1 dan Sutama2
1

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Mathematika, wandityasasyarim89@gmail.com
2

Staff Pengajar UMS, sutama_mpd@yahoo.com

ABSTRAK

Keberanian siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menunjang
hasil belajar siswa. Metode pengajaran yang berbasis guru lebih aktif dari pada
siswa menyebabkan rendahnya tingkat keberanian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan keberanian dan hasil belajar matematika siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Juwana dengan strategi aktif index card match. Metode
penelitian ini tindakan kelas (PTK) kolaborasi antara guru matematika dan
peneliti, dengan menggunakan 2 siklus. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara, catatan lapangan, metode tes dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan 1) Peningkatan keberanian berdasarkan indikator-indikator
diantaranya (a) mencoba hal-hal baru kondisi awal 3 siswa (10%), siklus I 7
siswa (23,33%), siklus II 10 siswa (33,33%), (b) mengemukakan pendapat kondisi
awal 8 siswa (26,67%), siklus I 15 siswa (50%), siklus II 18 siswa (60%), (c)
mengendalikan rasa takut kondisi awal 6 siswa (20%), siklus I 10 siswa (33,33%),
siklus II 16 siswa (53,33%), (d) menghadapi tantangan kondisi awal 4 siswa
(13%), siklus I 9 siswa (30%), siklus II 19 siswa (63,33%) dan 2) peningkatan
hasil belajar kondisi awal 5 siswa (16,7%), siklus I 14 siswa (46,67%), siklus II
25 siswa (83,33%). Kesimpulan Strategi Aktif Index Card Match meningkatkan
keberanian siswa dan hasil belajar.
Kata kunci: keberanian, hasil belajar, aktif index card macth
PENDAHULUAN

Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung resiko dalam
pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).
Sifat keberanian seseorang tidak dimiliki sejak lahir tetapi sifat ini dapat dibentuk
dengan membuat suasana yang kondusif sehingga dia merasa nyaman dan lebih

 

percaya diri. Pada proses pembelajaran sifat keberanian siswa sangatlah
dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Keberanian
siswa untuk bertanya dapat digunakan sebagai media siswa untuk dapat menggali
informasi, mengkonfirmasi apa yang telah diketahui dan apa yang telah dia
tangkap selama proses pembelajaran selain itu juga dapat mengarahkan semua
perhatian terhadap apa yang belum dia ketahui (dianti dan sutijono, 2010).
Sedangkan hasil belajar juga tidak dapat diabaikan, hasil belajar digunakan
sebagai tolok ukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang
berdasarkan nilai KKM sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa keberanian siswa
dalam proses pembelajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hasil dari pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa siswa
masih sangat pasif dan jenuh dalam proses pembelajaran hanya ada satu dua siswa
saja yang berani bertanya kepada guru. Keberanian siswa dalam kejadian seperti

ini masih dikatakan sangat rendah dan ini dapat mempengaruhi hasil belajar dari
siswa. Selain itu juga didapatkan indikator-indikator yang harus dicapai dalam
penelitian ini yaitu berani mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran,
mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran dengan cara bertanya
kepada pengajar, dapat mengendalikan rasa takut dan siap menghadapi tantangan
dalam proses belajar seperti soal-soal baru yang disiapkan oleh guru. Indikatorindikator tersebut digunakan untuk mengetahui ada peningkatan keberanian atau
tidak. Pada pengamatan awal didapatkan bahwa siswa yang berani mencoba halhal baru sebanyak 3 siswa (10%), siswa yang berani untuk mengemukakan
pendapat sebanyak 8 siswa (26,67%), siswa yang mampu mengendalikan rasa
takut sebanyak 6 siswa (20%) , siswa yang mampu menghadapi tantangan
sebanyak 4 siswa (13,33%) dan siswa yang nilainya lebih dari sama dengan KKM
sebanyak 5 siswa 16,6%
Penyebab bervariasinya keberanian siswa disebabkan banyak faktor.
Faktor tersebut meliputi faktor dari diri siswa dan faktor dari luar. Faktor dari diri
siswa tersebut misalnya : 1) Siswa menganggap matematika pelajaran yang sulit
dan menakutkan, dan 2) Kurang adanya semangat dan keyakinan dari diri siswa
untuk mengikuti pelajaran khususnya matematika. Sedangkan faktor dari luar

 

meliputi faktor guru, lingkungan, dan strategi belajar. Misalnya 1) Guru kurang

tepat dalam memilih strategi pembelajaran sehingga dalam proses pembelajaran
kurang efektif dan efisien, 2) Guru juga masih dominan dalam pembelajaran, dan
3) Guru juga masih monoton dalam penyampaian materi ke siswa. Sedangkan
faktor yang mempengaruhi dari lingkungan yaitu suasana yang kurang kondusif
dalam kegiatan belajar mengajar. Jika permasalahan berlangsung terus-menerus
akan berdampak pada keberanian siswa dalam matematika.
Berdasarkan akar penyebab yang paling dominan, maka dapat ditawarkan
alternatif tindakannya yaitu dengan menggunakan strategi Aktif

Index

Card

Match. Menurut Zaini (2008 :32 ) menjelaskan bahwa Aktif Index Card Match
atau mencari pasangan adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan
untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Keunggulan strategi
Aktif Index Card Match yaitu 1) Untuk menumbuhkan kegembiraan dalam
kegiatan belajar mengajar, 2) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik
perhatian siswa,


3) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan

menyenangkan, 4) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf
ketuntasan belajar, 5) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain
(Handayani:2009).
Berdasarkan keunggulan strategi Aktif Index Card Match diduga dapat
meningkatkan tanggung jawab dan hasil belajar matematika. Peningkatan
keberanian dapat di amati dari indikatornya yaitu: 1) Mencoba hal-hal baru, 2)
Mengemukakan pendapati, 3) Mengendalikan rasa takut, 4) menghadapi
tantangan. Sedangkan peningkatan hasil belajar matematika dapat di amati dari
indikatornya yaitu kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan mandiri dengan
nilai lebih dari sama dengan KKM (≥70).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau
classroom action research. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakanyang dilakukan dalam disiplin inkuri, atau suatu usaha seseorang untuk

 


memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan
dan perubahan (Hopkins dalam Sutama, 2010: 15).  Karakteristik penelitian
tindakan kelas (Sutama, 2010: 18) yaitu: (1) mengkaji permasalahan situasional
dan kontekstual, (2) adanya tindakan, (3) adanya evaluasi terhadap tindakan, (4)
pengkajian terhadap tindakan, (5) adanya kerjasama, dan (6) adanya refleksi.
Proses PTK, dialog awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
monitoring, refleksi, evaluasi, dan penyimpulan, secara siklus dilakukan dua
putaran.  Waktu penelitian 5 bulan, yaitu mulai bulan Maret hingga Juli 2013 di
kelas VIII SMP Negeri 2 Juwana. Subyek yang melakukan tindakan, guru
matematika dan subyek yang melakukan tindakan siswa dibantu oleh peneliti.
Metode pengumpulan data berupa observasi, tes, catatan lapangan dan
dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode alur. Dimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam
metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian data dan verifikasi data.
Keabsahan data dengan triangulasi sumber dan metode. Menurut sutama
(2010 :101) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk kepaeluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada observasi awal metode pembelajaran yang digunakan guru
matematika masih kuno, guru lebih aktif dan siswa cenderung pasif Penerapan
strategi yang tepat sangat berpengaruh terhadap sikap keberanian siswa di dalam
proses pembelajaran. Kurangnya keberanian yang dialami siswa dapat
menghambat siswa dalam memahami secara lebih dalam pelajaran atau materi
yang dirasa kurang jelas (Diyanti dan Sutijono, 2011). Hal ini sangat
mempengaruhi kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang sulit.
Sehingga indikator yang telah ditetapkan sebelumnya dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Hasil penelitian ini sangat didukung oleh penelitian yang telah
dilakukan

Dewi yang menyatakan bahawa model pembelajaran sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa (Dewi dkk, 2011).

 

Pada pengamatan awal didapatkan bahwa siswa yang berani mencoba halhal baru sebanyak 3 siswa (10%), siswa yang berani untuk mengemukakan
pendapat sebanyak 8 siswa (26,67%), siswa yang mampu mengendalikan rasa
takut sebanyak 6 siswa (20%) dan siswa yang mampu menghadapi tantangan
sebanyak 4 siswa (13,33%). Peneliti memberikan latihan mandiri kepada siswa
sebelum diterapkannya strategi Aktif Index Card Match. Indikator hasil
pembelajaran diukur dari perbandingan skor hasil uji test yang diberikan peneliti
sebelum dan sesudah diterapkan PTK dan skor dikatakan tuntas apabila lebih dari
atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 70) dan siswa yang
mampu mencapainya pada kondisi awal sebanyak 5 siswa (16,7%).
Proses pembelajaran menggunakan strategi Aktif Index Card Match
dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan materi jaring-jaring prisma dan limas.
Kegiatan pembelajaran dengan guru membagikan kertas yang berisikan soal dan
jawaban, dan tugas siswa mencari pasangan dari soal atau jawaban dari kertas
yang didapatnya. Setelah kegiatan selesai guru memberikan lembar penilaian dan
pada sesi penutupan pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya maupun mengeluarkan pendapat tentang pokok bahasan tersebut.
Permasalahan soal yang diberikan oleh guru seperti contoh tentang materi
jaring-jaring limas menggambarkan prisma segilima KLMNO.PQRST dan buat 4
jaring-jaring dari prisma tersebut.
Jawaban siswa yang benar siswa dapat menyebutkan semua model prisma
segilima yaitu

Permasalahan yang dihadapi siswa hanya menggambarkan 2 atau 3 jaringjaring saja dan pada gambar kotaknya kurang. Keberanian siswa didalam masih

 

dikatakan rendah hal ini sangat beribas pada hasil belajar siswa yang masih
kurang dari KKM jadi siswa yang tingkat kecemasan yang rendah lebih memiliki
prestasi yang tinggi daripada mereka yang memiliki kecemasan tinggi (Yuksel,
2008). Hal ini dibuktikan dengan siswa yang berani mencoba hal baru Sebesar
(16,7%), siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya sebesar (46,7%), siswa
yang mampu mengendalikan rasa takut sebesar (26,67%), dan siswa yang berani
menghadapi tantangan sebesar (23,33%). Sedangkan untuk hasil belajar siswa
yang lebih dari atau sama dengan criteria ketuntasan minimum (KKM ≥ 70)
sebesar (36,7%). Peningkatan tersebut juga diikuti peningkatan nilai hasil belajar
yang semula pada kondisi awal hanya 53,3% menjadi 75% pada kondisi akhir
(Sutaryono, 2012).
Permasalahan soal kedua yang dikerjakan siswa tentang materi luas
prisma dan limas sebagai contoh Siswa diberi soal oleh guru yaitu tentukan luas
dari prisma segitiga yang alasnya berbentuk segitiga siku-siku dengan alas, tinggi
dan sisi segitiga miring berturut-turut 3cm, 4cm, 5cm dan tinggi prisma 10 cm.
Jawaban siswa yang benar yaitu Sebuah prisma diatas mempunyai luas
alas sebesar 6 cm2 dan luas tutup sebesar 6 cm2 dengan luas sisi tegak 120 cm2
sehingga mempunyai luas sebesar 132 cm2.
Peningkatan keberanian juga sudah mulai terlihat dari siswa hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya persentase indikator-indikator pada keberanian
yang meliputi persentase indikator mencoba hal-hal baru sebesar (33,33%)
sebanyak 10 siswa , persentase mengeluarkan pendapat sebesar (53,3%) sebanyak
18 siswa, persentase indikator mengendalikan rasa takut sebesar (53,33%)
sebanyak 16 siswa dan persentase indikator menhadapi tantangan sebesar
(63,33%) sebanyak 19 siswa. Sedangkan untuk hasil belajar berdasarkan latihan
mandiri persentasenya sebesar (83,33%) sebanyak 25 siswa. Hasil ini sependapat
dengan penelitian

yang dilakukan Euis Yuniastuti menyebutkan bahwa

peningkatan motivasi siswa dan ketrampilan proses belajar yang secara konsekutif
berdampak pada ketuntasan belajar siswa (Yuniastuti,2013).

 

Tabel 4.1

Data keberanian matematika siswa
No.

Indikator Keberanian
Matematika Siswa

Sebelum
Tindakan

Siklus I

Siklus II

1

Mencoba hal-hal baru

3 siswa
(10%)

7 siswa
(23,33%)

10 siswa
(33,33%)

2

Mengemukakan pendapat

8 siswa
(26,67%)

15 siswa
(50%)

18 siswa
(60%)

3

Mengendalikan rasa takut

6 siswa
(20%)

10 siswa
(33,33%)

16 siswa
(53,33%)

4

Menghadapi tantangan

4 siswa
(13 %)

9 siswa
(30%)

19 siswa
(63,33%)

Adapun grafik 1 peningkatan keberanian dari sebelum tindakan sampai
tindakan kelas siklus II dapat di gambarkan sebagai berikut.

Gambar 1 Grafik Peningkatan Keberanian Siswa

 

Peningkatan keberanian siswa berdampak pada meningkatnya hasil belajar
matematika. Hasil belajar matematika dapat dilihat dari banyaknya siswa yang
tuntas dengan nilai lebih dari sama dengan KKM. Peningkatan hasil belajar
matematika tersebut disajikan dalam table 2 di bawah.
Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
No
1

Indikator yang
diamati
Nilai siswa ≥ 70

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

5 siswa
(16,7%)

14 siswa
(46,67%)

25 siswa
(83,33%)

Adapun grafik 2 meningkatnya hasil belajar matematika dari kondisi awal
sampai siklus II.

Gambar 2
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada kondisi awal siswa yang lulus KKM (KKM ≥ 70) sebanyak 5 siswa
(16,7%), setelah diterapkan strategi Aktif Index Card Match pad siklus I
meningkat menjadi 14 siswa (46,67%) dan pada siklus II sebanyak 25 siswa
(83,33) Hal ini sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh diyanti
yang mengatakan bahwa peningkatan hasil belajar dipengaruhi oleh tingkat
keberanian siswa. Keberanian siswa itu didukung oleh konseling kelompok
dengan implementasi modeling partisipasi (Diyanti dan Sutijono, 2011). Hasil

 

penelitian ini sangat didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Dewi yang
menyatakan bahawa model pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa (Dewi dkk, 2011). Peneliti terdahulu oleh Aynur Pala (2011), menyatakan
bahwa untuk memberikan pedoman bagi unsur-unsur kebutuhan yang efektif dan
pendidikan karakter yang komprehensif sehingga tercapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Pendapat lainnya yaitu Tella (2007) bahwa hasil belajar
matematika dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Pendapat lainnya yaitu Ning
Endah Sri Rejeki (2009) bahwa peningkatan hasil belajar belajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II
menunjukkan bahwa keberanian yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar matematika siswa. Siswa yang memiliki keberanian yang tinggi
dalam pembelajaran maka hasil belajar yang akan diperoleh siswa juga
meningkat.
Penelitian ini didukung juga oleh penelitian-penelitian yang berkaitan erat
tentang keaktifan siswa dalam proses belajar dan hasil belajar sebagai indikator
keberhasilan belajar siswa. Sukmayasa dalam penelitiannya tentang keaktifan
siswa terhadap satu model pembelajaran yang menitih beratkan pada siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran di kelas memperoleh kesimpulan yang sama
bahwa keaktifan siswa meningkat ketika sistem pengajaran yang dilakukan
mengikut sertakan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini juga mempengaruhi
prestasi siswa menjadi lebih baik setelah diterapkannya system pembelajaran yang
lebih aktif daripada siswa yang mengikuti system pembelajaran konvensional
(Sukmayasa dkk, 2013). . Pendapat ini diperkuat oleh Mohammad Rahim Uddin
(2013), menyatakan bahwa Studi ini menemukan bahwa situasi keseimbangan
kehidupan kerja moderat yang dapat ditingkatkan dengan memastikan jam kerja
yang fleksibel.
Lusiana menguji keefektifan model pembelajaran generatif yang ditinjau
dari ketuntasan belajar dan keaktifan siswa selama diterapkannya model
pembelajaran generative dan sikap siswa selama pembelajaran. Kesimpulan dari
penelitian Lusiana mendukung hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

 

Lusiana menyimpulkan bahwa keefektifan penerapan MPG untuk pelajaran
matematika kelas X SMA Negeri 8 Palembang yang ditinjau dari aktifitas,
ketuntasan dan sikap siswa terhadap penerapan MPG adalah keaktifan siswa
selama diterapkan model pembelajaran tersebut tergolong sangat tinggi diikuti
pula ketuntasan belajar siswa serta sikap siswa yang tergolong positif (Lusiana
dkk, 2009). Sedangkan Abdullah menyebutkan bahwa adanya hubungan yang
sangat sinergi antara pendekatan pembelajaran konstektual yang terintegerasi oleh
soft skill dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, keberanian siswa untuk
mengemukakan argument serta kemampuan bertanya lanjut. Hal tersebut
dibuktikan dengan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang
diajarkan dengan metode kontekstual (Abdullah, 2012).
Hidayat menyebutkan dalam penelitiannya bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar diantaranya intelegensi, minat, sikap dan motivasi.
Motivasi merupakan cara untuk menunjang keberanian siswa. Penelitian ini
menggunakan motivasi sebagai metode untuk meningkatkan keberanian dan
prestasi belajar. Hidayat menyimpulkan dalam hasil penelitiannya dengan metode
Praktek Tindakan Kelas (PTK) yaitu nilai rata-rata dari pra tindakan hingga
pelaksanaan tingkatan II selalu mengalami peningkatan hal ini sesuai dengan hasil
penelitian ini (Hidayat, 2012). Pendapat ahli Jian Wang dkk (2008), menyatakan
bahwa mengajar mengharuskan para guru, belajar menggunakan pengajaran
dengan strategi yang efektif. Penelitian yang dilakukan Purwati yang bertujuan
melihat kefektifan model pembelajaran TGT berbasis percobaan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif serta pencapaian ketuntasan hasil
belajar juga memiliki kesimpulan yang sama bahwa model pembelajaran
membuat siswa semakin aktif dan efektif untuk menyampaikan tujuan
pembelajaran sehingga ketuntasan belajar lebih baik atau meningkat daripada
kelas kontrol (Purwati, 2013). Pendapat ini diperkuat oleh Chien Kuolee (2010),
menyatakan bahwa budaya belajar dan penggunaan strategi memimpin kita ke
status strategi pembelajaran dan strategi pembelajaran instruksi. Pendapat lainnya
yaitu Gladie Lui dan Connie Shum (2003) bahwa pengaruh dari pendidikan
berbasis hasil dan pembelajaran siswa dalam manajemen akuntasi.

 

Hasil dari penelitian- penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan kesamaan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti. Keefektifan serta model atau metode yang tepat dalam proses
pembelajaran sangat mempengaruhi keberanian siswa didalam kelas sehingga
timbul keaktifan siswa dalam pembelajaran seperti kemampuan mengeluarkan
pendapat dan kemampuan siswa bertanya. Pengaruh yang positif peningkatan
keaktifan siswa juga diikuti peningkatan hasil belajar siswa, dengan siswa lebih
aktif rasa ingin tahu siswa semakin meningkat. Rasa ingin tahu yang sangat tinggi
akan membuat siswa mencari jawabannya dan secara tidak langsung mereka
belajar dan otomatis ketuntasan hasil belajar siswa dapat tercapai.
SIMPULAN
Proses pembelajaran matematika dengan menggunakan Aktif Index Card
Match yaitu 1) buat potongan-potongan sejumlah siswa yang ada di kelas, 2)
bagikan kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, 3) satu bagian untul
menuliskan pertanyaan dan satu bagian lain untuk menuliskan jawabannya, 4)
kocok semua kartu hingga tercampur , 5) setiap siswa diberi satu potongan kertas
tersebut, 6) mintalah siswa untuk menemukan pasangannya, 7) setelah
menemukan

pasangannya,

siswa

diminta

membacakan

pertanyaan

dan

jawabannya, 8) akhiri dengan membuat kesimpulan.
Pembelajaran matematika dengan strategi Aktif Index Card Match
berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kemampuan keberanian
dan hasil belajar meningkat setelah diterapkannya strategi pembelajaran
matematika Aktif Index Card Match. Peningkatan kemampuan keberanian dapat
dilihat dari kenaikkan indikator-indikatornya sebagai berikut: a) mencoba hal-hal
baru pada kondisi awal hanya sebanyak 3 siswa (10%), setelah diterapkan strategi
pembelajaran pada siklus I meningkat menjadi 7 siswa (23,33%) dan siklus II
sebanyak 10 siswa (33,33%). b) mengemukakan pendapat pada kondisi awal
hanya sebanyak 8 siswa (26,67%), pada siklus I meningkat menjadi 15 siswa
(50%) dan pada siklus II sebanyak 18 siswa (60%). c) mengendalikan rasa takut
pada kondisi awal sebanyak 6 siswa (20%), pada siklus I meningkat menjadi 10

 

siswa (33,33%), dan siklus II sebesar 16 siswa (53,33%). d) menghadapi
tantangan pada kondisi awal sebanyak 4 siswa (13%), pada siklus I mengalami
peningkatan menjadi 9 siswa (30%) dan pada siklus II sebesar 19 siswa (63,33%).
Pada hasil belajar juga mengalami peningkatan pada kondisi awal siswa yang
lulus KKM (KKM ≥ 70) sebanyak 5 siswa (16,7%), setelah diterapkan strategi
Aktif Index Card Match pad siklus I meningkat menjadi 14 siswa (46,67%) dan
pada siklus II sebanyak 25 siswa (83,33%).
DAFTAR PUSTAKA
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Dianti, putri dan Sutijono. 2010. Implementasi Strategi Modeling Partisipasi
untuk Meningkatkan Keberanian Bertanya Siswa pada Guru di kelas.
Jurnal pendidikan Surabaya
Frinaldi, Aldri dan Muhamad ali embi. 2011. Pengaruh Budaya Kerja etnik
terhadap Budaya Kerja Keberanian dan Kearifan PNS dalam Pelayanan
Publik yang Prima (Studi Pada Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat)
Lab-Ane Fisip UNTIRTA.
Hergenhahn dan Matthew H. Olson. 2008. Theories of Learning. Jakarta :
Kencana
Hidayat, Nur dan Yunia Rahmawati. 2012. “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar
Siswa melalui Pembelajaran Tipe Learning Tournament pada Mata
Pelajaran Matematika”. Jurnal Al-Bidayah/Vol. 4 No. 1
Hopkins, David. 2011. Panduan Guru : Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta :
Pustaka
Kuolee, Chien. 2010. “An Overview of Language Learning Strategies”. ARECLS/
Vol.7.
Lui, Gladie dan Shum, Connie. 2003. “Outcome-based education and student
learning in managerial accounting in Hong Kong”. Journal of Case
Studies in Accreditation and Assessment (09/07/13).

 

Lusiana, Yusuf Hartono, Trimurti Saleh. 2009. “Penerapan Model Pembelajaran
Generatif (MPG) untuk Pelajaran Matematika di Kelas X SMA
Negerin8 Palembang”. Jurnal Pendidikan Matematika/ Vol. 3 No. 2
Pala, Aynur. 2011. “ The Need for Character Education”. Internasional Journal of
Social Sciences and Humanity Studies/ Vol.3 No.2.
Purwati, Pratiwi Dwijananti dan Mosik. 2012. “Implementasi Team Games
Tournament Berbasis Percobaan Fisika terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif dan Hasil Belajar Peserta Didik”. Unnes Physic Education Journal/
Vol. 2 No. 1
Sri Rejeki, Ning Endah. 2009. “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui
model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw pada Siswa Kelas VIII G
Semester 2 SMP N 2 Toroh Grobogan”. Jurnal LEMLIT/ Vol 3 No.2.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori Dan Praktek Dalam PTK, PTS, Dan
PTBK. Semarang: Surya Offset.
Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R &D.
Surakarta: Fairuz Media.
Sutaryono. 2012. “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui metode
Ideovisual Pada Anak Tunagrahita”. Skripsi, Pontianak: Universitas
Tanjungpura Pontianak
Rahim Uddin, Mohammad. 2013. “Work-Life Balance: A Study on Female
Teachers of Private Education Institutions of Bangladesh”. European
Journal of Business and Management/ Vol.4 No.4.
Tella, Adedeji. 2007. “The Impact of Motivation on Student’s Academic
Achievement and Learning Outcomes in Mathematics among
Secondary

School Students in Nigeria”. Eurasia Journal of

Mathematics, Science & Technology Education/Vol 3 No 2: 149-156.
Wang, Jian ,Emily Lin, and Elizabeth Spalding. 2008. ”  Learning Effective
Instructional Strategies in a Workshop Context: Lessons about
Conceptual Change from Chinese English Teachers”. International
Journal of Teacher Leadership/ Vol.1 No.1.
Winkel. 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi

 

Yara, P. O. 2009.“Student Attitude toward Mathematics and Academic
Achievement in Some Selected Secondary Schools in Southwestern
Nigeria”, European Journal of Scientific Research / Vol. 36 No.3, pp.336341
Yuksel, Fulya dan Sahin. 2008. “ Mathematics Anxiety Among 4th And 5th Grade
Turkhis Elementary School Student”, International Electronic Journal of
Mathematics Education / Vol. 3 No. 3
Yuniastuti, Euis. 2013. “ Peningkatan Ketrampilan Proses, Motivasi, Dan Hasil
Belajar Biologi Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada
Siswa Kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan” , Jurnal Penelitian
Pendidikan / Vol. 14 No. 1
Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD-UIN
Yogyakarta

 

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur

0 14 210

Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Metode Turnamen Belajar (Learning Tournament) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Min Parung

1 9 200

Pengaruh Penggunaan Strategi Active Learning Dengan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

0 7 166

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Aktif Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa

2 19 99

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII

0 16 114

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TOTOKATON TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 58

Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika melaluiPendekatan Matematika Realistik Di Kelas VIII.3 SMP

0 3 13

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TIPE INDEX CARD MATCH DI KELAS VI SDN 2 BARUNG-BARUNG BELANTI Erlisman SDN 2 Barung-barung Belanti Email: erlismanbbb67gmail.com

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika Kelas V SD Negeri Gondoriyo

0 0 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN

0 0 10