Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis pada Persamaan Garis Lurus oleh Siswa Kelas VIII SMP Berdasarkan Gender T1 202012018 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari semua jenjang
pendidikan. Menurut De Bono (1990) matematika adalah salah satu pelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini diperkuat oleh Syaban (2010) bahwa
melalui pembelajaran matematika dapat mengembangkan cara berpikir kritis karena
matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya
sehingga memungkinkan yang mempelajarinya terampil dalam berpikir secara rasional,
logis, dan kritis.
Berfikir kritis merupakan salah satu perkembangan yang perlu ditumbuhkan sejak
dini dan merupakan bagian dari perkembangan kognitif anak serta kreativitas anak dalam
memecahkan persoalan dan permasalahan yang dihadapi anak. Ada yang mengartikan
Critical sebagai evaluative, yaitu proses berfikir kritis adalah merupakan proses
mengevaluasi segala sesuatu yang anak perbuat. Paul (dalam Fisher, 2008)
mengemukakan berpikir kritis adalah mode berpikir–mengenai hal, substansi atau
masalah apa saja–di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan
menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan
menerapkan standar-standar intelektual padanya.
Menurut Piaget (2001) pemahaman yang sungguh-sungguh akan suatu pengertian

atau suatu teori menuntut suatu penemuan kembali teori itu. Seorang murid dapat
mengulangi dan menggunakan suatu pengertian seakan-akan seperti mengerti. Pengertian
yang tepat menuntut seorang murid, paling tidak dapat menemukan sendiri alasannya.
Murid dapat memecahkan persoalan namun tetap belum memahami persoalan itu. Murid
belum mengerti segala unsur yang tersangkut meskipun ia dapat menggunakan rumus itu.
Oleh karena itu murid memerlukan latihan dalam mengungkapkan gagasan. Namun
dalam prakteknya ada faktor lain yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
berpikir kritis menjadi lebih beragam seperti perbedaan gender.
Pada proses kegiatan pembelajaran di kelas banyak siswa yang terlibat baik siswa
laki-laki maupun siswa perempuan dimana setiap siswa memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh informasi tentang materi pelatihan dari guru. Secara biologis laki-laki
dan perempuan berbeda. Perbedaan itu terlihat jelas pada alat reproduksi, adanya hormon
yang berbeda dan adanya perbedaan ini berakibat pada perlakuan yang berbeda terhadap

laki-laki dan perempuan. Selain faktor biologis, faktor lain yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah faktor psikologis. Secara psikologis laki-laki dan perempuan
berbeda. Faktor psikologis terkait dengan intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan, dan kesiapan.
Siswa bergender laki-laki dapat memahami dan menganalis masalah dengan
menyebutkan yang diketahui dan yang ditanyakan, proses berpikir yang digunakan adalah

proses pembentukan pengertian. Langkah dapat merancang dan merencanakan solusi,
siswa laki-laki menggunakan proses berpikir pembentukan pendapat. Proses berpikir
dapat dilihat ketika siswa menyempurnakan gambar yang disediakan dalam soal, dapat
langsung membuat kaitan antara yang diketahui dan yang ditanyakan dalam hal ini
pendapat siswa sangat berpengaruh. Kemudian siswa laki-laki dapat mencari solusi dari
masalah pemecahan, dalam langkah ini menggunakan proses berpikir pembentukan
keputusan dan pembentukan kesimpulan. Hal ini terlihat dalam menghitung luas daerah
yang diarsir. Menggunakan rencana pemecahan yang telah di susun, menggunakan
seluruh data yang disajikan dalam masalah. Langkah selanjutnya siswa laki-laki dapat
memeriksa solusi, siswa menggunakan berhitung mental tanpa menuliskan apapun yang
dikerjakannya, siswa hanya meneliti dan meyakini kebenaran langkah yang telah ia
susun. Proses berpikir pada langkah ini adalah proses berpikir pembentukan keputusan.
Siswa bergender perempuan dapat memahami masalah menggunakan proses berpikir
pembentukan pengertian, hal ini dapat dilihat dengan siswa perempuan membaca masalah
secara keseluruhan dan mendalam untuk dapat memahami, sehingga dapat dengan mudah
dan benar menyebutkan apa yang diketahui pada masalah dan menyebutkan apa yang
ditanyakan selain itu juga hal ini ditunjukan dengan hasil tertulis yang dikerjakan oleh
siswa perempuan. Selanjutnya dapat merancang dan merencanakan solusi menggunakan
proses berpikir pembentukan pendapat dan pembentukan pengertian. Pembentukan
pendapat ini dapat dilihat dari siswa perempuan dapat menyebutkan dan menjelaskan

pengetahuan pendukung yaitu pengetahuan tentang bangun datar (segitiga dan persegi)
kemudian menyebutkan rumus–rumus yang digunakan. Kemudian siswa dapat
mengkaitkan antara yang diketahui dan hal yang ditanyakan, kemudian siswa perempuan
menyebutkan pengetahuan-pengetahuan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.
Langkah berikutnya siswa perempuan dapat mencari solusi dari masalah menggunakan
proses berpikir pembentukan keputusan dan pembentukan kesimpulan. Hal ini dapat
terlihat siswa perempuan dapat menjawab masalah dengan berdasarkan langkah-langkah
pemecahan masalah yang telah disusun. Langkah keempat siswa perempuan dalam

memeriksa solusi hal ini sesuai dengan siswa dapat memeriksa dan meneliti solusi yang
telah disusun. Siswa perempuan menggunakan proses berpikir pembentukan keputusan
dan pembentukan kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukowiyono, Tri Atmojo K, Imam
Sujadi (2011) dalam jurnal yang berjudul “Proses Berpikir Siswa Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Pokok Bangun
Datar Berdasarkan Prespektif Gender” menunjukkan hasil bahwa siswa lak-laki dapat
memahami dan menganalisis masalah dengan menyebutkan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan dengan menggunakan proses pembentukan pengertian dan pembentukan
keputusan. Pada siswa perempuan memahami masalah menggunakan proses berpikir
pembentukan pengertian, pembentukan keputusan dan pembentukan kesimpulan. Hal ini

dapat terlihat siswa perempuan dapat mudah dan benar dalam menyebutkan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan serta menjawab masalah berdasarkan langkah-langkah
pemecahan masalah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusparatri, Retno Kuning Dewi
(2012) dalam jurnalnya yang berjudul “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” yaitu dalam pelaksanan pembelajaran
berbasis masalah, guru melakukan evalusi dan penilaian. Evaluasi dapat dilakukan
dengan penilaian proses. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana
siswa merencanakan pemecahan masalah dan

bagaimana siswa

menunjukkan

pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan dan kemampuan berpikir kritis siswa akan
tampak dalam pemilihan dan cara pemecahan masalah yangg tepat sesuai perkembangan
jaman dan konteks/lingkungannya. Teknik penilaiannya salah satunya juga dapat
dilakukan dengan meminta siswa memprentasikan hasil kerja mereka di depan kelas. Dari
proses penilaian tersebut akan tampak bahwa siswa dapat mengungkapkan pendapat dan
mampu memilih pemecahan masalah yang tepat sehingga salah satu tujuan yang ingin

didapat yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dapat dikatakan tercapal
Sehubungan dengan hal tersebut, disarankan dalam pelaksanaan pembelajaran materi
dampak perubahan sosial, guru menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah
yang dipadukan dan dimodifrkasi dengan metode, model pembelajaran serta strategi
pembelajaran yang lain seperti pembelajaran CTL dan sebagainya sebagai upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai “Deskrpsi
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Berdasarkan Gender pada Materi

Persamaan Garis Lurus”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga dapat membantu guru maupun
sekolah dalam memperbaiki dan merencanakan proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut:
1. Bagaimana deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki kelas VIII SMP pada

materi persamaan garis lurus?
2. Bagaimana deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa perempuan kelas VIII SMP
pada materi persamaan garis lurus?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsi kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki kelas VIII SMP pada materi
persamaan garis lurus.
2. Mendeskripsi kemampuan berpikir kritis siswa perempuan kelas VIII SMP pada
materi persamaan garis lurus.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, adapun manfaat
penelitan ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Menambah pengetahuan dan informasi tentang kemampuan berpikir kritis siswa
SMP laki-laki dan perempuan,
b. Sebagai bahan kajian dan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru

Memberi gambaran mengenai kemampuan berpikir kritis pada materi bangun
datar, sehingga dapat membantu dalam menyiapkan dan merencanakan
pembelajaran yang efektif dalam matematika.
b. Bagi sekolah
Memberikan masukan positif untuk kemajuan sekolah melalui peningkatan
pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran matematika.

E. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dibatasi pada deskrpsi
kemampuan berpikir kritis siswa SMP berdasarkan gender pada materi persamaan garis
lurus.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202012055 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202012055 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202012055 BAB IV

0 0 49

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202012055 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis pada Persamaan Garis Lurus oleh Siswa Kelas VIII SMP Berdasarkan Gender T1 202012018 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis pada Persamaan Garis Lurus oleh Siswa Kelas VIII SMP Berdasarkan Gender T1 202012018 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis pada Persamaan Garis Lurus oleh Siswa Kelas VIII SMP Berdasarkan Gender T1 202012018 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis pada Persamaan Garis Lurus oleh Siswa Kelas VIII SMP Berdasarkan Gender

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis pada Persamaan Garis Lurus oleh Siswa Kelas VIII SMP Berdasarkan Gender

0 0 32