PENGARKINER Pengaruh Konflik Peran Ganda Terhadap Kinerja Wanita Berperan Ganda Yang Dimediasi Oleh Variabel Stres Kerja.

PENGAR
RUH KONF
FLIK PERA
AN GAND
DA TERHA
ADAP
KINER
RJA WANIITA BERP
PERAN GA
ANDA YAN
NG
DIME
EDIASI OL
LEH VARIA
ABEL STR
RES KERJJA

NASK
KAH PU
UBLIKA
ASI

Diajukaan Untuk Memenuhi
M
Tugas
T
dan Syarat-Syaarat
Guna Memperole
M
h Gelar Sa
arjana Ekon
nomi Jurussan
Manaajemen Pad
da Fakulta
as Ekonomii dan Bisniss
U
Universitas
Muhammadiyah Surrakarta

Disusun Oleh
O
:

MARTA
ANTI PUSPONEGOR
RO
B 100 110
0 337

PROGRA
AM STUDI MANAJEMEN
FAKULT
TAS EKON
NOMI & BIISNIS
UNIVER
RSITAS MUHAMMA
M
ADIYAH SURAKAR
S
RTA
2015
5


i

ii

ABSTRAKSI
Tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah : (1)
Untuk menganalisis pengaruh konflik peran ganda terhadap kinerja wanita
berperan ganda. (2) Untuk menganalisis pengaruh konflik peran ganda terhadap
stres kerja. (3) Untuk menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja wanita
berperan ganda. (4) Untuk menganalisis stres kerja memediasi peengaruh konflik
peran ganda terhadap kinerja wanita berperan ganda.
Penelitian ini menggunakan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian
ini adalah wanita yang bekerja dan sudah berkeluarga di PT Sari Warna Asli Unit
II Boyolali. Sampel yang diambil berjumlah 100 orang, dengan metode
pengambilan sampel purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dibatasi
dengan tipe-tipe spesifik dari informan yang sesuai kriteria penelitian dan
convenience sampling, yaitu mengambil responden sebagai sampel berdasarkan
kebetulan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan : (1) Uji
kualitas instrumen data digunakan uji validitas dengan corrected item total
correlation, uji reliabilitas dengan cronbach alpha dan uji normalitas dengan

kolmogorov smirnov, (2) Uji regresi berjenjang (Hierarchical Regression), (3) Uji
Mediasi, (4) Uji hipotesis, dengan menggunakan uji t, uji F, dan uji koefisien
determinasi (ܴଶ ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Konflik peran ganda
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja wanita berperan ganda. (2) konflik
peran ganda berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja. (3) Stres kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja wanita berperan ganda. (4) Stres
kerja memediasi pengaruh konflik peran ganda secara parsial terhadap kinerja
wanita berperan ganda, serta dibuktikan dengan uji F bahwa konflik peran ganda
dan stres kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja wanita berperan
ganda.
Kata kunci : Kinerja Wanita, Konflik Peran Ganda, Stres Kerja

iii

ABSTRACT

Goals to be achieved in the implementation of this research are: (1) To
analyze the effect of the conflict on the performance of the dual role women play
doubles. (2) To analyze the effect of the conflict on the dual role of occupational

stress. (3) To analyze the effect of work stress on the performance of the double
role of women. (4) To analyze the stress of work to mediate the conflict peengaruh
dual role on the performance of the double role of women.
This study uses survey approach. The population in this study were women
who work and have a family at PT Sari Warna Asli Boyolali. Samples were taken
of 100 people, with a purposive sampling method, sampling is limited to specific
types of informants who fit the study criteria and convenience sampling, which
took the respondents in the sample by coincidence. Data analysis techniques used
in this study: (1) Test the quality of the data used to test the validity of the
instrument with corrected item total correlation, Cronbach alpha reliability test
and the Kolmogorov Smirnov normality test, (2) hierarchical regression test
(Hierarchical Regression), (3) Test Mediation, (4) Test the hypothesis, using the t
test, F test, and test the coefficient of determination (R2).
The results showed that: (1) a dual role conflict significantly affect the
performance of the double role of women. (2) the dual role conflict significantly
influence job stress. (3) Work stress significantly affect the performance of the
double role of women. (4) Work stress mediates the influence of dual role conflict
partially on the performance of the double role of women, as well as evidenced by
the F test that dual role conflict and job stress simultaneous effect on the
performance of the double role of women.

Keywords: Female Performance, Dual Role Conflict, Work Stress

iv

PENDAHULUAN
Jumlah wanita pencari kerja akan semakin meningkat di sebagian wilayah
Indonesia. Menurut BPS data komposisi angkatan kerja 2010 dan 2012 jumlah
angkatan kerja wanita aktif meningkat dari 36.871.239 jiwa pada tahun 2010
menjadi 38.100.000 jiwa pada tahun 2012 (BPS RI, Susenas, 2012). Di dunia,
keikutsertaan wanita dalam dunia kerja sudah mulai meningkat sejak tahun 1960an (U.S Cencus Bureau, 2003). Hal ini menunjukkan bahwa secara kuantitas,
pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang sangat potensial. Adanya
tuntutan untuk mendukung ekonomi rumah tangga menjadi salah satu alasan bagi
wanita untuk bekerja (Anoraga, 1998).
Pada kenyataannya peran ganda memberi konsekuensi yang berat bagi
wanita. Di satu sisi wanita mencari nafkah untuk membantu suami bahkan pada
kasus tertentu wanita lebih bisa diandalkan dalam menafkahi dan di sisi lain
wanita harus bisa melaksanakan tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu.
Walaupun demikian peran ganda wanita bukan pilihan yang tidak mungkin
diambil dan hal tersebut sering berdampak kepada sikap mereka terhadap
pekerjaan.

Kebijakan perusahaan mengenai work family conflict untuk memenuhi
beraneka ragam kebutuhan karyawan tentang masalah ini, sebaiknya diwujudkan
dalam kebijakan-kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia, yang diharapkan
dapat menciptakan situasi yang menguntungkan bagi pemilik perusahaan. Pada
saat pemilik perusahaan tidak melibatkan issue work-family conflict ke dalam
kebijakan yang berhubungan dengan karyawan, maka para pekerja wanita dalam
perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan karir dan
keluarga. Hal ini dapat meningkatkan tekanan pada karyawan, tekanan tersebut
dapat mempengaruhi kinerja dan menurunkan produktifitas karyawan yang
kemudian secara langsung mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Atas dasar berbagai permasalahan dan uraian yang ada di atas, maka
penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Konflik
Peran Ganda Terhadap Kinerja Wanita Berperan Ganda Yang Dimediasi
Oleh Variabel Stres Kerja”

1

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian
ini adalah wanita yang bekerja dan sudah berkeluarga di PT Sari Warna Asli Unit

II Boyolali. Sampel yang diambil berjumlah 100 orang, dengan metode
pengambilan sampel purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dibatasi
dengan tipe-tipe spesifik dari informan yang sesuai kriteria penelitian dan
convenience sampling, yaitu mengambil responden sebagai sampel berdasarkan
kebetulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah porposive
sampling dan convenience sampling.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan : (1) Uji kualitas
instrumen data digunakan uji validitas dengan corrected item total correlation, uji
reliabilitas dengan cronbach alpha dan uji normalitas dengan kolmogorov
smirnov, (2) Uji regresi berjenjang (Hierarchical Regression), (3) Uji Mediasi, (4)
Uji hipotesis, dengan menggunakan uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi (ܴଶ ).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Regresi Berjenjang (Hierarchical Regression)
1. Analisis regresi variabel konflik peran ganda (KPG) dengan variabel kinerja
wanita berperan ganda (KW)
Tabel 4.11
Analisis regresi variabel konflik peran ganda (KPG) dengan variabel kinerja
wanita berperan ganda (KW)
Persamaan I.


KW
KW
t
Sig.
R2
Adj. R2

= a + b1KPG + e
= 29,148 + 0,213 + e
= 4,716
= 0,000
= 0,185
= 0,177

Sumber : Data primer yang diolah, 2015

2

2. Analisis regresi variabel konflik peran ganda (KPG) dengan variabel stres
kerja (SK)

Tabel 4.12
Analisis regresi variabel konflik peran ganda (KPG) dengan variabel stres
kerja (SK)
Persamaan II.

SK
= a + b1KPG + e
KW
= 16,763 + 0,524 + e
t
= 3,789
Sig.
= 0,000
R2
= 0,128
2
Adj. R = 0,119
Sumber : Data primer yang diolah, 2015

3. Analisis regresi variabel stres kerja (SK) dengan variabel kinerja wanita

berperan ganda (KW)
KW = a + b2SK + e
Tabel 4.13
Analisis regresi variabel stres kerja (SK) dengan variabel kinerja wanita
berperan ganda (KW)
Persamaan I.
KW
= a + b1SK+ e
KW
= 29,636 + 0,192 + e
t
= 3,531
Sig.
= 0,001
2
R
= 0,113
Adj. R2 = 0,104
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
4. Analisis regresi variabel konflik peran ganda (KPG) dengan variabel stres kerja
(SK) untuk memprediksi kinerja wanita berperan ganda (KW)
Tabel 4.14
Analisis Regresi Variabel Konflik Peran Ganda (Kpg) Dengan Variabel Stres
kerja (SK) Untuk Memprediksi Kinerja Wanita Berperan Ganda (KW)
Persamaan I.
KW
= a + b1KPG + b2SK + e
KW
= 24,661 + 0,298 + 0,120 + e
thitung KPG = 3,708
thitung SK = 2,181
Sig. KPG = 0,000
Sig. SK
= 0,032
R2
= 0,223
Adj. R2
= 0,207
Sumber : Data primer yang diolah, 2015

3

sehingga dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
a = 24,661, artinya kinerja wanita berperan ganda sebesar 24,661 jika variabel
konfik peran ganda dan variabel stres kerja dianggap konstan.
KPG = 0,289 dan SK = 0,120, jika konflik peran ganda dan stres kerja semakin
ditingkatkan akan meningkatkan kinerja wanita berperan ganda, karena
menunjukkan parameter yang positif.
5. Analisis Mediasi
Analisis ini bertujuan untuk menguji stres kerja sebagai variabel
mediasi pada hubungan konflik peran ganda dan kinerja wanita berperan
ganda. Pengujian ini dilakukan dengan mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Baron dan Kenny (1986). Menurut Baron dan Kenny
(1986) variabel mediasi memiliki hubungan kausal dengan variabel
independen dan variabel dependen yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini
berdasarkan tabel 4.11, 4.12, 4.13 sebagai berikut:

t hitung = 3,789
Sig.
= 0,000
β
= 0,525

Stres kerja

t hitung = 3,531
Sig.
= 0,001
β
= 0,192

(Mediator)
a

b

Konflik Peran Ganda

c

Kinerja wanita Berperan Ganda

(Independen variabel) t hitung = 4,716
Sig.
β

= 0,000
= 0,361

Gambar 4.1
Analisis Mediasi

4

(Dependen Variabel)

Berdasarkan gambar 4.1 dan tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa stres
kerja terbukti memediasi secara parsial pada pengaruh konflik peran ganda
terhadap kinerja wanita berperan ganda.
Uji t
Tabel 4.15
Koefisien Regresi dan Standard Eror Variabel penelitian
Model
Koefisien t hitung t table Sign.
Ket.
Constant
Konflik peran ganda
Stres kerja
Adj. R2 = 0.207
Fhitung = 13,921
Sig, F = 0,000

24,661
0,298
0,120

11,860
3,708
2,181

1,985
1,985

0,000
0,032

Ho ditolak
Ho ditolak

Sumber : Hasil Analisis Program SPSS Versi 21.00
Berdasarkan hasil analisis data dari tabel diatas diperoleh bahwa konflik
peran ganda dan stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja wanita
berperan ganda di PT Sari Warna Asli Boyolali secara individu karena nilai thitung
untuk variabel konflik peran ganda sebesar 3,708 dan stres kerja sebesar 2,181
dan ttabel sebesar 1,985 yang berarti thitung> ttabel atau angka koefisien dengan
signifikansi kurang dari 0,05.

Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secata
simultan terhadap variabel dependen.

Berdasarkan tabel 4.15 disimpulkan

bahwa secara simultan konflik peran ganda dan stres kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja wanita berperan ganda hasil dengan nilai Fhitung
sebesar 13,921 dan nilai signifikan 0,000.
Uji R2 (koefisien determinasi)
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted
R2) sebesar 0,207, hal ini berarti bahwa variabel independen konflik peran
ganda dan stres kerja menjelaskan variasi kinerja wanita berperan ganda di PT

5

Sari Warna Asli Boyolali sebesar 22,3% dan 77,7% dijelaskan oleh faktor atau
variabel lain di luar model.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan adanya konsistensi temuan dengan
penelitian Azazah Indriyani, SE (2007) dengan judul “Pengaruh Konflik Peran
Ganda dan Stres Kerja Terhadap Perawat Wanita Rumah Sakit, Studi Pada
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang”. Berdasarkan hasil
penelitian ini diperoleh bukti bahwa konflik peran ganda yang terdiri dari
konflik pekerjaan-keluarga dan keluarga- pekerjaan. Karena konflik pekerjaankeluarga mempunyai pengaruh sebesar 0,40 terhadap stres kerja dengan tingkat
signifikansi yang baik. Pada hakekatnya konflik pekerjaan-keluarga bersumber
dari dukungan rekan kerja dan atasan. Berdasarkan nilai dari signifikansi yang
dihasilkan variabel konflik peran ganda yang paling dominan adalah konflik
keluarga-pekerjaan terhadap stres kerja Karena konflik keluarga-pekerjaan
mempunyai pengaruh sebesar 0,45 yang bersumber dari pasangan hidup dan
keluarga. Dan diikuti oleh variabel stres kerja terhadap kinerja perawat.
Karena stres mempunyai pengaruh sebesar 0,37 terhadap kinerja perawat
dengan tingkat signifikan yang baik. Variabel konflik pekerjaan keluarga
terhadap kinerja perawat. Karena konflik pekerjaan-keluarga mempunyai
pengaruh sebesar -0,44 terhadap kinerja perawat dengan tingkat signifikan
yang baik, hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa semakin tinggi tingkat
konflik pekerjaan-keluarga maka akan mengurangi kinerja perawat rumah
sakit. Sedangkan konflik keluarga-pekerjaan terhadap kinerja perawatn
berpengaruh signifikan positif terhadap terjadinya stres kerja mempunyai
pengaruh sebesar -0,58 terhadap kinerja perawat dengan tingkat signifikan
yang baik, hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa semakin tinggi tingkat
konflik keluarga-pekerjaan maka akan mengurangi kinerja perawat rumah
sakit. Dari hasil ini juga tidak konsisten dengan peneliti terdahulu Astrani
Maherani (2008) yang menyatakan bawha tidak ada pengaruh yang signifikan
antara konflik peran ganda terhadap kinerja.

6

Konflik peran ganda merupakan suatu bentuk konflik peran di mana
tekanan-tekanan dari pekerjaan dan keluarga saling tidak cocok. Konflik
sebenarnya menjadi fungsional dan dapat pula menjadi disfungsional. Konflik
bisa memperbaiki dan memperburuk prestasi individu maupun organisasi
tergantung dari pengelolaan konflik tersebut. mendefinisikan konflik pekerjaan
keluarga sebagai konflik peran yang terjadi pada karyawan, di mana di satu sisi
ia harus melakukan pekerjaan di kantor dan di sisi lain harus memperhatikan
keluarga

secara

utuh,

sehingga

sulit

membedakan

antara

pekerjaan

mengganggu keluarga dan keluarga mengganggu pekerjaan. Pekerjaan
mengganggu keluarga, artinya sebagian besar waktu dan perhatian dicurahkan
untuk melakukan pekerjaan sehingga kurang mempunyai waktu untuk
keluarga. Sebaliknya, keluarga mengganggu pekerjaan berarti sebagian besar
waktu dan perhatiannya digunakan untuk menyelesaikan urusan keluarga
sehingga mengganggu pekerjaan. Konflik pekerjaan-keluarga ini terjadi ketika
kehidupan rumah seseorang berbenturan dengan tanggungjawabnya di tempat
kerja, seperti masuk kerja tepat waktu, menyelesaikan tugas harian, atau kerja
lembur. Demikian juga tuntutan kehidupan rumah yang menghalangi seseorang
untuk meluangkan waktu untuk pekerjaannya atau kegiatan yang berkenaan
dengan kariernya.
Wanita bekerja menghadapi situasi rumit yang menempatkan posisi
mereka diantara kepentingan keluarga dan kebutuhan untuk bekerja. Muncul
sebuah pandangan bahwa perempuan ideal adalah superwoman dan supermom
yang sebaiknya memiliki kapasitas yang dapat mengisi bidang domestic
dengan sempurna dengan bidang public tanpa cacat. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa wanita yang mengalami konflik peran ganda adalah
adanya dua peran sekaligus yang harus dijalankan oleh wanita tersebut, yaitu
sebagai istri, ibu dan sebagai wanita yang bekerja.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja terbukti
memediasi secara parsial pada pengaruh konflik peran ganda terhadap kinerja
wanita berperan ganda. Dan dibuktikan oleh uji F bahwa secara simultan

7

konflik peran ganda dan stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja wanita berperan ganda.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa konflik peran ganda berpengaruh
terhadap kinerja wanita berperan ganda di PT Sari Warna Asli Boyolali.
2. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa konflik peran ganda berpengaruh
terhadap stres kerja di PT Sari Warna Asli Boyolali.
3. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa stres kerja berpengaruh terhadap
kinerja wanita berperan ganda di PT Sari Warna Asli Boyolali.
4. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa stres kerja memediasi pengaruh
konflik peran ganda secara parsial terhadap kinerja wanita berperan ganda di
PT Sari Warna Asli Boyolali.
5. Pengujiannya menggunakan uji F untuk mengetahui bahwa Konflik peran
ganda dan stres kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja wanita
berperan ganda di PT Sari Warna Asli Boyolali.

Saran
1. Obyek penelitian bisa diperluas / ditambah dengan menggunakan rumah sakit
umum atau swasta yang lainnya di Boyolali. Hal ini dikarenakan karakteristik
konflik pekerjaan-keluarga lebih bervariatif dan lebih kompleks dan akan
menghasilkan temuan penelitian yang lebih fenomena dan berguna untuk
meningkatkan kinerja wanita berperan ganda.
2. Untuk penelitian kedepan bisa dilanjutkan untuk menguji sebuah teori dan
berbagai penelitian atau temuan dalam penelitian dihubungkan dengna
peningkatan kinerja wanita berperan ganda.

8

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Jakarta, Bina Aksara
As’ad, M. 2002. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberity.
Astrani Maherani, 2008, Pengaruh Konflik Peran Ganda Dan Fear Of Success
Terhadap Kinerja Wanita Berperan Ganda, Jurnal Universitas
Gunadarma, Jakarta.
Baron, R. M and Kenny, D. A., 1986, The Moderator-Mediator Variable
Distinction in Social Psycological Research : Conceptual, Strategic, and
Statistical Consideration, Journal of Personality and Social Psychology,
Vol. 51, No. 6. pp. 1173-1182.
BPS RI. Susenas 2012
Dessler, Gary. (1997), Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Prenhallindo,
Jakarta.
Djarwanto dan Subagyo, Pangestu. 2005. Statistik Induktif. Yogyakarta : BPFE
UGM.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Edisi 2. BP
Universitas Diponegoro. Semarang.
Frone, M R; Russell, M; Cooper, M L. (1992). Antecedents and Outcomes of
Work-Family Conflict: Testing a Model of The Work-Family Interface.
Journal of Applied Psychology, Vol.77, No.1, p:65-78.
Gery Dessler, 2000, Organisasi:Perilaku, Struktur, Proses, alih bahasa Nunuk
Adiarni, Edisi kedelapan, Jilid II, Binarupa Aksara, Jakarta
Gaffar, Hulaifah. (2012). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada
PT. Bank Mandiri (Persero) TBK Kantor Wilayah X Makassar. Skripsi.
Makassar : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi MultiVariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

9

Gibson, L. James, Donnelly, H. James, dan Ivancevich, John M. 1997.
Manajemen Edisi 9. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Ginting, SY. (2011). Hubungan Self Efficacy Bekerja dan Keluarga dengan
Tingkat konflik peran ganda pada Wanita Dewasa Dini.
http://repository.usu.ac.id/bitstream.
Greenhaus, J. H. & Beutell, N. J. (1985). Sources of Conflict Between Work and
Family Roles. Academy of Management Review, 10, 76-88.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : BPFE.
Halimah Siti. 2012. “Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda (Work Family
Conflict) Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Wanita Bagian
Produksi PT.Samwon Busana Indonesia”. Jurnal Dinamika Manajemen.
Vol. 1, No. 3, hml. 01-16.
Hastuti, 2008 dalam Maherani, Astrani. 2008. Pengaruh Konflik Peran Ganda Dan
Fear of Succes IK Terhadap Wanita Berperan Ganda (Tesis). Universitas
Guna Darma Jakarta.
Indriyani, Azazah SE. 2009. Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Wanita Rumah Sakit (Studi Pada Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah) Semarang (Tesis). Universitas
Diponegoro Semarang.
Jacinta F. 2002. Stres kerja. www.e-psikologi.com/masalah/stres. diakses 11
Agustus 2010.
Kinnunen, U. & Mauno, S. (1998). Antecedents and outcomes of work-family
conflict among employed women and men in Finland. Human Relations,
51, 157 –177.
Luthans, Fred. 1998. Organization Behaviour, sixth Edition, MCGraw Hill Book
Co. Singapore.
Maya. (2011). Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda Terhadap Kinerja Wanita
Berperan Ganda. Skripsi. Surakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
______________, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

10

Morgan, C.T., King, R.A., Weisz, J.R., dan Schopler, J. (1986). Introduction to
th

psychology. (7 ed). Singapore: McGraw-Hill Book Co.
Murtiningrum, Afina, SS., 2009. “Analisis Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga
terhadap Stres Kerja dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel Moderasi
studi kasus pada guru 3 SMP Negeri di Kabupaten Kendal”. Tesis Tidak
Dipublikasikan. Magister Manajemen. Universitas Diponegoro.
Rachminiwati. (1988). Efek Peran Jenis Kelamin Wanita Bekerja pada Konflik
Peran : Studi Deskriptif Terhadap Wanita Bekerja yang Berperan Ganda.
Skripsi. Jakarta : Fakultas Psikologi UI.
Rahmadita Irma. 2013. “Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Dan Dukungan
Sosial Pasangan Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawati Di Rumah Sakit
Abdul Rivai Berau”. eJurnal Psikologi. Vol. 1, No. 1, hml. 58-68.
Ranupandojo, Heidjrahman dan Suad Husnan, 1984, Manajemen Personalia,
Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Rismayanti, S. (2008). Hubungan antara Konflik Peran Ganda dengan Motivasi
Kerja pada Wanita Karir yang telah Berkeluarga. Jakarta: Universitas
Gunadarma:
http://209.85.173.132/search?q=cache:LIHVc1uvboYJ:library.gunadar
ma.ac.id/10503172skripsi_fpsi.pdf+konflik+peran+ganda+wanita+karir&cd=3&hl=id&ct
=clnk&gl=id
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan. Edisi Kedua, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Rosita Sry. 2012. “Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Dosen Wanita Di Fakultas Ekonomi Universitas Jambi”. Jurnal
Manajemen Bisnis. Vol. 2, No. 02.
Robbins S, Perilaku Organisasi, PT INDEKS kelompok GRAMEDIA, Jakarta,
2003.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke12, Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran., Uma. 2000. Research Methods For Business. New York. John Willey &
Sons, Ine;

11

Siagian, Sondang P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,
Jakarta.
Soeprihanto, J. 2001. Penilaiaan Kinerja dan Pengembangan Karyawan.
Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempat. Bandung. Alfabeta.
Supranto, J. 1994. Statistik Teori dan Aplikasi jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Susanto dan M. Wahyuddin, 2007, Penagruh Stres, Konflik dan Hukuman
Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Pelayanan Bea
Dan Cukai Tipe A3 Samarinda Kalimatan Timur.
Tarupolo, B. 2002. Warta Kesehatan Kerja Media Komunikasi Kesehatan Kerja
Edisi 2.
Triawhyuni, B. (2009). Hubungan Konflik Peran Ganda dengan Kepuasan Kerja
pada Guru Wanita yang telah menikah. Jakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma: http://www.gunadarma.ac.id
Triyanti, Nyoman. 2003. Pengaruh Adaptasi Kebijakan Work-Family Issue
Terhadap Absence dan Turnover. Jurnal Widya Manajemen &
Akuntansi, Vol.2, No. 3 Desember 2002.
U.S Census Bureau. P1 – 28. Women Workforce. United States. 2003
Wirakristama, Chandra R. (2011).Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda (Work
Family Conflict) Terhadap Kinerja Wanita Pada PT Nyonya Meneer
Semarang dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening. Skripsi.
Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Zainur Rozikin, 2006, Pengaruh Konflik Peran dan Stres Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Bank Pemerintah Di Kota Malang, Jurnal Aplikasi
Manajemen Volume 4 Nomer 2 Agustus 2006

12