PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA MATA Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas Iii Sd Negeri Tegalwaton 01 Tah

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWAKELAS III SD NEGERI
TEGALWATON 01 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi PGSD

Diajukan oleh :
ISNA MIFTAHUL FAUZI
NIM : A 510110046

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PERSETUJUAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI

PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI
TEGALWATON 01 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Diajukan Oleh :

ISNA MIFTAHUL FAUZI
A 510110046

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta untuk dipertanggungjawabkan di
hadapan tim penguji skripsi

Surakarta, 24 Juli 2015

Dra. Risminawati,M.Pd
NIP. 195403171982032002

BIODATA


Nama Penulis

:Isna Miftahul Fauzi

Program Studi

: Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas

: FKIP

Universitas

:Universitas Muhammadiyah Surakarta

Alamat Email

:fauuzi42@gmail.com


Nomor Telepon

:085640158055

ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN ROTTING TRIO EXCHANGE PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI
TEGALWATON 01 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Isna Miftahul Fauzi, A510110046, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2015, 71 halaman.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat belajar melalui
penerapan strategi pembelajaranRotting Trio Exchenge pada mata pelajaran
matematika siswa kelas III SD Negeri Tegalwaton 01. Penelitian ini termasuk
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu merupakan suatu jenis penelitian yang
dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya untuk

dapat meningkatkan minat belajar siswa. Subjek penerimaan tindakan adalah siswa
kelas III SD Negeri Tegalwaton 01 yang berjumlah 21 siswa, subjek pelaku tindakan
guru (peneliti). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara,
observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan
dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang
terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil
penelitian menunjukkan minat belajar siswa pada pembelajaram matematika dapat
meningkat, dengan rata-rata partisipasi aktif dalam pembelajaran pada kondisi awal
sebesar 41,66%, siklus I sebesar 71,42%, siklus II sebesar 83,33%. Memberikan
perhatian pada pembelajaran pada kondisi awal sebesar 39,28%, siklus I sebesar
69,04%, siklus II 84,52%. Ketertarikan terhadap proses pembelajaran kondisi awal
sebesar 40,47%, siklus I sebesar 67,85%, siklus II 84,52%. Rajin dalam belajar pada
kondisi awal sebesar 45,81%, siklus I sebesar 72,61%, siklus II sebesar 86,90%.
Dengan demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi
pembelajaran Rotting Trio Exchenge pada mata pelajaran matematika siswa kelas III
SD Negeri Tegalwaton 01 Tahun ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan minat belajar
dengan optimal.
Kata kunci:Peningkatan, Minat Belajar Strategi, Rotting Trio Exchenge

A. PENDAHULUAN

Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubungannya denga masalahmasalah pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Pendidikan pada dasarnya
adalah suatu upaya untuk menberikan pengetahuan, keterampilan dan keahlihan
tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat dan kepribadian untuk
dapat memahami semua perubahan yang terjadi dari kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terus berkembang. Sehingga manusia harus selalu
berkembang dalam mengikuti pendidikan yang ada. Upaya peningkatkan mutu
pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia,
baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga
masyarakat Maka dari itu, masalah pendidikan harus memperoleh perhatihan dan
prioritas yang tinggi dari pemerintah. Serta peran masyarakat sebagai pengawas
pendidikan.
Yusuf, (2003: 3) mengatakan bahwa : “pendidikan adalah setiap usaha,
pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak didik yang
bertujuan dalam pendewasan anak itu”. Maka dengan diberikannya pendidikan
kepada anak didik, sanggup untuk bertindak dan berbuat sebagai manusia yang
berkepribadian sosial. Pendidikan pada dasarnya adalah proses yang membantu
dirinya supaya mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang
saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Marsigit menyatakan

“para ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat
tergantung kepada kualitas guru dan praktek pembelajarannya, sehingga
peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu
pendidikan secara nasional” (Sutama, 2000: 1). Peran guru sangat penting dalam
mengajar, terlebih lagi saat interaksi berlangsung antar guru dengan peserta didik
pada proses belajar mengajar berpengaruh sekali dalam mencapai tujuan
pelajaran yang di inginkan. Guru harus pandai – pandai memutar otak agar
pembelajaran yang ia berikan mampu menarik perhatian dari siswa. Dengan

perhatian siswa yang terfokus pada guru maka pengetahuan yang akan diterima
siswa akan semakin kompleks. Guru juga dituntut mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan dalam
proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika.
Matematika dari tahun ke tahun berkembang semakin meningkat sesuai
dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman mendorong manusia untuk lebih kreatif
dalam mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai ilmu dasar.
Hampir setiap segi kehidupan sekarang ini menggunakan matematika, baik
langsung maupun tidak langsung. Matematika merupakan pelajaran yang sulit
bagi sebagian besar siswa. Rohani (2004: 6) menyatakan bahwa “pelajaran
matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang ”kurang diminati”

atau ”kalau bisa dihindari” oleh sebagian siswa dan kurangnya kesabaran bahwa
aliran-aliran yang ada dalam matematika mengajarkan untuk dapat berpikir lagi,
rasional kritis, cermat, efisien dan efektif”. Sudah menjadi gejala umum bahwa
mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Matematika
merupakan mata pelajaran yang sukar dipahami, sehingga kurang diminati oleh
sebagian siswa. Ketidak senangan terhadap matematika ini dapat berpengaruh
terhadap minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar serta berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa yang akan berdampak pada prestasi belajar
matematika. Pembelajaran yang terjadi selama ini mempunyai kencenderungan
yang kurang menarik sehingga siswa merasa bosan.
Keberhasilan seorang siswa dalam mempelajari matematika ditandai
dengan prestasi belajar. Prestasi belajar seorang siswa akan dipengaruhi oleh
banyak faktor baik dari dalam siswa maupun dari luar diri siswa. Salah satu
faktor dari dalam adalah minat belajar siswa. Minat belajar siswa merupakan
salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar. Belajar matematika
adalah proses dimana matematika itu ditemukan dan dibangun manusia, sehingga
dalam pembelajaran matematika harus lebih dibangun oleh siswa dari pada
ditanamkan oleh guru. Agar dapat mencapai prestasi belajar yang diingginkan,

maka faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa harus ditingkatkan.

Prestasi belajar siswa akan lebih baik bila pendidikan berjalan optimal.
Pembelajarn matematika selama ini belum dapat meningkatkan minat
belajar siswa, sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar matematika.
Hal serupa juga terjadi pada pembelajaran matematika di SD Negeri Tegalwaton
01. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 Februari 2014 terhadap proses
pembelajaran di kelas III SD Negeri Tegalwaton 01, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih bersifat
konvensional, tidak ada variasi metode pembelajaran yang dilakukan. Ada
beberapa permasalahan yang dihadapi guru di kelas, antara lain: (1) minat siswa
yang masih rendah dalam proses pembelajaran sebanyak 40%. (2) Siswa kurang
konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran 40%. (3) Siswa tidak memiliki
kemauan dalam mengerjakan soal 40%.
Gambaran

permasalahan

di

atas


menunjukkan

bahwa

kegiatan

pembelajaran matematika di SD Negeri Tegalwaton 01 perlu diubah guna
meningkatkan minat belajar siswa. Menurut Hilgrard (Slameto, 2003: 57) minat
adalah kecendrungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas.
Menurut Slameto, minat adalah satu rasa yang lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktifitas tampa ada yang menyuruh. minat pada dasarnya
adalah penerimaman akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Menurut Slameto (1995: 180)
“minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa. Siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada yang menarik minatnya. Mereka
segan untuk beajar, dan tidak memperoleh kepuasan dari pembelajaran.
Bahan pelajaran yang menarik bagi siswa lebih mudah dipelajari dan
diinghat siswa, karena minat minat menanbah kegiatan belajarnya.”

Jika terdapat siswa yang kurang dalam minat belajar, dapat diusahakan
mendorong siswa agar mempunyai minat yang lebih besar dengan memberinya

penjelasan-penjelasan hal yang menarik yang berkaitan dengan pembelajaran
yang sedang di pelajarinya.
Dari pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa
suka atau tertarik pada suatu hal atau aktifitas seseorang yang mendorong untuk
melakukan kegitan sesuatu, maka timbullah minat untuk belajar. Dengan upaya
peningkatan minat belajar siswa maka akan timbul usaha yang gigih dan tidak
mudah putus asa dalam mencapai potensi yang ada. Namun, saat ini ada
beberapa faktor yang menghambat minat belajar siswa yang berpengaruh pada
potensi siswa saat ini. Upaya untuk megatasi kesulitan belajar matematika dan
meningnkatkan mutu pendidikan sudah banyak dilakukan, di antaranya dengan
menerapkan berbagai strategi pembelajaran.
Selain permasalahan tersebut, permasalahan lain dalam pembelajaran
matematika yang ditentukan adalah faktor guru. Pada umumnya permasalahan
yang muncul karena faktor guru hampir ditemui di beberapa sekolah tidak jauh
berbeda. Pada proses pembelajaran dominasi guru sangat tinggi. Strategi
mengajar yang digunakan masih konvensional, sehingga komunikasi yang terjadi
masih satu arah. Guru jarang ada yang bisa menerapkan strategi pembelajaran

yang lebih bisa meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas.
Strategi pembelajaran yang bervariasi dapat dikembangkan dalam
pembelajaran matematika. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan
minat belajar siswa adalah dengan pembelajaran aktif ( Active Learning ) yaitu
dengan menggunakan strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange. Strategi
pembelajaran ini adalah sebuah cara bagi siswa untuk berdiskusi tentang
berbagai masalah dengan teman sekelasnya.
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Lie (Isjoni,2011: 16)
mendifisinikan:
“cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu
sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu
kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah
untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dan 3-6 orang saja.”
Menurut Suryosubroto (Isjoni,2011: 20) “belajar kelompok dibentuk
dengan harapan para siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran.”
Cooperative learning bukan bermaksud untuk menggantikan pendekatan
kompetitif (persaingan). Nuansa kompetitif dalam kelas akan sangat baik bila
diterapkan secara sehat. Pendekatan kooperatif ini adalah sebagai alternative
pilihan dalam mengisi kelemahan kompetisi, yakni hanya sebagian siswa saja
yang akan bertambah pintar, sementara yang lainnya semakin tenggelam dalam
ketidaktahuannya. Tidak sedikit siswa yang kurang pengetahuannya merasa malu
bila kekeurangannya di expose.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
cooperative learning mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan
bersama. Dalam kegiatan ini, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi
seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif memanfaatkan kelompok kecil
untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok itu. Kooperatif didesain untuk mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan
diskusi dalam kelompok kecil.
Sedangkan strategi Rotating Trio Exchange menurut Silberman (2009:
103) bahwa “salah satu cara untuk membuat siswa aktif dari awal adalah dengan
menggunakan strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange”. Strategi ini adalah
sebuah cara bagi siswa untuk berdiskusi tentang berbagai masalah dengan teman
sekelasnya. Dengan cara membagi kelompok 3 orang dan melakukan perputaran,
setiap putaran guru memberi soal dan tingkat kesulitan soal berbeda-beda bagi
tiap-tiap putaran kelompok tersebut, dengan harapan siswa dapat memahami
pelajaran yang sudah di ajarkan dengan mudah.
Berdasarkan hal tersebut peneliti akan melakukan penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan sebuah strategi pembelajaran yang diperkirakan

mampu mendukung upaya peningkatan minat belajar matematika. Peneliti
memperkirakan bahwa strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange menjadi
sebuah alternatif strategi pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan
minat belajar siswa.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian
yang dimaksudkan untuk memberi informasi bagaimana tindakan yang tepat
untuk meningkatkan keatifan belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan
masalah pembelajaran dikelasnya.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tegalwaton 01 yang terletak di
jalan Keluarga Sakinah, Tegalwaton, Kecamatan. Tengaran. Peneliti mengambil
tempat penelitian ini sebagai tempat penelitian sebab sekolah tersebut letaknya
strategis dipinggir jalan utama. Peneliti mengadakan penelitian di SD ini dengan
pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan judul
yang sama dengan peneliti. Disamping itu, pertimbangan lain adalah lokasinya
yang berdekatan dengan tempat tinggal peneliti dan sekolah tersebut memiliki
jumlah siswa yang representatif untuk diteliti. Lokasi SD Negeri Tegalwaton 01
mudah dijangkau oleh peneliti sehingga lebih efisien dalam mendapatkan
data.Subjek pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti yang
bertindak sebagai guru yang bertugas merencanakan, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan penelitian, sedangkan guru kelas III
sebagai observer.Subjek penerima tindakan dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas III dengan jumlah 21 siswa.Objek dalam penelitian ini adalah minat
belajar matematika siswa melalui strategi Rotating Trio Exchange.
Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan mengikuti
model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Tanggar dalam Kasihani
Kasbolah (2001: 38) yang berupa model spiral. Dalam perencanaan Kemmis
menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan,

pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu
ancang-ancang

masalah.Penelitian

Tindakan

Kelas

yang

pertama

kali

diperkenalkan Kurt Lewin pada tahun 1946. Menurut Kurs Lewin bahwa dalam
siklus terdiri dari empat langkah yaitu: a. perencanaan tindakan (planning), b.
tindakan (action), c. observasi (observation), d. refleksi (reflection).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan
terhadap siswa kelas III SD Negeri Tegalwaton 01 dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan strategi Rotating Trio Exchange dalam pembelajaran
matematika.
Tehnik pengumpulan data merupakan suatu cara dalam penelitian untuk
memperoleh keterangan sesuai apa adanya atau cara untuk mengumpulkan data.
Tehnik pengumpulan data bertujuan untuk mempermudah memperoleh data-data
guna melengkapi data yang dipergunakan sesuai dengan tujuan penelitian, maka
digunakan tehnik-tehnik sebagai berikut :
1. Wawancara
Ciri utama wawancara adalah tatap muka antara interviuwer dan interviuwee.
Agar interviuw dapat memberikan jawaban yang objektif diperlukan
hubungan baik antara keduanya. Wawancara dalam penelitian ini yaitu
melakukan tanya jawab dengan guru kelas III permasalahan pembelajaran
matematika
2. Observasi / pengamatan
Observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan tindak belajar siswa dan
melalui tindak mengajar guru dengan menggunakan metode pembelajaran
Rotating Trio Exchange, pembelajaran matematikakelas III SD Negeri
Tegalwaton 01
3. Dokumentasi
Dokumentasi

adalah

suatu

tehnik

pengumpulan

data

dengan

cara

mengumpulkan data yang ada. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui
data daftar nama siswa, silabus matematika, dan profil sekolah.

4. Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah beberapa catatan yang diperoleh peneliti mengenai
hasil pengamatan pada saat penelitian untuk mendapatkan data yang sedetail
mungkin, sehingga proses penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien
dalam

setiap

tindakan-tindakan

pada

saat

proses

belajar

mengajar

berlangsung.
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif
dilakukan dengan metode alur. Alur yang dilalui meliputi

reduksi data,

penyajian

seperti

data

danpenarikan

kesimpulan

atau

verifikasi

yang

diungkapkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono,2008: 91) adalah sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Untuk itu perlu
di catat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama
peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data,
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
Dengan cara menampilkan data dan membuat hubungan antara variabel
peneliti mengerti apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk
mencapai tujuan penelitian.
3. Verifikasi Data
Verifikasi data atau penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk
memperoleh derajat kepercayaan tinggi. Dengan demikian analisis data dalam

penelitian ini dilakukan sejak tindakan dilaksanakan. Verifikasi data dilakukan
pada setiap tindakan yang pada akhirnya dipadukan menjadi kesimpulan lain.

C. HASIL PENELITIAN
Pada penelitian yang dilaksanakan dikelas III SD Negeri 01 Tegalwaton,
kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun ajaran 2014/2015pada kondisi awal minat
belajarnya sangat rendah.Hal ini dikarenakan guru masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional. Pada pelaksanaan siklus pertama minat belajar siswa
mengalami peningkatan dari kondisi awal. Peningkatan minat dan hasil belajar
masih jauh dari indikator pencapaian yang mencapai 80%, untuk itu diperlukan
siklus berikutnya guna mencapai indikator yang telah ditetapkan. Pada
pelaksanaan siklus kedua minat belajar siswa pada pembelajaran matematika
mengalami peningkatan. Sehingga sudah mencapai indikator pencapaian yaitu 80
%. Dengan Rincian yang menunjukkan minat belajar siswa pada pembelajaram
matematika dapat meningkat, dengan rata-rata partisipasi aktif dalam
pembelajaran pada kondisi awal sebesar 41,66%, siklus I sebesar 71,42%, siklus
II sebesar 83,33%. Memberikan perhatian pada pembelajaran pada kondisi awal
sebesar 39,28%, siklus I sebesar 69,04%, siklus II 84,52%. Ketertarikan terhadap
proses pembelajaran kondisi awal sebesar 40,47%, siklus I sebesar 67,85%,
siklus II 84,52%. Rajin dalam belajar pada kondisi awal sebesar 45,81%, siklus I
sebesar 72,61%, siklus II sebesar 86,90%. Dengan demikian dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Rotting Trio
Exchenge pada mata pelajaran matematika siswa kelas III SD Negeri Tegalwaton
01 Tahun ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan minat belajar dengan optimal

D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Peningkatan minat
belajar matematika melalui penerapan strategi pembelaajranRotting Trio
Exchenge pada siswa kelas III SD Negeri Tegalwaton 01 Tahun ajaran

2014/2015 dapat meningkatkan Tahun Ajaran 2014/2015 telah mengalami
peningkatan anatara kegiatan awal (prasiklus),siklus I, dan siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Isjoni, 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan pengajaran dikelas. Jakarta : Rineka Cipta.

Sillberman, Mell. 2009. Active Lerning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta
: Pustaka Insan Mandiri.
Slameto.1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
_______.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutama, 2000. Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Matematika Melaluhi
Pembenahan Gaya Mengajar Guru di SLTP N 18 Surakarta. Yogyakarta :
Tesis. puska Sanjaya UNY ( Tidak Diterbitkan )
Yusuf, Munawir dkk.2003. Pendidikan Bagi Anak Berploblema Belajar. Jakarta :
Tiga Serangkai.

Dokumen yang terkait

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA MATA Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas Iii Sd Negeri Tegalwaton 01 Tah

0 4 15

PENDAHULUAN Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas Iii Sd Negeri Tegalwaton 01 Tahun Pelajaran 2014/201.

0 2 7

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Kelas VI SD Negeri 02 Gebyog

0 1 17

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Kelas VI SD Negeri 02 Gebyog

0 1 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 04 M

0 3 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 04 M

0 2 13

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN Optimalisasi Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Rotating Trio Exchange Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V

0 0 16

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN Optimalisasi Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Rotating Trio Exchange Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V

0 0 13