KAJIAN ATAS KUMPULAN CERPEN “RECTOVERSO” KARYA DEE SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK YPPT BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PANGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C.Tujuan Penelitian ... 9

D.Manfaat Penelitian ... 10

E. Batas Penelitian ... 10

F. Penjelasan istilah ... 11

G.Metodologi Penelitian ... 12

H.Lokasi dan Sampel Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 15

A.Karakteristik Sepak Bola ... 15

B. Latihan Kondisi Fisik ... 17

1. Pengertian Latihan Fisik ... 17

2. Komponen Fisik Yang Dibutuhkan Pemain Sepak Bola ... 19


(2)

E. Karakteristik Latihan dan Umur ... 31

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 34

A.Metode Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 37

C.Langkah-Langkah Penilitian ... 37

D.Instrumen Penelitian ... 40

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 48

A.Deskripsi dan Analisis Data... 48

1. Deskripsi Hasil Tes Masing-Masing Kelompok Umur... 49

2. Kemampuan VO2max Secara Keseluruhan ... 57

B. Diskusi Penemuan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A.Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 68


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Biomotor Yang Bisa Dilatihkan Untuk BerbagiKelompok

Umur ... 32 Tabel 2.2 Tahapan Latihan Dengan Rentang Waktu Pembinaan,

Kekerapan Latihan, Elemen Fisik, dan Usia ... 33 Tabel 3.1 Nilai Standar VO2max Berdasarkan Tes Lari Multi Tahap ... 43

Tabel 3.3 Formulir Catatan Tes Lari Multi Tahap ... 44 Tabel 4.1 Nilai Rata-Rata VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung

Medal Usia 13, 15, 17, dan 21 Tahun ... 48 Tabel 4.2 Nilai Simpangan Baku VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola


(4)

Tabel 4.3 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 13 Tahun ... 50 Tabel 4.4 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 15 Tahun ... 51 Tabel 4.5 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 17 Tahun ... 53

Tabel 4.6 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 21 Tahun ... 55 Tabel 4.7 Data Keseluruhan Kemampuan Daya Tahan (VO2max) Siswa

Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 13, 15, 17, dan

21 Tahun Hasil Analisis Deskriptif Prosentase ... 57 Tabel 4.8 Nilai VO2max Dalam Buku Kumpulan Materi Pelatihan

Pelatih Fisik Sepak Bola Se-Jawa Barat ... 60 Tabel 4.9 Nilai VO2max http://www.baymasters.org/vo2maxnorms.html. 61

Tabel 4.10 Nilai VO2max http://www.brianmac.co.uk/vo2max.htm ... 62


(5)

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Kesegaran Jasmani dan Usia ... 23

Gambar 2.2 Kaitan antara Metabolisme Aerob dan Anaerob ... 26

Gambar 2.3 Metode Latihan Ekstensif ... 30

Gambar 2.4 Metode Latihan Intensif ... 30

Gambar 2.5 Metode Latihan Repetisi ... 31

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian ... 39

Gambar 4.1 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 13 Tahun Dalam Diagram Batang ... 50

Gambar 4.2 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 15 Tahun Dalam Diagram Batang ... 52

Gambar 4.3 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 17 Tahun Dalam Diagram Batang ... 54

Gambar 4.4 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 21 Tahun Dalam Diagram Batang ... 56

Gambar 4.5 Data Keseluruhan Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Dalam Diagram Batang ... 58

DAFTAR LAMPIRAN Halaman A.Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 13 Tahun ... 68

B.Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 15 Tahun ... 69 C.Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal


(6)

D.Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal

Usia 21 Tahun ... 71

E. Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 13 Tahun ... 72

F. Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 15 Tahun ... 74

G.Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 17 Tahun ... 76

H.Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 21 Tahun ... 78

I. Tabel Nilai VO2max Berdasarkan Tes Lari Multi Tahap ... 80

J. Surat Penelitian ... 71

K.Surat Balasan Penelitian ... 82


(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan karya yang menggunakan medium bahasa dengan berbagai bentuk dan gaya penulisannya. Karya sastra yang ditulis oleh pengarang tidak semata-mata mengukir keindahan dengan kata-kata, tetapi mereka menyampaikan suatu pesan dan amanat yang ingin disamapaikan kepada pembaca.

Apakah karya sastra itu? Untuk menjawab persoalan itu tentu saja tidak dapat memakai pengertian bahwa yang dinamakan karya sastra itu ialah segala sesuatu yang tercetak atau tertulis saja sebab pengertian tersebut tidak mencakup karya sastra lisan (Noor, 2004:11) Lagi pula tidak semua teks yang tercetak atau tertulis itu termasuk karya sastra. Jadi, Lebih tepat jika dipakai pengertian bahwa karya sastra ialah karya yang imajinatif, baik lisan maupun tulisan. Sebuah karya sastra meskipun bahannya ( inspirasinya) diambil dari dunia nyata, tetapi sudah diolah oleh pengarang melalui imajinasinya sehingga tidak dapat diharapkan realitas karya satra sama dengan realitas dunia nyata sebab realitas dalam karya sastra sudah ditambah “sesuatu” oleh pengarang, sehingga kebenaran dalam karya sastra ialah kebenaran yang dianggap ideal oleh pengarangnya.


(8)

Melalui karya sastra dapat diketahui eksistensi kehidupan suatu masyarakat di suatu tempat pada suatu waktu meskipun hanya pada sisi-sisi tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, sastra adalah cerminan dan sebuah ekspresi tentang kehidupan dan seorang pengarang mengekspresikan pengalamannya tentang hidup, walaupun pada sisi lain harus diakui bahwa sastra bersifat otonom yang tidak mesti dihubungkan dengan realitas.

Pengarang-pengarang zaman Balai Pustaka, Pujangga Baru dan Angkatan ’45 menuliskan berbagai karya sastra tentang kehidupan, cita-cita yang terdapat dalam Islam. Meskipun untuk waktu yang lama keislaman ini tidak muncul secara sadar dan menonjol, tetapi ia tetap jelas menjadi latar belakang hampir setiap karya sastra yang muncul dan mereka tulis. Keanekaragaman karya sastra nasional Indonesia tidaklah memperlihatkan mozaik yang berdasarkan agama saja, tetapi juga berdasarkan keanekaragaman budaya dan kesenian.

Selain itu kita juga perlu tahu apa yang dimaksud dengan kesusastraan karena berkaitan erat dengan penjelasan dia atas. Jelaslah bahwa karya sastra yang merupakan hasil imajinasi pengarang menggunakan bahasa yang indah dan mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan nasehat dan pesan bagi pembacanya. Untuk mengetahui pesan dan amanat pengarang dalam karyanya, kita harus membaca karya-karyanya tersebut dan mengapresiasikannya.

Esensi dari pebelajaran apresiasi sastra adalah siswa harus dapat melakukan seperti yang dikemukakan oleh Effendi dan Aminuddin (1995 : 35) yaitu dapat menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan


(9)

3

perasaan yang baik terhadap karya sastra. Bahkan Rosidi dalam Sapardan ( 2005:39) dengan tegas memaparkan bahwa pengajaran sastra yang hanya akan membuat para pelajar hafal akan judul buku dan nama pengarang, tetapi tidak pernah mendapat keterampilan untuk membaca karya sastranya sendiri adalah sia-sia, karena fenomena pembelajaran seperti itu adalah siswa baru hafal tentang judul karya sastra dan nama pengarangnya. Mereka belum mencapai taraf sebagai apresiator. Kenyataannya bahwa apresiasi para siswa belum memadai.

Saat ini cerita pendek termasuk genre sastra yang kurang diperhatikan oleh guru maupun siswa. Melihat kenyataan yang ada di masyarakat, cerpen merupakan genre karya sastra yang cukup luas perkembangannya di masyarakat. Banyak sekali koran dan majalah yang menyediakan rubrik cerpen dalam setiap penerbitannya. Bahkan bukan itu saja, para sastrawan telah banyak yang menerbitkan kumpulan cerpen. Dalam konteks pembelajaran sastra, cerpen memiliki beberapa kekhususan yang cukup menguntungkan.

Dewasa ini bentuk bacaan cerpen semakin beragam. Sebagai salah satu sumber bacaan, cerpen merupakan bacaan yang sangat digemari, sebab cerita yang terdapat dalam cerpen cenderung lebih pendek dan mudah dipahami. Para penulis cerpen berlomba-lomba membuat cerpen yang bisa menarik minat dan memenuhi keinginan pembaca dengan memanfaatkan unsur-unsur negatif misalnya pencitraan seksualitas dan kekerasan. Cerpen yang disinyalir mengandung unsur negatif sudah banyak beredar di masyarakat. Untuk pembelajaran, khusunya apresiasi sastra Indonesia unsur-unsur negatif semacam


(10)

itu tidak pantas dan tidak bermanfaat bagi peserta didik, karena akan berdampak hanya negatif pada perkembangan anak.

Mengatasi hal tersebut diatas, seharusnya pemerintah lebih selektif dalam memilih cerpen, untuk diedarkan dalam masyarakat. Selain itu, untuk kebaikan peserta didik, sebaiknya para pengajar khususnya pengajar Bahasa Indonesia dalam memberikan contoh cerpen selain memperhatikan unsur kemenarikan, menyesuaikan tingkat perkembangan peserta didik, juga memberikan cerpen yang sarat dengan muatan edukatif.

Kumpulan cerpen RECTOVERSO merupakan cerpen yang berbicara mengenai persahabatan, kehidupan sosial, percintaan, dan kasih sayang. Berawal dari cerpen Malaikat Juga Tahu peneliti tertarik menggali makna yang terdapat di dalam cerpen tersebut. Setelah dibaca semua cerpen dalam kumpulan cerpen

RECTOVERSO ini, cerpen-cerpen ini memiliki berbagai ragam suasana

kehidupan. Gambaran kehidupan yang ditampilkan dalam cerpen-cerpen ini begitu hidup.

Peneliti tertarik untuk mencoba mengembangkan konsep-konsep dan ide-ide baru dalam dunia pendidikan. Konsep dan ide-ide baru yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah memberikan contoh rencana pembelajaran bahasa Indonesia dalam apresiasi sastra melalui analisis struktur cerita pendek. Dengan adanya analisis ini guru dapat berkaca bahwasanya penganalisisan sebuah karya sastra dapat membantu siswa mengembangkan ilmu kesusatraannya secara mendalam dengan pembelajaran analisis struktur sebuah karya sastra ( cerpen ).


(11)

5

Analisis struktur merupakan salah satu hal penting dalam pembelajaran apresiasi sastra. Dikatakan penting karena dengan adanya analisis struktur dari sebuah karya sastra contohnya cerpen akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi siswa mengenal makna isi sebuah cerpen tersebut. Cerpen yang merupakan gambaran kehidupan maka siswa dapat mengambil hikmah dan belajar tentang hidup yang sebenarnya.

Cerpen ( cerita pendek ) merupakan cerita yang menceritakan salah satu segi dari peristiwa para pelakunya. Kumpulan cerpen RECTOVERSO karya Dee merupakan objek penelitian ini. Peneliti tertarik memilih kumpulan cerpen

RECTOVERSO ini karena dari kumpulan cerpen ini akan terlihat banyak

peristiwa dan gambaran imajinatif pengarang dalam strukturnya. Pengarang menggabungkan lagu ke dalam cerpennya, dari sebuah lagu yang diciptakan tertuanglah sebuah cerita.

Dari uraian tersebut, maka peneliti akan mencoba menganalisis secara deskriptif masalah yang terdapat dalam kumpulan cerpen pendek RECTOVERSO karya Dee dari segi strukturnya yaitu unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya yang membangun masing-masing cerita pendek karangan Dee ini. Dari penelitian ini semoga akan memberikan pengetahuan dan wawasan baru dari penganalisisan Sembilan cerpen karya Dee dari kajian strukturalnya.

B. Perumusan Masalah

Pada penelitian ini perumusan masalah akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian. Pertanyaan tersebut sebagai berikut:


(12)

1. Bagaimanakah bentuk unsur intrinsik cerita dalam kumpulan cerpen

RECTOVERSO karya Dee?

2. Bagaimanakah bentuk unsur ektrinsik cerita dalam kumpulan cerpen

RECTOVERSO karya Dee?

3. Apakah kumpulan cerpen karya Dee dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia di SMK?

C. Tujuan Masalah penelitian

Dari rumusan masalah tersebut, tujuan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan unsur-unsur instrinsik yang terdapat di dalam kumpulan cerpen karya Dee.

2. Mendeskripsikan unsur-unsur ekstrinsik yang terdapat di dalam kumpulan cerpen karya Dee.

3. Mendeskripsikan apakah kumpulan cerpen karya Dee dapat dijadikan bahan pembelajaran bahasa Indonesia di SMK.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang akan didapat terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis adalah manfaat yang didapat sebagai sumbangsihnya pada pengetahuan sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang dapat diterapkan dalam masyarakat terutama dunia pendidikan.


(13)

7

1. Memperkuat teori-teori pemerolehan bahasa yang sudah ada sebelumnya; 2. Dapat menambah khasanah penelitian kesusastraan Indonesia dalam

memahami unsur-unsur struktur dalam suatu karya sastra;dan 3. Menambah referensi bagi penelitian sejenis berikutnya.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan yang dapat membantu pembaca untuk memahami dan mengetahui unsur struktural dalam kumpulan cerpen karya Dee yang menjadi objek dalam penelitian ini.

E. Definisi Operasional

1. Analisis struktural adalah analisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membangun atau membentuk kumpulan cerpen karya Dee.

2. Cerpen yang dijadikan data penelitian diambil dari kumpulan cerpen RECTOVERSO karya Dee. Cerpen yang menjadi data penelitian terdiri atas cerpen Curhat buat sahabat, Peluk, Hanya Isyarat, Firasat, Malaikat juga tahu, Selamat Ulang tahun, Aku ada, Tidur dan Cicak di Dinding. 3. Bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sumber bahan

yang digunakan oleh guru untuk mengajarkan materi-materi yang terdapat dalam pelajaran bahasa Indonesia.


(14)

F. Paradigma Penelitian

Di dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdapat paradigma penelitian sebagai berikut.

Cerpe

n

Unsur pembentuk Cerpen

Bahan Analisis

Unsur Instrinsik:

• Tema

• Latar • Alur

• Tokoh/penokohan • Sudut pandang

Unsur ekstrinsik: • Biografi pengarang • Psikologi pengarang • Lingkungan,dan • Pandangan hidup

Hasil analisis

Bisa dijadikan alternatif bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMK YPPT


(15)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi berasal dari bahasa Yunani, methodos, metode; logike, logis. Suatu disiplin yang berhubungan dengan metode, peraturan, kaidah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan ( Komaruddin,2006:152). Pada bab ini akan dipaparkan tentang metode penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, sumber data penelitian, populasi dan sampel, dan prosedur penelitian. Untuk lebih jelaskan akan dijelaskan sebagai berikut.

Dalam melakukan penelitian, dapat menggunakan berbagai macam metode dan sejalan dengannya rancangan penelitian yang digunakan juga dapat bermacam-macam. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian, objeklah yang menentukkan metode yang akan digunakan (Koentjaraningrat,1977:7).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:64), metode deskriptif merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadan yang terjadi pada waktu penelitian. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan seobjektif mungkin terhadap hal-hal yang menjadi pusat perhatian dan mendukung penelitian.


(16)

Metode deskriptif dipilih karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan struktur yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek RECTOVERSO karya Dee. Deskripsi dan analisis dilakukan terhadap struktur pembangun sebuah cerpen yaitu plot/alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan tema. Metode ini digunakan untuk menawarkan bentuk rencana pengajaran apresiasi sastra sebagai bahan ajar di sekolah menengah kejuruan.

Peneliti menganalisis satu per satu cerpen tersebut dari segi strukturnya. Untuk mendapatkan hasil analisis, peneliti akan mengelompokkan hasil analisis sesuai stukturnya masing-masing 1 kelompok yang terdiri dari 9 cerpen, seterusnya dikelompokkan segi plot/alur, tokoh dan penokohan, latar dan sudut pandang. Dan dari segi unsur ektrinsiknya yaitu dari segi biografi, psikologi dan keadaan lingkungan, pandangan hidup suatu bangsa.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Untuk melaksanakan teknik penelitian digunakan alat pendukung sebagai berikut:

1) Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk menggali teori yang relevan dengan hal-hal yang akan dikaji dalam penelitian ini, diantaranya teori tentang struktural,


(17)

36

khususnya struktur pembangun cerita pendek dan teori tentang pengajaran sastra.

2) Kartu analisis teks: kartu yang digunakan untuk menganalisis setiap cerpen. 3) Pedoman analisis teks:pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam

penganalisisan setiap cerpen.

Tabel 3.1

Pedoman Analisis

No Pokok Analisis Unsur Pembangun Tujuan

1. Analisis

struktur unsur

Intrinsik

a. Tema: makna yang

terkandung dalam suatu karya yang merupakan ide pokok atau gagasan sentral yang menopang ebuah karya sastra dan dijadikan dasar

penyusunan karya sastra yang digambarkan melalui para tokoh cerita.

b. Sudut pandang:cara atau teknik yang digunakan pengarang dalam

mencurahkan berbagai sikap dan pandangan melalui para tokoh cerita dan digunakan sebagai tempat berpijak pengarang dalam menyampaikan pendangannya. c. Plot:suatu tempat

berlangsungnya rentetan suatu peristiwa yang sambung menyambung.

d. Tokoh dan penokohan: tokoh mengacu kepada orangnya, sedangkan penokohan mengacu kepada watak yang dibawa oleh tiap-tiap tokoh cerita.

e. Latar:untuk menunjukkan tempat kejadian dan

- Untuk mengetahui isi dari unsur pembangun masing-masing cerpen yang akan dianalisis. - Sebagai

pemahaman bahwa unsur pembangun cerpen dapat menggambar keseluruhan makna cerpen.


(18)

2. Unsur ekstrinsik

memberikan kemiripan kenyataan untuk menimbulkan kesan kesungguhan.

Subjektifitas pengarang

Psikologi pengarang

Lingkungan pengarang

Pandangan hidup suatu bangsa

C. Data dan Sumber Data Penelitian 1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen RECTOVERSO yang terdiri dari sebelas cerita. Dari sebelas cerita pendek terdapat dua cerita pendek berbahasa Inggris, tetapi yang dijadikan sumber data hanya Sembilan cerita pende berbahasa Indonesia. Karena penelitian ini bertujuan untuk menyajikan alternatif bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia di SMK YPPT.

2. Data Penelitian

Data untuk penelitian ini adalah Sembilan cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek RECTOVERSO karya Dee. Cerita pendek yang terdapat dalam buku terdiri atas cerpen (1), Malaikat juga Tahu, (2) Hanya Isyarat , (3) Firasat, (4) Curhat buat Sahabat , (5) Aku ada, (6) Peluk, (7) Cicak di Dinding, (8) Selamat Ulang Tahun dan, (9) Tidur. Data dikumpulkan dari Sembilan cerpen tersebut.


(19)

38

Tabel 3.2 Data Penelitian

(cerita Pendek RECTOVERSO karya Dee) N

o

Judul cerpen Kode Cerpen Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Malaikat juga Tahu Hanya Isyarat Firasat

Curhat buat sahabat Aku ada

Peluk

Cicak di Dinding Selamat Ulang Tahun Tidur Cerpen1 Cerpen2 Cerpen3 Cerpen4 Cerpen5 Cerpen6 Cerpen7 Cerpen8 Cerpen9 Terlampir Terlampir Terlampir Terlampir Terlampir Terlampir Terlampir Terlampir Terlampir

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa cerpen yang diambil sebagai data penelitian ini terdiri atas Sembilan cerita pendek, (1) Malaikat juga Tahu, (2) Hanya Isyarat, (3) Firasat, (4) Curhat Buat Sahabat, (5) Aku Ada, (6) Peluk, (7) Cicak di Dinding, (8) Selamat Ulang Tahun dan, (9) Tidur. Begitu juga dengan unsur ekstrinsiknya juga diambil dari Sembilan tersebut cerpen sebagai data. Untuk lebih memudahkan dalam penganalisisan, maka untuk cerpen Malaikat juga Tahu diberi kode (cerpen 1), Hanya Isyarat (cerpen 2) dan untuk cerpen Firasat diberi kode (cerpen 3), cerpen Curhat buat Sahabat diberi kode ( Cerpen 4), cerpen Aku Ada diberi kode ( Cerpen 5), cerpen Peluk diberi kode ( Cerpen 6), Cerpen Cicak di Dinding diberi kode ( Cerpen 7), cerpen Selamat Ulang tahun diberi kode ( Cerpen 8), dan Tidur diberi kode ( cerpen 9).


(20)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui sejumlah tahapan sebagai berikut: 1. Membaca kumpulan cerita pendek RECTOVERSO karya Dee;

2. Mengidentifikasi struktur yang membangun masing-masing cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek karya Dee;

3. Menampilkan contoh Rencana Perencanaan Pembelajaran terhadap hasil analisis kumpulan cerita pendek RECTOVERSO karya Dee;dan


(21)

40

Diagram 3.1

Langkah-langkah Penelitian

Cerpen

Analisis Struktur unsur Intrinsik dan

Ekstrinsik

Pengolahan data Pengklasifikasian

masing-masing struktur Cerpen

Kesimpulann

Pendeskripsian hasil analisis struktural ( unsur


(22)

173

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Cerita Pendek dalam kumpulan Cerpen “RECTOVERSO” yang di analisis dalam penelitian ini terdiri atas Cerpen 1, Cerpen 2 ,Cerpen 3, Cerpen 4, Cerpen 5, Cerpen 6, Cerpen 7, Cerpen 8 dan Cerpen 9. Cerpen- cerpen ini dianalisis dari kajian struktur yang terdiri dari unsur Intrinsik dan unsur Ekstrinsik. Sebagai hasil penelitian yang telah dilakukan, di bawah ini dikemukakan simpulan sebagai berikut.

Cerpen-cerpen karya Dee yang menjadi data penelitian memiliki beragam peristiwa. Cerpen 4 yang berjudul Curhat buat sahabat juga mempunyai tema sosial sama dengan Cerpen Selamat Ulang Tahun, Peluk dan Cicak di Dinding. Cerpen-cerpen tersebut dilatarbelakangi masalah – masalah dan konflik sesama makhluk individu.

Sedangkan Cerpen tidur mempunyai tema Egoik sama dengan Cerpen Firasat dan Aku ada. Tema yang menguras emosi pembaca pada saat membacanya. Karena pengarang pandai menulis cerita yang mampu menguras emosi pembaca.

Unsur-unsur ekstrinsik dalam Kumpulan Cerpen RECTOVERSO hampir memiliki banyak kesamaan. Unsur Psikologi yang paling banyak ditemukan dalam buku kumpulan cerpen ini. Cerpen-cerpen yang memiliki unsur Psikologi


(23)

174

adalah Cerpen 1, Cerpen 4, Cerpen 5, Cerpen 6, Cerpen 3, dan Cerpen 9. Untuk Unsur ekstrinsik Lingkungan terdapat tiga Cerpen yakni Cerpen 8 dan Cerpen 2, dan Cerpen 3.

Karya –karya Dee merupakan terobosan baru dalam sebuah karya fiksi. Karena Dee bukanlah berasal dari kalangan sastrawan. Namun dengan kemahirannya bermain kata-kata, dia mampu menuliskan cerita yang sangat kompleks dalam cerita, mungkin ada kata-katanya yang sulit untuk dipahami namun dengan tema yang banyak mengikat tema cinta, cerita yang sulit menjadi mudah untuk dipahami. Cerpen-cerpenya meskipun hampir semua ada tema cintanya namun ada juga tema cinta kasih antara Ibu dan putranya, cinta kasih yang dihalangi tirai nirwana, cinta kasih yang harus terpisahkan jarak demi mencari materi. Sehingga pembaca tidak akan bosan untuk membaca. Selain itu juga Dee mampu mengajak emosi pembaca dalam ceritanya yang sungguh-sungguh terjadi dalam dunia nyata.

Sembilan Cerpen yang telah dianalisis dapat dijadikan bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia dalam bersastra pada siwa kelas XII SMK. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pelengkap dari materi pelajaran bahasa Indonesia. Manfaat lain dapat dijadikan bahan renungan bagi siswa untuk memaknai sebuah karya sastra. Bacaan yang bermakna dan memiliki nilai kehidupan ada pada karya sastra. Pengenalan tokoh dan karakternya dapat memberi masukan kepada siswa dalam bersikap. Dengan hasil analisis ini pengajar dan siswa dapat memilih bacaan yang mengandung arti dalam segi


(24)

strukturalnya yakni mengenai isi cerita dan juga di luar isi cerita atau unsur ektrisiknya.

B. Saran

Ada beberapa hal yang menurut penulis perlu dipertimbangkan oleh berbagai pihak sehubungan dengan hasil penelitian ini.

Pertama, melihat kenyataan di sekolah, cerpen kadangkala tidak terlalu diperhatikan. Kebanyakan sekolah lebih mengutamakan materi ajar apresiasi sastra adalah puisi dan drama. Padahal Cerpen juga alternatif yang baik karena memudahkan siswa dalam memahami sebuah cerita. Cerpen merupakan cerita pendek yang dapat dibaca pada satu waktu, sedangkan Puisi dan drama memerlukan waktu dan pemahaman yang cukup lama.

Kedua, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penelitian lain tentang objek yang sama masih sangat mungkin untuk dilakukan, baik sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maupun mengangkat masalah lain dalam cerpen.

Ketiga, dunia anak-anak seusia anak SMK sangat membutuhkan perhatian dari berbagai pihak terutama guru di sekolah dan orang tua di rumah. Karena begitu banyaknya masukan dari luar yang akan merusak pikiran dan jiwa anak-anak. Untuk itulah guru di sekolah wajib memeriksa bacaan siswa terutama mengenai cerita mana yang cocok untuk usia mereka.


(25)

176

Keempat, pihak Dinas Pendidikan Nasional diharapkan dapat menentukkan dan menggariskan bahan-bahan bacaan yang lebih sesuai dengan perkembangan kognitif dan tingkatannya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.


(26)

176

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1995. Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang. IKIP Semarang Press.

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Argesindo.

Esten, Mursal.2000. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hidayati, Panca Pertiwi. 2000. Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Bandung. Universitas Pasundan.

http://.wikipedia.org/wiki/ceritapendek.( 2008)

http:id.wikipedia.org/wiki/Dewi Lestari ( 2010)

Komaruddin dan Tjuparmah S Yooke. 2006. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Kridalaksana, Harimuksti.1984. Kamus Linguistik: Edisi Kedua. Jakarta: PT. Gramedia.

Luxemburg, J. V., dkk.1989. Pengantar Ilmu Sastra ( diindonesiakan oleh Dick Hartoko), Jakarta: Gramedia.

Moleong . 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Noor, Redyanto. 2004. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.


(27)

177

Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Oemarjati, B.S. 1971. Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia.Jakarta: Gunung Agung.

Ratna, Nyoman Kutha.2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusyana, Yus. 1979. Novel Sunda sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: CV Gunung Larang.

Saini K.M dan Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung:Alumni.

Saini K.M dan Sumardjo, Jakob.1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Sapardan, Dadang Ahmad.2005. Penerapan Model Respons Analisis dan Model Moody

dalam Pembelajaran Apresiasi Cerita Pendek. Tesis. Bandung:PPs UPI.

Sayuti, A. Suminto.1996. Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Semi, Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung: Angkasa.

Semi,Atar.1998. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Siswasih.2009. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(28)

Teeuw, A.1991. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wellek, R dan Warren, A, 1995. Theory of Literature ( diindonesiakan oleh Melanni Budinata). Jakarta : Gramedia.


(1)

174

adalah Cerpen 1, Cerpen 4, Cerpen 5, Cerpen 6, Cerpen 3, dan Cerpen 9. Untuk Unsur ekstrinsik Lingkungan terdapat tiga Cerpen yakni Cerpen 8 dan Cerpen 2, dan Cerpen 3.

Karya –karya Dee merupakan terobosan baru dalam sebuah karya fiksi. Karena Dee bukanlah berasal dari kalangan sastrawan. Namun dengan kemahirannya bermain kata-kata, dia mampu menuliskan cerita yang sangat kompleks dalam cerita, mungkin ada kata-katanya yang sulit untuk dipahami namun dengan tema yang banyak mengikat tema cinta, cerita yang sulit menjadi mudah untuk dipahami. Cerpen-cerpenya meskipun hampir semua ada tema cintanya namun ada juga tema cinta kasih antara Ibu dan putranya, cinta kasih yang dihalangi tirai nirwana, cinta kasih yang harus terpisahkan jarak demi mencari materi. Sehingga pembaca tidak akan bosan untuk membaca. Selain itu juga Dee mampu mengajak emosi pembaca dalam ceritanya yang sungguh-sungguh terjadi dalam dunia nyata.

Sembilan Cerpen yang telah dianalisis dapat dijadikan bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia dalam bersastra pada siwa kelas XII SMK. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pelengkap dari materi pelajaran bahasa Indonesia. Manfaat lain dapat dijadikan bahan renungan bagi siswa untuk memaknai sebuah karya sastra. Bacaan yang bermakna dan memiliki nilai kehidupan ada pada karya sastra. Pengenalan tokoh dan karakternya dapat memberi masukan kepada siswa dalam bersikap. Dengan hasil analisis ini pengajar dan siswa dapat memilih bacaan yang mengandung arti dalam segi


(2)

strukturalnya yakni mengenai isi cerita dan juga di luar isi cerita atau unsur ektrisiknya.

B. Saran

Ada beberapa hal yang menurut penulis perlu dipertimbangkan oleh berbagai pihak sehubungan dengan hasil penelitian ini.

Pertama, melihat kenyataan di sekolah, cerpen kadangkala tidak terlalu diperhatikan. Kebanyakan sekolah lebih mengutamakan materi ajar apresiasi sastra adalah puisi dan drama. Padahal Cerpen juga alternatif yang baik karena memudahkan siswa dalam memahami sebuah cerita. Cerpen merupakan cerita pendek yang dapat dibaca pada satu waktu, sedangkan Puisi dan drama memerlukan waktu dan pemahaman yang cukup lama.

Kedua, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penelitian lain tentang objek yang sama masih sangat mungkin untuk dilakukan, baik sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maupun mengangkat masalah lain dalam cerpen.

Ketiga, dunia anak-anak seusia anak SMK sangat membutuhkan perhatian dari berbagai pihak terutama guru di sekolah dan orang tua di rumah. Karena begitu banyaknya masukan dari luar yang akan merusak pikiran dan jiwa anak-anak. Untuk itulah guru di sekolah wajib memeriksa bacaan siswa terutama mengenai cerita mana yang cocok untuk usia mereka.


(3)

176

Keempat, pihak Dinas Pendidikan Nasional diharapkan dapat menentukkan dan menggariskan bahan-bahan bacaan yang lebih sesuai dengan perkembangan kognitif dan tingkatannya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.


(4)

176

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1995. Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang. IKIP Semarang Press.

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Argesindo.

Esten, Mursal.2000. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hidayati, Panca Pertiwi. 2000. Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Bandung. Universitas Pasundan.

http://.wikipedia.org/wiki/ceritapendek.( 2008)

http:id.wikipedia.org/wiki/Dewi Lestari ( 2010)

Komaruddin dan Tjuparmah S Yooke. 2006. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Kridalaksana, Harimuksti.1984. Kamus Linguistik: Edisi Kedua. Jakarta: PT. Gramedia.

Luxemburg, J. V., dkk.1989. Pengantar Ilmu Sastra ( diindonesiakan oleh Dick Hartoko), Jakarta: Gramedia.

Moleong . 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Noor, Redyanto. 2004. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.


(5)

177

Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Oemarjati, B.S. 1971. Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia.Jakarta: Gunung Agung.

Ratna, Nyoman Kutha.2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusyana, Yus. 1979. Novel Sunda sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: CV Gunung Larang.

Saini K.M dan Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung:Alumni.

Saini K.M dan Sumardjo, Jakob.1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Sapardan, Dadang Ahmad.2005. Penerapan Model Respons Analisis dan Model Moody dalam Pembelajaran Apresiasi Cerita Pendek. Tesis. Bandung:PPs UPI.

Sayuti, A. Suminto.1996. Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Semi, Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandung: Angkasa.

Semi,Atar.1998. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Siswasih.2009. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Teeuw, A.1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Teeuw, A.1991. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wellek, R dan Warren, A, 1995. Theory of Literature ( diindonesiakan oleh Melanni Budinata). Jakarta : Gramedia.


Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Alur pada Lima Cerpen Karya Dewi Dee Lestari dan Film Rectoverso serta Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

2 35 186

Analisis perbandingan alur pada lima cerpen karya Dewi “Dee‟ lestari dan film rectoverso serta implikasinya pada pembelajaran bahasa dan sastra di SMA

6 46 186

CITRAAN DAN BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN CERPEN Citraan Dan Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di Sma.

0 5 23

CITRAAN DAN BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN CERPEN Citraan Dan Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di Sma.

0 2 14

PENDAHULUAN Diksi Dalam Kumpulan Cerpen Berjuta Rasanya Karya Tere Liye : Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Di SMK.

0 1 7

DIKSI DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN CERPEN Diksi Dan Citraan Dalam Kumpulan Cerpen Manusia Setengah Salmon Karya Raditya Dika: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA.

1 5 15

DIKSI DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN CERPEN Diksi Dan Citraan Dalam Kumpulan Cerpen Manusia Setengah Salmon Karya Raditya Dika: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA.

0 2 15

MAKNA FILOSOFIS RECTOVERSO KARYA DEE: Tinjauan Estetika Resepsi.

0 1 1

Simbolisasi dalam Kumpulan Cerpen “Filosofi Kopi” Karya Dee : Sebuah Tinjauan Semiotik

5 39 131

Kajian Strukturalisme Genetik dan Nilai Pendidikan Kumpulan Cerpen Kedai Bianglala Karya Anggun Prameswari serta Relevansinya sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas - UNS Institutional Repository

0 1 16