PENGARUH METODE PENUGASAN (ASSIGNMENT) BERBASIS PORTOFOLIO TE.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………

i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………...

ii

PERNYATAAN …………………………………...........................

iii

KATA PENGANTAR……………………………………………...

iv

DAFTAR ISI………………………………………………………..


vi

DAFTAR TABEL ……………………….........................................

viii

DAFTAR GAMBAR.………………………………………………

x

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………..

xi

ABSTRAK…………………………………………………………..

xii

BAB I


BAB II

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Penelitian……………………..

1

B.

Rumusan Masalah……………………………...

7

C.

Tujuan Penelitian………………………………

8


D.

Manfaat Penelitian…………………………......

8

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS

%
,

A.

Kajian Teori…………………………………….

10

B.


Hasil Penelitian Terdahulu………..………........

42

C.

Kerangka Pemikiran ………………………........

45

&

'

( $

&

% "


)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

D.

BAB III

BAB IV


48

METODE PENELITIAN
A.

Obyek Penelitian………………………………..

49

B.

Metode Penelitian……………………………….

50

C.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…..

52


D.

Instrumen Penelitian…..………………………..

55

E.

Teknik Pengolahan Data………………………..

60

F.

Prosedur Penelitian……………………………..

63

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

BAB V

Hipotesis Penelitian…………………………….

Deskripsi Gambaran Umum Objek
Penelitian………………………………………..

65

B.

Hasil Penelitian….……………...........................

70

C.

Pembahasan …………………………………….


91

KESIMPULAN DAN SARAN
A.

Kesimpulan……………………………………...

102

B.

Saran………………………………………….…

104

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………

106


LAMPIRAN………………………………………………………... .

112

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #

& %

$%
%

$
%

+

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Halaman

1.1

Kompetensi dan Motivasi Kewirausahaan Siswa ...................

6

3.1

Desain Penelitian .....................................................................

51

3.2

Penjelasan Definisi Operasional .............................................

52

3.3

Reliabiltas Angket...................................................................

59

4.1

Proses Belajar Mengajar Metode Penugasan (Assignment)
68

Berbasis Portofolio...................................................................
4.2

Hasil Nilai Pre-test Kompetensi kewirausahaan
71

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................................
4.3

Hasil Uji Normalitas Pre-test Kompetensi Kewirausahaan
72

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................................
4.4

Hasil Uji Homogenitas Pre-test Kompetensi Kewirausahaan
73

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................................
4.5

Hasil Uji Perbedaan Nilai Pre-test Kompetensi
74

Kewirausahaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............
4.6

Hasil Pre-test dan Post-test Kompetensi Kewirausahaan
75

Siswa Kelas Eksperimen..........................................................
4.7

Hasil Uji Perbedaan Pre-test dan Post-test Kelas
76

Eksperimen...............................................................................
4.8

Paired Sample Test Pre-test dan Post-test Kelas
Eksperimen……………………………………..............................

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

76

$
%

+

4.9.

Hasil Pre-test dan Post-test Kompetensi Kewirausahaan
Siswa Kelas Kontrol.................................................................

77

4.10 Hasil Uji Perbedaan Pre-test dan Post-test kelas kontrol..........

78

4.11 Paired Sample Test Pre-test – Post-test Kelas
78

Kontrol....................................................................................
4.12 Hasil Nilai Post-test Kompetensi kewirausahaan

80

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................................
4.13 Hasil Uji Normalitas Post-test Kompetensi Kewirausahaan

81

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................................
4.14 Hasil Uji Homogenitas Post-test Kompetensi Kewirausahaan

82

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................................
4.15 Hasil Uji Perbedaan Nilai Post-test Kompetensi
Kewirausahaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............

83

4.16 Hasil Uji Perbedaan Gain.........................................................

84

4.17 Independent Sample Test Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol.......................................................................................

85
86

4.18 Rekapitulasi Post-test Kompetensi Kewirausahaan.................
4.19 Aktivitas Siswa Dalam Metode Penugasan
(assignment) Berbasis Portofolio..............................................

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

88

$
%

+

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

Halaman

2.1

Kerangka Pemikiran.................................................................

4.1

Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Kedawung

47

Kabupaten Cirebon...................................................................
4.2

Grafik Perbandingan Presentase Post-test Kompetensi
Kewirausahaan Siswa................................................................

%
,

67

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

87

$
%

+

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

Halaman

A.

Instrumen Penelitian …………………………………………

112

B.

Data Penelitian ………………………………………………

143

C.

Gambar Kegiatan Penelitian…………………………………

159

D.

Administrasi Penelitian………………………………………

164

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang berkaitan dengan

tuntutan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia pada era reformasi
sekarang, kelemahan utama yang dirasakan dalam sistem pendidikan di Indonesia
ialah pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang mendorong terjadinya
pengembangan berpikir siswa yang dinamis dan budaya berpikir kritis yang
kurang. Proses pembelajaran dalam kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik
lulus sekolah mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.
Suasana belajar dan pembelajaran diarahkan agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan harus berorientasi
kepada siswa (student active learning). Tugas pendidikan adalah mengembangkan
potensi yang dimiliki anak didik, bukan menjejalkan materi pelajaran atau
memaksa agar anak dapat menghafal data dan fakta. Pendidikan merupakan hal
yang sangat penting untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang bisa
diandalkan. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola dengan baik, baik itu
secara kualitas maupun kuantitas.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

2

Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja merupakan tanggung
jawab sekolah dalam mempersiapkan peserta didik yang memiliki ketrampilan
dan kemampuan sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Pendidikan berfungsi untuk
mendidik manusia yang produktif, yang mampu bekerja dalam bidangnya masingmasing. Pada saat ini seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni begitu banyak bidang-bidang keterampilan yang harus dimiliki peserta didik.
Pada kenyataanya salah satu kritikan yang muncul kepermukaan dewasa ini
adalah pendidikan di

Indonesia dianggap masih sangat lemah dalam

mempersiapkan sumber daya yang terampil sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
dunia kerja.
Keputusan Mendikbud RI Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu dari jenis pendidikan formal yang
ada di negara kita, dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas
tentu harus diimbangi dengan kualitas tamatan agar dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki lapangan kerja. Program sumber daya
manusia pada dasarnya diarahkan agar manusia mampu beradaptasi dengan
lingkungan serta aktif mengeksplorasi lingkungan. Pengembangan kemampuan
intelektual, keterampilan dan kreativitas sangat diperlukan, sehingga mereka
mempunyai keyakinan diri yang besar, mampu mandiri dan selalu berupaya
meningkatkan etos kerja yang selanjutnya mereka dapat memperoleh kesempatan
kerja atau membuka usaha sendiri (wirausaha).
SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon merupakan salah satu
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan para lulusan agar

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

3

mampu bersaing dalam mencari lapangan kerja tetapi juga mampu menciptakan
lapangan kerja baru bagi dirinya sendiri dan orang lain. SMK Negeri 1 Kedawung
Kabupaten Cirebon memiliki lima jurusan, yaitu Jurusan Akuntansi (AK), Jurusan
Administrasi Perkantoran (AP), dan Jurusan Pemasaran (PM), Usaha Perjalanan
Wisata (UPW), dan Jurusan Multimedia (MM). Kelima jurusan tersebut setiap
semesternya mendapatkan mata pelajaran kewirausahaan.
Pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran pada mata pelajaran
kewirausahan di lapangan belumlah sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik.
Sebagian besar dikarenakan kurang kompetennya guru juga media yang
mendukung, terlalu teoritis, tidak kontekstual, dan tidak praktis. Bila hal tersebut
didiamkan terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka akan berdampak
pada hasil belajar yang sulit mencapai standar satuan pendidikan (sekolah). Semua
aspek tersebut harus dimiliki dan mampu dilaksanakan oleh seorang guru. Salah
satunya adalah pemilihan dan pemahaman metode pembelajaran.
Saat ini di SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon untuk mata
pelajaran kewirausahaan hanya dialokasikan 2 jam pelajaran per pekannya,
sedangkan kompetensi yang harus dikuasai siswa banyak. Upaya untuk terus
meningkatkan hasil belajar siswa telah dilakukan. Guru hanya menggunakan
metode ceramah saja tidak menggunakan metode pembelajaran lain yang lebih
variatif. Namun, hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih menunjukan kondisi
yang belum memenuhi harapaan baik guru, siswa, orang tua, maupun para
pemerhati pendidikan. Untuk itu perlu diupayakan cara agar hasil yang optimal
maka diperlukan metode pembelajaran dan teori pembelajaran yang tepat.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

4

Sementara itu teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai
bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi itu diproses dalam pikiran
siswa.(Trianto,2007:12).
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang awal
terhadap proses pembelajaran, merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
Senjaya (2008:28).
Metode Penugasan (Assignment) Berbasis Portofolio adalah salah satu
alternatif yang dapat digunakan dalam rangka menginspirasi dan memperkuat
hasil belajar yang dapat diperoleh oleh siswa. Pemikiran ini muncul karena
metode penugasan itu mempunyai kerangka kerja yang lebih mandiri bagi
pembelajaran siswa.
Pendekatan dalam pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh
guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Melalui suatu pendekatan
pembelajaran, guru menjadi lebih mudah dalam memberikan layanan belajar, juga
mempermudah bagi siswa untuk memahami materi yang dipelajari. Salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah melalui penggunaan metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio.
Metode penugasan (Assignment) adalah cara penyajian bahan pelajaran di
mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
(Sudirman.N.,1991: 141).

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

5

Sedangkan menurut Fajar (2006:47) Portofolio sebagai pembelajaran
merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok.
Penggunaan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio tersebut dapat
meningkatkan pengetahuan, pengertian, pemahaman dan daya nalar siswa yang
semakin kreatif dan kritis-analitik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Disamping itu dalam proses pencarian pemecahan masalah siswa
akan menggunakan kognisi, afeksi dan berbagai keterampilannya yang dilakukan
secara individu maupun kelompok sehingga menumbuhkan adanya kerjasama
secara kooperatif, tenggang rasa, saling menghargai dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran kewirausahaan yang dilaksanakan para siswa
hanyalah dijejali teori–teori tanpa penerapan teori–teori tersebut melalui suatu
metode penugasan (assignment) yang dapat meningkatkan daya kreatif dan
inovatif para siswa untuk memiliki kompetensi berwirausaha. Melihat kondisi
tersebut diatas, metode penugasan (assignment) berbasis portofolio merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran
kewirausahaan untuk mengaplikasikan teori–teori dengan keadaan nyata sekaligus
bertujuan

meningkatkan

kompetensi

para

siswa

untuk

memiliki

jiwa

kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran kewirausahaan.
Dari definisi di atas, metode penugasan (assignment) berbasis portofolio
memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan pada mata pelajaran
kewirausahaan. Berangkat dari masalah tersebut, penulis mengedarkan kuisioner

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

6

untuk memperoleh data awal kepada salah satu kelas Pemasaran (PM) di SMK
Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon yang diambil dari kelas XI. Data ini
diambil untuk mengukur kompetensi kewirausahaan siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran kewirausahaan. Dari data awal penelitian diperoleh informasi
seperti tercantum pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Kompetensi dan Motivasi Kewirausahaan Siswa
Persentase
No

Indikator
Wirausaha

Tdk Wirausaha

1

Kompetensi Kewirausahaan

20 %

80 %

2

Motivasi Kewirausahaan

10 %

90 %

Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan hasil observasi

Dari data yang dikumpulkan terlihat bahwa para siswa SMK Negeri 1
Kedawung Kabupaten Cirebon yang diambil dari kelas XI sangat kurang
kompetensi untuk berwirausaha, mereka lebih berkeinginan untuk menjadi
pegawai negeri sipil, polisi dan tentara. Dengan kata lain siswa di SMK Negeri 1
Kedawung Kabupaten Cirebon belum terbentuknya kompetensi kewirausahaan
sehingga belum memanfaatkan keterampilan dan keahlian dalam hidup yang
nyata. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena tujuan pendidikan tingkat SMK
adalah untuk mempersiapkan para siswa agar mampu memperoleh pekerjaan
tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi dirinya sendiri maupun
bagi orang lain.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

7

Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Metode Penugasan (Assignment) Berbasis Portofolio
Terhadap Kompetensi Kewirausahaan Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1
Kedawung Kabupaten Cirebon”.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah dalam penelitian adalah “Apakah penggunaan metode
penugasan (assignment) berbasis portofolio dapat meningkatkan kompetensi
kewirausahaan siswa?”
Berdasarkan pada permasalahan diatas maka pertanyaan penelitian adalah:
1.

Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil test awal (pre-test)
dengan hasil test akhir (post-test) pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio?

2.

Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil test awal (pre-test)
dengan hasil test akhir (post-test) pada kelompok kontrol yang tidak
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio?

3.

Apakah

terdapat

perbedaan

yang

signifikan

untuk

kompetensi

kewirausahaan siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode
penugasan (assignment) berbasis portofolio dengan kelas kontrol yang tidak
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio pada
pengukuran test akhir (post-test)?

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

8

C.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara hasil test awal (pretest) dengan hasil test akhir (post-test) pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio.

2.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara hasil test awal (pretest) dengan hasil test akhir (post-test) pada kelompok kontrol yang tidak
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio.

3.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kompetensi kewirausahaan
siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio dengan kelas kontrol yang tidak
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio pada
pengukuran test akhir (post-test).

D.

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1.

Memberikan informasi dan bahan pertimbangan sebagai alternatif metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio.

2.

Memberikan pengalaman baru bagi siswa dengan pembelajaran metode
penugasan

(assignment) berbasis

portofolio

dan

diharapkan

dapat

meningkatkan kompetensi kewirausahaan siswa.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

9

3.

Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi guru untuk meningkatkan
kompetensi kewirausahaan siswa dengan menggunakan metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio.

4.

Mendorong kepala sekolah untuk menyarankan kepada guru-guru di
sekolahnya bahwa metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dapat
digunakan sebagai alternatif dalam upaya mengaktifkan siswa dalam
belajar.

5.

Dapat

memberikan

sumbangan

pemikiran

kepada

sekolah

dalam

menumbuhkan kompetensi siswa-siswi berwirausaha melalui pendidikan
yang berkaitan dengan wirausaha.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

BAB III
METODE PENELITIAN

A.

Obyek Penelitian

1.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas XI tahun 2012 di SMK Negeri 1

Kedawung Kabupaten Cirebon. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah
peneliti melakukan studi awal penelitian dan telah mendapat persetujuan dari
pihak-pihak SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon untuk dilaksanakannya
kegiatan penelitian.
2.

Populasi dan Subyek Penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dengan jumlah kelas

sebanyak sembilan dan masing-masing siswa tiap kelas berjumlah 33-37 orang
dengan jumlah keseluruhan siswa kelas XI sebanyak 315 orang di SMK Negeri 1
Kedawung Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2011/2012.
b. Subyek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil terdiri dari dua kelas, yaitu semua siswa
kelas XI Pemasaran 1 (PM.1), dan Pemasaran 2 (PM.2) dengan jumlah
keseluruhan 70 siswa. Kelas XI PM.1 dijadikan sebagai kelas eksperimen dan
kelas XI PM.2 dijadikan sebagai kelas kontrol. Untuk mendapatkan subjek
penelitian yang sesuai dengan karakteristik populasi, maka penentuan sampel
%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

50

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang ditentukan yaitu teknik
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2007:68).
Pertimbangan penentuan kelas eksperimen dan kontrol berdasarkan pra
penelitian yang peneliti lakukan bahwa : 1) siswa dalam kelas yang dijadikan
subjek penelitian memiliki kemampuan akademik yang sama. 2) Guru yang
memberikan mata pelajaran kewirausahaan untuk kedua kelas sama.

B.

Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam arti yang lebih luas, Sugiyono
(2001: 1) mengemukakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara
ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, valid, dan reliabel,
dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan,
sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah dalam bidang administrasi.
Sesuai dengan penjelasan yang diuraikan diatas, maka metode yang
digunakan, yaitu metode kuantitatif. Metode Kuantitatif adalah pendekatan yang
memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan dan hasil penelitian
secara eksak dengan perhitungan statistik skor. Data kuantitatif dalam penelitian
ini berupa pre-test dan post-test kompetensi kewirausahaan siswa sebelum dan
sesudah pembelajaran. Desain eksperimen yang digunakan adalah Quasy
Experimental Design dengan bentuk pretest-posttest Nonequivalent Control

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

51

Group Design dimana kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random (Sugiyono, 2010: 77).
Selain itu menurut Sumadi Suryabrata (1990: 32-36) bahwa desain quasi
experimental, yaitu bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab
akibat dengan desain dimana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol yang tidak dikenai
kondisi perlakuan.
Dalam penelitian ini kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen yang
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dan kelompok
dua sebagai kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio. Desain penelitian ini dapat digambarkan pada
tabel 3.1 berikut ini:

Kelompok

Tabel 3.1
Desain Penelitian
Pre-test
Perlakuan

Eksperimen

O

Kontrol

O

Post-Test

X

O
O

Sumber Data: Schumacher, 2001: 342
Keterangan:
O : Tes Kompetensi Kewirausahaan
X: Pembelajaran dengan menggunakan Metode Penugasan (Assignment)
Berbasiskan Portofolio pada kelas eksperimen.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

52

C.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:60).
Variabel bebas (independent) atau variabel yang mempengaruhi dalam penelitian
ini adalah metode penugasan (assignment) berbasis portofolio yang selanjutnya
dianggap sebagai (X), sedangkan variabel terikat (dependent), yaitu kompetensi
kewirausahaan pada mata pelajaran kewirausahaan (Y).
2.

Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang diinterpretasikan untuk

memperjelas permasalahan dan pencapaian hasil sesuai yang diinginkan seperti
pada tabel 3.2 yang ada di bawah ini, yaitu:
Tabel 3.2
Penjelasan Definisi Operasional
Dimensi
Indikator
1. Aktif dan meaningful.
Melalui proses pembelajaran
ini diraih perolehan hasil
belajar yang utuh bulat yakni
pelatihan dan pengembangan
berbagai
potensi
dan
keterampilanbelajar
siswa,
substansi ajar utuh berupa data
fakta, konsep, teori, hukum
berikut nilai moral, serta tata
cara aturan main pelaksanaan.

Variabel
Metode
Penugasan
(Assignment)
Portofolio (X)

2. Inquiry learning atau
problem solving.

%
,

&

'

( $

&

% "

Lingkungan belajar sekitar
siswa menyediakan fenomena
hidup yang menarik. Siswa
)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

53

sebagai
ilmuwan
muda
mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi.

%
,

&

3. Integrated learning.

Pembelajaran yang integrated
adalah pembelajaran yang
menggunakan interdisipliner,
multidimensi dan juga tidak
terpaku pada materi yang
bersifat teoritik saja melainkan
juga mengembangkan materi
secara
meluas
mencakup
kehidupan nyata dari siswa.

4. Cooperative
learning.

Suatu bentuk kegiatan belajar
yangbersifat
kooperatif,
dimana
seluruh
anggota
merupakan satu kesatuan yang
penuh
solidaritas,
saling
menolong
dan
saling
membantu keberhasilan belajar
masing- masing siswa.

group

5. Student based.

Siswa dan kemampuan dari
kondisi fisik maupun nonfisik
serta lingkungan belajarnya
akan menjadi acuan mulai dari
bahan ajar sampai dengan
penilaian.

6. Factual based

Bahwa bahan ajar jangan
hanya
bersifat
teoritik,
konseptual. Pembelajaran tidak
dilakukan
dengan
mono
sumber, mono media dan
mono evaluasi.

7. Democratic,humanistic
dan terbuka.

Dalam pembelajaran siswa
dihargai sebagai manusia yang
memiliki berbagai potensi diri,
bisa
melakukanberbagai
pilihan dan berproses aktif.
Siswa tidak dianggap sebagai
orang yang bodoh namun
seorang guru harus dapat

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

54

menghargai
kemampuan
siswa. Hubungan antar guru
dan siswa terjalin dengan
harmonis, guru di kelas
diibaratkan sebagai partner
belajar siswa. Dan satu hal lagi
penilaian dilakukan dengan
menjunjung prinsip keadilan
dan keterbukaan (transparan).
Pembentukan terhadap:
a. Pemahaman

Kompetensi
Kewirausahaan
(Y)

1. Memahami dan menjawab
pertanyaan guru
2. Fokus terhadap penjelasan
guru dan teman
3. Bertanya ketika menjumpai
kesulitan
4. Sungguh-sungguh
dalam
mengerjakan
5. Mengefektifkan waktu yang
tersedia.

b. Kemampuan (Skill)

1.
2.
3.
4.

c. Sikap

1. Percaya diri dengan tugas
2. Berorientasi pada tugas dan
hasil
3. Berani mengambil resiko
dengan mengerjakan tugas
atau PR
4. Kepemimpinan
dan
ketepatan
mengumpulkan
tugas atau PR
5. Keorisinilan dan berorientasi
ke depan dengan keinginan
untuk beprestasi.

Senang dengan tantangan
Mengikuti PBM di kelas
Respon terhadap kesulitan
Usaha menghadapi kesulitan

d. Minat

1. Tertarik
untuk
lebih
mendalami materi
2. Aktif dan kreaktif dalam
PBM
Sumber Data: Djahiri (2000: 6-7) dan Dr. Jyotsna Sethi dan Dr. Anand Saxena

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

55

D.

Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan terdapat

beberapa instrumen yang digunakan yaitu:
1.

Tes Tertulis
Dalam penelitian ini menggunakan tes obyektif, yaitu tes kompetensi

kewirausahaan siswa. Tes dilakukan 2 kali pada kelas kontrol yakni pada awal
pembelajaran (pre-test) sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat
perlakuan pada akhir pembelajaran (post-test) dan 2 kali pada tes eksperimen
yakni pada awal pembelajaran (pre-test) sebelum mendapat perlakuan, setelah
mendapat perlakuan pada akhir pembelajaran (post-test). Tipe tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes tipe obyektif. Instrumen ini digunakan untuk
melihat kompetensi kewirausahaan siswa berupa tes tulis berbentuk pilihan ganda
(Multiple Choice).
Tes ini disusun berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi
dasar pada mata pelajaran kewirausahaan SMK kelas XI semester genap. Pada tes
pelajaran kewirausahaan ini dalam bentuk pilihan ganda (Multiple Choice) akan
terlihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga dari
jawaban siswa bisa diukur pemahaman dan kemampuan mereka dalam
menyelesaikan masalah secara teperinci.
Sebelum tes kompetensi kewirausahaan digunakan dilakukan ujicoba
dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Soal tes kompetensi

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

56

kewirausahaan ini diujicobakan pada siswa kelas XI yang telah mempelajari
materi ini. Tahapan yang dilakukan pada ujicoba tes kompetensi kewirausahaan
siswa sebagai berikut:

a.

Validitas Tes
Validitas merupakan ukuran kesahihan suatu instrumen sehingga mampu

mengukur apa yang harus atau hendak diukur. Validitas yang digunakan, yaitu
validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep)
yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu
konsep atau variabel yang hendak diukur. Dalam hal ini alat evaluasi yang
digunakan berupa tes tipe objektif bentuk pilihan ganda (Multiple Choice).
Sementara itu, uji validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrument dengan rancangan materi pelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya
soal diujicobakan dan dianalisis dengan menggunakan analisis item (Sugiyono,
2008: 137).
Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi. Uji validitas
isi dilakukan melalui pendapat ahli (judgement experts). Pada penelitian ini
dilakukan kepada orang-orang yang ahli dibidang kewirausahaan untuk melihat
kesesuaian standar isi materi yang ada di dalam instrumen tes, yaitu pembimbing
satu sebagai dosen kewirausahaan dan seorang guru kewirausahaan di kelas XI
Pemasaran, yaitu Prof.Dr.Suryana, M.Si, dan Drs. H. Kadina Iskhaq Saputra.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

57

b.

Reliabilitas Tes
Ruseffendi (1994: 132) Uji reliabilitas adalah Indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur atau instrument penelitian dapat dipercaya atau
diandalkan dalam kegiatan pengumpulan data. Jika suatu alat ukur atau instrument
dapat digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka, alat ukur atau instrument
tersebut dianggap reliable.
c.

Daya Pembeda Soal
Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal tersebut membedakan antara

siswa yang pandai (termasuk dalam kelompok unggul) dengan siswa yang kurang
pandai (termasuk kelompok asor). Suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa
membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan yang kurang pandai karena
dalam suatu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut.
d.

Tingkat Kesukaran Soal
Butir-butir soal dikatakan baik, jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu

sukar dan tidak terlalu mudah. Dengan kata lain derajat kesukarannya sedang atau
cukup. Menurut Ruseffendi (1991: 467), kesukaran suatu butiran soal ditentukan
oleh perbandingan antara banyaknya siswa yang menjawab butiran soal itu.
2.

Angket
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mengukur

kompetensi kewirausahaan adalah menggunakan skala likert. Skala Likert

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

58

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Akdon dan
Sahlan Hadi, 2005: 118).
Kompetensi kewirausahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan skala Likert model Ridwan (2010), pernyataan-pernyataan yang
disusun berdasarkan indikator kompetensi kewirausahaan, yaitu pemahaman,
kemampuan (skill), sikap, dan minat siswa.
Setiap pernyataan yang dibuat ada yang bersifat positip dan ada pula yang
bersifat negatif. Setiap pernyataan dihubungkan dengan jawaban atau dukungan
sikap yang diungkapkan dengan 5 pilihan jawaban yaitu Skor 5 untuk point A,
Skor 4 untuk point B, Skor 3 untuk point C, Skor 2 untuk point D, Skor 1 untuk
point E. Skala kompetensi kewirausahaan diberikan pada setelah post-test, baik
pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Tujuannya untuk mengetahui
presentase pemahaman, kemampuan (skill), minat dan sikap siswa terhadap
kewirausahaan setelah pembelajaran praktikum yang bernuansa kompetensi
kewirausahaan pada materi kewirausahaan.
a.

Validitas Angket
Dalam hal ini alat evaluasi yang digunakan berupa Angket dengan skala

Likert. Untuk menguji tingkat validitas ini digunakan rumus Product Moment
Pearson (PPM), Validitas instrument dihitung dengan menggunakan program
komputer SPSS versi 16.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

59

Berdasarkan hasil uji coba, maka dilakukan uji validitas dengan bantuan
Program SPSS 16, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
b.

Reliabilitas Angket
Pengujian reliabilitas Angket menggunakan rumus Alpha Croncbach

dengan bantuan software SPSS Versi 16 for Windows. Di bawah ini adalah hasil
uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach's.
Tabel 3.3
Reliabilitas Angket
Cronbach's
Alpha

N of Items
.755

30

Dari hasil uji instrumen angket diperoleh koefisien reliabilitas skala angket
sebesar 0,755 (Cronbach's Alpha). Instrumen penelitian dengan koefisien
reliabilitas 0,755 termasuk klasifikasi tinggi, sehingga instrumen angket tersebut
dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur kompetensi kewirausahaan
siswa.
3.

Lembar Observasi
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi terhadap aktivitas

siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode penugasan (assignment)
berbasis portofolio dan pada kelas kontrol yang menggunakan metode
konvensional. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

60

penugasan (assignment) berbasis portofolio. Data aktivitas siswa tersebut
dituangkan dalam lembar obsrvasi aktivitas siswa.
4.

Lembar Wawancara
Menurut

Ruseffendi

(2001:

109)

wawancara

adalah

suatu

cara

mengumpulkan data yang sering kita gunakan dalam hal kita menginginkan
mengorek sesuatu yang bila dengan cara angket atau cara lainnya belum bisa
terungkapkan atau belum jelas. Instrumen ini digunakan dengan tujuan untuk
memperkuat data yang diperoleh dari angket.
E.

Teknik Pengolahan Data
Data

dalam

penelitian

ini

dikumpulkan

melalui

tes

kompetensi

kewirausahaan, angket, lembar observasi, dan lembar wawancara. Data yang
berkaitan dengan kompetensi kewirausahaan siswa dikumpulkan melalui pre-test
dan post-test, data yang berkaitan dengan pemahaman, kemampuan (skill), minat,
dan sikap dikumpulkan melalui angket.
Data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test dianalisis secara
statistik, sedangkan angket dianalisis secara deskriptif. Data yang akan dianalisis
berupa tes kompetensi kewirausahaan, angket, lembar pengamatan dan
wawancara berkaitan dengan pandangan siswa terhadap pembelajaran yang
dikembangkan. Untuk pengolahan data peneliti menggunakan bantuan software
SPSS 16.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

61

1.

Data Hasil Tes Kompetensi Kewirausahaan
Dalam penelitian ini ingin dilihat perbedaan rata-rata kompetensi

kewirausahaan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang belajar melalui
metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dan siswa yang belajar tanpa
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio. Oleh karena
itu, uji statistik yang digunakan adalah Uji perbedaan rata-rata (Uji-t).
Data yang diperoleh dari hasil tes diolah melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
a.

Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan sistem
penskoran yang digunakan.

b.

Membuat tabel skor pre-test dan post-test siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol.

c.

Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data skor pre-test
dan post-test kompetensi kewirausahaan siswa menggunakan uji statistik
One Sample Kolmogorov-Smirnov.

d.

Menguji homogenitas varians data skor pre-test dan post-test kompetensi
kewirausahaan menggunakan uji Homogeneity of Variance (Levene
Statistic).

e.

Setelah didapat sebaran data normal dan homogen dilakukan uji kesamaan
rata-rata pre-test, perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan serta
perbedaan rata-rata skor post-test menggunakan compare mean (paired
sample t-test dan independent sample t-test).

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

62

f.

Jika datanya tidak berdistribusi normal, maka uji yang dilakukan adalah uji
statistik non-parametrik seperti uji Mann-Whitney.

g.

Setelah itu mengukur peningkatan kompetensi kewirausahaan siswa yang
terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran

2.

Data Hasil Angket Kompetensi Kewirausahaan
Penentuan skor pemahaman, kemampuan (Skill), minat, dan sikap

berpedoman pada skala Likert yaitu untuk pernyataan yang positif akan
mempunyai kemungkinan skor 5 untuk setiap point A, 4 untuk setiap point B, 3
untuk setiap point C, 2 untuk setiap point D, dan 1 untuk setiap point E,
sedangkan pernyataan yang berarah negative maka skornya menjadi sebaliknya.
Data yang diperoleh dari hasil angket akan dibuat presentase sesuai dengan
indikator masing-masing.
Untuk mendeskripsikan hasil angket siswa terhadap metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio yang digunakan, langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
a.

Menjumlahkan skor peritem jawaban siswa.

b.

Menentukan persentase tiap item pertanyaan dalam bentuk persentase
dengan menggunakan rumus :
N

Skor menoah
x 100%
skor ideal

Keterangan:
N = Nilai Akhir

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

63

F.

Prosedur Penelitian
Penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelompok siswa, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sama-sama
diberikan pre-test dan post-test, tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Siswa
eksperimen diberi perlakuan dengan metode penugasan (assignment) berbasis
portofolio, dan siswa kelompok kontrol diberi pembelajaran konvensional.
Penelitian ini dilaksanakan dalam enam pertemuan dengan mengambil
waktu pada semester genap tahun 2011/2012. Setiap pertemuan menggunakan
waktu 2x45 menit. Dengan perincian sebagai berikut: Dua pertemuan untuk pretest dan post-test, sedang sisanya sebanyak empat kali pertemuan digunakan
kegiatan pembelajaran.
Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
a.

Mengadakan studi pendahuluan di SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten
Cirebon untuk memperoleh gambaran mengenai kompetensi kewirausahaan
siswa. Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan wawancara dan
dokumentasi.

b.

Melakukan persiapan penelitian dengan menyusun materi pelajaran,
instrument penelitian dan data uji coba serta menganalisis data hasil uji coba
instrumen.

c.

Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan menggunakan
subyek penelitian menggunakan teknik sampel yang ditentukan.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

64

d.

Bersama guru menyepakati penerapan metode penugasan (assignment)
berbasis portofolio di kelas eksperimen yang akan dilaksanakan oleh guru
yang mengajar kewirausahaan

e.

Melatih guru tersebut tentang metode penugasan (assignment) berbasis
portofolio. Pelatihan metode tersebut kepada guru dilakukan sebelum
diberikannya pembelajaran di kelas eksperimen.

f.

Melakukan tes awal (pre-test) pada siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mendapatkan gambaran mengenai kompetensi kewirausahaan
siswa sebelum diberi perlakuan.

g.

Melaksanakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio kepada
kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional kepada kelas kontrol.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kewirausahaan di SMK
Negeri 1 Kedawung Kabupaten Cirebon. Peneliti bertindak sebagai observer
dan partner guru. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal mata
pelajaran yang telah ditetapkan sekolah, sehingga tidak mengganggu
suasana pembelajaran di sekolah.

h.

Melakukan tes akhir (post-test) untuk mengetahui kompetensi siswa setelah
pemberian perlakuan pada siswa kelompok eksperimen dan setelah kegiatan
pembelajaran tanpa perlakuan pada siswa kelompok kontrol.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan
Setelah penelitian dilakukan, beberapa temuan diperoleh khususnya

mengenai efektifitas metode penugasan (assignment) berbasis portofolio, yaitu
proses pembelajaran yang sangat bermanfaat dalam memberikan informasi
mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta memberikan gambaran
mengenai sikap dan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru,
maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.

Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan (assignment)
berbasis portofolio mampu meningkatkan kompetensi kewirausahaan siswa
secara signifikan meskipun dalam kategori sedang. Terlihat dari hasil nilai
rata-rata tes awal (pre-test) kompetensi kewirausahaan kelas eksperimen,
kemudian dibandingkan dengan hasil nilai tes akhir (post-test) pada kelas
eksperimen, menjadi meningkat yang signifikan. Hal ini berarti terdapat
perbedaan yang signifikan untuk kelas eksperimen dengan menerapkan
pembelajaran metode penugasan (assignment) berbasis portofolio.

2.

Dalam pembelajaran kewirausahaan yang menggunakan metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio di kelas eksperimen terlihat lebih baik
daripada pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Sehingga bisa dilihat

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

103

dari hasil uji perbedaan Pre-test dan Post-test pada kelompok eksperimen
yang lebih tinggi untuk kelas yang menggunakan metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio dibandingkan dengan kelas kontrol tanpa
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio. Dengan
demikian terdapat perbedaan yang signifikan yang tidak terlalu tinggi untuk
kelas kontrol tanpa menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis
portofolio.
3.

Analisis hasil angket rata-rata presentase kompetensi kewirausahaan siswa
kelas eksperimen yang mendapatkan metode penugasan (assignment)
berbasis portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang
tidak mendapatkan metode penugasan (assignment) ini telihat dari rata-rata
persentase indikator-indikator kompetensi kewirausahaan. Selama proses
pembelajaran aktivitas di kelas eksperimen yang paling terlihat dengan
metode penugasan (assignment) berbasis portofolio yaitu partisipasi siswa
dalam kelompok portofolio dan keterampilan mencari sumber pembelajaran
sehingga menggambarkan terciptanya suasana pembelajaran yang berpusat
pada siswa, siswa mencari sumber belajar melalui media massa dan
wawancara. Keaktifan siswa dalam belajar mencari sumber bahan dengan
menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio tergolong
pada kategori tinggi juga untuk nilai test akhir (post-test). Sehingga terdapat
perbedaan yang signifikan untuk kompetensi kewirausahaan di kelas
eksperimen yang menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis
portofolio daripada kelas kontrol tanpa menggunakan metode tersebut.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

104

B.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran

mengenai pelaksanaan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dalam
pembelajaran, sebagai berikut:
1.

Dalam pembelajaran kewirausahaan dapat menerapkan metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio sebagai salah satu alternatif yang dapat
meningkatkan kompetensi kewirausahaan siswa, dimana siswa lebih
diberikan kesempatan lebih aktif, kreatif, dan partsipasi dalam kelas.
Sehingga guru sebaiknya menerapkan metode baru dalam pembelajaran.
Agar hal ini akan berdampak positif bagi siswa dalam pembelajaran, karena
siswa jenuh dengan model konvensional yang terlalu sering mereka terima.
Tetapi penerapan metode baru tersebut harus disertai dengan perencanaan
(Silabus dan RPP) yang matang, agar tidak keluar dari tujuan pembelajaran.
Jadi diperlukan keseimbangan antara kemauan untuk menerapkan dan
kemampuan untuk merencanakan. Dalam hal ini penggunaan metode
penugasan (assignment) berbasis portofolio terbukti memberi pengaruh
positif terhadap kompetensi kewirausahaan siswa.

2.

Penggunaan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dalam
pembelajaran memerlukan persiapan yang lebih banyak terutama dalam
biaya dan waktu. Untuk itu guru hendaknya membuat perencanaan waktu
yang lebih baik, sehingga siswa dapat lebih banyak mencari pengetahuannya
sendiri. Oleh karena itu sekolah harus berupaya untuk menambah sumber-

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

105

sumber belajar bagi siswa. Semakin banyak sumber belajar, maka siswa
akan semakin kaya informasi. Hal ini sebagai daya dukung dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.
3.

Pembelajaran dengan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio
memerlukan pengelolaan kelas yang baik. Guru harus menciptakan kelas
yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran baik secara kelompok
maupun individu. Sehingga sekolah harus proaktif membantu meningkatkan
kualitas guru. Salah satu yang bisa dilakukan adalah diberi kesempatan
pembinaan atau pelatihan untuk menggunakan metode penugasan
(assignment) berbasis portofolio bagi guru, baik oleh pihak internal maupun
pihak eksternal. Dengan harapan guru mendapatkan sesuatu yang baru dan
baik untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

4.

Untuk peneliti lain, guna memperoleh efektivitas dan optimalisasi
penggunaan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio dalam
kegiatan pembelajaran, perlu dilakukan lebih lanjut. Untuk itu bagi peneliti
lain yang berminat untuk melakukan atau melanjutkan penelitian tentang
penerapan

metode

penugasan

(assignment)

berbasis

portofolio

dimungkinkan terbuka lebar. Mengingat penelitian ini masih terbatas
bahkan jauh dari sempurna, baik dari ruang lingkup yang diteliti, maupun
dalam kaitannya dengan aspek lain, maka kiranya perlu adanya penelitian
lanjutan.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sanusi. (1974). Menelaah Potensi Perguruan Tinggi Untuk Membina
Program Kewirausahaan dan Mengantar Pewiarusaha Muda. Makalah
Seminar. Bandung: IKIP.
Akdon dan Sahlan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk
Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewaruchi.
Anderson, Lorin W. 1989. The Effective Teacher: Study Guide&Readings. New
York: McGraw-Hill Book Company.
Anderson, JR. (1983). Arsitektur kognisi. Cambridge, MA: Harvard University
Press.
Baharudin , Esa Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Arruz Media.
Biehler, Snowman. (1997). Psychology Applied To Teaching. Houghton Mifflin
Company.
Budimansyah, Dasim. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.
Bandung: PT. Genesindo.
____________. (2003). Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Sosiologi
Bandung: PT. Genesindo.
Collins, Angelo. 1992. Portofolio for Science Education: Issues in Purpose,
Structure, and Authenticity. Science Education.
Dahar. R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Depdikbud. (1993). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
No.0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:
Depdikbud.
Djahiri. (2001). Hand Out Portofolio: Materi Pelatihan Guru SLTP/SMU.
Bandung : Lab. PPKn FIPS UPI.
________. (2002). Pembelajaran AJEL Portofolio-Terpadu Multi Dimensional
dan Pendidikan Budi Pekerti (Edisi ke-3). Bandung: CICED-Lab PPKn
FIPS UPI.
Ducker F. Peter. (1994). Inovation anda Enterpreneurship. Pratice, and Principle.
Terjemahan Rusdi Naib. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

107

Epinur. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata
Kuliah Kimia Dasar II di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
PMIPA UNJA. Jurnal Pembelajaran. Volume 29, Nomor 2, 99-105.
Fajar Arni. (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Alfabeta.
Gagne, Robert M, dan Briggs, Leslie J. (1979). Principles of instructional design.
New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gagne, R. (1985). Kondisi Pembelajaran (4th.). New York: Holt, Rinehart &
Winston.
Gagne R.M. (1997). The Condition Of Learning. New York: Holt, Rinehart &
Winston.
Gronlund, Norman E. (1998). Assesment of Student Achievment Sixth Edition.
Boston: Allyn and Bacon.
Lexy, Moleong J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mardhapi, D., dkk (2001). Pola Induk Pengembangan Sistem Pengujian Hasil
Belajar Berbasis Kemampuan Dasar Siswa Sekolah Menengah Umum.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Mulyasa. (2005). Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mc.Millan&Schumacher. (2001). Research Education; A Conceptual Introduction
(5thed). United States: Addison Wesley Longman, Inc.
Meredith, G. Geoffrey. (1996). Pengantar Kewiraswastaan. Kerangka Dasar
Bisnis. Jakarta:BPFE.
Paulson, F Leon, Pasrl R & Meyer, Carol A. (1991). What Makes a Portofolio?
Eight Thoughtful Guidelines Will Help Educators Encourage SelfDirected Learning.Educational Leadership.
Poedjiadi, A. (2007). Sains teknologi Masyarakat. Bandung : Rosda.
Riduwan. (2010). Pengantar Statistika Untuk Peneliti Pendidikan Sosial,
Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung:Alfabeta.
Riduwan, Akdon. (2006). Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistika untuk
penelitian. Jakarta: Alfabeta.
Ruseffendi, E.T. (1988). Pengantar Kepada Membantu guru mengembangkan
kompetensinya dalam mengajar matematika untuk CBSA. Bandung:
Tarsito.

%
,

&

'

( $

&

% "

)*

! " #
& %

$%
%

$
%

+

108

_____________. (1994). Statistika Dasar
Bandung:IKIP Bandung Press.

untuk

Penelitian

Pendidikan.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sapriya, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung:
UPI PRESS.
Senjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soeharto, Prawirakusumo. (1997). Peranan Perguruan Tinggi Dalam
Menciptakan Wirausaha-Wirausaha Tangguh. Makalah Seminar.
Jatinangor: PIBI-IKOPIN dan FNST.
Stahl. Robert J. (1994). Cooperative Learning In Social Studies: A Handbook for
teacher. Sydney: Addison Wasley Publishing Company. Inc.
Sudirman, dkk. (1984). Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Sudjana N. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
________. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
________. (2010). Statisti