Studi Eksperimental Pengaruh Penggunaan PS Ball Sebagai Pengganti Pasir terhadap Kuat Lentur Beton.

(1)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN

PS BALL SEBAGAI PENGGANTI PASIR TERHADAP

KUAT LENTUR BETON

Prasthi Aldri Pratiwi

NRP:1021009

Pembimbing: Ronald Simatupang, S.T., M.T.

ABSTRAK

Saat ini pemanasan global meningkat terus menerus per tahunnya, oleh karena itu diperlukan inovasi untuk dapat mengurangi efek dari pemanasan global. Inovasi yang diperlukan haruslah berkelanjutan sehingga bisa digunakan setiap saat. Bahan yang digunakan dalam inovasi campuran beton yaitu menggunakan material limbah sisa produksi baja. Limbah yang digunakan yaitu PS Ball (Precious Slag Ball) sebagai pengganti pasir. PS Ball tidak berbahaya dan ramah lingkungan yang dihasilkan oleh teknologi yang bebas pengaruh negatif terhadap lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat lentur beton dengan dan tanpa menggunakan PS Ball dengan fc’ = 20 MPa pada umur 28 hari.

Benda uji yang digunakan untuk penelitian kuat lentur beton adalah balok dengan ukuran 600 x 150 x 150 mm. Jumlah benda uji kuat lentur beton adalah 3 buah untuk beton tanpa campuran PS Ball dan 30 buah untuk beton dengan presentase penambahan PS Ball. Variasi presentase penambahan PS Ball adalah 0%, 5%, 10% , 15% hingga 50% sebagai pengganti pasir terhadap volume campuran.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat lentur maksimum terjadi pada campuran tanpa menggunakan PS Ball dengan nilai kuat lentur yang didapat sebesar 4,254 MPa. Sedangkan kuat lentur dengan campuran PS Ball sebagai pengganti pasir dapat menurunkan kuat lentur rata-rata sebesar 27,341% dibandingkan dengan campuran beton tanpa menggunakan PS Ball. Pola retak yang terjadi adalah retak lentur pada beton tanpa campuran PS Ball dan presentase dengan campuran PS Ball hingga 30% dan 45%. Pola retak lentur dan geser terjadi pada kadar PS Ball 35%, 45% dan 50%.


(2)

EXPERIMENTAL STUDY OF THE USED PS BALL

INSTEAD OF SAND ON THE FLEXURAL STRENGTH

Prasthi Aldri Pratiwi NRP:1021009

Supervisor : Ronald Simatupang, S.T., M.T.

ABSTRACT

At this time global warming increase every year, therefore innovation needed to reduced global warming effect. Innovation needed to be sustainable so that it can be used at any time. The materials used in the concrete mix innovation that uses waste materials leftover steel production. The waste used is PS Ball (Precious Slag Ball) as a replacement for sand. PS Ball is harmless and environmentally hospitable technologies produced by independent negative effect on the environment. In connection with this study aims to determine the flexural strength of concrete with and without the use of PS Ball with fc' = 20 MPa at 28 days.

Specimens were used to study the beam flexural strength of concrete is the size of 600 x 150 x 150 mm. The number of specimen flexural strength of concrete is 3 pieces to mix concrete without PS Ball and 30 pieces to the concrete with the addition of PS Ball percentage. Variations in the percentage addition of PS Ball is 0%, 5%, 10%, 15% to 50% as a replacement for of the volume of sand mix.

The results showed that the maximum flexural strength occurs in the mixture without using PS Ball with flexural strength values obtained at 4.254 MPa. While the flexural strength with a mixture of sand instead of PS Ball can lower flexural strength by an average of 27.341% compared to the concrete mix without the use of PS Ball. The pattern of cracks that occur are cracks in the concrete without bending mixture of PS Ball and Ball PS percentage of the mixture up to 30% and 45%. The pattern of bending and shear cracks occurred in the levels of PS Ball 35%, 45% and 50%.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

LEMBAR PENGESAHAN ……….. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ………... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ………. v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ……… vi

KATA PENGANTAR ……….. vii

ABSTRAK ……… ix

ABSTRACT……… x

DAFTAR ISI ………. xi

DAFTAR GAMBAR ……… xiii

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR NOTASI ……….. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1

1.2 Tujuan Penelitian ………. 2

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ………... 2

1.4 Metodologi Penelitian ………. 2

1.5 Sistematika Penulisan ……….. 3

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Beton ………... 4

2.2 Bahan – bahan Penyusun Beton ……….. 7

2.2.1 Bahan Agregat ……… 7

2.2.2 Semen ……….. 9

2.2.3 Air ………... 12

2.3 PS Ball ……….14

2.3.1 Teknologi Slag Atomizing (Slag Atomizing Technology)……..14

2.3.2 Karakteristik PS Ball ………...15

2.4 Kuat Lentur Beton ………... 16

2.4.1 Keruntuhan Lentur Akibat Kondisi Batas ………. 18

2.4.2 Pola Retak Beton ……….18

2.5 Standar Pengujian ……… 20

2.5.1 Standar Pengujian Material ………. 21

2.5.1.1 Standar Pengujian Agregat Halus ……….. 21

2.5.1.2 Standar Pengujian Agregat Kasar ……….. 27

2.5.1.3 Standar Pengujian PS Ball……….32

2.5.2 Standar Pengujian Mix Design ………34

2.5.3 Standar Pengujian Kuat Lentur Beton ……… 38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Flow Chart Penelitian ……….. 40


(4)

3.3.1 Pengujian Agregat Halus ……… 42

3.3.2 Pengujian Agregat Kasar ……… 48

3.3.3 Pengujian PS Ball………... 53

3.4 Perencanaan Campuran Beton ……… 56

BAB IV ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN 4.1 Kuat Tekan Beton ………... 66

4.2 Kuat Lentur Beton ……….. 69

4.2.1 Beton Tanpa Campuran PS Ball………. 69

4.2.2 Beton Dengan Campuran PS Ball……….. 69

4.2.3 Hubungan Kuat Lentur dengan Kuat Tekan Beton ………. 76

4.2.4 Pengaruh Penggunaan PS Ball terhadap kuat lentur Beton …… 80

4.3 Analisis Pola Retak Beton ………... 83

4.4 Analisis Momen Retak Beton ………... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………. 87

5.2 Saran ……… 88

DAFTAR PUSTAKA ………... 89


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pembuatan Semen ………. 11

Gambar 2.2 Proses produksi PS Ball ……….... 14

Gambar 2.3 Butiran PS Ball ………. 15

Gambar 2.4 Kegagalan lentur……….………. 19

Gambar 2.5 Jenis – jenis Retak pada Balok ………. 20

Gambar 2.6 Grafik Gradasi Pasir Kasar (Gradasi No.1) ………... 24

Gambar 2.7 Grafik Gradasi Pasir Sedang (Gradasi No.2) ……… 25

Gambar 2.8 Grafik Gradasi Pasir Agak Halus (Gradasi No.3) ………. 25

Gambar 2.9 Grafik Gradasi Pasir Halus (Gradasi No. 4) ………. 26

Gambar 2.10 Grafik Gradasi Kerikil Ukuran Maksimum 10 mm ……….. 30

Gambar 2.11 Grafik Gradasi Kerikil Ukuran Maksimum 20 mm ……….. 30

Gambar 2.12 Grafik Gradasi Kerikil Ukuran Maksimum 40 mm ……….. 31

Gambar 2.13 Persen pasir terhadap total agregat yang dianjurkan untuk ukuran butir maksimum 10 mm ………. 36

Gambar 2.14 Persen pasir terhadap total agregat yang dianjurkan untuk ukuran butir maksimum 20 ……… 37

Gambar 2.15 Persen pasir terhadap total agregat yang dianjurkan untuk ukuran butir maksimum 40 mm ………. 37

Gambar 3.1 FlowChart Penelitian ……… 40

Gambar 3.2 Benda Uji Balok ………... 41

Gambar 3.3 Pembebanan pada Benda Uji Balok ………. 41

Gambar 3.4 Perbandingan Kadar Organik Agregat Halus ………... 42

Gambar 3.5 Kadar Lumpur Agregat Halus ……….. 43

Gambar 3.6 Kadar Air Agregat Halus ……….. 44

Gambar 3.7 Kondisi SSD Agregat Halus ………. 45

Gambar 3.8 Absorpsi Agregat Halus ………... 46

Gambar 3.9 Batas Gradasi Agregat Halus dalam daerah Gradasi ………47

Gambar 3.10 Berat Isi Kondisi Padat Agregat Halus ……… 48

Gambar 3.11 Kadar Air Agregat Kasar ……….. 49

Gambar 3.12 Absorpsi Agregat Kasar ………... 50

Gambar 3.13 Gradasi Agregat Kasar Ukuran Maksimum 20 mm ………. 51

Gambar 3.14 Berat Isi Kondisi Pengoyangan Agregat Kasar ……… 53

Gambar 3.15 Kadar Air PS Ball……….54

Gambar 3.16 Berat Isi Kondisi Padat PS Ball……… 56

Gambar 3.17 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen dengan benda uji silinder ………. 58

Gambar 3.18 Presentase agregat halus terhadap agregat gabungan untuk ukuran butir maksimum 20 mm dan slump 10 – 30 mm ………… 61

Gambar 3.19 Perkiraan Berat Jenis Beton ………. 62

Gambar 4.1 Hasil Penelitian Kuat Tekan Beton ………. 68

Gambar 4.2 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton ………. 76

Gambar 4.3 Retak Lentur ………. 84


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Unsur Beton ……….. 4

Tabel 2.2 Kelas dan Mutu Beton ………... 6

Tabel 2.3 Perbandingan terhadap kelas semen ………. 9

Tabel 2.4 Kandungan kimia/ ciri fisik PS Ball ……….16

Tabel 2.5 Standar Pengujian ……… ……… 20

Tabel 3.1 Kadar Air Agregat Halus ………. 44

Tabel 3.2 Specific Gravity Agregat Halus ………. 45

Tabel 3.3 Absorpsi Agregat Halus ……… 45

Tabel 3.4 Analisa Saringan Agregat Halus ……….. 46

Tabel 3.5 Berat Isi Gembur cara Lepas Agregat Halus ………47

Tabel 3.6 Berat Isi Padat cara Penusukan Agregat Halus ……… 47

Tabel 3.7 Berat Isi Padat cara Penggoyangan Agregat Halus ………. 48

Tabel 3.8 Kadar Air Agregat Kasar ……….. 49

Tabel 3.9 Specific Gravity Agregat Kasar ………. 50

Tabel 3.10 Absorpsi Agregat Kasar ……… 50

Tabel 3.11 Analisa Saringan Agregat Kasar ……….. 51

Tabel 3.12 Berat Isi Gembur cara Lepas Agregat Kasar ……….. 52

Tabel 3.13 Berat Isi Padat cara Penusukan Agregat Kasar ……….. 52

Tabel 3.14 Berat Isi Padat cara Penggoyangan Agregat Kasar ……….. 52

Tabel 3.15 Kadar Air PS Ball ……….... 54

Tabel 3.16 Berat Isi Gembur cara Lepas PS Ball………. 55

Tabel 3.17 Berat Isi Padat cara Penusukan PS Ball……….. 55

Tabel 3.18 Berat Isi Padat cara Penggoyangan PS Ball ……… 55

Tabel 3.19 Perkiraan kekuatan tekan beton dengan faktor air semen 0,5 ………. 57

Tabel 3.20 Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum untuk berbagai lingkungan ……… 59

Tabel 3.21 Perkiraan kadar air bebas (kg/m3) ……… 60

Tabel 3.22 Formulir Perencanaan Campuran Beton ……….. 64

Tabel 3.23 Komposisi Bahan Campuran Beton untuk Benda Uji Silinder (150 x 150 x 150 mm3) Sebelum dan Sesudah Dikoreksi ………….. 64

Tabel 3.24 Komposisi Bahan Campuran Beton untuk Benda Uji Balok (600 x 150 x 150 mm3) Sebelum dan Sesudah Dikoreksi ………….. 65

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Kuat Tekan Beton ………... 66

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Kuat Tekan Setelah Konversi ………... 67

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Normal ………. 69

Tabel 4.4 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Campuran 5% PS Ball……….. 70

Tabel 4.5 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Campuran 10% PS Ball ……… 70

Tabel 4.6 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Campuran 15% PS Ball……… 71

Tabel 4.7 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Campuran 20% PS Ball………… 72

Tabel 4.8 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Campuran 25% PS Ball ……… 72

Tabel 4.9 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Campuran 30% PS Ball ……… 73

Tabel 4.10 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Campuran 35% PS Ball ……… 73

Tabel 4.11 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Campuran 40% PS Ball ……… 74

Tabel 4.12 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton Campuran 45% PS Ball ……...… 75


(7)

Tabel 4.14 Hasil Penelitian Kuat Lentur Beton rata-rata ……… 76 Tabel 4.15 Perumusan Kuat Lentur terhadap Kuat Tekan pada Balok Beton …… 79 Tabel 4.16 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 5% Ps Ball …………. 80 Tabel 4.17 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 10% Ps Ball………… 80 Tabel 4.18 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 15% Ps Ball ………… 81 Tabel 4.19 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 20% Ps Ball………… 81 Tabel 4.20 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 25% Ps Ball ………… 81 Tabel 4.21 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 30% Ps Ball ………… 81 Tabel 4.22 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 35% Ps Ball ………… 82 Tabel 4.23 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 40% Ps Ball ………… 82 Tabel 4.24 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 45% Ps Ball ………… 82 Tabel 4.25 Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan 50% Ps Ball ………… 82 Tabel 4.26 Presentase Penurunan Kuat Lentur Beton Normal dengan

menggunakan PS Ball ……….. 83 Tabel 4.27 Jenis Retak Balok Beton ………... 85 Tabel 4.28 Momen Retak Balok Beton ………... 86


(8)

DAFTAR NOTASI

a jarak rata-rata antara titik terbelahnya balok ke titik tumpuan terdekat (mm)

A luas penampang benda uji (mm2)

AAbsorpsi berat container (gr)

ASSD berat sampel SSD (gr) b lebar balok (mm)

B berat air (kg/m3)

BAbsorpsi berat sampel SSD (gr)

BSSD berat gelas + air + sampel (gr) C berat agregat halus (kg/m3) Ca absorpsi pada agregat halus (%)

Ck kadar air pada agregat halus (%)

CAbsorpsi berat sampel kering + container (gr)

CSSD berat gelas + air (gr)

D berat agregat kasar (kg/m3) d tinggi balok (mm)

Da absorpsi pada agregat kasar (%)

Dk kadar air pada agregat kasar (%)

fc’ kuat tekan beton (MPa)

fr kuat lentur beton (MPa)

h tinggi balok (mm)

I momen inersia penampang balok terhadap garis netral (mm4)

L jarak diantara 2 titik tumpuan pada pengujian kuat lentur beton (mm)

M momen yang bekerja pada balok (N.mm)

Plentur beban maksimum (N) Ptekan beban hancur (N)

y Jarak dari serat terluar beton hingga sumbu netral (mm)

V Volume mold (mm3)

V1 Tinggi pasir (ml) V2 Tinggi lumpur (ml) W1 Berat container (gr)


(9)

W2 Sampel + container (gr)

W3 Berat sampel (gr)

W4 Berat sampel kering + container (gr)

W5 Sampel kering (gr)

W1 berat isi Berat mold (kg)

W2berat isi Berat mold + agregat (kg) W3 berat isi Berat volume (kg/m3)

Ɛs Regangan baja (mm/mm)


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Benda Uji Kubus ………... 90 Lampiran 2 Foto Benda Uji Balok ……… 92 Lampiran 3 Kelengkapan ……….. 104


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Beton merupakan salah satu campuran yang terdiri dari semen, agregat kasar, agregat halus, dan air yang membentuk masa padat. Didalam dunia konstruksi saat ini beton telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain - lain. Selain beton terdapat juga material lain yang dapat digunakan seperti baja dan kayu. Akan tetapi penggunaan beton lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan baja dan kayu karena penggunaan beton sebagai struktur utama bangunan lebih banyak keuntungannya dibanding dengan komponen lainnya. Keuntungan dari beton antara lain adalah beton mampu menahan gaya tekan dengan baik, biaya pembuatannya relatif murah. Sedangkan kerugian beton adalah beton kurang mampu menahan gaya tarik sehingga mudah retak.

Saat ini pemanasan global meningkat terus menerus per tahunnya, oleh karena itu diperlukan inovasi untuk dapat mengurangi efek dari pemanasan global. Inovasi yang diperlukan haruslah berkelanjutan sehingga bisa digunakan setiap saat. Bahan yang digunakan dalam inovasi campuran beton yaitu menggunakan material limbah sisa produksi baja. Limbah yang digunakan yaitu PS Ball.

PS Ball merupakan singkatan dari Precious Slag Ball, adalah jenis produk yang ramah lingkunganhasil olahan limbah B3 (Bahan Berbahaya, Beracun). PS Ball mulai diproduksi pertama kali di Korea pada tahun 1997 dalam proses SAT

(Slag Atomizing Technology) yang merupakan sistem baru untuk membentuk slag cair menjadi butiran kecil (atomize) dari Electric Arc Furnace (EAF) dengan efisiensi tinggi. Material hasil dari proses SAT berbentuk bola dengan diameter dan ukuran yang berbeda-beda, dan disebut PS Ball. Produksi PS Ball pada tahun 1997 mencapai 1,12 juta ton. Pada tahun 2009 PS Ball direlasikan ke beberapa Negara dan berjumlah 3,4 juta ton. Pada tahun 2008 SAT Plant di PT. Purna Baja Harsco (di dalam kawasan pabrik PT. Krakatau Steel) mulai beroperasi, dengan


(12)

bisa digunakan dalam pembangunan seperti jembatan, kapal-gedung, bendung irigasi.

Dalam penelitian ini digunakan PS Ball dalam campuran bahan material beton sebagai pengganti pasir dengan diameter antara 0,1 sampai 4,5 mm. Dengan adanya bahan yang ramah lingkungan ini diharapkan didapatkan kuat lentur yang lebih baik dibandingkan dengan kuat lentur beton tanpa menggunakan PS Ball.

Kuat lentur diuji untuk mengetahui seberapa besar beton tersebut memikul gaya tarik.

Dalam penelitian ini campuran beton dengan PS Ball dibuat untuk dapat mengetahui kuat lentur beton dengan menggunakan PS Ball.

1.2Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui presentase PS Ball terhadap kuat lentur beton.

2. Membandingkan kuat lentur pada beton yang menggunakan PS Ball dan kuat lentur beton yang tidak menggunakan PS Ball.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut: 1. Rencana campuran beton adalah beton dengan mutu fc’ = 20 MPa.

2. Pembuatan benda uji dengan ukuran 600x150x150 mm3 .

3. Pengujian kuat lentur beton pada umur 28 hari dengan masing – masing benda uji 3 buah.

4. Sebagai perbandingan dibuat benda uji beton tanpa menggunakan PS Ball.

1.4 Metodologi Penelitian

1. Studi literatur sebagai bahan kajian teoritis.

2. Studi eksperimental di Laboratorium Struktur Universitas Kristen Maranatha. 3. Pembahasan hasil penelitian.


(13)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Berisi tentang beton, bahan-bahan penyusun beton, kuat lentur beton, dan standar pengujian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang flowchart penelitian, set up pengujian, pengujian material, dan perencanaan campuran beton.

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Membahas analisis hasil penelitian kuat lentur beton. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(14)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kuat tekan beton rata-rata hasil pengujian sebesar 20,226 MPa. Kuat tekan maksimum berada pada campuran 10% PS Ball dengan kuat tekan rata-rata sebesar 22,373 MPa. Sedangkan, Kuat tekan minimum berada pada campuran 50% PS Ball dengan kuat tekan rata-rata sebesar 13,538 MPa.

2. Kuat lentur maksimum terjadi pada campuran tanpa menggunakan PS Ball

dengan nilai kuat lentur yang didapat sebesar 4,254 MPa. Dan, kuat lentur minimum terjadi pada kadar PS Ball 40% dengan nilai kuat lentur sebesar 2,563 MPa.

3. Presentase penurunan kuat lentur beton tanpa PS Ball dan beton dengan menggunakan PS Ball menurunkan kuat lentur rata-rata sebesar 27,341%. 4. Pola retak yang terjadi adalah retak lentur pada beton normal dan kadar PS

Ball 5% hingga 30% dan 45%. Sedangkan pola retak geser lentur terjadi pada kadar PS Ball 35%, 45% dan 50%.

5. Momen retak maksimum sebesar 2,550 kN.m. terjadi pada beton tanpa campuran PS Ball. Sedangkan Momen retak minimum sebesar 1,463 kN.m terjadi pada campuran 40% kadar PS Ball.


(15)

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh PS Ball dalam campuran beton sebagai pengisi pasir.

2. Perlu diteliti lebih lanjut apabila dalam campuran beton ditingkatkan menjadi kadar 55 - 100% PS Ball sebagai pengganti pasir.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dipohusodo,Istimawan (1999) “Struktur Beton Bertulang berdasar SK -SNI T-15-1991-03”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

2. Nawy, Edward G (1998), “Beton Bertulang: Suatu Pendekatan Dasar”, Bandung : Refika Aditama.

3. Neville, A.M. (1995), “Properties of concrete 4th Ed., Addison Wesley Longman Limited, England”

4. Nilson Arthur H, David Darwin, Charles W. Dolan (2010), “Design of Concrete Struktur”, Singapore.

5. McCormac, Jack C (2004), “Desain Beton Bertulang Edisi Kelima”, Erlangga.

6. Pratikto (2009), “Konstruksi Beton 1”

7. Sagel, R. dkk, (1997), “Pedoman Pengerjaan Beton”, Jakarta : Erlangga 8. SNI 03-2834-2000 : “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton

Normal”, Bandung : LPMB

9. SNI 03-4431-1997 : “Metode Pengujian Kuat Lentur Normal Dengan Dua Titik Pembebanan”, Jakarta

10.SNI 03-2816-1992 : “Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir Untuk Campuran Beton”

11.SNI 03-1967-1990 : “Metode Pengujian Kadar Lumpur Untuk Agregat Halus”

12.SNI 03-1971-1990 : “Metode Pengujian Kadar Air Agregat”

13.SNI 03-1970-2008 : “Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus”

14.SNI 03-1969-2008 : “Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar”

15.SNI 03-1973-2008 : “Metode Pengujian Berat Isi Beton” 16.SNI 03-1972-2008 : “Metode Pengujian Slump Beton” 17.http://purnabajaharsco.blogspot.com diakses September 2013 18.www.berita-iptek.blogspot.com diakses November 2013


(1)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Beton merupakan salah satu campuran yang terdiri dari semen, agregat kasar, agregat halus, dan air yang membentuk masa padat. Didalam dunia konstruksi saat ini beton telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain - lain. Selain beton terdapat juga material lain yang dapat digunakan seperti baja dan kayu. Akan tetapi penggunaan beton lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan baja dan kayu karena penggunaan beton sebagai struktur utama bangunan lebih banyak keuntungannya dibanding dengan komponen lainnya. Keuntungan dari beton antara lain adalah beton mampu menahan gaya tekan dengan baik, biaya pembuatannya relatif murah. Sedangkan kerugian beton adalah beton kurang mampu menahan gaya tarik sehingga mudah retak.

Saat ini pemanasan global meningkat terus menerus per tahunnya, oleh karena itu diperlukan inovasi untuk dapat mengurangi efek dari pemanasan global. Inovasi yang diperlukan haruslah berkelanjutan sehingga bisa digunakan setiap saat. Bahan yang digunakan dalam inovasi campuran beton yaitu menggunakan material limbah sisa produksi baja. Limbah yang digunakan yaitu PS Ball.

PS Ball merupakan singkatan dari Precious Slag Ball, adalah jenis produk yang ramah lingkunganhasil olahan limbah B3 (Bahan Berbahaya, Beracun). PS Ball mulai diproduksi pertama kali di Korea pada tahun 1997 dalam proses SAT

(Slag Atomizing Technology) yang merupakan sistem baru untuk membentuk slag cair menjadi butiran kecil (atomize) dari Electric Arc Furnace (EAF) dengan efisiensi tinggi. Material hasil dari proses SAT berbentuk bola dengan diameter dan ukuran yang berbeda-beda, dan disebut PS Ball. Produksi PS Ball pada tahun 1997 mencapai 1,12 juta ton. Pada tahun 2009 PS Ball direlasikan ke beberapa Negara dan berjumlah 3,4 juta ton. Pada tahun 2008 SAT Plant di PT. Purna Baja Harsco (di dalam kawasan pabrik PT. Krakatau Steel) mulai beroperasi, dengan kapasitas 60.000 ton per tahun. Campuran beton dengan menggunakan PS Ball


(2)

2 Universitas Kristen Maranatha bisa digunakan dalam pembangunan seperti jembatan, kapal-gedung, bendung irigasi.

Dalam penelitian ini digunakan PS Ball dalam campuran bahan material beton sebagai pengganti pasir dengan diameter antara 0,1 sampai 4,5 mm. Dengan adanya bahan yang ramah lingkungan ini diharapkan didapatkan kuat lentur yang lebih baik dibandingkan dengan kuat lentur beton tanpa menggunakan PS Ball.

Kuat lentur diuji untuk mengetahui seberapa besar beton tersebut memikul gaya tarik.

Dalam penelitian ini campuran beton dengan PS Ball dibuat untuk dapat mengetahui kuat lentur beton dengan menggunakan PS Ball.

1.2Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui presentase PS Ball terhadap kuat lentur beton.

2. Membandingkan kuat lentur pada beton yang menggunakan PS Ball dan kuat lentur beton yang tidak menggunakan PS Ball.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut: 1. Rencana campuran beton adalah beton dengan mutu fc’ = 20 MPa.

2. Pembuatan benda uji dengan ukuran 600x150x150 mm3 .

3. Pengujian kuat lentur beton pada umur 28 hari dengan masing – masing benda uji 3 buah.

4. Sebagai perbandingan dibuat benda uji beton tanpa menggunakan PS Ball.

1.4 Metodologi Penelitian

1. Studi literatur sebagai bahan kajian teoritis.

2. Studi eksperimental di Laboratorium Struktur Universitas Kristen Maranatha. 3. Pembahasan hasil penelitian.


(3)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Berisi tentang beton, bahan-bahan penyusun beton, kuat lentur beton, dan standar pengujian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang flowchart penelitian, set up pengujian, pengujian material, dan perencanaan campuran beton.

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Membahas analisis hasil penelitian kuat lentur beton. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(4)

87 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kuat tekan beton rata-rata hasil pengujian sebesar 20,226 MPa. Kuat tekan maksimum berada pada campuran 10% PS Ball dengan kuat tekan rata-rata sebesar 22,373 MPa. Sedangkan, Kuat tekan minimum berada pada campuran 50% PS Ball dengan kuat tekan rata-rata sebesar 13,538 MPa.

2. Kuat lentur maksimum terjadi pada campuran tanpa menggunakan PS Ball

dengan nilai kuat lentur yang didapat sebesar 4,254 MPa. Dan, kuat lentur minimum terjadi pada kadar PS Ball 40% dengan nilai kuat lentur sebesar 2,563 MPa.

3. Presentase penurunan kuat lentur beton tanpa PS Ball dan beton dengan menggunakan PS Ball menurunkan kuat lentur rata-rata sebesar 27,341%. 4. Pola retak yang terjadi adalah retak lentur pada beton normal dan kadar PS

Ball 5% hingga 30% dan 45%. Sedangkan pola retak geser lentur terjadi pada kadar PS Ball 35%, 45% dan 50%.

5. Momen retak maksimum sebesar 2,550 kN.m. terjadi pada beton tanpa campuran PS Ball. Sedangkan Momen retak minimum sebesar 1,463 kN.m terjadi pada campuran 40% kadar PS Ball.


(5)

88 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh PS Ball dalam campuran beton sebagai pengisi pasir.

2. Perlu diteliti lebih lanjut apabila dalam campuran beton ditingkatkan menjadi kadar 55 - 100% PS Ball sebagai pengganti pasir.


(6)

89 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Dipohusodo,Istimawan (1999) “Struktur Beton Bertulang berdasar SK -SNI T-15-1991-03”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

2. Nawy, Edward G (1998), “Beton Bertulang: Suatu Pendekatan Dasar”, Bandung : Refika Aditama.

3. Neville, A.M. (1995), “Properties of concrete 4th Ed., Addison Wesley

Longman Limited, England”

4. Nilson Arthur H, David Darwin, Charles W. Dolan (2010), “Design of Concrete Struktur”, Singapore.

5. McCormac, Jack C (2004), “Desain Beton Bertulang Edisi Kelima”, Erlangga.

6. Pratikto (2009), “Konstruksi Beton 1”

7. Sagel, R. dkk, (1997), “Pedoman Pengerjaan Beton”, Jakarta : Erlangga 8. SNI 03-2834-2000 : “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton

Normal”, Bandung : LPMB

9. SNI 03-4431-1997 : “Metode Pengujian Kuat Lentur Normal Dengan Dua

Titik Pembebanan”, Jakarta

10.SNI 03-2816-1992 : “Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir

Untuk Campuran Beton”

11.SNI 03-1967-1990 : “Metode Pengujian Kadar Lumpur Untuk Agregat Halus”

12.SNI 03-1971-1990 : “Metode Pengujian Kadar Air Agregat”

13.SNI 03-1970-2008 : “Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air

Agregat Halus”

14.SNI 03-1969-2008 : “Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air

Agregat Kasar”

15.SNI 03-1973-2008 : “Metode Pengujian Berat Isi Beton” 16.SNI 03-1972-2008 : “Metode Pengujian Slump Beton”

17.http://purnabajaharsco.blogspot.com diakses September 2013 18.www.berita-iptek.blogspot.com diakses November 2013